Anda di halaman 1dari 187

DAMPAK PEMBANGUNAN TOL CIKOPO-

PALIMANAN TERHADAP KONDISI MATA


PENCAHARIAN DAN PENDAPATAN
MASYARAKAT DESA TEGALKARANG,
PALIMANAN, CIREBON

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK)

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Muhammad Ikrom Rosyidin


NIM 1112015000098

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2017

i
i
iii
i
v
ABSTRA
Muhammad Ikrom Rosyidin (NIM: 1112015000098). Dampak
Pembangunan Jalan Tol Cikopo Palimanan Terhadap Kondisi Mata Pencaharian
dan Pendapatan Di Desa Tegalkarang Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon.
Skripsi. Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembimbing I.
Andri Noor Ardiansyah, M.Si. Pembimbing II. Anissa Windarti, M.Sc.

Pada Proyek Pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan ini ada salah satu desa
yang terkena proyek pembangunan jalan tol tersebut. Nama desanya adalah Desa
Tegalkarang. Di Desa Tegalkarang tersebut terdapat sekitar 187 Meter lahan yang
dibebaskan untuk kegiatan pembangunan jalan tol tersebut. Oleh karena itu penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui dampak pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan
terhadap kondisi mata pencaharian dan pendapatan di Desa Tegalkarang Kecamatan
Palimanan Kabupaten Cirebon.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tegalkarang Kecamatan Palimanan
Kabupaten Cirebon dengan menggunakan pendekatan campuran yang terdiri dari
metode deskriptif kualitatif dan metode deskriptif kuantitatif. Adapun teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan observasi,
wawancara dan angket. Analisis data dilakukan dengan memberikan penjelasan
terhadap data yang telah dikumpulkan dan ditarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan jalan tol Cikopo-
Palimanan berdampak terhadap kondisi mata pencaharian dan pendapatan. Dalam
kondisi mata pencaharian, tidak adanya penambahan jenis mata pencaharian baru
yang ada di Desa Tegalkarang, namun adanya perubahan kuantitas dari beberapa
mata pencaharian yang ada. Sedangkan kondisi pendapatan, terjadi penurunan
pendapatan lebih dominan yang dirasakan oleh responden yang berada di Desa
Tegalkarang setelah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan.

Kata kunci: Pembangunan Jalan Tol, Mata Pencaharian, Pendapatan.

i
ii

ABSTRACT

Muhammad Ikrom Rosyidin (1112018200002). The impact of the


construction of the toll road, Cikopo Palimanan stone Against the conditions of
Livelihood and income in the village of Tegalkarang sub-district of Cirebon district
Palimanan stone. Essay. Education Social Science Faculty of Tarbiyah and
teacher training. State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. Supervisor
I. Andri Noor Ardiansyah M.Si. Supervisor II. Anissa Windarti, M.Sc.

On the toll road construction project Cikopo-Palimanan stone is one of the


villages affected by the toll road construction project, the name of the village is the
village of Tegalkarang. In the village of Tegalkarang there are approximately 187
Metres of land that were released for the toll road construction activities. Therefore,
This research aims to know the impact of the construction of the toll road, Cikopo-
Palimanan stone stone against the eye condition and income to make ends meet in the
village of Tegalkarang sub-district of Cirebon district Palimanan stone stone.
This research was carried out in the village of Tegalkarang sub-district of
Cirebon district Palimanan stone by using a mixed approach that consists of
descriptive method of qualitative and quantitative descriptive methods. As for the
data collection technique in the study done by holding observation, interview and
question form. Data analysis was done by giving an explanation of the data that has
been collected and drawn conclusions.
The results showed that the construction of the toll road, Cikopo-Palimanan
stone affect livelihood and income conditions. In conditions of livelihood, the absence
of the addition of new types of livelihoods in the village Tegalkarang, but any change
in the quantity of some existing livelihood. Whereas the conditions of income, there
was a decrease in revenue more dominant perceived by respondents in the village of
Tegalkarang after the construction of the toll road, Cikopo-Palimanan stone.

Keywords: Construction of toll roads, Livelihoods, Income.

ii
i

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji serta syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT,
karena dengan izin dan ridha-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat
serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW
beserta keluarganya, sahabatnya, dan kepada seluruh umatnya yang mengikuti
ajarannya sampai akhir zaman.
Dalam penyelesaian skripsi ini banyak pihak-pihak yang sangat berjasa
membantu peneliti baik berupa kebijakan, bimbingan moril maupun materil. Oleh
karena itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini, khususnya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu
Penngetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan.
3. Andri Noor Ardiansyah, M.Si Dosen dan Annisa Windarti, M.Sc, yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam membimbing peneliti guna
terselesaikannya skripsi ini.
4. Jakiatin Nisa, M.Pd, Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing
peneliti selama masa perkuliahan dan telah membantu peneliti dalam
membuat skripsi.
5. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah
memberikan ilmu selama perkuliahan hingga akhirnya skripsi ini selesai.
6. Sodikin, M.Si yang telah memberikan bimbingan sehingga peneliti bisa
membuat Peta Digital.
7. Kedua orang tua tercinta (Bpk H. Hasanudin dan Ibu Hj. Rosidah), Kakak
serta (Muhammad Imron, Muhammad Ikhlas S.Pd, Siti Hodijah S.Pd, Siti
Khoiriyah S.Pd, dan Siti Kholilah, S.Pd) beserta kakak-kakak ipar saya yang

iii
iv

telah memberikan do’a dan terus memotivasi peneliti baik secara moril
maupun materil sehingga penelitian skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik
8. Kepada Bpk Sunarto sebagai Kepala Seksi Pemerintahan dan Pemberdayaan
Masyarakat di Desa Tegalkarang yang telah membantu peneliti dalam
perizinan penelitian.
9. Sahabat Peneliti di Cirebon, Saudari Ela Fitria yang telah meluangkan waktu,
pikiran dan tenaganya untuk membantu peneliti untuk mengambil data
dilapangan.
10. Sahabat-sahabat peneliti The Lobby Amar Rasyidillah, Fajar Juliaman,
Fakhurrozi, Mochammad Wildan SR, Dina Khairunnisa, Dessy, Hajar,
Laelatussa’diyah, Nisa Kusuma Wardhani dan Nuning Yulistika S.Pd. yang
selalu memberikan motivasi dan semangat kepada peneliti untuk segera
menyelesaikan skripsi.
11. Kepada Nurlela S.Pd, Winda Septi Kusuma S.Pd, Sheila Muria Prihatini S.Pd,
Nurwidi Oktaria, yang telah membantu dalam bertukar pemikiran dan
pendapatnya kepada peneliti.
12. Kepada keluarga besar pendidikan IPS angkatan 2012.
13. Kepada Geografi Angkatan 2013.
14. Seluruh teman-teman HMJ P.IPS 2013-2015 yang telah memberikan banyak
pengalaman, dan juga ilmu kepada peneliti.
15. Semua pihak yang ikut membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak
dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Semoga semua dorongan, bantuan, dan bimbingannya yang telah diberikan,
dicatat sebagai amal baik dan diterima oleh Allah SWT, Aamiin.
Jakarta, 10 Januari 2017

Muhammad Ikrom Rosyidin

iv
v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

UJI REFERENSI

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIYAH

ABSTRAK...............................................................................................................................i

ABSTRACT............................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR...........................................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................v

DAFTAR TABEL...............................................................................................................viii

DAFTAR GRAFIK...............................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................1

B. Identifikasi Masalah..............................................................................................6

C. Pembatasan Penelitian...........................................................................................7

D. Rumusan Masalah.................................................................................................7

E. Tujuan Penelitian...................................................................................................8

F. Manfaat Penelitian.................................................................................................8

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................10

A. Pembangunan Jalan Tol.....................................................................................10

v
v

1. Pembangunan.................................................................................................10
2. Jalan Tol.........................................................................................................24
3. Jalan Tol Cipali..............................................................................................28
B. Kondisi Mata Pencaharian dan Pendapatan.......................................................29

1. Mata Pencaharian...........................................................................................29
2. Pendapatan.....................................................................................................32
C. Hasil Penelitian yang Relevan...........................................................................37

D. Kerangka Berfikir..............................................................................................45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...........................................................................47

A. Lokasi dan Waktu penelitian..............................................................................47

B. Metode Penelitian..............................................................................................49

C. Populasi dan Sampel..........................................................................................50

D. Teknik Pengumpulan Data.................................................................................52

E. Instrumen Penelitian..........................................................................................54

F. Teknik Analisis Data..........................................................................................57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................................................60

A. Profil Daerah......................................................................................................60

1. Kondisi Umum Daerah Penelitian..................................................................60


2. Kondisi Penduduk Daerah Penelitian.............................................................60
B. Hasil Penelitian..................................................................................................61

1. Deskripsi Data Responden.............................................................................61


2. Data Observasi...............................................................................................66
3. Data Angket....................................................................................................71
4. Data Wawancara............................................................................................75
C. Pembahasan Hasil Penelitian.............................................................................89

vi
vii

1. Kondisi Mata Pencaharian Masyarakat Akibat Dampak Pembangunan Jalan


Tol Cikopo-Palimanan...................................................................................91
2. Kondisi Pendapatan Masyarakat Akibat Dampak Pembangunan Jalan Tol
Cikopo-Palimanan..........................................................................................95
D. Temuan Hasil Penelitian..................................................................................107

E. Keterbatasan Hasil Penelitian..........................................................................108

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................................109

A. kesimpulan.......................................................................................................109

B. Saran.................................................................................................................110

1. Saran-saran...................................................................................................110
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................112

LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii
v

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Panjang Jalan Tol Cikopo-Palimanan............................................................2

Tabel 2.1 Beberapa Penelitian yang Relevan..............................................................44

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian.........................................................................................48

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Wawancara..................................................................55

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Angket.........................................................................56

Tabel 3.4 Pedoman Observasi.....................................................................................57

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Daerah Penelitian................60

Tabel 4.2 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin Di Daerah Penelitian..............62

Tabel 4.3 Tingkat Umur Responden Di Daerah Penelitian.........................................63

Tabel 4.4 Jumlah Responden Menurut Tingkat Pendidikan Di Desa Tegalkaran.......64

Tabel 4.5 Pekerjaan Utama..........................................................................................65

Tabel 4.6 Pekerjaan Utama Mata Pencaharian............................................................72

Tabel 4.7 Pekerjaan Sampingan..................................................................................73

Tabel 4.8 Pendapatan Responden yang Terkena Pembangunan Jalan Tol Cikopo
Palimanan....................................................................................................74

Tabel 4.9 Pendapatan Beserta Mata Pencaharian........................................................99

Tabel 4.10 Mata Pencaharian Pedagang....................................................................100

Tabel 4.11 Mata Pencaharian Petani.........................................................................101

Tabel 4.12 Mata Pencaharian Pegawai Swasta..........................................................103

Tabel 4.13 Mata Pencaharian Lain-lain.....................................................................104

viii
ix

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Grafik Perbandingan Antara Jumlah Penduduk Laki-Laki Dan Perempuan
Di Daerah Penelitian Tahun 2016...............................................................61

Grafik 4.2 Perbandingan Jenis Kelamin......................................................................62

Grafik 4.3 Kelompok Umur Responden......................................................................64

Grafik 4.4 Mata Pencaharian Utama Di Desa Tegalkarang........................................92

Grafik 4.5 Mata Pencaharian Sampingan Di Desa Tegalkarang.................................94

Grafik 4.6 Pendapatan Di Desa Tegalkarang..............................................................97

Grafik 4.7 Pedagang..................................................................................................100

Grafik 4.8 Petani........................................................................................................102

Grafik 4.9 Pegawai Swasta........................................................................................103

Grafik 5.1 Tingkat Pendapatan dengan Jumlah Orang Sebelum Adanya Jalan Tol
Cikopo-Palimanan.....................................................................................109

Grafik 5.2 Tingkat Pendapatan dengan Jumlah Orang Sesudah Adanya Jalan Tol
Cikopo-Palimanan.....................................................................................110

ix
x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Administrasi Kecamatan Palimanan................................................47

Gambar 3.2 Peta Lokasi Penelitian Melalui Google Maps..........................................48

Gambar 3.3 Strategi Embedded Konkuren..................................................................58

Gambar 4.1 Permukiman Penduduk Di Desa Tegalkarang.........................................67

Gambar 4.2 Persawahan Di Desa Lungbenda Berbatasan dengan Desa Tegalkarang

68 Gambar 4.3 Jalan Di Desa Tegalkarang.................................................................69

Gambar 4.4 Pedagang..................................................................................................70

x
xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Bimbingan Skripsi


Lampiran 2 : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 3 : Instrumen Wawancara
Lampiran 4 : Instrumen Angket
Lampiran 5 : Instrumen Observasi
Lampiran 6 : Transkrip Wawancara
Lampiran 7 : Lembar Angket Penelitian
Lampiran 8 : Lembar Hasil Observasi
Lampiran 9 : Laporan Registrasi Penduduk
Lampiran 10 : Peta Administrasi Kecamatan Palimanan
Lampiran 11 : Dokumentasi Penelitian di Desa
Tegalkarang Lampiran 12 : Lembar Uji Referensi

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada tahun 2015, pemerintah Republik Indonesia yang dipimpin oleh
Presiden Joko Widodo melakukan peresmian sebuah jalan tol baru yang diberi
nama Cipali atau kepanjangan dari Cikopo-Palimanan. Peresmian jalan tol
Cipali ini dilakukan pada tanggal 13 Juni 2015
Menelusuri sejarah proyek jalan tol ini cukup panjang. Konsep
ataupun ide untuk membangun jalan tol Cipali ini sudah ada sejak tahun 1996.
Terbukti dengan adanya catatan dari Dinas Bina Marga Kabupaten Subang
tahun 1996. Namun sayangnya proyek tersebut mandek akibat krisis moneter
yang terjadi pada 1998.1 Di era presiden setelah Soeharto, pembangunan ini
tidak direalisasikan. Kemudian baru pada era Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono atau biasa dikenal SBY pembangunan jalan tol Cipali tersebut
dijalankan, lebih tepatnya pada tahun 2011 dan pembangunan ini di bawah
koordinasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan dikerjakan oleh PT. Lintas
Marga Swadaya (LMS).
Tol Cikopo-Palimanan ini merupakan tol terpanjang di pulau Jawa
saat ini dengan panjang mencapai 116 kilometer yang menjadikan para
pengguna jalan yang akan melewati tol tersebut dapat mengurangi waktu
tempuh sekitar 40 menit dari pada melewati jalan Pantai Utara atau disebut
Pantura. Jika diperinci ternyata pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan ini
dibuat di atas lahan yang luasnya mencapai ±1.080,69 hektar. Tol ini
melewati 5 kabupaten di Jawa aarat karta, Subang, Indram itu Kabupaten Purwaayu

1
Istianur, I.P. (2015), Perjalanan Pembangunan Tol Cipali Melewati 6 Era Kepemimpinan,
(online). Tersedia: http://bisnis.liputan6.com/read/2254656/perjalanan-pembangunan- tol-cipali-
melewati-6-era-kepemimpinan-ri (23 September 2015).

1
2

Majalengka dan Cirebon. Di Kabupaten Cirebon sendiri, tol ini melewati


Kecamatan Palimanan. Pembangunan tol ini terbagi dalam 6 seksi sebagai
berikut:
Tabel. 1.1 Panjang Tol Cikopo-Palimanan
No Seksi Panjang
1 Seksi I Cikopo-Kalijati 29,12 km
2 Seksi II Kalijati-Subang 9,56 km
3 Seksi III Subang-Cikedung 31,37 km
4 Seksi IV Cikedung-Kertajati 17,66 km
5 Seksi V Kertajati-Sumberjaya 14,51 km
6 Seksi VI Sumberjaya-Palimanan 14,53 km
Total 116,75 km
Sumber: http://infotol.org/2015/10/02/sejarah-singkat-jalan-tol-cikampek-palimanan/

Jalan tol Cikopo ini diharapkan dapat memperlancar kegiatan


transportasi yang ada di pulau Jawa khususnya di Jawa Barat dan juga sebagai
salah satu solusi untuk memecah kepadatan jalur Pantura pada saat adanya
arus mudik lebaran dan arus balik.
Namun ternyata dengan diresmikannya pembangunan jalan tol
tersebut tidak lepas dari berbagai masalah yang timbul dengan adanya jalan
tol Cikopo-Palimanan. Seperti tingginya tingkat kecelakaan yang ada di tol
Cikopo-Palimanan tersebut. Salah satu contohnya adalah kecelakaan yang
terjadi pada Minggu 5 Juli 2015 lalu sebuah minibus menabrak sebuah truk
tangki, akibat kecelakaan tersebut merenggut 7 korban jiwa.2 Menurut Wakil

2
Pasca-Kecelakaan Maut, 9 Kiai Tahlil Bersama di Tol Cipali
http://tv.liputan6.com/read/2268719/pasca-kecelakaan-maut-9-kiai-tahlil-bersama-di-tol-cipali, diakses
pada tanggal 05 Maret 2017 pukul 08.17 WIB
3

Gubernur Jawa Barat yaitu serangkaian kecelakaan yang terjadi di jalan tol
Cikopo-Palimanan tersebut murni karena faktor kelalaian manusia.3
Selain karena faktor kelalaian manusia yang mengakibatkan tingginya
angka kecelakaan di jalan tol Cipali, faktor dari rute jalan tol Cipali yang lurus
dan juga mulus. Menurut Wagub Jabar juga mengatakan “karena lurus itulah
menjadi letih”.4 Walaupun sudah diresmikan namun ternyata fasilitas-fasilitas
pendukung yang berada di jalan tol Cipali masih sangat minim. Seperti
fasilitas rambu-rambu, marka jalan, penerangan jalan umum. Minimnya
fasilitas tersebut pula yang menjadikan kekhawatiran karena dapat memicu
rawan kecelakaan.5
Jalan tol Cikopo-Palimanan yang melewati Purwakarta, Subang,
Indramayu, Majalengka dan sampai Cirebon ini, diantaranya melewati lahan
yang membentang membelah sawah sehingga para petani kesulitan untuk
menuju ke lahan pertaniannya atau sawah karena tertutup jalan tol Cikopo-
Palimanan tersebut. Sebagai contoh seperti masyarakat yang berada di
wilayah Majalengka tepatnya di Desa Bongas Kulon para petani melakukan
aksi demo “menuntut agar ada pengganti akses jalan menuju lahan pertanian
mereka, yang kini tertutup oleh ruas tol Cikampek-Palimanan-Kertajati”.6
Potensi masalah lain dari pembangunan atau adanya tol yaitu harga tanah di
sekitar jalan tol Cikopo-Palimanan menurut Indonesia Property Watch (IPW)
bisa naik, peningkatan harga lahan tersebut dapat mempersulit Masyarakat

3
Kukuh Saokani, (2015), Wagub Jabar: Kecelakaan di Tol Cipali Karena Human Error
http://news.liputan6.com/read/2267946/wagub-jabar-kecelakaan-di-tol-cipali-karena-human-error,
diakses pada tanggal 05 Maret 2017 pukul 08.54 WIB
4
Kukuh Saokani, (2015), Wagub Jabar: Kecelakaan di Tol Cipali Karena Human Error
http://news.liputan6.com/read/2267946/wagub-jabar-kecelakaan-di-tol-cipali-karena-human-error,
diakses pada tanggal 05 Maret 2017 pada pukul 08.54 WIB
5
Yugi Prasetyo, (2015), Fasilitas Tol Cipali Masih Memprihatinkan,
https://daerah.sindonews.com/read/1020026/151/fasilitas-tol-cipali-masih-memprihatinkan-
1435983439, diakses pada pukul 05 Maret 2017 pada pukul 09.22 WIB
6
Tati Purnawati, (2015), Bupati Majalengka Desak Pengelola Tol Penuhi Tuntutan Warga,
http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2015/06/03/329677/bupati-majalengka-desak-pengelola-tol-
penuhi-tuntutan-warga, diakses pada tanggal 05 Maret 2017 pada pukul 09.47 WIB
4

Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk memiliki rumah.7 Sehingga para


pemilik modal besar atau pengembang dapat tertarik membangun hunian atau
perumahan di sekitar jalan tol Cikopo-Palimanan yang imbasnya yaitu
mendirikan perumahan atau huniannya di lahan pertanian. Seperti yang di
tuturkan oleh Ali Tranghada seorang Direktur Eksekutif IPW bahwa “jangan
salahkan pengembang kalau bangun rumah di lahan pertanian, karena itu izin
dari Pemerintah Daerah. Jadi masalah tata ruang dan perizinan mesti
diperjelas”.8 Jika pembangunan itu terjadi di lahan pertanian, maka akan
menjadikan para petani akan kehilangan lahan pertanian seperti sawah.
Di wilayah lain yaitu di sekitaran jalan pantai utara Jawa atau yang
biasa di kenal dengan Pantura. Muncul permasalahan baru yang timbul karena
para pengguna jalan pribadi dan juga bus antar kota yang biasanya melewati
jalur Pantura yang ingin pergi dari Banten, Jakarta, dan Jawa Barat, sekarang
banyak yang lebih memilih menggunakan jalan tol Cikopo-Palimanan.
Sehingga masalah yang timbul adalah menurunnya omzet atau pendapatan
yang di peroleh para pedagang, rumah makan dan juga Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Umum (SPBU) yang ada di sepanjang jalur Pantura.
Menurut humas Polri, penurunan omzet pedagang mencapai 50 persen
dari tahun sebelum adanya jalan tol Cikopo-Palimanan.9 Data dari hasil
survey Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPWBI) Cirebon yang
mengungkapkan sedikitnya 70 persen usaha di jalur Pantura Cirebon
mengalami gulung tikar menurut penuturan dari Budi Saharjo sebagai ketua
tim survey dampak tol Cipali, bahkan 68-70 persen pengusaha restoran di

7
Fiki Ariyanti, (2015), Harga Tanah di Sekitar Tol Cipali Bisa Meroket 20 Persen
http://bisnis.liputan6.com/read/2279767/harga-tanah-di-sekitar-tol-cipali-bisa-meroket-20-persen,
diakses pada tanggal 05 Maret 2017 pada pukul 10.13 WIB
8
Fiki Ariyanti, (2015), Harga Tanah di Sekitar Tol Cipali Bisa Meroket 20 Persen,
http://bisnis.liputan6.com/read/2279767/harga-tanah-di-sekitar-tol-cipali-bisa-meroket-20-persen,
diakses pada tanggal 05 Maret 2017 pada pukul 10.13 WIB
9
Tol Cipali Menyusutkan Pendapatan Masyarakat, http://geotimes.co.id/tol-cipali-
menyusutkan-pendapatan-masyarakat/#gs.XQQi4nU, diakses pada tanggal 06 Maret 2017 pada pukul
07.46 WIB
5

kawasan Pantura tutup sejak jalur tol sepanjang 116 km itu di buka. 10 Budi
juga mengatakan bahwa “keberadaan tol Cipali bukan hanya menguntungkan
pengguna jalan saja, melainkan keberadaan tol ini justru cenderung membuat
usaha yang ada di sepanjang Jalur Pantura gulung tikar”.11
Salah satu tempat atau wilayah yang dilewati oleh pembangunan jalan
tol Cikopo-Palimanan ini adalah di Kecamatan Palimanan. Di Kecamatan
Palimanan ini terdapat 3 desa yang terkena efek dari adanya pembangunan
jalan tol Cikopo-Palimanan ini, yaitu Desa Tegalkarang, Desa Lungbenda dan
Desa Pegagan. Ketiga desa tersebut mengalami pembebasan lahan di sebagian
letak lahan yang berdekatan dengan jalan tol Cikopo-Palimanan tersebut. Oleh
karena itu dilakukan sosialisasi untuk pembebasan lahan di beberapa lahan di
3 desa tersebut yang sudah di mulai sejak 2009, dan setiap desa memiliki
seorang fasilitator desa yang bertugas sebagai penjembatan antara masyarakat
desa dengan pihak dari PT.LMS dalam berkomunikasi.
Ketiga desa tersebut lahan yang dibebaskan berupa jalan raya yang di
perlebar guna untuk kelancaran menuju pintu masuk dan juga pintu keluar
jalan tol Cikopo-Palimanan. Di Desa Tegalkarang sendiri, desa yang menjadi
salah satu dari 3 desa yang menjadi daerah yang berdekatan dengan jalan tol
Cikopo-Palimanan terkena pembebasan lahan untuk pelebaran jalan tersebut.
Lahan yang terkena pembebasan seluas 187 Meter berupa rumah-
rumah dan juga lahan kantor Desa Tegalkarang. Desa Tegalkarang merupakan
desa yang berada dekat dengan jalur tol Cikopo-Palimanan, Posisi desa ini
terbelah menjadi dua karena di lalui oleh jalan Pantura, sehingga mata
pencaharian yang berada di samping jalan Pantura tersebut adalah sebagai
pedagang makanan, toko sembako, bengkel dan lain sebagainya yang letaknya
10
Panji Prayitno, (2015), 70 Persen Usaha di Pantura Gulung Tikar Akibat Cipali?
http://regional.liputan6.com/read/2400643/70-persen-usaha-di-pantura-gulung-tikar-akibat-cipali,
diakses pada tanggal 06 Maret 2017 pada pukul 08.08 WIB
11
Panji Prayitno, (2015), 70 Persen Usaha di Pantura Gulung Tikar Akibat Cipali?
http://regional.liputan6.com/read/2400643/70-persen-usaha-di-pantura-gulung-tikar-akibat-cipali,
diakses pada tanggal 06 Maret 2017 pada pukul 08.33 WIB
6

di depan rumah dan juga pekerja, dan mata pencaharian sebagian


masyarakatnya lainnya adalah bertani yang letaknya berada di bagian
belakang desa.
Karena jalur Pantura yang membelah Desa Tegalkarang tersebut,
menjadi akses keluar para pengguna jalan tol Cipali di wilayah Palimanan,
maka dilakukanlah pelebaran jalan dengan membebaskan lahan atau
bangunan yang bersampingan dengan jalur Pantura tersebut. Akibatnya
masyarakat yang rumahnya terkena pembebasan lahan bangunannya dapat
menimbulkan masalah di desa tersebut seperti adanya perubahan mata
pencaharian bagi masyarakat yang mata pencahariannya sebagai pedagang
yang berada di rumah.
Ada juga kemungkinan penurunan tingkat pendapatan yang diperoleh
oleh masyarakat di Desa Tegalkarang yang memiliki mata pencaharian
sebagai pedagang akibat adanya jalan tol Cikopo-Palimanan yang menjadikan
para pengguna jalan lebih memilih tol tersebut seperti yang di alami oleh para
pedagang di wilayah jalur Pantura lainnya. Dari pemaparan hal tersebut
peneliti merasa tertarik dan berkeinginan untuk menganalisis dampak atau
akibat apa saja yang di rasakan oleh masyarakat yang terkena adanya jalan tol
Cikopo-Palimanan tersebut, khususnya di wilayah Desa Tegalkarang. Untuk
itu peneliti mengambil judul “Dampak Pembangunan Jalan Tol Cikopo-
Palimanan Terhadap Kondisi Mata Pencaharian dan Pendapatan
Masyarakat Desa Tegalkarang Kecamatan Palimanan Kabupaten
Cirebon.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat masalah-masalah
yang berkaitan dengan penelitian ini. Masalah tersebut di identifikasikan
sebagai berikut:.
7

1. Tingginya tingkat kecelakaan di tol Cikopo-Palimanan salah satu


faktornya karena masih minimnya fasilitas-fasilitas pendukung di jalan tol
tersebut.
2. Para petani kesulitan untuk pergi ke sawah mereka dikarenakan akses
jalan yang tertutup jalan tol Cikopo-Palimanan.
3. Tanah di sekitar jalan tol Cikopo-Palimanan harganya akan semakin
meningkat yang akan mempersulit masyarakat berpenghasilan rendah
untuk membangun rumah, jika para pengembang membangun rumah di
sekitar jalan tol Cikopo-Palimanan.
4. Menimbulkan ketertarikan para pengembang untuk membangun
perumahan di sekitaran jalan tol Cikopo-Palimanan, yang dapat
mengurangi lahan persawahan.
5. Menurunnya omzet atau pendapatan pengusaha di sepanjang jalur Pantura
menurun karena hadirnya jalan tol Cikopo-Palimanan.
6. Adanya perubahan mata pencaharian bagi masyarakat yang lahannya
terkena pembebasan lahan karena pembangunan tol Cikopo-Palimanan.

C. Pembatasan Masalah
Setelah peneliti memaparkan latar belakang masalah yang terjadi, agar
penelitian tidak meluas, maka peneliti memfokuskan penelian terhadap
dampak pembangunan jalan tol terhadap mata pencaharian dan pendapatan
masyarakat di Desa Tegalkarang setelah selesainya pembangunan jalan tol
Cikopo-Palimanan (Cipali).

D. Rumusan Masalah
Agar dapat memfokuskan penelitan yang dilakukan oleh peneliti,
peneliti membuat beberapa pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut:
8

1. Bagaimana dampak pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan terhadap


kondisi mata pencaharian masyarakat di Desa Tegalkarang?
2. Bagaimana dampak pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan terhadap
kondisi pendapatan Masyarakat di Desa Tegalkarang?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan sebelumnya,
maka terdapat beberapa tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dampak pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan
terhadap mata pencaharian masyarakat di Desa Tegalkarang.
2. Untuk mengetahui dampak pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan
terhadap pendapatan masyarakat di Desa Tegalkarang.

F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dikemukakan, hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait antara
lain sebagai berikut:
1. Teoritis
a. Sebagai pengetahuan yang baru bagi pembaca yang ingin mengetahui
lebih dalam mengenai pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan.
b. Sebagai referensi untuk melakukan kajian ataupun penelitian yang
terkait dengan pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan di Desa
Tegalkarang Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon.
2. Praktis
a. Sebagai salah satu informasi deskripsi bagi pemerintah mengenai
dampak pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan di Desa
Tegalkarang Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon.
9

b. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk mengetahui kondisi


ekonomi masyarakat di Desa Tegalkarang Kecamatan Palimanan
Kabupaten Cirebon.
c. Sebagai salah satu sumber data dan informasi bagi pengembangan
penelitian selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Pembangunan Jalan Tol


1. Pembangunan
a. Pengertian Pembangunan
Pengertian pembangunan memiliki arti yang berbeda-beda
tergantung dari sudut mana kita melihatnya dan waktu yang dituju.
Pembangunan dilakukan karena adanya kebutuhan masyarakat yang harus
terpenuhi. Pembangunan tersebut bisa berupa sarana dan prasarana seperti
jembatan, jalan, pembangunan ibadah dan sarana transportasi.
Pembangunan itu sendiri selalu berkaitan erat dengan bidang ekonomi.
Pengertian pembangunan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah “hal (cara, perbuatan, dsb) membangun”. 1 Beberapa tokoh
mendefinisikan pembangunan menurut sudut pandangnya masing-masing.
Pada masa Orde Baru, seorang ahli ekonomi Widjoyo Nitisastro (2010:9)
mendefinisikan “pembangunan merupakan proses menurut waktu, suatu
proses transportasi yang merupakan suatu breakthrough dari keadaan
ekonomi yang terhenti (stagnant) ke suatu pertumbuhan kumulatif yang
bersifat terus-menerus”.2
Selain itu, menurut Sondang P.Siagian definisi pembangunan
adalah “rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara
terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu Negara bangsa menuju
modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation-building)”.3

1
Dendy Sugono, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), h.135
2
Budi Winarno, Etika Pembangunan, (Yogyakarta:Center for Academic Publishing
Service,2013), h. 38
3
Sondang P Siagian, Administrasi Pembangunan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), h.4

10
1

Dalam sudut pandang sosiologi, menurut Soerjono Soekanto


mendefinisikan pembangunan merupakan suatu proses perubahan disegala
bidang kehidupan yang dilakukan secara sengaja berdasarkan suatu
rencana tertentu”.4 Menurut Soerjono Soekanto “proses pembangunan
terutama bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik
secara spiritual, maupun material”.5 Dalam sudut pandang ekonomi
pembangunan sendiri berkaitan dengan ekonomi. Atau lebih ditunjukkan
kepada pengertian pembangunan ekonomi. Menurut Meier dalam Marzali
dari sudut pandang ekonomi mengemukakan “pembangunan berarti suatu
proses dimana real per capita income dari suatu negara meningkat dalam
suatu masa panjang, dan dalam masa yang bersamaan jumlah penduduk
yang di bawah garis kemiskinan, tidak bertambah, dan distribusi pendapat
tidak makin senjang”.6
Pengertian pembangunan menurut para ahli sebagaimana yang
dikutip oleh Redatin Parwadi adalah sebagai berikut:
1. Pendapat dari Rogers dan Schoemaker (1971)
Pembangunan adalah suatu jenis perubahan sosial, dimana ide-
ide baru diperkenalkan kepada suatu sistem sosial untuk
mendapatkan pendapatan per-kapita dan tingkat kehidupan
yang lebih tinggi melalui metode produksi yang lebih modern
dan organisasi sosial yang lebih baik. Pembangunan adalah
modernisasi pada tingkat sistem sosial.
2. Pendapat Kleinjans (1975)
Pembangunan pada akhirnya bukanlah soal teknologi atau
GNP (Gross National Product), tetapi pencapaian pengetahuan
dan keterampilan baru, tumbuhnya suatu kesadaran baru,

4
Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pres, 2013), h. 360
5
Ibid.
6
Amri Marzali, Antropologi & Pembangunan Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 62
1

perluasan wawasan manusia, meningkatnya semangat


kemanusiaan, dan suntikan kepercayaan diri.
3. Pendapat Rogers (1983)
Pembangunan adalah suatu proses perubahan sosial dengan
partisipatori yang luas dalam suatu masyarakat yang
dimaksudkan untuk kemajuan material (termasuk bertambah
besarnya keadilan, kebebasan, dan kualitas lainnya yang
dihargai) untuk mayoritas melalui kontrol yang lebih besar
yang mereka peroleh terhadap lingkungan mereka.
4. Pendapat Todaro (1994)
Todaro menyatakan bahwa pembangunan secara tradisional
mengandung pengertian kapasitas perekonomian nasional,
yang kondisi perekonomian awalnya kurang lebih berada
dalam keadaan statis untuk jangka waktu yang lama, untuk
menghasilkan dan mempertahankan tingkat kenaikan produk
nasional kotor (PNK) sekitar 5%-7% setahun. Selanjutnya
todaro menekankan pentingnya pembangunan pada Negara-
negara berkembang karena kondisinya sangat memprihatinkan,
terutama kemiskinan dan ketidakberdayaan. Todaro (2000),
juga mengatakan bahwa pembangunan merupakan suatu
perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap
masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap
mengejar pertumbuhan ekonomi, mengatasi ketimpangan
pendapatan serta pengentasan kemiskinan.
5. Menurut Haryono (2010)
Pembangunan adalah suatu proses perubahan yang
direncanakan untuk mencapai tujuan yang lebih baik bagi
1

masyarakat, dan dilakukan dengan norma-norma atau nilai-


nilai tertentu.7
Berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh dan dari sudut pandang
yang berbeda-beda dapat disimpulkan bahwa pembangunan adalah
kegiatan perubahan yang direncanakan, untuk meningkatkan taraf hidup
manusia baik dalam segi sosial maupun ekonomi.
b. Konsep-konsep Pembangunan
Konsep pembangunan memiliki tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan manusia. Beberapa konsep-konsep pembangunan,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Konsep Pembangunan yang Berorientasi pada Pertumbuhan
(Pertumbuhan Ekonomi)
Konsep pembangunan dengan sudut pandang ekonomi dimulai
pada abad ke 18. Konsep pembangunan ini dinamakan dengan
pertumbuhan ekonomi. Menurut Adam Smith dalam Ginandjar
Kartasasmita adalah “proses pertumbuhan dimulai apabila
perekonomian mampu melakukan pembagian kerja (division of
labor)”.8
Menurut Harrod-Domar dalam Ginandjar Kartasasmita
pertumbuhan ekonomi akan ditentukan oleh dua unsur pokok, yaitu
pada tingkat tabungan (investasi) dan produk modal (capital output
ratio)”.9 Jadi bisa disimpulkan dari pendapat Harrod-Domar semakin
tabungan yang dimiliki masyarakat bisa meningkatkan investasi yang
selanjutnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tetapi
pertumbuhan ekonomi bisa menurun apabila tingkat produktivitasnya
rendah.
7
Redatin Parwadi, Sosiologi Pembangunan, (Jakarta:Untan Press, 2013), h.37-39
8
Ginandjar Kartasasmita. Konsep Pembangunan yang Berakar Pada Masyarakat. (Surabaya:
t.p., 1997), h.3
9
Ibid.
1

Konsep pembangunan ini yang mengutamakan bidang


ekonomi tidak dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat, karena dalam
“tiga dasawarsa (1940-1970) menunjukkan bahwa yang terjadi adalah
rakyat dilapisan bawah tidak senantiasa menikmati cucuran hasil
pembangunan seperti yang diharapkan itu”.10
2. Konsep Pembangunan Kebutuhan Dasar/Kesejahteraan
(Kebutuhan Dasar)
Konsep kebutuhan dasar manusia atau basic human needs ini
lahir dan berkembang sekitar tahun 1981. Strategi dari konsep ini
adalah dengan menyediakan public services dan juga jaminan bagi
masyarakat miskin agar dapat menikmati layanan tersebut. Konsep ini
berpandangan perlu adanya pembaharuan-pembaharuan yang
dilakukan oleh Negara atau bangsa dan tidak hanya memperhatikan
tujuan sosial ekonomi.
3. Konsep Pembangunan yang Berpusat pada Manusia
Konsep yang terakhir adalah konsep pembangunan manusia.
Tujuan utama dari adanya konsep ini adalah “menciptakan lingkungan
yang memungkinkan masyarakatnya untuk menikmati kehidupan yang
kreatif, sehat dan berumur panjang”.11 Keterkaitan antara pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan manusia tak dapat muncul begitu saja, dan
pertumbuhan produksi serta pendapatan menurut pandangan ini adalah
hanya sebuah alat yang menunjukan bahwa tujuan sebenarnya dari
pembangunan, tentu pembangunan manusianya sendiri.
Ada tiga indikator dari pembangunan manusia (human
development index) yang dibuat oleh UNDP (united nations
development programme), yaitu kesehatan sebagai ukuran longevity,

10
Ibid.5
11
Ibid. h.8
1

pendidikan sebagai ukuran knowledge, dan tingkat pendapatan riil


sebagai ukuran living standards12.
Jadi dalam konsep pembangunan selama ini terdiri dari tiga pandangan
yaitu pandangan pembangunan dari pertumbuhan ekonomi, kebutuhan dasar
dan pembangunan yang berpusat pada manusia. Demikian beberapa konsep
pembangunan yang berkembang sejauh ini.
c. Tujuan Pembangunan
Menurut Todaro ada tiga tujuan pembangunan yang harus dimiliki
oleh masyarakat. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan ketersediaan dan perluasan distribusi barang-
barang kebutuhan hidup yang pokok seperti makanan, tempat
tinggal, kesehatan dan perlindungan.
2. Peningkatan standar hidup yang bukan hanya berupa
peningkatan pendapatan tetapi ketersediaan lapangan kerja
yang lebih banyak, pendidikan yang lebih baik, serta perhatian
lebih besar terhadap nilai-nilai budaya dan kemanusiaan.
3. Perluasan pilihan ekonomi dan sosial yang tersedia bagi
individu dan bangsa secara keseluruhan, yang tidak hanya
membebaskan mereka dari kungkungan sikap menghamba dan
perasaan bergantung kepada orang dan Negara-negara lain
tetapi juga dari berbagai faktor yang enyebabkan kebodohan
dan kesengsaraan.13
d. Dampak Positif dan Negatif
Kegiatan pembangunan memiliki dampak positif dan negatif.
Dampak berkelanjutan menurut Emil Salim, yaitu:
1) Dampak positif dari pembangunan yaitu:

12
Ginandjar Kartasasmita. Konsep Pembangunan yang Berakar Pada Masyarakat.
(Surabaya: t.p., 1997), h.9
13
Michael P. Todaro dan Stephen C. Smith, Pembangunan Ekonomi, (Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2011), h. 27
1

a) Meningkatkan kualitas hidup


Menurut WHO (dalam Nofitri, 2009) “kualitas hidup sebagai
persepsi individu mengenai posisi mereka dalam kehidupan dilihat
dari konteks budaya dan sistem dimana mereka tinggal serta
hubungannya dengan tujuan, harapan, standar, hal-hal lain yang
menjadi perhatian individu”.14 Dengan adanya pembangunan maka
kualitas yang dimiliki mereka dapat lebih meningkat karena
adanya pembangunan. Contohnya ketika masyarakat yang ada di
pedesaan dahulu susah untuk pergi ke kota tetapi setelah adanya
pembangunan seperti jalan tol atau jalan raya maka masyarakat di
pedesaan dapat pergi ke kota dengan lebih mudah.
b) Turunnya angka kematian
Menurut badan pusat statistik, kematian adalah “keadaan
menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen,
yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup”. 15 Jadi dengan
adanya pembangunan, dampak positif yang di rasakan adalah
menurunnya angka kematian karena sarana dan prasarana dari
adanya pembangunan. Seperti pembangunan rumah sakit dan
pembangunan tempat pembuangan sampah sehingga lingkungan
menjadi lebih bersih.
c) Meningkatkan kesejahteraan
Menurut Astriana Widyastuti pengertian kesejahteraan adalah
“kondisi manusia dimana orang-orangnya dalam keadaan makmur
dalam keadaan sehat, dan damai sehingga untuk mencapai kondisi
itu orang tersebut memerlukan suatu usaha sesuai kemampuan
14
Nofitri, Gambaran Kualitas Hidup Penduduk Dewasa pada Lima Wilayah Jakarta,
Skripsi, Depok: Universitas Indonesia. Depok 2009. h. 11, tidak dipublikasikan.
15
Badan Pusat Statistik, Mortalitas, 2016, h. 1
http://daps.bps.go.id/file_artikel/70/MORTALITAS.pdf 15 September 2016.
1

yang dimilikinya”.16 Seperti halnya meningkatkan kualitas hidup,


maka dampak positif dari adanya pembangunan adalah
meningkatnya kesejahteraan yang dirasakan oleh manusia karena
sarana dan prasarana yang dibutuhkan masyarakat tersedia.
2) Dampak negatif dari pembangunan yaitu:
a) Berkurangnya sumber daya
Sumber daya yang berkurang yang dimaksud adalah sumber
daya alam. Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang
terkandung atau terdapat di alam”.17 Dampak dari adanya
pembangunan diantaranya adalah sumber daya berkurang karena
dalam setiap pembangunan pasti akan ada daerah yang digusur
atau terbongkar. Seperti penebangan hutan untuk pembangunan
jalan.
b) Pencemaran lingkungan18
Pencemaran lingkungan adalah “masuknya limbah hasil
kegiatan manusia kedalam suatu wilayah tertentu sehingga kualitas
lingkungan wilayah tersebut menjadi berubah tidak sesuai lagi
dengan peruntukannya”.19 dengan adanya pembangunan bisa
terjadi pencemaran lingkungan dari hasil pembangunan yang
dilakukan. Seperti contoh pembangunan jalan yang dapat
mengakibatkan polusi udara karena debu dari hasil perataan jalan

16
Astriana Widyastuti, Analisis Hubungan antara Produktivitas Pekerja dan Tingkat
Pendidikan Pekerja terhadap Kesejahteraan Keluarga di Jawa Tengah Tahun 2009,
Economics Development Analysis Journal, 2009, h. 3
17
Nurhadi, dkk., Jelajah Cakrawala Sosial IPS untuk Kelas VIII SMP/MTs, (Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009). h. 152
18
Suci Puji Astuti. Pengaruh pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan terhadap kondisi
sosial ekonomi masyarakat di kecamatan Kalijati kabupaten Subang.Skripsi. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung, 2014. h. 17, tidak dipublikasikan.
19
Sugiharsono, dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII Edisi 4,(Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, 2008). h. 39
1

dan polusi suara karena kerasnya suara mesin-mesin dalam


membuat jalan yang membuat masyarakat sekitarnya terganggu.
e. Peran Pemerintah dalam Pembangunan
Dalam kegiatan pembangunan maka tidak akan terlepas dari peran
pemerintah didalamnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Peran
adalah “perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan dalam masyarakat”.20 Kata peran menurut Soerjono
Soekanto adalah “peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan
(status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan.21
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
peran merupakan fungsi seseorang yang memiliki kedudukan dan tugas
dalam masyarakat. Maka peran pemerintah dapat dipahami sebagai fungsi
pemerintah dalam menjalankan tugas dimasyarakat.
Peran Pemerintah dalam pembangunan menurut Siagian aparatur
pemerintah memainkan peranan yang dominan dalam proses
pembangunan. Peran aparatur pemerintah yang diantaranya adalah sebagai
stabilisator, katalisator, modernisator, kepeloporan dan orientasi kerja.
kegiatan pembangunan tertentu. Untuk lebih rinci penjelasan tersebut
dijelaskan sebagai berikut:
1. Stabilisator, peran pemerintah adalah stabilitas mutlak perlu
terpelihara dalam kehidupan suatu Negara bangsa. Tanpa adanya
stabilitas, keamanan, ketertiban, kerukunan akan terganggu.
Bahkan kegiatan pembangunan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan seluruh rakyat akan tidak berhasil.

20
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h.854
21
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012),
h. 212.
1

2. Katalisator,aparatur pemerintah harus mampu berperan


memperlancar terjadinya perubahan yang akan membawa dampak
positif di samping secara dini mampu mendeteksi perubahan yang
akan berdampak negatif serta akan mengambil langkah-langkah
preventif yang diperlukan. Salah satu indikator keberhasilan
aparatur pemerintah memainkan peranan tersebut ialah apabila
perubahan tersebut terjadi tanpa adanya berbagai gejolak sosial.
3. Modernisator, melalui pembangunan, setiap Negara ingin menjadi
Negara yang kuat, mandiri, diperlakukan sederajat oleh Negara-
negara lain. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan antara
lain: penguasaan ilmu pengetahuan, kemampuan dan kemahiran
manajerial, kemampuan mengolah kekayaan alam yang dimiliki
sehingga memiliki nilai tambah yang tinggi, sistem pendidikan
nasional yang andal yang menghasilkan sumber daya manusia
yang produktif, landasan kehidupan politik yang kukuh dan
demokratis, memiliki visi yang jelas tentang masa depan yang
diinginkan sehingga berorientasi pada masa depan.
4. Kepeloporan, selaku pelopor aparatur pemerintah dapat
memainkan peranan penting dalam memperkenalkan dan
membantu masyarakat menerapkan cara-cara kerja baru tersebut,
misalnya melalui penyuluhan, penerangan, percontohan dan lain
sebagainya. Aparatur pemerintah akan mampu memainkan
peranan tersebut apabila dikalangan mereka sendiri terdapat jiwa
kepeloporan. Artinya peranan penting itu dapat dimainkan secara
efektif apabila aparatur pemerintah sendiri tidak puas dengan cara-
cara kerja yang rutinistik, mekanistik dan repetitif.
5. Orientasi Kerja, apapun yang dilakukan oleh aparatur pemerintah,
kesemuanya harus dikaitkan dengan dan diarahkan kepada
2

tercapainya tujuan Negara yang bersangkutan. Telah umum


diketahui bahwa tujuan akhir suatu Negara jangkauan waktunya
jauh kedepan dan sifatnya pun relatif tidak terbatas. Pada hal
sarana dan prasarana, tenaga dan kemampuan untuk mencapai
tujuan tersebut selalu terbatas, oleh karena itu orientasi kerja yang
tepat dianut oleh aparatur pemerintahan adalah efisiensi,
efektivitas dan produktivitas kerja.22

Menurut Blakely dalam Mudrajad Kuncoro memiliki pandangan


tersendiri tentang peran pemerintah. Blakely mengemukakan bahwa
“peran pemerintah dapat mencakup peran-peran wirausaha (entrepreneur),
koordinator, fasilitator dan stimulator”.23 Berikut ini beberapa penjelasan
tentang pemerintah tersebut:
1. Wirausaha, Pemerintah daerah dapat memanfaatkan potensi tanah
dan bangunan untuk tujuan bisnis. Tanah atau bangunan dapat
dikendalikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan konservatif atau
alasan-alasan lingkungan lainnya, dapat juga untuk alasan
perencanaan pembangunan atau juga dapat digunakan untuk
tujuan-tujuan lain yang bersifat ekonomi.
2. Koordinator, pemerintah daerah dapat bertindak sebagai
koordinator untuk menetapkan kebijakan atau mengusulkan
strategi-strategi bagi pembangunan di daerahnya. Lebih jauh lagi,
peran koordinator pemerintah dalam pembangunan ekonomi dapat
melibatkan kelompok-kelompok masyarakat dalam
mengumpulkan dan mengevaluasi informasi-informasi ekonomi
seperti tingkat ketersediaan pekerjaan, angkatan kerja,

22
Sondang P Siagian, Kerangka Dasar Ilmu Administrasi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001),
h.135-142
23
Mudrajad Kuncoro, Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan,
Strategi, dan Peluang, (Jakarta: Erlangga, 2004), h. 113
2

pengangguran, dan jumlah perusahaan. Dapat juga bekerjasama


dengan lembaga pemerintahan, badan usaha, dan kelompok
masyarakat lain untuk menyusun tujuan, perencanaan dan strategi
ekonomi.
3. Fasilitator, pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan
melalui perbaikan lingkungan perilaku didaerahnya. Peran ini
dapat meliputi pengefisienan proses pembangunan, perbaikan
prosedur perencanaan dan penetapan peraturan.
4. Stimulator, pemerintah daerah dapat menstimulasi penciptaan dan
pengembangan usaha melalui tindakan-tindakan khusus yang akan
mempengaruhi perusahaan-perusahaan untuk masuk ke daerah
tersebut dan menjaga agar perusahaan-perusahaan yang ada tetap
berad di daerah tersebut.berbagai macam fasilitas dapat disediakan
untuk menarik pengusaha untuk masuk, misalnya dengan
menyediakan bangunan-bangunan yang dapat disewa untuk
menjalankan usaha dengan potongan biaya sewa pada beberapa
tahun pertama.24

Peran pemerintah Indonesia dalam pembangunan pun tercantum


dalam Undang-Undang No.25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional bahwa pada pasal 1 ayat 2 “Pembangunan
Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua, komponen bangsa
dalam rangka mencapai tujuan bernegara”25.
Selanjutnya tahun 2007 pemerintah mengeluarkan kelanjutan dari
program pembangunan nasional tersebut yang tertulis pada UU Republik

24
Ibid. h.113-114
25
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. h.2
Tersedia dari situs http://bappenas.go.id/id/data-dan-informasi-utama/produk-hukum-peraturan-
perundangan/undang-undang/uu-no25-tahun-2004-tentang-sistem-perencanaan-pembangunan-
nasional-sppn/ diakses pada 13 Januari 2017 pukul 07.15 WIB.
2

Indonesia No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka


Panjang Nasional Tahun 2005-2025.
“RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya
Pemerintahan Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
yaitu untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial
dalam bentuk rumusan Visi, Misi dan Program Presiden”26.

Jadi kesimpulan dari Undang-Undang tersebut menurut saya


adalah bahwa rencana pembangunan jangka panjang nasional tersebut
merupakan kelanjutan atau sebagai pendajabaran dari Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
f. Kebijakan dan Strategi Pembangunan
Pembangunan ekonomi merupakan upaya yang dilakukan Negara
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh Indonesia.
Kebijakan dan strategi pembangunan ekonomi secara mengesankan dan
mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
Visi Pembangunan Nasional tahun 2005-2025 adalah Indonesia
yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur. Sementara itu, misi
pembangunan nasional:
1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing
3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hokum
4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan

26
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, tersedia pada situs
https://ppidkemkominfo.files.wordpress.com/2015/02/uu-no-17-th-2007.pdf diakses pada 13 Januari
2017 pukul 07.30 WIB
2

6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari


7. Mewujudkan Indonesia menjadi Negara kepulauan yang mandiri,
maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional
8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia
international.27

Mengacu pada permasalahan dan tantangan yang dihadapi bangsa


dan Negara Indonesia, maka arah kebijakan umum pembangunan nasional
adalah:
a. Arah kebijakan umum untuk melanjutkan pembangunan mencapai
Indonesia yang sejahtera,
b. Arah kebijakan umum untuk memperkuat pilar-pilar demokrasi
dengan penguatan yang bersifat kelembagaan dan mengarah pada
tegaknya ketertiban umum, penghapusan segala macam
deskriminasi, pengakuan dan penerapan hak asasi manusia serta
kebebasan yang bertanggung jawab
c. Arah kebijakan umum untuk memperkuat dimensi keadilan dalam
semua bidang termasuk pengurangan kesenjangan pendapatan,
pengurangan kesenjangan pembangunan antar daerah (termasuk
desa-kota).28

Dengan demikian dapat dipahami bahwa pembangunan ekonomi


sangat diperlukan untuk membangun suatu bangsa dan Negara seperti
Negara yang masih berkembang seperti Indonesia. Visi, Misi
pembangunan nasional dan arah kebijakan pembangunan tersebut sangat
memperhatikan kesenjangan yang terjadi antara desa dan kota. Untuk
membuat Negara Indonesia menjadi makmur dan sejahtera semua sektor

27
Alam S Ekonomi Kurikulum 2013 (Jakarta: Esis, 2014), h. 13
28
Alam S, Ekonomi Kurikulum 2013 (Jakarta: Esis, 2014), 14
2

pembangunan wajib dijalankan tidak hanya untuk membangun kota yang


metropolis namun juga mensejahterakan kehidupan di desa
2. Jalan Tol
a. Pengertian Jalan Tol
Jalan tol atau yang bisa disebut juga dengan jalan bebas hambatan
merupakan salah satu cara pemerintah untuk agar dapat mewujudkan
pembangunan secara merata dan sebagai salah satu cara agar
mempercepat pelayanan pengiriman jasa distribusi dan para pengguna
jalan tol pun harus membayar sejumlah uang agar bisa menggunakan jalan
tersebut. Adapun pengertian jalan tol berdasarkan pada PP No.15 Tahun
2005 tentang jalan, “jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian
dari sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunaannya
diwajibkan membayar tol”.29 Pengertian Tol menurut Peraturan
Pemerintah tersebut adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk
penggunaan jalan tol.
b. Tujuan Pembangunan Jalan Tol
Adanya suatu kegiatan seperti jalan tol pasti memiliki maksud dan
tujuan. Maksud dan tujuan dari adanya pembangunan jalan tol menurut
pasal 2 PP No. 15 Tahun 2005 adalah:
“Penyelenggaraan jalan tol dimaksudkan untuk mewujudkan
pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya serta keseimbangan
dalam pengembangan wilayah dengan memperhatikan keadilan,
yang dapat dicapai dengan membina jaringan jalan yang dananya
berasal dari pengguna jalan. Adapun Penyelenggaraan jalan tol
bertujuan meningkatkan efisiensi pelayanan jasa distribusi guna
menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi diwilayah yang
sudah tinggi tingkat perkembangannya.”30

29
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol, h. 2
30
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol, h.2
tersedia pada situs http://bpjt.pu.go.id/uploads/files/24/3969cbc1c2f79a1b351a2d0946ba6c0b.pdf.
Diakses pada tanggal 13 januari 2017 pukul 08.13 WIB
2

Berdasarkan penjelasan peraturan di atas dapat disimpulkan bahwa


pembangunan jalan tol memiliki tujuan agar terciptanya pemerataan
pembangunan dan dapat meningkatkan pertumbuhan bisa dalam bidang
ekonomi maupun sosial.
c. Manfaat Jalan Tol
Adapun manfaat pembangunan jalan tol adalah sebagai berikut:
1. Pembangunan jalan tol akan berpengaruh pada perkembangan
wilayah & peningkatan ekonomi.
2. Meningkatkan mobilitas dan aksestabilitas orang dan barang.
3. Pengguna jalan tol akan mendapatkan keuntungan berupa
penghematan biaya operasi kendaraan (BOK) dan waktu
disbanding apabila melewati jalan non tol.
4. Badan usaha mendapatkan pengembalian investasi melalui
pendapatan tol yang tergantung pada kepastian tarif tol.31

Selain manfaat adanya jalan tol, ada beberapa kelebihan jalan tol
yang tidak dimiliki oleh jalan non tol, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Berkurangnya waktu tempuh jika dibandingkan pada jalan non
tol. Saat melewati persimpangan, pengguna jalan diharuskan
berhenti dan menunggu. Sehingga kondisi tersebut
menyebabkan banyak waktu yang terbuang.
2. Pertimbangan keselamatan lalu-lintas diprioritaskan. Tingkat
kecelakaan pada jalan tol dipengaruhi oleh faktor geometric
jalan. Sebagai contoh, dengan pelebaran lajur, pelebaran bahu
jalan, tersedianya lajur pendakian dan pemisahan tengah
(median) dapat mengurangi tingkat kecelakaan lalu-lintas.

31
Eva Vamela, Pengaruh Rencana Pembangunan Jalan Tol Cikopo Palimanan terhadap
Perubahan Orientasi Mata Pencaharian Petani di Kabupaten Subang,Skripsi pada Sarjana
Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, Bandung , 2012. h. 20, tidak dipublikasikan.
2

3. Penghematan biaya operasi, konsumsi bahan bakar, polusi


udara dan kebisingan. Pengoperasian kendaraan yang lebih
halus dan penghentian kendaraan sesedikit mungkin dapat
mengurangi konsumsi bahan bakar serta operasi lainnya.
Berkurangnya konsumsi bahan bakar selanjutnya mengurangi
polusi udara.
4. Kendaraan dapat bergerak tanpa rintangan sepanjang waktu
tanpa terhalang akibat adanya persimpangan atau perpotongan
sebidang dengan jalan non tol.32

d. Syarat Jalan Tol


Jalan tol merupakan jalan yang berbeda dari jalan umum maka ada
beberapa syarat dan spesifikasi yang harus dimiliki dalam
penyelenggaraan jalan tol. Syarat teknisnya diatur dalam PP No. 15
Tahun 2005 yaitu sebagai berikut:
1. Jalan tol mempunyai tingkat pelayanan keamanan dan
kenyamanan yang lebih tinggi dari jalan umum yang ada dan
dapat melayani arus lalu lintas jarak jauh dengan mobilitas
tinggi.
2. Jalan tol yang digunakan untuk lalu lintas antarkota didesain
berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 80 (delapan
puluh) kilometer per jam, dan untuk jalan tol di wilayah
perkotaan didesain dengan kecepatan rencana paling rendah 60
(enam puluh) kilometer per jam.
3. Jalan tol didesain untuk mampu menahan muatan sumbu
terberat (MST) paling rendah 8 (delapan) ton.

32
Ibid. 22
2

4. Setiap ruas jalan tol harus dilakukan pemagaran, dan


dilengkapi dengan fasilitas penyebrangan jalan dalam bentuk
jembatan atau terowongan.
5. Pada tempat-tempat yang dapat membahayakan pengguna jalan
tol, harus diberi bangunan pengaman yang mempunyai
kekuatan dan struktur yang dapat menyerap energy benturan
kendaraan.
6. Setiap jalan tol wajib dilengkapi dengan aturan perintah dan
larangan yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas, marka
jalan, dan/ atau alat pemberi isyarat lalu lintas.
7. Pada setiap jalan tol harus tersedia sarana komunikasi, sarana
deteksi pengamanan lain yang memungkinkan pertolongan
dengan segera sampai ketempat kejadian, serta upaya
pengamanan terhadap pelanggaran, kecelakaan dan gangguan
keamanan lainnya.
8. Pada jalan tol antar kota harus tersedia tempat istirahat dan
pelayanan untuk kepentingan pengguna jalan tol. Disediakan
paling sedikit satu untuk setiap jarak 50 (lima puluh) kilometer
pada setiap jurusan33.
Setelah mengemukakan syarat teknis jalan tol. Selanjutnya adalah
spesifikasi yang harus dimiliki jalan tol, spesifikasinya adalah seperti yang
terkandung dalam PP No. 15 Tahun 2005:
1. Tidak ada persimpangan sebidang dengan ruas jalan lain atau
dengan prasarana transportasi lainnya.

33
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol, h.2-3
tersedia pada situs http://bpjt.pu.go.id/uploads/files/24/3969cbc1c2f79a1b351a2d0946ba6c0b.pdf.
Diakses pada tanggal 13 januari 2017 pukul 08.13 WIB
2

2. Jumlah jalan masuk dan jalan keluar ked an dari jalan tol
dibatasi secara efisien dan semua jalan masuk dan jalan keluar
harus terkendali secara penuh.
3. Jarak antar simpang susun, paling rendah 5 (lima) kilometer
untuk jalan tol luar perkotaan dan paling rendah 2 (dua)
kilometer untuk jalan tol dalam perkotaan.
4. Jumlah lajur sekurang-kurangnya dua lajur per arah.
5. Menggunakan pemisah tengah atau median
6. Lebar bahu jalan sebelah luar harus dapat dipergunakan
sebagai jalur lalu-lintas sementara dalam keadaan darurat34.

3. Jalan Tol Cipali


a. Profil dan Sejarah Singkat Jalan Tol Cipali
Nama jalan tol Cipali memiliki kepanjangan dari Cikopo dan
Palimanan yang merupakan kota yang menjadi titik awal dan akhir
jalan tol tersebut. Jalan tol ini mulai dibangun dari tahun 2011 dan
selesai pada tahun 2015. Jalan tol Cipali ini merupakan jalan tol
terpanjang yang ada di Indonesia saat ini yang panjangnya mencapai
116,75 km. Jalan tol ini dikelola oleh PT LMS (Lintas Marga Sedaya).
Proyek jalan tol ini merupakan bagian dari JTTJ (Jalan Tol Trans
Jawa) yang menjadi penghubung antara Merak, Banten sampai dengan
Banyuwangi di Jawa Timur.
Awalnya “ide pembangunan tol tersebut sudah ada sejak
kepemimpinan Presiden Soeharto, hal itu tercatat di data Dinas Bina
Marga Kabupaten Subang sejak 1996”. 35
tetapi ide pembangunan ini

34
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol, h.3
tersedia pada situs http://bpjt.pu.go.id/uploads/files/24/3969cbc1c2f79a1b351a2d0946ba6c0b.pdf.
Diakses pada tanggal 13 januari 2017 pukul 08.13 WIB
35
Ilyas Istianur Praditya, Perjalanan Pembangunan Tol Cipali Melewati 6 Era
Kepemimpinan RI, 2016, http://bisnis.liputan6.com/read/2254656/perjalanan-pembangunan-tol-cipali-
melewati-6-era-kepemimpinan-ri
2

terhenti karena pada tahun 1998 Indonesia terkena krisis moneter yang
mengakibatkan Presiden Soeharto mundur dari jabatannya.
Kemudian dalam kepemimpinan Presiden Habibie,
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati, belum juga
dilanjutkan. Kemudian di masa kepemimpinan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono proyek pembangunan jalan tol ini mulai di
jalankan. Di bawah koordinasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum,
pembangunan ini memiliki enam seksi. Pembangunan “seksi I,
Cikopo-Kalijati sepanjang 29,12 km, seksi II, Kalijati-Subang
sepanjang 9,56 km, seksi III Subang-Cikedung sepanjang 31,37 km.
kemudian dilanjutkan seksi IV Cikedung-Kertajati 17,66 km, seksi V
Kertajati-Sumberjaya 14,51 km dan seksi VI Sumberjaya-Palimanan
14,53 km.
Dengan adanya jalan Tol Cipali ini dapat mengurangi jarak
tempuh sampai 40 km atau 1,5 jam lebih cepat disbanding melewati
jalur Pantura. Tol Cipali ini memiliki delapan rest area yang tersebar
di beberapa titik. Tarif masuk kedalam jalan tol Cipali saat ini sebesar
Rp. 96.000,- .Jalan tol ini resmi di buka pada tanggal 13 Juni 2015
oleh Presiden Jokowi

B. Kondisi Mata Pencaharian dan Pendapatan


1. Mata Pencaharian
a. Pengertian Mata Pencaharian
Dalam kehidupan manusia, memiliki mata pencaharian merupakan
suatu hal yang harus dimiliki. Maka dari adanya mata pencaharian
tersebut manusia dapat memiliki pendapatan yang dapat digunakan untuk
memenuhi kehidupannya sebagai manusia. Menurut kamus besar bahasa
Indonesia mata pencaharian adalah “pekerjaan atau pencaharian utama
3

(yang dikerjakan untuk biaya sehari-hari)”.36 Menurut Didang Setiawan


mendefiniskan bahwa mata pencaharian merupakan suatu kegiatan sehari-
hari penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya”. 37
Sedangkan menurut I Wayan Legawa pengertian dari mata pencaharian
adalah “kegiatan ekonomi penduduk terutama pekerjaan utama”.38
Jadi kesimpulan dari beberapa pendapat tersebut bahwa mata
pencaharian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat agar
kebutuhan hidupnya terpenuhi dan merupakan pekerjaan yang sehari-hari
dilakukan.
b. Jenis Mata Pencaharian
Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia harus memiliki
mata pencaharian. Mata pencaharian akan berbeda disetiap daerahnya
karena dipengaruhi oleh kondisi geografis permukaan bumi. Mata
pencaharian sendiri memiliki dua macam yaitu mata pencaharian dibidang
pertanian dan dibidang non pertanian.
1) Mata pencaharian di bidang Pertanian
Beberapa mata pencaharian dibidang pertanian diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Pertanian: “merupakan usaha pengelolaan tanah untuk
pembudidayaan tanaman pangan”39. Contoh dari pertanian
seperti persawahan, tegalan dan perladangan.
b. Perkebunan: “merupakan kegiatan pertanian yang
diusahakan secara intensif untuk menghasilkan produk

36
Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007). h.
722
37
Didang Setiawan, Pengetahuan Sosial 1:SMP/MTs Kelas VII¸(Jakarta : Pusat Pembukuan
Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 187
38
I Wayan Legawa, dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial,(Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen
Pendidikan Nasional, 2008), h. 345
39
Suprihartoyo,Djuminah, Esti Dwi Wardayati, Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP dan
MTS Kelas VII, (Jakarta: Pustaka Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 264
3

tanaman yang bisa dijual atau diperdagangkan”.40


Contohnya adalah perkebunan teh, kopi, kelapa sawit dan
cengkeh.
c. Peternakan: “merupakan usaha memelihara dan
membudidayakan hewan ternak untuk dapat diambil
manfaatnya”.41 Contohnya adalah peternakan sapi,
kambing, domba, kelinci, burung puyuh dan ayam.
d. Perikanan: “merupakan usaha pemeliharaan,
pembudidayaan, dan penangkapan ikan”.42 Perikanan pun
dibedakan menjadi dua ada perikanan darat ada perikanan
laut.
e. Kehutanan: merupakan “usaha penggunaan lahan untuk
tanaman hutan”.43 Hutan pun dibedakan menjadi hutan
produksi dan hutan alam.
2) Mata Pencaharian Di Bidang Non Pertanian
Mata pencaharian di bidang non pertanian diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Pertambangan: “usaha manusia dalam menemukan,
menggali, dan mengelola barang-barang tambang”.44
Barang tambang dibedakan menjadi tiga yaitu barang
tambang berbentuk energi, mineral logam, dan mineral
bukan logam.

40
I Wayan Legawa, dkk., op. cit., h. 189
41
Ibid. h. 189-190
42
Didang Setiawan, op. cit., h. 188
43
I Wayan Legawa, dkk., op. cit., h. 190
44
Ibid. h. 192
3

b. Perindustrian: “merupakan kegiatan mengelola bahan


mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi
dengan menggunakan sarana dan peralatan”.45
c. Pariwisata: “perjalanan dengan tujuan rekreasi”.46 Mata
pencaharian di bidang ini seperti menyediakan penginapan,
dan agen perjalanan.
d. Jasa: “usaha manusia untuk membantu manusia lainnya
dalam mencapai atau melaksanakan sesuatu”.47 Contoh dari
mata pencaharian ini diantaranya adalah sebagai supir,
masinis, pilot, guru, dosen, penjahit dan penerjemah.
2. Pendapatan
a. Pengertian Pendapatan
Dari adanya mata pencaharian, manusia dapat memiliki
pendapatan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-
hari. Tetapi setiap manusia menghasilkan pendapatan yang berbeda-beda
tergantung mata pencaharian yang dimilikinya. Pengertian pendapatan
sendiri memiliki perbedaan dari dua sudut ilmu, yaitu ilmu ekonomi dan
ilmu akuntansi. Pengertian pendapatan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia pendapatan adalah “hasil bekerja (usaha dsb); penghasilan;
pencarian; penemuan (terhadap sesuatu yang tidak ada sebelumnya)”.48
Menurut Mahyu Danil mengemukakan bahwa “pendapatan
seseorang dapat didefinisikan sebagai banyaknya penerimaan yang dinilai
dengan satuan mata uang yang dapat dihasilkan seseorang atau suatu
bangsa dalam periode tertentu”.49 Namun menurut Mubyarto

45
Didang Setiawan, op.cit., h. 189
46
Suprihartoyo, Djuminah, Esti Dwi Wardayati, op.cit., h. 271
47
Ibid.
48
Dendy Sugono, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), h. 317
49
Mahyu Danil, Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Konsumsi Pada Pegawai Negeri
Sipil Di Kantor Bupati Kabupaten Bireun, Jurnal Ekonomi Universitas Almuslim Bireuen Vol.IV No.
7, 2013, h. 37.
3

mengemukakan “pendapatan adalah hasil berupa uang atau Material


lainnya”.50 Sedangkan menurut Reksoprayitno mendefinisikan
“pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang
diperoleh pada periode tertentu”.51
Dalam sudut pandang ekonomi, pendapatan menurut Sadono
Sukirno mengemukakan bahwa “pendapatan pribadi dapat diartikan
sebagai semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan yang diperoleh
tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun, yang diterima oleh penduduk
sesuatu Negara”.52
Dalam sudut pandang akuntansi sendiri, pengertian pendapatan
menurut Hery adalah “arus masuk aktiva atau peningkatan lainnya atas
aktiva atau penyelesaian kewajiban entitas (atau kombinasi dari keduanya)
dari pengiriman barang, pemberian jasa atau aktivitas lainnya yang
merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan”.53
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia mendefinisikan pendapatan
adalah “arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang berasal dari kontribusi penanaman
modal”.54
Sedangkan dalam APB (Accounting Principles Board) pendapatan
adalah “kenaikan kotor aktiva atau penurunan kotor hutang yang diakui
dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum yang berasal

50
Ibid
51
Ibid
52
Sadono Sukirno, Makro ekonomi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 1996), hal. 49
53
Hery, Cara Mudah Memahami Akuntansi: Inti Sari Konsep Dasar Akuntansi, (Jakarta:
Prenada Media Grup, 2012), h. 82
54
Imam Ghozali dan Anis Chariri, Teori Akuntansi, (Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro,2007), h. 297
3

dari kegiatan perusahaan berorientasi laba yang dapat mengubah ekuitas


pemilik”55
Dari pemaparan tentang definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
pendapatan merupakan balas jasa yang bisa berupa gaji, sewa, bunga dan
keuntungan sehingga bertambahnya asset yang dihasilkan dalam waktu
tertentu.
b. Jenis-Jenis Pendapatan
Ada beberapa jenis pendapatan yang dapat diterima oleh
seseorang, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Gaji: adalah pendapatan yang bersifat kontinu atau terus
menerus dan dalam jumlah relatif tetap sebagai balas jasa dari
suatu pekerjaan formal.
2. Upah: adalah pendapatan yang bersifat tidak menentu dan
dalam jumlah yang relatif berbeda sebagai balas jasa dari
pekerjaan nonformal.
3. Sewa: adalah pendapatan dari pemanfaatan sumber daya.
4. Bonus: adalah pendapatan tambahan karena bekerja melebihi
target tertentu
5. Hadiah: adalah pendapatan dari hasil prestasi yang telah
diraih.56
Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Indah Dwi
Septiyani pendapatan dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Pendapatan berupa barang
Pendapatan berupa barang merupakan semua penghasilan yang
diterima dalam bentuk barang atau jasa. Barang atau jasa yang
diterima dinilai dengan harga pasar sekalipun tidak diimbangi
ataupun transaksi uang yang dinikmati barang atau jasa

55
Ibid, h.296
56
Suprihartoyo,Djuminah, Esti Dwi Wardayati, op.cit., h.277
3

tersebut. Demikian juga penerimaan barang secara Cuma-


Cuma, pembelian barang dengan harga subsidi atau reaksi
demi majikan merupakan pendapatan berupa barang.
2. Pendapatan berupa uang
Pendapatan berupa uang merupakan penghasilan yang diterima
biasanya sebagai balas jasa, misalnya dari majikan, pendapatan
bersih dari usaha sendiri, dan pekerjaan bebas, pendapatan dari
penjualan barang-barang yang dipelihara dari halaman rumah,
hasil investasi seperti modal, tanah, uang pensiunan, jaminan
sosial serta keuntungan sosial.57
c. Kebutuhan Manusia
Dengan adanya pendapatan, manusia dapat memenuhi apa yang
mereka butuhkan, walau kebutuhan manusia sifatnya tidak terbatas.
Menurut Mulyono Sumardi dah Hans Dieter Evers mengatakan bahwa
"Kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar atau basic human needs
dapat dijelaskan sebagai kebutuhan yang sangat penting guna
kelangsungan hidup manusia, baik yang terdiri dari kebutuhan atau
konsumsi individu (makan, perumahan, pakaian) maupun
keperluan pelayanan sosial tertentu (air minum, sanitasi,
transportasi, kesehatan dan pendidikan)”.58
Kebutuhan bisa diartikan sebagai “keinginan manusia yang harus
dipenuhi”.59 Jadi bisa disimpulkan bahwa kebutuhan adalah keinginan
yang diperlukan oleh manusia untuk kelangsungan hidupnya.

57
Indah Dwi Septiyani, “Kajian Sosial Ekonomi Rumah Tangga yang Terkena Proyek
Pembangunan Jalan Tol Seksi 2 Ungaran-aawean” Skripsi pada Respository Universitas Negeri
Semarang. Semarang, 2012. h. 21-22 tidak dipublikasikan.
58
Mulyono Sumardi dan Hans Dieter Evers, ed, Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok (Jakarta:
Rajawali, 1982), h.2
59
Rogers Pakpahan, dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial VIII, (Jakarta: Pusat Perbukuan,
Kementerian Pendidikan Nasional, 2010), h. 163.
3

Adapun macam macam kebutuhan manusia menurut Ridwan


Halim diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Menurut Tingkat Kepentinganya
a. Kebutuhan Primer adalah “kebutuhan yang pemenuhannya
tidak dapat ditunda agar kehidupannya dapat berlangsung
secara layak”.60 Contoh dari kebutuhan primer adalah
seperti makan, minum, punya tempat tinggal dan pakaian.
b. Kebutuhan Sekunder adalah “Kebutuhan yang tidak
mendesak dan pemenuhannya dilakukan setelah kebutuhan
primer terpenuhi”. 61
contoh dari kebutuhan sekunder
adalah sepeda motor, tv, mesin cuci, kebutuhan hiburan
dan juga rekreasi.
c. Kebutuhan Tersier adalah “kebutuhan yang pemenuhannya
dilakukan setelah kebutuhan primer dan sekunder”.62
Contoh dari kebutuhan tersier adalah perhiasan, kendaraan
mewah dan rumah kedua.
2) Menurut cara pemenuhannya
a. Cukup Satu kali: “benda yang dibutuhkan itu tidak habis
dalam satu kali pemakaian sehingga dapat dipakai dalam
waktu yang relatif lama”.63 Contohnya adalah rumah,
kendaraan, perkakas rumah tangga.
b. Harus berulang kali: “benda yang dibutuhkan habis dalam
satu atau hanya beberapa kali pemakaian saja sehingga
waktu yang relatif singkat kebutuhan akan benda yang

60
Ibid. h. 164
61
Ibid. h. 165
62
Sutarto, dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2008), h. 172
63
Ridwan Halim, Hak Milik Keadilan dan Kemakmuran Tinjauan Falsafah Hukum,
(Jakarta:Balai Aksara, 1986). h. 15.
3

sama tersebut sudah harus terpenuhi lagi”.64 Contohnya


adalah bahan pangan, bahan dasar produksi.
3) Menurut tujuan pemenuhannya
a. Untuk memproduksi barang lain atau jasa: “benda produksi
yaitu benda yang dipakai untuk menghasilkan benda lain
atau jasa”.65 Contohnya adalah mesin-mesin pabrik.
b. Untuk langsung dikonsumsi: “benda konsumsi, yaitu benda
yang langsung dipakai untuk memenuhi kebutuhan yang
dihadapi”.66 Contohnya adalah rumah, sandang pangan,
kendaraan pribadi.
4) Menurut waktu pemenuhannya67
a. Untuk masa sekarang: “kebutuhan yang tidak dapat ditunda
lagi pemenuhannya”.68 contohnya adalah rumah,
kendaraan, gaji, kebutuhan akan makan, kebutuhan akan
obat.
b. Untuk masa yang akan datang: “kebutuhan yang akan
dipenuhi dimasa yang akan datang meskipun
penyediaannya perlu dipersiapkan dari sekarang”.69
Contohnya adalah tabungan, asuransi dan uang pensiunan.
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis juga menelusuri karya
ilmiah yang relevan dengan dampak pembangunan jalan tol dari berbagai
sudut pandang. Akhirnya penulis menemukan beberapa hasil penelitian yang
relevan. Diantaranya adalah sebagai berikut:

64
Ibid.
65
Ibid.
66
Ibid.
67
Ibid.
68
Rogers Pakpahan, dkk., op.cit, h. 166
69
Ibid
3

1. Judul relevan; “Pengaruh pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan


terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di kecamatan Kalijati
kabupaten Subang”, Skripsi, karya Suci Puji Astuti, 2014. Desain dari
penelitian ini menggunakan desain korelasional kumulatif. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif
karena menggambarkan keadaan di lapangan sesuai dengan fakta. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan juga mendeskripsikan
pengaruh pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan terhadap kondisi
sosial dan ekonomi. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah sebagai
berikut: 1. Pengaruh pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan
terhadap mata pencaharian dilihat dari mata pencaharian sebelum dan
setelah pembangunan jalan tol menunjukan tidak terdapat pengaruh
terhadap mata pencaharian pokok maupun mata pencaharian sampingan
masyarakat kecamatan kalijati karena sebagian besar lahan pertanian yang
terkena pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan di Kecamatan
Kalijati berupa permukiman dan kebun, selain itu sebagian besar
masyarakat menggunakan uang ganti rugi lahan untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang bersifat konsumtif sehingga hanya terdapat
beberapa orang yang mempunyai pekerjaan sampingan dengan membuka
usaha baru seperti berdagang atau membuat kontrakan. 2. Pengaruh
pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan terhadap pendapatan,
menunjukan terdapat pengaruh antara pendapatan sebelum dan setelah
pembangunan jalan tol karena rata-rata lahan masyarakat yang terkena
pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan adalah lahan produktif setiap
tahunnya dan masyarakat menggunakan uang ganti rugi lahan dengan
membeli lahan baru sehingga pendapatan yang di peroleh bersifat jangka
panjang. 3. Pengaruh pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan
terhadap kepemilikan tempat tinggal menunjukkan terdapat pengaruh
3

kepemilikan tempat tinggal pemilik lahan sebelum dan setelah


pembangunan jalan tol hal ini dilihat sebagian besar masyarakat
menggunakan uang ganti rugi untuk membangun rumah mereka kembali
dan terdapat perbedaan luas rumah sebelum dan setelah pembangunan
jalan tol70.
2. Judul relevan; “Kajian Sosial Ekonomi Rumah Tangga yang Terkena
Proyek Pembangunan Jalan Tol Seksi 2 Ungaran-Bawean”. Skripsi, Karya
Indah Dwi Septiyani, 2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kuantitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi jenis kepemilikan lahan rumah tangga, mengetahui luas
kepemilikan lahan rumah tangga serta keadaan ekonomi rumah tangga
yang terkena proyek pembangunan jalan tol Ungaran-Bawean. Hasil
dalam penelitian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Jenis
penggunaan lahan di Desa Klepu yang paling banyak terkena proyek
pembangunan jalan tol Ungaran-Bawean yaitu lahan permukiman, yakni
sebesar 5,12% dari total lahan permukiman yang ada. Sedangkan di
Kelurahan Beji, jenis penggunaan lahan yang paling banyak terkena lahan
yakni sebesar 14,38% dari total sawah yang ada di kelurahan tersebut. 2.
Rata-rata kepemilikan lahan tanah di Desa Klepu mengalami kenaikan
sebesar 187,79 m2,. Sedangkan rata-rata kepemilikan lahan tegalan di
Kelurahan Beji justru mengalami penurunan sebesar 437,74 m2. 3.
Adanya pembangunan jalan tol Ungaran-Bawean menyebabkan
berubahnya lokasi organisasi sosial yang diikuti warga di Desa Klepu,
terutama bagi mereka yang rumahnya pindah akibat tergusur oleh
pembangunan jalan tol Ungaran-Bawean. Berubahnya lokasi organisasi
sosial mengharuskan mereka untuk menyesuaikan diri lagi dengan

70
Suci Puji Astuti. “Pengaruh pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan terhadap kondisi
sosial ekonomi masyarakat di kecamatan Kalijati kabupaten Subang”. Skripsi. aandung: Universitas
Pendidikan Indonesia. Bandung, 2014. tidak di publikasikan
4

lingkungan baru mereka, yang belum tentu senyaman yang dulu.


Perubahan lain yang terlihat yaitu pada kondisi ekonomi, terutama yang
berkaitan dengan kekayaan yang dimiliki oleh rumah tangga yang terkena
proyek pembangunan jalan tol Ungaran-Bawean. Pada Desa Klepu, semua
responden memiliki luas lahan dan bangunan yang lebih besar
dibandingkan sebelum ada pembangunan jalan tol. Namun, adanya
pembagian uang hasil bagi untung menyebabkan responden bersifat
konsumerisme, banyak responden yang membeli barang-barang elektronik
yang dirasa kurang bermanfaat bagi mereka. Sedangkan pada Kelurahan
Beji, jenis lahan yang mereka miliki mengalami penurunan pada luasnya.
Penurunan tersebut terjadi karena para responden lebih memilih
menggunakan uang hasil bagi untung untuk memenuhi kebutuhan lainnya,
seperti membeli kendaraan bermotor dan barang-barang elektronik serta
untuk mendirikan tempat usaha baru71.
3. Judul relevan: “Dampak Pembangunan Jalan Tol Gempol-Pandaan
terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk di Desa Wonokoyo
Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan”. Skripsi, Karya Zarina. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Tujuan
dilakukannya penelitian tersebut adalah untuk mengetahui dampak
pembangunan Jalan Tol Gempol-Pandaan terhadap kondisi sosial dan
ekonomi penduduk Desa Wonokoyo Kecamatan Beji Kabupaten
Pasuruan. Hasil penelitiannya dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:
1. Lahan yang paling banyak dibebaskan untuk pembangunan jalan tol
adalah lahan pertanian yaitu sebesar 70,72% yang mana dalam 1 tahun
mampu memproduksi beras sebanyak 68,593 ton. 2. Pembangunan Jalan
Tol Gempol-Pandaan berdampak relatif buruk terhadap kondisi sosial.

71
Indah Dwi Septiyani, “Kajian Sosial Ekonomi Rumah Tangga yang Terkena Proyek
Pembangunan Jalan Tol Seksi 2 Ungaran-aawean” Skripsi pada Respository Universitas Negeri
Semarang. Semarang, 2012. tidak dipublikasikan.
4

Penduduk yang rumahnya dibebaskan terpaksa pindah ketempat lain


sehingga hubungan antar masyarakat sekitar menjadi renggang.
Sedangkan untuk kebahagiaan sebagian besar penduduk merasa
kebahagiaanya sama saja seperti sebelum pembebasan lahan. 3.
Pembangunan Jalan Tol Gempol-Pandaan berdampak relatif buruk
terhadap kondisi ekonomi. Sebagian besar penduduk pendapatannya
menurun setelah pembebasan lahan. Sedangkan dari segi kebutuhan
keluarga sebagian besar penduduk merasa pemenuhan kebutuhan
primernya sama saja seperti sebelum pembebasan lahan. 4. Tidak ada
perubahan mata pencaharian yang berarti antara sebelum pembebasan
lahan dan setelah pembebasan lahan, baik mata pencaharian maupun
sampingan72.
4. Judul relevan: “Pengaruh Pembangunan Jalan Lingkar Timur Cianjur
Terhadap Perubahan Orientasi Mata Pencaharian Petani Di Kabupaten
Cianjur”. Tesis, Karya Andri Muhammad Ramdani, 2013. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tujuan
Penelitian Tersebut adalah untuk menganalisis pengaruh jalan lingkar
timur Kabupaten Cianjur terhadap perubahan orientasi mata pencaharian,
taraf hidup petani dan peningkatan kepemilikan asset petani di Kabupaten
Cianjur. Hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa pembangunan jalan
lingkar timur Cianjur hanya memberikan pengaruh kepada sebagian kecil
petani untuk beralih dari usaha disektor pertanian keusaha disektor non
pertanian. Sedikitnya petani yang mencoba beralih keusaha non pertanian
juga menyebabkan peningkatan taraf hidup mereka tidak terlalu signifikan
jika melihat pendapatan mereka sebelum dan sesudah pembangunan jalan
lingkar timur Cianjur. Petani yang memilih untuk tetap bertani,

72
Zarina. “Dampak pembangunan Jalan Tol Gempol Pandaan terhadap Kondisi sosial
ekonomi penduduk di Desa Wonokoyo Kecamatan Beji Kabuaten Pasuruan, Skripsi pada Universitas
Negeri Surabaya, Surabaya, 2013 tidak dipublikasikan.
4

menggunakan uang mereka yang didapat dari hasil ganti rugi lahan untuk
membeli berbagai kebutuhan sekunder mereka, hal ini terlihat dari
meningkatnya kepemilikan asset pribadi mereka baik itu sarana,
komunikasi, informasi, transportasi, dan perumahan baik itu mempebaiki
rumah ataupun membangun rumah pribadi mereka73.
5. Judul relevan: “Dampak Pembangunan Jalan Lingkar Selatan Salatiga
terhadap Perkembangan UKM di sekitar Jalan Lingkar Selatan Salatiga”.
Jurnal, Karya M. Roziqin Herianto, 2012. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan metode yang bersifat kualitatif.
Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
menjadikan alasan meningkatnya UKM dan kendala-kendala yang di
hadapi pelaku UKM di sekitaran Jalan Lingkar Selatan Salatiga. Hasil
penelitian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembangunan
Jalan Lingkar Selatan (JLS) Salatiga, dilandasi faktor yaitu untuk
mengurangi kepadatan pada jalan arteri, memecah pemusatan kegiatan
ekonomi masyarakat, membuka daerah terisolasi, memanfaatkan lahan,
menciptakan lapangan kerja di sektor jasa, meningkatkan perekonomian
sekaligus sebagai sarana dan prasarana lingkungan sertas fasilitas sosial
yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan umum. 2. Pelaksanaan
pembangunan Jalan Lingkar Selatan (JLS) Salatiga meningkatkan
psikologi masyarakat untuk menumbuhkan iklim usaha pada masyarakat.
Hal ini ditandai dengan tumbuhnya usaha-usaha baru yang ada disekitar
Jalan Lingkar Selatan (JLS) Salatiga. Karena melihat peluang yang besar,
satu-persatu UKM bermunculan di sekeliling Jalan Lingkar Salatiga. 3.
Hal-hal yang melatarbelakangi munculnya UKM di Jalan Lingkar Selatan
(JLS) karena banyak kendaraan yang melewati Jalan Lingkar Selatan ini,

73
Andri Muhammad Ramdhani. “Pengaruh Pembangunan Jalan Lingkar Timur Cianjur
Terhadap Perubahan Orientasi Mata Pencaharian Petani Di Kabupaten Cianjur”, Tesis pada S1
Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung, 2013 tidak dipublikasikan.
4

dimana yang pada awalnya daerah tersebut adalah daerah pinggiran yang
cukup terisolir, dengan adanya jalan lingkar ini proses trasnportasi yang
menghubungkan daerah satu dengan daerah yang lain menjadi lebih
mudah. 4. Lambatnya perkembangan UKM di Jalan Lingkar Selatan
Salatiga disebabkan oleh masalah yang di hadapi oleh pelaku usaha. Permasalahan tersebut antara lain

74
M. Roziqin Herianto, “Dampak Pembangunan Jalan Lingkar Selatan Salatiga terhadap
Perkembangan UKM di sekitar Jalan Lingkar Selatan Salatiga”, Among Makarti, Vol. 5 No. 9, Juli
2012, h.50.
4

Tabel 2.1. Beberapa Penelitian yang Relevan

Nama, Judul,
No Metode
Tahun Persamaan Perbedaan

1 Suci Puji Astuti, Deskriptif Persamaan nya adalah Perbedaan dari


Pengaruh Kuantitatif sama-sama meneliti penelitian ini dengan
pembangunan jalan akibat dari penelitian yang
a. Angket pembangunan jalan tol dilakukan oleh peneliti
tol Cikampek-
b. Wawancara terhadap salah satunya hanya berbeda tempat
Palimanan terhadap c. Dokumentasi yaitu ekonomi yang pengambilan datanya
kondisi sosial
ada dimasyarakat saja
ekonomi
seperti mata
masyarakat di pencaharian dan
kecamatan Kalijati pendapatan.
kabupaten Subang,
2014

2. Indah Dwi a. Kuesioner Persamaannya adalah Perbedaan dari


Septiyani, Kajian b. Dokumentasi penelitiannya penelitian ini adalah
Sosial Ekonomi berkaitan dengan lokasi penelitian tersebut
Rumah Tangga dampak pembangunan berada di pembangunan
yang Terkena jalan tol yang Jalan Tol Seksi 2
Proyek berdampak Ungaran-Bawean dan
diantaranya terhadap juga kajiannya terhadap
Pembangunan Jalan
mata pencaharian dan Sosial Ekonomi Rumah
Tol Seksi 2
pendapatan Tangga
Ungaran-Bawean,
2012

3 Zarina, Dampak Kualitatif Persamaan dalam Perbedaannya adalah


Pembangunan Jalan penelitian ini adalah metode yang di gunakan
a. Wawancara sama-sama mengkaji penelitian Kualitatif dan
Tol Gempol- b. Observasi
Pandaan terhadap tentang dampak tempat penelitiannya
c. Dokumentasi
Kondisi Sosial pembangunan jalan tol berada di Desa
Ekonomi Penduduk yang salah satu Wonokoyo
penelitiannya terkait
di Desa Wonokoyo
dengan mata
Kecamatan Beji
pencaharian

38
3945

Kabupaten
Pasuruan, 2012

4 Andri Muhammad Kuantitatif Persamaan dalam Perbedaanya adalah


Ramdani, Pengaruh Deskriptif penelitian ini adalah penelitian ini berfokus
Pembangunan Jalan fokus dengan didaerah Kabupaten
Lingkar Timur a. Observasi pembangunan seperti Cianjur
b. Kuesioner jalan dan mata
Cianjur Terhadap
c. Wawancara pencaharian
Perubahan
Orientasi Mata
Pencaharian Petani
Di Kabupaten
Cianjur, 2013

5 M. Roziqin Kualitatif Persamaan dari Perbedaan dari


Herianto, Dampak penelitian ini adalah penelitian ini adalah
Pembangunan Jalan a. Observasi sama- sama berfokus berfokus pada
b. Wawancara pada pembangunan perkembangan UKM di
Lingkar Selatan
jalan Sekitar jalan Lingkar
Salatiga terhadap
Selatan Salatiga
Perkembangan
UKM di sekitar
Jalan Lingkar
Selatan Salatiga,
2012

D. Kerangka Berfikir
Pembangunan merupakan suatu usaha yang dilakukan bisa dari
perseorangan atau suatu Negara yang diharapkan adanya perubahan ke taraf
yang lebih baik dan untuk kesejahteraan manusia. Pembangunan yang
dilakukan dapat berupa pembangunan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, pembangunan kebutuhan dasar manusia dan juga pembangunan
yang berpusat pada manusia.
Pembangunan kebutuhan dasar manusia seperti adanya penyediaan
sarana dan prasarana dapat memperlancar aktifitas yang dilakukan oleh
46
40

manusia. Salah satunya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan diharapkan


dapat membantu memperlancar aktifitas seperti pengiriman barang, sebagai
jalur pilihan yang lebih efisien dibanding jalur pantai utara dan sebagai
langkah untuk menjadikan pertumbuhan ekonomi yang lebih merata.
Terutama disekitaran yang di lalui jalan tol tersebut.
Mata pencaharian dan pendapatan seperti dua mata uang yang tidak
dapat dipisahkan. Adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan pasti
memiliki efek atau dampak bagi mata pencaharian dan juga pendapatan bagi
masyarakat yang lahan dan juga rumahnya dibebaskan untuk pembangunan
jalan tol tersebut. Seperti yang berada di Desa Tegalkarang
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan campuran yaitu kualitatif dan kuantitatif. Dengan maksud
mengidentifikasi fakta yang terjadi. Brawal dari pemilihan materi dampak
pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan terhadap kondisi mata pencaharian
dan pendapatan di Desa Tegalkarang Kecamatan Palimanan Kabupaten
Cirebon. Dengan memfokuskan pada mata pencaharian dan pendapatan.
Gambar 2. 1 Kerangka Berfikir

Pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan

Dampak Pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan dari Sisi Mata Pencaharian dan
Pendapatan di Desa Tegalkarang

Mata Pencaharian Pendapatan

- Jenis mata pencaharian


- Adakah perbedaan mata Pencaharian
- Pendapatan yang diperoleh- dari
Adanya
usaha
peningkatan atau
penurunan pendapatan
41

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang akan dijadikan penelitian ini berada di Desa
Tegalkarang. Desa ini merupakan salah satu dari desa yang terkena
proyek pembangunan infrastruktur jalan tol Cipali (Cikopo–Palimanan)
dan desa tersebut berada di Kecamatan Palimanan. Kemudian peneliti
memilih desa tersebut karena merupakan desa yang terkena penggusuran
pelebaran jalan dari proyek pembangunan infrastruktur jalan tol Cipali.
Gambar 3.1 Peta Administrasi Kecamatan Palimanan

47
4

Gambar 3.2
Peta Lokasi Penelitian melalui Google Maps

Batas Desa Tegalkarang adalah sebagai berikut:


Sebelah Utara : Desa Sende
Sebelah Selatan : Desa Lungbenda
Sebelah Barat : Desa Winong dan Kempek
Sebelah Timur : Desa Cengkuang

2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini akan berjalan pada bulan November 2015
sampai dengan bulan Oktober 2016
Tabel. 3.1
Jadwal Penelitian
No Waktu Kegiatan Nama Kegiatan Keterangan

1 November 2015 Pengajuan Proposal Membuat proposal penelitian


Penelitian bab I, II dan III serta
dilakukan seminar proposal

2 Februari 2016 Perbaikan Proposal Perbaikan bab I dan II


Penelitian penelitian

3 Oktober 2016 Penyusunan Instrumen Penyusunan kisi-kisi


Penelitian instrumen penelitian
49

4 Nopember 2016 Pengumpulan Data Melaksanakan penelitian di


minggu ke 2 dan ke 3 lapangan untuk memperoleh
data dan informasi serta
menuliskan hasil penelitian
secara bertahap.
5 Desember minggu ke Pengolahan dan Melakukan pengolahan dan
1 dan 2 Analisis Data analisis data dan informasi
yang sudah didapatkan dari
penelitian dilapangan
6 Desember minggu ke Bimbingan, penulisan Melakukan bimbingan untuk
3, 4 – Januari minggu bab IV dan bab V penulisan bab IV dan bab V
ke 1,2,3 2017
7 Januari minggu ke 4 Penyerahan Hasil Melakukan penyempurnaan
2017 Penelitian penulisan dan penyerahan
hasil penelitian dan mengikuti
sidang

B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode campuran,
sebelum membahas metode penelitian, terlebih dahulu mengetahui pengertian
dari metode penelitian. Metode penelitian menurut para ahli, diantaranya
menurut Sugiyono adalah “cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu”.1 Selain itu, pendapat lain mengenai pengertian
metode penelitian, di sampaikan oleh Sukardi bahwa “metodologi penelitian
adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-
aturan guna menjawab permasalahan yang hendak diteliti” 2. Dari beberapa
pengertian metode penelitian di atas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan
bahwa suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara ilmiah untuk mendapatkan
data sehingga dapat memecahkan suatu masalah penelitian. Penelitian ini
menggukan pendekatan campuran atau mixed method. Menurut John
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),
(Bandung: ALFABETA, 2013), h. 3.
2
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (kompetensi dan praktiknya), (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2014), h.19
5

Creswell, penelitian campuran merupakan pendekatan penelitian yang


mengkombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk
kuantitatif”.3 Peneliti menjadikan peneliti harus mendapatkan data kualitatif
dan kuantitatif yang kemudian digabungkan hasilnya. Ada beberapa macam
strategi dalam menggunakan pendekatan campuran, dan peneliti
menggunakan metode campuran embedded konkuren. Menurut John Creswell
pengertian embedded konkuren adalah menerapkan satu tahap pengumpulan
data kuantitatif dan kualitatif dalam satu waktu”4 Jadi peneliti bisa
mendapatkan data kualitatif dan kuantitatif dalam satu waktu. Dengan
menggunakan dua metode ini, peneliti dapat menjawab rumusan masalah
yang pertama dengan menganalisis data kuantitatif. Kemudian untuk
menjawab rumusan masalah yang kedua peneliti dapat menjawabnya dengan
menganalisis data kualitatif.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Pengertian populasi menurut Sugiyono adalah “wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas
dan karakterisrik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya”.5 Populasi dalam Penelitian ini
yaitu masyarakat yang terkena pembebasan lahan oleh pembangunan jalan
tol Cikopo-Palimanan di Desa Tegalkarang, Kecamatan Palimanan
Kabupaten Cirebon sebanyak 35 kepala rumah tangga.

3
John W Creswell, Research Design:Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, Terj.
Dari Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Third Edition oleh
Achmad Fawaid, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h. 5.
4
Ibid. h. 321
5
Sugiyono, op.cit., h. 117
51

2. Sampel
Sampel menurut Sugiyono adalah “bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. 6 Peneliti menetapkan
bahwa daerah yang dijadikan sampel adalah Desa Tegalkarang yang
dilewati oleh pembangunan jalan tol tersebut.
Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah cluster sampling. Menurut sugiyono cluster sampling atau area
sampling “digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yg diteliti atau
sumber data luas”7. Masyarakat yang dijadikan sasaran sampel penelitian
menggunakan taraf kesalahan 5%. Untuk menghitung penentuan jumlah
sampel dari populasi tersebut, maka pengambilan sampel menggunakan
rumus Slovin. Perhitungan pengambilan sampel menggunakan rumus
Slovin sebagai berikut:

N
n=
N. (d2) + 1

Dimana :

n = Ukuran sampel/jumlah responden

N = Ukuran populasi

d = Taraf nyata atau batas kesalahan

Dalam menentukan jumlah sampel yang akan dipilih, peneliti


menggunakan tingkat kesalahan sebesar 5%, karena dalam setiap
penelitian tidak mungkin hasilnya sempurna 100%. Dalam pembebasan
lahan untuk pembangunan jalan tol tersebut terdapat 70 petak lahan yang

6
Ibid h. 118
7
Sugiyono, op.cit., h.121
5

akan dibebaskan.70 petak tersebut dimiliki oleh 35 orang kepala keluarga.


Oleh karena itu Jumlah populasi yang digunakan adalah 35 kepala
keluarga, dengan perhitungan di atas maka:
35
n=
35.(0.0025) + 1

35
= = 32.183 atau 33 orang
1.0875

Jadi dari populasi yang diambil sebagai sampel adalah sebanyak


32.183 atau 33 orang responden.

D. Teknik Pengumpulan Data


Pada tahap ini, pengumpulan data adalah hal terpenting dalam suatu
penelitian, karena bertujuan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan
berkaitan dengan masalah penelitian. “ Adapun data yang diperlukan dalan
penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Wawancara
Pengertian wawancara adalah metode yang digunakan
untuk memperoleh informasi secara langsung, mendalam tidak
terstruktur, dan individual”.8 Jadi peneliti melakukan wawancara
kepada fasilitator desa sebagai informan narasumber karena
menguasai permasalahan dan bersedia memberikan informasi dan
juga kepada 4 informan atau warga yang dipilih berdasarkan secara
acak yang terkena penggusuran atau lahannya terkena
pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan,

8
Danang Sunyoto, Metode dan Instrumen Penelitian: Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta:
Center for Academic Publishing Service, 2013). h. 59
53

2. Observasi
Pengertian observasi adalah suatu metode pengumpulan data di
mana peneliti mencatat setiap informasi sesuai dengan kenyataan
yang mereka alami selama penelitian berlangsung”.9 Jadi dalam
peneniliat ini dilakukan untuk mencatat keadaan yang ada di Desa
Tegalkarang setelah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-
Palimanan.
3. Angket
Menurut Sugiyono kuesioner atau angket adalah “teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya”.10 Menurut Sukardi, mengemukakan bahwa
angket adalah beberapa macam pertanyaan yang berhubungan erat
dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun dan
disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi
dilapangan”.11 Dari pernyataan di atas, angket adalah suatu daftar
pertanyaan atau pernyataan tertulis yang diberikan kepada
seseorang untuk memperoleh informasi di lapangan. Angket ini di
sebar ke masyarakat yang lahannya terkena pembebasan untuk
kegiatan pelebaran jalan yang berkaitan dengan jalan tol Cikopo-
Palimanan yaitu sebanyak 33 orang.
Untuk mempermudah penelitian, peneliti terlebih dahulu
membuat kisi-kisi angket yang mencakup beberapa pertanyaan
mengenai pendapatan masyarakat sebelum adanya pembangunan
jalan tol Cikopo-Palimanan dan sesudah adanya jalan tol Cikopo-
Palimanan.

9
Danang Sunyoto, op.cit., h. 64
10
Sugiyono, op.cit., h. 199
11
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2014). h. 76
5

E. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono, “instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang di amati”.12
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan
angket untuk mengetahui dampak pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan
terhadap kondisi mata pencaharian dan Pendapatan di Desa Tegalkarang
Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon.
Untuk menjawab rumusan masalah pertama dengan strategi kualitatif,
peneliti menggunakan instrumen wawancara. Wawancara yang dilakukan oleh
peneliti adalah wawancara kombinasi yaitu menggabungkan kedua macam
cara wawancara yang bertujuan agar mendapatkan informasi yang lebih
maksimal. Wawancara diperoleh langsung dari penduduk di Desa Tegal
Karang. Kisi-kisi wawancara yang akan dilakukan dari variable tersebut yang
ingin di capai.

Untuk menjawab rumusan masalah kedua dengan strategi kuantitatif,


peneliti menggunakan instrumen angket. Angket yang dibuat oleh peneliti
adalah angket langsung tertutup. Angket langsung tertutup adalah daftar
pertanyaan yang dibuat dengan sepenuhnya memberikan kebebasan kepada
responden untuk menjawab tentang keadaan yang dialami sendiri, tanpa ada
alternatif jawaban dari peneliti13. Semua tebel kisi-kisi penelitian wawancara
dan angket berada di bawah ini.

12
Sugiyono, op.cit., h. 148
13
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan
Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya,(Jakarta: Prenada Media Grup, 2008), h. 124
55

Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Wawancara
Jenis
No Variabel Indikator Sub Indikator No. Soal
Instrumen

1 Pembangunan Luas lahan 1. Luas lahan yang Wawancara 1,2,3


Jalan Tol dimiliki
Cikopo
2. Jenis lahan yang
Palimanan
dimiliki 4

Dampak 1. Dampak positif Wawancara 5


pembanguna pembangunan jalan
n jalan tol
Cikopo- tol Cikopo-
Palimanan Palimanan Bagi
Masyarakat
2. Dampak negatif jalan
tol Cikopo- 6

Palimanan bagi
masyarakat
3. Dampak
pembangunan jalan 7,8
tol Cikopo-
Palimanan bagi
lingkungan.
5

2 Kondisi Mata Mata 1. Jenis Mata Wawancara 9,10,11,12,


Pencaharian Pencaharian Pencaharian Sebelum 13, 14, 15,
di Desa dan sesudah adanya 16
Tegalkarang jalan tol Cikopo-
Palimanan
2. Jenis Mata
Pencaharian
Sampingan sebelum
dan sesudah adanya
jalan tol Cikopo-
17, 18, 19,
Palimanan 20, 21, 22,
23, 24

Pendapatan 1. Pendapatan sebelum Angket 1, 2, 3, 4,


di Didesa dan sesudah adanya 5, 6
Tegal Karang pembangunan jalan
tol Cikopo-Palimanan

Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Angket
Jenis
No Variabel Indikator Sub Indikator No. Soal
Instrumen

1 Kondisi Pendapatan 1. Pendapatan Angket 1, 2, 3, 4,


Pendapatan di Didesa sebelum dan 5, 6
Tegal Karang sesudah adanya
pembangunan jalan
tol Cikopo-
Palimanan
57

Tabel 3.4
Pedoman Observasi
No. Hal Yang Diamati Deskripsi
1 Rumah/ permukiman
2 Sawah
3 Jalan
4 Pedagang
F. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono “teknik analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan dan dokumentasi dengan mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain”14.
Dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif.
Statistik deskriptif menurut Sugiyono adalah “statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”15. Data tersebut
berasal dari data kuantitatif dan kualitatif. Data yang telah diperoleh
selanjutnya di analisa untuk menjawab rumusan masalah yang telah peneliti
buat pada bab 1. Selanjutnya dalam penelitian ini menggunakan strategi
embedded konkuren. Embedded konkuren adalah memiliki metode primer
yang memandu proyek dan database sekunder yang memainkan peran
pendukung dalam prosedur-prosedur penelitian, metode sekunder yang kurang
diprioritaskan ditancapkan (embedded) kedalam metode yang lebih dominan
(kualitatif atau kuantitatif)”16. Menurut Jhon W Creswell bahwa “ penancapan

14
Sugiyono, op.,cit h. 335
15
Ibid h. 207-208
16
John. W Creswell op.cit h. 321-322
5

ini dapat berarti bahwa metode sekunder menjabarkan rumusan masalah yang
berbeda dengan metode primer”17. Jadi peneliti menggunakan strategi ini
untuk mengevaluasi dua rumusan masalah yang berbeda (antara kualitatif dan
kuantitatif)18. Berikut bagan strategi embedded konkuren ditunjukkan pada
gambar 3.2
Gambar. 3.2
Strategi Embedded Konkuren

kual

KUAN

Analisis Penemuan

Metode kuantitatif disimbolkan dengan “KUAN”, dan metode


kualitatif disimbolkan kual. Penulisan simbol tersebut berbeda, hal ini
menunjukkan bahwa salah satu metode tersebut lebih dominan dari metode
yang lain yang berarti metode kuantitatif lebih dominan dari metode kualitatif.

Penulisan skripsi ini penulis menyelesaikan dengan melalui beberapa


tahapan pengolahan data, yaitu sebagai berikut:
1. Pertama penulis mengadakan penelitian dengan mewawancarai ke
beberapa responden dan menyebar angket ke 33 orang yang
lahannya terkena pembebasan lahan karena pembangunan jalan tol
Cikopo-Palimanan.
2. Setelah data terkumpul, peneliti mengelompokkan berdasarkan
berdasarkan jawaban yang ada diangket, kemudian mengolahnya

17
Ibid h.322
18
Ibid h.322
59

serta menganalisis sehingga dapat diambil kesimpulan. Peneliti


juga menganalisis hasil wawancara.
3. Peneliti menginterpretasikan hasil analisis baik dari angket
maupun wawancara sehingga dapat mengetahui dampak
pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan terhadap kondisi mata
pencaharian dan pendapatan di Desa Tegalkarang.
4. Data yang telah dikumpulkan agar mudah dianalisis dan
disimpulkan, maka penulis menggunakan analisis yang
menghasilkan deskriptif analisis.
5. Proses analisis data menggunakan pola berfikir induktif yaitu
proses pengolahan data dari hal-hal yang khusus dan diperoleh dari
responden kemudian ditarik kesimpulan secara umum.
6. Masing-masing data yang telah peneliti peroleh, yaitu data angket
dengan menggunakan metode kuantitatif dan data wawancara
menggunakan metode kualitatif, lalu dilakukan pencampuran
(mixing) dalam bagian pembahasan dan disimpulkan.
60

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Profil Daerah
1. Kondisi Umum Daerah Penelitian
Kondisi umum daerah penelitian ini dideskripsikan untuk memberikan
gambaran umum yang jelas mengenai keadaan penelitian dan objek penelitian
yang berhubungan dengan masalah penelitian. Daerah penelitian berada di
Desa Tegalkarang Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon.
2. Kondisi Penduduk Daerah Penelitian
Data registrasi Desa Tegalkarang menjelaskan jumlah penduduk
menurut jenis kelamin, dan jumlah penduduk menurut mata
pencaharian.
a. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Desa Tegalkarang tahun
2016 yaitu sebanyak 5.450 jiwa yang terdiri dari 2.763 jiwa penduduk
laki-laki atau 50,7 % dan 2.685 jiwa penduduk perempuan atau 49,3 %.

Tabel. 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Daerah


Penelitian
Desa Tegalkarang
No Jenis Kelamin
Jumlah (Jiwa) Presentase (%)

1 Laki-laki 2.763 50,7

2 Perempuan 2.685 49,3

Total 5.450 100

Sumber: Laporan Registrasi Penduduk Desa Tegalkarang Bulan


September 2016

Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di


Desa Tegalkarang dapat dilihat pada grafik 4.1.

60
6

Grafik 4.1. Grafik perbandingan antara Jumlah penduduk Laki-laki


dan Perempuan di Daerah penelitian Tahun 2016

100%
80%
60%
40%
Perempuan
Laki-laki

20%
0%

Desa Tegalkarang

Sex ratio dapat diketahui dengan membandingkan antara penduduk


laki-laki dan penduduk perempuan. Berdasarkan grafik 4.1 dapat
disimpulkan bahwa sex ratio di Desa Tegalkarang tahun 2016 adalah 103
artinya Setiap 103 penduduk laki-laki di Desa Tegalkarang sebanding
dengan 100 jumlah penduduk perempuan.

B. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Responden
Deskripsi data responden merupakan gambaran hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti, untuk memberikan kejelasan mengenai data
responden yang berjumlah 33 orang ditentukan dengan perhitungan
pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin, dari total 35 orang kepala
keluarga yang terkena akibat pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan.
Deskripsi data respondennya meliputi jenis kelamin, tingkat pendidikan,
Umur Responden, dan Pekerjaan Utama.
62

a. Jenis Kelamin
Data jumlah responden menurut jenis kelamin di Desa Tegalkarang
yaitu 33 orang yang terdiri dari 22 orang responden laki-laki atau 66,7%
dan 11 orang responden perempuan atau 33,3%.
Tabel. 4. 2 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin di
Daerah Penelitian
Desa Tegalkarang
No Jenis Kelamin
Jumlah (orang) Presentase (%)

1 Laki-laki 22 66,7

2 Perempuan 11 33,3

Total 33 100,0

Sumber: Data Angket Penelitian 2016


Perbandingan antara jumlah responden laki-laki dan perempuan di
Desa Tegalkarang dapat di lihat pada grafik 4.2
Grafik 4.2 Perbandingan Jenis Kelamin

25
20
15
Laki-laki
Perempuan
10
5
0

Desa Tegalkarang

Sumber: Data angket penelitian 2016


6

b. Tingkat Umur
Tingkat umur yang menjadi responden dalam penelitian ini beragam,
peneliti membagi kedalam beberapa kelompok umur. Kelompok umur
tersebut ditunjukkan pada tabel 4.3

Tabel 4. 3 Tingkat Umur Responsen di Daerah Penelitian


Tingkat Desa Tegal Karang
Kelompok Umur Jumlah Persentase
L P
(Tahun) (Orang) (%)
1 20-30 4 3 7 21,2
2 31-40 9 2 11 33,4
3 41-50 3 3 6 18,2
4 51-60 5 2 7 21,2
5 61-70 - - - -
6 71-80 1 1 3,03
7 81-90 1 1 3,03
Total 22 11 33 100
Sumber: Data Angket Penelitian 2016
Dari tabel 4.3 Dalam tingkat umur, jumlah responden pada kelompok
pertama yaitu pada rentang umur 20 sampai 30 tahun jumlah 7 orang
dengan persentase 21,2%. Jumlah responden kelompok ke dua pada
tingkat umur antara 31 sampai 40 tahun dengan persentase sebanyak
33,4%. Kelompok ketiga dengan rentang umur 41 sampai 50 tahun dengan
persentase 18,2%. Kelompok keempat dengan rentang umur 51 sampai 60
tahun dengan presentase 21,2%. Kelompok enam dengan rentang umur 71
sampai 80 tahun dengan responden satu orang laki-laki dan kelompok
ketujuh dengan rentang umur 81 sampai 90 tahun dengan satu orang
perempuan. Sedangkan pada kelompok lima tidak terdapat responden
64

yang berumur 61 sampai 70 tahun. Kelompok umur responden yang ada di


Desa Tegalkarang dapat dilihat pada grafik 4.3
Grafik 4.3 Kelompok Umur Responden

12
10
8
6
4
2
0 Perempuan
Lak-Laki

Sumber: Data Angket Penelitian 2016


c. Jumlah Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Jumlah responden menurut tingkat pendidikan di Desa Tegalkarang di
tunjukkan pada table 4.4 Jumlah responden menurut tingkat pendidikan
formal di Desa Tegalkarang yaitu 30 orang (90,9%) yang terdiri dari
responden yang tidak tamat SD (21,21%), tamat SD (18,18%), Tamat
SLTP dan Sederajat (15,15%), tamat SLTA dan Sederajat (33,33%) dan
tingkat akademi/diploma (3,03%). Sisanya yaitu penduduk yang tidak
termasuk dalam tingkat pendidikan formal, yaitu yang belum sekolah
9.1%
Tabel 4. 4 Jumlah Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Desa
Tegalkarang

Desa Tegalkarang
Pendidikan
No L P Jumlah %
1 Belum Sekolah 1 2 3 9.1
2 TK - - - -
3 Tidak Tamat SD 4 3 7 21.21
6

4 Tamat SD 3 3 6 18.18
Tamat SLTP dan
5 4 1 5 15.15
sederajat
Tamat SLTA dan
6 8 3 11 33.33
sederajat
Tamat Akademi/
7 1 - 1 3.03
Diploma
8 Sarjana Keatas - - -
Total 21 12 33 100
Sumber: Data Angket Penelitian 2016
d. Pekerjaan Utama
Data responden tentang pekerjaan utama merupakan data dari
responden tentang pekerjaan utama mereka saat dilakukan pengambilan
data oleh peneliti. Peneliti membaginya kedalam beberapa macam
pekerjaan utama adalah petani, peternak, pedagang, pegawai negeri,
pegawai swasta, penambang, nelayan dan lain. Data pekerjaan utama
tersebut tersaji pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Pekerjaan Utama
Desa Tegalkarang
No Pekerjaan Utama
Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase
1 Petani 1 - 1 3,0
2 Peternak - - - -
3 Pedagang 6 12 18 54,6
4 Pegawai Negeri 1 - 1 3,0
5 Pegawai Swasta 1 - 1 3,0
6 Penambang - - - -
7 Nelayan - - - -
8 Lain 12 - 12 36,4
Total 21 12 33 100
Sumber: Data Angket Penelitian 2016
66

Dalam pekerjaan utama, setelah peneliti melakukan pengambilan


data, terdapat 5 pekerjaan utama yang dimiliki responden adalah petani
dengan persentase 3,0% atau hanya satu responden. Pedagang dengan
persentase 54,6% atau dengan jumlah responden pekerjaan utama
terbanyak yaitu 18 orang. Selanjutnya pegawai negeri dengan satu
responden yang mempunyai pekerjaan utama tersebut dengan persentase
3,0%. Pegawai swasta dengan satu orang responden atau persentase
sebesar 3,0%, dan pekerjaan lain seperti bengkel, dan jasa ojek dengan
jumlah responden 12 orang atau persentase sebesar 36,4%. Dari data
tersebut dapat dilihat adanya perbedaan yang terjadi dari sebelum adanya
jalan tol Cikopo-Palimanan dan setelah adanya jalan tol Cikopo-
Palimanan perbedaannya terletak pada jumlah kuantitas dari mata
pencaharian atau pekerjaan utama yang berubah. Perbedaan yang lebih
jelas akan peneliti paparkan pada sub judul pembahasan.
2. Data Observasi
Pada penelitian di lapangan, peneliti melakukan pengamatan terlebih
dahulu, dari hasil pengamatan untuk dijadikan tambahan data dalam
menjawab pada rumusan masalah yang terdapat pada bab satu, peneliti
memperoleh beberapa data observasi yang sebelumnya sudah dipersiapkan
berupa instrument peneliti dan tercantum dalam bab 3. Data observasi tersebut
terbagi menjadi beberapa hal yang di amati, yaitu permukiman warga di Desa
Tegalkarang, persawahan yang berada di Desa Tegalkarang yang
bersampingan dengan jalan tol, Jalan yang berhubungan dengan jalan tol,
kantor Desa Tegalkarang yang terkena pembebasan lahan dan pedagang yang
terkena pembebasan lahan di Desa Tegalkarang.
a. Permukiman
Permukiman yang peneliti amati merupakan perumahan yang
berada di sekitaran kanan dan kiri jalan sewaktu pelebaran jalan untuk
pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan, keadaan perumahan tersebut
6

setelah adanya atau setelah selesainya pembangunan jalan tol tersebut, ada
beberapa rumah yang mengalami pemisahan didepan rumah mereka
dengan pembatasnya berupa beton yang berbaris. Lokasi rumah tersebut
yang sangat berdekatan sekali dengan akses keluar transportasi yang ingin
keluar dari jalan tol Cikopo-Palimanan. Keterkaitannya dengan rumusan
masalah yang peneliti buat adalah, bahwa rumah yang menjadi tempat
tinggal dan juga menjadi mata pencaharian dari para warganya dilakukan
pembebasan lahan sehingga masyarakat yang berjualan di depan rumah
atau di seberang jalan yang dibebaskan lahannya untuk jalan, menjadikan
mata pencaharian masyarakatnya kondisinya sangat ini berbeda dari segi
pendapatan. Karena faktor adanya jalan tersebut yang membuat aktifitas
warganya sedikit terhambat.

Gambar 4.1
Permukiman Penduduk di Desa Tegalkarang

b. Persawahan
Dalam melakukan pengamatan untuk daerah persawahan, ternyata
setelah peneliti melakukan pengamatan, daerah persawahan yang ada di
Desa Tegalkarang ternyata sama sekali tidak terkena pembebasan lahan
seperti yang teradi pada daerah permukiman. Posisi atau letak persawahan
di Desa Tegalkarang berada jauh dari area yang menjadi lahan
pembebasan untuk jalan tol atau daerah yang akan dilalui oleh jalan tol
68

maupun pelebaran jalan untuk akses masuk dan keluar tol Cikopo-
Palimanan. Persawahan yang diperkirakan peneliti berada di Desa
Tegalkarang, ternyata persawahan tersebut merupakan sawah milik Desa
Lungbenda yang letaknya berbatasan dengan Desa Tegalkarang.
Keterkaitannya dengan rumusan masalah peneliti bahwa, sebenarnya mata
pencaharian yang sebagian besar dimiliki oleh masyarakat Desa
Tegalkarang adalah bertani, tetapi kondisi mata pencaharian mereka
sebagai seorang petani tidak terganggu dengan adanya jalan tol tersebut,
karena lahan sawah mereka tidak ada yang dibebaskan di Desa
Tegalkarang tersebut.

Gambar 4.2
Persawahan di Desa Lungbenda bersebelahan dengan Desa Tegalkarang

c. Jalan
Dalam pengamatan selanjutnya, peneliti atau observer mengamati
jalanan yang ada di Desa Tegalkarang yang menjadi jalan masuk dan
keluarnya transportasi di tol Cikopo-Palimanan, setelah di amati, ternyata
jalan yang membelah desa Tegalkarang tersebut mengalami pelebaran,
6

Pelebaran jalan itu sekitar 2-3 meter dari sebelum adanya pembangunan
jalan tol, terlihat dengan jelas perbedaan jalan yang sebelum adanya tol
dan sesudah adanya tol yaitu dengan adanya pelebaran jalan tersebut.
Sebelum adanya tol jalan yang membelah desa tersebut konstruksi
jalannya menggunakan bahan aspal. Sedangkan setelah adanya jalan tol,
pelebaran pembuatan jalan tersebut kontruksi jalannya menggunakan
bahan beton. Keterkaitan dengan rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bahwa, sebelum adanya jalan baru terebut, adalah rumah rumah
warga yang sebagian menjadi tempat untuk berdagang sebagai mata
pencaharian untuk kebutuhan sehari-hari, namun kondisinya saat ini,
walau mata pencaharian warganya masih berdagang tetapi tingkat
pendapatannya sudah berkurang dengan adanya jalan tol Cikopo-
Palimanan yang membuat para pengguna jalan lebih memilih melewati
jalan tol daripada jalan pantura yang membelah Desa Tegalkarang
tersebut.

Gambar 4.3
Jalan Di Desa Tegalkarang
70

d. Pedagang
Seperti halnya permukiman dan bangunan kantor Desa
Tegalkarang, para pedagang yang berada di samping kanan dan kiri jalan
yang akan dilakukan pelebaran jalan untuk proyek pembangunan jalan tol
Cikopo-Palimanan juga mengalami pembebasan lahan atau penggusuran.
Setelah peneliti atau observer amati, para pedagang yang ada di samping
kanan dan kiri jalan tersebut, mereka tetap membuka usaha atau
berdagang setelah adanya penggusuran atau pembebasan. Bentuk usaha
dagangnya seperti warung makan, toko-toko sembako dan juga bengkel.
Keterkaitan dengan rumusan masalah peneliti, bahwa kondisi saat ini mata
pencaharian masyarakat sebagai pedagang masih tetap seperti sebelum
adanya jalan tol Cikopo-Palimanan. Hanya beberapa responden yang
beralih profesi setelah adanya jalan tol. Para responden yang masih mata
pencahariannya masih berdagang kembali membuat warung warung
mereka setelah sebelumnya lahan atau lokasi dagang para responden ini di
bebaskan untuk dijadikan jalan untuk pelebaran jalan yang berkaitan
dengan jalan tol Cikopo Palimanan tersebut.

Gambar 4.4
Pedagang yang berlokasi di sepanjang jalur pantura yang membelah
Desa Tegalkarang
7

3. Data Angket
Pengambilan data angket dilaksanakan dengan menggunakan teknik
cluster sampling terhadap daerah yang terkena pembebasan lahan dalam
pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan. Data angket ini merupakan data
kuantitatif yang diperoleh peneliti untuk menjawab satu rumusan masalah
yang berada pada bab satu. Jumlah responden yaitu 33 orang yang merupakan
sampel yang diperoleh dari jumlah populasi yang terkena pembebasan lahan
yaitu 35 orang, dengan menggunakan penentuan sampel menggunakan rumus
Slovin dengan taraf kesalahan 5%. Maka peneliti mendapatkan hasil 33 orang
yang menjadi sampel peneliti untuk mendapatkan data di lapangan. Dalam
instrumen angket tersebut mencakup tentang mata pencaharian dan
pendapatan responden berkaitan dengan pembangunan jalan tol Cikopo-
Palimanan. Berikut ini deskripsi data dari instrumen angket.
a. Mata Pencaharian Responden Sebelum dan Sesudah adanya
pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan
Mata pencaharian dalam penelitian ini berkaitan dengan variabel
pendapatan yang di peroleh masyarakat di Desa Tegalkarang dan
khususnya yang terkena pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol
Cikopo-Palimanan. Mata Pencaharian ini terdiri dari dua indikator, yaitu
Pekerjaan utama dan pekerjaan sampingan baik bapak ataupun ibu.
Jenis pekerjaan utama yang ditekuni oleh responden yang berada
di Desa Tegalkarang ditunjukkan pada tabel 4.5. Di dalam angket ada
delapan pilihan pekerjaan utama. Tetapi peneliti memasukkan hanya 4
pilihan pekerjaan utama saja karena hanya empat jenis pekerjaan utama
tersebut yang berada di lapangan. Pekerjaan utama yang paling banyak
ditekuni adalah pedagang yang mencapai 57,6 % sebelum adanya
pembangunan jalan tol, dan sesudah adanya pembangunan jalan tol
pedagang masih menjadi pekerjaan yang paling banyak yaitu sekitar 54,54
% setelah adanya pembangunan jalan tol. Jenis pekerjaan lain yang di
72

tekuni adalah pekerjaan lain-lain yang mencapai 30,3% sebelum adanya


pembangunan jalan tol dan 39,40% setelah adanya pembangunan jalan tol.
sedangkan sisanya sebesar 12,1% merupakan pegawai swasta dan setelah
pembangunan sebesar 6 % yaitu pegawai swasta dan petani.
Tabel 4.6 Pekerjaan utama
Desa Tegalkarang
No Mata Pencaharian Sebelum Sesudah
F % F %
1 Pedagang 19 57,6 18 54,54
S
2 Petani - - 1 3,03
u
3 Pegawai Swasta 4 12,1 1 3,03
4 Lain-lain 10 30,3 13 39,40
Total 33 100 33 100

Sumber : Analisis Data Penelitian Angket 2016


Perbedaan yang terjadi tersebut karena di lokasi penelitian, yaitu di
Desa Tegalkarang orang yang terkena dampak adanya jalan tol adalah
masyarakat yang memiliki lahan, rumah sekaligus sebagai tempat
berdagang terkena pembebasan lahan untuk keperluan jalan tol Cikopo
tersebut. oleh karenanya, masyarakat yang mata pencahariannya
berdagang di depan rumah harus mengganti mata pencahariannya yang
baru atau membuat tempat jualannya lagi di sepanjang jalan yang terkena
pembebasan lahan.
Selain pekerjaan utama, terdapat beberapa masyarakat yang
mempunyai pekerjaan sampingan. Tabel 4.7 menunjukkan sebagian besar
masyarakat tidak memiliki pekerjaan sampingan yaitu sebesar 69,7% . dan
sesudah adanya pembangunan jalan tol tetap masyarakat yang tidak
memiliki pekerjaan sampingan sebesar 69,7%. Jenis pekerjaan sampingan
lain-lain sebesar 15,15% baik sebelum dan sesudah pembangunan tetap
sama besarnya. Pekerjaan sampingan sebagai pedagang sebesar 12,12%
7

sebelum adanya pembangunan dan setelah adanya pembangunan menjadi


15,15%. Sedangkan pekerjaan sampingan sebagai petani sebesar 3,03%
sebelum adanya pembangunan dan setelah adanya pembangunan menjadi
0%.
Tabel. 4.7. Pekerjaan Sampingan
Desa Tegalkarang
No Mata Pencaharian Sebelum Sesudah
F % F %
1 Pedagang 4 12,12 5 15,15
2 Petani 1 3.03 - -
3 Lain-lain 5 15,15 5 15.15
4 Tidak mempunyai 23 69,7 23 69,7
sampingan
u Total 33 100 33 100
S
Sumber: Analisis Data Penelitian Angket 2016
Pembangunan jalan tol tidak mempengaruhi jenis pekerjaan
sampingan yang ditekuni oleh responden. Di Desa Tegalkarang terdapat
responden yang menggunakan hasil dari pembebasan lahannya untuk
membuat kontrakan kecil-kecilan, ada juga yang sebelumnya hanya
warung kecil setelah adanya pembebasan lahan mata pencahariannya
menjadi warung dan bengkel motor dan mobil. Tetapi responden
berpendapat bahwa saat pembukaan jalan tol Cikopo-Palimanan di buka,
di desa tersebut mengalami keadaan yang ramai dilalui oleh mobil yang
ingin masuk dan keluar dari tol Cikopo-Palimanan, tetapi sejak sebelum
puasa tahun 2016 ini, akses keluar masuk tol yang melewati Desa
Tegalkarang dan Desa Lungbenda di tutup. Kondisi tersebut menyebabkan
perubahan pendapatan yang masyarakat peroleh.

b. Pendapatan Responden Sebelum Dan Sesudah Adanya


Pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan
Pendapatan yang diperoleh responden, merupakan pendapatan
utama yang diperoleh dari hasil penjumlahan antara pendapatan utama dan
74

pendapatan sampingan. Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan


pada tabel 4.4. Terlihat sebanyak 33,33% pendapatan responden di Desa
Tegalkarang sebelum pembangunan jalan tol berada pada masing-masing
kurang dari Rp. 2.000.000 dan rentang antara Rp. 2.000.000 sampai
kurang dari Rp. 3.000.000,-. Selanjutnya sebanyak 15,15% berada pada
rentang pendapatan Rp. 3.000.000 sampai kurang dari Rp. 4.000.000,- dan
pada rentang pendapatan Rp. 4.000.000 sampai kurang dari Rp.
5.000.000,-. Dan 3,04% berada pada rentang pendapatan lebih dari Rp.
5.000.000,-. Setelah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan,
sebanyak 54,54% pendapatan berada pada rentang Rp. 2.000.000 sampai
kurang dari Rp. 3.000.000, sebanyak 30,30% berada pada rentang kurang
dari Rp.2.000.000, sebanyak 9,10% pendapatan berada pada rentang
Rp.3.000.000 sampai kurang dari Rp.4.000.000, sebesar 3,03% berada
pada rentang pendapatan Rp.4.000.000 sampai kurang dari Rp.5.000.000
dan pendapatan lebih dari Rp.5.000.000,-
Tabel 4. 8. Pendapatan responden yang terkena pembangunan Jalan
Tol Cikopo-Palimanan
Desa Tegalkarang
No Pendapatan Sebelum Sesudah
F % F %
1 < Rp. 2.000.000 11 33,33 10 30,30
2 Rp. 2.000.000- < Rp. 3.000.000 11 33,33 18 54,54
3 Rp. 3.000.000 - < Rp. 4.000.000 5 15,15 3 9.10
4 Rp. 4.000.000 - < Rp. 5.000.000 5 15,15 1 3,03
5 >Rp. 5.000.000 1 3,04 1 3,03
Total 33 100 33 100
Sumber: Data Hasil Penelitian 2016
Berdasarkan hasil penelitian, secara umum pendapatan responden
yang terkena proyek pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan di Desa
7

Tegalkarang mengalami penurunan pendapatan, sebelum adanya


pembangunan jalan tol atau sebelum adanya tol Cikopo-Palimanan
tersebut, 5 responden memiliki pendapatan rata-rata dikisaran
Rp.4.000.000 sampai kurang dari Rp.5.000.000. Sedangkan setelah
adanya pembangunan jalan tol rentang pendapatan di kisaran tersebut
hanya dimiliki oleh 1 responden saja. Adanya pembangunan jalan tol
tersebut mempengaruhi pendapatan yang diterima oleh responden, dan
juga dengan adanya penutupan akses keluar masuk ke jalan tol Cikopo-
Palimanan selama beberapa waktu menambah berkurangnya pendapatan
masyarakat tersebut.
4. Data Wawancara
Kegiatan wawancara merupakan kegiatan peneliti untuk mendapatkan
data kualitatif sehingga bisa menjawab rumusan masalah yang berada di bab
satu. Kegiatan wawancara ke para narasumber ini dilakukan peneliti dengan
purposive sampling. Peneliti melakukan wawancara terhadap 4 orang
narasumber acak dan 1 narasumber kunci karena bersedia memberikan
informasi terkait dengan permasalahan yang diteliti. Narasumber yang
berhasil diwawancarai peneliti, menggunakan inisial yaitu, SL, AI, SO, AO,
SH. Kegiatan wawancara ini semua dilaksanakan pada hari Selasa, 15
November 2016 di Desa Tegalkarang Kecamatan Palimanan Kabupaten
Cirebon.
1. Luas lahan yang dimiliki oleh bapak/ibu miliki sebelum adanya
pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan
Awal pertanyaan yang peneliti ajukan adalah mengenai luas lahan
kepara para narasumber yang akan peneliti wawancarai, narasumber
pertama yang berinisial SL mengungkapkan
“Luas lahan yang dimilikinya adalah sekitar 150 meter kurang lebih”1

1
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SL, Selasa 14 November 2016
76

Jawaban dari narasumber yang berinisal AI juga mengungkapkan


mengenai luas lahannya yang tidak jauh berbeda luas lahannya dengan
luas lahan dari SL, Narasumber AI mengungkapkan
“Luas lahannya sekitar 100 meter”2
Narasumber AO memiliki luas lahannya yang hampir sama dengan
luas lahan dari narasumber SL dan AI, narasumber AO mengungkapkan
“Sekitar 140 meter3”3
Sedangkan narasumber yang ke empat memiliki lahannya lebih luas
dari beberapa narasumber sebelumnya, narasumber SH mengungkapkan
“aerapa ya de? sekitar 200 meteran lah de”4
Dari berbagai jawaban yang utarakan oleh para narasumber, akhirnya
peneliti bisa menyimpulkan tentang luas lahan sebelum adanya jalan tol
Cikopo-Palimanan ini bahwa para narasumber memiliki luas lahan lebih
dari 100 meter.

2. Luas lahan Bapak/Ibu yang terkena pembangunan jalan tol


Cikopo-Palimanan
Pada bagian ini peneliti menanyakan terkait luas lahan para
narasumber yang terkena pembebasan lahan dari adanya jalan tol Cikopo-
Palimanan. Jawaban dari para narasumber pun cukup beragam. Dimulai
dari narasumber yang berinisial SL, narasumber SL mengungkapkan
“Ya itu semua, tadi ada disitu tuh mas”5
Narasumber SL hanya menunjukkan saja lahan yang terkena
pembangunan jalan tol dengan tidak menyebutkan luasnya. Beralih ke
narasumber yang berinisial AI, narasumber ini mengungkapkan
“Ya 100 meteran itu tuh, tadinya di depan, sekarang mundur”6

2
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AI, Rabu 15 November 2016
3
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AO, Rabu 15 November 2016
4
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SH, Selasa 14 November 2016
5
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SL, Selasa 14 November 2016
7

Berbeda dengan narasumber berinisal AI, narasumber AO


mengungkapkan
“Yang terkena 140 m3 itu yang terkena”7
Artinya lahan yang terkena pembangunan tol Cikopo-Palimanan dari
narasumber AO sama dengan narasumber berinisial SL. Namun saat
peneliti menanyakan ke narasumber berinisial SH, beliau terlihat lupa
karena memang faktor umur juga tetapi beliau mengungkapkan
“Kalau gak salah 70 meteran”8
Dari semua jawaban yang diutarakan oleh para narasumber, peneliti
akhirnya menyimpulkan bahwa luas lahan yang terkena pembebasan dari
adanya jalan tol Cikopo-palimanan ini berbeda- beda.
3. Luas lahan yang dimiliki oleh Bapak/Ibu setelah pembangunan
jalan tol Cikopo-Palimanan
Pada wawancara ini peneliti menanyakan lahan para narasumber yang
sekarang dimiliki setelah adanya jalan tol Cikopo-Palimanan. Menurut
narasumber yang berinisial SL mengungkapkan
“Ya 150 meter mas, kan abis di gusur bangun lagi disini”9
Begitu kata bapak berinisial SL saat diwawancara peneliti. Tak hanya
bapak SL, ternyata bapak AO juga lahan yang dimiliki semua terkena
pembebasan lahan dan saat diwawancarai bapak AO mengungkapkan
“Ya sekitar 140 m3 lagi”10.
Berbeda dengan bapak SL dan bapak AO, ibu yang berinisial AI
mengatakan memiliki lahannya
“Ya 100 meteran lebih, gak ngerti berapa meter”11

6
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AI, Rabu 15 November 2016
7
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AO, Rabu 15 November 2016
8
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SH, Selasa 14 November 2016
9
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SL, Selasa 14 November 2016
10
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AO, Rabu 15 November 2016
11
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AI, Rabu 15 November 2016
78

Sedangkan saat peneliti memawawancarai ibu SH ternyata ibu tersebut


lupa, karena memang beliau mengatakan
“Ya segitu de, ibu lupa”12
Dari berbagai jawaban tersebut, peneliti meyakini bahwa para
narasumber ternyat dapat memiliki lahan nya walau ada sebagian yang
terkena pembebasan yang luasnya berbeda beda.
4. Jenis lahan Bapak/Ibu yang terkena pembangunan jalan tol
Cikopo-Palimanan
Selanjutnya peneliti menanyakan terkait dengan jenis lahan yang
dibebaskan untuk keperluan jalan tol Cikopo-Palimanan, dari keempat
narasumber tersebut jenis lahan yang terkena berupa lahan dan rumah
serta tempat berjualan. Seperti jawaban yang diberikan oleh narasumber
SL yang mengungkapkan jenis lahannya
“Rumah sama warung gabung gitu sama rumah”13
Jawaban yang hampir sama juga peneliti temukan saat mewawancarai
bapak berinisial AO yang mengungkapkan
“aangunan, rumah”14
Kemudian sama halnya dengan bapak SL, ibu berinisial SH juga
mengungkapkan jenis lahannya
“Rumah sama warung”15
Sedangkan ibu AI setelah ditanyakan hal tersebut, mengungkapkan
“Warung makan yang digurus”16
Dari beberapa jawaban yang diutarakan oleh narasumber. Peneliti
mengambil kesimpulan bahwa jenis lahan yang terkena adalah bangunan
rumah, dan warung atau tempat untuk jualan, sedangkan lahan seperti

12
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SH, Selasa 14 November 2016
13
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SL, Selasa 14 November 2016
14
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AO, Rabu 15 November 2016
15
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SH, Selasa 14 November 2016
16
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AI, Rabu 15 November 2016
7

sawah tidak ada yang terkena karena, di Desa Tegalkarang yang


dibebaskan berada di sekitaran jalan pantura yang memiliki akses untuk
keluar dan masuk jalan tol Cikopo-Palimanan dan posisi lahan seperti
sawah letaknya berada di belakang desa yang jauh dari jalan tol Cikopo-
Palimanan.
5. Dampak Positif
Pada tema ini merupakan tema berkaitan dengan dampak positif
dengan adanya jalan tol Cikopo-Palimanan. Hampir para narasumber
menjawab sama berkaitan dampak positif yang diberikan adanya jalan tol
Cikopo-Palimanan ini. Dari narasumber berinisial SL mengungkapkan
“Ya positifnya tuh sebelum jalan keluar nya di tutup lumayan lebih
rame mas”17
Menurut bapak SL keadaan selalu ramai setelah adanya jalan tol
tersebut. Namun menurut beliau ramai hanya saat sebelum akses pintu
keluar masuk dari Kecamatan Palimanan di tutup oleh pihak jalan tol,
setelah akses tersebut ditutup menurut bapak SL menjadikan sepi sekali
yang melewati desa tersebut. jawaban tersebut juga peneliti temukan saat
mewawancarai narasumber berinisial AI dan SH. Saat AI diwawancarai
memberikan jawaban
“Ya awalnya sih rame pas baru di buka”18
Begitu juga jawaban dari narasumber SH hampir sama dengan
jawaban dari narasumber berinisial SH, narasumber SH mengungkapkan
“Ya rame de”19
Dari ketiga narasumber tersebut memiliki pandangan bahwa rame
saat awal adanya tol tersebut dan setelah akses masuk keluarnya ditutup
untuk sementara waktu, barulah keadaan menjadi sepi.

17
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SL, Selasa 14 November 2016
18
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AI, Rabu 15 November 2016
19
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SH, Selasa 14 November 2016
80

Sedangkan saat mewawancarai narasumber AO peneliti mendapatkan


jawaban dari dampak positif secara pribadi dari si narasumber yang
mengungkapkan
“aoleh dikatakan ya kita, dari tempat tersebut kita pindah ya ada
keuntungannya sih buat saya sih gitu. Keuntungan dari bangunan kan
itu diganti dengan uang, cuman bangunan tersebut tidak di ambil oleh
tol kita bikin kan lagi, jadi dari bangunan yang lama kita di pindahkan
tanpa di ambil dari tol bangunan tersebut kan sudah di bayar tapi
bangunan tersebut kita pindahkan lagi gitu ke tempat yang lain,
menggali bangunan tersebut kita pindahkan”20
Artinya bagi narasumber tersebut ada dampak positif dengan adanya
jalan tol tersebut secara pribadi karena bapak berinisial AO ini
mendapatkan uang dari pembebasan tanah dan bangunannya dan memiliki
rumah lagi dari hasil membebaskan tanahnya untuk jalan tol tersebut.
peneliti dapat simpulkan dari dampak positif ini, para warga sebenarnya
senang dengan adanya jalan tol Cikopo-Palimanan tersebut tetapi dengan
ditutup sementara akses masuk keluar jalan tol tersebut yang menajadikan
salah satu faktor menurunnya pendapatan mereka.
6. Dampak Negatif
Jika ada dampak positif suatu peristiwa, pasti ada hal dampak negative
pula yang ditimbulkan. Oleh karena itu, peneliti menanyakan terkait hal
negatif yang ditimbulkan dengan adanya jalan tol Cikopo-Palimanan
tersebut. menurut narasumber SL beliau mengungkapkan
“Ya begitu mas, rumahnya di gusur, terus sekarang pintu keluar yang
disitu tuh mas ditutup waktu kemarin mau puasa atau lebaran gitu,
sekarang jadi sepi mas, makanan aja kadang yang beli cuma lauknya
aja, jadi nasinya masih banyak”21
Ungkapan itu diucapkan dari bapak SL karena bapak SL memiliki
mata pencaharian sebagai pedagang makanan atau memiliki warung

20
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AO, Rabu 15 November 2016
21
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SL, Selasa 14 November 2016
8

makan yang menjadi sepi setelah adanya penutupan akses jalur masuk
keluar tol Cikopo-Palimanan tersebut yang menjadikan warung makannya
merugi. Hal yang sama juga disampaikan oleh narasumber AI, beliau
mengungkapkan
“Jadi Sepi, gak ada supir mampir buat makan minum, sekarang mah
cuma lewat aja sih ga bisa berhenti, tadinya banyak supir yang
mampir, sekarang”22
Narasumber tersebut menyayangkan bahwa setelah adanya jalan tol
tersebut malah menjadi sepi tempatnya berjualan.

Jawaban yang lebih mengejutkan disampaikan oleh narasumber


berinisal SH yang mengungkapkan dampak negatifnya
“Jadi banyak yang bangkrut de, tuh kayak di warung makan di sana,
tadinya rame jadi pangkalan bus luragung berenti, tapi pas udah ada
tol cipali apalagi sekarang di tutup pintu keluarnya jadi bangkrut yang
warungan di situ. Tapi katanya sih awal tahun besok nih de dibuka
lagi, soalnya kan pintu keluarnya belum ada palangnya”23.
Artinya ada beberapa usaha yang menjadi bangkrut setelah adanya
jalan tol tersebut. sedangkan jawaban dari narasumber AO memiliki sudut
pandang berbeda yaitu negatifnya
“Ya dari tempat dulu kita didepan jalan raya sekarang pindah jauh dari
jalan raya, aksesnya kedalam”24
Jadi menurut bapak berinisial AO bahwa dampak yang ditimbulkan
hanya sebatas akses kejalan raya nya menjadi agak jauh karena sebelum
dibebaskan rumah Bapak AO berada di pinggir jalan raya.
Peneliti menarik kesimpulan dari dampak negatifnya adalah keadaan
menjadi sepi yaitu jalan pantura yang membelah Desa Tegalkarang
tersebut. yang akhirnya menurunkan pendapatan para masyarakat yang

22
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AI, Rabu 15 November 2016
23
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SH, Selasa 14 November 2016
24
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AO, Rabu 15 November 2016
82

menggantungkan mata pencahariannya sebagai penjual makanan untuk


para pengguna jalan pantura yang sekarang sudah mulai beralih
menggunakan jalan tol Cikopo-Palimanan.
7. Mata pencaharian Bapak/Ibu sebelum adanya pembangunan
jalan tol Cikopo-Palimanan
Pada mata pencaharian yang dimiliki oleh para narasumber ada
beberapa macam, seperti narasumber SL yang sebelum adanya jalan tol
beliau memiliki rumah makan, hal yang sama juga disampaikan oleh ibu
AI bahwa mata pencaharian sebelum adanya tol adalah warung makan.
Sedangakan mata pencaharian yang berbeda dimiliki oleh ibu SH yang
beliau memiliki bengkel dan tambal ban untuk mata pencaharian sebelum
adanya tol. Kemudian bapak AO yang sebelum adanya jalan tol yakni
sebagai seorang supir. Peneliti menyimpulkan bahwa mata pencaharian
yang ada di Desa Tegalkarang dipilih oleh masyarakat karena letak
mereka tinggal, mata pencahariannya seperti berjualan makanan di pinggir
jalan raya.
8. Mata pencaharian Suami/Istri sebelum adanya pembangunan
jalan tol Cikopo-Palimanan
Peneliti juga mewawancarai mata pencaharian apa yang dimiliki oleh
pasangan narasumber sebelum adanya jalan tol tersebut. Peneliti kemudian
mewawancarai narasumber SH yang mengatakan bahwa istrinya yang
memasak makanan di warungnya. Mata pencaharian yang berbeda
dimiliki oleh suami dari ibu AI yang memiliki mata pencaharian sebagai
pekerja di pabrik. berbeda dengan bapak SH dan AI yang pasangan
mereka memiliki mata pencaharian Sedangakan ibu SH, suami beliau
sudah tidak bekerja karena faktor usia yang sudah tua. Kemudian istri dari
bapak AO sendiri masih menganggur saat belum adanya jalan tol CIkopo
Palimanan. Jadi dapat peneliti simpulkan bahwa mata pencaharian dari
suami atau istri narasumber beragam sebelum adanya jalan tol tersebut.
8

Ada yang menganggur istrinya dan ada suaminya yang menganggur


karena faktor usia da nada yang suaminya bekerja di pabrik sebelum
adanya pembangunan jalan tol.
9. Mata pencaharian anak pertama Bapak/Ibu sebelum adanya
pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan
Pada tema ini, peneliti mencari jawaban apakah para anak dari
narasumber tersebut memiliki mata pencaharian untuk membantu orang
tuanya. Peneliti pun mewawancarai bapak SL yang memiliki pekerjaan
anak tetapi tidak tinggal dengan beliau. Berbeda dengan bapak SL, ibu AI
memiliki anak yang masih kecil sehingga tidak memiliki mata
pencaharian. Beralih ke narasumber berinial SH memiliki anak pertama
yang bekerja sebagai pegawai dan tidak tinggal bersama ibu tersebut. hal
sama seperti ibu AI, bahwa anak dari bapak AO tersebut masih bersekolah
sehingga tidak memiliki mata pencaharian. Kesimpulan yang peneliti
dapat dari wawancara tersebut bahwa ada anak yang dimiliki narasumber
yang sudah memiliki mata pencaharian dan ada beberapa yang masih
belum memiliki mata pencaharian karena faktor usia dan statusnya sebagai
pelajar.
10. Mata pencaharian anak kedua Bapak/Ibu sebelum adanya
pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan
Pada tema ini peneliti menemukan data bahwa hanya narasumber yang
berinisial SH yang anak keduanya memiliki mata pencaharian sebagai
seorang guru. Sedangkan data yang peneliti dapat dari narasumber yang
berinisial SL, AI dan juga AO bahwa anak kedua mereka tak memiliki
mata pencaharian karena memang faktor usia dan juga statusnya masih
pelajar.
84

11. Mata pencaharian sampingan Bapak/Ibu sebelum adanya


Pembangunan jalan tol cikopo palimanan
Pada tema ini, peneliti menanyakan tentang mata pencaharian yang
dimiliki oleh para narasumber sebelum adanya jalan tol. Ternyata jawaban
yang diberikan dari para narasumber bahwa mereka tidak memiliki mata
pencaharian sampingan sebelum adanya jalan tol. Sedangkan hanya bapak
SL yang memiliki pekerjaan sampingan, bapak SL mengatakan
“Kurir barang mas”25
Beliau menjadi kurir barang walau beliau memiliki mata pencaharian
sebagai pedagang makanan atau warung makan. Peneliti pun dapat
menarik kesimpulan bahwa para narasumber hanya berfokus untuk
kebutuhan hidupnya dengan memiliki satu mata pencaharian saja.
12. Mata pencaharian sampingan Suami/Istri sebelum adanya
Pembangunan jalan tol cikopo palimanan
Pada tema ini, peneliti tidak memiliki data apapun karena semua
pasangan dari para narasumber tersebut ternyata tidak memiliki mata
pencaharian sampingan.
13. Mata pencaharian Bapak/Ibu sesudah adanya pembangunan jalan
tol Cikopo-Palimanan
Pada tema ini, merupakan wawancara terkait mata pencaharian setelah
adanya jalan tol Cikopo-Palimanan tersebut. dari narasumber tersebut ada
yang mata pencahariannya masih sama seperti sebelum adanya jalan tol,
ada juga yang berubah mata pencahariannya. Mata pencaharian yang tetap
seperti bapak SL yang mengungkapkan
“Ya tetap begini, rumah makan”26

25
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SL, Selasa 14 November 2016
26
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SL, Selasa 14 November 2016
8

Tak berbeda jawaban juga disampaikan oleh ibu AI yang


mengungkapkan
“Ya ini nih, toko warung biasa, warung kecil, kopi mie, es”27
Ibu AI walau berdagang tetapi sudah tidak menjadi warung makan,
yang dilakukannya adalah berjualan toko sembako, sedangkan ibu SH
juga tetap memiliki mata pencaharian sebagai bengkel, ibu SH
mengungkapkan
“Ya ibu habis digusur nih depan rumah tadinya disitu ya sekarang
tetep bengkel tapi ibu juga buka warung”28
Peneliti mendapati bahwa narasumber yang berinisial AO saja yang
setelah adanya jalan tol Cikopo-Palimnanan mata pencahariannya berubah
menjadi pegawai di Balai Desa, bapak AO mengungkapkan
“Saya di tarik ke balai desa”29
Bapak AO di pekerjakan di balai desa saat setelah adanya
pembangunan jalan tol.
Peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa sebagian besar narasumber
memiliki mata pencahariannya sama baik sebelum ataupun sesudah
adanya jalan tol Cikopo-Palimanan tersebut.
14. Mata pencaharian Suami/Istri sesudah adanya pembangunan
jalan tol Cikopo-Palimanan
Pada tema ini, peneliti ingin mendapatkan data mata pencaharian
sesudah adanya jalan tol Cikopo-Palimanan yang dimiliki oleh pasangan
narasumber. Peneliti mewawancarai narasumber berinisial SL kemudian
jawaban yang diberikan
“Ya masak sama punya warung kecil-kecilan mas”30

27
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AI, Rabu 15 November 2016
28
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SH, Selasa 14 November 2016
29
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AO, Selasa 14 November 2016
30
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SL, Selasa 14 November 2016
86

Setelah adanya jalan tol Cikopo-Palimanan, ternyata istri beliau


memiliki mata pencaharian yang masih sama seperti sebelum adanya jalan
tol tersebut. jawaban yang hampir sama juga peneliti dapatkan saat
mewawancarai ibu AI yang mengungkapkan
“Masih di pabrik”31
Artinya suami dari ibu AI mata pencaharian sebelum maupun sesudah
adanya jalan tol tetap sama yaitu bekerja di pabrik. beralih ke ibu SH,
peneliti mendapatkan jawaban yang sama seperti wawancara berkaitan
mata pencaharian suaminya, bahwa suami ibu SH tidak bekerja karena
faktor umur. Sedangkan pada narasumber berinisial AO mengungkapkan
“Istri saya jualan nasi”32
Menurut bapak AO setelah adanya jalan tol, istrinya memiliki mata
pencaharian sebagai penjual nasi, hal ini bisa terjadi karena saat keluarga
bapak AO ini pindah rumah dari lokasi sebelumnya yang telah dibebaskan
lahannya untuk keperluan jalan tol tersebut.
15. Mata pencaharian anak pertama Bapak/Ibu sesudah adanya
pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan
Pada tema ini, peneliti menanyakan mata pencaharian yang dimiliki
oleh anak pertama dari para narasumber. Peneliti melakukan wawancara
kepada narasumber terkait mata pencaharian yang dimiliki oleh anak
pertama narasumber setelah adanya jalan tol Cikopo-Palimanan, seperti
jawaban pada saat menanyakan bapak SL, bahwa anaknya masih bekerja
baik sebelum dan sesudah adanya jalan tol karena anak beliau tidak
tinggal dengan bapak SL, sama halnya dengan jawaban bapak SL, anak
dari ibu SH baik sebelum dan sesudah adanya jalan tol Cikopo-Palimanan
tetap menjadi seorang pegawai karena tidak tinggal dengan ibu SH, yang

31
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AI, Rabu 15 November 2016
32
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AO, Rabu 15 November 2016
8

menjadikan tidak berpengaruh sama sekali dengan adanya jalan tol.


Sedangkan saat peneliti mewancarai bapak AO dan ibu AI, peneliti
menemukan jawaban yang sama bahwa anak dari bapak AO dan ibu AI
masih bersekolah dan masih kecil. Jadi dapat peneliti simpulkan bahwa
tidak ada pengaruh bagi mata pencaharian anak pertama dari narasumber
karena umur anak dari narasumber masih kecil dan berstatus masih
pelajar. Sedangkan hanya anak dari narasumber SH dan SL yang memiliki
pekerjaan dan mata pencahariannya tidak terpengaruh dari adanya
pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan.
16. Mata pencaharian anak kedua Bapak/Ibu sesudah adanya
pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan
Seperti pada tema sebelumnya, peneliti menanyakan tentang mata
pencaharian dari anak kedua dari masing masing narasumber terkait mata
pencahariannya. Setelah peneliti melakukan wawancara, hanya anak dari
ibu SH yang memiliki mata pencaharian, ibu SH mengungkapkan
“Tetep jadi guru de, gak ada pengaruhnya de, kan tidak tinggal sama
ibu”33
Jawaban tersebut di utarakan oleh ibu SH yang menandakan bahwa
anak keduanya tidak terpengaruh mata pencahariannya dengan adanya
jalan tol Cikopo-Palimanan karena memang tidak tinggal dengan ibu SH.
Sedangkan pada narasumber yang lain, anak kedua mereka masih kecil
atau belum cukup umur untuk bekerja da nada yang berstatus masih
menjadi pelajar.
Akhirnya dapat peneliti simpulkan juga bahwa karena anak kedua
masih belum memiliki pekerjaan maka tidak terpengaruh dari adanya
pembangunan jalan tol. Hanya anak dari narasumber SH yang memiliki

33
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SH, Selasa 14 November 2016
88

pekerjaan tetapi juga tidak terpengaruh dari adanya pembangunan jalan tol
Cikopo-Palimanan tersebut.
17. Mata pencaharian sampingan Bapak/Ibu sesudah adanya
Pembangunan jalan tol Cikopo Palimanan
Adapun tema ini adalah mengenai pekerjaan sampingan yang dimiliki
oleh narasumber berkaitan dengan setelah adanya jalan tol Cikopo-
Palimanan. Peneliti mewawancarai narasumber berinisial SL dan
mendapatkan jawaban
“Masih kurir barang mas, tapi udah jarang, soalnya semenjak akses
keluar nya di tutup jadi sepi mas, truk truk juga udah jarang yang
mampir”34
Dari jawaban tersebut bahwa bapak berinial SL masih memiliki mata
pencaharian sebagai kurir tetapi walau masih menjadi kurir tapi sudah
jarang setelah adanya tol tersebut atau lebih tepatnya setelah akses keluar
masuk tol ditutup sementara waktu di daerah kecamatan palimanan itu.
Beralih ke narasumber AI, ibu tersebut setelah adanya jalan tol Cikopo-
Palimanan, memiliki mata pencaharian sampingan, ibu AI
mengungkapkan
“ya punya kontrakan sekamar-sekamar”35
Artinya ibu AI setelah adanya jalan tol tersebut memiliki mata
pencaharian sampingan, yang pada saat sebelum adanya jalan tol, beliau
tidak memiliki mata pencaharian. Sama dengan jawaban ibu AI, ibu SH
juga memiliki mata pencaharian sampingan setelah adanya jalan tol
tersebut, ibu SH mengungkapkan
“ya itu warung”36

34
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SL, Selasa 14 November 2016
35
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AI, Rabu 15 November 2016
36
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SH, Selasa 14 November 2016
8

Ibu SH setelah adanya jalan tol memiliki sampingan yaitu warung,


yang saat peneliti lihat memang warungnya tidak terlalu besar. Begitu
juga dengan yang memiliki mata pencaharian sampingan yang melakukan
kirim barang meubeleur. Peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa
dengan adanya jalan tol, para narasumber dapat memiliki mata
pencaharian sampingan untuk kebutuhan nya sehari-hari.
18. Mata pencaharian sampingan Suami/Istri sesudah adanya
Pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan
Pada tema ini, pasangan dari para narasumber yang diwawancarai
ternyata tidak memiliki mata pencaharian sampingan yang sama halnya
dengan sebelum adanya jalan tol, setelah adanya jalan tol tersebut, para
pasangan narasumber ternyata tidak memiliki mata pencaharian
sampingan. Peneliti bisa simpulkan bahwa setelah adanya jalan tol
Cikopo-Palimanan tidak terpengaruh untuk dapat memiliki mata
pencaharian sampingan.

C. Pembahasan Hasil Penelitian


Pembangunan merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Konsep pembangunan sendiri dalam beberapa dekade ini
memiliki makna yang berbeda-beda. Tercatat ada tiga konsep pembangunan
yang dicetuskan oleh manusia yaitu konsep pembangunan yang berorientasi
pada pertumbuhan (pertumbuhan ekonomi), konsep pembangunan kebutuhan
dasar atau kesejahteraan (kebutuhan dasar), dan konsep pembangunan yang
berpusat pada manusia. Ketiga konsep tersebut juga bisa menjadi penafsiran
tentang tujuan bernegara yang tercantum dalam UU No.25 Tahun 2000
tentang program pembangunan nasional (propenas) tahun 2000-2004:
90

“pembangunan nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua


komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara”37.
Dari ketiga konsep pembangunan tersebut. Konsep pembangunan dasar
atau kesejahteraan (kebutuhan dasar) merupakan konsep yang lahir dan
berkembang pada sekitar tahun 1981. Salah satu strategi dari konsep ini
adalah dengan menyediakan public service. Adapun pembangunan
infrastruktur jalan, jalan tol, jembatan dan prasarana yang lain merupakan
beberapa jenis pelayanan public yang harus dibangun, dalam rangka untuk
melakukan pembangunan secara merata oleh pemerintah.
Pembangunan jalan tol sendiri merupakan agenda pemerintah Indonesia
dalam upaya untuk pemerataan pembangunan di Indonesia. Salah satu
pembangunan jalan tol tersebut adalah pembangunan jalan tol Cikopo-
Palimanan. Dalam pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan ini terdapat
salah satu desa yang lahan nya terkena pembebasan untuk pembangunan jalan
tol tersebut. Desa tersebut merupakan Desa Tegalkarang. Desa Tegalkarang
terkena pembebasan lahan dalam proyek pembangunan jalan tol tersebut yaitu
berupa lahan permukiman untuk dijadikan pelebaran sebagai akses keluar dan
masuk transportasi yang akan keluar dan menuju tol Cikopo-Palimanan.
Selanjutnya, dari hasil penelitian ini, peneliti mendukung teori yang
diutarakan oleh Soerjono Soekanto. Bahwa menurut Soerjono Soekanto
“proses pembangunan terutama bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat, baik secara spiritual maupun material”38. Jadi peneliti setuju
dengan pendapat dari Soerjono Soekanto, karena peneliti berpendapat bahwa
pembangunan juga seharusnya bisa meningkatkan taraf hidup atau pun tingkat
pendapatan masyarakatnya, bukan menjadikan pendapatan masyarakatnya

37
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. h.2
Tersedia dari situs http://bappenas.go.id/id/data-dan-informasi-utama/produk-hukum-peraturan-
perundangan/undang-undang/uu-no25-tahun-2004-tentang-sistem-perencanaan-pembangunan-
nasional-sppn/ diakses pada 13 Januari 2017 pukul 07.15 WIB.
38
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), h.360
9

menurun akibat dari adanya pembangunan. Seperti pembangunan infrastruktur


jalan dan jalan tol dan pembangunan fasilitas umum lainnya.
Kemudian hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian dari Zarina
dengan judul Penelitian Dampak pembangunan Jalan Tol Gempol-Pandaan
terhadap kondisi sosial ekonomi penduduk di Desa Wonokoyo kecamatan
aeji Kabupaten Pasuruan bahwa menurut Zarina bahwa “pembangunan Jalan
Tol Gempol – Pandaan berdapak relatif buruk terhadap pendapatan penduduk
Desa Wonokoyo Kecamatan aeji Kabupaten Pasuruan”39. Pembahasan yang
lebih rinci dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kondisi Mata Pencaharian Masyarakat Akibat dampak
pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan
Pekerjaan atau mata pencaharian seseorang dapat mempengaruhi pada
jumlah pendapatan yang akan mereka terima setiap bulannya. Berdasarkan
hasil penelitian pekerjaan yang ada di Desa Tegalkarang bermacam-
macam baik itu pekerjaan utama ataupun pekerjaan sampingan. Tetapi
pekerjaan Utama yang mendominasi adalah pedagang, baik berdagang
makanan seperti warung makan, toko dan warung kopi. Sedangkan
pekerjaan sampingan yang mendominasi adalah baik sebelum dan sesudah
pembangunan jalan tol adalah pedagang dan pekerjaan lain-lain dan
sisanya para responden tidak memiliki pekerjaan sampingan.
Jenis pekerjaan utama di Desa Tegalkarang yang mengalami
perubahan adalah pegawai swasta dan lain-lain. Setelah adanya
pembangunan jalan tol responden yang bekerja sebagai pekerja swasta
mengalami penurunan sebesar 9.07%. penurunan presentase tersebut
responden memilih untuk menjadi tukang ojek karena pada saat
pembukaan jalan tol tersebut banyak penumpang yang turun di pintu

39
Zarina. Dampak pembangunan Jalan Tol Gempol Pandaan terhadap Kondisi sosial ekonomi
penduduk di Desa Wonokoyo Kecamatan Beji Kabuaten Pasuruan, Skripsi pada Universitas Negeri
Surabaya, Surabaya, h. 55 , tidak dipublikasikan
92

keluar yang melewat Desa Tegalkarang, dan kesulitan untuk mendapat


akses transportasi umum, sehingga para responden pun memilih menjadi
tukang ojek karena banyaknya penumpang yang turun di desa tersebut.
Sedangkan pekerjaan lain-lain mengalami peningkatan sebesar 9,1%
yaitu responden memilih untuk menjadi tukang ojek dan ada 1 responden
dahulu hanya memiliki pekerjaan yaitu membuka toko atau warung,
sekarang membuka atau memiliki usaha tambal ban (pekerjaan lain-lain)
setelah adanya pembangunan jalan tol tersebut. Karena bangunan
rumahnya sebagian terkena pembebasan lahan untuk pelebaran jalan yang
mengarah keluar dari pintu tol Cikopo-Palimanan. Dan jenis pekerjaan
pedagang mengalami penurunan sebesar 3,06%. Penurunan presentase
tersebut terjadi karena memanfaatkan uang hasil pembebasan lahannya
untuk membuka tambal ban.
Grafik 4.4 Mata Pencaharian Utama Di Desa Tegalkarang

20
18
16
14
12 Pedagang
10 Petani
8 Pegawai Swasta Lain-lain
6
4
2
0
Jumlah Sebelum Pembangunan Jalan tol
Respon
Sesudah Pembangunan Jalan tol

Sumber: Data Angket Penelitian 2016


Berdasarkan dari grafik 4.4 Tersebut ada dua jenis mata pencaharian
yang setelah adanya pembangunan jalan tol Cikopo Palimanan tersebut
mengalami kenaikan atau bertambah yaitu jenis mata pencaharian petani
dan lain-lain. Pada jenis mata pencaharian utama berupa petani mengalami
9

kenaikan berjumlah satu responden yang sebelumnya mata


pencahariannya adalah berdagang lebih tepatnya memiliki warung.
Namun setelah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan
tersebut menjadikan responden ini memilih untuk mata pencaharian petani
sebagai mata pencaharian utamanya dan warung merupakan pekerjaan
sampingannya. Selanjutnya mata pencaharian utama yang mengalami
kenaikan akibat dari pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan adalah
jenis mata pencaharian utama berupa lain-lain. Dalam jenis mata
pencaharian lain-lain berupa pekerjaan seperti berupa pegawai desa,
bengkel dan tukang ojek.
Sedangkan dalam grafik 4.4 tersebut ada juga mata pencaharian yang
mengalami penurunan setelah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-
Palimanan diantaranya adalah Pedagang, pada mata pencaharian ini
pedagang yang sebelumnya berjumlah 19 orang yang setelah
pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan berkurang satu respoden,
tercatat bahwa satu responden yang beralih mata pencaharian merupakan
reposnden yang memiliki mata pencaharian berupa bertani setelah adanya
pembangunan tersebut. Selanjutnya mata pencaharian utama yang
mengalami penurunan adalah pegawai swasta dalam bidang menjadi
satpam dan supir yang sebelum adanya pembangunan berjumlah empat
orang namun setelah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan
tersebut hanya satu orang saja yang masih menjadi pegawai swasta yang
bertugas menjadi supir dan ketiga reponden lain memilih untuk menjadi
tukang ojek, dan juga bengkel.
94

Grafik 4.5 Mata Pencaharian Sampingan di Desa Tegalkarang

Mata Pencaharian Sampingan


25
23 23
20

15 Pedagang
Petani Lain-lain
10

Tidak Mempunyai
5 5 5
4
1
0 0
Jumlah Sebelum Sesudah Pembangunan Jalan Tol
Pembangunan
Responden
Jalan Tol
Sumber: Data Angket Penelitian 2016

Berdasarkan pada grafik 4.5 Tersebut. ada empat kategori yang di


tunjukkan yaitu pedagang, petani, lain-lain dan tidak mempunyai. Dalam
kaitanya dengan pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan. Mata
pencaharian sampingan yang di miliki oleh responden ternyata hanya ada
satu jenis mata pencaharian sampingan yang meningkat yaitu pedagang.
Sebelum adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan terssebut
responden yang memiliki mata pncaharian berupa pedagang hanya 4
responden saja, namun setelah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-
Palimanan tersebut meningkat menjadi lima orang responden yang
memiliki mata pencaharian. Ternyata satu responden yang memilih untuk
menjadi pekerjaan sampingan berupa pedagang sebelumnya memiliki
pekerjaan sampingan berupa petani. Jadi pekerjaan sampingan yang
mengalami penurunan yaitu petani berjumlah satu dikarenakan beralih
profesi menjadi pedagang atau lebih tepatnya menjual kredit barang
barang rumah tangga. Sedangkan kategori pekerjaan lain-lain dan tidak
9

mempunyai pekerjaan. Sebelum dan sesudah adanya pembangunann jalan


tol Cikopo-Palimanan tidak mengalami perubahan sama sekali oleh
responden.
Jadi kondisi mata pencaharian masyarakat atau responden akibat
dampak adanya jalan tol Cikopo-Palimanan tidak mengalami perubahan
mata pencaharian atau tidak adanya mata pencaharian jenis baru sesudah
adanya pembangunan jalan tol, hanya saja kondisi yang berubah adalah
jumlah orang yang mempunyai mata pencahariannya yang berubah. Sama
halnya dengan mata pencaharian utama, mata pencaharian sampingan
yang ada di Desa Tegalkarang tidak ada perubahan dari jenis mata
pencahariannya, hanya jumlah responden yang memiliki mata pencaharian
sampingan saja yang berubah.
2. Kondisi Pendapatan masyarakat akibat dampak pembangunan jalan
tol Cikopo-Palimanan
Kondisi pendapatan masyarakat dipengaruhi oleh mata pencaharian
yang ditekuni. Baik itu pekerjaan utama ataupun pekerjaan sampingan.
Berdasarkan dari hasil penelitian, secara umum pendapatan masyarakat
yang terkena pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan tersebut
mengalami penurunan pendapatan, terlihat dari tabel 4.8. Sebelum adanya
pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan rentang pendapatan
Rp.3.000.000 sampai kurang dari Rp.4.000.000 didapat oleh 5 responden
dan rentang pendapatan Rp.4.000.000 sampai kurang dari Rp.5.000.000
didapat oleh 5 responden. Tetapi setelah adanya pembangunan jalan tol
tersebut, responden yang memiliki pendapatan Rp.3.000.000 sampai
kurang dari Rp.4.000.000 hanya didapat oleh 3 responden saja. Sedangkan
pendapatan dengan rentang Rp.4.000.000 sampai kurang dari
Rp.5.000.000 hanya didapat oleh satu responden saja.
Berdasarkan hasil penelitian, penurunan pendapatan responden
tersebut dikarenakan berubahnya mata pencaharian pokok karena adanya
96

pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan


tersebut yang mengakibatkan tempat tinggal mereka berpindah dan
berdampak berubahnya mata pecaharian bagi beberapa responden. Dan
pendapatan menurun karena adanya penutupan akses jalan untuk masuk
dan keluarnya kendaraan di tol Cikopo-Palimanan yang berada di Desa
Tegalkarang dan Desa Lungbenda. Penutupan tersebut sudah berlangsung
mulai diberlakukan saat akan masuknya Bulan Ramadhan Tahun 2016
lalu. dan akan dibuka kembali pada awal tahun 2017 nanti.
Grafik 4.6 Pendapatan Di Desa Tegalkarang
20
18 < Rp. 2.000.000
16
14 Rp. 2.000.000-<
12 Rp. 3.000.000
10 Rp. 3.000.000-<
8 Rp. 4.000.000
6 Rp. 4.000.000 -<
4 Rp. 5.000.000
> Rp. 5.000.000
2
0
Jumlah
Sebelum adanya Setelah adanya
Responden pembangunan jalan tol pembangunan jalan tol

Sumber: Data Angket Penelitian 2016


Berdasarkan dari grafik 4.5 Tersebut terdapat rentang pendapatan yang
mengalami kenaikan jumlah responden yang mendapatkan pendapatan
tersebut dan juga ada rentang pendapatan yang mengalami penurunan
jumlah responden yang mendapatkan rentang pendapatan tersebut. rentang
pendapatan yang mengalami penurunan yaitu diantaranya adalah pada
rentang pendapatan pendapatan < Rp. 2.000.000 pada saat sebelum adanya
pembangunan, responden yang memiliki pendapatan tersebut sejumlah 11
orang responden dengan mata pencahariannya yaitu 5 responden sebagai
pedagang, 4 responden memiliki mata pencaharian pegawai swasta dan 2
orang responden yang memiliki mata pencaharian lain lain. namun setelah
9

adanya pembangunan jalan tol tersebut. pada rentang pendapatan < Rp.
2.000.000 hanya ada 10 responden yang memiliki pendapatan sebesar itu
dengan mata pencaharian sebagai pedagang menjadi 2 responden dan 8
responden memiliki mata pencaharian lain lain.
Pendapatan yang mengalami penurunan selanjutnya adalah pada
rentang pedapatan Rp. 3.000.000 - < Rp. 4.000.000. saat sebelum adanya
pembangunan jalan tol, peneliti menemukan ada 5 responden yang
memiliki rentang pendapatan sebesar Rp. 3.000.000 - < Rp. 4.000.000
dengan rinciannya berupa mata pencaharian berupa pedagang ada 3 orang
responden dan mata pencaharian lain-lain sejumlah 2 orang responden.
Selanjutnya setelah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan.
Jumlah responden yang memiliki rentang pendapatan sebesar Rp.
3.000.000 - < Rp. 4.000.000 mengalami penurunan jumlah responden
yang memiliki pendapatan sebesar itu. Yaitu menjadi hanya 3 orang
responden saja. Dengan rincian mata pencahariannya adalah sebagai
pedagang 1 orang dan lain lain sejumlah 2 orang.
Selanjutnya pendapatan yang mengalami penurunan yaitu pada
rentang pendapatan Rp. 4.000.000 - < Rp. 5.000.000. sebelum adanya
pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan terdapat 5 responden yang
mempunyai rentang pendapatan sebesar Rp. 4.000.000 - < Rp. 5.000.000
dengan rincian mata pencahariannya adalah 4 orang memiliki mata
pencaharian sebagai pedagang dan 1 orang responden memiliki mata
pencaharian lain-lain. setelah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-
Palimanan, responden yang memiliki rentang pendapatan tersebut hanya
ada 1 orang responden saja dengan mata pencahariannya sebagai
pedagang. Pada rentang pendapatan > Rp. 5.000.000 tidak mengalami
kenaikan ataupun penurunan jumlah responden yaitu sejumlah 1 orang
responden dengan mata pencahariannya lain-lain.
98

Selanjutnya pendapatan yang mengalami peningkatan jumlah


orangnya adalah pada rentang pendapatan Rp. 2.000.000- < Rp. 3.000.000
saat sebelum adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan terdapat
11 orang responden yang mempunyai rentang pendapatan tersebut dengan
rincian mata pencahariannya adalah 7 orang responden memiliki mata
pencaharian sebagai pedagang dan 4 orang responden yang memiliki mata
pencaharian lain-lain. setelah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-
Palimanan, jumlah responden yang memiliki pendapatan pada rentang Rp.
2.000.000- < Rp. 3.000.000 meningkat menjadi 18 orang responden.
Dengan rincian mata pencahariannya adalah 14 orang responden memiliki
mata pencaharian sebagai pedagang, 1 orang responden memiliki mata
pencaharian sebagai petani, 1 orang responden memiliki mata pencaharian
sebagai pegawai swasta, dan 2 orang memiliki mata pencaharian sebagai
lain-lain. dapat diketahui bahwa peningkatan pendapatan pada rentang Rp.
2.000.000- < Rp. 3.000.000 pada mata pencaharian meningkat dari
sebelumnya 7 orang responden menjadi 14 orang responden. Artinya ada
7 orang resonden baru yang memiliki pendapatan Rp. 2.000.000- < Rp.
3.000.000 setelah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan
tersebut. pembahasan kondisi pendapatan tersebut tersaji pada tabel
berikut ini
Tabel 4.9 Pendapatan Beserta Mata Pencaharian
Mata Pencaharian
Sebelum Pembangunan Sesudah Pembangunan
Level Pendapatan Pt
Pdg P.S L.L Total Pdg Ptn P.S L.L Total
n
1 < Rp. 2.000.000 5 4 2 11 2 8 10
2 Rp. 2.000.000- < Rp.
7 4 11 14 1 1 2 18
3.000.000
3 Rp. 3.000.000 - < Rp.
3 2 5 1 2 3
4.000.000
4 Rp. 4.000.000 - < Rp.
4 1 5 1 1
5.000.000
9

5 >Rp. 5.000.000 1 1 1 1
Total 19 - 4 10 33 18 1 1 13 33
Sumber: Data Angket Penelitian 2016

Keterangan

Pdg : Pedagang
Ptn : Petani
P.S : Pegawai Swasta
L.L
: Lain-lain

Menganalisis data dari tabel 4.9 tersebut, bahwasanya pada rentang


pendapatan sebesar kurang dari Rp. 2.000.000 atau level 1 mengalami
penurunan jumlah responden yaitu sejumlah 1 orang, satu responden
tersebut mengalami peningkatan pendapatan pada rentang Rp. 2.000.000-
< Rp.3.000.000. artinya satu responden tersebut meningkat pendapatannya
setelah adanya pembangunan jalan tol. Di rentang pendapatan Rp.
2.000.000- < Rp. 3.000.000 atau level 2, terdapat peningkatan jumlah
responden yang memiliki pendapatan di level 2 yaitu total 18 orang dari
sebelum adannya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan sejumlah 11
orang responden. Artinya ada 7 orang responden yang pendapatannya
masuk ke level 2 setelah adanya pembangunan, dengan rincian bahwa 1
responden merupakan yang berada pada level 1 atau pendapatan kurang
dari Rp.2.000.000. dan 6 orang responden lainnya, dilihat dari tabel 4.9
tersebut yaitu 2 responden yang berasal pada level 3 atau pada rentang
pendapatan Rp.3.000.000 - < Rp.4.000.000, dan 4 responden yang berasal
pada level 4 atau pada rentang pendapatan Rp.4.000.000 - < Rp.5.000.000.
dari penambahan 7 orang responden tersebut yang pendapatannya masuk
pada level 2 setelah pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan. Hanya satu
orang responden yang memiliki pendapatan meningkat dan 6 orang
responden lainnya mengalami penurunan pendapatan. Untuk lebih dapat
10

memperjelas, peneliti membagi tabel 4.9 kedalam tabel dan grafik sesuai
dengan mata pencahariannya.
Tebel 4.10 Mata Pencaharian Pedagang
Jumlah responden Setelah
Level Pendapatan Mata Pencaharian
Pembangunan Jalan Tol
1 < Rp. 2.000.000 Berkurang 3 orang
2 Rp. 2.000.000- < Rp. 3.000.000 Bertambah 7 orang
3 Rp. 3.000.000 - < Rp. 4.000.000 Pedagang Berkurang 2 orang
4 Rp. 4.000.000 - < Rp. 5.000.000 Berkurang 2 orang
5 >Rp. 5.000.000 -
Sumber: data angket penelitian 2016
Grafik. 4.7 Pedagang

Pedagang
16
14
12 Sebelum
10 Pembangunan Jalan Tol Sesudah
8 Pembangunan
6 Jalan Tol
4
2
0

< Rp.Rp.Rp. 3.000.000 Rp. 4.000.000>Rp.


2.000.0002.000.000- <- < Rp. - < Rp. 5.000.000
Rp. 3.000.000 4.000.000 5.000.000
Sumber: Data Angket Penelitian 2016
Dalam Tabel 4.10 dan grafik 4.7 membahas mengenai mata
pencaharian dan pendapatannya, pada level 1, sebelum adanya
pembangunan jalan tol terdapat 5 orang responden yang memiliki
pendapatan pada level 1, namun setelah adanya pembangunan jalan tol
berkurang 3 responden atau menjadi 2 orang responden yang memiliki
pendapatan di level 1. Pada pendapatan level 2, sebelum adanya
pembangunan jalan tol terdapat 7 orang responden yang memiliki
1

pendapatan di level tersebut, tetapi setelah adanya pembangunan menjadi


14 responden yang memiliki pendapatan di level tersebut. pada
pendapatan level 3, terdapat 3 responden namun setelah adanya
pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan menjadi hanya 1 responden saja
yang memiliki pendapatan di level 3 dalam mata pencaharian pedagang.
Pada pendapatan level 4, terdapat 4 orang responden yang memiliki
pendapatan pada level tersebut, namun setelah adanya pembangunan jalan
tol hanya menjadi 1 orang responden saja yang memiliki pendapatan di
level 4 tersebut. sedangkan pada pendapatan di level 5, baik sebelum
pembangunan jalan tol ataupun setelah pembangunan jalan tol. Pada mata
pencaharian pedagang tersebut tidak ada responden yang memiliki
pendapatan lebih dari >Rp.5.000.000.
Selanjutnya adalah data pendapatan beserta mata pencaharian dari
petani yang tersaji dalam bentuk tabel dan juga grafik.
Tabel 4.11 Mata Pencaharian Petani
Jumlah responden Setelah
No Pendapatan Mata pencaharian
Pembangunan Jalan Tol

< Rp. 2.000.000 -

Rp. 2.000.000- < Rp. 3.000.000 Bertambah 1 orang

Rp. 3.000.000 - < Rp. 4.000.000 Petani -

Rp. 4.000.000 - < Rp. 5.000.000 -

>Rp. 5.000.000 -

Sumber: Data Angket Penelitian 2016


10

Grafik 4.8 Petani

Petani
5

4 Sebelum
Pembangunan Jalan Tol Sesudah Pem
3

1
0
< Rp. Rp. Rp. 3.000.000Rp. 4.000.000 >Rp.
2.000.0002.000.000- <- < Rp. - < Rp. 5.000.000
Rp. 3.000.000 4.000.000 5.000.000

Sumber: Data Angket Penelitian 2016


Pada tabel 4.11 dan grafik 4.8 ini membahas mengenai mata
pencaharian sebagai petani, level pendapatannya dan jumlah
respondennya. Dalam mata pencaharian petani tersebut, pada waktu
sebelum adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan, para
responden tidak ada yang mempunyai mata pencaharian sebagai petani,
baik di pendapatan level 1 sampai 5. Tapi setelah adanya pembangunan
jalan tol pada level 2 pendapatan ada 1 responden yang memiliki mata
pencaharian sebagai petani.
Selanjutnya adalah data pendapatan beserta mata pencaharian dari
pegawai swasta yang tersaji dalam bentuk tabel dan juga grafik.
1

Tabel 4.12 Mata Pencaharian Pegawai Swasta


Jumlah responden Setelah
No Pendapatan Mata Pencaharian
Pembangunan Jalan Tol
< Rp. 2.000.000 Berkurang 4 orang
Rp. 2.000.000- < Rp. 3.000.000 Bertambah 1 orang
Rp. 3.000.000 - < Rp. 4.000.000 Pegawai Swasta -
Rp. 4.000.000 - < Rp. 5.000.000 -
>Rp. 5.000.000 -

Sumber: Data Angket Penelitian 2016


Grafik 4.9 Pegawai Swasta

5
Pegawai Swasta
4
3 Sebelum
2 Pembangunan Jalan Tol

1
0

< Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000- Rp. 3.000.000 - Rp. 4.000.000 - >Rp. 5.000.000
< Rp. 3.000.000< Rp. 4.000.000< Rp. 5.000.000

Sumber: Data Angket Penelitian 2016


Pada tabel 4.12 dan juga grafik 4.9 membahas mengenai mata
pencaharian pegawai swasta dan juga pendapatannya. Pada pendapatan
level 1 teradapat 4 orang responden yang memiliki pendapatan pada level
tersebut sebelum adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan.
Namun setelah adanya pembangunan jala tol Cikopo-Palimanan hanya ada
satu responden yang memiliki mata pencaharian pegawai swasta dan satu
responden tersebut berada pada pendapatan level 2 yang artinya adanya
kenaikan level pendapatan tetapi penurunan kuantitas dari responden yang
memiliki mata pencaharian sebagai pegawai swasta.
10

Selanjutnya adalah data pendapatan beserta mata pencaharian lain-lain


yang tersaji dalam bentuk tabel 4.13 dan juga grafik 4.10
Tabel 4.13 Mata Pencaharian Lain-lain
Jumlah responden Setelah
No Pendapatan Mata Pencaharian
Pembangunan Jalan Tol
< Rp. 2.000.000 Bertambah 6 orang
Rp. 2.000.000- < Rp. 3.000.000 Berkurang 2 orang
Rp. 3.000.000 - < Rp. 4.000.000 Lain-lain Tetap 2 orang
Rp. 4.000.000 - < Rp. 5.000.000 Berkurang 1 orang
>Rp. 5.000.000 Tetap 1 orang
Sumber: Data Angket Penelitian 2016
Grafik 4.10 Lain-lain

Lain-lain
9
8
Sebelum
7
Pembangunan Jalan Tol
6
5
Sesudah Pembangunan Jalan Tol
4
3
2
1
0

< Rp.Rp.Rp.Rp.>Rp.
2.000.000 2.000.000- 3.000.000 - 4.000.000 - 5.000.000
< Rp.< Rp.< Rp. 3.000.000 4.000.000 5.000.000

Sumber: Data Angket Penelitian 2016


Pada tabel 4.13 dan grafik 4.10 membahas mengenai mata pencaharian
lain-lain dan juga pendapatannya. Pada pendapatan level 1 ada 2 orang
responden yang memiliki mata pencaharian lain-lain namun setelah
adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan meningkat menjadi 8
1

orang responden yang memiliki pendapatan di level 1 atau bertambah 6


orang responden. Pada pendapatan di level 2 sebelum adanya
pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan adalah 4 orang responden
namun setelah adanya pembangunan jalan tol tersebut, responden yang
memiliki mata pencaharian lain-lain di pendapatan level 2 berkurang, dari
yang awalnya 4 orang responden menjadi 2 orang responden.
Pada pendapatan di level 3, sebelum dan sesudah adanya
pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan tidak ada perubahan kuantitas
responden yang mempunyai pendapatan di level 3 atau Rp.3.000.000-<
Rp.4.000.000. pada pendapatan di level 4, ada 1 responden yang memiliki
pendapatan pada rentang Rp.4.000.000 -< Rp.5.000.000. namun setelah
adanya pembangunan, yang memiliki mata pencaharian lain-lain dan
pendapatan di level 4 ini tidak ada. Selanjut pada pendapatan di level 5
atau pada rentang pendapatan >- Rp.5.000.000, baik sebelum dan sesudah
adanya pembangunan, jumlah respondennya masih sama yaitu 1 orang
responden yang memiliki mata pencaharian lain-lain dan pendapatan di
level 5.
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat peneliti ambil beberapa hal
temuan dari kondisi pendapatan masyarakat akibat pembangunan jalan tol
Cikopo-Palimanan tersebut. Jadi kondisi pendapatan yang ada di Desa
dilihat dari jumlah responden, ada peningkatan pendapatan pada rentang
Rp. 2.000.000- < Rp. 3.000.000. yaitu kenaikan sebesar 7 orang responden
dari sebelunya hanya 7 orang responden menjadi 14 orang responden yang
mengalami peningkatan jumlah orang yang mendapatkan pendapatan pada
rentang Rp. 2.000.000- < Rp. 3.000.000. Tetapi dilihat dari pendapatan
nya sendiri maka ada penurunan pendapatan yang dialami oleh responden
yang berada di Desa Tegalkarang setelah adanya pembangunan jalan tol
Cikopo Palimanan. Adanya dampak negatif tersebut diutarakan oleh
beberapa narasumber yang peneliti wawancarai yaitu menurut narasumber
10

berinisial AI apakah ada dampak negatif dari pembangunan jalan tol


Cikopo Palimanan? Menurut narasumber berinisial AI
“ jadi sepi, gak ada supir mampir buat makan minum, sekarang mah
Cuma lewat aja sih ga berhenti, tadinya banyak supir yang mampir,
sekarang”.40
Sama hal nya dengan narasumber AI, narasumber berinisial SH juga
berpendapat ada dampak negatif yang di timbulkan dari adanya
pembangunan jalan tol Cikopo palimanan, dampak negatif dari
pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan menurut SH
“Jadi banyak yang bangkrut de, tuh kayak warung makan disana,
tadinya rame jadi pangkalan bus Luragung berhenti, tapi pas udah ada
tol Cipali apalagi sekarang ditutup pintu keluarnya jadi bangkrut yang
warungan disitu. Tapi katanya sih awal tahun besok nih de dibuka lagi
de, soalnya kan pintu keluarnya belum ada palangnya de”.41
Tetapi dari adanya dampak negatif yang terjadi akibat pembangunan
jalan tol Cikopo-Palimanan, peneliti juga mendapati beberapa dampak
positif yang terjadi akibat pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan ini,
menurut narasumber berinisial SL dampak positif dari pembangunan jalan
tol tersebut “sebelum jalan keluarnya di tutup lumayan lebih rame mas” 42
sedangkan menurut narasumber AO dampak positif pembangunan jalan
tol Cikopo-Palimanan adalah
“Boleh dikatakan ya kita, dari tempat tersebut kita pindah ya ada
keuntungannya sih buat saya sih gitu. Keuntungan dari bangunan kan
itu diganti dengan uang, cuman bangunan tersebut tidak di ambil oleh
tol kita bikin kan lagi, jadi dari bangunan yang lama kita di pindahkan
tanpa di ambil dari tol bangunan tersebut kan sudah di bayar tapi
bangunan tersebut kita pindahkan lagi gitu ke tempat yang lain,
menggali bangunan tersebut kita pindahkan”

Jadi kondisi pendapatan masyarakat atau responden akibat


pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan di Desa Tegalkarang, menurut

40
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial AI, Rabu 15 November 2016
41
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SH, Selasa 14 November 2016
42
Hasil wawancara dengan narasumber berinisial SL, Selasa 14 November 2016
1

peneliti, kondisi responden sebenarnya mengalami penurunan pendapatan


setelah adanya atau setelah dilakukan pembangunan jalan tol Cikopo-
Palimanan. Ada beberapa penyebab menurunnya pendapatan seperti yang
terungkap pada hasil wawancara bahwa, sepinya pengendara terutama bus
antar kota seperti Luragung, yang melewati desa karena pengendara lebih
banyak melalui jalan tol Cikopo-Palimanan yang dapat memperpendek
waktu tempuh daripada melewati jalur Pantura, penyebab yang lain yang
terungkap adalah bahwa adanya penutupan akses jalan keluar dari tol
Cikopo-Palimanan yang akan melewati Desa Tegalkarang juga menjadi
penyebab menurunnya pendapatan masyarakat atau reponden yang berada
di Desa Tegalkarang tersebut.
D. Temuan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang diperoleh peneliti, maka dapat diketahui ada
beberapa temuan hasil penelitian yang dilakukan peneliti diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Kondisi mata pencaharian utama yang dimiliki responden baik sebelum
adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan atau sesudah
pembangunan jalannya tidak ada jenis mata pencaharian baru
2. Dalam kondisi mata pencaharian bukan jenis mata pencaharian baru yang
bertambah, tetapi kondisi mata pencaharian yang berubah adalah kuantitas
dari jumlah responden yang memiliki mata pencahariannya yang berubah.
3. Kondisi pendapatan masyarakat atau responden sebelum adanya
pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan dan sesudah pembangunan ada
perubahan dari pendapatannya, yaitu pendapatannya menurun walaupun
jumlah orang bertambah pada rentang pendapatan Rp. 2.000.000- < Rp.
3.000.000. dengan merujuk pada tabel 4.9 dengan penjelasan lebih rinci
bahwasanya pada rentang pendapatan sebesesar kurang dari Rp. 2.000.000
atau level 1 mengalami penurunan jumlah responden yaitu sejumlah 1
orang, satu responden tersebut mengalami peningkatan pendapatan pada
10

rentang Rp. 2.000.000- < Rp.3.000.000. artinya satu responden tersebut


meningkat pendapatannya setelah adanya pembangunan jalan tol. Di
rentang pendapatan Rp. 2.000.000- < Rp. 3.000.000 atau level 2, terdapat
peningkatan jumlah responden yang memiliki pendapatan di level 2 yaitu
total 18 orang dari sebelum adannya pembangunan jalan tol Cikopo-
Palimanan sejumlah 11 orang responden. Artinya ada 7 orang responden
yang pendapatannya masuk ke level 2 setelah adanya pembangunan,
dengan rincian bahwa 1 responden merupakan yang berada pada level 1
atau pendapatan kurang dari Rp.2.000.000. dan 6 orang responden
lainnya, dilihat dari tabel 4.9 tersebut yaitu 2 responden yang berasal pada
level 3 atau pada rentang pendapatan Rp.3.000.000 - < Rp.4.000.000, dan
4 responden yang berasal pada level 4 atau pada rentang pendapatan
Rp.4.000.000 - < Rp.5.000.000. dari penambahan 7 orang responden
tersebut yang pendapatannya masuk pada level 2 setelah pembangunan
jalan tol Cikopo-Palimanan. Hanya satu orang responden yang memiliki
pendapatan meningkat dan 6 orang responden lainnya mengalami
penurunan pendapatan
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menghadapi beberapa keterbatasan yang
dapat mempengaruhi kondisi dari penelitian yang dilakukan. Adapun
keterbatasan tersebut antara lain:
a. Keterbatasan dokumen dari Desa Tegalkarang yang menjadikan
kurangnya informasi pada penulisan profil daerah.
b. Keterbatasan dari responden yang belum mengetahui tentang angket,
menjadikan peneliti lebih lama mengambil data pada tiap responden.
c. Kondisi cuaca yang terik dan tidak bisa diprediksi saat pengambilan data
di Desa Tegalkarang.
109

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan tidak berdampak pada
perubahan jenis mata pencaharian yang dimiliki oleh responden atau
masyarakat di Desa Tegalkarang atau tidak ada perubahan mata
pencahariannya, hanya kuantitas orangnya yang berubah dalam memilih
mata pencahariannya setelah pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan.
2. Kondisi pendapatan yang dimiliki oleh responden atau masyarakat
sebelum adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan adalah dapat di
lihat pada diagram dibawah ini

Tingkat Pendapatan dengan Jumlah Orang


Sebelum adanya Jalan Tol Cikopo-Palimanan
1 orang
< Rp. 2.000.000

5 Orang Rp. 2.000.000- < Rp. 3.000.000


11 Orang
Rp. 3.000.000 - < Rp.
5 Orang 4.000.000
Rp. 4.000.000 - < Rp. 5.000.000

11 Orang >Rp. 5.000.000

109
11

Kemudian saat adanya jalan tol Cikopo-Palimanan, kondisi


pendapatan masyarakat di Desa Tegalkarang mengalami penurunan
pendapatan dan juga perubahan jumlah orang pada tiap tingkatan
pendapatan, perubahan pendapatannya dapat dilihat pada diagram di
bawah ini

Tingkat Pendapatan dengan Jumlah Orang


Setelah adanya Jalan Tol Cikopo-Palimanan
1 Orang
1 Orang
< Rp. 2.000.000
3
Orang Rp. 2.000.000- < Rp. 3.000.000
10 Orang

Rp. 3.000.000 - < Rp.


4.000.000
Rp. 4.000.000 - < Rp. 5.000.000
>Rp. 5.000.000
18 Orang

B. Saran
1. Saran-saran
Berdasarkan paparan kesimpulan di atas, maka peneliti menyampaikan
beberapa saran semoga bermanfaat untuk perbaikan di masa yang akan
datang, khususnya pada Desa Tegalkarang sebagai berikut:
a. Peneliti menemukan bahwa adanya pembangunan jalan tol Cikopo-
Palimanan tidak berpengaruh terhadap jenis mata pencaharian baru
yang muncul setelah adanya jalan tol tersebut, yang berubah hanyalah
jumlah orang yang tetap bermatapencaharian tersebut. Maka saran
peneliti adalah agar masyarakat yang berubah mata pencahariannya,
11

untuk memahami atau melihat kondisi di sekitar desa tersebut supaya


mata pencaharian mereka sesuai dengan target dan kondisi konsumen.
b. Peneliti menemukan bahwa adanya jalan tol Cikopo-Palimanan
membuat penurunan pendapatan masyarakat desa Tegalkarang, maka
saran yang diberikan peneliti adalah lokasi usahanya di tempat yang
banyak dilewati kendaraan.
112

DAFTAR PUSTAKA

SUMBER YANG DI AKSES DARI BUKU


S, Alam, Ekonomi Kurikulum 2013.Jakarta: Esis, 2014.

Astriana Widyastuti, Analisis Hubungan antara Produktivitas Pekerja dan Tingkat


Pendidikan Pekerja terhadap Kesejahteraan Keluarga di Jawa Tengah Tahun
2009, Economics Development Analysis Journal, 2009

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan


Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya, Jakarta: Prenada Media
Grup, 2008.

Creswell, John W, Research Design:Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed,


Terj. Dari Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods
Approaches. Third Edition oleh Achmad Fawaid, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2014.

Eva Vamela, “Pengaruh Rencana Pembangunan Jalan Tol Cikopo Palimanan


terhadap Perubahan Orientasi Mata Pencaharian Petani di Kabupaten
Subang”,Skripsi pada Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung,
Bandung , 2012., tidak dipublikasikan.

Ghozali, Imam dan Anis Chariri, Teori Akuntansi, Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro,2007.

Ginandjar Kartasasmita. Konsep Pembangunan yang Berakar Pada Masyarakat.


Surabaya: t.p., 1997.

Halim, Ridwan. Hak Milik Keadilan dan Kemakmuran Tinjauan Falsafah Hukum.
Jakarta:Balai Aksara, 1986.

Hery, Cara Mudah Memahami Akuntansi: Inti Sari Konsep Dasar Akuntansi. Jakarta:
Prenada Media Grup, 2012.

Indah Dwi Septiyani, “Kajian Sosial Ekonomi Rumah Tangga yang Terkena Proyek
Pembangunan Jalan Tol Seksi 2 Ungaran-aawean” Skripsi pada Respository
Universitas Negeri Semarang. Semarang, 2012. tidak dipublikasikan.

Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta: Balai Pustaka, 2007

112
11

Kuncoro, Mudrajad. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan,


Strategi, dan Peluang, Jakarta: Erlangga, 2004.

Legawa, I Wayan, dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial, Jakarta: Pusat Pembukuan


Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

Mahyu Danil, Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Konsumsi Pada Pegawai


Negeri Sipil Di Kantor Bupati Kabupaten Bireun, Jurnal Ekonomi Universitas
Almuslim Bireuen Vol.IV No. 7, 2013.

Marzali, Amri. Antropologi & Pembangunan Indonesia, Jakarta: Kencana, 2005.

Nofitri, “Gambaran Kualitas Hidup Penduduk Dewasa pada Lima Wilayah Jakarta”,
Skripsi, Depok: Universitas Indonesia. Depok 2009. tidak dipublikasikan.

Nurhadi, dkk., Jelajah Cakrawala Sosial IPS untuk Kelas VIII SMP/MTs, Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Pakpahan, Rogers dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan,
Kementerian Pendidikan Nasional, 2010.

Parwadi, Redatin .Sosiologi Pembangunan. Jakarta:Untan Press, 2013.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol

Setiawan, Didang Pengetahuan Sosial 1:SMP/MTs Kelas VII. Jakarta : Pusat


Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

Siagian, Sondang P. Administrasi Pembangunan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Pres, 2013.

Suci Puji Astuti. “Pengaruh pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan terhadap


kondisi sosial ekonomi masyarakat di kecamatan Kalijati kabupaten Subang”.
Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung, 2014. tidak di
publikasikan.

Sugiharsono, dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII Edisi 4, Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, Bandung: CV. Alfabeta, 2014.


114

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan


R&D). Bandung: ALFABETA, 2013.

Sugono, Dendy. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa, 2008.

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT


Bumi Aksara, 2014.

Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 1996.

Sumardi, Mulyono dan Hans Dieter Evers, ed, Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok,
Jakarta: Rajawali, 1982.

Sunyoto, Danang. Metode dan Instrumen Penelitian: Ekonomi dan Bisnis.


Yogyakarta: Center for Academic Publishing Service, 2013.

Suprihartoyo, dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP dan MTS Kelas VII, Jakarta:
Pustaka Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Sutarto, dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen


Pendidikan Nasional, 2008.

Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2007.

Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith, Pembangunan Ekonomi, Jakarta: Penerbit


Erlangga, 2011.

Winarno, Budi. Etika Pembangunan, Yogyakarta:Center for Academic Publishing


Service,2013.

Zarina. “Dampak pembangunan Jalan Tol Gempol Pandaan terhadap Kondisi sosial
ekonomi penduduk di Desa Wonokoyo Kecamatan Beji Kabuaten Pasuruan,
Skripsi pada Universitas Negeri Surabaya, Surabaya, 2013 tidak
dipublikasikan.

SUMBER YANG DIAKSES DARI INTERNET


aadan Pusat Statistik, “Mortalitas”, 2016, h. 1
http://daps.bps.go.id/file_artikel/70/MORTALITAS.pdf, 15 September 2016.

G.T. Suroso, “Infrastruktur dan Pembangunan Ekonomi”,


http://www.bppk.depkeu.go.id/publikasi/artikel/150-artikel-keuangan-
umum/20517-infrastruktur-dan-pembangunan-ekonomi, 23 September 2015.
11

Istianur, I.P. “Perjalanan Pembangunan Tol Cipali Melewati 6 Era Kepemimpinan”,


http://bisnis.liputan6.com/read/2254656/perjalanan-pembangunan-tol-cipali-
melewati-6-era-kepemimpinan-ri 23 September 2015.

Liputan 6. “Pasca Kecelakaan Maut 9 Kiai tahlil bersama di Tol Cipali”


http://tv.liputan6.com/read/2268719/pasca-kecelakaan-maut-9-kiai-tahlil-
bersama-di-tol-cipali, diakses pada tanggal 05 Maret 2017.

Saokani, Kukuh. “Wagub Jabar: Kecelakaan di Tol Cipali Karena Human Error”
http://news.liputan6.com/read/2267946/wagub-jabar-kecelakaan-di-tol-cipali-
karena-human-error, diakses pada tanggal 05 Maret 2017.

Prasetyo, Yugi. “Fasilitas Tol Cipali Masih Memprihatinkan”.


https://daerah.sindonews.com/read/1020026/151/fasilitas-tol-cipali-masih-
memprihatinkan-1435983439, diakses pada pukul 05 Maret 2017.

Purnawati, Tati. “ aupati Majalengka Desak Pengelola Tol Penuhi Tuntutan Warga”.
http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2015/06/03/329677/bupati-
majalengka-desak-pengelola-tol-penuhi-tuntutan-warga, diakses pada tanggal
05 Maret 2017.

Ariyanti, Fiki. “Harga Tanag Di Sekitar Tol Cipali aisa Meroket 20 Persen”
http://bisnis.liputan6.com/read/2279767/harga-tanah-di-sekitar-tol-cipali-bisa-
meroket-20-persen, diakses pada tanggal 05 Maret 2017.

Redaksi Geotimes. “Tol Cipali Menyusutkan Pendapatan Masyarakat”


http://geotimes.co.id/tol-cipali-menyusutkan-pendapatan-
masyarakat/#gs.XQQi4nU, diakses pada tanggal 06 Maret 2017.

Prayitno, Panji. “70 Persen Usaha di Pantura Gulung Tikar AKibat Cipali”
http://regional.liputan6.com/read/2400643/70-persen-usaha-di-pantura-
gulung-tikar-akibat-cipali, diakses pada tanggal 06 Maret 2017.
1

LAMPIRAN-LAMPIRAN
2

Lampiran 1 : Surat
Bimbingan Skripsi
3
2

Lampiran 2 : Surat
Permohonan Izin
Penelitian
5
6

Lampiran 3 :
Instrumen Wawancara
5

Instrumen Wawancara
Dampak Pembangunan Jalan Tol Cikopo Palimanan Terhadap Kondisi Mata
Pencaharian Dan Pendapatan Di Desa Tegalkarang Kecamatan Palimanan
Kabupaten Cirebon

A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Usia :
4. Alamat Lengkap :
5. Status Perkawinan :
6. Jumlah Anggota Keluarga :
7. Pendidikan Terakhir :

B. Pertanyaan
 Luas Lahan
1. Berapa luas lahan yang dimiliki oleh bapak/Ibu miliki sebelum
adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan?
2. Berapa luas lahan Bapak/Ibu yang terkena pembangunan jalan tol Cikopo-
Palimanan?
3. Berapakah luas lahan yang dimiliki oleh Bapak/Ibu setelah
pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan?
4. Jenis lahan Bapak/Ibu yang terkena pembangunan jalan tol Cikopo-
Palimanan?
 Dampak Pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan
5. Apa dampak positif dari pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan Bagi
Masyarakat?
6. Apa dampak negatif dari pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan Bagi
Masyarakat?
7. Apa dampak positif dari pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan bagi
lingkungan?
8. Apa dampak negatif dari pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan bagi
lingkungan?
6

 Mata Pencaharian
 Sebelum adanya Pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan
9. Apa mata pencaharian Bapak/Ibu sebelum adanya pembangunan jalan tol
Cikopo-Palimanan?
10. Apa mata pencaharian Suami/Istri sebelum adanya pembangunan jalan tol
Cikopo-Palimanan?
11. Apa mata pencaharian anak pertama Bapak/Ibu sebelum
adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan?
12. Apa mata pencaharian anak kedua Bapak/Ibu sebelum
adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan?
13. Apa saja mata pencaharian sampingan Bapak/Ibu sebelum
adanya Pembangunan jalan tol cikopo palimanan?
14. Apa saja mata pencaharian sampingan Suami/Istri sebelum
adanya Pembangunan jalan tol cikopo palimanan?
15. Apa saja mata pencaharian sampingan anak pertama Bapak/Ibu
sebelum adanya Pembangunan jalan tol cikopo palimanan?
16. Apa saja mata pencaharian sampingan anak kedua Bapak/Ibu
sebelum adanya Pembangunan jalan tol cikopo palimanan?
 Sesudah adanya Pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan
17. Apa mata pencaharian Bapak/Ibu sesudah adanya pembangunan jalan tol
Cikopo-Palimanan?
18. Apa mata pencaharian Suami/Istri sesudah adanya pembangunan jalan tol
Cikopo-Palimanan?
19. Apa mata pencaharian anak pertama Bapak/Ibu sesudah
adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan?
20. Apa mata pencaharian anak kedua Bapak/Ibu sesudah
adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan?
21. Apa saja mata pencaharian sampingan Bapak/Ibu sesudah adanya
Pembangunan jalan tol cikopo palimanan?
22. Apa saja mata pencaharian sampingan Suami/Istri sesudah
adanya Pembangunan jalan tol cikopo palimanan?
23. Apa saja mata pencaharian sampingan anak pertama Bapak/Ibu sesudah
adanya Pembangunan jalan tol cikopo palimanan?
24. Apa saja mata pencaharian sampingan anak kedua Bapak/Ibu sebelum
adanya Pembangunan jalan tol cikopo palimanan?
5

Lampiran 4 : Instrumen
Angket
1

INSTRUMEN PENELITIAN ANGKET


DAMPAK PEMBANGUNAN JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN
TERHADAP KONDISI MATA PENCAHARIAN DAN
PENDAPATAN DI DESA TEGALKARANG KECAMATAN
PALIMANAN KABUPATEN CIREBON

No. Responden ……..


 PETUNJUK PENGISIAN
1. Sebelum mengisi angket ini, mohon mengisi identitas Bapak/Ibu
terlebih dahulu pada tempat yang telah tersedia
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan
sebenarnya.
 IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Lengkap :
2. Jenis Kelamin :
3. Umur :
4. Tempat Lahir :
5. Pendidikan :
6. Status Perkawinan :
7. Jumlah Anggota Keluarga.............orang
8. Pekerjaan Utama
a. Petani
b. Peternak
c. Pedagang
d. Pegawai Negeri
e. Pegawai Swasta
f. Penambang
g. Nelayan
h. Lainnya
 PERTANYAAN PENDAPATAN
 Sebelum Adanya Pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan
1. Berapakah besar pendapatan utama yang Bapak/Ibu/ Saudara terima
perbulan?
a. < Rp. 500.000
b. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000
c. Rp. 1.001.000 – Rp. 2.000.000
d. > Rp. 2.000.000
1

2. Apakah Bapak/Ibu/Saudara memiliki pendapatan sampingan?


a. Ada
b. Kadang-kadang
c. Pernah
d. Tidak Ada
3. Jika ada, Berapakah besar pendapatan pekerjaan sampingan
yang Bapak/Ibu/Saudara terima per bulan?
a. < Rp. 500.000
b. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000
c. Rp. 1.001.000 – Rp. 2.000.000
d. > Rp. 2.000.000
 Setelah Adanya Pembangunan Jalan Tol CIkopo-Palimanan
4. Berapakah besar pendapatan utama yang Bapak/Ibu/ Saudara terima
perbulan?
a. < Rp. 500.000
b. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000
c. Rp. 1.001.000 – Rp. 2.000.000
d. > Rp. 2.000.000
5. Apakah Bapak/Ibu/Saudara memiliki pendapatan sampingan?
a. Ada
b. Kadang-kadang
c. Pernah
d. Tidak Ada
6. Jika ada, Berapakah besar pendapatan pekerjaan sampingan
yang Bapak/Ibu/Saudara terima per bulan?
a. < Rp. 500.000
b. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000
c. Rp. 1.001.000 – Rp. 2.000.000
d. > Rp. 2.000.000
1

Lampiran 5 : Instrumen
Observasi
1

Instrumen Observasi
A. Pedoman Observasi
Observasi atau pengamatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini,
yaitu melakukan pengamatan tentang gambaran keadaan di Desa
Tegalkarang setelah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan,
Aspek yang di amati meliputi:
1. Permukiman warga di Desa Tegalkarang
2. Persawahan yang menjadi mata pencaharian warganya
3. Jalan yang berhubungan dengan jalan tol
4. Kantor Desa yang terkena pembebasan lahan
5. Rumah warga yang terkena pembebasan lahan
6. Pedagang di Desa Tegalkarang
Tabel Instrumen Observasi

No. Hal Yang Di Amati Deskripsi

Permukiman warga di Desa Tegalkarang


1

Persawahan yang menjadi mata


2 pencaharian warganya

Jalan yang berhubungan dengan jalan tol


3

Kantor Desa yang terkena pembebasan lahan


4

Pedagang di Desa Tegalkarang


5
1

Lampiran 6 : Transkrip
Wawancara
15
1
1
1
1
1
1
22
2
2
2
2
2
2
2

Lampiran 7 : Lembar
Angket Penelitian
2
2
32
3
3
3
3
3
3
3
40

Lampiran 8 : Lembar
Hasil Observasi
4
42

Lampiran 9 : Laporan
Registrasi Penduduk
4
44

Lampiran 10 : Peta
Administrasi Kecamatan
Palimanan
4
46

Lampiran 11 : Dokumentasi Pen


47
48
49
50
Lampiran 12 : Lembar
Uji Referensi

Anda mungkin juga menyukai