Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN 4 PRATIKUM KUALITAS DAYA LISTRIK

“Membandingkan Penggunaan Jenis Jenis Filter Harmonisa Pada Beban Konverter”

Disusun Oleh :
Korimah
20130087

Dosen Pegampu :
Drs. Hendri M.T, P.h.D

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
A. Tujuan
1. Mengetahui cara kerja filter harmonisa pada beban converter
2. Mengetahui karakteristik dan jenis-jenis filter harmanisa
3. Mampu mendesain filter harmonisa dan mengaplikasikannya

B. Dasar Teori
Dengan semakin tingginya biaya atau tarif listrik, maka tuntutan akan effisiensi dalam
pemakaian daya listrik menjadi pertimbangan yang utama. Efisiensi penggunaan daya listrik
dipengaruhi oleh banyak hal, salah satu diantaranya adalah kualitas daya listrik. Dimana
kualitas daya listrik sangat tergantung kepada jenis jenis beban tertentu yang mengakibatkan
turunya effisiensi. Jenis beban yang mempengaruhi kualitas daya listrik adalah beban
induktive dan beban non linear. Beban nonlinear tersebut akan menimbulkan harmonisa yang
dampaknya akan mengakibatkan kerugian. Kerugian yang disebabkan oleh harmonisa
diantaranya adalah;
1. Panas yang timbul pada mesin listrik karena akibat adanya rugi histerisis dan arus eddy
yang meningkat.
2. Turunnya torsi motor.
3. Kegagalan fungsi relay.
4. Terjadinya resonansi antara kapasitor bank dan generator/trafo yang dapat menyebabkan
terjadinya over voltage.
5. Turunnya effisiensi.
6. Turunnya power factor sehingga mengakibatkan peningkatan rugl-rugi daya.
7. Menimbulkan kesalahan pembacaan alat ukur analog

B.1 Jaringan Dengan Beban Sinusoidal

Misalkan kita jaringan listrik yang sederhana yang terdiri dari generator, dengan
impedansi dalam mathbb Z in dan beban Z L a seperti apa yang terlihat pada gambar 4.1 Bila
tegangan dari generator adalah sinusoida maka tegangan yang sampai ke beban juga
sinusoida. Tegangan busbar V_{T} pada jaringan dapat dinyatakan oleh VT = E- I Zn
Gambar 4.1

Arus jala-jala I, sama dengan arus beban lu sehingga dapat dituliskan dengan I=IL Bila beban
bersifat induktif maka arus I akan terlambat terhadap Vi, dengan sudut J. Vektor diagram dari
kebesaran sistem terlihat pada gambar 4.2

Gambar 4.2

Besar kerugian daya, P rugl , dari sistem dapat dinyatakan dengan persamaan Prugi=3I2
R in dengan R in adalah tahanan dalam generator. Besarnya faktor daya dari sistem adalah

B.2 Jaringan dengan Arus Beban Tidak Sinusoida

Sistem jaringan seperti pada gambar 4.1 dibebani dengan beban yang mendapat di
splet 7 s daya dari penyearah jembatan tiga fasa seperti yang terlihat pada gambar 4.3,
maka besar arus jala-jala adalah I = Ik + IL Bentuk gelombang dari arus Ik adalah non
sinusoidal dan bentuknya terlihat pada gambar 2.2 Karena itu arus 1 juga menjadi tidak
sinusoidalBesar tegangan busbar menjadi VT= E- (Ik+IL) Zin
Gambar 4.3

Karena aris 1 tidak sinusoidal, maka tegangan busbar, VT menjadi tidak


sinusoidaljuga. Tegangan tidak sinusoidal ini menjadi beberapa komponen harmonisa.
Dengan demikian maka beban ZL juga akan kemasukan komponen arus harmonise, dan
hal ini tentunya tidak diinginkan.

B.3 Pengaruh Harmonisa Pada Jaringan

Konverter yang terhubung dengan jaringan tenaga listrik akan menyebabkan


mengalirnya arus non sinusoidal ke jaringan. Jika jaringan ini mempunyai beban lain selain
konverter, maka beban-beban tersebut akan mendapatkan tegangan dari busbar yang
bentuknya tidak sinusoidal lagi. Ini akan menyebabkan :

a. Timbulnya distorsi pada tegangan di busbar.


b. Menurunnya efffisiensi, karena adanya arus harmonisa akan menaikkan rugi histerisis
dan arus eddy pada mesin-mesin listrik.
c. Dapat menimbulkan terjadinya interferensi dengan frekuensi radio dan telepon.
d. Dapat mengganggu peralatan listrik lainnya, misalnya TV, Lampu, komputer dan lain
sebagainya.
e. Bila ada kawat netral maka pada kawat netral akan timbul harmonisa ketiga.
f. Jika jaringan tersebut digunakan untuk menyuplai motor listrik, maka pengaruhnya dapat
dilihat pada tabel 4.

NO Frekuensi Perubahan arus terhadap Dampak


Fundamental (%)
1 20 3,0 Kutup tak seimbang
2 40 2,4 Sudut fasa rotor tak seimbang
3 50 100,0 Normal
4 80 2,3 Kutub tidak seimbang
5 220 2,9 Terpengaruh harmonisa ke 5 dan 7
6 320 3,0 -
7 490 0,3 Terpengaruh harmonisa ke 11 dan 13
8 590 0,4 -

B.4 Pengaruh Harmonisa dalam Power Sistem

Pengaruh utama dari tegangan dan arus harmonisa dalam sistem tenaga listrik
adalah pada mesin berputar. Baik tegangan ataupun arus harmonisa akan menambah
kerugian pada kumparan stator dan rotor maupun stator dan rotor laminasi. Meningkatnya
losses disebabkan karena pengaruh eddy current dan skin effect. Sebagai ilustrasi, motor
16 kW yang beroperasi pada 60 Hz frekuensi, pada tegangan fundamental total kerugian
daya adalah sebesar 1303 watt, sedangkan bila disuplai dengan tegangan quasi-square
kerugian akan meningkat menjadi 1600 watt. Demikian juga harmonisa ini akan
berpengaruh pada torsi motor sehingga terjadi penurunan kapasitas motor. Penurunan
torsi sebesar 5% bila disuplai dengan tegangan yang mempunyai THD sebesar 4%

B.5 Pengaruh Hrmonisa Pada Saluran Kabel

Pengaruh harmonisa pada saluran tenaga listrik dapat menimbulkan terjadinya


drop tegangan. Hal ini disebabkan karena meningkatnya harga rms dari arus karena
pengaruh dari harmonisa. Disamping itu juga terjadinya dielectric stress pada kabel yang
mengakibatkan bertambahnya suhu sehingga kabel menjadi panas dan hal ini bisa
mengakibatkan umur kabel bertambah pendek atau berkurangnya life time

B.6 Pengaruh Harmonnisa Pada Trafo

Pengaruh harmonisa pada trafo menyebabkan peningkatan rugi hysterisis dan


eddy current serta meningkatkan stress pada isolasi. Aliran dari arus harmonisa akan
meningkatkan rugi-rugi tembaga namun hal ini bisa dikurangi dengan pemakaian trafo
konverter karena trafo konverter memisahkan antara sistem ac dengan sisi beban. Trafo
konverter juga mensirkulasikan arus harmonisa ketiga di dalam kumparan delta atau segi
tiga

B.7 Pengaruh Harmonisa pada kapasitor Bank

Sumber tegangan yang mengandung distorsi akan menyebabkan peningkatan


power loss di dalam kapasitor. Dimana power loss ini dipengaruhi oleh adanya frekuensi
harmonisa yang akan mempengaruhi bahan dielektric. Total daya reaktif, termasuk
fundamental dan harmonisa tidak boleh melebihi rated daya reaktifnya. Seri maupun
paralel resonansi antara kapasitor dengan sistem akan mengakibatkan över voltage dan
arus akan menjadi lebih besar. Sehingga mengakibatkan losses meningkat dengan cepat
dan pada kapasitor terjadi over heating dan hal ini mengakibatkan waktu terjadinya
kerusakan pada kapasitor lebih cepat

B.8 Pengaruh Harmonisa Pada Sistem Proteksi

Harmonisa dapat menurunkan karakteristik operasi dari peralatan reley pengaman


tergantung dari fungsi dan prinsip kerjanya. Terutama reley-reley yang berbasis digital
akan mengalami error pada saat penyamplingan data. Pengaruh harmonisa pada reley
biasanya tidak cukup signifikan untuk THD tegangan kurang dari 20%

B.9 Pengaruh Harmonisa pada Daya dan Faktor Daya.

Pengaruh harmonisa pada pengukuran daya dan faktor daya sanagat merugikan
karena alat ukur yang digunakan adalah meteran yang menggunakan kumparan putar
sehingga besarnya frekuensi harmonisa akan mempengaruhi penunjukan meteran
tersebut. Pada pengukuran faktor daya (PF), jika sistem yang diukur mengandung
harmonisa maka akan menyebabkan kesalahan penukuran. Hal ini disebabkan karena
adanya faktor pergeseran (DPF-Displacemen Power Factor). Untuk mendapatkan kualitas
daya yang baik maka perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan kandungan harmonisa
pada beban konverter, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan filter pasif. Filter
pasif banyak digunakan untuk mengkompensasi kerugian daya rektif akibat adanya
harmonisa pada sistem instalasi. Rangkaian filter pasif terdiri dari
Komponen R. L., dan C. Dimana komponen utama yang terdapat pada filter pasif adalah
kapasitor, inductor

a. Kapasitor
Kapasitor digunakan untuk memperoleh sebuah total rating tegagan! diinginkan
KVAr yang
b. Induktor
Induktor digunakan dalam rangkaian filter dirancang mampu menahan selubung
frekuensi tinggi yaitu effek kulit (skin effect)

Gambar 4.4
Filter pasif tersusun dari kapasitor dan induktor dengan satu frekuensi yang
disetting pada frekuensi tegangan harmonisa yang akan di hilangkan.

Dimana fr = frekuensi setting

L = induktansi
c = kapasitansi

Karakteristik susunan frekuensi setting filter

Dimana nr = orde dari resonansi

Fr= frekuensi setting


F1 frekuensi fundamental
Karakteristik kompensasi daya reaktif

Dimana
Qvar = daya reaktif untuk kompensasi

V1 = tegangan fasa-fasa

C = kapasitansi

C. Rangkaian Percobaan

1. Percobaan 1

Gambar 4.5
2. Percobaan 2

Gambar 4.6
Bentuk gelombang arus input yang terdistorsi bisa diperbaiki dengan nenggunakan filter
resonan seriseperti yang tampak pada gambar 4.6 Peralatan yang Dugunakan:
1. Penyearah jembatan satu fasa
2. Fluke meter
3. Ampere meter AC
4. Beban HIL

Langkah Percobaan
1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar percobaan 1
2. Beri rangkaian tegangan sumber satu fasa
3. Amati parameter yang dibutuhkan sesuai dengan tabel pengukuran dengan
menggunakan fluke meter
4. Setelah selesai melakukan pengamatan, lakukan analisis untuk menentukan
5. nilai komponen filter resonan seri seperti pada gambar percobaan 2 5. Buatlah filter
sesuai dengan hasil analisis
6. Buatlah rangkaian seperti pada gambar percobaan 2
7. Lakukan kembali pengamatan seperti langkah 3 di atas
8. Setelah melakukan pengamatan pada percobaan 1 dan 2

Data Pengukuran

Teganga P THD
Arus Gelombang
No. n (Watt PF (%) Spektrum
(A)
(V) ) V I V I
1 50 44 0.6
2 40 34 0.6
3 100 90 0.8
4 150 110 0.9
Tabel 4.1

Teganga P THD
Arus Gelombang
No. n (Watt PF (%) Spektrum
(A)
(V) ) V I V I
1 220 4 0.24
2 200 3,5 0.22
3 180 4 0.19
4 150 3,5 0.16
5 130 3,5 0.13
Tabel 4.2

3. Percobaan 3

Percobaan 3 ini merupakan percobaan lanjutan dari percobaan 1, dimana filter


yang dipakai adalahfilter band pass resonansi paralel. Lakukan seperti langkah percobaan
2' untuk melakukan percobaan 3, kemudian bandingkan dan berikan analisis terhadap
pratikum yang telah dilaksanakan.

Teganga P THD
Arus Gelombang
No. n (Watt PF (%) Spektrum
(A)
(V) ) V I V I
1 20 15 0.55
2 30 25 0.55
3 50 40 0.60
4 80 70 0.70
5 100 90 0.78
Tabel 4.3

Teganga P THD
Arus Gelombang
No. n (Watt PF (%) Spektrum
(A)
(V) ) V I V I
1 220 3.2 0.3
2 200 1.8 0.2
3 180 1.7 0.12
4 150 1.6 0.12
5 130 1.8 0.11
Tabel 4.4

4. Percobaan 4

Percobaan 4 ini masih lanjutan dari percobaan 1, namun pada percobaan 4 Ini
menggunakan tuned filter. Pada percobaan ini filter yang dirancang adalah untuk dua
orde harmonik yang tertinggi. Lakukan seperti langkah percobaan 3 untuk melakukan
percobaan 4, kemudian bandingkan dan berikan analisis terhadap pratikum yang telah
dilaksanakan.

Teganga P THD
Arus Gelombang
No. n (Watt PF (%) Spektrum
(A)
(V) ) V I V I
1 30 25 0.50
2 40 35 0.55
3 50 40 0.60
4 60 50 0.65
5 70 60 0.70
Tabel 4.5 Tabel Pengukuran Setelah Diberi Filter

5. Percobaan 5
Percobaan 5 menggunakan filter low pass LC, dimana filter ini akan melewatkan
di bawah frekuensi resonansi dan meredam frekuensi yang berada di atas frekuensi
resonansi. Lakukan kembali seperti langkah pada percobaan sebelumnya

Teganga P THD
Arus Gelombang
No. n (Watt PF (%) Spektrum
(A)
(V) ) V I V I
1 220 3.4 0.32
2 200 3.2 0.28
3 175 2.6 0.24
4 150 2.2 0.20
5 125 1.8 0.16
Gambar 4.6 Tabel Pengukuran Setelah Diberi Filter

Anda mungkin juga menyukai