Anda di halaman 1dari 21

Penggunaan & Pengaturan

Motor Listrik
PENGEREMAN MOTOR LISTRIK
PENDAHULUAN
Dalam banyak aplikasi, maka perlu untuk memberikan
torsi pengereman bagi peralatan yang digerakkan oleh
motor listrik. Dalam beberapa kasus kerja motor yang
memerlukan perlambatan yang cepat, adalah perlu
untuk melakukan pengereman motor selama periode
operasi.
Jika laju motor berkurang dari 1 menjadi 2 pada
sistem yang memiliki inersia J, maka daya pengereman
Pb untuk waktu pengereman tb diberikan oleh
persamaan,
𝑡𝑏

∫ 𝑃𝑏𝑑𝑡 1 𝜔12 − 𝜔22


= 2𝐽
0
PENDAHULUAN
Ada 3 jenis pengereman yang dapat diterapkan pada hampir semua
jenis motor listrik, yaitu:
(a) Pengereman regeneratif;
Terjadi bila motor beroperasi sebagai generator pada saat masih
terhubung ke power supply sehingga energi mekanik diubah
menjadi energi listrik dan dikembalikan ke supply. Kebanyakan
mesin listrik dapat melalui perubahan mode dari aksi motor
menjadi generator secara lancar jika mengalami overdrive oleh
beban.
(b) Pengereman rheostatik atau dinamik;
Pengereman ini melibatkan operasi motor sebagai generator;
energi mekanik diubah menjadi energi listrik yang didisipasikan
sebagai panas dalam resistansi belitan mesin atau resistansi yang
dihubungkan ke mesin sebagai beban listrik. Energi listrik tidak
dikembalikan ke supply seperti pada kasus regeneratif.

LOG
PENDAHULUAN
(c) Pengereman plugging atau arus balik;
Pengereman ini melibatkan koneksi ulang power supply ke
motor sehingga motor cenderung berputar dalam arah yang
berlawanan. Jika diinginkan motor untuk berhenti dan tidak
terus berputar dalam arah yang berlawanan, maka diperlukan
relay untuk memutus supply pada saat ketika motor berhenti.
Plugging menarik energi dari supply seperti halnya
mendisipasikan energi yang dikonversi dari energi mekanik
menjadi panas; jadi ini adalah metode pengereman listrik yang
tidak efisien.

LOG
DIAGRAM EMPAT KUADRAN
Hubungan kelajuan–torsi yang menyatakan aksi dari suatu mesin
listrik dapat direpresentasikan dalam diagram empat kuadran
sebagai berikut:
(i) Pada saat torsi positif dan kelajuan positif, mesin berada pada
mode motor / drive;
(ii) Pada saat torsi negatif dan kelajuan positif, mesin berada pada
mode pengereman;
(iii) Pada saat torsi negatif dan kelajuan negatif, mesin berada pada
mode motor / drive dalam arah putar yang berlawanan;
(iv) Pada saat torsi positif dan kelajuan negatif, mesin berada pada
mode pengereman dalam arah putar yang berlawanan;

LOG
DIAGRAM EMPAT KUADRAN

LOG
PENGEREMAN LISTRIK MOTOR DC
1. Pengereman Motor DC Shunt
(a) Pengereman Rheostatik atau Dinamik
Koneksi motor shunt untuk operasi pengereman dinamik
ditunjukkan pada Gambar 3.5. Jangkar diputuskan dari supply
dan kemudian dihubungkan melalui resistanse Re. Mesin bekerja
sebagai generator yang digerakkan oleh energi kinetik yang
tersimpan dan mendisipasikan daya dalam rangkaian jangkar.

Gambar 3.5 Pengereman dinamik motor shunt

LOG
PENGEREMAN LISTRIK MOTOR DC
Misalkan arus medan adalah If,
ggl rotasional Er pada kelajuan r
= Kf , dimana Kf adalah tetapan.
ra = resistansi jangkar; Re = resis-
tansi eksternal dalam rangkaian
jangkar untuk pengereman. Total
resistansi rangkaian jangkar R =
ra + Re.
Arus pengereman dalam jangkar =
𝐸𝑟 = 𝐾𝑓𝜔𝑟
𝑅
2
𝐸2
dan daya pengereman Pb = 𝐾𝑓𝜔𝑟
𝑟
= 𝑅
𝑅
Waktu untuk mengurangi kelajuan dari 1 menjadi 2:
𝜔1
𝑡𝑏 = 𝐽𝑅
2
𝑙𝑛
𝐾 𝑓 𝜔2
PENGEREMAN LISTRIK MOTOR DC
Jika waktu pengereman tb diberikan dan 1 diketahui, laju motor
2 dapat ditentukan dari
𝜔1 𝑡 𝑏 𝐾 2
𝑙𝑛 𝜔2 = �
𝐽𝑅
Rugi inti, rugi mekanik dan torsi beban direpresentasikan
(pendekatan) oleh rugi-rugi dalam resistansi semu R m yang paralel
dengan Re.
(b) Pengereman Plugging atau Arus Balik
Jika tegangan terminal jangkar dari motor dc dibalik, tegangan
supply dan ggl motor saling menjumlahkan. Untuk menghindari
arus yang berlebih, resistansi rangkaian jangkar harus bernilai
sekitar dua kali resistansi pengasutan (start). Gambar 3.7
menunjukkan koneksi motor shunt untuk pengereman arus balik
atau plugging.

LOG
PENGEREMAN LISTRIK MOTOR DC
Dengan eksitasi tetap, torsi
pengereman = KfIa. Untuk
beban inersia murni, KfIa =
Jpr. Operasi plugging dapat
direpresentasikan dengan
penerapan tegangan jangkar
terbalik –Va sebagai
tegangan step pada laju
operasi.

Gambar 3.5 Plugging motor dc


shunt Arus awal = –(Va + er)/R
Jangkar harus dalam kondisi sirkulasi terbuka pada saat kelajuan
nol; bila tidak motor akan berputar dalam arah sebaliknya.

LOG
PENGEREMAN LISTRIK MOTOR DC
(c) Pengereman Regeneratif
Pengereman regeneratif memungkinkan untuk motor dengan
penguatan shunt dan penguatan terpisah. Metode ini hanya
mungkin dilakukan bila ggl rotasional melebihi tegangan yang
diterapkan ke jangkar. Hal ini bisa terjadi dengan memperkuat
medan atau dengan mengubah tegangan jangkar. Regeneratif tidak
memerlukan modifikasi atau pun tambahan terhadap peralatan
yang ada. Akan tetapi, kelajuannya dibatasi sampai nilai kelajuan
saat motor berputar pada kondisi medan penuh.
Perbandingan dengan Metode Pengereman yang Lain
Dalam kasus plugging, switch dan resistor pembalik sekitar dua kali
nilai ratingnya, dengan kenaikan rating waktu, harus dibandingkan
dengan resistansi pengasutan. Pengereman rheostatik memerlukan
switchgear tambahan dan meningkatkan rating waktu.

LOG
PENGEREMAN LISTRIK MOTOR DC
Torsi pada semua kasus dibatasi sampai nilai yang berhubungan
dengan arus maksimum yang diperbolehkan dan eksitasi penuh.
Dalam sistem Ward Leonard, pengereman regeneratif pada torsi di
atas kondisi maksimum seperti di atas dapat dilakukan pada
seluruh kelajuan dalam kedua arah putaran.
Untuk mesin penguatan terpisah yang direm secara rheostatik, arus
jangkar maksimum dapat dijaga hingga eksitasi penuh dan
resistansi eksternal nol pada rangkaian jangkar dicapai. Setelah
kondisi ini, torsi akan jatuh dalam hubungan linier dengan kelajuan
sampai mencapai nilai nol saat standstill. Dalam kasus mesin shunt
dengan pengereman rheostatik, arus dan torsi maksimum dapat
diatur di bawah nilai kelajuan kritis.

LOG
PENGEREMAN LISTRIK MOTOR DC
2. Pengereman Motor DC Seri
(a) Pengereman Rheostatik atau Dinamik
Merupakan hal yang jarang untuk mengeksitasi belitan medan seri
oleh sumber supply yang terpisah. Balik koneksi jangkar atau medan
untuk memastikan bahwa jangkar akan membentuk ggl. Resistansi
pengereman harus dibuat sedemikan hingga (Re + ra + rse) lebih kecil
dari resistansi kritis untuk kelajuan saat pengereman dilakukan. Torsi
pengereman akan hilang setelah kelajuan kritis dicapai.
(b) Pengereman Regeneratif
Pengereman regeneratif untuk motor seri di industri adalah hal yang
tidak biasa; tetapi pada sistem traksi dc dimana saat lokomotif listrik
menarik kereta yang berat menuruni bukit, kebutuhan energi listrik
berkurang danmemiliki dampak ekonomi dengan penggunaan
peralatan regeneratif; juga mengurangi pemakaian pengereman
mekanik.

LOG
PENGEREMAN LISTRIK MOTOR INDUKSI
(a) Pengereman Dinamik
Dalam operasi normal, motor induksi dieksitasi dari sistem supply.
Dalam pengereman dinamik motor induksi, belitan stator motor tiba-tiba
dicatu dengan supply dc. Jadi dalam pengereman dinamik, belitan stator
digunakan sebagai belitan medan dc dan belitan rotor sebagai belitan
jangkar. Dalam kasus motor squirrel cage, belitan rotor itu sendiri
membentuk beban pada motor selama pengereman. Dalam kasus motor
induksi slip ring atau rotor belitan, resistansi eksternal dapat
ditambahkan ke rangkaian rotor untuk membentuk beban. Eksitasi dc
dapat diberikan ke stator melalui rectifier atau supply dc.
Ada sejumlah cara dimana belitan stator dapat dihubungkan
sebagai belitan medan dc. Salah satu cara yang paling umum adalah
menghubungkan dua dari fase stator yang terhubung bintang secara
seri dan mengeluarkan ujung (lead)-nya; fase ketiga dijaga agar
terisolir dan kemudian berikan supply dc pada kedua lead tadi.

LOG
PENGEREMAN LISTRIK MOTOR INDUKSI
Dengan koneksi ini, arus ac ekivalen pada stator sehubungan dengan
eksitasi dc untuk menghasilkan fluks yang sama adalah
2𝐼
=
3 𝑑𝑐

Metode lain untuk menghubungkan belitan stator, kedua terminal


saluran dihubungkan bersama, jadi dua fasa terhubung paralel. DC
disupply ke lead bersama ini dan lead dibawa keluar dari fase ketiga; jadi
fase ketiga terhubung seri dengan kombinasi kedua pase yang paralel.
Selama pengereman dinamik, mesin induksi beroperasi sebagai
generator sinkron kutub non-salient yang dibebani resistor tiga fase.

LOG
PENGEREMAN LISTRIK MOTOR INDUKSI
(b) Pengereman Plugging atau Arus Balik
Dalam kasus motor induksi fase banyak seimbang, pengereman
dilakukan secara sederhana dengan membalik urutan fase dari supply
motor; yakni, jika koneksi awal memiliki urutan fase R, Y, B yang
terhubung ke fase A, B, C maka untuk plugging, R, Y, B dihubungkan ke
A, C, B. Jadi arus akan berbalik. Sekarang, slip motor memiliki referensi
baru terhadap ggl stator. Slip menjadi lebih besar dari satu dan berada di
antara 1 dan 2. Kurva kelajuan-torsi dari motor pada kondisi plugging
ditunjukkan pada Gambar 3.12.

LOG
PENGEREMAN LISTRIK MOTOR INDUKSI

Gambar 3.12 Kurva


kelajuan-torsi pada
kondisi pengereman
plugging

LOG
PENGEREMAN LISTRIK MOTOR INDUKSI
(b) Pengereman Regeneratif
Gambar 3.13 menunjukkan karakteristik motor induksi yang beroperasi
(i) sebagai motor; (ii) pada kondisi pengereman; (iii) sebagai generator

Gambar 3.12

LOG
PENGEREMAN LISTRIK MOTOR INDUKSI

LOG
PENGEREMAN LISTRIK MOTOR INDUKSI

LOG

Anda mungkin juga menyukai