Anda di halaman 1dari 1

Denting gitar mengalir menyibak rasa pilu di hati

Membuka lubang hitam yang telah lama tertutupi

Mengalirkan ingatan tentang kisah lalu yang menyulut api amarah di hati

Hingga akhirnya meledak bak gunung berapi

Tersadar pada denting berikutnya

Rasa pilu itu kian merebak

Ingin rasanya jauh-jauh membuangnya

Namun ketika mengangkatnya terasa begitu berat

Teringat segala perih yang menjadi buah dari lakunya

Bertumbuh dan menyebar akar yang mendalam ke segala arah

Sungguh hati ingin segera menghentikannya

Namun kembali pilu itu seakan tak mau menyerah,

Ketulusan hati dipermainkan seolah tiada harga

Mencoba untuk tetap menerima semua dengan maaf dan maklum

Namun semakin menjadi sehingga menahannyapun tak lagi bisa

Dan aku semakin terpijak oleh ketidakhormatan

Namun begitulah aku ketika sudah sangat sakit

Diriku adalah musuh terbesarku

Anda mungkin juga menyukai