Anda di halaman 1dari 78

Metodologi Pengambilan

dan Pemeriksaan Sampel Biologis

Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Biologis dalam kaitannya dengan Surveilans


generasi kedua ini dimana terdiri dari 2 jenis pemeriksaan biologis, yaitu :
1. STHP : Survei Terpadu HIV dan Perilaku
Pada survei ini pengambilan sampel dan pemeriksaan biologis yang dilakukan adalah
Darah Vena untuk dilakukan pemeriksaan Sifilis dan anti-HIV dengan metoda Rapid
Test .
2. STBP : Survei Terpadu Biologis dan Perilaku
Pada survei ini pengambilan sampel dan pemeriksaan biologis yang dilakukan adalah
Darah Vena untuk dilakukan pemeriksaan Sifilis dengan RPR dan TP rapid dan anti-
HIV dengan Rapid Test dan juga dilakukan pengambilan sampel Usap vagina untuk
perempuan dan anus untuk Waria/LSL.
Untuk Pengambilan sampel dilakukan oleh petugas medis terlatih langsung di
lapangan/lokasi survei, untuk Pemeriksaan Biologis dilakukan di Laboratorium Kesehatan
Daerah yang ditunjuk untuk Pemeriksaan Sifilis dan anti-HIV sedangkan untuk Pemeriksaan
Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoe dengan teknik PCR di lakukan di
Laboratorium Rujukan Nasional IBBS MARPS yang akan ditunjuk Kementrian Kesehatan RI
di Jakarta.
Tabel 1. Pengambilan & Pemeriksaan sampel Biologis Sesuai Target Group
1. UNTUK WILAYAH STBP
No Target Darah Usap Pemeriksaan Keterangan
Group
1 WPS Vena Vagina Sifilis (RPR & TP Rapid), Sampel Usap di
anti-HIV, CT dan NG Kirim ke
2 WARIA Vena Anus Sifilis RPR & TP Rapid, Laboratorium
anti-HIV, CT dan NG Rujukan Nasional
3 LSL Anus Sifilis TP Rapid, anti- untuk kemudian
HIV, CT dan NG dilakukan
pemeriksaan
CT/NG dengan
metoda PCR

2. UNTUK WILAYAH STHP

STBP 2014 1
No Target Group Darah Pemeriksaan Keterangan
1. PENASUN Vena Sifilis TP Rapid,
anti-HIV
2. PRIA RISTI (ABK, Vena Sifilis TP Rapid,
TKBM, OJEK/Angk. anti-HIV
Umum,)
3. WARGA BINAAN Vena Sifilis TP Rapid,
PEMASYARAKATAN anti-HIV
4.

Pengambilan Sampel Biologis


Pengambilan sampel biologis harus dilakukan oleh tenaga medis (Perawat/Petugas
Laboratorium) yang biasa melakukan pengambilan darah vena. Dalam 1 tim biasanya
terdiri dari 4 pewawancara dengan 1 petugas pengambil sampel biologis, tergantung dari
jenis kelompok sasaran. Berikut adalah tabel jumlah sampel masing – masing target group

Tukang Gay
No Provinsi Kabupaten/Kota WPS-L WPS-TL ABK TKBM Sopir Truk Penasun Waria LSL Remaja WBP
Ojek (Internet)
1 1 Medan 250 400 250 0 1.000
Sumatra
Utara Deli Serdang dan Serdang
2 250 300 300
Bedagai
2 Kep. Riau 3 Batam 250 250 400 0 1.000 400
3 4 Jakarta Utara 250 400
5 Jakarta Barat 250 0
DKI Jakarta 6 Jakarta Pusat 250 250 250 1.000 400
7 Jakarta Selatan
8 Jakarta Timur
4 9 Bandung 250 250 250 250 250 0
Jawa Barat
10 Bekasi dan sekitarnya 250 250
5 11 Semarang 250 250 400 250 250 250 1.000 400
Jawa Tengah
12 Batang 250 400
6 13 Surabaya 250 250 400 250 250 250 0 1.000
Jawa Timur 14 Banyuwangi 250
15 Malang Raya 250 250 250 250 250 400
7 Bali 16 Denpasar 250 250 400 250 0 1.000 400
8 NTT 17 Kupang 250 250 400
9 Papua 18 Jayapura dan sekitarnya 250 250 300 1.000
19 Wamena 250
Bandar Lampung dan
10 Lampung 20 250 250
sekitarnya
21 Lampung Selatan 400
11 Maluku 22 Ambon 250 250 400
4.000 3.250 2.400 400 1.500 600 1.500 1.250 1.500 0 7.000 2.000

STBP: Survei Terpadu Biologis & Perilaku


Pemeriksaan Biologis: Sifilis, anti-HIV, CT & NG
STHP: Survei Terpadu HIV & Perilaku
Pemeriksaan Biologis: Sifilis, anti-HIV
SSP: Survei Surveilans Perilaku
Pengambilan Sampel Biologis Sesuai Kelompok Sasaran
a. WPS

b. LSL :

Darah perifer diganti darah vena

STBP 2014 3
c. Penasun

Darah perifer diganti vena


d. Pria Risti :
Darah perfifer ganti vena
Urine pontianak dihilangkan

e. Warga Binaan Pemasyarakatan

Darah perifer ganti vena

f. Waria

g.

STBP 2014 5
Alur Langkah Kerja STBP 2014
a. Alur Langkah Kerja STBP UNTUK WPS DAN WARIA
Responden yang bersedia diambil darahnya, setelah selesai diwawancarai diberi 1 kit
pengambilan sampel

Petugas pencacah/pengawas mengantar responden ke paramedis/perawat

Paramedis/perawat meminta kit yang dibawa responden dan mengecek kesesuaian nomor
dan kelengkapan kit (Ikuti tahapan pengambilan sampel)

Perawat menjelaskan kepada responden bahwa mereka akan diambil sampel darah vena
dan sampel Usap vagina untuk WPS atau Usap Anus untuk Waria

Perawat melakukan pengambilan sampel darah vena


Jelaskan cara mengambil sampel Usap vagina/anus dan melakukan pengambilan sampel
Usap,

Bagi yang sikon sangat tidak memungkinkan diambil oleh petugas, Berikan cotton
aplicator kepada responden,
Minta mereka untuk mengambil sampel sendiri

Masukkan cotton applicator ke dalam medium PCR, kocok-kocok selama 15 detik , tekan
cotton pada dinding tabung dan buang Usapnya

Masukkan tabung ke dalam rak tabung

Masukkan sampel ke dalam cool box container

Serahkan Kepada Pengawas

Kirim sampel ke Balai Laboratorium Kesehatan Yang Ditunjuk

Petugas Laboratorium melakukan:


1. Menempelkan 1 label ke dalam lembar hasil pemeriksaan
2. Menempelkan 1 label ke dalam lembar pengiriman sampel PCR
3. Memutar sampel darah
4. Melakukan pemeriksaan sifilis
5. Melakukan pemeriksaan anti-HIV
6. Mencatat semua hasil pada lembar hasil pemeriksaan
7. Memindahkan sisa serum ke dalam tabung plastik 1,8 ml, dan simpan di dalam
frezer (-200C).
8. Memisahkan tabung dengan hasil yang reaktif dan non reaktif pada rak tabung
yang berbeda, yang akan dikirim untuk pemeriksaan kontrol kualitas ke
Laboratorium BBLK Jakarta.
9. Masukkan tabung sampel untuk pemeriksaan PCR dalam refrigerator sebelum
dikirim ke Balitbangkes

Kirim lewat layanan satu hari sampai


1. Semua tabung sampel PCR lengkap dengan datanya ke:
Badan Litbangkes c.q Bapak Kambang Sariadji
2. Semua sampel serum untuk QC HIV dan Sifilis dikirim ke:
BBLK Jakarta c.q dr. Sondang Sirait
3. Formulir hasil pemeriksaan anti HIV dan Siphilis dikirim ke:
Subdit AIDS dan PMS c.q Kasubdit AIDS dan PMS

STBP 2014 7
Konfirmasi pengiriman sampel melalui telepon ke:
1. Sampel PCR : Bapak Kambang Sariadji (081316230097)
2. Sampel QC: dr. Sondang Sirait (08129361890)
3. Formulir hasil pemeriksaan anti HIV dan Siphilis :
Viny (02142880231/0811178870)
4. Bapak Kambang Sariadji dan dr. Sondang Sirait menginformasikan penerimaan
sampel ke: Viny (Subdit AIDS dan PMS) – 0811178870

b Alur Langkah Kerja STBP UNTUK LSL

Responden yang bersedia diambil darahnya, setelah selesai diwawancarai diberi 1 kit
pengambilan sampel

Petugas pencacah/pengawas mengantar responden ke paramedis/perawat

Paramedis/perawat meminta kit yang dibawa responden dan mengecek kesesuaian nomor
dan kelengkapan kit (Ikuti tahapan pengambilan sampel)

Perawat menjelaskan kepada responden bahwa mereka akan diambil sampel


darah vena dan sampel Usap anus untuk LSL yang dilakukan oleh responden sendiri

Perawat melakukan pengambilan sampel darah vena

Jelaskan cara mengambil sampel Usap anus, lakukan pengambilan sampel Usap
anus atau bila sikon sangat tidak memungkinkan, minta mereka mengambil sendiri
sampelnya

Berikan cotton aplicator kepada responden,


Minta mereka untuk mengambil sampel sendiri

Masukkan cotton applicator ke dalam medium PCR, kocok-kocok selama 15 detik


dan tekan cotton aplicator pada dinding tabung medium PCR dan buang Usapnya

Masukkan tabung ke dalam rak tabung


Masukkan sampel ke dalam cool box container

Serahkan Kepada Pengawas

Kirim sampel ke Balai Labkes Yang Ditunjuk

Laboran melakukan:
1. Menempelkan 1 label ke dalam lembar hasil pemeriksaan
2. Menempelkan 1 label ke dalam lembar pengiriman sampel PCR
3. Melakukan pemeriksaan sifilis
4. Melakukan pemeriksaan anti-HIV
5. Mencatat semua hasil pada lembar hasil pemeriksaan
6. Memisahkan tabung dengan hasil yang reaktif dan non reaktif pada rak tabung
yang berbeda, yang akan dikirim untuk pemeriksaan kontrol kualitas ke
Laboratorium BBLK Jakarta.
7. Masukkan tabung sampel untuk pemeriksaan PCR dalam refrigerator sebelum
dikirim ke Balitbangkes

Kirim lewat layanan satu hari sampai


1. Semua tabung sampel PCR lengkap dengan datanya ke:
Badan Litbangkes c.q Bapak Kambang Sariadji
2. Semua sampel serum untuk QC HIV dan Sifilis dikirim ke:
BBLK Jakarta c.q dr. Sondang Sirait
3. Formulir hasil pemeriksaan anti HIV dan Siphilis dikirim ke:
Subdit AIDS dan PMS c.q Kasubdit AIDS dan PMS

Konfirmasi pengiriman sampel melalui telepon ke:


1. Sampel PCR : Bapak Kambang Sariadji (081316230097)
2. Sampel QC: dr. Sondang Sirait (08129361890)
3. Formulir hasil pemeriksaan anti HIV dan Siphilis :
Viny (02142880231/0811178870)
4. Bapak Kambang Sariadji dan dr. Sondang Sirait menginformasikan penerimaan
sampel ke: Viny (Subdit AIDS dan PMS) – 0811178870

STBP 2014 9
c. Alur Langkah Kerja STHP UNTUK Penasun, Pria Risti dan WARGA BINAAN
PEMASYARAKATAN

Responden yang bersedia dilakukan pemeriksaan serta diambil darahnya, setelah selesai
diwawancara, diberi 1 kit pengambilan sampel

Petugas pencacah/pengawas mengantar responden ke paramedis/perawat

Paramedis/perawat meminta kit yang dibawa responden dan mengecek kesesuaian nomor
dan kelengkapan kit (Ikuti tahapan pengambilan sampel)

Perawat menjelaskan kepada responden bahwa mereka akan diambil sampel darah vena

Perawat melakukan pengambilan sampel darah vena

Masukkan sampel darah ke dalam cool box container

Serahkan Kepada Pengawas

Kirim sampel ke Balai Laboratorium Kesehatan Yang Ditunjuk

Laboran melakukan:
1. Menempelkan 1 label ke dalam lembar hasil pemeriksaan
2. Melakukan pemeriksaan sifilis
3. Melakukan pemeriksaan anti-HIV
4. Mencatat semua hasil pada lembar hasil pemeriksaan
5. Memisahkan tabung dengan hasil yang reaktif dan non reaktif pada rak tabung
yang berbeda, yang akan dikirim untuk pemeriksaan kontrol kualitas ke
Laboratorium BBLK Jakarta.

Kirim lewat layanan satu hari sampai


1. Semua sampel serum untuk QC HIV dan Sifilis dikirim ke:
BBLK Jakarta c.q dr. Sondang Sirait
2. Formulir hasil pemeriksaan anti HIV dan Siphilis dikirim ke:
Subdit AIDS dan PMS c.q Kasubdit AIDS dan PMS

Konfirmasi pengiriman sampel melalui telepon ke:


1. Sampel QC: dr. Sondang Sirait (08129361890)

STBP 2014 11
2. Formulir hasil pemeriksaan anti HIV dan Siphilis :
Viny (02142880231/0811178870)
3. dr. Sondang Sirait menginformasikan penerimaan sampel ke: Viny (Subdit AIDS
dan PMS) – 0811178870
Tahapan Kerja Pengambilan Sampel Biologis Di Lapangan
1. Persiapkan alat yang perlu dibawa sebelum kelapangan
a) Tourniquet
b) Holder Pronto
c) Band Aid
d) Rak tabung
e) Cool Box sample darah, PCR
f) Wadah tahan tusukan untuk jarum bekas
g) Kantong plastik sampah medis
h) Kantong plastik sampah non medis
i) Paket pengambilan sampel sesuai target
j) Paket Cadangan Jarum Vacuntainer
k) Paket Cadangan Alkohol Usap
l) Paket Cadangan Kasa Steril

2. Setiap partisipan menerima satu paket pengambilan sample yang sudah diberi label 9
digit nomor, dengan keterangan sbb :
2 digit pertama menunjukkan provinsi
2 digit kedua menunjukkan kabupaten
2 digit ketiga menunjukkan target group, yaitu :
01 WPS Langsung
02 WPS Tidak Langsung
04 Pengguna Jarum Suntik (IDU)
06 Waria
09 LSL
10 ABK (Anak Buah Kapal)
11 TKBM
12 Ojek/Supir Angkutan Umum
13 Supir Truk
16 Warga Binaan Pemasyarakatan
17 Buruh
18 Remaja

3 digit keempat menunjukkan nomor responden

3. Setelah menerima paket pengambilan sampel, periksa kelengkapannya sesuai dengan


kelompok partisipan

STBP 2014 13
3.1.Perlengkapan Kelompok 01 & 02 (WPS langsung, WPS tidak langsung)
3.1.1. Perlengkapan pengambilan darah vena yang terdiri dari :
- Flashback vacuntainer needle 1 buah
- Tabung SST tutup kuning yang sudah diberi label nomor 1 buah
- Tabung serum 1,8 ml bertutup ulir yang sudah diberi label nomor 1 buah
- band-aid 1 buah
- kapas alcohol 1 buah
- Kasa steril 2 buah

3.1.2. Perlengkapan pengambilan Usap vagina


- cotton applicator 1 buah
- tabung plastik “Amplicor” yang sudah diberi label nomor 1 buah

3.2.Perlengkapan Kelompok 04 Pengguna Jarum Suntik ( Penasun), Kelompok Pria


Risti (10 ABK (Anak Buah Kapal), 11 TKBM (Tenaga Kerja Bongkar Muat), 12
(Tukang Ojek), 13 (Supir Truk), 16 (Warga Binaan)
Perlengkapan pengambilan darah vena yang terdiri dari :
- - Flashback vacuntainer needle 1 buah
- Tabung SST tutup kuning yang sudah diberi label nomor 1 buah
- Tabung serum 1,8 ml bertutup ulir yang sudah diberi label nomor 1 buah
- band-aid 1 buah
- kapas alcohol 1 buah
- Kasa steril 2 buah

3.3.Perlengkapan Kelompok 06 (Waria) & 09(LSL)


3.3.1. Perlengkapan pengambilan darah vena yang terdiri dari :
- Flashback vacuntainer needle 1 buah
- tabung SST tutup kuning yang sudah diberi label nomor 1 buah
- Tabung serum 1,8 ml bertutup ulir yang sudah diberi label nomor
1 buah
- band-aid 1 buah
- kapas alcohol 1 buah
- Kasa steril 2 buah

3.3.2. Perlengkapan pengambilan Usap anus


- kapas lidi “Amplicor” 1 buah
- tabung plastik “Amplicor” yang sudah diberi label nomor 1 buah

4. Masing – masing paket juga dilengkapi 6 – 8 label terpisah yang digunakan sbb.
Untuk semua target group label digunakan untuk :
- 1 buah label ditempelkan pada kuisioner
- 1 buah label ditempelkan pada kartu keikutsertaan survei (untuk mendapat-kan
layanan IMS & VCT tanpa membayar)
- 1 buah label di tempelkan di laporan harian pengambilan sampel biologis (Form
STBP12-BIO1)
- 1 buah label di tempelkan di Pengiriman Sampel Harian (Form STBP12-BIO-2)
- 1 buah label ditempelkan pada lembar hasil pemeriksaan laboratorium
- 1 buah label ditempelkan pada lembar pengiriman sample PCR
- Sisa label masukkan kembali kedalam kit untuk diserahkan petugas laboratorium.

5. Persiapkan semua alat untuk pengambilan sampel dan cocokkan nomor dalam tabung
dengan nomor dalam kit.
6. Kemudian panggil partisipan sesuai dengan nomor responden
7. Perkenalkan diri dan jelaskan prosedur pengambilan sampel dan petunjuk
pengambilan sample sesuai dengan kelompok partisipan.
8. Lakukan prosedur pengambilan sample sesuai dengan kelompok partisipan.
9. Berikan kartu keikutsertaan survei yang telah diberi label nomor ke responden.
10. Tawarkan rujukan ke klinik.
11. Antarkan partisipan kepada pengawas
12. Lengkapi administrasi dengan pengawas

4.1.4. Prosedur Pengambilan Sampel


4.1.4.1. Usap vagina/anus untuk pemeriksaan Gonore dan Chlamidia dengan PCR
a. Cek perlengkapan pengambilan sampel
- Kapas lidi merek AMPLICOR
- Tabung plastik AMPLICOR
b. Lakukan pengambilan sampel Usap ( Bagi yang sikon sangat tidak
memungkinkan diambil oleh petugas, berikan pada responden paket
pengambilan sampel bermerek “AMPLICOR” (terdiri dari tabung plastik
dan kapas lidi steril)
c. Beritahukan cara membuka kapas lidi dan pengambilan hapusan vagina/anus
–Perlihatkan petunjuk untuk partisipan dalam pengambilan Usap
vagina/anus
d. Arahkan responden ke ruang pengambilan sampel
e. Setelah responden selesai, ambil kapas lidinya
f. Buka tutup tabung Amplicor
g. Masukan kapas lidi kedalam cairan dalam tabung lalu aduk dengan memutar
kapas lidi selama 10 – 15 detik. (Jangan lebih dari 15 detik karena akan
mempengaruhi pemeriksaan PCR)
h. Patahkan lidi sampai batas tutup tabung dan segera tutup (Kapas lidi
ditinggalkan dalam tabung)

STBP 2014 15
k. Tutup tabung dan Letakan tegak lurus

Catatan : Tidak dilakukan pada responden wanita yang sedang menstruasi.


Petunjuk Untuk Partisipan Dalam Pengambilan Usap Vagina
1. Buka celana/pakaian bagian bawah dan pakaian dalam
2. Buka kapas lidi yang diberikan petugas
3. Tempatkan salah satu kaki diatas kursi yang disediakan
4. Dengan 2 jari tangan kiri buka bibir vagina bagian luar
5. Relax dan masukan kapas lidi ke dalam vagina (usahakan tidak menyentuh
bibir vagina)
6. Dorong perlahan-lahan kapas lidi sampai ¾ nya masuk kedalam vagina atau
sampai tidak bisa didorong lagi.
7. Putar kapas lidi sebanyak 3 – 5 putaran
8. Kemudian tarik kapas lidi perlahan-lahan dan usahakan tidak menyentuh
dinding vagina
9. Bila tidak berhasil, bisa dicoba mengambil sampel dengan posisi jongkok.
Atau bila responden bersedia, dapat dibantu oleh petugas.
10. Berikan kapas lidi kepada petugas

STBP 20132014 17
Petunjuk Untuk Partisipan Dalam Pengambilan Swap Anus
1. Buka celana/pakaian bagian bawah dan pakaian dalam
2. Buka kapas lidi yang diberikan
3. Jongkok, tangan kiri tarik pantat bagian kiri agar lubang anus terbuka
4. Relax dan masukan kapas lidi perlahan-lahan kemudian dorong perlahan-
lahan sampai dengan ½ - ¾ kapas lidi masuk
5. Putar kapas lidi 3 – 5 putaran
6. Kemudian tarik kapas lidi perlahan-lahan
7. Berikan kapas lidi kepada petugas
Pengambilan Darah Vena untuk pemeriksaan HIV dan T. Pallidum/Sifilis
a. Cek perlengkapan pengambilan sampel
- Kapas alkohol
- Flashback vacuntainer needle
- Holder vacuntainer
- Wing needle.
- Jarum suntik 3CC (yang digunakan hanya syringe saja)
- 1 buah tabung vacuntainer tutup kuning
- Band-aid
- Sarung Tangan
- Kasa steril
b. Siapkan perlengkapan pengambilan darah (Kapas alkohol, flashback needle, 1 buah
tabung vacuntainer tutup kuning, band-aid, sarung tangan, rak tabung,
torniquet, tempat buang jarum)
c. Jelaskan kepada responden tujuan dari pemeriksaan ini
d. Cocokkan nomor label pada tabung dengan kuesioner.
e. Posisi lengan harus lurus, jangan membengkokkan siku. Pilih lengan yang banyak
melakukan aktivitas.
f. Minta partisipan untuk mengepalkan tangan
g. Pasang “torniquet” ± 6-7 cm pada lengan di atas lipat siku daerah yang akan
ditusuk.
h. Pilih bagian vena median cubital atau chepalic
i. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil darahnya dengan kapas alkohol dan
biarkan kering untuk mencegah terjadinya hemolisis dan rasa terbakar. Kulit
yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
j. Pasang jarum ke holder dengan cara memutar
k. Buka jarum dan letakan tutupnya diatas meja
l. Gunakan ibu jari anda dan tarik 1 -2 cm dibawah daerah yang akan ditusuk, tahan
kulit dengan ibu jari.
m. Tusuk bagian vena tadi dengan lubang jarum menghadap ke atas dengan sudut
kemiringan antara jarum dan kulit 15 derajat,
n. Bila jarum berhasil masuk vena, akan terlihat darah masuk dalam jarum.
o. Bila darah tidak keluar, ganti posisi penusukan (bila terlalu dalam, tarik sedikit dan
sebaliknya), usahakan darah dapat keluar dengan satu kali tusuk.
p. Tekan tabung vacuntainer ke jarum, darah akan langsung mengalir ke tabung.
q. Minta pasien untuk membuka kepalannya.
r. Lepaskan torniquet
s. Isi tabung sampai penuh atau sampai vacum tidak bekerja lagi.
t. Tutup dengan kasa steril dan lepaskan jarum perlahan – lahan.
u. Tutup dengan band-aid atau lakukan penekanan halus sampai darah berhenti.
v. Kocok – kocok tabung dengan mebolak balikkan tabung arah keatas kebawah
secara perlahan-lahan.
w. Letakan tegak lurus didalam rak tabung.

STBP 20132014 19
x. Buang jarum kedalam wadah tahan tusukan.
y. Buang kapas dan kasa ke dalam plastik limbah medis

Tahapan Kerja Cara Pengemasan Dan Pengiriman Sampel Di Lapangan


1. Usap Vagina dan Anus
- `Masukkan tabung amplicor kedalam tabung tempatkan kedalam cool box.
- Cocokkan sample Usap dengan daftar sampelnya
- Beri ice pack
- Pengawas mengirimkan sample ke Balai Laboratorium Kesehatan terdekat
pada hari yang sama.
2. Darah Vena
- Masukkan tabung darah kedalam tabung tempatkan kedalam cool box.
- Jangan sampai tabung darah menempel dengan es
- Cocokkan sample darah dengan daftar sampelnya
- Pengawas mengirimkan sample ke Balai Laboratorium Kesehatan terdekat
pada hari yang sama.

Laporan Harian Kegiatan Pengambilan Spesimen Biologis

STBP 20132014 21
Ganti swab jadi usap vagina dan anus, tahun,
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR HARIAN PENGAMBILAN SAMPEL DARAH DAN USAP:
Cara Pengisian
PROVINSI Isikan provinsi tempat pelaksanaan survei
KABUPATEN/KOTA Isikan kabupaten/kota tempat pelaksanaan survei.
KELOMPOK SASARAN Pilih kelompok sasaran untuk sampel biologis. Coret yang tidak
terpilih. Ingat satu formulir digunakan hanya untuk satu
kelompok sasaran.
NAMA PETUGAS Isikan nama petugas yang bertanggungjawab terhadap
pengambilan sample biologis ini.
TANGGAL PENGAMBILAN Isikan tanggal pada saat dilakukan pengambilan darah atau Usap
NOMOR FORMULIR Isikan kode berdasarkan petunjuk di bawahnya (BIO1-PROP-KAB-
KELOMPOK SASARAN-PETUGAS-TANGGAL-NO URUT), di mana
diisikan kode formulir, kode provinsi, kode kabupaten/kota,
Isikan kode provinsi, kode kabupaten/kota, kode sasaran
berdasarkan kelompok sasaran. Inisial adalah inisial nama
petugas. Tanggal dituliskan bulan dan tanggalnya. Terakhir adalah
NOMOR urut keluar formulir.
Contoh: BIO1-31-35-WPSTL-1201-01
BIO1 : Kode formulir
31 : Kode Provinsi
35 : Kode Kabupaten/kota
WPSTL : Kelompok sasarannya adalah WPS tidak langsung.
YTM : Nama petugas Yatman
1201 : Tanggal 12 bulan januari (01)
01 : NOMOR pertama.
No Berikan NOMOR URUT sesuai tanggal penggambilan sampel
Stiker ID Tempelkan stiker ID sesuai dengan stiker yang telah disediakan
untuk responden tersebut.
Darah: Isikan sesuai dengan pelaksanaan di lapangan
Diambil Darah berhasil diambil oleh petugas.
Gagal Darah gagal diambil oleh petugas.
Menolak Responden menolak dari awal. Kalau menolak karena kegagalan
pengambilan sampel, dimasukkan ke Gagal.
Usap: Isikan sesuai dengan pelaksanaan di lapangan
Diambil Usap yang berhasil diambil oleh petugas.
Gagal Usap yang gagal diambil oleh petugas.
Menolak Responden menolak dari awal. Kalau menolak karena kegagalan
pengambilan sampel, dimasukkan ke Gagal.
Keterangan Berikan keterangan apabila ada catatan yang perlu diperhatikan
untuk kepentingan survei atau responden.
Jumlah Isikan berdasarkan rekapitulasi baris sebelumnya. Isikan sesuai
kolomnya masing-masing.
Jumlah sampel lengkap (darah Isikan jumlah sampel yang diambil secara lengkap (diambil darah
dan Usap) dan diambil Usap). Kalau hanya diambil darah ataupun hanya
diambil Usap, tidak dimasukkan dalam jumlah di sini.
Catatan (selama proses Berikan catatan-catatan yang perlu diinformasikan terkait dengan
pengambilan darah harian) proses ini
TANDA TANGAN BERIKAN TANDA TANGAN SESUAI DENGAN NAMA PETUGAS.

STBP 20132014 23
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR PENGIRIMAN SAMPEL DARAH, USAP DAN PAKET
RESPONDEN
Cara Pengisian
PROVINSI Isikan provinsi tempat pelaksanaan survei
KABUPATEN/KOTA Isikan kabupaten/kota tempat pelaksanaan survei
KELOMPOK SASARAN Pilih kelompok sasaran untuk sampel biologis. Coret yang tidak
terpilih. Ingat satu formulir digunakan hanya untuk satu
kelompok sasaran.
NAMA PETUGAS Isikan nama petugas yang bertanggungjawab terhadap
pengiriman sampel ini.
TANGGAL PENGAMBILAN Isikan tanggal pada saat dilakukan pengambilan darah atau Usap
TANGGAL PENGIRIMAN Isikan tanggal pada saat dilakukan pengiriman sampel darah
atau Usap ke pengawas
NOMOR FORMULIR Isikan kode berdasarkan petunjuk di bawahnya (BIO1-PROP-
KAB-KELOMPOK SASARAN-INITIAL-TANGGAL-NO URUT), di
mana diisikan kode formulir, kode provinsi, kode
kabupaten/kota,
Isikan kode provinsi, kode kabupaten/kota, kode sasaran
berdasarkan kelompok sasaran. Inisial adalah inisial nama
petugas. Tanggal dituliskan bulan dan tanggalnya. Terakhir
adalah NOMOR urut keluar formulir.
Contoh: BIO3-31-35-WPSTL-YTM-1201-01
BIO2 : Kode formulir pengiriman
31 : Kode Provinsi
35 : Kode Kabupaten/kota
WPSTL : Kelompok sasarannya adalah WPS tidak langsung.
YTM : Nama petugas Yatman
1201 : Tanggal 12 bulan januari (01)
01 : NOMOR pertama.
No Berikan NOMOR sesuai tanggal penggambilan sampel
Stiker ID Tempelkan stiker ID sesuai dengan stiker yang telah disediakan
untuk responden tersebut.
Darah Beri tanda centang (v) pada kolom darah, tapi ingat pada
kelompok sasaran yang diambil darah dan Usap, yang dikirim
adalah yang mempunyai sampel darah dan Usap lengkap.
Usap Berikan tanda centang (v) pada kolom Usap, bila terdapat sampel
Usap.
Paket Responden Berikan tanda centang (v) pada kelompok paket responden.
Keterangan Berikan keterangan apabila ada catatan yang perlu diperhatikan
untuk kepentingan survei atau responden.
Jumlah Isikan berdasarkan rekapitulasi baris sebelumnya. Isikan sesuai
kolomnya masing-masing.
Catatan (selama pengemasan) Berikan catatan-catatan yang perlu diinformasikan terkait
dengan sampel biologis ini.
TANDA TANGAN BERIKAN TANDA TANGAN SESUAI DENGAN NAMA PETUGAS.
MENGETAHUI Tanda tangan oleh pengawas, sebagai tanda sudah diperiksa oleh
pengawas.

STBP 20132014 25
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR CATATAN PENGIRIMAN SAMPEL DARAH DAN
USAP DAN PAKET RESPONDEN:

Cara Pengisian
PROVINSI Isikan provinsi tempat pelaksanaan survei
KABUPATEN/KOTA Isikan kabupaten/kota tempat pelaksana survei
KELOMPOK SASARAN Pilih kelompok sasaran untuk sampel biologis. Coret yang
tidak terpilih. Ingat satu formulir digunakan hanya
untuk satu kelompok sasaran.
NAMA PETUGAS Isikan nama petugas yang bertanggungjawab terhadap
pengiriman sampel ini.
No Berikan NOMOR URUT sesuai tanggal penggambilan
sampel
NOMOR FORMULIR Isilah nomor formulir yang ada di formulir kode STBP13-
BIO-2 (FORMULIR PENGIRIMAN SAMPEL DARAH, USAP
DAN PAKET RESPONDEN) yang akan dikirim ke
laboratorium.
JUMLAH SAMPEL DARAH Isikan jumlah sampel darah yang diserahkan
JUMLAH SAMPEL USAP Isikan jumlah sampel Usap yang diserahkan
JUMLAH PAKET RESPONDEN Isikan jumlah paket responden yang diserahkan
TANGGAL PENGIRIMAN Isikan tanggal pengiriman.
TANDA TANGAN PENERIMA Tanda tangan penerima dari laboratorium
Catatan Berikan catatan-catatan khusus.

STBP 20132014 27
Pemeriksaan Sampel Biologis
Alur Pemeriksaan Laboratorium Sesuai Dengan Jenis Sampel

Diganti bagan (perifer ganti vena)


Prosedur Pengolahan Sampel Sesuai Dengan Jenis Sampel
1. Prosedur Spesimen PCR Usap Vagina/Anus Untuk Pemeriksaan N. Gonorhoeae
Dan C. Trachomatis
a) Periksa label identitas pada tabung plastik PCR
b) Simpan tabung dalam keadaan tertutup
c) Simpan pada suhu 2-8ºC dalam keadaan tegak lurus
d) Lakukan pengiriman (tidak boleh lebih dari 5 hari)

2. Prosedur Pemisahan Spesimen Serum Untuk Pemeriksaan Sifilis Dan HIV


Serologi
a) Periksa label identitas pada tabung darah
b) Sentrifus tabung darah pada 1000 – 1500 rpm selama 10 menit
c) Kerjakan pemeriksaan HIV sesegera mungkin secara serial dengan reagensia
yang akan digunakan (ikuti prosedur kerja pemeriksaan anti-HIV)
d) Kerjakan RPR dan bila positif lanjutkan ke pemeriksaan Sifilis Rapid, bila
positif lalu teruskan ke titrasi RPR (ikuti prosedur kerja pemeriksaan Sifilis)
e) Tuliskan hasil pada formulir hasil dan lembar hasil pemeriksaan sesuai
dengan label identitas
f) Pisahkan sampel kebutuhan pemeriksaan.
g) Siapkan sampel untuk dikirim ke Jakarta dan urutkan berdasarkan formulir
pengiriman sample.

Prosedur Pemeriksaan Sesuai Dengan Jenis Sampel


Prosedur Pemeriksaan Sifilis

Alur Pemeriksaan Sifilis :

STBP 20132014 29
PERIFER DIHILANGKAN
PERALATAN :
a) Rotator
b) Sentrifus
c) Mikropipet 5 – 50 ul.
d) Tip Kuning
e) Semua peralatan sudah tersedia didalam kit (Pipet, Stirer, dispenser & jarum
antigen, Test card, Kontrol Negatip, Kontrol Positip).
f) Sarung tangan
g) Timer .

REAGEN :
a) Reagen RPR yang digunakan dan dilengkapi dengan kontrol negatif, kontrol
positif
b) Rapid Diagnostic Test (RDT) TP Syphilis
c) NaCl 0,9 %
d) Hipocloride 0.05%

BAHAN PEMERIKSAAN :
Serum (tidak boleh lisis dan terkontaminasi bakteri)

PROSEDUR KERJA :
PINDAH KE LAMPIRAN
I. PERSIAPAN
a) Biarkan reagensia pada suhu kamar 30 menit sebelum digunakan
b) Pemeriksaan tapisan pertama menggunakan reagensia RPR, bila didapatkan hasil
yang positif dilanjutkan dengan pemeriksaan pengenceran RPR dan RDT TP
Siphilis.

II. PEMERIKSAAN RPR KUALITATIF


a) Keluarkan reagensia RPR dari lemari pendingin dan biarkan pada suhu ruangan
selama ± 30 menit sebelum digunakan.
b) Siapkan Test Card.
c) Beri nomor dan tuliskan pada test card.
d) Isi antigen kedalam botol penetesnya dengan cara menghisapnya langsung dari
botol antigen, lalu pasang tutup/jarum dispensernya
e) Ambil sampel 1 tetes dengan menggunakan pipet yang tersedia dalam kit.
f) Dengan menggunakan stirer, lebarkan sample memenuhi seluruh lingkaran.
g) Kocok – kocok antigen teteskan antigen (1 tetes) dengan menggunakan
dispenser & jarum diatas sampel (posisi vertikal). Tidak perlu mencampurkan
antigen dengan sampel.
h) Letakkan diatas rotator kemudian putar rotator selama 8 menit dengan
kecepatan 100 ± 2 rpm.
i) Sertakan kontrol negatip dan kontrol positip setiap kali pemeriksaan dan
perlakuan kontrol sama dengan sampel.
j) Baca hasilnya dan tuliskan pada lembar hasil pemeriksaan laboratorium.
k) Bila positip lakukan pengenceran RPR dan pemeriksaan RDT TP Sifilis.

III. PEMERIKSAAN PENGENCERAN RPR


a) Lakukan pengenceran serial.
b) Pipet kedalam 6 lingkaran pada kartu pemeriksaan RPR masing-masing 50 ul Na
Cl 0.9% dengan mikropipet mulai kolom 2 sampai dengan 7
c) Pipet 50 ul serum spesimen pada kolom 1 dan 2
d) Campurkan dengan Na Cl 0.9% pada lingkaran kedua dengan cara menghisap dan
mengeluarkannya 5 – 10x didalam lingkaran pertama kartu pemeriksaan
e) Kemudian pipet 50 ul campuran pada lingkaran kedua, campurkan dengan Na Cl
0.9% pada lingkaran ketiga dengan cara menghisap dan mengeluarkannya 5 – 10
x didalam lingkaran ketiga kartu pemeriksaan
f) Lakukan seterusnya sampai dengan lingkaran ketujuh dan buang 50 ul campuran
pada lingkaran ketujuh
g) Ratakan dengan batang pengaduk mulai dari pengenceran tertinggi (lingkaran
ke-tujuh)
h) Kocok – kocok antigen teteskan antigen (1 tetes) dengan menggunakan
dispenser & jarum diatas sampel (posisi vertikal).
i) Tidak perlu mencampurkan antigen dengan sampel.
j) Letakan diatas rotator kemudian putar rotator selama 8 menit dengan kecepatan
100 ± 2 rpm
k) Baca hasilnya dan tuliskan pada lembar hasil pemeriksaan laboratorium.

STBP 20132014 31
PEMERIKSAAN RDT TP SIFILIS

Metoda : Rapid Test ICT (Immuno Chromatography Test)


Reagensia : SD Syphilis 3.0 ( BIOLINE )
Bahan Pemeriksaan : Serum
Peralatan : Adjustable Mikropipet ukuran 5 – 50ul.

Cara kerja : (mengikuti reagen)


1. Biarkan reagen pada suhu kamar.
2. Buka kemasan lalu beri identitas sampel pada membrane.
3. Dengan menggunakan mikropipet, ambil 10 µl sampel dan teteskan pada lubang
sampel
4. Tunggu dan biarkan menyerap.
5. Teteskan 3- 4 tetes diluen.
6. Tunggu dalam waktu 5 – 20 menit.
7. Catat hasil pada lembar hasil pemeriksaan laboratorium

Interpretasi hasil :
1.Reaktif : terdapat 2 garis merah pada garis kontrol dan garis tes

2.NonReaktif : terdapat 1 garis merah pada garis kontrol.

3.Invalid :tidak ada garis merah baik garis kontrol dan garis tes

4.Invalid : hanya ada 1 garis merah pada garis tes

PENENTUAN HASIL PEMERIKSAAN SIFILIS

No Hasil RPR Hasil Rapid Sifilis HASIL AKHIR SIFILIS


1. Negatif X Negatif

2. Positif Negatif Positif semu

3. Positif 1 : 8 Positif Positif, titer awal 1:8

4. Positif 1: 4 Positif Positif, Titer awal 1:4

5. Positif 1:64 Positif Positif, Titer awal 1:64

1.1 Prosedur Pemeriksaan anti HIV

1. Prosedur Kerja Pemeriksaan Anti-HIV


PERALATAN & REAGENSIA:
a) Sentrifus
b) Sarung tangan
c) Reagensia Fokus Cassette
d) Reagensia Oncoprobe
e) Timer .

PERSIAPAN:
a) Biarkan reagensia pada suhu kamar 30 menit sebelum digunakan.
b) Petugas ikuti prosedur tetap petugas laboratorium
c) Penanganan limbah ikuti prosedur tetap Pengelolaan Limbah
d) Ikuti prosedur tetap kewaspadaan standar.
e) Alur dan Strategi pemeriksaan anti HIV menggunakan bagan alur
pemeriksaan anti HIV strategi II secara serial dengan menggunakan
kombinasi 2 reagen yang berbeda, yaitu :
- Reagen I (Fokus Cassette)
- Reagen II (Oncoprobe)

STBP 20132014 33
c.1. Alur Pemeriksaan Anti HIV untuk Surveilans

Nama reagen disesuaikan

1.1.1.1 Cara Kerja Pemeriksaan Anti-HIV

1. Pemeriksaan Pertama dengan reagensia Fokus Cassette

Metoda : Rapid Test


Reagensia : Fokus Diagnostic Rapid Test Anti HIV 1/2 Cassette
Bahan Pemeriksaan : Serum / plasma /Darah lengkap
Peralatan : Adjustable Mikropipet ukuran 3 µl.

CARA KERJA :
1. Biarkan reagen pada suhu kamar.
2. Buka kemasan lalu beri identitas sampel pada membrane.
3. GunakanMikropipetukuran3 µl (pipet dalam kit )
4. Ambil serum/ plasma /darah dengan menggunakan Mikropipet
sebanyak 3µl., lalu teteskan ke lubang sampel.
5. Tunggudanbiarkanmenyerap.
6. Lalu teteskan 3 tetes buffer (± 100 µl)
7. Baca Hasildalamwaktu12 – 20 menit (janganmelebihi20 menit).
8. Catathasilpadaformulirdanlembarhasilpemeriksaanlaboratorium

Interpretasi hasil :
2. Pemeriksaan Kedua dengan reagensia Oncoprobe

Metoda : Rapid Test


Reagensia : OncoprobeHIV 1&2 Antibody Rapid Test 4th Generation
Bahan Pemeriksaan : Serum / plasma /Darah lengkap
Peralatan : Adjustable Mikropipet ukuran 5 – 50 µl.
Cara kerja
1. Biarkan reagen pada suhu kamar.
2. Buka kemasan lalu beri identitas sampel pada membrane.
3. GunakanMikropipetukuran 5 – 50 µl.
4. Ambil serum/ plasma 1 tetes (±25 µl). laluteteskankelubangsampel (S ).
5. Laluteteskan 1 (satu) tetes buffer ( ± 40µl ) dan jalankan timer
6. Untuk sampel darah : teteskan 2 tetes darah (±50µl ) kedalam lubang sampel (S)
7. Kemudian teteskan2 tetes bufer (±80µl) dan jalankan timer
8. Baca Hasil dalam waktu 5- 30 menit.
9. Catat hasil pada formulir dan lembar hasil pemeriksaan laboratorium

Interpretasi hasil :

STBP 20132014 35
PENENTUAN HASIL PEMERIKSAAN ANTI-HIV

4.2.3. Petunjuk Teknis Pengepakan Sampel Dan Pengiriman Spesimen

PETUNJUK TEKNIS
PENGEPAKAN SAMPEL DAN PENGIRIMAN SPESIMEN KE JAKARTA

Pengiriman sampel PCR dilakukan setiap 3 atau 5 hari, tergantung kondisi kurir
pengiriman. Dan hari keenam setelah pengambilan sampel harus sudah diterima oleh
Balitbangkes.

Pengepakan Sampel
1. Tempatkan tabung pada rak tabung.
2. Urutkan nomor tabung yang dikirim sesuaikan dengan nomor yang tertera pada
formulir pengiriman sample.
3. Bungkus dalam plastic seal
4. Bungkus dengan kertas coklat.
5. Tutup dengan selotip.
6. Masukkan kedalam Styrofoam.
7. Bungkus ice pack dengan kertas Koran
8. Tutup styrofoam dengan selotip.
9. Masukkan daftar sample kedalam amplop.
10. Beri alamat tujuan dengan lengkap dan beri label hati – hati, bahan cair
mudahpecah.
11. Beri pula nama & alamat pengirim.
12. Setelah dikirim, petugas laboratorium menelpon Saudara: Novarif Fahla (Noval)
(logistik STBP 2014) untuk memberitahukan bahwa sample sudah dikirim.
Label pada boks spesimen untuk pemeriksaan PCR:

STBP 20132014 37
SPESIMEN STBP/STHP 2013
Kepada :
Laboratorium Nasional Penyakit Infeksi
Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
Balitbangkes - Kemenkes
C.q. SUMARNO
d/a
Komplek Pergudangan
Jalan Percetakan Negara No.23
Jakarta 10560
Telp. 021-42887606 / 4288 7583
HP. 0815-956-5017
Pengirim :
Nama : ……………………………………………..
Lab. : ……………………………………………..
Alamat : ……………………………………………..
……………………………………………..
……………………………………………..
Telp. : ……………………………………………..

Label ini ditempel di muka dan belakang Box

Ganti tahun dan kontak person (tambahkan nama Pak Kambang)

Label pada boks spesimen untuk QC Pemeriksaan Anti HIV dan Siphilis: Ganti BBLK
Jakarta

SPESIMEN STBP/STHP 2013


Kepada :
Laboratorium Nasional Penyakit Infeksi
Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
Balitbangkes - Kemenkes
C.q. SUMARNO
d/a
Komplek Pergudangan
Jalan Percetakan Negara No.23
Jakarta 10560
Telp. 021-42887606 / 4288 7583
HP. 0815-956-5017
Pengirim :
Nama : ……………………………………………..
Lab. : ……………………………………………..
Alamat : ……………………………………………..
……………………………………………..
……………………………………………..
Telp. : ……………………………………………..

Label ini ditempel di muka dan belakang Box

Ganti tahun dan kontak person

Pengiriman Sampel
1. Laboran akan membungkus spesimen dalam cool box yang telah disediakan
dengan ice pack didalamnya, kemudian menempelkan alamat tujuan dan
pengirimnya.
2. Setelah dikirim, petugas laboratorium menelpon Novarif Fahla (Noval) No. HP
08164816645 atau 081387474005 untuk memberitahukan bahwa sample sudah
dikirim, beritahu no resi pengiriman dan nama jasa pengirim

Formulir Untuk Laboratorium


1. STBP13 – LAB-1 : Formulir Pengiriman Sampel Usap Vagina dan Anus (PCR)
Digunakan laboratarium sebagai dokumen pendukung dalam pengiriman PCR ke
pusat.

2. STBP13 – LAB-2: Formulir Pencatatan Hasil Laboratorium.


Digunakan laboratorium untuk menuliskan hasil pemeriksaan spesimen biologis.

3. STBP13 – LAB-3: Formulir Pengiriman Sampel Quality Control


Digunakan laboratorium untuk menuliskan daftar sampel quality kontrol beserta
hasil pemeriksaan spesimen biologis.

4. STBP13- LAB-4 : Formulir Pencatatan Penerimaan Spesimen


Digunakan laboratorium untuk menuliskan tanggal penerimaan sampel biologis
dari lapangan.

STBP 20132014 39
Ganti tahun
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR PENGIRIMAN SAMPEL USAP (PCR)

Cara pengisian formulir:


Cara Pengisian
PROVINSI Isikan provinsi tempat laboratorium itu
berada
KABUPATEN Isikan kabupaten/kota tempat
laboratorium itu berada
KELOMPOK SASARAN Pilih kelompok sasaran untuk sampel PCR ini. Coret yang
tidak terpilih.
NAMA LABORATORIUM Isikan berdasarkan nama laboratorium,
contoh BLK Sumut, Puskesmas Tanjung Morawa
NAMA PETUGAS Isikan nama petugas yang
bertanggungjawab terhadap pengiriman sampel
ini.
NOMOR FORMULIR Isikan kode provinsi, kode kabupaten/kota,
kode sasaran (WPS-L/WPS-TL/WARIA/LSL),
nomor keluarnya formulir.
Tanggal Pengambilan Urutkan sesuai tanggal pengambilan
Sampel sampel, lihat formulir pengiriman spesimen dari
Koordinator Lapangan
No Berikan Nomor sesuai tanggal
penggambilan sampel
Stiker ID Tempelkan stiker sampel sesuai dengan
tabung PCRnya.
Keterangan Berikan keterangan apabila ada catatan
khusus untuk sampel tertentu.
Jumlah Jumlah Stiker yang ditempelkan dan
jumlah PCR yang dikirimkan
Catatan Berikan catatan-catatan yang perlu
diinformasikan terkait dengan bahan-bahan PCR
ini.

STBP 20132014 41
42 STBP 2014
Ganti tahun dan nama reagen

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR PENCATATAN HASIL LABORATORIUM:


Cara Pengisian
PROVINSI Isikan provinsi tempat laboratorium itu berada
KABUPATEN/KOTA Isikan kabupaten/kota tempat laboratorium itu berada
KELOMPOK SASARAN Pilih kelompok sasaran untuk sampel biologis. Coret yang tidak
terpilih. Ingat satu formulir digunakan hanya untuk satu
kelompok sasaran.
NAMA Isikan berdasarkan nama laboratorium, contoh BLK Sumut,
LABORATORIUM Puskesmas Tanjung Morawa
NAMA PETUGAS Isikan nama petugas yang bertanggungjawab terhadap
pengiriman sampel ini.
NOMOR FORMULIR Isikan kode berdasarkan petunjuk di bawahnya (BIO1-PROP-KAB-
KELOMPOK SASARAN-INITIAL-TANGGAL-NO URUT), di mana
diisikan kode formulir, kode provinsi, kode kabupaten/kota,
Isikan kode provinsi, kode kabupaten/kota, kode sasaran
berdasarkan kelompok sasaran. Inisial adalah inisial nama
petugas. Tanggal dituliskan bulan dan tanggalnya. Terakhir adalah
NOMOR urut keluar formulir.
Contoh: LAB2-31-35-WPSTL-YTM-1201-01
LAB2 : Kode formulir
31 : Kode Provinsi
35 : Kode Kabupaten/kota
WPSTL : Kelompok sasarannya adalah WPS tidak langsung.
YTM : Nama petugas Yatman
1201 : Tanggal 12 bulan januari (01)
01 : NOMOR pertama.
No Berikan Nomor sesuai tanggal pemeriksaan sampel
TANGGAL PERIKSA Isikan tanggal saat dilakukan pemeriksaan, bukan tanggal
pencatatan.
Stiker ID Tempelkan stiker sampel sesuai dengan tabung PCRnya.
PEMERIKSAAN SIFILIS
RPR TITER Isikan hasil pemeriksaan RPR dan juga titernya. Contohnya: Non
Reaktif atau Reaktif 1:16, dan seterusnya.
SIFILIS TP RAPID Isikan hasil pemeriksaan Sifilis TP Rapid, yaitu reaktif atau non
reaktif, atau invalid
HASIL AKHIR Isikan kesimpulan hasil RPR Titer dan TP Rapid
a. Untuk sampel darah vena
RPR: non reaktif  hasil akhir non reaktif
RPR: reaktif 1:2 TP rapid: reaktif  hasil akhir reaktif
RPR: reaktif 1:2 TP rapid: non reaktif  hasil akhir reaktif semu

STBP 2014 43
Cara Pengisian
b. Untuk sampel darah vena
TP rapid: non reaktif  hasil akhir non reaktif
TP rapid: reaktif  hasil akhir reaktif
TP rapid: invalidharus diulang kembali pemeriksaan sampelnya.
PEMERIKSAAN ANTI
HIV
Reagen 1 : FOKUS HIV Isikan hasil: non reaktif atau reaktif
Reagen 2 : Ocoprobe Isikan hasil: non reaktif atau reaktif
HASIL ULANGAN Dilakukan bila hasil Fokus dan Oncoprobe berbeda
ANTI-HIV
FOKUS HIV Isikan hasil: non reaktif atau reaktif
Reagen 2 : Ocoprobe Isikan hasil: non reaktif atau reaktif
HASIL AKHIR HIV Bila Fokus dan Oncoprobe semua hasilnya non reaktif  hasil
akhir: non reaktif
Bila Fokus dan Oncoprobe semua hasilnya reaktif  hasil
akhir: reaktif
Bila Fokus dan Oncoprobe hasilnya berbeda (salah satu non
reaktif)  hasil akhir: indeterminate
Nama Pemeriksa Tuliskan nama pemeriksaan pada sampel tersebut.
Keterangan Berikan keterangan yang terkait dengan sampel tersebut.
TANDA TANGAN BERIKAN TANDA TANGAN SESUAI DENGAN NAMA PETUGAS
LABORATORIUM/PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM

44 STBP 2014
STBP 2014 45
Ganti tahun dan reagen

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR PENGIRIMAN QC HASIL LABORATORIUM:

Cara Pengisian
PROVINSI Isikan provinsi tempat laboratorium itu berada
KABUPATEN/KOTA Isikan kabupaten/kota tempat laboratorium itu berada
KELOMPOK SASARAN Pilih kelompok sasaran untuk sampel biologis. Coret yang
tidak terpilih. Ingat satu formulir digunakan hanya untuk
satu kelompok sasaran.
NAMA Isikan berdasarkan nama laboratorium, contoh BLK Sumut,
LABORATORIUM Puskesmas Tanjung Morawa
NAMA PETUGAS Isikan nama petugas yang bertanggungjawab terhadap
pengiriman sampel ini.
NOMOR FORMULIR Isikan kode berdasarkan petunjuk di bawahnya (BIO1-PROP-
KAB-KELOMPOK SASARAN-INITIAL-TANGGAL-NO URUT), di
mana diisikan kode formulir, kode provinsi, kode
kabupaten/kota,
Isikan kode provinsi, kode kabupaten/kota, kode sasaran
berdasarkan kelompok sasaran. Inisial adalah inisial nama
petugas. Tanggal dituliskan bulan dan tanggalnya. Terakhir
adalah NOMOR urut keluar formulir.
Contoh: LAB3-31-35-WPSTL-YTM-1201-01
LAB3 : Kode formulir
31 : Kode Provinsi
35 : Kode Kabupaten/kota
WPSTL : Kelompok sasarannya adalah WPS tidak
langsung.
YTM : Nama petugas Yatman
1201 : Tanggal 12 bulan januari (01)
01 : NOMOR pertama.
No Berikan Nomor sesuai tanggal pemeriksaan sampel
TANGGAL PERIKSA Isikan tanggal saat dilakukan pemeriksaan, bukan tanggal
pencatatan.
Stiker ID Tempelkan stiker sampel sesuai dengan tabung PCRnya.
PEMERIKSAAN SIFILIS
 RPR TITER Isikan hasil pemeriksaan RPR dan juga titernya. Contohnya:
Non Reaktif atau Reaktif 1:16, dan seterusnya.
 SIFILIS TP Isikan hasil pemeriksaan Sifilis TP Rapid, yaitu reaktif atau
RAPID non reaktif, atau invalid
 HASIL AKHIR Isikan kesimpulan hasil RPR Titer dan TP Rapid
a. Untuk sampel darah vena
RPR: non reaktif  hasil akhir non
reaktif

46 STBP 2014
Cara Pengisian
RPR: reaktif 1:2 TP rapid: reaktif  hasil akhir reaktif
RPR: reaktif 1:2 TP rapid: non reaktif  hasil akhir reaktif
semu
b. Untuk sampel darah vena
TP rapid: non reaktif  hasil akhir non
reaktif
TP rapid: reaktif  hasil akhir reaktif
TP rapid: invalidharus diulang kembali pemeriksaan
sampelnya.
PEMERIKSAAN ANTI
HIV
 Focus HIV Isikan hasil: non reaktif atau reaktif
 FOKUS HIV Isikan hasil: non reaktif atau reaktif
HASIL ULANGAN Dilakukan bila hasil Focus dan FOKUS HIV berbeda
ANTI-HIV
 Focus HIV Isikan hasil: non reaktif atau reaktif
 FOKUS HIV Isikan hasil: non reaktif atau reaktif
HASIL AKHIR HIV Bila Fokus dan FOKUS semua hasilnya non reaktif  hasil
akhir: non reaktif
Bila Fokus dan FOKUS semua hasilnya reaktif  hasil
akhir: reaktif
Bila Fokus dan FOKUS hasilnya berbeda (salah satu non
reaktif)  hasil akhir: indetermindate
Nama Pemeriksa Tuliskan nama pemeriksaan pada sampel tersebut.
Keterangan Berikan keterangan yang terkait dengan sampel tersebut.
TANDA TANGAN BERIKAN TANDA TANGAN SESUAI DENGAN NAMA PETUGAS
LABORATORIUM/PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM

STBP 2014 47
Ganti tahun, swab  usap

48 STBP 20132014
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR CATATAN PENERIMAAN SAMPEL DARAH, USAP DAN
PAKET RESPONDEN:

Cara Pengisian
PROVINSI Isikan provinsi tempat laboratorium itu berada
KABUPATEN/KOTA Isikan kabupaten/kota tempat laboratorium itu berada
KELOMPOK SASARAN Pilih kelompok sasaran untuk sampel biologis. Coret
yang tidak terpilih. Ingat satu formulir digunakan
hanya untuk satu kelompok sasaran.
NAMA PETUGAS Isikan nama petugas yang bertanggungjawab terhadap
penerimaan sampel ini.
No Berikan NOMOR sesuai tanggal penerimaan sampel
NOMOR FORMULIR Isilah nomor formulir yang ada di formulir kode STBP14
—BIO-2 (Pengiriman sampel darah, Usap vagina dan
anus, dan paket responden) yang dikirim ke
laboratorium.
JUMLAH SAMPEL DARAH Isikan jumlah sampel darah yang diterima
JUMLAH SAMPEL USAP VAGINA Isikan jumlah sampel Usap vagina dan anus yang
& ANUS diterima
JUMLAH PAKET RESPONDEN Isikan jumlah paket responden yang diterima
TANGGAL PENERIMAAN Isikan tanggal pada saat dilakukan penyerahan formulir,
sampel darah, sampel Usap vagina dan anus dan paket
responden atau kuesioner yang diterima dari petugas
pengambil spesimen biologis.
NAMA & TANDA TANGAN Nama & Tanda tangan Petugas yang menyerahkan
PENGIRIM sampel ke laboratorium
Catatan Berikan catatan-catatan khusus.

STBP 2014 49
4.2.3.4. Penerimaan Sampel
Setelah dikirim, petugas laboratorium menelpon Sdr Novarif Fahla (Noval) untuk
memberitahukan bahwa sample sudah dikirim.
Bila sample diterima kurang dari Jam 12 Tim STBP 2014 Jakarta akan langsung mengecek
kesesuaian nomor sample pada tabung dengan daftar sample yang dikirim.
Untuk sample darah langsung disimpan pada suhu 2 – 8 ºC, untuk sample tabung PCR
langsung dilakukan pengenceran.
Bila sample diterima lewat dari jam 2 siang, Tim STBP 2014 Jakarta akan menyimpan
didalam freezer -20 ºC untuk sample darah dan tabung PCR disimpan 2 - 8ºC .
Keesokan harinya Litbangkes akan melakukan pengenceran terhadap sample PCR.

4.2.3.5. Pedoman Pengisian Formulir Hasil Pemeriksaan


Setiap harinya sebelum melakukan pemeriksaan petugas laboratorium harus :
1. Mengecek ulang kesesuaian sampel yang diterima dengan daftar.
2. Mengisi hasil pemeriksaan di form hasil untuk laporan setiap habis bekerja.
3. Memisahkan sampel berdasarkan hasil yang reaktif dan non reaktif
4. Mengentri hasil pemeriksaan kedalam file excel yang sudah disediakan sesuai
dengan target group.
5. Ada petugas yang memverifikasi hasil pemeriksaan sebelum dikirimkan ke
Kemenkes Pusat.
6. Mengirimkan email hasil pemeriksaan ke Dinkes Kab, Provinsi, Kemenkes, Korlap.
Koordinator logistik?

50 STBP 20132014
PEMANTAPAN MUTU KEGIATAN

Pemantapan Mutu Kegiatan hasil pemeriksaan biologis dimulai dari awal kegiatan
dimana semua petugas pemeriksa serta pengambil sampel mendapatkan pelatihan
sebelum melakukan tugasnya. Dengan pelatihan yang terstandar maka sampel darah,usap
vagina dan usap dubur yang dikumpulkan dan pemeriksaan yang dilakukan dapat terjamin
kualitasnya, sedangkan pada tahap proses untuk menjamin kualitas data yang
dikumpulkan,dilakukan supervisi saat pengambilan data pertama kali dan untuk kualitas
pemeriksaan anti-HIV dan Sifilis dilakukan uji kualitas (quality control) untuk pemeriksaan
anti-HIV, Sifilis berupa pemeriksaan ulang semua hasil yang reaktif, indeterminate dan 10%
non reaktif yang diambil secara random, dikirim ke Laboratorium Rujukan Nasional.

TAHAP VERIFIKASI HASIL DI SUBDIT AIDS JAKARTA


Prosedur Penerimaan & Penyimpanan Serum
1. Koordinator Logistik STBP 2014 di Subdit AIDS akan mencatat apabila ada yang
menginformasikan adanya kiriman sampel, yang memuat nama penelpon, jam, no
resi pengiriman, kurir, dan tanggal pengiriman.
2. Bila sample diterima kurang dari Jam 12 Tim STBP 2014 akan langsung mengecek
kesesuaian nomor sample pada tabung dengan daftar sample yang dikirim.
3. Untuk sample serum akan disimpan segera secara berurutan dan dipisahkan per
daerah.
4. Sampel serum disimpan dalam freezer -20ºC, sampai menunggu di kerjakan untuk
untuk Kontrol Kualitas di laboratorium Rujukan Nasional
5. Bila sample diterima lewat dari jam 2 siang, Tim STBP MARP 2014 akan langsung
menyimpan didalam freezer -20ºC . dan akan diproses keesokan harinya

2. Prosedur Verifikasi Hasil Pemeriksaan


1. Setelah menerima hasil hardcopy dan elektronik, koordinator logistik STBP 2014
akan mengecek ulang kesesuaian hasil antara hardcopy dengan hasil elektronik.
2. Apabila ditemukan perbedaan hasil, segera mencatat dan memverifikasi melalui
telepon ke petugas pemeriksa di BLK/Labkes yang melakukan pemeriksaan.
3. Hasil konfirmasi verifikasi akan dicatat pada buku catatan verifikasi hasil .
4. Rubah hasil elektronik sesuai dengan hasil verifikasi.
5. Gabungkan hasil dari semua daerah dengan menambahkan nama
kabupaten/kota.
6. Simpan hasil elektronik dan beri tanggal penyimpanan pada nama data elektronik.

3. Prosedur Pemilihan Sampel untuk Pemantapan Mutu


STBP 20132014 51
1. Petugas laboratorium pemeriksa akan memisahkan sampel serum menurut
hasil pemeriksaan (reaktif dan non reaktif) dari daftar sampel yang sudah
diperiksa.
2. Buat daftar sampel sesuai hasil pemeriksaan : 100 % Hasil Reaktif, 100 %
Hasil Indeterminate dan 10% Hasil Non Reaktif yang dipilih secara acak.
3. Pemilihan 10 % Hasil Non Reaktif dilakukan seperti contoh tabel dibawah

Tabel Perhitungan Sampel HIV untuk Pemantapan Mutu


Jumlah
Alokasi Jumlah Jumlah 10%
Kabupaten Sampel
N Sampel Sampel Sampel Sampel
/ Non SI
O STBP Reaktif Indeterminate HIV Non
Kota Reaktif
2014 HIV HIV Reaktif
HIV
A B C D E F G H
Kol F/
1. Palembang
750 10%*kol F Kol G
2. Tangerang 1000
3. Yogyakarta 1000
4. Pontianak 1800
5. Samarinda 1550
6. Bitung 900
7. Makassar 1250
8. Bengkulu 900
9. Mimika 900
JUMLAH 0

Keterangan:

C = target sampel yang telah ditetapkan berdasarkan berhitungan sampel

F = Jumlah HASIL HIV Non Reaktif saat seluruh survei selesai (disesuaikan
dengan dahulu, tabel di atas hanya sebagai contoh)

G = Jumlah 10% dari seluruh Hasil HIV yang Non Reaktif .

52 STBP 20132014
H = Standart Interval (SI) merupakan pembagian C dibagi G dan dibulatkan.
Dihitung dengan rumus sebagai berikut H =C/G.

a. RS = Random Start, angka random dimulai dari 1 sampai dengan SI (H),


dapat dibuat dengan membuat nomor arisan dan dikocok untuk
mendapatkan angka random
b. Untuk memudahkan pemilihan Sampel Non Reaktif, maka di setiap
Kabupaten/Kota dibuat tabel seperti berikut:

Contoh
Nama Kabupaten/Kota XXXXXXXX
10% Hasil HIV Non Reaktif 50
Jumlah Sampel yang terkumpul 1000
Standart Interval (SI) 20
Random Start (RS) 3 Hasil Random angka dari 1 - SI
Sampel terpilih
No
Urutan ke- Urut
1 3 RS + ((1-1)*SI)
2 23 RS + ((2-1)*SI)
3 43 RS + ((3-1)*SI)
4 63 RS + ((4-1)*SI)
5 83 RS + ((5-1)*SI)
6 103 RS + ((6-1)*SI)
7 123 RS + ((7-1)*SI)
8 143 RS + ((8-1)*SI)
9 163 RS + ((9-1)*SI)
10 183 RS + ((10-1)*SI)
dan seterusnya sampai urutan terakhir
50 983 RS + ((50-1)*SI)

4. Pisahkan sampel sesuai hasil pemeriksaan, hasil HIV Reaktif, Indeterminate


dan Non Reaktif yang terpilih
5. Buat daftar sampel sesuai sampel yang terpilih dan pisahkan sesuai
Kabupaten/Kota.
STBP 20132014 53
Sampel untuk Quality Control terdiri dari seluruh yang hasil HIVnya Reaktif dan
Indeterminate, sedangkan untuk yang Non Reaktif dipilih sebanyak 10 %. Prosedur cara
pemilihan sampel dapat dilihat pada prosedur pemilihan sampel secara acak.
Setelah sampel dipilih, sebelum melakukan pengiriman sampel, Koordinator logistik di
Subdit AIDS membuat daftar seperti berikut :

No Nama Kab/Kota Nomor Sampel Hasil Akhir HIV di Lapangan

TAHAP PEMANTAPAN MUTU DI LABORATORIUM RUJUKAN NASIONAL JAKARTA

Pemantapan mutu dilakukan dengan metode ELISA melalui pemeriksaan dengan


menggunakan Kit yang berbeda dan terstandar oleh WHO dan sudah mengikuti evaluasi
reagen ELISA HIV di Bina Pelayanan Penunjang Medik (BPPM) KemenkesSedangkan reagen
ELISA Sifilis harus sudah terdaftar di Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan.

Prosedur Pengerjaan Elisa Hiv

PERALATAN & REAGENSIA:


a) Sarung tangan
b) Masker
c) Google (kacamata)
d) 1 Set Mikropipet 5 – 50 ul; 50-200 ul;500-1000ul
e) ELISA Reader
f) ELISA Washer
g) Gelas Ukur
h) Beaker Glass
i) Basin (Reagen Container)
j) Tip kuning & Tip Biru
k) Aquadest
l)

PERSIAPAN:
a) Biarkan reagensia pada suhu kamar 30 menit sebelum digunakan.
b) Ikuti prosedur tetap kewaspadaan universal.

54 STBP 20132014
c) Spesimen serum dapat langsung digunakan, sedangkan spesimen DBS harus dilakukan
“pembolongan” atau punch dengan ukuran 6,3 mm. untuk kemudian dilakukan
penambahan 200 ul PBS-0.05% Tween 20
d) Pembuatan PBS Tween 0,05% (100 ml)
a. Diambil 100 ml larutan PBS 1x
b. Ditambahkan 50 ul Tween 20  tahan selama 1 minggu pada suhu
refrigerator (jgn gunakan jika ada endapan)
e) Pembuatan Washing Buffer 25x (1000 ml)
a. Diambil 40 ml Washing Buffer consentrate 20x (R2)
b. Ditambahkan 960 ml Aquatridest  tahan selama 2 minggu (2-30 C)

f) Pembuatan Conjugate 2 (R7a +b)


a. Dicampur antara tabung R7a dan R7b, homogenkan. Hindarai busa
b. Didiamkan selama minimal 10 menit sebelum dipakai

g) Pembuatan Substrate
a. Diambil 10 ml Reagen 9
b. Diambil 1 ml reagen 8
c. Dihomogenkan, jangan dipakai setelah 6 jam

PROSEDUR KERJA
1. Kode spesimen yang akan dikerjakan ditulis dalam lembar kerja sesuai dengan urutan
(Lembar ref.1.A)
2. Masukkan 25 ul Conjugate 1 (Cairan berwarna hijau) ke dalam well
3. Persiapkan 3 well Kontrol Negatif=R3 (1A;1B;1C); 2 well kontrol positif antibody=R4
(1D;1E); 2 well control Positif Antigen=R5 (1F;1G)
4. Masukkan control dan serum sebanyak 75 ul (Perlakuan untuk DBS sama dengan
serum)
5. Ditutup dengan seal dan di inkubasi pada 37 C selama 1 Jam
6. Di Cuci Sebanyak 6 kali dengan Washing solution (lihat : A. PERSIAPAN REAGEN)
7. Ditambahkan 100 ul Conjugate 2 (lihat : A. PERSIAPAN REAGEN)
8. Di inkubasi pada 37 C selama 30 menit
9. Di Cuci Sebanyak 6 kali dengan Washing solution (lihat : A. PERSIAPAN REAGEN)
10. Ditambahkan 80 ul Subtrate (lihat : A. PERSIAPAN REAGEN)
11. Di inkubasi pada Suhu Kamar selama 30 menit (Tempat Gelap)
12. Ditambahkan 100 ul Stop Solution
13. Dibaca pada 450/630 nm
14. Hasil pembacaan Absorbans dicatat pada blanko (Blanko ref.1.B)

INTERPRETASI HASIL :
Cut Off = Rata-rata dari Negatif Kontrol OD + 0.200
Negatif = Dibawah Cut Off
Positif = Diatas Cut Off

VALIDITAS :

STBP 20132014 55
Absorbance HIV Negatif Kontrol < 0.170
Absorbance HIV Positif Kontrol Antibodi > 0.900
Absorbance HIV Positif Kontrol Antigen > 0.900

56 STBP 20132014
Bagan akan disesuaikan dg reagen ELISA yang digunakan

STBP 20132014 57
Bagan akan disesuaikan dg reagen ELISA yang digunakan
PROSEDUR PENGERJAAN ELISA HIV VIRONOSTIKA

PERALATAN & REAGENSIA:


a) Sarung tangan
b) Masker
c) Google (kacamata)
d) 1 Set Mikropipet 5 – 50 ul; 50-200 ul;500-1000ul
e) ELISA Reader
f) ELISA Washer
g) Gelas Ukur
h) Beaker Glass
i) Basin (Reagen Container)
j) Tip kuning & Tip Biru
k) Aquadest
l) Vironostika HIV Ag-Ab

A. PERSIAPAN :
a) Biarkan reagensia pada suhu kamar 30 menit sebelum digunakan.
b) Ikuti prosedur tetap kewaspadaan universal.
c) Spesimen serum dapat langsung digunakan, sedangkan spesimen DBS harus dilakukan
“pembolongan” atau punch dengan ukuran 6,3 mm. untuk kemudian dilakukan
penambahan 200 ul PBS-0.05% Tween 20
d) Pembuatan PBS Tween 0,05% (100 ml)
a. Diambil 100 ml larutan PBS 1x
b. Ditambahkan 50 ul Tween 20  tahan selama 1 minggu pada suhu
refrigerator (jgn gunakan jika ada endapan)
e) Pembuatan Washing Buffer 25x (1000 ml)
a. Diambil 50 ml Washing Buffer consentrate 25x (WashBuf), JIka ada Kristal di
panaskan pada suhu 37 C supaya mencair semua kristalnya
b. Ditambahkan 950 ml Aquatridest  tahan selama 2 minggu (2-30 C)
f) Pembuatan TMB Substrate (untuk 1 Plate)
a. Diambil 5 ml Reagen 9
b. Diambil 5 ml reagen 8
c. Dihomogenkan, jangan dipakai setelah 6 jam
g) Pembuatan Stop Solution (H2SO4 0,5 N) 500 ml
a. Disiapkan Air aquadest Beaker Glass sebanyak 190 ml
b. Ditambahkan H2SO4 pekat melalui dinding beaker sebanyak 10 ml. Hati2
MELEDAK karena panas

58 STBP 20132014
c. Dihomogenkan perlahan dan ditambahkan lagi aquadest sebanyak 300 ml

PROSEDUR KERJA
a) Kode spesimen yang akan dikerjakan ditulis dalam lembar kerja sesuai dengan urutan
(Lembar ref.1.C)
b) Masukkan 100 ul Spesimen Diluent ke dalam setiap well untuk serum; (Perlakuan
untuk DBS : 75 ul Spesimen Diluent)
c) Persiapkan 3 well Kontrol Negatif=R3 (1A;1B;1C); 2 well kontrol positif antibody=R4
(1D; 1E); 2 well control Positif Antigen=R5 (1F; 1G)
d) Masukkan control dan serum sebanyak 50 ul (Perlakuan untuk DBS 75 ul) 
HOMOGENKAN selama 5 detik
e) Di inkubasi pada 37 C selama 1 Jam
f) Di Cuci Sebanyak 6 kali dengan Washing solution (lihat : A. PERSIAPAN REAGEN)
g) Ditambahkan 100 ul TMB Subtrate (lihat : A. PERSIAPAN REAGEN)
h) Di inkubasi pada Suhu Kamar selama 30 menit (Tempat Gelap)
i) Ditambahkan 100 ul Stop Solution (lihat : A. PERSIAPAN REAGEN)
j) Dibaca pada 450/630 nm
k) Hasil pembacaan Absorbans dicatat pada blanko (Blanko ref.1.D)

INTERPRETASI HASIL :
Cut Off = Rata-rata dari Negatif Kontrol OD + 0.100
Negatif = Dibawah Cut Off
Positif = Diatas Cut Off

VALIDITAS :
Absorbance HIV Negatif Kontrol < 0.250
Absorbance HIV Positif Kontrol 1 > 0.600
Absorbance HIV Positif Kontrol 2 > 0.600
Absorbance HIV Positif Kontrol 3 > 0.400

STBP 20132014 59
60 STBP 20132014
Bagan akan disesuaikan dg reagen ELISA yang digunakan

STBP 20132014 61
Bagan akan disesuaikan dg reagen ELISA yang digunakan

PROSEDUR PENGERJAAN ELISA HIV Murex Abbot

PERALATAN & REAGENSIA:


a) Sarung tangan
b) Masker
c) Google (kacamata)
d) 1 Set Mikropipet 5 – 50 ul; 50-200 ul;500-1000ul
e) ELISA Reader
f) ELISA Washer
g) Gelas Ukur
h) Beaker Glass
i) Basin (Reagen Container)
j) Tip kuning & Tip Biru
k) Aquadest
l) Murex Abbot

a. PERSIAPAN :
b. Biarkan reagensia pada suhu kamar 30 menit sebelum digunakan.
c. Ikuti prosedur tetap kewaspadaan universal.
d. Spesimen serum dapat langsung digunakan, sedangkan spesimen DBS harus dilakukan
“pembolongan” atau punch dengan ukuran 6,3 mm. untuk kemudian dilakukan
penambahan 200 ul PBS-0.05% Tween 20
e. Pembuatan PBS Tween 0,05% (100 ml)
a. Diambil 100 ml larutan PBS 1x
b. Ditambahkan 50 ul Tween 20  tahan selama 1 minggu pada suhu
refrigerator (jgn gunakan jika ada endapan)
f. Pembuatan Washing Buffer 25x (1000 ml)
a. Diambil 50 ml Washing Buffer consentrate 25x (WashBuf), JIka ada Kristal di
panaskan pada suhu 37 C supaya mencair semua kristalnya

62 STBP 20132014
b. Ditambahkan 950 ml Aquatridest  tahan selama 2 minggu (2-30 C)
g. Pembuatan TMB Substrate (untuk 1 Plate)
a. Diambil 5 ml Reagen 9
b. Diambil 5 ml reagen 8

PROSEDUR KERJA
a) Tempatkan/bawa reagen pada suhu kamar minimal 30 menit sebelum proses
pengerjaan
b) Masukkan 25 ul Spesimen Diluent ke dalam setiap well
c) Persiapkan 3 well Kontrol Negatif=R3 (1A; 1B; 1C); 2 well kontrol positif antibody HIV1
(1D; 1E); HIV2 (1F; 1G) 1 well control Positif Antigen=R5 (1H)
d) Masukkan control dan serum sebanyak 100ul (Perlakuan untuk DBS 75 ul) 
HOMOGENKAN selama 5 detik
e) Di inkubasi pada 37oC selama 1 Jam
f) Di Cuci Sebanyak 6 kali dengan Washing solution
g) Ditambahkan 100ul Conjugate
h) Di inkubasi pada Suhu Kamar selama 30 menit
i) Ditambahkan 100ul TMB
j) Di inkubasi pada Suhu Kamar selama 30 menit (Tempat Gelap)
k) Ditambahkan 100 ul Stop Solution
l) Dibaca pada 450/630 nm

INTERPRETASI HASIL :
Cut Off = Rata-rata dari Negatif Kontrol OD + 0.200
Negatif = Dibawah Cut Off
Positif = Diatas Cut Off

VALIDITAS :
Absorbance HIV Negatif Kontrol < 0.250
Absorbance HIV Positif Kontrol 1 > 0.800
Absorbance HIV Positif Kontrol 2 > 0.800
Absorbance HIV Positif Kontrol 3 > 0.800

STBP 20132014 63
64 STBP 20132014
Bagan akan disesuaikan dg reagen ELISA yang digunakan

STBP 20132014 65
Bagan akan disesuaikan dg reagen ELISA yang digunakan

TAHAP PEMANTAPAN MUTU DI LABORATORIUM RUJUKAN NASIONAL:


LITBANGKES/BBLK JAKARTA
1. Prosedur Penerimaan & Penyimpanan Serum
1. Pihak Litbangkes akan mencatat apabila ada penelpon yang menginformasikan
adanya kiriman sampel ke dalam buku catatan telpon, yang memuat nama
penelpon, jam, no resi pengiriman, kurir, dan tanggal pengiriman.
2. Bila sample diterima kurang dari Jam 12 Tim Litbangkes akan langsung mengecek
kesesuaian nomor sample pada tabung dengan daftar sample yang dikirim.
3. Untuk sample serum akan disimpan secara berurutan dan dipisahkan per daerah.
4. Sampel serum disimpan dalam freezer -20ºC, sampai menunggu Pemeriksaan
Kontrol Kualitas.
5. Bila sample diterima lewat dari jam 2 siang, Tim Litbangkes akan langsung
menyimpan didalam freezer -20ºC . dan akan diproses keesokan harinya

2. Prosedur Pemeriksaan Sampel untuk Pemantapan Mutu


1. Setelah semua sampel terkumpul dan dicocokkan, Petugas pemeriksa di
Litbangkes akan membuat lembar kerja untuk pemeriksaan HIV.
2. Melakukan pemesanan Reagensia HIV EIA, sesuai dengan jumlah sampel yang
akan diperiksa.
3. Pemeriksaan HIV dilakukan secara paralel dengan menggunakan 2 (dua) macam
reagensia HIV EIA yang telah di evaluasi oleh LRN RSCM.
4. Setiap kali pemeriksaan harus menyertakan Kontrol Negatif dan Kontrol Positif
sesuai dengan leaflet reagensia.
5. Setiap kali pemeriksaan menyertakan serum internal kontrol yang telah diketahui
hasilnya.
6. Setiap hasil yang dikeluarkan harus dievaluasi validitasnya sebelum hasil di
keluarkan.
7. Melakukan pemeriksaan HIV sesuai prosedur kerja yang telah ditetapkan oleh
Laboratorium Nasional Litbangkes Jakarta.
8. Memastikan sampel yang diperiksa sesuai daftar.
9. Mencatat Nama Reagensia, Nomor Lot dan Masa Kadaluarsa Reagensia yang
digunakan pada setiap plate yang diperiksa.

*Menunggu keputusan

66 STBP 20132014
3. Prosedur Pengisian Hasil ke Lembar Hasil Pemeriksaan Pemantapan Mutu

1. Validasi hasil pemeriksaan dibuat untuk setiap plate.


2. Catat hasil secara elektronik sesuai dengan formulir sebagai berikut :

STBP 20132014 67
68 STBP 2014
*Judul ’kontrol kualitas’ diganti dg ’pemantapan mutu’

4. Prosedur Pengambilan Keputusan untuk Hasil yang diskordan di Lapangan

Apabila ditemukan hasil Pemantapan mutu di laboratorium rujukan berbeda dengan hasil
di Laboratorium pemeriksa , perlu dilakukan pengambilan keputusan sbb :

1. Hasil yang berbeda diperiksa ulang secara duplo untuk setiap sampel dan setiap
reagensia di laboratorium rujukan.
2. Dihitung perbedaan CV (Coeficien Variasi) dari tiap OD (Optical Density) dari dua kali
hasil pemeriksaan, apabila :
 Hasil pemeriksaan tetap sama dengan hasil awal maka ditetapkan hasil sesuai
dengan hasil pemeriksaan di laboratorium rujukan.
 Bila di laboratorium rujukan terjadi perbedaan antara dua hasil duplo yang
menunjukkan ketidakkonsistenan hasil pemeriksaan, maka pemeriksaan harus
diulang kembali secara duplicate.
3. CV tidak boleh lebih dari 10%.

CONTOH PENENTUAN HASIL PEMERIKSAAN HIV UNTUK HASIL YANG DISKORDAN

Hasil HIV Pemeriksaan QC Pemeriksaan QC kedua (duplikat) untuk Penentuan Comment


Pertama (serial) hasil yang berbeda
di Hasil Akhir
Lapangan Reage Reagen Reagen EIA1 Reagen EIA 2
n EIA 1 EIA 2

Non Non Non reaktif Sesuai


reaktif reaktif

Non Reaktif Non Reaktif Reakti Non Non Indeterminate Ikuti Hasil
reaktif reaktif f reaktif reaktif QC

Non Reaktif Reaktif Reaktif Non Reaktif Non Hasil tidak dilaporkan
reaktif reaktif reaktif dapat indetermin
ditentukan (*) ate

Non Reaktif Reaktif Reaktif Reakti Reaktif Reaktif Reaktif Ikuti hasil
reaktif f QC

Non Reaktif Non Reaktif Non Reaktif Non Hasil tidak Dilaporkan
reaktif reaktif reaktif reaktif dapat indetermin
ditentukan (*) ate

Reaktif Reaktif Reaktif Reaktif Sesuai

Reaktif Reaktif Non Reaktif Reakti Non Non Indeterminate Ikuti Hasil
reaktif f reaktif reaktif QC

STBP 2014 69
(*) Untuk hasil yang indeterminate litbangkes harus mengevaluasi ulang
pemeriksaan yang dilakukan :

 Petugas yang melakukan pemeriksaan


 Alat yang digunakan (reader, washer dan inkubator)
 Hasil sampel internal QC yang dilakukan pada plate yang diperiksa.
 Hasil Kontrol Negatif dan Kontrol Positif dari plate yang diperiksa.

Prosedur Pemeriksaan Clamydia Trachomatis (CT)


Persiapan Preparasi Reagensia
1. Tentukan jumlah tabung A-ring yang diperlukan untuk spesimen dan kontrol yang
akan diperiksa. Letakkan tabung A-ring kedalam A-ring holder.
2. Catatan : walaupun tidak dilakukan deteksi dari CT/NG IC, CT/NG IC harus
ditambahkan ke dalam CT/NG MMX. Siapkan Working Master Mix dengan
menambahkan 100 µl CT/NG IC yang sudah divortex kedalam satu vial CT/NG MMX.
Tutup kembali tabung Master Mix dan campur dengan cara membalik-balikkannya
sebanyak 10-15 kali. Catat nomer lot & tanggal preparasi di lembar kerja. Working
Master Mix stabil selama 4 minggu pada suhu 2-8°C sebelum tanggal kadaluarsa yang
tercantum. Buang vial CT/NG yang kosong.
3. Pipet 50 µl Working Master Mix kedalam masing-masing tabung microAmp (A-tube)
menggunakan pipet repeator dengan combitip 1,25 ml atau dengan pipet mikro dan
tip berfilter.
4. Tabung MicroAmp jangan ditutup dahulu, tetapi masukkan kedalam kantung plastik
berkunci.
5. Pindahkan tray sampel ke Area 2. Simpan dalam suhu 2-8° C sampai siap digunakan.
Working Master Mix stabil selama 48 jam pada suhu 2-8°C didalam tabung reaksi
dalam plastik berkunci.

Preparasi Spesimen
Usap Spesimen (Perempuan dan Laki-laki)

Catatan : Tes Cobas Amplicor CT/NG telah dievaluasi dengan 2SP medium kultur transpor,
medium transpor Bartels ChlamTrans Chlamydial (Bartels, Inc.), SPG CTM dan medium
kultur transpor M4 (Microtest, Inc.). Penggunaan media transpor yang lain / alternatif
harus dievaluasi oleh laboratorium sendiri.

1. Periksa tabung culture transport media (CTM) yang berisi Usap. Usap harus ditinggal
didalam tabung CTM untuk menghindari salah sampel. Adanya Usap dalam CTM tidak
menjamin pengambilan sampel cukup.
2. Labeli tabung ulir 2 ml untuk setiap spesimen pasien.

70 STBP 2014
3. Tambahkan 100µl CT/NG LYS kedalam tabung polypropylene 2ml, beri label untuk
setiap tabung.
4. Campur spesimen dengan cara divortex. Jika spesimen disimpan dalam freezer,
terlebih dahulu dithawing dalam suhu ruang.
5. Pipet 100µl spesimen yang telah divortex, masukkan kedalam tabung polypropilene
yang telah diisi dengan CT/NG LYS. Gunakan tip yang berfilter untuk setiap spesimen.
Tutup tabung dan vortex.
6. Inkubasi pada suhu ruang selama 10 menit.
7. Pipet 200µl CT/NG DIL kedalam setiap tabung, tutup tabung dan vortex.
8. Inkubasikan setiap tabung pada suhu ruang selama 10 menit
9. Spesimen yang sudah diproses dapat disimpan pada suhu ruang sampai dengan 2 jam
sebelum dipindahkan kedalam tabung berisi Working Master Mix. Simpan spesimen
yang sudah diproses pada suhu 2-8 OC, jika alikuaot belum akan ditambahkan kedalam
tabung dalam waktu 2 jam. Spesimen yang sudah diproses harus disimpan dalam
suhu 2-8 OC dan harus direaksikan dalam waktu 7 hari.
10. Jika spesimen disimpan terlebih dahulu dalam suhu 2-8 OC, maka sebelum
diamplifikasi, terlebih dahulu spesimen tersebut dicairkan dalam suhu ruang dan
divortex
11. Menggunakan pipet dengan tip berfilter, pindahkan 50 µl sample yang sudah diproses
kedalam tabung A-ring yang berisi Working Master Mix. Gunakan tip berfilter baru
untuk setiap spesimen. Catat posisi dari spesimen pasien di kertas kerja. Tutuplah
tabung A-ring.
12. Simpanlah sisa spesimen yang sudah diproses pada suhu 2-8°C bila dibutuhkan
pemeriksaan ulang. Pemeriksaan ulang harus dilakukan dalam waktu 7 hari setelah
proses spesimen.

Preparasi Control
Catatan : Pembuatan Working Kontrol harus dibuat baru setiap akan melakukan
pengujian. Working kontrol dapat digunakan untuk berbagai proses kontrol selama waktu
pengerjaan, tetapi hanya dapat digunakan dalam satu hari.
Kontrol CT (+) berperan sebagai kontrol positif untuk pengujian CT, Sedangkan kontrol NG
(+) berperan sebagai kontrol negatif untuk pengujian CT. Jika melakukan pengujian sampel
jenis Usap dan urin, maka penting untuk menyiapkan satu set kontrol untuk setiap jenis
sampel.

A. Working Kontrol : Preparasi pembuatan Working Kontrol CT (+) dan CT (-)


1. Pipet masing-masing 1 ml CT/NGDIL kedalam 2 tabung polipropline bertutup ulir
(ukuran 2 ml). Masing-masing dilabel, satu tabung untuk CT(+) Working kontrol dan
satu tabung lagi untuk CT (-) Working kontrol.
2. Vortex CT(+)C dan NG(+)C, ± 5 detik pada kecepatan maksimum. Hati-hati dalam
membuka tutup dari tabung. Hindari kontaminasi dari sarung tangan. Jika
kontaminasi terjadi, ganti sarung tangan dengan yang baru sebelum dilakukan proses
berikutnya.
3. Tambahkan 100µl CT(+)C kedalam tabung yang berlabel CT(+) Working kontrol,
menggunakan pipet dengan tip berfilter.

STBP 2014 71
4. Tambahkan 100µl NG(+)C kedalam tabung yang berlabel
CT(-) Working kontrol, menggunakan pipet dengan tip berfilter.
5. Tutup semua tabung, campur dengan cara divortex, simpan pada suhu ruang dan
buang pada akhir waktu pengerjaan.

B. Spesimen Urin : Persiapan pembuatan kontrol CT(+) dan CT(-)


1. Tambahkan 250µl CT/NG LYS kedalam 2 tabung polipropilen bertutup ulir. Masing-
masing tabung diberi label, 1 tabung untuk CT(+)C dan satunya lagi untuk CT(-)C.
Gunakan pipet dengan tip berfilter yang steril.
2. Tambahkan 250µl CT(+)C Working kontrol (tahap A.3) kedalam tabung yang berlabel
CT(+). Gunakan pipet dengan tip berfilter yang steril.
3. Tambahkan 250µl CT(-) Working kontrol (tahap A.4) kedalam tabung yang berlabel
CT(-). Gunakan pipet dengan tip berfilter yang steril.
4. Tutup tabung, campur dengan cara divortex, inkubasikan pada suhu ruang selama 10
menit. Simpan pada suhu ruang dan buang pada akhir waktu pengerjaan.
5. Pipet dengan menggunakan tip berfilter 50µl kontrol yang telah diproses kedalam
tabung A-ring. Catat posisi kontrol pada lembar kerja.
6. Pindahkan sampel yang telah diproses (spesimen pasien dan kontrol) dalam tray ke
area amplifikasi. Sampel yang siap diamplifikasi ini dapat disimpan pada suhu 2-8 OC
selama 16 jam.

C. Spesimen Usap : Persiapan pembuatankontrol CT(+) dan CT(-)

1. Tambahkan 100µl CT/NG LYS kedalam 2 tabung polipropilen bertutup ulir. Masing-
masing tabung diberi label, 1 tabung untuk CT(+)C dan satunya lagi untuk CT(-)C.
2. Tambahkan 100µl Culture Transport Medium (CTM) kedalam masing-masing tabung
yang telah berisi CT/NG LYS. Tutup tabung dan campur dengan cara divortex.
3. Tambahkan 200µl CT(+) Working Kontrol (tahap A.3) kedalam tabung yang berlabel
CT(+)C.
4. Tambahkan 200µl CT(-) Working Kontrol (tahap A.4) kedalam tabung yang berlabel
CT(-)C.
5. Tutup tabung, campur dengan cara divortex, inkubasikan pada suhu ruang selama 10
menit. Simpan pada suhu ruang dan buang pada akhir waktu pengerjaan.
6. Pipet dengan menggunakan tip berfilter 50µl kontrol yang telah diproses kedalam
tabung A-ring. Catat posisi kontrol pada lembar kerja.
7. Pindahkan sample yang telah diproses (spesimen pasien dan kontrol) dalam tray ke
area amplifikasi. Sampel yang siap diamplifikasi ini dapat disimpan pada suhu 2-8 OC
selama 16 jam.
Amplifikasi dan Deteksi
Lakukan beberapa prosedur pemeliharaan instrument COBAS AMPLICOR sebagai berikut
:
 Usap (lap) initialization post (logam berbentuk segiempat) dengan kapas yang
mengandung alkohol dan keringkan.
 Bersihkan D-cup handler tip dengan kapas yang mengandung alkohol dan keringkan
 Periksa wash buffer dan buat kembali yang baru jika diperlukan

72 STBP 2014
 Siapkan Working Wash Buffer (1X) dengan pengenceran 1 volume Wash Buffer (WB)
dan 9 volume akuades di dalam tabung tempat WB. Dicampur dengan baik. Sediakan
minimum 3-4 liter WWB dalam tabung tempat WB.
 Kosongkan tabung pembuangan
 Lakukan prime
 Pada saat mesin sedang prime, periksa syringe, tubes , dan transfer tip

Hal yang harus dilakukan setiap akan RUN :


 Periksa tempat pembuangan dan kosongkan jika diperlukan
 Periksa tempat Wash Buffer dan tambahkan buffer jika diperlukan
 Ganti rak D-cup yang telah digunakan dengan yang baru
 Lakukan prime

Amplifikasi dan Deteksi dengan mesin COBAS AMPLICOR :


1. Perkirakan jumlah reagen yang akan digunakan. Siapkan reagent cassette (botol
reagen)untuk pemeriksaan yang akan dilakukan.
2. Vortex dengan baik CT PS1. Tambahkan 2.5 ml CT PS1 kedalam botol CT4. Simpan
botol pada rak reagen spesifik. Buang botol vial CT PS1. Catat tanggal pembuatan
reagen pada botol CT4.
3. Vortex dengan baik IC PS1. Tambahkan 2.5 ml IC PS1 kedalam botol IC4. Simpan botol
pada rak reagen spesifik . Buang botol vial IC PS1. Catat tanggal pembuatan reagen
pada botol IC4.
4. Siapkan Working Substrat dengan memipet 5 ml SB kedalam 1 botol SB3 . Campur
dengan cara dipipet naik turun. Botol vial SB dapat dibuang. Catat tanggal
pembuatan reagen SB3 pada botolnya.
5. Letakan Working Substrat pada rak reagen generik.
6. Letakan botol DN4 dan CN4 pada rak reagen generik dan catat tanggal dibukanya
kedua botol tersebut.
7. Tentukan rak-rak reagen sebagai rak reagen generik atau rak reagen spesifik
menggunakan keypad atau barcode scanner.
8. Letakan botol-botol reagen di raknya dan masukkan/ program posisi reagent
tersebut dan nomer lot pada mesin COBAS AMPLICOR menggunakan keypad atau
barcode scanner.
9. Pastikan setiap botol reagen pada posisi yang tepat pada raknya masing-masing.
10. Letakan rak D-cup pada tempat D-cup. Satu buah D-cup dibutuhkan untuk setiap
spesimen dan kontrol, 2 buah D-cup digunakan untuk setiap botol Working Substrat
sebagai blanko pada mesin COBAS AMPLICOR.
11. Letakan A-ring kedalam bagian thermal cycler mesin COBAS AMPLICOR (TCA atau
TCB).
12. Program nomer A-ring menggunakan keypad atau barcode scanner (Load A-ring).
13. Buat lembar kerja A-ring (A-ring worklist).
14. Tutup rapat penutup bagian thermal cycler.
15. Tekan tombol start mesin Cobas Amplicor
16. Tunggu samapi mesin mengindikasikan semua persiapan telah Load checked passed.

STBP 2014 73
Catatan : Mesin Cobas Amplicor dapat melakukan 6 deteksi secara terpisah
untuk setiap tabung A-tube. Setiap reagen deteksi yang dibutuhkan akan dihitung
oleh mesin dan Load check akan dilakukan pada saat mesin di start jika reagen yang
dibutuhkan cukup untuk test pemeriksaan yang diminta.
17. Amplifikasi dan deteksi secara otomatis dilakukan oleh mesin Cobas Amplicor. Hasil
kualitatif dinyatakan sebagai positif, negatif atau equivocal, berdasarkan pada
absorbansi dengan panjang gelombang 660 nm dibandingkan dengan Tes Spesifik
absorbansi cutt-off yang telah ditentukan.

Prosedur Pemeriksaan Neisseris Gonnorhoe (NG)

PREPARASI REAGENSIA
1. Tentukan jumlah tabung A-ring yang diperlukan untuk spesimen dan kontrol yang
akan diperiksa. Letakkan tabung A-ring kedalam A-ring holder.
2. Catatan : walaupun tidak dilakukan deteksi dari CT/NG IC, CT/NG IC harus
ditambahkan ke dalam CT/NG MMX. Siapkan Working Master Mix dengan
menambahkan 100 µl CT/NG IC yang sudah divortex kedalam satu vial CT/NG MMX.
Tutup kembali tabung Master Mix dan campur dengan cara membalik-balikkannya
sebanyak 10-15 kali. Catat nomer lot & tanggal preparasi di lembar kerja. Working
Master Mix stabil selama 4 minggu pada suhu 2-8°C sebelum tanggal kadaluarsa yang
tercantum. Buang vial CT/NG yang kosong.
3. Pipet 50 µl Working Master Mix kedalam masing-masing tabung A-ring (A-tube)
menggunakan pipet repeator dengan combitip 1,25 ml atau dengan pipet mikro dan
tip berfilter.
4. Tabung A-ring jangan ditutup dahulu, tetapi masukkan kedalam kantung plastik
berkunci.
5. Pindahkan tray sampel ke Area 2. Simpan dalam suhu 2-8° C sampai siap digunakan.
Working Master Mix stabil selama 48 jam pada suhu 2-8°C didalam tabung reaksi
dalam plastik berkunci.

PREPARASI SPESIMEN
1. Spesimen yang sudah diproses dapat disimpan di suhu ruang sampai dengan 2 jam
sebelum dicampurkan ke dalam tabung yang berisi Working Master Mix. Apabila
belum akan dicampur dengan Working Master Mix, simpan spesimen yang sudah
diproses pada suhu 2-8°C dan harus direaksikan dalam waktu 7 hari.
2. Bila spesimen yang sudah diproses pada suhu 2-8°C, harus dicairkan terlebih dahulu
sebelum diamplifikasi. Setelah divortex, spesimen disentrifugasi dengan kecepatan ≥
12.500 g selama 10 menit.
3. Dengan pipet dan tip berfilter, tambahkan 50 µl supernatant kedalam tabung yang
berisi Working Master Mix. Gunakan tip baru untuk setiap spesimen. Hati-hati jangan

74 STBP 2014
merusak pellet yang mungkin tidak tampak jelas. Catat posisi specimen pasien dan
tutuplah tabung.
4. Simpanlah sisa spesimen yang sudah diproses pada suhu 2-8°C bila dibutuhkan
pemeriksaan ulang. Pemeriksaan ulang harus dilakukan dalam waktu 7 hari setelah
proses spesimen dikerjakan.

PREPARASI SPESIMEN
Usap Spesimen (Perempuan dan Laki-laki)

Catatan : Tes Cobas Amplicor CT/NG telah dievaluasi dengan 2SP medium kultur transpor,
medium transpor Bartels ChlamTrans Chlamydial (Bartels, Inc.), SPG CTM dan medium
kultur transpor M4 (Microtest, Inc.). Penggunaan media transpor yang lain / alternatif
harus dievaluasi oleh laboratorium sendiri.

1. Periksa tabung culture transport media (CTM) yang berisi Usap. Usap harus ditinggal
didalam tabung CTM untuk menghindari salah sampel. Adanya Usap dalam CTM tidak
menjamin pengambilan sampel cukup.
2. Labeli tabung ulir 2 ml untuk setiap spesimen pasien.
3. Tambahkan 100µl CT/NG LYS kedalam tabung polypropylene 2ml, beri label untuk
setiap tabung.
4. Campur spesimen dengan cara divortex. Jika spesimen disimpan dalam freezer,
terlebih dahulu dithawing dalam suhu ruang.
5. Pipet 100µl spesimen yang telah divortex, masukkan kedalam tabung polypropilene
yang telah diisi dengan CT/NG LYS. Gunakan tip yang berfilter untuk setiap spesimen.
Tutup tabung dan vortex.
6. Inkubasi pada suhu ruang selama 10 menit.
7. Pipet 200µl CT/NG DIL kedalam setiap tabung, tutup tabung dan vortex.
8. Inkubasikan setiap tabung pada suhu ruang selama 10 menit.
9. Spesimen yang sudah diproses dapat disimpan pada suhu ruang sampai dengan 2 jam
sebelum dipindahkan kedalam tabung berisi Working Master Mix. Simpan spesimen
yang sudah diproses pada suhu 2-8 OC, jika alikuaot belum akan ditambahkan kedalam
tabung dalam waktu 2 jam. Spesimen yang sudah diproses harus disimpan dalam
suhu 2-8 OC dan harus direaksikan dalam waktu 7 hari.

10. Jika spesimen disimpan terlebih dahulu dalam suhu 2-8 OC, maka sebelum
diamplifikasi, terlebih dahulu spesimen tersebut dicairkan dalam suhu ruang dan
divortex
11. Menggunakan pipet dengan tip berfilter, pindahkan 50 µl sample yang sudah diproses
kedalam tabung A-ring yang berisi Working Master Mix. Gunakan tip berfilter baru
untuk setiap spesimen. Catat posisi dari spesimen pasien di kertas kerja. Tutuplah
tabung A-ring.
12. Simpanlah sisa spesimen yang sudah diproses pada suhu 2-8°C bila dibutuhkan
pemeriksaan ulang. Pemeriksaan ulang harus dilakukan dalam waktu 7 hari setelah
proses spesimen.

PREPARASI KONTROL

STBP 2014 75
Catatan : Pembuatan Working Kontrol harus dibuat baru setiap akan melakukan
pengujian. Working kontrol dapat digunakan untuk berbagai proses kontrol selama waktu
pengerjaan, tetapi hanya dapat digunakan dalam satu hari.

Kontrol NG (+) berperan sebagai kontrol positif untuk pengujian NG dan sebagai kontrol
negatif untuk pengujian CT. Sedangkan kontrol CT (+) berperan sebagai kontrol negatif
untuk pengujian NG dan sebagai control positif untuk pengujian CT. Karena itu, jika
melakukan pengujian NG dan CT pada sample, maka dibutuhkan satu set kontrol. Jika
melakukan pengujian sample jenis Usap dan urin, maka penting untuk menyiapkan satu
set kontrol untuk setiap jenis sample.

A. Preparasi pembuatan Working Kontrol NG (+) dan NG (-) :


1. Pipet masing-masing 1 ml CT/NGDIL kedalam 2 tabung polipropline bertutup ulir
(ukuran 2 ml). Masing-masing dilabel, satu tabung untuk NG(+) Working kontrol dan
satu tabung lagi untuk NG(-) Working kontrol.
2. Vortex NG(+)C dan CT(+)C, ± 5 detik pada kecepatan maksimum.
3. Tambahkan 100µl NG(+)C kedalam tabung yang berlabel NG(+) Working kontrol,
menggunakan pipet dengan tip berfilter.
4. Tambahkan 100µl CT(+)C kedalam tabung yang berlabel
NG(-) Working kontrol, menggunakan pipet dengan tip berfilter.
5. Tutup semua tabung, campur dengan cara divortex, simpan pada suhu ruang dan
buang pada akhir waktu pengerjaan.

B. Spesimen Urin : Persiapan pembuatan kontrol NG(+) dan NG(-)


1. Tambahkan 250µl CT/NG LYS kedalam 2 tabung polipropilen bertutup ulir. Masing-
masing tabung diberi label, 1 tabung untuk NG(+)C dan satunya lagi untuk NG(-)C.
2. Tambahkan 250µl NG(+) Working kontrol (tahap A.3) kedalam tabung yang berlabel
NG(+). Gunakan pipet dengan tip yang berfilter.
3. Tambahkan 250µl NG(-) Working kontrol (tahap A.4) kedalam tabung yang berlabel
NG(-). Gunakan pipet dengan tip yang berfilter.
4. Tutup tabung, campur dengan cara divortex, inkubasikan pada suhu ruang selama 10
menit. Simpan pada suhu ruang dan buang pada akhir waktu pengerjaan.
5. Pipet dengan menggunakan tip berfilter 50µl kontrol yang telah diproses kedalam
tabung A-ring. Catat posisi kontrol pada lembar kerja.
6. Pindahkan sampel yang telah diproses (spesimen pasien dan kontrol) dalam tray ke
area amplifikasi. Sampel yang siap diamplifikasi ini dapat disimpan pada suhu 2-8 OC
selama 16 jam.

C. Spesimen Usap : Persiapan pembuatankontrol NG(+) dan NG(-)


1. Tambahkan 100µl CT/NG LYS kedalam 2 tabung polipropilen bertutup ulir. Masing-
masing tabung diberi label, 1 tabung untuk NG(+)C dan satunya lagi untuk NG(-)C.
2. Tambahkan 100µl Culture Transport Medium (CTM) kedalam masing-masing tabung
yang telah berisi CT/NG LYS. Tutup tabung dan campur dengan cara divortex.

76 STBP 2014
3. Tambahkan 200µl NG(+) Working Kontrol (tahap A.3) kedalam tabung yang berlabel
NG(+)C. Gunakan pipet dengan tip berfilter yang steril.
4. Tambahkan 200µl NG(-) Working Kontrol (tahap A.4) kedalam tabung yang berlabel
NG(-)C. Gunakan pipet dengan tip berfilter yang steril.
5. Tutup tabung, campur dengan cara divortex, inkubasikan pada suhu ruang selama 10
menit. Simpan pada suhu ruang dan buang pada akhir waktu pengerjaan.
6. Pipet dengan menggunakan tip berfilter 50µl kontrol yang telah diproses kedalam
tabung A-ring. Catat posisi kontrol pada lembar kerja.
7. Pindahkan sample yang telah diproses (spesimen pasien dan kontrol) dalam tray ke
area amplifikasi. Sampel yang siap diamplifikasi ini dapat disimpan pada suhu 2-8 OC
selama 16 jam.

AMPLIFIKASI DAN DETEKSI


Lakukan beberapa prosedur pemeliharaan instrument COBAS AMPLICOR sebagai berikut
:
 Usap (lap) initialization post (logam berbentuk segiempat) dengan kapas yang
mengandung alkohol dan keringkan.
 Bersihkan D-cup handler tip dengan kapas yang mengandung alkohol dan keringkan
 Periksa wash buffer dan buat kembali yang baru jika diperlukan
 Siapkan Working Wash Buffer (1X) dengan pengenceran 1 volume Wash Buffer (WB)
dan 9 volume akuades di dalam tabung tempat WB. Dicampur dengan baik. Sediakan
minimum 3-4 liter WWB dalam tabung tempat WB.
 Kosongkan tabung pembuangan
 Lakukan prime
 Pada saat mesin sedang prime, periksa syringe, tubes , dan transfer tip

Hal yang harus dilakukan setiap akan RUN :


 Periksa tempat pembuangan dan kosongkan jika diperlukan
 Periksa tempat Wash Buffer dan tambahkan buffer jika diperlukan
 Ganti rak D-cup yang telah digunakan dengan yang baru
 Lakukan prime

Amplifikasi dan Deteksi dengan mesin COBAS AMPLICOR :


1. Perkirakan jumlah reagen yang akan digunakan. Siapkan reagent cassette (botol
reagen)untuk pemeriksaan yang akan dilakukan.
2. Vortex dengan baik NG PS1. Tambahkan 2.5 ml NG PS1 kedalam botol NG4. Simpan
botol pada rak reagen spesifik. Buang botol vial NG PS1. Catat tanggal pembuatan
reagen pada botol NG4.
3. Vortex dengan baik IC PS1. Tambahkan 2.5 ml IC PS1 kedalam botol IC4. Simpan botol
pada rak reagen spesifik . Buang botol vial IC PS1. Catat tanggal pembuatan reagen
pada botol IC4.
4. Siapkan Working Substrat dengan memipet 5 ml SB kedalam 1 botol SB3 . Campur
dengan cara dipipet naik turun. Botol vial SB dapat dibuang. Catat tanggal
pembuatan reagen SB3 pada botolnya.

STBP 2014 77
5. Letakan Working Substrat pada rak reagen generik.
6. Letakan botol DN4 dan CN4 pada rak reagen generik dan catat tanggal dibukanya
kedua botol tersebut.
7. Tentukan rak-rak reagen sebagai rak reagen generik atau rak reagen spesifik
menggunakan keypad atau barcode scanner.
8. Letakan botol-botol reagen di raknya dan masukkan/ program posisi reagent
tersebut dan nomer lot pada mesin COBAS AMPLICOR menggunakan keypad atau
barcode scanner.
9. Pastikan setiap botol reagen pada posisi yang tepat pada raknya masing-masing.
10. Letakan rak D-cup pada tempat D-cup. Satu buah D-cup dibutuhkan untuk setiap
spesimen dan kontrol, 2 buah D-cup digunakan untuk setiap botol Working Substrat
sebagai blanko pada mesin COBAS AMPLICOR.
11. Letakan A-ring kedalam bagian thermal cycler mesin COBAS AMPLICOR (TCA atau
TCB).
12. Program nomer A-ring menggunakan keypad atau barcode scanner (Load A-ring).
13. Buat lembar kerja A-ring (A-ring worklist).
14. Tutup rapat penutup bagian thermal cycler.
15. Tekan tombol start mesin Cobas Amplicor
16. Tunggu sampai mesin mengindikasikan semua persiapan telah Load checked passed.
Catatan : Mesin Cobas Amplicor dapat melakukan 6 deteksi secara terpisah
untuk setiap tabung A-tube. Setiap reagen deteksi yang dibutuhkan akan dihitung
oleh mesin dan Load check akan dilakukan pada saat mesin di start jika reagen yang
dibutuhkan cukup untuk test pemeriksaan yang diminta.
17. Amplifikasi dan deteksi secara otomatis dilakukan oleh mesin Cobas Amplicor. Hasil
kualitatif dinyatakan sebagai positif, negatif atau equivocal, berdasarkan pada nilai
absorbansi pada panjang gelombang 660 nm dibandingkan dengan Tes Spesifik,
absorbansi cut-off yang sudah ditentukan.

78 STBP 2014

Anda mungkin juga menyukai