Anda di halaman 1dari 2

Menelusuri Jejak Kebaikan

Oleh : Eka Novelila Saturning

Innalillahi wa inna illaihi roji’un.

Telah berpulang ke Rahmatullah abang saya yakni Zulfikar Idris Samme.

Pada hari Jum’at, 24 Maret 2022.

Itu adalah berita yang sangat menggemparkan bagi semua orang yang mengenai beliau. Biasa
kita kenal dengan sapaan Bang Fikar, seorang laki-laki ceria nan ambisius yang mampu membius
orang disekitarnya agar tetap berbondong-bondong dalam berbuat kebaikan. Bagiku, bang Fikar
adalah sosok yang memiliki kepribadian penuh semangat yang berapi-api dan tidak pernah lupa
membantu orang-orang disaat orang lain butuh pertolongan. Pada dasarnya semua manusia iu
memiliki rasa kebaikan yang tidak dapat diukur dengan kacamata masing-masing manusia.

Jejak kebaikan bang Fikar akan bermula dari kami saling mengenal di Pelatihan Nasional FIM
21 di Cibubur. Saat itu aku bertemu dengan bang Fikar dalam suatu kelompok Api Ekspresi dan
penialaianku pertama terhadap bang Fikar yaitu beliau sangat bersemangat dan sedikit rempong
kala itu. Tetapi secara sadar aku melihat bang Fikar mampu menuntun kami dalam memberikan
persembahan terbaik saat di Api Ekspresi/AE. Bang Fikar tampak sibuk dalam menjelaskan
berbagai peran dari masing-masing anggota dan kamipun dengan semangat mencoba memainkan
peran sambil bersenda gurau.

Banyak hal yang terekam dalam memori selama Pelatnas FIM 21 ini, bang Fikar merangkul satu
sama lain agar terlihat lebih akrab, mengajak kami bercanda dan mencoba untuk mencurahkan
cerita dari masing-masing anggota. Seiring berjalannya waktu kami sangat akrab sampai saat ini
kami masih akrab. Menuju akhir dari Pelatnas FIM 21 kami saling mengucapkan kata
perpisahan dan aku mendengar sedikit kata-kata dari Bang Fikar : “Hidup ini harus kita lalui
dengan semangat dan jangan mudah patah”. Rasanya hatiku sedikit sedih karena aku adalah
orang yang mudah menyerah saat gagal dalam mencoba satu hal.

Setelah berbulan-bulan berpisah, tahun 2020 tiba-tiba bang Fikar mengajakku untuk
menemaninya liburan di Jogja, mengingat juga saat itu aku sedang tinggal di Jogja dan saat itu
posisinya pandemic Covid-19 sedang marak diberitakan namun beliau tetap memaksakan diri
untuk pergi ke Jogja sehingga aku bersedia menemaninya. Kami mengelilingi Jogja dengan
perasaan bahagia walaupun aku sedang tidak ada duit, namun Masya Allah beliau mentraktirku
selama beliau di Jogja. Kalau mengingat cerita ini, mohon maaf aku sedih karena aku benar-
benar menyangka itu adalah pertemuan terakhir.

Disela-sela itu setelah liburan panjang di Jogja telah usai, kami tetap berkomunikasi dan
menceritakan banyak. Aku selalu mengeluh kepada bang Fikar mengenai permasalahan hidupku
dan dia selalu mendengarkan hingga memberikan banyak petuah. Bang Fikar juga banyak
berbagi pengalaman denganku mengenai kegiatan sosial dan berbagai perjalanan hidup yang
menurutku itu tidak bisa kulalui dengan baik. Semua paham bahwa kalau ujian dari Allah SWT
tidak kaan melewati batas kemampuan umat dan itu yang selalu menjadi salah satu prinsip
baginya yang ia tekankan kepadaku. Bang Fikar ingin aku lebih banyak bersyukur dan menerima
atas takdir, aku boleh mengeluh tapi tidak untuk menyerah.

Berkat cita rasa pengalaman Bang Fikar, aku belajar melawan hal-hal yang menyakiti diriku
yang membuat aku depresi. Bang Fikar adalah tempatku menangis tanpa henti dan tempatku
meminta jalan pulang. Entah sekuat apa ia mendengarkan anak kecil ini mengeluh disaat ia mulai
mengalami penyakit yang tidak aku ketahui sama sekali.

Rasanya teriris saat aku menjadi orang payah yang tidak tahu akan kondisinya, aku hanya
membalas cerita di instagramnya dengan menanyakan kabar dan menyemangati beliau. Aku
yang hanya tau beliau sedang focus menyelesaikan pendidikan S2 ternyata beliau juga berjuang
dengan penyakitnya dan lebih luar biasanya beliau semakin taat mendekatkan diri kepada Allah
SWT, jujur aku malu karena aku yang masih sehat tidak selalu mengingat Allah SWT dan aku
sangat tertampar.Kini dengan tulisan ini, aku belajar untuk mengikhlaskan kamu kak.

Sampai jumpa di rumah Allah SWT ya kak, biarkan kebaikanmu ini menjadi cinta untuk kami
semua yang mengenalmu.

Anda mungkin juga menyukai