Anda di halaman 1dari 28

TP dan ATP

by lenny kurniati
Sejak tahun ajaran 2021/2022
Kemdikbudristek mulai
mengimplementasikan
Kurikulum Merdeka secara
terbatas.

Mari kita pahami beberapa


prinsip dan pendekatan yang
digunakan dalam kurikulum ini. Foto Ini oleh Penulis Tidak Diketahui dilisensikan atas namaCC BY-NC
Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi yang
ditargetkan.
Namun demikian, CP tidak cukup konkret untuk memandu kegiatan
pembelajaran sehari-hari. CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan pembelajaran
yang lebih operasional dan konkret, yang dicapai satu persatu oleh peserta didik
hingga mereka mencapai akhir fase.
Proses berpikir dalam merencanakan pembelajaran ditunjukkan dalam Gambar
di bawah ini.
Agar berpihak pada anak dan menuntun mereka pada kekuatan kodratnya,
Tujuan Pembelajaran harus memperhatikan tahap perkembangan anak.
MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN
Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi dan pendekatan untuk menyusun tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan pembelajaran (ATP).
Yang harus diperhatikan, TP dan ATP harus memenuhi kriteria-kriteria ini.

KOMPETENSI
kemampuan atau keterampilan yang perlu
KONTEN
Konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu
ditunjukkan/didemonstrasikan oleh peserta unit pembelajaran.
didik. Pertanyaan panduan yang dapat digunakan
Pertanyaan panduan yang dapat digunakan pendidik, antara lain: hal apa saja yang perlu
pendidik, antara lain: secara konkret, mereka pelajari dari suatu konsep besar yang
kemampuan apa yang perlu peserta didik dinyatakan dalam CP? Apakah lingkungan sekitar
tunjukkan? Tahap berpikir apa yang perlu dan kehidupan peserta didik dapat digunakan
peserta didik tunjukkan? sebagai konteks untuk mempelajari konten dalam
CP (misalnya, proses pengolahan hasil panen
digunakan sebagai konteks untuk belajar tentang
persamaan linear di SMA)
MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN
Sebagaimana yang disampaikan dalam penjelasan tentang CP,
pemahaman (understanding) adalah proses berpikir tingkat tinggi,
bukan sekadar menggunakan informasi untuk menjelaskan atau
menjawab pertanyaan.

Anderson dan Krathwohl (2001) Tighe dan Wiggins (2005)


MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

Marzano (2000)
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (atp)

Berikut ini adalah ilustrasi


pemetaan alur tujuan
pembelajaran dalam satu fase.
Setiap kotak tujuan
pembelajaran merupakan hasil
perumusan tujuan pembelajaran
yang telah dilakukan pada tahap
sebelumnya dan alur tujuan
pembelajaran adalah tujuan-
tujuan pembelajaran yang telah
disusun.
MEnyusun ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan:

• 1. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum • 7. Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan
bukan tujuan pembelajaran harian (goals, bukan pembelajarannya terlebih dahulu, baru proses berpikirnya
objectives); (misalnya, menguraikan dari elemen menjadi tujuan
• 2. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak pembelajaran) sebagai lampiran agar lebih sederhana dan
terpotong di tengah jalan; langsung ke intinya untuk guru
• 3. Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara • 8. Karena alur tujuan pembelajaran yang disediakan
kolaboratif, (apabila guru mengembangkan, maka perlu Kemendikbudristek merupakan contoh, maka alur tujuan
kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan dalam satu fase. pembelajaran dapat bernomor/huruf (untuk menunjukkan
Contoh: kolaborasi antara guru kelas I dan II untuk Fase A; urutan dan tuntas penyelesaiannya dalam satu fase);
• 4. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai • 9. Alur tujuan pembelajaran menjelaskan SATU alur tujuan
karakteristik dan kompetensi yang dikembangkan setiap pembelajaran, tidak bercabang (tidak meminta guru untuk
mata pelajaran. Oleh karena itu sebaiknya dikembangkan memilih). Apabila sebenarnya urutannya dapat berbeda, lebih
oleh pakar mata pelajaran, termasuk guru yang mahir baik membuat alur tujuan pembelajaran lain sebagai
dalam mata pelajaran tersebut; variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai pilihan/keputusan
• 5. Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas penyusun, dan untuk itu dapat diberikan nomor atau kode;
fase (kecuali pendidikan khusus); dan
• 6. Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus • 10. Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP,
logis, dari kemampuan yang sederhana ke yang lebih bukan profil pelajar Pancasila dan tidak perlu dilengkapi
rumit, dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata pelajaran, dengan pendekatan/strategi pembelajaran (pedagogi).
pendekatan pembelajaran yang digunakan (misal:
matematik realistik)
Cara-Cara Menyusun Tujuan Pembelajaran
Menjadi Alur Tujuan Pembelajaran

Dalam menyusun alur tujuan


pembelajaran, pendidik dapat
mengacu pada berbagai cara yang
diuraikan pada tabel di berikut ini
(Creating Learning Materials for
Open and Distance Learning, 2005;
Doolittle, 2001; Morrison, Ross, &
Kemp, 2007; Reigeluth & Keller,
2009):
Alur Tujuan Pembelajaran
Kriteria Alur Tujuan Pembelajaran (ATP): Merumuskan TP dan ATP dari kalimat CP

• Menggambarkan urutan • Rumusan TP mengacu pada kompetensi


pengembangan kompetensi yang dan konten pada CP
harus dikuasai
• Rumusan kalimat TP dapat mengambil
• ATP dalam 1 fase menggambarkan referensi dari berbagai sumber
cakupan dan tahapan pembelajaran catatan penting: KepSek/Guru mampu
yang linear memahami kalimat tersebut.

• ATP keseluruhan fase • Identifikasi dimensi Profil Pelajar Pancasila


menggambarkan cakupan dan yang dapat terkait dengan kompetensi
tahapan pembelajaran antarfase yang ingin dicapai
Jenjang sd
Bidang Studi: IPAS

Di akhir fase A, peserta didik mengamati fenomena dan peristiwa secara sederhana dengan
menggunakan pancaindera, menyusun dan menjawab pertanyaan tentang hal-hal yang ingin diketahui
saat melakukan pengamatan. Peserta didik juga mampu membuat prediksi mengenai objek dan
peristiwa di lingkungan sekitar. Dengan panduan, peserta didik berpartisipasi dalam penyelidikan untuk
mengeksplorasi dan menjawab pertanyaan. Melakukan pengukuran dengan alat sederhana yang ada di
sekitarnya untuk mendapatkan data. Selanjutnya peserta didik menggunakan berbagai metode untuk
mengorganisasikan informasi, termasuk gambar dan tabel. Peserta didik mendiskusikan dan
membandingkan antara hasil pengamatan dengan prediksi. Dengan panduan, peserta didik
membandingkan hasil pengamatan yang berbeda dengan mengacu pada teori serta
mengomunikasikan hasil penyelidikan secara lisan dan tertulis dalam format sederhana.
Bidang Studi: IPAS
Di akhir fase A, peserta didik mengamati fenomena dan peristiwa secara sederhana dengan
menggunakan pancaindera, menyusun dan menjawab pertanyaan tentang hal-hal yang ingin
diketahui saat melakukan pengamatan. Peserta didik juga mampu membuat prediksi mengenai objek
dan peristiwa di lingkungan sekitar. Dengan panduan, peserta didik berpartisipasi dalam penyelidikan
untuk mengeksplorasi dan menjawab pertanyaan. Melakukan pengukuran dengan alat sederhana
yang ada di sekitarnya untuk mendapatkan data. Selanjutnya peserta didik menggunakan berbagai
metode untuk mengorganisasikan informasi, termasuk gambar dan tabel. Peserta didik mendiskusikan
dan membandingkan antara hasil pengamatan dengan prediksi. Dengan panduan, peserta didik
membandingkan hasil pengamatan yang berbeda dengan mengacu pada teori serta
mengomunikasikan hasil penyelidikan secara lisan dan tertulis dalam format sederhana.
KOMPETENSI
• Mengamati
KONTEN
• fenomena dan peristiwa di lingkungan sekitar.
• Menyusun pertanyaan
• Contohnya?
• Menjawab pertanyaan
• Membuat prediksi
• Panca indera.
• Melakukan penyelidikan
• Apa yang akan spesifik dibahas?
• Eksplorasi
• Melakukan pengukuran
• Alat sederhana (dalam konteks pengukuran).
• Mengorganisasi informasi
• contohnya?
• Mendiskusikan hasil amatan
• Membandingkan hasil amatan dengan
prediksi
• Mengomunikasikan secara lisan dan tertulis
Bidang Studi: IPAS
Alur pembelajaran dari rumusan kalimat TP :
• 1. peserta didik mengamati berbagai
kegiatan yang dilakukan di daerahnya pada
siang hari dan malam hari.
• 2. peserta didik mengorganisasi data dari
hasil pengamatan.
• 3. peserta didik menyusun pertanyaan dan
melakukan penyelidikan, bisakah rangkaian
kegiatan itu dilakukan di waktu yang
berbeda?
• 4. peserta didik mendiskusikan hasil amatan
dan menyajikan hasil diskusi lewat media
gambar.
• 5. peserta didik mempresentasikan hasil
diskusinya secara lisan
Jenjang sMP
Bidang Studi: Bahasa Indonesia
Fase D - elemen Membaca dan Memirsa

Peserta didik memahami informasi berupa gagasan,pikiran, pandangan, arahan atau pesan dari teks
deskripsi, narasi, puisi, eksplanasi dan eksposisi dari teks visual dan audiovisual untuk menemukan makna
yang tersurat dan tersirat. Peserta didik menginterpretasikan informasi untuk mengungkapkan simpati,
kepedulian, empati atau pendapat pro dan kontra dari teks visual dan audiovisual. Peserta didik
menggunakan sumber informasi lain untuk menilai akurasi dan kualitas data serta membandingkan
informasi pada teks. Peserta didik mampu mengeksplorasi dan mengevaluasi berbagai topik aktual yang
dibaca dan dipirsa
Bidang Studi: Bahasa Indonesia
Fase D - elemen Membaca dan Memirsa
KOMPETENSI KONTEN
Bidang Studi: BAHASA INDONESIA
Alur pembelajaran dari rumusan kalimat TP :
• 1. Peserta didik mengidentifikasi 20 kosa kata
baru dari teks naratif yang dibaca.
• 2. Peserta didik mendiskusikan definisi dari
kosa kata baru dan mencari definisinya
menggunakan KBBI.
• 3. Peserta didik membuat visualisasi dari teks
naratif yang dibaca. Visualisasi dapat berupa
gambar, media presentasi, dsb.
• 4. Peserta didik merumuskan kerangka untuk
melanjutkan dan mengembangkan teks
naratif, dengan bantuan beberapa topik
Catatan untuk CP Bidang Studi Bahasa Indonesia:
Tidak ada batasan konten, meski sebagian jenis teks dituliskan di dalam kalimat CP. Dalam merumuskan TP pilihan.
dan ATP, Guru dapat menggunakan berbagai jenis teks untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Yang
perlu diperhatikan: tingkat kemampuan dan kesiapan peserta didik.
Misalnya: menggunakan teks prosedur untuk mencapai kompetensi ‘memahami informasi’. Meski teks
prosedur tidak disebutkan spesifik dalam kalimat CP.
Jenjang Sma/smk
Bidang Studi: PPKn

Pada akhir fase E, peserta didik dapat mengidentifikasi pengaruh keanggotaan kelompok lokal, regional,
nasional, dan global terhadap pembentukan identitas; serta memahami makna dan nilai dari
keragaman; dan mengidentifikasi perlunya melakukan pertukaran budaya dan kolaborasi dalam dunia
yang saling terhubung; serta mengkaji makna dan manfaat hidup dalam kebinekaan, kaya akan kearifan
lokal, dan memilih produk dalam negeri
Bidang Studi: PPKn
KOMPETENSI KONTEN
Bidang Studi: PPKn
Alur pembelajaran dari rumusan
kalimat TP :
• 1. peserta didik melakukan studi
literatur pada keanggotaan di
berbagai level
• 2. peserta didik mengidentifikasi
karakteristik keanggotaan di setiap
level
• 3. peserta didik mengidentifikasi hal-
hal yang memengaruhi
pembentukan sebuah identitas
• 4. peserta didik menganalisis dan
mengevaluasi kaitan antara
karakteristik keanggotaan dengan
proses pembentukan sebuah
identitas, dst
Simpulan Karakteristik CP
berdasar Bidang Studi
Setiap bidang studi punya karakteristik masing-masing. Memahami karakteristik CP dapat membantu
• Ada yang mencantumkan konten/topik bahasan Guru dalam:
secara eksplisit (misalnya: IPAS).
• memilih dan menemukan sumber belajar
• Ada yang menyajikannya lewat kata/frasa kata kunci,
• mengembangkan topik bahasan
dan satuan pendidikan dapat menentukan konten
secara mandiri (misalnya: Bahasa Indonesia). • menentukan jenis asesmen

• Ada bidang studi yang memadukan keterampilan


berpikir dan penguasaan alat atau teknik tertentu Tujuannya: membawa konten/topik bahasan
sebagai kompetensi CP (misalnya: Informatika). sedekat mungkin dengan konteks keseharian
• Ada bidang studi yang kompetensinya berciri peserta didik.
pemahaman teori – pemaknaan reflektif - penerapan
(misalnya: PPKn).
• Ada pula bidang studi yang pencapaian
kompetensinya harus berurutan (misalnya:
Matematika).
Selamat berproses memajukan pendidikan indonesia

+62 85640464922 IG: @lenny.kurniati lennykurniati@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai