Anda di halaman 1dari 50

Page |1

Online Handout Perkuliahan


EKONOMI MANAJERIAL

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI

*
Materi pada handout ini merupakan bahasan
dasar untuk dikembangkan dalam
pelaksanaan perkuliahan online pada mata
kuliah Ekonomi Manajerial di Sekolah Tinggi
Manajemen IMMI

Disusun Oleh
Dr. H. KEMAL TAUFIK, MM, MSE

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI
JAKARTA
2020
Page |2

1. PENDAHULUAN

Ekonomi manajerial (manajerial economics) adalah aplikasi teori ekonomi dan


perangkat analisis ilmu keputusan untuk membahas bagaimana suatu organisasi
dapat mencapai tujuan atau maksudnya dengan cara yang paling efisien. Masalah
keputusan manajemen timbul dalam organisasi apa saja, bisa di perusahaan yang
mencari laba, organisasi nirlaba (seperti rumah sakit atau universitas), atau badan
pemerintah. Suatu organisasi dapat memecahkan masalah keputusan
manajemennya dengan menerapkan teori ekonomi dan perangkat ilmu keputusan.
Dengan demikian ekonomi manajerial mengkaji dan mengembangkan
prinsip-prinsip keilmuan yang dapat digunakan sebagai rujukan untuk
meningkatkan kualitas dan efektivitas pengambilan keputusan manajerial. Ekonomi
manajerial akan sangat membantu para manajer untuk memahami bagaimana
determinan ekonomi mempengaruhi kinerja organisasi dan perilaku manjerial.
Ekonomi manajerial memberikan teori dan metodologi ekonomi yang dibutuhkan
oleh para eksekutif dalam pengambilan keputusan usaha. Dengan memanfatkan
konsep-konsep dan teknik-teknik yang biasa digunakan dalam teori ekonomi dan
teori pengambilan keputusan. Topik-topik yang dibahas antara lain mencakup :
Optimasi ekonomi, analisis resiko, teori dan peramalan permintaan, analisis fungsi
produksi, teori dan analisis biaya, analisis produk dan struktur pasar, analisis
kebijakan harga, peraturan pemerintah dalam ekonomi dan perencanaan investasi
Ekonomi Manajerial merupakan sebuah penerapan teori ekonomi dan/
dengan berdasarkan seperangkat analisis ilmu keputusan. Dimana Ilmu ini
mengulas tentang bagaimana di dalam suatu organisasi atau bisnis bisa mencapai
apa yang menjadi tujuan dengan menggunakan cara yang lebih efektif dan efisien.
Selain itu sederhananya, ilmu tersebut bertujuan untuk saling
menyatukan/menggabungkan ilmu ekonomi dan menggunakan jalan pengambilan
keputusan. Dalam hal ini ilmu ekonomi manajerial sangat penting agar dapat
digunakan dalam mengatur sebuah strategi yang sangat efisien dan efektif untuk
menjalankan bisnis.
Di bawah ini terdapat sejumlah penjelasan mengenai definisi managerial
economics yang di sandarkan dengan berdasarkan pendapat menurut beberapa para
ahli yang diantaranya ialah sebagai berikut..
1. Hirschey (2003): suatu aplikasi teori ekonomi yang digunakan sebagai metode
dalam menentukan dan pengambilan suatu keputusan menajerial dan
administratif.
2. Dominic Salavatore (1996): suatu ilmu pengetahuan atau wawasan yang lebih
mengarah terhadap adanya teori ekonomi berdasarkan dengan analisis terhadap
pengambilan sautu keputusan yang juga berlandaskan teori ekonomi tersebut
untuk memahami dan mengenalisa tentang bagaimana bisnis bisa mencapai
tujuan dengan efisien.
3. Ket (2000): sebuah ilmu dan seni yang menerangkan tentang bagaimana cara
mengorganisir dan mengalokasikan sejumlah sumber daya perusahaan yang
sangat terbatas guna mencapai tujuan yang sudah ditentukan.
4. Evan J. Douglas (1995): salah satu bagian ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan suatu penerapan sejumlah prinsip metodologi ekonomi dalam sebuah
proses untuk mengambil suatu keputusan pada suatu perusahaan/ organisasi.
Page |3

5. Mc. Connel (1993): alat analisis yang paling penting untuk manajer dalam
menetapkan atau mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan bisnis.

a. Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial

Ekonomi Manajerial adalah aplikasi dari teori ekonomi dan perangkat analisis
ilmu keputusan untuk membahas bagaimana suatu organisasi dapat mencapai
tujuannya dengan cara yang paling efisien. Ekonomi manajerial adalah aplikasi
teori dan metode ekonomi dalam proses pengambilan keputusan manajerial dan
administratif ( Hirschey,M.,2003).
Dengan demikian ekonomi manajerial mengkaji dan mengembangkan
prinsip-prinsip keilmuan yang dapat digunakan sebagai rujukan untuk
meningkatkan kualitas dan efektivitas pengambilan keputusan manajerial.
Ekonomi manajerial akan sangat membantu para manajer untuk memahami
bagaimana determinan ekonomi mempengaruhi kinerja organisasi dan perilaku
manajerial. Dalam konteks pembelajaran yang ekstensif, ekonomi manajerial
memanfaatkan sejumlah alat analisis seperti metode kuantitatif, statistik atau
ekonometrika dan konsep-konsep manajemen strategik serta analisis keuangan.
Ekonomi manajerial sendiri adalah gabungan atau hasil persilangan
antara ilmu ekonomi dan ilmu manajerial. Dilihat dari katanya saja kita dapat
menyimpulkannya dari ilmu-ilmu tersebut. Ekonomi sendiri adalah kegiatan
produksi, distribusi, dan konsumsi yang melibatkan banyak orang untuk saling
berinteraksi dalam pemenuhan kebutuhan. Sedangkan manajerial lebih kepada
tujuan untuk pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan yang dimaksud
adalah pengambilan keputusan dalam masalah bisnis perekonomian.
Masalah pengambilan keputusan timbul pada tiap organisasi, baik
bermotif laba atau nirlaba, ketika organisasi itu berusaha mencapai tujuannya
dalam menghadapi kendala. Contoh, bagaimana sebuah rumah sakit berusaha
mengobati pasiennya sebanyak mungkin dengan standar kesehatan yang cukup
dengan keterbatasan sumberdaya (dokter, fasilitas, perawat, dll). Dalam
penerapannya, terdapat ruang lingkup ekonomi manajerial, yaitu:

1. Teori Ekonomi: Dengan adanya teori ekonomi bisa dijadikan sebagai acuan
untuk penetapkan atau mengambil suatu keputusan. Yang mana teori
ekonomi sendiri tersusun atas teori ekonomi makro dan ekonomi juga
mikro. Ekonomi mikro meliputi serangkaian teori yang menerangkan
mengenai penetapan suatu keputusan dengan berdasarkan perilaku
ekonomis misalnya seperti pemilik sumber daya, sistem perdagangan bebas
dan konsumen individu. Sedangkan teori makro yang dalam hal ini
menerangkan mengenai sistem dalam penetapan suatu keputusan yang
berdasarkan output, pendapatan, investasi, konsumsi, pekerjaan dan agregat
ekonomi.
2. Pengambilan Keputusan: Prinsip ekonomi manajerial dalam hal ini
didasarkan dari alokasi terhadap berbagai sumber daya yang langka
misalnya seperti prinsip “Man, Money, Material, Methode”. Selain itu
terhadap peranan ekonomi manajerial dalam menetapkan suatu keputusan
manajerial harus sesuai dengan teori dan metode ekonomi. Kemudian dari
Page |4

keduanya disatu padukan dengan sejumlah alat dan teknik analisis ekonomi
guna pemecahan perkara mengenai manajerial secara optimal.
3. Ilmu Keputusan: Dengan ilmu Matematika dan ekonometri atau statistika
bisa digunakan sebagai model keputusan yang mempunyai tujuan untuk
menentukan bagaimana langkah optimal bagi perusahaan atau bisnis agar
dapat mencapai tujuan.
4. Ilmu Administrasi Bisnis: Ilmu administrasi dalam bisnis dapat dijadikan
sebagai latar belakang teori dalam mengambil suatu keputusan yang di
dalamnya meliputi keuangan, akuntansi, manajemen sumber daya manusia
dan juga manajemen pemasaran serta produksi.

b. Peranan dan Tujuan Ekonomi Manajerial

Maksud dan tujuan perusahaan adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau


nilai perusahaan. Namun demikian, dalam upaya melakukan hal ini, perusahaan
menghadapi banyak kendala. Beberapa kendala itu timbul dari keterbatasan
ketersediaan input-input penting. Secara spesifik, perusahaan mungkin tidak
mampu merekrut tenaga ahli sebanyak yang diperlukan, terutama dalam jangka
pendek. Hal serupa mungkin perusahaan tidak mampu memperoleh semua
bahan mentah tertentu sebanyak yang diminta. Perusahaan juga mungkin
menghadapi keterbatasan ruang pabrik atau gudang dan dana modal yang
tersedia untuk keperluan tertentu.
Begitu pentingnya kendala yang dihadapi perusahaan sehingga perlu
dibicarakan optimasi terkendali (constrained optimisation) yakni, maksud dan
tujuan utama perusahaan adalah memaksimumkan kekayaan atau nilai
perusahaan dengan mengatasi kendala-kendala yang dihadapi. Dengan adanya
kendala ini perusahaan berusaha memaksimumkan kekayaan atau nilai
perusahaan. Disinilah peran dan tujuan ekonomi manajerial muncul dan
diperlukan dalam menyusun suatu rancangan bisnis/usaha, yaitu:
1. Sebagai Alat Evaluasi: Ekonomi manajerial dapat digunakan sebagai
sebuah alat evaluasi apabila nantinya terjadi sebuah pergantian manajer
baru. Dengan ini manajer baru tersebut bisa dengan mudah mempelajari apa
saja yang kurang dan apa yang dapat dilanjutkan dari strategi ekonomi
manajerial yang dilakukan manajer sebelumnya.
2. Membantu Manajer Menyelesaikan Masalah: Ekonomi manajerial berperan
dalam membantu sebagai penganalisis dalam menetapkan suatu keputusan
yang harus dilakukan oleh manajerr.
3. Mengatur Keuangan: Ekonomi manajerial juga bisa dimanfaatkan guna
mengatur sistem keuangan yang baik dimana dalam hal ini ekonomi
manajerial merupakan bagian yang penting agar dapat mengidentifikasi
mana biaya-biaya yang dianggap penting dan mana biaya yang dianggap
tidak perlu. Dalam perkara ini bertujuan agar dapat menghindari defisit
perusahaan.
4. Mengetahui Lingkungan Industri, Perusahaan, dan Perekonomian: Ekonomi
manajerial juga sangat berperan penting dalam segala kegiatan analisis yang
berlangsung di dalam lingkungan industri, perusahaan, ataupun
perekonomian. Proses analisis lingkungan ini sangat penting untuk
dilakukan agar dapat mengetahui kondisi konsumen, pemasok, dan juga
kompetitor secara langsung. Namun selain itu, terhadap pihak perusahaan
Page |5

juga harus melakukan analisis lingkungan terhadap sejumlah produk yang


akan mereka keluarkan. Analisis lingkungan ini sangat dibutuhkan guna
tahap menentukan suatu keputusan, maka nantinya dari sinilah perusahaan
akan dapat menghasilkan sebuah rancangan keputusan mengenai
bagaimana cara memperoleh keuntungan yang diinginkan.
5. Mendapatkan Keuntungan Perusahaan: Tujuan ekonomi manajerial ialah
agar dapat menghasilkan keuntungan perusahaan. Maka dengan adanya
adanya strategi ekonomi manajerial yang nantinya sangat diharapkan bisa
menganalisis sejumlah hal yang dinilai dapat membawa keuntungan dalam
perusahaan.
Dari bahasan-bahasan dari awal, maka dapat disimpulkan bahwa Ekonomi
manajerial merupakan wawasan gabungan antara teori ekonomi dan pengambilan
keputusan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis dan pengambilan
keputusan yang menguntungkan bagi perusahaan. Fungsinya antara lain sebagai
alat analisis dan pengambilan keputusan yang tepat bagi kemajuan perusahaan.

c. Konsep Nilai Waktu Uang

Nilai waktu uang (Time Value of Money) adalah konsep bahwa uang yang
tersedia pada saat ini bernilai lebih dari jumlah yang sama di masa depan karena
potensi kapasitas penghasilannya. Nilai waktu uang diambil dari gagasan bahwa
investor rasional lebih suka menerima uang hari ini daripada jumlah uang yang
sama di masa mendatang karena potensi uang untuk tumbuh dalam nilai selama
jangka waktu tertentu.
Investasi yang dilakukan saat ini tidak serta merta menghasilkan
peningkatan pendapatan hari ini juga. Dibutuhkan tenggang waktu. Makin
tinggi jumlah dan kualitas investasi, biasanya tenggang waktunya makin
panjang. Sebuah restoran yang ingin memperbesar usahanya dengan membeli
gedung baru, meja makan dan peralatan yang baru, membutuhkan tempo kurang
dari satu tahun untuk menghasilkan. Tetapi investasi dalam bentuk pendirian
pabrik mobil, mungkin membutuhkan tenggang waktu lima tahun. Karena itu,
pertimbangan pokok dari keputusan investasi adalah berapa nilai sekarang
(present value) dari uang yang akan kita peroleh dimasa mendatang atau berapa
nilai uang masa mendatang (future value) dari jumlah yang kita investasikan
saat ini.
Nilai waktu uang diperlukan oleh manajer keuangan dalam mengambil
keputusan ketika akan melakukan kegiatan investasi pada suatu aktiva dan
pengambilan keputusan ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang
akan dipilih. Disini akan dibahas tentang pengertian serta contoh dari konsep
nilai waktu uang. Konsep nilai waktu uang adalah suatu konsep yang berkaitan
dengan waktu dalam menghitung nilai uang. Maksudnya, uang yang dimiliki
seseorang pada hari ini tidak akan sama nilainya dengan satu tahun yang akan
datang.
Uang yang diterima sekarang nilainya lebih besar daripada uang yang
akan diterima dimasa mendatang. Nilai waktu dari uang berhubungan dengan
nilai saat ini dan nilai yang akan datang. Nilai waktu dari uang menunjukkan
perubahan nilai uang akibat dari berjalannya waktu. Uang 10 juta saat ini akan
berubah nilainya setelah satu tahun berjalan. Di sini secara tidak langsung
Page |6

menunjukkan waktu menjadi fungsi dari uang, atau waktu merupakan salah satu
variabel yang mempengaruhi perubahan suatu nilai uang.
Seorang pedagang meminjam uang di bank sebesar Rp. 1.000.000 untuk
jangka pengambilan satu tahun. Bunga pinjaman bank sebesar 10%. Maka pada
akhir tahun, pedagang tersebut harus mengembalikan uang kepada bank sebesar
Rp. 1.100.000. pengambilan uang tersebut terdiri dari pembayaran pokok
pinjaman sebesar Rp. 100.000. Dalam hal ini menunjukkan bahwa pedagang
dan pihak bank sepakat untuk memberikan penilaian terhadap uang sebesar Rp.
1.100.000 untuk satu tahun ke depan sama dengan Rp. 1.000.000 pada saat ini.
Dengan kata lain, uang Rp. 1.000.000 yang dipegang saat ini memiliki nilai
yang lebih besar dibanding dengan nilai Rp. 1.000.000 dikemudian hari. Jika
saat ini uang sebesar Rp. 1.000.000 dapat di belanjakan untuk membeli
sembako 100kg beras, maka pada tahun depan akan memperoleh beras kurang
dari 100kg.
Dari contoh diatas, maka dapat disimpulkan bahwa uang saat ini lebih
berharga daripada nanti dan konsep yang mendasarinya adalah nilai waktu
uang. Sejauh tingkat bunga yang merupakan cerminan harga dana tidak pernah
negatif, maka uang saat ini selalu lebih berharga daripada nanti. Semakin tinggi
tingkat bunga yang dipandang relevan, maka semakin besar perbedaan antara
nilai sekarang dengan nilai yang akan diterima di kemudian hari. Tinggi
rendahnya tingkat bunga ini dipengaruhi antara lain oleh risiko investai.
Semakin tinggi risiko investasi, semakin tinggi tingkat bunga yang dipandang
relevan.

2. TEKNIK ANALISIS MANAJERIAL


Page |7

Dalam penerapannya, ekonomi manajerial memiliki 3 (tiga) teknik analisis dalam


pengambilan keputusan yang disebut teknik analisis manajerial, yaitu teknik
optimasi, teknik analisis risiko, dan teknik pendugaan/ peramalan. Adapun
gambaran mengenai ketiga teknik analisis manajerial tersebut adalah sebagai
berikut:
- Teknik Optimasi: Manusia terlahir sebagai mahluk yang tak pernah puas.
Manusia memiliki sejumlah besar kebutuhan dan lebih banyak lagi keinginan.
Disisi lain, sumber daya ekonomi sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan
manusia relatif langka. Dua hal ini memberikan latar belakang yang kontradiktif
dan mengharuskan manusia memilih. Maka manusia selaku homoekonomicus
akan senantiasa berupaya menetapkan pilihan yang terbaik sebagai solusi
optimal yang dapat dilakukannya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
yang nyaris tanpa batas itu.
Lalu, apa dan bagaimanakah alternatif pilihan yang optimal itu? Apakah
konsep maksimalisasi sama dengan optimalisasi?. Dari aspek manajerial,
pilihan yang optimal merupakan solusi yang efektif dan efisien. Secara harfiah,
kata efektif dapat dipadankan dengan kata berdaya guna, sedangkan efisien
lebih bersesuaian makna dengan kata berhasil guna. Pilihan yang efektif
merujuk pada alternatif proses produksi untuk mencapai output maksimal pada
level penggunaan input yang sudah ditetapkan besarannya, sementara pilihan
yang efisien merujuk kepada alternatif proses produk untuk mencapai besaran
output tertentu dengan penggunaan input minimal. Dari uraian ini, dapat
disimpulkan bahwa optimalisasi mencakup terminologi maksimalisasi output
dan minimalisasi input atau biaya. Pemahaman atas solusi optimal ini dapat
diterapkan baik pada kajian tentang perilaku produksi maupun prilaku
konsumsi.
Analisis optimisasi dapat dengan baik dijelaskan dengan mempelajari
proses maksimisasi laba oleh perusahaan. Perusahaan memaksimumkan laba
total pada tingkat output dimana perbedaan positif antara penerimaan total dan
pengeluaran total terbesar, dapat pendapatan marginal sama dengan biaya
marginalnya. Lebih umum, menurut analisis marginal, optimisasi terjadi
dimana keuntungan marginal suatu aktivitas sama dengan biaya marginal.

Perusahaan sering kali menemukan kendala dalam mengambil


keputusan optimisasi. Bila fungsi kendala relatif sederhana, kita dapat
memecahkan masalah optimisasi kendala dengan substitusi. Hal ini meliputi (1)
memecahkan persamaan kendala untuk satu variabel keputusan, (2)
mensubtitusikan nilai variabel kendala tersebut ke dalam fungsi tunjuan yang
akan dimaksimumkan atau diminimumkan oleh perusahaan, dan kemudian (3)
memperlakukan masalah tersebut seperti masalah tanpa kendala

- Teknik Analisis Risiko: Risiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat
dihindari pada suatu kegiatan/aktivitas yang idlakukan manusia, termasuk
aktivitas proyek pembangunan dan proyek konstruksi. Karena dalam setiap
kegiatan, seperti kegiatan konstruksi, pasti ada berbagai ketidakpastian
(uncertainty). Faktor ketidakpastian inilah yang akhirnya menyebabkan
Page |8

timbulnya risiko pada suatu kegiatan. Para ahli mendefinisikan risiko sebagai
berikut :
• Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode
tertentu pada kondisi tertentu (William & Heins, 1985).
• Risiko adalah sebuah potensi variasi sebuah hasil (William, Smith, Young,
1995).
• Risiko adalah kombinasi probabilita suatu kejadian dengan konsekuensi
atau akibatnya (Siahaan, 2007).

Risiko adalah buah dari ketidakpastian, dan tentunya ada banyak sekali
faktor – faktor ketidakpastian pada sebuah proyek yang tentunya dapat
menghasilkan berbagai macam risiko. Risiko dapat dikelompokkan menjadi
beberapa macam menurut karakteristiknya, yaitu antara lain:
1. Risiko berdasarkan sifat:
✓ Risiko Spekulatif (Speculative Risk), yaitu risiko yang memang sengaja
diadakan, agar dilain pihak dapat diharapkan hal – hal yang
menguntungkan. Contoh: Risiko yang disebabkan dalam hutang
piutang, membangun proyek, perjudian, menjual produk, dan
sebagainya.
✓ Risiko Murni (Pure Risk), yaitu risiko yang tidak disengaja, yang jika
terjadi dapat menimbulkan kerugian secara tiba – tiba. Contoh : Risiko
kebakaran, perampokan, pencurian, dan sebagainya.
2. Risiko berdasarkan dapat tidaknya dialihkan:
✓ Risiko yang dapat dialihkan, yaitu risiko yang dapat dipertanggungkan
sebagai obyek yang terkena risiko kepada perusahaan asuransi dengan
membayar sejumlah premi. Dengan demikian kerugian tersebut menjadi
tanggungan (beban) perusahaan asuransi.
✓ Risiko yang tidak dapat dialihkan, yaitu semua risiko yang termasuk
dalam risiko spekulatif yang tidak dapat dipertanggungkan pada
perusahaan asuransi.

3. Risiko berdasarkan asal timbulnya


✓ Risiko Internal, yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu
sendiri. Misalnya risiko kerusakan peralatan kerja pada proyek karena
kesalahan operasi, risiko kecelakaan kerja, risiko mismanagement, dan
sebagainya.
✓ Risiko Eksternal, yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan atau
lingkungan luar perusahaan. Misalnya risiko pencurian, penipuan,
fluktuasi harga, perubahan politik, dan sebagainya.
Selain macam-macam risiko diatas, Trieschman, Gustavon, Hoyt,
(2001), juga mengemukakan beberapa macam risiko yang lain, diantaranya
risiko statis dan risiko dinamis (berdasarkan sejauh mana ketidakpastian
berubah karena perubahan waktu). Risiko statis adalah risiko yang asalnya dari
masyarakat yang tidak berubah yang berada dalam keseimbangan stabil.
Sedangkan risiko dinamis merupakan risiko yang timbul karena terjadi
perubahan dalam masyarakat. Risiko dinamis dapat bersifat murni ataupun
spekulatif. Contoh sumber risiko dinamis : urbanisasi, perkembangan teknologi,
dan perubahan undang – undang atau perubahan peraturan pemerintah.
Page |9

- Teknik Pendugaan/ Peramalan: Tujuan dari peramalan ekonomi adalah untuk


mengurangi resiko atau ketidak pastian yang dihadapi suatu perusahaan dalam
pengambilan keputusan operasional jangka pendeknya dan dalam
merencanakan pertumbuhan jangka panjangnya. Teknik peramalan bervariasi
dari yang sederhana dan tidak mahal hingga yang canggih tetapi mahal. Dengan
mempertimbangkan semua keuntungan dan batasan dari berbagai macam teknik
ramalan tersebut, manajer dapat memilih metode atau kombinasi dari metode
yang paling cocok dengan perusahaannya.

Peramalan kualitatif didasari oleh survei terhadap rencana para


eksekutif bisnis untuk rencana pengeluaran pembangunan dan peralatan,
perubahan inventori, dan harapan penjualan, serta survei terhadap rencana
pengeluaran konsumen. Ramalan penjualan dapat didasari oleh jajak pendapat
terhadap eksekutif perusahaan, tenaga penjual, dan konsumen perusahaan
biasanya meminta pandangan dari pejabat luar negeri atau orang-orang bisnis.

Salah satu metode peramalan yang paling sering digunakan adalah


analisis deret waktu. Data deret waktu biasanya berfluktuasi karena adanya tren
sekuler, fluktuasi siklis, variasi musiman, dan pengaruh acak atau tak beraturan.
Bentuk yang paling sederhana dari analisis deret waktu adalah proyeksi tren.
Suatu tren yang linear mengasumsikan perubahan absolut yang konstan dalam
jumlah tertentu setiap periodenya. Kadang eksponensial (menunjukan
persentasi perubahan yang konstan setiap periodenya) lebih cocok dengan data
yang ada dengan memperhatikan variasi musiman, kita dapat meningkatkan
ramalan tren secara lebih signifikan.

Peramalan secara meningkat dapat menggunakan metode ekonometrik.


Model ini bertujuan menerangkan hubungan yang akan diramal dan penting
untuk menentukan kebijakan yang optimal. Model peramalan ekonometrik
sering menggabungkan teknik peramalan yang lain dan berkisar antara model
persamaan tunggal dari penjualan perusahaan hingga sesuatu yang lebih besar,
model persamaan makro berganda tentang keseluruhan perekonomian.
Ramalan dengan model persamaan tunggal dapat melibatkan pensubstitusian ke
dalam persamaan permintaan, nilai-nilai variabel penjelas atau bebas hasil
prediksi untuk periode yang akan diramalkan dan memecahkan nilai ramalan
dari variabel terikat. Dalam model persamaan berganda, nilai estimasi dari
variabel eksogen (yang ditentukan di luar sistem) harus di substitusikan ke
dalam model yang diestimasi untuk menghasilkan ramalan bagi variabel
endogen.
Perusahaan dapat juga meramal penjualan dengan menggunakan tabel
input output. Tabel input output menguji ketergantungan diantara berbagai
industri dan sektor dalam perekonomian. Hal tersebut menunjukan penggunaan
output setiap industri dan input industri lainnya dan untuk konsumsi akhir,
dengan demikian kita dapat menggunakannya untuk meramal. Peramalan input
output sekarang sudah tidak populer dan tidak digunakan lagi oleh perusahaan
saat ini.
P a g e | 10

3. ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Permintaan dan Penawaran adalah dua kekuatan yang secara bersamaan


menggerakkan perekonomian. Pengertian permintaan adalah sejumlah barang dan
jasa yang diinginkan untuk dibeli untuk memenuhi kebutuhan pada berbagai tingkat
harga dan waktu tertentu di pasar. Sedangkan penarawan adalah sejumlah barang
dan jasa yang tersedia di pasar untuk dijual pada berbagai tingkat harga dan waktu
tertentu. Berikut mengenai uraian tentang analisis dan estimasi permintaan
penawaran, yaitu:
a) Analisis dan Estimasi Permintaan
Seperti telah disampaikan diatas bahwa permintaan adalah sejumlah barang dan
jasa yang diinginkan untuk dibeli untuk memenuhi kebutuhan pada berbagai
tingkat harga dan waktu tertentu di pasar. Permintaan dapat dikategorisasi
menjadi 2 (dua) bagian, yaitu permintaan absolute dan permintaan efektif.
Permintaan absolute adalah permintaan terhadap barang dan jasa secara umum,
dengan disertai atau tidak disertai dengan kemampuan untuk membeli
sedangkan permintaan efektif merupakan permintaan terhadap barang dan jasa
yang disertai dengan kemampuan untuk membeli.
Disamping dibagi dalam ketegorisasi absolute dan efektif, permintaan
dapat pula dibagi berdasarkan kemampuan atau daya beli dan berdasarkan
jumlah permintaan. Berdasarkan kemampuan atau daya beli, permintaan dibagi
menjadi:
1. Permintaan potensial, yaitu permintaan yang masih berbentuk keinginan
atau belum direalisasikan oleh konsumen.
2. Permintaan efektif, yaitu permintaan yang diikuti oleh daya beli.
3. Permintaan absolute, yaitu permintaan yang tidak diikuti dengan
kemampuan untuk membeli.
Sedangkan berdasarkan jumlah permintaan, permintaan dibagi menjadi
2 (dua), yaitu permintaan individu dan permintaan masyarakat. Permintaan
Individu adalah permintaan seseorang terhadap suatu barang/jasa pada harga,
saat dan tempat tertentu. Sedangkan Permintaan Masyarakat adalah permintaan
sejumlah individu terhadap suatu barang/jasa pada harga, waktu, dan tempat
tertentu.
Setelah membahas macam-macam permintaan, kita perlu mengetahui
faktor-faktor apa saja yang memerlukan permintaan. Faktor-faktor yang
memerlukan permintaan adalah harga barang itu sendiri, harga barang
substitusi, jumlah penduduk, selera masyarakat, dan pendapatan masyakat.
- Faktor Harga Barang Itu Sendiri: Pada saat tingkat harga barang menurun,
sedangkan hal-hal lain tetap, maka permintaan akan meningkat. Sebaliknya,
bila harga barang itu naik permintaan turun.
- Faktor Harga Barang Substitusi: Bila harga barang lain yang memiliki
keterkaitan dengan barang tersebut naik, maka permintaan terhadap barang
tersebut akan naik. Contoh, bila harga bahan bakar gas naik, orang akan
beralih ke minyak tanah sehingga permintaan terhadap minyak tanah akan
naik. BBM adalah barang substitusi BBG.
P a g e | 11

- Faktor Jumlah Penduduk: Bila jumlah penduduk naik, maka permintaan


terhadap benda dan jasa naik. Kendaraan tersebut akan mengakibatkan
kenaikan harga, bila hal-hal lain tidak berubah (Ceteris Paribus).
- Faktor Selera Masyarakat: Bila selera masyarakat terhadap suatu barang
naik, permintaan terhadap barang tersebut akan naik dan diikuti dengan
kenaikkan harga. Sebaliknya jika selera masyarakat terhadap barang
tersebut turun, maka akan diikuti dengan menurunnya permintaan dan harga
barang tersebut.
- Faktor Pendapatan: Bila pendapatan individu dan masyarakat naik, daya
beli dan permintaan terhadap barang dan jasa akan naik. Sebaliknya. karena
krisis ekonomi, pengurangan jam kerja, dan adanya pemutusan hubungan
kerja (PHK) mengakibatkan pendapatan hilang atau menurun, sehingga
daya beli dan permintaan cenderung menurun.
Hukum permintaan menjelaskan hubungan antara harga dan
permintaan. Hukum permintaan menyatakan bahwa bila harga mengalami
kenaikan, permintaan akan mengalami penurunan. Demikian pula sebaliknya,
bila harga mengalami penurunan, permintaan akan mengalami kenaikkan. Hal
ini dapat terjadi selama faktor-faktor lain tetap (ceteris paribus). Hukum
permintaan tidak berlaku, bila hal-hal lain berubah.
Kurva permintaan adalah kurva yang menggambarkan fungsi antara
harga dan jumlah barang yang diminta. Perubahan pada harga barang itu sendiri
akan menyebabkan pergeseran sepanjang kurva permintaan (Gambar 1)
sementara perubahan pada faktor-faktor lain akan menyebabkan pergeseran
kurva (Gambar 2).

Gambar 1
Keterangan: pergerakan dari A ke B disebabkan karena penurunan harga yang menyebabkan
kuantitas meningkat.

Gambar 2

Keterangan: peningkatan selera berakibat pada pergeseran kurva ke kanan atas, sehingga dengan
kuantitas yang sama, seseorang akan membayar dengan jumlah yang lebih tinggi untuk barang/jasa
yang diminta.
P a g e | 12

b) Analisis dan Estimasi Penawaran


Adanya permintaan belum mewujudkan adanya transaksi jual beli di pasar
tanpa adanya penawaran. Penawaran diperlukan untuk memenuhi permintaan.
atau, adanya permintaan mendorong penjual untuk menyediakan dan
menawarkan barang dagangannya. Penawaran adalah sejumlah barang atau jasa
yang ditawarkan penjual pada harga, waktu, dan tempat tertentu. Hasrat para
penjual untuk menawarkan barang dagangannya pada tingkat harga tertentu
ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
- Harga Barang/Jasa: Ketika harga naik, penjual akan menambah jumlah
barang karena ingin memperoleh keuntungan yang besar. Ketika harga
turun, penjual akan mengurangi jumlah barang yang dijualnya karena takut
mengalami kerugian.
- Harga Input/ Biaya Produksi: Harga input turut mempengaruhi kuantitas
yang ditawarkan. Ketika harga tenaga kerja, modal, bahan baku, dan bahan
pembantu naik, produsen akan terdorong untuk mengurangi kuantitas yang
ditawarkan karena menanggung biaya yang lebih besar.
- Teknologi Produksi: Teknologi produksi yang digunakan ikut
mempengaruhi kuantitas yang ditawarkan sehingga mempengaruhi
penawaran.
- Ekspektasi Penjual/ Produsen: Jika penjual memperkirakan harga barang
tersebut akan naik, maka ia akan menambah kauntitas barang tersebut.
Begitu juga sebaliknya, jika produsen memperkirakan harga barang akan
turun, maka ia akan mengurangi kuantitas barang yang dijualnya.
- Keuntungan yang Diinginkan oleh Produsen: Besar-kecilnya keuntungan
yang diinginkan oleh produsen akan ikut mempengaruhi besar-kecilnya
harga jual sehingga jumlah barang yang ditawarkan pun akan banyak
terpengaruhi. Semakin besar keuntungan yang akan diperoleh semakin
besar harga jual dan semakin banyak barang yang ditawarkan, sebaliknya
semakin kecil keuntungan semakin rendah harga jual, maka semakin sedikit
harga yang ditawarkan.
- Banyaknya Penjual/Pesaing: Banyak atau sedikitnya jumlah penjual
berpengaruh terhadap besar-kecilnya harga dan jumlah barang yang
ditawarkan.

Terdapat sejumlah faktor yang dapat memicu perubahan penawaran,


yaitu:

- Perubahan Biaya Produksi: Biaya produksi menentukan harga pokok barang


yang diproduksi. Dengan demikian, bila biaya produksi berubah (misalnya
meningkat) produsen akan mengurangi jumlah penawaran. Jika biaya
produksi turun, maka akan semakin banyak barang atau jasa yang
ditawarkan.
- Teknologi yang Digunakan: Teknologi yang digunakan dalam produksi
semula dimaksudkan agar terjadi efisiensi dalam produksi. Semakin modern
teknologi yang digunakan, produksi semakin efisien. Artinya, semakin
modern teknologi yang digunakan, baik kualitas maupun kuantitas produksi
semakin meningkat dengan biaya produksi yang semakin dapat ditekan.
P a g e | 13

Oleh karena itu, kemajuan teknologi dapat mempengaruhi besar-kecilnya


penawaran.
- Harapan Mendapatkan Laba: Besar-kecilnya laba yang diingin oleh
penjual/produsen akan mempengaruhi besar-kecilnya harga jual arang
kepada konsumen. Besar-kecilnya harga jual akan berpengaruh terhadap
besar-kecilnya jumlah barang yang ditawarkan.
- Harapan Masa yang akan Datang (Expectation): Bila produsen
memperkirakan kenaikan harga di masa yang akan dating, ia akan
menawarkan lebih sedikit barang saat ini. Demikian pula sebaliknya.

Berkebalikan dengan hukum permintaan, peningkatan harga barang/jasa


akan menyebabkan penwaran terhadap barang/jasa tersebut meninngkat dan
sebaliknya, dengan asumsi faktor lain dianggap tetap. Kurva penwaran adalah
kurva yang menggambarkan fungsi antara harga dengan jumlah barang/ jasa
yang ditawarkan. Perubahan harga barang/jasa itu sendiri akan berpengaruh
terhadap pergerakan sepanjang kurva penawaran (gambar 3) sementara
perubahan pada faktor lain akan berpengaruh terhadap pergeseran kurva
permintaan (gambar 4).

Gambar 3
Keterangan: peningkatan harga menyebabkan penawaran meningkat dari A ke B

Gambar 4
Keterangan: Perkiraan peningkatan harga di masa mendatang mengurangi jumlah yang
ditawarkan saat ini (dari A ke B).
P a g e | 14

4. ANALISIS PERILAKU KONSUMEN

Perilaku Konsumen ialah suatu proses atau kegiatan saat seseorang melakukan
pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta mengevaluasi suatu produk
“barang atau jasa” untuk memenuhi kebutuhan atau keinginannya. Atau Menurut
Schiffman dan Kanuk [2000] adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, & bertindak pasca konsumsi
produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya. Setiap
pembeli biasanya memiliki pertimbangan sebelum memutuskan untuk melakukan
transaksi pembelian terhadap suatu produk. Consumer behavior inilah yang
menjadi dasar bagi seorang konsumen dalam mengambil keputusan pembelian
terhadap produk tertentu “barang atau jasa”.
Harga merupakan salah satu faktor penentu keputusan konsumen, dimana
poduk dengan harga jual rendah proses pengambilan keputusan dilakukan
konsumen lebih mudah dibanding dengan produk berharga jual tinggi. Selain itu
kualitas produk, kegunaan dan berbagai hal lainnya juga menjadi bahan
pertimbangan bagi seorang konsumen sebelum memutuskan untuk membeli.
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang atau
organisasi. Konsumen dapat merupakan seorang individu maupun suatu organisasi,
mereka memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi. Perilaku konsumen
akan diperlihatkan dalam beberapa tahap diantaranya tahap sebelum pembelian,
pembelian, dan tahap setelah pembelian barang atau jasa. Pada tahap sebelum
pembelian konsumen biasanya melakukan pencarian informasi mengenai produk
dan jasa tersebut.
Lalu pada tahap pembelian, konsumen melakukan pembelian produk atau
jasa. Dan pada tahap setelah pembelian, konsumen akan melakukan konsumsi atau
penggunaan produk, evaluasi kinerja produk atau jasa tersebut, dan pada akhirnya
akan membuang produk atau jasa tersebut setelah digunakannya.
Memahami konsumen dan proeses konsumsinya memberikan berbagai
keuntungan antara lain: membantu manager dalam membuat keputusan,
memberikan dasar teoritis bagi peneliti dalam menganalisa konsumen, membantu
legislatif dan pemerintah dalam menyusun undang-undang dan membuat
keputusan, dan membantu konsumen untuk membuat keputusan yang lebih baik.
Lebih dari itu studi tentang konsumen dapat membantu kita untuk lebih memahami
tentang faktor-faktor psikologi, sosiologi, dan ekonomi yang mempengaruhi
perilaku manusia.
Analisis konsumen merupakan dasar dari managemen pemasaran.
Perencanaan dan strategi pemasaran harus disusun berdasarkan pemahaman akan
konsumen yang menjadi target pasar bagi perusahaan. Pentingnya pemahaman
mengenai konsumen dapat dijumpai dalam definisi pemasaran. Pemasaran adalah
aktivitas manusia yang diarahkan untuk memeuni kebutuhan dan keinginan melalui
proses pertukaran.
Dari definisi tersebut ada dua hal penting. Pertama pemasar berusaha
memuaskan kebutuhan dan keinginan orang lain. Kedua, pemasaran melibatkan
studi tentang pertukaran dalam mana orang saling menyerahkan sumber daya. Agar
menjadi pemasar yang berhasil mereka harus memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi keinginan dan kebutuhan konsumen.
P a g e | 15

a. Jenis-Jenis Perilaku Konsumen

Secara umum ada dua jenis konsumen yaitu konsumen rasional dan konsumen
irasional, keduanya memiliki ciri-ciri tertentu yang membuat keduanya mudah
dikenali.

1. Konsumen Rasional: Konsumen yang mengedepankan berbagai aspek


konsumen secara umum, seperti: kebutuhan utama, kebutuhan mendesak
dan kegunaan produk terhadap konsumen tersebut. Berikut ini ciri-ciri
konsumen rasional yaitu:
- Konsumen rasional hanya membeli suatu produk berdasarkan
kebutuhannya, bukan berdasarkan keinginan.
- Produk yang dibeli oleh konsumen ini memberikan kegunaan optimal
bagi dirinya.
- Konsumen ini hanya membeli produk-produk yang terjamin kualitas
dan mutunya.
- Konsumen ini umumnya membeli suatu produk yang harganya sesuai
dengan kemampuan keuangannya
2. Konsumen Irasional: Konsumen yang mudah terbujuk oleh iming-iming
potongan harga atau strategi marketing lainnya dari suatu produk tanpa
mengedepankan aspek kebutuhan atau kegunaan produk tersebut bagi
dirinya, berikut ciri-ciri konsumen irasional yaitu:
- Konsumen irasional sangat mudah dipengaruhi oleh iklan dan promosi
di berbagai media.
- Konsumen ini cenderung memilih barang-barang berdasarkan
popularitas merk, bukan berdasarkan kegunaannya.
- Biasanya konsumen ini cenderung membeli barang karena prestise atau
gengsi, bukan berdasarkan kebutuhannya.

b. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen antara lain


adalah sebagai berikut:
- External Influnces (Pengaruh Luar): Faktor pengaruh dari luar yang
mempengaruhi perilaku konsumen meliputi kultur, subkultur, demografi,
status sosial, referensi kelompok, keluarga, kegiatan pemasaran.
- Internal Influences (Pengaruh Pribadi): Faktor pengaruh dari pribadi yang
mempengaruhi perilaku konsumen meliputi persepsi, proses belajar,
memori, motivasi, kepribadian, emosi dan sikap.
- Self Concept and Life Style (Konsep Diri dan Gaya Hidup): Konsep diri
dan gaya hidup, yang telah mendapat pengaruh dari luar dan pribadi akan
mempengaruhi keinginan dan kebutuhan.
- Decision Proses (Proses Pengambilan Keputusan): Kebutuhan atau
keinginan konsumen akan memicu proses keputusan konsumen. Penting
untuk diingat bahwa sebagian besar pembelian yang dilakukan konsumen,
mereka mencurahkan sedikit usaha untuk proses ini, emosi dan perasaan
seringkali lebih berpengaruh seperti halnya fakta dan keutamaan produk.
P a g e | 16

c. Manfaat Perilaku Konsumen


Ada beberapa tujuan mempelajari perilaku konsumen bagi pemasar. Karena
memang perilaku konsumen ini dapat dikatakan sebagai salah satu hal yang
sangat penting di dalam pemasaran. Dan di dalam pemasaran, konsumen dapat
pula di katakan sebagai komponen keberhasilan. Dalam pencapaian
keberhasilan dari proses pemasaran ini haruslah dapat diketahui dan dipahami
bagaimana perilaku dari konsumen itu sendiri dan hal ini amatlah penting untuk
diketahui oleh pihak pasar. Di dalam mempelajari perilaku konsumen, terdapat
beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pihak pemasar adalah sebagai berikut:
- Membuat produk yang di hasilkan dapat di terima oleh konsumen: Inilah
yang paling penting yang harus dilakukan oleh seorang pemasar atau pelaku
bisnis yaitu bahwa semua produk yang ia hasilkan dapat diterima di pasar
dan laku oleh konsumen. Dengan adanya hal ini maka akan menandakan
bahwa apa yang apa yang ia lakukan di dalam bisnis akan menghasilkan
suatu keberhasilan. Dengan ini maka ia pun akan mendapatkan keuntungan
atau laba yang cukup besar.
Maka dari itu, sangatlah penting untuk mempelajari perilaku konsumen
yaitu tentang bagaimana dan apa yang mereka butuhkan. Kemudian,
setelahnya pihak pemasar akan mencoba untuk menciptakan produk yang
disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan oleh pemasar ini. Dengan ini
sangat diharapkan bahwa apa yang di buat oleh pemasar dapat memenuhi
apa yang di butuhkan oleh konsumen.
- Mendapatkan keloyalan dari konsumen kepada produk yang telah dibuat:
Selain untuk membuat produk yang ada di dalam pasar dapat diterima oleh
pihak konsumen, tujuan lain dapat mempelajari perilaku konsumen bagi
pemasar adalah untuk mendapatkan keloyalan dari pihak konsumen
terhadap dirinya. Konsumen tidak hanya akan memakai dan membeli
barang yang telah ia produksi namun konsumen akan menjadi loyal
terhadap barang tersebut. Dengan keloyalan ini, konsumen akan menjadi
setia dan tak akan begitu mudah untuk beralih menggunakan produk lain.
Setelah itu, konsumen juga dapat di posisi kan sebagai agen pemasaran
gratis kepada orang lain.

d. Hubungan Perilaku Konsumen dan Konsep Pemasaran


Konsep atau strategi pemasaran adalah suatu rencana yang didesain untuk
mempengaruhi pertukaran dalam mencapai tujuan organisasi. Strategi
pemasaran diarahkan untuk meingkatkan frekuensi perilaku konsumen, seperti
peningkatan kunjungan atau pembelian. Peningkatan ini dapat dicapai dengan
mengembangkan dan menyajikan bauran pemasaran yang diarahkan pada target
pasar yang dipilih.
Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran
yang tepat, kita harus memahami apa yang konsumen pikirkan, apa yang
mereka rasakan, apa yang mereka lakukan, serta kejadian apa yang
mempengaruhi pemikiran konsumen. Strategi pemasaran bukan hanya
disesuaikan dengan konsumen , tetapi mengubah apa yang dipikirkan dan
dirasakan oleh konsumen tentang diri mereka sendiri, tentang berbagai macam
tawaran pasar, serta situasi yang tepat untuk pembelian dan penggunaan produk.
P a g e | 17

e. Pendekatan Untuk Mempelajari Perilaku Konsumen

Terdapat dua pendekatan untuk mempelajari perilaku konsumen dalam


mengkonsumsi suatu barang yaitu :
- Pendekatan Marginal Utility (Cardinal): Pendekatan ini beranggapan bahwa
kepuasan konsumen dapat diukur dengan satu satuan misalnya uang.
Pendekatan Marginal Utility digunakan karena anggapan sebagai berikut :
• Utility dapat diukur dengan uang
• Hukum Gossen (The law of Diminishing Returns) yang menyatakan
bahwa besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan
bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
• Konsumen berusaha memaksimalkan kepuasan

Setiap penambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah


kepuasan konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Tambahan kepuasan yang
diperoleh dari penambahan jumlah barang yang dikonsumsi disebut kepuasan
marginal (Marginal Utility). Sedangkan Total Utility adalah seluruh kepuasan
yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu.
Keseimbangan konsumen tercapai jika konsumen memperoleh
kepuasan maksimum dari mengkonsumsi suatu barang :

Syarat Keseimbangan :

1. MUx/Px = MUy/Py = MUn/Pn


2. Px Qx + Py Qy +……+ Pn Qn = M

Keterangan :
MU = marginal utility
P = harga
M = pendapatan konsumen

- Pendekatan Indifference Curve (Ordinat): Kelemahan pendekatan kardinal


terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari
mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada
kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan. Pendekatan ordinal
mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif). Tingkat
kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva indiferens (kurva yg
menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang
menghasilkan tingkat kepuasan yang sama). Pendekatan ini beranggapan bahwa
kepuasan konsumen tidak dapat diukur dengan satu satuan. Tingkat kepuasan
konsumen hanya dapat dinyatakan lebih tinggi atau lebih rendah.
f. Konsep Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau
jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen
akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian,
pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen
P a g e | 18

akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap
pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap
setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk),
evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan.
Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi,
mereka memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka
mungkin berperan sebagai initiator, influencer, buyer, payer atau user. Dalam
upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan
konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu
pengelompokan pengelompokan menurut geografi, demografi, psikografi, dan
perilaku.

g. Perilaku Konsumen dan Strategi


Perilaku konsumen terkait dengan strategi pemasaran, di mana pemasaran harus
mampu menyusun kriteria pembentukan segmen konsumen, kemudian
melakukan pengelompokan dan menyusun profil dari konsumen tersebut.
Kemudian, pemasar memilih salah satu segmen untuk dijadikan pasar sasaran.
Dan setelah itu, pemasar menyusun dan mengimplementasikan strategi bauran
pemasaran yang lengkap untuk segmen tersebut.
Studi tentang perilaku konsumen juga tidak terlepas pada masalah riset
pemasaran. Riset pemasaran adalah salah satu perangkat dalam Sistem
Informasi Manajemen (SIM), yang melakukan pengumpulan informasi tentang
sikap, motivasi, keinginan, dan hal-hal lainnya tentang konsumen. Informasi ini
digunakan sebagai dasar bagi pembentukan karakteristik dari segmen
konsumen sehingga konsumen dapat dikelompokkan dan diidentifikasikan, dan
dapat dibedakan dari segmen lainnya

5. ANALISIS PERMINTAAN PASAR UNTUK PENGAMBILAN


KEPUTUSAN

Analisis permintaan pasar merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam
hal perencanaan pemasaran sebuah produk. Dengan melakukan analisis permintaan
P a g e | 19

pasar, diharapkan dapat meningkatkan omzet penjualan dan keuntungan


perusahaan. Secara lebih jauh lagi, analisis pasar perlu dilakukan untuk menemukan
peluang bisnis dan potensi yang bisa dimanfaatkan. Analisis permintaan pasar
merupakan hal paling penting yang tidak boleh dilewatkan untuk menentukan pasar
baru. Hasil dari analisis tersebut nantinya yang akan bermanfaat untuk mengetahui
potensi bisnis yang ada dan berapa lama suatu bisnis dapat bertahan.
Salah satu faktor yang memengaruhi perlunya dilakukan analisis
permintaan pasar adalah tingkat frekuensi para konsumen atau para pembeli dalam
membeli suatu barang. Hal ini ditandai dengan sering tidaknya konsumen membeli
barang dan bergantung pada tingkat konsumsi barang tersebut. Analisis pasar
memang sangat penting untuk dilakukan, khususnya bagi para pemasar yang
berorientasi pada Marketing Concept. Sebuah pemahaman tentang pasar sangat
dibutuhkan agar dapat memilih dan menetapkan keputusan-keputusan pemasaran
yang efektif atau tepat. Terdapat 5 (lima) hal utama yang harus diketahui dalam
analisis pasar, yaitu:
1. Gambaran struktur produk pasar, yaitu mengidentifikasi kumpulan produk-
produk yang dapat disajikan untuk memuaskan kebutuhan mendasar kemudian
menganalisis tingkat kemampuan saling mengganti atau substitusi produk-
produk tersebut.
2. Batasan pasar yang relevan, yaitu batasan kelompok pesaing yang dianggap
paling relevan yang dapat ditetapkan seperti antar merk atau sesama pemasar
yang memenuhi kebutuhan pangsa pasar yang sama.
3. Analisis permintaan industri, yaitu mempelajari siapa, mengapa, dan bagaimana
para konsumen atau pelanggan membeli jenis produk yang dipasarkan.
4. Analisis permintaan terhadap merek, yaitu pemahaman bagaimana para pembeli
membuat pilihan antara merk atau penjual pada pasar yang relevan.
5. Identifikasi, yaitu didasarkan pada penelitian perusahaan terhadap peluang-
peluang pasar dan pontensial pasar
Ada beberapa tujuan utama dalam melakukan analisis permintaan pasar,
antara lain adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang ingin dipenuhi
oleh perusahaan, dan menetapkan cara merancang serta menentukan tawaran yang
dapat memuaskan kebutuhan tersebut. Berikut ini adalah tujuan analisis pasar
secara lebih rinci:
1. Agar lebih mengenal lingkungan pasar
2. Lebih mengenal tipe-tipe pasar
3. Mengetahui karakteristik pasar secara lebih jelas
4. Siap menghadapi para pesaing
5. Dapat melaksanakan kebijakan dalam pemasaran
6. Mampu membuat program dalam bidang pemasaran
7. Dapat lebih mengenal ciri-ciri pasar

Analisis pasar dilakukan dalam rangka menggiatkan penjualan, sehingga


perusahaan akan mendapatkan keuntungan, yaitu dapat meningkatkan omzet
penjualan, memperoleh keuntungan yang diharapkan, dan dapat meningkatkan
produksinya, Selain itu, produk atau barang-barang yang dipasarkan oleh
perusahaan akan menjadi lebih terkenal, hasil produksi perusahaan akan digemari
konsumen. Serta perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Suatu perusahaan akan dikatakan berhasil apabila dalam memajukan
usahanya, perusahaan mampu melaksanakan analisis pasar. Analisis pasar
P a g e | 20

merupakan konsep pemasaran yang berorientasi pada kepentingan para konsumen


atau berorientasi pada pasar sasaran. Dalam melakukan analisis pasar, terdapat 6
langkah atau tahapan yang akan dilakukan yaitu:
- Menentukan Pasar Relevan (Relevant Market): Langkah atau tahapan pertama
yang harus dilakukan dalam analisis pasar yaitu menentukan pasar yang
relevan. Pasar relevan merupakan serangkaian produk atau jasa di dalam
struktur pasar produk total (total product market) yang dinilai pihak manajemen
sangat penting dan strategis. Penentuan pasar relevan meliputi dua langkah
pokok. Yang pertama, manajemen berusaha menggambarkan dan
mendefinisikan pasarnya terlebih dahulu. Dan yang kedua, manajemen
menggambarkan struktur pasar-produk beserta batas-batas pasar relevan.
- Menganalisis Permintaan Primer untuk Pasar Relevan: Langkah yang kedua
dalam analisis pasar yaitu menganalisis permintaan primer untuk pasar relevan.
Permintaan primer ini mencakup permintaan pada level kelas produk (product
class level). Di dalam langkah yang kedua ini, manajemen harus berusaha
menggambarkan profil atau karakteristik pembeli dan memahami faktor-faktor
yang mempengaruhi proses pembelian untuk semua merk dan produk dalam
pasar relevan. Dengan kata lain, manajemen harus berupaya mendiagnosis siapa
pembeli dan non-pembeli dalam pasar relevan dan mengapa mereka membeli
atau tidak membeli sebuah produk.
- Menganalisis Permintaan Selektif Dalam Pasar Relevan: Dalam melakukan
langkah-langkah analisis pasar, permintaan selektif adalah permintaan terhadap
suatu merk atau pemasok spesifik dalam pasar relevan. Dalam menganalisis
permintaan selektif, manajemen lebih berfokus pada pemahaman atas pilihan
merk atau pemasok di dalam pasar relevan. Untuk memeriksa perbedaan-
perbedaan, kebiasaan-kebiasaan para pembeli dan pola pembeliannya, maka
pihak manajemen pemasaran harus menerapkan strategi segmentasi pasar.
Diantaranya adalah melakukan identifikasi tipe proses keputusan, dan
identifikasi atribut determinan.
- Menetapkan Segmen Pasar: Dalam langkah ini, pihak manajemen harus
memahami berbagai cara untuk mengelompokkan konsumen kedalam segmen-
segmen yang para anggotan ya memiliki respons yang sama terhadap program
pemasaran spesifik. Ada beberapa ketentuan untuk menetapkan segmentasi
pasar yang baik, seperti segmentasi pasar harus mudah dijangkau sehingga
proses pemasaran bisa lebih efektif. Segmentasi pasar harus mudah diukur, dan
sesuai dengan kelayakan pemasar. Sesuai dengan kelayakan pemasar
maksudnya bisa mengukur segmentasi pasar sesuai dengan kemampuan
pemasaran produk. Jika segmen yang pilih memiliki banyak kendala, maka
proses pemasaran tidak akan berjalan dengan lancar.
- Menilai Persaingan: Pihak manajemen harus menilai produk/mereknya
dibandingkan dengan tawaran dari pesaingnya. Salah satu cara yang cukup
efektif untuk mendapatkan informasi penting mengenai pesaing adalah melalui
competitive intelligence.
- Mengidentifikasi Pasar Sasaran Potensial: Langkah terakhir yang harus Anda
lakukan dalam analisis pasar yaitu mengidentifikasi pasar sasaran. Tujuan akhir
P a g e | 21

dari tahapan ini adalah untuk mengidentifikasi peluang terbaik guna


menciptakan pelanggan yang puas dan loyal.

Hingga saat ini, bisnis telah menjamur di masyarakat sehingga dibutuhkan


banyak strategi khusus untuk dapat bersaing dan dapat meningkatkan penjualan.
Tidak mungkin membangun bisnis kemudian akan langsung memperoleh
penghasilan besar secara instan. Salah satu cara untuk dapat meningkatkan dan
mengembangkan bisnis adalah dengan melakukan analisa permintaan pasar.
Dengan menganalisa potensi pasar terlebih dahulu, maka bisnis yang dijalankan
akan lebih mudah berkembang.

Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai


tingkat harga selama periode waktu tertentu. Singkatnya permintaan adalah
banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat
harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu. Dalam
ilmu ekonomi, sebuah permintaan akan suatu barang akan meningkat jika harganya
turun. Kurva permintaan adalah penggambaran dari pernyataan tersebut yang
dituangkan ke dalam gambar untuk memudahkan pemahamannya. Kurva ini
mempunyai gradient / kemiringan / slope negatif, artinya slope pada kurva ini
menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan
antara harga dengan permintaan adalah berbanding terbalik.
Jenis-jenis permintaan dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu berdasarkan
daya beli dan berdasarkan jumlah yang melakukan transaksi. Berdasarkan daya
beli terdapat beberapa jenis permintaan, yaitu:
- Permintaan efektif, yaitu permintaan terhadap barang atau jasa yang disertai
oleh daya beli. Pada permintaan jenis ini, seorang konsumen memang
membutuhkan barang itu dan ia mampu membayarnya.
- Permintaan absolute, yaitu permintaan terhadap barang atau jasa yang tidak
disertai oleh daya beli. Pada permintaan absolut ini, konsumen tidak
mempunyai kemampuan (uang) untuk membeli barang yang mereka inginkan.
- Permintaan potensial, yaitu permintaan terhadap barang atu jasa yang disertai
oleh daya beli tetapi konsumen masih mempertimbangkan transaksinya.

Sedangkan berdasarkan jumlah yang melakukan transaksi terdapat jenis


permintaan individu dan permintaan kelompok. Permintaan individu ialah
permintaan seseorang terhadap barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari dan Permintaan kelompok ialah permintaan dari sekelompok
orang atau masyarakat terhadap barang/jasa yang terjadi secara bersamaan.
Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibrium adalah
harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran.
Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil
kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas
yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah
tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan
pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.
Perubahan keseimbangan pasar terjadi bila ada perubahaan di sisi
permintaan dan atau penawaran. Jika faktor yang menyebabkan perubahan adalah
harga, keseimbangan akan kembali ke titik awal. Tetapi jika yang berubah adalah
P a g e | 22

faktor-faktor ceteris paribus seperti teknologi untuk sisi penawaran, atau


pendapatan untuk sisi permintaan, keseimbangan tidak kembali ke titik awal. Pada
suatu macam barang dikatakan berada dalam keseimbangan (equilibrium) apabila
jumlah barang yang diminta di pasar tersebut sama dengan jumlah barang yang
ditawarkan.

Secara matematik dan grafik hal ini ditunjukkan oleh kesamaan Qd = Qs, yakni
pada perpotongan kurva permintaan dengan kurva penawaran. Pada posisi
keseimbangan pasar ini tercipta harga keseimbangan (equilibrium price) dan jumlah
keseimbangan (equilibrium quantity) seperti tergambar pada gambar berikut:

Keseimbangan pasar :
Qd = Qs
Qd : jumlah permintaan
Qs : jumlah penawaran
E : titik keseimbangan
Pe : Harga keseimbangan
Qe : jumlah keseimbangan

Elastisitas (pemuluran) adalah pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang


yang diminta atau yang ditawarkan. Dengan kata lain elastisitas adalah tingkat
kepekaan (perubahan) suatu gejala ekonomi terhadap perubahan gejala ekonomi
yang lain. Elastisitas terbagi dalam tiga macam, yaitu sebagai berikut.
a. Elastisitas harga (price elasticity) yaitu persentase perubahan jumlah barang
yang diminta atau yang ditawarkan, yang disebabkan oleh persentase perubahan
harga barang tersebut.
d. Elastisitas silang (cross elasticity) adalah persentase perubahan jumlah barang
x yang diminta, yang disebabkan oleh persentase perubahan harga barang lain
(y).
e. Elastisitas pendapatan (income elasticity) yaitu persentase perubahan
permintaan akan suatu barang yang diakibatkan oleh persentase perubahan
pendapatan (income) riil konsumen.

Elastisitas permintaan (elasticity of demand) adalah pengaruh perubahan


harga terhadap besar kecilnya jumlah barang yang diminta atau tingkat kepekaan
P a g e | 23

perubahan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga barang.


Sedangkan besar kecilnya perubahan tersebut dinyatakan dalam koefisien
elastisitas atau angka elastisitas yang disingkat E, yang dinyatakan dengan rumus
berikut ini.

Keterangan:
ΔQ : perubahan jumlah permintaan
ΔP : perubahan harga barang
P : harga mula-mula
Q : jumlah permintaan mula-mula
Ed: elastisitas permintaan

Misalkan contoh saat harga Rp. 400,00 jumlah barang yang diminta 30 unit,
kemudian harga turun menjadi Rp360,00 jumlah barang yang diminta 60 unit, maka
besar koefisien elastisitasnya adalah:

Elastisitas permintaan terdiri atas lima macam.

Keterangan:
% ΔQd = Persentase perubahan jumlah barang yang diminta
% ΔPd = Persentase perubahan harga barang
P a g e | 24
P a g e | 25

6. ANALISIS PRODUKSI DAN BIAYA

Biaya produksi adalah total biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dalam
proses produksi yang bertujuan untuk menghasilkan suatu barang atau produk yang
siap dipasarkan. Ada juga yang menyebutkan pengertian biaya produksi adalah
akumulasi biaya yang diperlukan dalam proses produksi, mencakup biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa production cost adalah


ongkos produksi yang dikorbankan oleh suatu perusahaan untuk menghasilkan
suatu barang jadi hingga barang tersebut masuk ke dalam pasar untuk dijual.
Production cost akan membentuk harga pokok produksi yang nantinya dipakai
untuk menghitung harga pokok barang jadi dan harga pokok barang pada saat akhir
periode akuntansi masih berlangsung. Menurut Charles T. Horngren, unsur-unsur
biaya produksi adalah sebagai berikut:
1. Biaya Bahan Baku Langsung (Direct Material): Ini merupakan bahan yang
secara langsung dipakai untuk memproduksi suatu barang jadi yang siap
dipasarkan. Bahan baku tersebut mencakup semua bahan yang secara fisik dapat
diidentifikasi sebagai bagian dari produk jadi.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour): Tenaga kerja mengkonversi
bahan baku langsung menjadi suatu barang jadi yang siap dipasarkan. Direct
Labour merupakan biaya-biaya bagi semua tenaga kerja langsung yang
ditempatkan dan diberdayakan dalam menangani kegiatan produksi secara
langsung.
3. Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead): Overhead pabrik adalah semua
biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu.
Beberapa elemen biaya overhead pabrik diantaranya
• Biaya bahan baku tidak langsung
• Biaya tenaga kerja tidak langsung
• Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap
• Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin
• Biaya listrik dan air pabrik
• Biaya asuransi pabrik
• Biaya overhead lain-lain

Pada dasarnya tujuan penentuan production cost adalah untuk


memaksimalkan laba perusahaan, yaitu menghasilkan pendapatan dan
membandingkannya dengan biaya yang dikeluarkan. Adapun beberapa tujuan
penentuan biaya produksi adalah sebagai berikut:

1. Untuk Menetapkan Biaya Produksi : Sangat penting bagi setiap perusahaan


untuk menetapkan production cost secara tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengumpulkan dan mencatat semua bukti transaksi terkait pengeluaran biaya.
Melalui pengumpulan bukti transaksi, pencatatan, dan penentuan atas terjadinya
transaksi dengan baik akan menghasilkan penetapan biaya produksi yang tepat.
2. Untuk Mengendalikan Biaya: Pengumpulan semua bukti transaski, pencatatan,
dan penentuan biaya produksi yang tepat akan membuat tugas manajemen
semakin mudah dalam hal pengawasan dan pengendalian biaya untuk produksi.
3. Untuk Membantu Pengambilan Keputusan: Penentuan production cost juga
sangat membantu suatu perusahaan untuk mengambil keputusan jangka pendek,
P a g e | 26

diantaranya; pembelian bahan baku, pembelian alat produksi, dan Penentuan


harga jual barang jadi

Secara umum, production cost dapat dibedakan menjadi lima jenis. Adapun
beberapa jenis biaya produksi adalah sebagai berikut:
1. Biaya Tetap (Fixed Cost/ FC), yaitu biaya pada periode tertentu dengan
jumlah yang tetap dan tidak tergantung pada hasil produksi. Contoh, sewa
gedung, pajak perusahaan, biaya administrasi, dan lain-lain.
2. Biaya Variabel (Variable Cost/ VC), yaitu biaya yang besarannya dapat
berubah-ubah sesuai dengan hasil produksi. Artinya, semakin besar hasil
produksi maka semakin besar biaya variabelnya. Contoh, biaya upaya pekerja,
biaya bahan baku yang dikeluarkan berdasarkan jumlah produksi.
3. Biaya Total (Total Cost/ TC), yaitu total seluruh biaya tetap dan biaya variabel
yang digunakan suatu perusahaan untuk menghasilkan barang jadi dalam satu
periode tertentu.
4. Biaya Rata-Rata (Average Cost/ AC), yaitu besarnya biaya produksi per unit
yang dihasilkan. Besar biaya rata-rata ini dihitung dengan cara membagikan
total biaya dengan jumlah produk yang dihasilkan.
5. Biaya Marjinal (Marginal Cost/ MC), yaitu biaya tambahan yang dibutuhkan
untuk menghasilkan satu unit barang jadi. Biaya ini muncul ketika dilakukan
perluasan produksi dalam rangka menambah jumlah barang yang dihasilkannya

Dalam melakukan kegiatan produksi, maka diperlukan aneka faktor


produksi yang dapat menunjang berlangsungnya kegiatan produksi tersebut. Faktor
produksi yang diperlukan secara umum adalah faktor produksi alam, tenaga
kerja, modal dan skill atau kemampuan. Di dalam suatu proses produksi,
keempat faktor ini adalah hal yang mutlak. Tanpa adanya faktor produksi tersebut,
kegiatan produksi tidak dapat berjalan. Keempat faktor produksi ini saling
menunjang satu sama lain sebagai input, yang pada akhirnya dapat menghasilkan
produk atau output.

Antara faktor produksi (input) dan hasil produksi (output) ini terdapat
hubungan teknik yang disebut sebagai fungsi produksi. Fungsi produksi adalah
sebuah rumusan yang menunjukkan jumlah barang produksi yang tergantung pada
jumlah faktor produksi yang digunakan. Dengan kata lain, fungsi produksi ini
menunjukkan adanya hubungan di antara input dan output yang dapat dihasilkan
dari kombinasi input tersebut. Dari pengertian ini, dapat diperoleh rumus faktor
produksi. Rumus faktor produksi tersebut yakni :

Q = f (R, L, C, T)
Keterangan :
Q = Quantity / jumlah barang yang dihasilkan
f = function / simbol persamaan
R = Resources / kekayaan alam
L = Labour / tenaga kerja
C = Capital / modal
T = Technology / teknologi

Rumus ini dapat diterjemahkan dalam sebuah contoh produksi tas. Proses produksi
tas bisa dilakukan dengan berbagai cara, tapi masih dengan kombinasi input yang sama.
P a g e | 27

Apabila kombinasi input diubah, maka secara otomatis hasil yang diperoleh juga akan
berubah.

Berbeda bila kombinasi inputnya yag diubah dan diganti dengan kombinasi input
yang lain. Jika demikian, outputnya bisa tetap sama. Misalnya, penambahan tenaga kerja
dan penurunan mesin atau hal lain. Agar lebih jelas, bisa dilihat dalam tabel kombinasi
input berikut. Berikut adalah tabel untuk menghasilkan 100 unit tas.

Kombinasi Output Mesin Tenaga Kerja


A 100 6 3
B 100 10 4
C 100 4 6
D 100 3 10

Dari persamaan fungsi produksi di atas, dapat diketahui bahwa pada dasarnya,
besar atau kecilnya tingkat produksi suatu barang tergantung dari jumlah modal, tenaga
kerja, kekayaan alam serta teknologi yang digunakan. Untuk jumlah produksi berbeda,
tentu juga memerlukan faktor produksi yang berbeda pula. Akan tetapi, ada juga jumlah
produksi yang tidak sama yang dihasilkan oleh faktor produksi yang dianggap tetap. Faktor
tetap itu adalah mesin, peralatan, serta bangunan perusahaan. Sedangkan faktor produksi
yang mengalami perubahan adalah tenaga kerja.

Untuk menentukan gabungan faktor produksi yang paling ekonomis, maka perlu
dibandingkan berbagai gabungan dari faktor -faktor produksi untuk menghasilkan sejumlah
barang tertentu. Dalam kegiatan produksi ini, dikenal pula suatu teori produksi. Teori
produksi yang paling banyak dikenal adalah “Hukum Tambahan Hasil yang Semakin
Berkurang” atau Law of Diminishing Return. Teori produksi ini dikemukakan David
Ricardo yang tertulis di dalam bukunya yang berjudul “Principle of Political Economic
and Taxation”. Di dalam Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang tersebut,
dijelaskan mengenai sifat pokok dari hubungan antara tingkat poduksi dan tenaga kerja
yang digunakan utnuk mewujudkan produksi tersebut.

Teori Produksi Hukum Hasil Lebih yang Semakin Berkurang ini menyatakan
“Apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus
ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak
pertambahannya. Akan tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu, maka produksi
tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif.” Dalam teori
produksinya ini, David Ricardo menyatakan bahwa ketika kita menambah terus menerus
salah satu unit input dalam jumlah yang sama, sementara input yang lain tetap maka mula
-mula akan terjadi tambahan output yang lebih dari proporsional (increasing returns). Akan
tetapi, di titik tertentu, hasil yang kita peroleh justru akan semakin berkurang (diminishing
returns). Contohnya, di dalam suat perluasan produksi pertanian, dapat dilakukan dengan
menambah faktor produksi tenaga kerja untuk menggarap sebidang tanah. Dengan begitu,
hasil yang diperoleh akan meningkat.

Peningkatan hasil ini akan berjalan terus hingga mencapai kombinasi faktor -faktor
produksi yang paling tepat, yakni pada waktu diperoleh tambahan hasil yang tertinggi. Jika
hal ini sudah tercapai, maka penambahan tenaga kerja selanjutnya justru akan
mengakibatkan penambahan hasilnya jadi semakin menurun atau bahkan tidak
memberikan hasil sama sekali dan akhirnya menjadi negatif. Lebih jelasnya, bisa dilihat
dalam tabel berikut ini.
P a g e | 28

Input 1 Input 2 Output Hasil Lebih


Tanah Tenaga Kerja Total Produk Marginal Produk
Tetap 0 0 0
Tetap 1 6 6
Tetap 2 14 8
Tetap 3 24 10
Tetap 4 36 12
Tetap 5 45 9
Tetap 6 50 5
Tetap 7 53 3
Tetap 8 53 0
Tetap 9 48 5

Dari angka -angka yang ditunjukan pada tabel di atas, dapat diketahui
bahwa jumlah output (total product) memang mengalami pertambahan sebagai
akibat dari bertambahnya jumlah tenaga kerja. Akan tetapi, hasil lebihnya
(marginal product) tidak selalu sebanding. Berlakunya the law of diminishing
returns ini perlu dipahami dengan beberapa asumsi, yakni:

• Salah satu faktor produksi, misalnya tanah pada pertanian atau mesin pada industri,
harus tetap sehingga perbandingannya saja yang mengalami perubahan.
• Teknik produksi yang ditetapkan dalam suaut proses produksi tetap. Apabila tingkat
teknik produksi yang diterapkan lebih canggih, maka dapat mempertinggi
produktivitas setiap tenaga kerja, dan artinya hukum tersebut tidak berlaku.
• Daya kerja (productivity) faktor produksi yang diubah, harus sebanding (sama). Jika
faktor produksi yang diubah adalah jumlah tenaga kerjanya, maka tingkat pengetahuan
dan keterampilan tenaga kerja tersebut harus sama dengan pekerjaan yan dimaksudkan.

7. STRUKTUR PASAR
Struktur Pasar merupakan penggolongan pasar berdasarkan strukturnya. Di dalam pasar
banyak sekali kegiatan ekonomi yang berlangsung, baik itu jual beli barang atau jasa.
Bahkan, disini juga terjadi gejolak permintaan dan penawaran. Untuk itu, agar wawasan
Anda lebih jauh lagi, maka Anda harus mempelajari mengenai struktur pasar kali ini.
Dimulai dari pengertian struktur pasar, ciri-ciri struktur pasar dan lain sebagainya

Secara ekonomi pengertian pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli yang
melakukan transaksi untuk menentukan nilai harga dari barang atau jasa. Pasar yang tidak
mempertemukan penjual dan pembeli secara langsung disebut dengan pasar saham. Jadi,
pasar adalah sebuah proses interaksi antara penjual dan pembeli untuk menetapkan harga
keseimbangan pasar.
P a g e | 29

Dari kedua penjelasan yang ada di atas, pasar adalah proses bertemunya penjual dan
pembeli baik secara langsung maupun tidak langsung untuk bertransaksi barang/jasa dan
menetapkan harga yang disepakati. Berdasarkan banyaknya perusahaan dalam industri,
mudah tidaknya keluar atau masuk ke dalam industri dan peranan iklan dalam kegiatan
industri, maka dalam analisa ekonomi dibedakan menjadi pasar persaingan sempurna dan
pasar persaingan tidak sempurna (yang meliputi monopoli, oligopoli, monopolistik,
monopsoni, dan oligopsoni).

Adapun untuk pemahaman mengenai ciri-ciri pasar adalah sebagai berikut ini:
- Adanya penjual dan pembeli.
- Adanya jasa atau barang yang akan diperjualbelikan.
- Adanya permintaan dan penawaran.
- Adanya interaksi antara penjual dan pembeli.
- Terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli.

Selain ciri-ciri pasar, pasar sendiri mempunyai beberapa fungsi yang sangat penting bagi
perputaran perekonomian di dalam suatu Negara. Terdapat 3 (tiga) fungsi utama pasar,
yaitu:
- Fungsi Pembentukan Harga: Fungsi pembentukan harga adalah pasar sebagai
tempat dalam menentukan harga atau nilai suatu barang, karena adanya interaksi atau
saling tawar-menawar sehingga munculah kesepakatan harga.
- Fungsi Distribusi: Fungsi distribusi adalah memudahkan produsen dalam
mendistribusikan barangnya terhadap konsumen secara langsung.
- Fungsi Promosi: Fungsi promosi adalah pasar merupakan tempat yang paling cocok
bagi para produsen untuk memperkenalkan barang secara langsung dengan
konsumennya.

Terdapat empat karakteristik pasar yang harus dipertimbangkan dalam menentukan


struktur pasar, yaitu:
1. Jumlah dan besar penjual dan pembeli: Apabila penjual menjual produknya dengan
harga yang tinggi, maka konsumen akan cenderung beralih untuk mengkonsumsi
produk lain yang sejenis.
2. Keadaan produk yang diperjualbelikan: Keadaan produk yang diperjualbelikan, harus
dilihat apakah produk itu homogen atau unik sehingga tidak ada penjual lain yang bisa
mensubstitusikan komoditi yang dijual oleh penjual tersebut.
3. Kemudahan keluar masuk pasar: Harus dibandingkan jika mendapatkan keuntungan
ekonomis, apakah perusahaan mudah dalam keluar masuk pasar. Sebaliknya, tidak
tercapai keuntungan normal apakah perusahaan dapat mudah keluar masuk pasar.
4. Pengetahuan konsumen: Pengetahuan konsumen terhadap harga dan struktur dan biaya
produksi, apakah terdapat informasi harga yang wajar bagi konsumen ataukah tidak
adanya informasi harga yang memadai.

Pengertian struktur pasar adalah karakteristik organisasi pasar yang mempengaruhi sifat
kompetisi dan harga di dalam pasar. Struktur Pasar memiliki pengertian penggolongan
produsen kepada beberapa bentuk pasar berdasarkan pada ciri-ciri seperti jenis produk yang
dihasilkan, banyaknya perusahaan dalam industri, mudah tidaknya keluar atau masuk ke
dalam industri dan peranan iklan dalam kegiatan industri. Analisa ekonomi membedakan
struktur pasar menjadi 2 jenis yaitu : Pasar Persaingan Sempurna dan Pasar Persaingan
Tidak Sempurna.

1. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

Persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal, karena dianggap
sistem pasar ini adalah struktur pasar yang akan menjamin terwujudnya kegiatan
P a g e | 30

memproduksi barang atau jasa yang tinggi (optimal) efisiensinya. Dalam analisis
ekonomi sering dimisalkan bahwa perekonomian merupakan pasar persaingan
sempurna. Akan tetapi dalam prakteknya tidaklah mudah untuk menentukan jenis
industri yang struktur organisasinya digolongkan kepada persaingan sempurna yang
murni, yaitu yang ciri-cirinya sepenuhnya bersamaan dengan dalam teori. Yang ada
adalah yang mendekati ciri-cirinya, yaitu struktur pasar dari berbagai kegiatan di sektor
pertanian.

Namun demikian, walaupun pasar persaingan sempurna yang murni tidak wujud
didalam praktek, adalah sangat penting untuk mempelajari tentang corak kegiatan
perusahaan dalam persaingan sempurna. Pengetahuan mengenai keadaan persaingan
sempurna dapat dijadikan landasan di dalam membuat perbandingan dengan ketiga
jenis struktur pasar lainnya. Di samping itu analisis ke atas pasar persaingan sempurna
adalah suatu permulaan yang baik dalam mempelajari cara-cara perusahaan
menentukan harga dan produksi di dalam usaha mereka untuk mencari keuntungan
yang maksimum. Dalam pasar bersaing sempurna, secara teoritis penjual tidak dapat
menentukan harga atau disebut price taker, dimna penjual akan menjual barangnya
sesuai harga yang berlaku di pasar. Adapun cirri-ciri pasar persaingan sempurna adalah
sebagai berikut:

- Perusahaan adalah price taker: Price taker atau Pengambil harga artinya suatu
perusahaan yang ada di dalam pasar tidak dapat menentukan atau mengubah harga
pasar. Apa pun tindakan perusahaan di dalam pasar tidak akan menimbulkan
perubahan ke atas harga pasar yang berlaku. Harga pasar ditentukan oleh interaksi
antara keseluruhan pembeli dan keseluruhan penjual.
- Tiap perusahaan mudah keluar atau masuk: Sekiranya perusahaan rugi,dan ingin
meninggalkan industri tersebut,maka langkah ini dengan mudah dilakukan.
Sebaliknya apabila ada perusahaan yang ingin melakukan kegiatan di industri
itu,produsen dengan mudah melakukan kegiatan yang diinginkannya.
- Menghasilkan barang homogeny: Maksudnya adalah tidak terdapat perbedaan
yang nyata diantara barang-barang yang dihasilkan suatu perusahaan dengan
perusahaan lainnya. Sehingga barang-barang ini tidak mudah dibeda-bedakan.
Karenanya,pembeli tidak dapat membedakan manakah produksi dari perusahaan
A dan manakah produksi dari perusahaan B.
- Pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai pasar: Dalam pasar
persaingan sempurna ini dimisalkan bahwa jumlah pembeli adalah sangat banyak.
Tapi dimisalkan juga kalau mereka memiliki pengetahuan yang sama mengenai
keadaan pasar,yaitu mereka mengetahui tingkat harga yang berlaku dan
perubahan-perubahan ke atas harga tersebut. Dampaknya,para produsen tidak bisa
menjual produknya dengan harga yang lebih tinggi dari harga pasar.

Terdapat kelebihan dan kekurangan dari Pasar Persaingan sempurna, diantara


kelebihannya adalah sebagai berikut:
- Mampu mendorong efisiensi dalam produksi. Dengan jumlah produsen atau
penjual yang banyak, maka produsen akan berlomba-lomba untuk meningkatkan
mutu barnag yang dijualanya.
- Tidak memerlukan iklan. Dengan sifat homogen di pasar persaingan sempurna,
maka pemasangan iklan sama sekali tidak dibutuhkan karena jenis barang yang di
perjual-belikan sama.
- Pembeli dan penjual bebas bertindak. Produsen dan konsumen memiliki kebebasan
dalam keluar masuk pasar. Bagi produsen yang memiliki modal untuk menjual
produknya dapat memasuki pasar. Bagi produsen yang merasa rugi dapat segera
keluar dari pasar. Dan konsumen memiliki kebebasan untuk membeli barang di
pasar kapanpun.
P a g e | 31

- Harga tidak ditentukan oleh satu penjual atau oleh satu pembeli. Harga di pasar
persaingan sempurna ditentukan oleh hasil transaksi tawar-menawar di pasar.

Adapun kelemahan dari Pasar Persaingan Sempurna diantaranya adalah sebagai


berikut:
- Persaingan sempurna tidak mendorong inovasi
- Persaingan sempurna adakalanya menimbulkan biaya sosial
- Membatasi pilihan konsumen
- Biaya produksi dalam persaingan sempurna mungkin lebih tinggi
- Distribusi pendapatan tidak selalu merata

2. PASAR PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA

Pasar persaingan tidak sempurna bisa juga disebut sebagai bentuk pasar yang
kehilangan satu atau lebih ciri-ciri yang dimiliki oleh pasar persaingan sempurna.
Karena, dalam pasar persaingan tidak sempurna peran dari pembeli dan penjual hilang.
Mereka tidak memiliki keleluasaan untuk menetapkan atau menentukan harga suatu
produk. Untuk memudahkan kita membedakan antara pasar sempurna dan pasar tidak
sempurna, kita perlu tahu ciri-cirinya. Pasar persaingan tidak sempurna memiliki
beberapa ciri, antara lain :
• Jumlah penjual yang ada sangatlah terbatas
• Jumlah pembeli di dalamnya banyak
• Sulit untuk masuk ke dalam pasar karena banyak hambatan dan gangguan di
dalamnya
• Produk yang beredar di pasar atau yang diperjualbelikan bersifat homogen atau
satu jenis saja, serta tidak adanya produk pengganti atau substitusi
• Pihak yang berkuasa bebas dan leluasa memainkan harga dan pihak lain hanya bisa
menuruti dan mengikuti ketetapan yang ada.

Dalam pasar persaingan tidak sempurna terdapat lima bentuk pasar, yaitu pasar
monopoli, pasar monopolistik, pasar oligopoli, pasar monopsoni dan pasar oligopsoni.

a. Pasar Monopoli

Monopoli adalah suatu situasi dalam pasar dimana hanya ada satu atau segelintir
perusahaan yang menjual produk atau komoditas tertentu yang tidak punya pengganti
yang mirip dan ada hambatan bagi perusahaan atau pengusaha lain untuk masuk dalam
bidan industri atau bisnis tersebut. Dengan kata lain, pasar dikuasai oleh satu atau
segelintir perusahaan, sementara pihak lain sulit masuk di dalamnya. Karena itu,
hampir tidak ada persaingan berarti.

Pasar monopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran di
mana hanya ada satu penjual/produsen yang berhadapan dengan banyak pembeli atau
konsumen. Secara umum perusahaan monopoli menyandang predikat jelek karena di
konotasikan dengan perolehan keuntungan yang melebihi normal dan penawaran
komoditas yang lebih sedikit bagi masyarakat, meskipun dalam praktiknya tidak selalu
demikian.Dalam ilmu ekonomi dikatakan ada monopoli jika seluruh hasil industri
diproduksi dan dijual oleh satu perusahaan yang disebut monopolis atau perusahaan
monopoli.

Secara umum, perusahaan monopoli menyandang dikonotasikan negatif dengan


perolehan keuntungan yang melebihi normal dan penawaran komoditas yang lebih
sedikit bagi masyarakat, meskipun dalam prakteknya tidak selalu demikian. Dalam
P a g e | 32

ilmu ekonomi dikatakan ada monopoli jika seluruh hasil industri diproduksi dan dijual
oleh satu perusahaan yang disebut monopolis atau perusahaan monopoli.

Sebab-sebab terjadi nya pasar monopoli:


• penguasaan bahan mentah,
• penguasaan teknik produksi tertentu,
• pemberian hak istimewa dari pemerintah (misalnya hak paten),
• adanya lisensi (pemberian izin kepada perusahaan tertentu yang ditunjuk),

Kebaikan pasar monopoli:


• Industri-industri yang berkembang banyak yang bersifat monopoli.
• Mendorong untuk adanya inovasi baru agar tetap terjaga monopolinya.
• Tidak akan mungkin timbul perusahaan-perusahaan yang kecil sehingga
perusahaan monopoli akan semakin besar.

Kelemahan pasar monopoli:


• Tidak efisiensinya biaya produksi, karena perusahaan monopoli tidak
memanfaatkan secara penuh penghematan ongkos produksi atau sering disebut
timbulnya pemborosan.
• Konsumen merasa berat karena harus membeli barang dengan harga sangat tinggi
oleh perusahaan monopoli.

Ada dua macam monopoli yaitu monopoli alamiah dan yang kedua adalah monopoli
artifisial.
• Monopoli Alamiah: Monopoli alamiah lahir karena mekanisme murni dalam
pasar. Monopoli ini lahir secara wajar dan alamiah karena kondisi objektif yang
dimiliki oleh suatu perusahaan, yang menyebabkan perusahaan ini unggul dalam
pasar tanpa bisa ditandingi dan dikalahkan secara memadai oleh perusahaan lain.
Dalam jenis monopoli ini, sesungguhnya pasar bersifat terbuka. Karena itu,
perusahaan ain sesungguhnya bebas masuk dalam jenis industri yang sama. Hanya
saja, perusahaan lain tidak mampu menandingi perusahaan monopolistis tadi
sehingga perusahaan yang unggul tadi relatif menguasasi pasar dalam jenis industri
tersebut.
• Monopoli Artifisial: Yang menjadi masalah adalah jenis monopoli yang kedua,
yaitu monopoli artifisial. Monopoli ini lahir karena persekongkolan atau kolusi
politis dan ekonomi antara pengusaha dan penguasa demi melindungi kepentingan
kelompok pengusaha tersebut. Monopoli semacam ini bisa lahir karena
pertimbangan rasional maupun irasional. Pertimbangan rasional misalnya demi
melindungi industri industri dalam negeri, demi memenuhi economic of scale, dan
seterusnya. Pertimbangan yang irasional bisa sangat pribadi sifatnya dan bisa dari
yang samar-samar dan besar muatan ideologisnya sampai pada yang kasar dan
terang-terangan. Monopoli ini merupakan suatu rekayasa sadar yang pada akhirnya
akan menguntungkan kelompok yang mendapat monopoli dan merugikan
kepentingan kelompok lain, bahkan kepentingan mayoritas masyarakat.

Adapun yang menjadi ciri-ciri dari pasar monopoli adalah :


1. Pasar monopoli adalah industri yang dikuasai oleh satu perusahaan. Syarat-syarat
penjualan sepenuhnya ditentukan oleh perusahaan monopoli itu, dan konsumen
tidak dapat berbuat suatu apapun didalam menentukan syarat jual beli.
2. Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip. Barang yang dihasilkan
perusahaan monopoli tidak dapat digantikann oleh barag lain yang ada didalam
pasar. Barang-barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti
itu dan tidak terdapat barang mirip yang dapat menggantikan.
P a g e | 33

3. Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk kedalam industri. Sifat ini merupakan
sebab utama yang menimbulkan perusahaan yang mempunyai kekuasaan
monopoli. Keuntungan perusahaan monopoli tidak akan menyebabkan
perusahaan-perusahaan lain memasuki industri tersebut.
4. Dapat mempengaruhi penentuan harga. Oleh karena perusahaan monopoli
merupakan satu-satunya penjual didalam pasar, maka penentuan harga dapat
dikuasainya. Oleh sebab itu perusahaan monopoli dipandang sebagai penentu
harga.
5. Promosi iklan kurang diperlukan. Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-
satunya perusahaan didalam industri, iklan tidak lagi bertujuan untuk menarik
pembeli, melainkan untuk memelihara hubungan baik dengan masyarakat.

Terlepas dari kenyataan bahwa dalam situasi tertentu kita membutuhkan perusahaan
besar dengan kekuatan ekonomi yang besar, dalam banyak hal praktik monopoli,
oligopoli, suap, harus dibatasi dan dikendalikan, karena bila tidak, dapat merugikan
kepentingan masyarakat pada umumnya dan kelompok-kelompok tertentu dalam
masyarakat. Strategi yang paling ampuh untuk itu, sebagaimana juga ditempuh oleh
Negara maju semacam Amerika, adalah melalui undang-undang anti-monopoli.

Di Indonesia untuk mengatur praktik monopoli telah dibuat sebuah undang-undang


yang mengaturnya.Undang-undang itu adalah Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat.Undang-undang ini menerjemahkan monopoli sebagai suatu tindakan
penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau atas penggunaan jasa
tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha.Sedangkan praktik
monopoli pada UU tersebut dijelaskan sebagai suatu pemusatan kekuatan ekonomi
oleh satu atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau
pemasaran atas barang dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha
tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan umum. UU ini dibagi menjadi 11 bab
yang terdiri dari beberapa pasal

Pengertian Praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat menurut UU no.5 Tahun
1999 tentang Praktek monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau
lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas
barang dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan
dapat merugikan kepentingan umum.

b. Pasar Monopolistik

Berdasarkan persaingan, pasar dibagi menjadi persaingan sempurna dan persaingan


tidak sempurna. Ada tiga jenis persaingan tidak sempurna, yaitu monopoli,
monopolistic dan oligopol. Banyak orang mengalami kesulitan dalam memahami
perbedaan antara monopoli dan persaingan monopolistik. Monopoli mengacu pada
struktur pasar di mana ada satu penjual mendominasi seluruh pasar dengan menjual
produknya yang unik. Di sisi lain, persaingan Monopolistik mengacu pada pasar
kompetitif, di mana beberapa penjual di pasar menawarkan pengganti dekat dengan
pelanggan.
Dalam ilmu ekonomi, pasar bukan hanya tempat di mana pihak-pihak terlibat dalam
pertukaran barang atau jasa dengan uang tetapi mengacu pada sistem di mana ada
banyak pembeli dan penjual untuk produk atau layanan yang memiliki pengetahuan
lengkap tentang kondisi pasar, yang menawar dan menyelesaikan harga produk untuk
membuat kesepakatan. Pasar diklasifikasikan ke dalam berbagai kategori seperti area,
waktu, regulasi, kompetisi, dan sebagainya.
P a g e | 34

Pasar monopolistik adalah suatu pasar yang didalamnya terdapat banyak produsen
dalam menghasilkan barang yang sama tetapi masing-masing pada barang tersebut
mempunyai perbedaan pada beberapa aspek. Produsen atau penjual di pasar ini
jumlahnya sangat tidak terbatas tetapi barang atau produk yang dihasilkan setiap
produsen memiliki karakter tersendiri yang membedakannya pada barang lainnya.
Pasar Monopolistik dapat disebut sebagai pasar persaingan monopolistik yang
merupakan salah satu bentuk pada pasar persaingan tidak sempurna, maksudnya yaitu
pasar yang tidak terorganisir secara baik. Didalam pasar Monopolistik, harga tidak
menjadi faktor utama dalam penentu angka penjualan namun bagaimana persepsi
konsumen terhadap produk yang dijual. Dalam hal ini, perusahaan yang ada di pasar
monopolistik harus selalu aktif dalam melakukan promosi terhadap produk sekaligus
yang dijual untuk menjaga citra perusahaan.
Pada pasar monopolistik terdapat suatu diferensi produk, hal ini dapat memberikan
kebebasan kepada konsumen dalam mencari produk yang akan dibeli, pada umumnya
konsumen tidak mudah berpindah pada produk lain walaupun banyak sekali produk
baru yang telah tersedia. Didalam pasar monopolistik dapat ditemukan didalam
kehidupan sehari-hari, seperti sabun, sampo, sepatu, air mineral, dan lain sebagainya.
Masing-masing produk memiliki merek, desain, keunikan, dan kualitas yang berbeda.
Konsumen dapat memilih sebuah produk sesuai dengan preferensi, harga dan pastinya
kualitas yang baik.
Berikut beberapa ciri-ciri pasar monopolistik:
1. Terdapat Banyak Produsen/Penjual: Pada pasar monopolistik terdapat banyak
sekali produsen atau penjual didalamnya. Setiap produsen mempunyai skala
produksi sama pada produsen yang lainnya.
2. Terdapat Diferensiasi Produk: Pasar monopolistik terdapat banyak produk yang
sama, tetapi memiliki perbedaan pada pengemasan, bentuk, corak, dan kualitasnya.
Dalam hal ini, perbedaan produk pada masing-masing produsen akan membuat
produk tersebut mempunyai sifat pengganti yang dekat (close substitute) tetapi
bukan pengganti yang sempurna.
3. Produsen Dapat Menentukan Harga: Produsen yang memproduksi barang
berkualitas dan keistimewaan tersendiri akan membuat produsen bisa menentukan
harga sendiri. Contohnya pada industri Shampo, produsen yang pertama membuat
Shampo dengan mempunyai manfaat menguatkan akar rambut, untuk produsen
yang kedua membuat Shampo dengan mempunyai manfaat anti ketombe.
4. Produsen Mudah Keluar Masuk Pasar: Didalam pasar monopolistik, produsen bisa
masuk dan keluar pasar dengan mudah sesuai pada kebutuhannya. Disaat produsen
masih sedikit, biasanya akan membuat keuntungan yang lebih tinggi. Tetapi
produsen yang banyak, keuntungan akan menjadi berkurang.
5. Produsen Harus Melakukan Promosi: Salah satu yang sering dilakukan dalam
pasar monopolistik yaitu membentuk persepsi konsumen pada produk yang dijual.
Maksudnya yaitu dengan cara berpromosi atau beriklan secara rutin pada produk
yang dijual.

Seperti halnya struktur pasar lainnya, struktur pasar monopolistic memiliki kelebihan
dan kekurangannya. Adapun kelebihan pasar monopolistic adalah sebagai berikut:
- Jumlah produsen atau penjual tidak terbatas pada pasar monopolistik dan
persaingan bisnis antar produsen dapat memberikan keuntungan terhadap
konsumen.
- Produsen bisa masuk dan keluar pasar dengan sangat mudah untuk terus
mendorong produsen dalam berinovasi membuat produk yang berkualitas.
- Konsumen menjadi semakin selektif saat membeli produk sesuai yang dicari
konsumen.
P a g e | 35

Adapun kelurangan dari Pasar Monopolistik adalah diantaranya:


- Pasar monopolistik mempunyai persaingan yang sangat ketat, baik pada segi harga,
kualitas, maupun pelayanannya. Produsen yang memiliki modal sedikit dan
mempunyai pengalaman yang kurang akan cepat berpindah pada pasar ini.
- Pada pasar ini akan membutuhkan modal yang besar, baik itu pada produksi,
operasional, dan juga pemasarannya. Para produsen didalam pasar ini adalah
mereka yang mempunyai modal besar dan pengalaman yang sangat baik.
- Diharuskan melakukan inovasi untuk membuat biaya produksi semakin tinggi
sehingga akan mempengaruhi harga produk yang akan dibeli oleh konsumen.

c. Pasar Oligopoli

Pasar Oligopoli secara etimologis diartikan sebagai pasar yang hanya terdiri dari
beberapa penjual atau produsen saja. Jadi pada pasar oligopoli pada umumnya antara
2 sampai dengan 10 penjual yang menguasai seluruh permintaan pasar. Namun, jika 2
perusahaan saja, bentuk pasar tersebut dikenal sebagai pasar duopoli.

Berdasarkan produknya, pasar oligopoli dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu


oligopoli murni dan oligopoli terdiferensiasi. Jika terdapat produk homogen maka
disebut oligopoli murni, sedangkan jika produknya terdapat perbedaan corak maka
disebut dengan oligopoli terdiferensiasi. Adapun cirri-ciri pasar oligopoly adalah
diantaranya:
1. Hanya Sedikit Penjual yang Menjual Produk Substitusi: Penyebabnya adalah
penawaran dari satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Dampaknya
akan terjadi perang harga dikarenakan hanya sedikit penjual yang menjual produk
subtitusi tersebut.
2. Terdapat Rintangan untuk Memasuki Industri Oligopoli: Hal ini disebabkan
untuk membangun perusahaan jenis ini membutuhkan modal yang relatif besar,
jadi perusahaan dengan jenis ini hanya sedikit jumlahnya. Namun rintangan ini
tidak juga kuat dibandingkan dengan pasar monopoli.
3. Keputusan Harga yang Stabil oleh Suatu Perusahaan Harus
Dipertimbangkan oleh Perusahaan yang lain Dalam Industri: Harga produk
yang mengalami penurunan pada suatu perusahaan akan berdampak pada
perusahaan lainnya sehingga ikut juga menurunkan harga supaya tidak kehilangan
pelanggan. Dan sekiranya masih ada perusahaan yang masih menaikkan harga atau
harga masih cenderung tinggi tentu akan kehilangan pelanggan, dan perusahaan
lain yang relatif lebih murah akan bertambah jumlah pelanggannya. Jadi, tidak ada
alasan lain untuk mengubah tingkat harga.
4. Menghasilkan Barang Standar maupun Barang Berbeda Corak: Pasar
oligopoli menghasilkan barang yang banyak ragamnya, baik barang standar
ataupun barang yang berbeda coraknya.
5. Melakukan Promosi Melalui Iklan: Kegiatan promosi melalui iklan pada pasar
oligopoli aktif dilakukan, mengapa? hal ini bertujuan untuk menarik pembeli baru
dan disis lain mempertahankan pembeli lama.

Terdapat beberapa kelbihan dari oligopoli diantaranya adalah:


- Barang yang Dihasilkan Berbeda Corak: Para produsen (penjual) yang ada di
dalam pasar oligopoli memproduksi sesuai yang diinginkan masyarakat sehingga
menghasilkan bermacam-macam barang yang berbeda corak. Sehingga pasar
tersebut akan menyebar ke golongan masyarakat luas.
- Efisiensi dalam Menggunakan Sumber-Sumber Daya: Pasar oligopoli apabila
dilihat dari syarat efisiensi sebenarnya tidaklah menggunakan sumberdaya secara
efisien. Namun jika dilihat dari sudut pandang skala ekonomi yang diperoleh maka
P a g e | 36

kemungkinan didapatkan bahwa para produsen dalam pasar oligopoli


mengeluarkan biaya yang lebih rendah dalam produksi barang dibandingkan dalam
pasar persaingan sempurna.
- Pengembangan Teknologi dan Inovasi: Pasar oligopoli adalah struktur pasar
yang paling memberikan dorongan untuk melakukan inovasi atau mengemukakan
teknologi. Di dalam mendapatkan perhatian dan konsumen adalah melalui
persaingan bukan dengan harga. Persaingan tersebut maksudnya adalah seperti
dengan mengembangkan barang-barang yang diproduksi supaya mempunyai
keistimewaan-keistimewaan tertentu dibandingkan produk pesaing atau pada
perusahaan lain. Hal ini tentu yang mendorong supaya tercapai tujuan perusahaan
tersebut dengan cara mengembangkan teknologi dan melakukan inovasi yang
diperlukan.

Setelah tadi kita membahas tentang kelebihan, tentu terdapat kekurangan atau
kelemahan yang dimiliki dari struktur pasar oligopoli ini seperti diantaranya:
- Terjadi Persaingan Harga yang Ketat: Persaingan harga pada pasar oligopoli
akan terjadi jika terdapat produk baru yang masuk ke pasar, mengapa bisa terjadi
demikian? Karena disaat produk masuk ke dalam pasar supaya dapat menguasai
pasar lazimnya seorang produsen baru akan menurunkan harga supaya produk
yang sudah lama bisa tergeser. Tentu hal ini akan merugikan pihak produsen lama.
- Terdapat Rintangan yang Kuat untuk Masuk ke Pasar Oligopoli: Produsen
baru yang ingin memasuki pasar ini akan mengalami kesulitan dikarenakan
membutuhkan investasi yang tinggi.

Contoh pasar oligopoli murni bisa kita temui pada industri baja, perusahaan semen,
alumunium dan produk lain yang distandardisasi. Contoh pasar oligopoli yang
terideferensi adalah industri-industri yang memproduksi komputer pribadi (PC),
rokok, mobil dan sebagian peralatan elektronik yang biasanya di dominasi oleh tiga
atau empat perusahaan besar. Adapun beberapa sistem harga Pasar Oligopoli
diantaranya adalah seperti berikut ini:
1. Pada kasus deferensiasi yang cukup kuat maka produsen akan berhati-hati dan
menganggap kurve permintaan paling rendah (D1) sehingga ia bisa menentukan
posisi optimum pada tingkat output Q* dan harga P*.
2. Kasus Kinked Demand (kurve permintaan yang patah). Asumsinya adalah apabila
podusen menurunkan harga akan diikuti produsen lain dan apabila harga dinaikkan
tidak diikuti perusahaan lainnya. Dengan demikian berarti perilaku produsen
dipengaruhi oleh produsen lain sehingga menimbulkan implikasi seperti berikut:
- Tendensi bagi produsen oligopoli untuk bekerjasama di bidang penentuan
harga.
- Tendensi bargi para produsen untuk bersaing tidak dalam bentuk persaingan
harga, namun dalam persaingan mutu atau persaingan lainnya.
- Kurva permintaan perusahaan dimisalkan berapa persen (%) tertentu misalnya
30% dari kurve permintan pasar.

d. Pasar Monopsoni

Pasar Monopsoni adalah bentuk pasar yang di dalamnya terdapat satu konsumen
(biasanya pelaku usaha) yang menjadi pembeli tunggal dan menguasai pasar
komoditas. Pasar monopsoni adalah kebalikan dari pasar monopoli yang dikuasai oleh
satu penjual besar. Pasar Monopsoni biasanya terbentuk di daerah-daerah industri
ternak potong dan perkebunan dimana petani tidak berada pada posisi yang baik dalam
hal tawar menawar. Adapun beberapa faktor yang membuat pasar monopsoni
terbentuk adalah sebagai berikut:
• Tidak ada pembeli yang antusias pada pasar tersebut.
P a g e | 37

• Lokasi produsen berada di tempat terpencil dan sulit dijangkau.


• Biaya operasional tinggi.
Contoh pasar monopsoni adalah pasar sayuran dan peternakan sapi perah yang berada
di daerah terpencil dan sulit dalam hal distribusi ke tempat lain untuk menjual
produknya ke konsumen. Kesulitan dalam hal distribusi produk membuat para petani
dan peternak menjual produk mereka ke satu pembeli secara borongan dengan harga
yang murah. Pasar ini termasuk dalam pasar persaingan tidak sempurna, yaitu pasar
yang belum terorganisir dengan baik. Adapun ciri-ciri pasar monopsoni adalah sebagai
berikut:
1. Hanya Ada Satu Pembeli: Seperti yang telah disebutkan di atas, pada pasar ini
hanya terdapat satu pembeli saja. Sehingga pembeli memiliki keuntungan dari segi
harga dan kualitas produk yang dibeli. Para produsen umumnya pada posisi
menerima penawaran dari pembeli agar produknya dapat terjual, meskipun
seringkali harga yang ditawarkan murah. Umumnya pembeli adalah pelaku usaha
yang menjual kembali produk dari produsen. Pelaku usaha ini kemudian menjual
kembali produk tersebut dengan harga yang lebih mahal untuk mendapatkan
keuntungan.
2. Harga Ditentukan oleh Pembeli: Pembeli memiliki kuasa penuh atas pembentukan
harga di pasar ini. Tidak jarang harga yang ditawarkan oleh pembeli tidak sesuai
dengan harapan produsen namun tetap diterima karena sulit untuk mendapatkan
pembeli lain. Namun, meskipun pembeli memiliki kuasa atas pembentukan harga,
tetap ada ketentuan dan aturan yang harus dipertimbangkan, misalnya disesuaikan
dengan harga pasaran.
3. Produknya Adalah Bahan Mentah: Sebagian besar produk yang diperjualbelikan
di pasar monopsoni adalah produk mentah dimana pembeli kemudian akan
menjualnya kembali ke pihak lain.
4. Pendapatan Tidak Merata: Pada pasar ini sering terjadi ketidakadilan dimana
produsen tidak memiliki peran dalam hal penentuan harga dan sulit berkembang
karena sering menjual produknya dengan harga murah. Sebaliknya, para pembeli
akan semakin kaya karena dapat mengambil keuntungan dari dua pihak, yaitu dari
produsen dan dari konsumen akhir yang membeli produk darinya.
5. Sering Terjadi Perselisihan: Perselisihan antara pembeli dan penjual bukan hal
yang aneh di pasar ini. Hal tersebut terjadi karena harga yang diberikan pembeli
jauh dari harapan penjual sehingga membuat penjual merasa dirugikan.
Perselisihan juga timbul karena belum adanya pihak ketiga, misalnya pemerintah,
yang mengatur mengenai harga produk agar kedua belah pihak saling
menguntungkan.

Seperti halnya jenis pasar lainnya, pasar ini memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan tersendiri.adapun kelebihan Pasar Monopsoni adalah sebagai berikut:
• Kualitas hasil produksi pada pasar ini terjamin karena pembeli hanya mau
menerima produk berkualitas.
• Kreatifitas para produsen di pasar ini akan terasah karena selalu berusaha
melakukan inovasi dan kreatifitas dalam memproduksi barang berkualitas dengan
biaya murah agar tidak sampai gulung tikar.
• Pada pasar ini pembentukan harga dilakukan oleh pembeli tanpa
mempertimbangkan kondisi inflasi atau deflasi. Dengan kata lain, penentuan harga
di pasar ini cenderung lebih mudah.
• Pada pasar ini penjual tidak perlu melakukan promosi karena pembeli akan mudah
menemukan mereka. Satu pembeli tersebut akan menampung semua produk dari
banyak produsen lainnya.
P a g e | 38

• Alur penjualan di pasar lebih mudah diatur karena pembelinya hanya ada satu
pihak dan pembayaran langsung dilakukan tanpa harus menunggu produk terjual
ke konsumen akhir

Sedangkan kekurangan Pasar Monopsoni diantaranya adalah:


• Pembeli bisa berlaku semena-mena. Sebagai penguasa pasar, tidak jarang pembeli
melakukan tindakan semena-mena terhadap produsen, khususnya dalam hal
penentuan harga. Contohnya, saat biaya produksi meningkat karena adanya inflasi,
pembeli tidak mau membeli dengan harga lebih tinggi tapi tetap dengan harga yang
lama.
• Aspirasi penjual tidak didengar. Pada pasar ini masukan dan kritikan para produsen
tidak diperhatikan oleh pembeli. Dengan kata lain, para produsen hanya bisa
menerima keadaan dan berharap pembeli mau perduli dengan keinginan mereka.
• Masalah ekonomi hanya ditanggung penjual. Masalah ekonomi pasti terjadi di
semua negara, baik itu inflasi, deflasi, dan lain-lain. Kelemahan lain dari pasar ini
adalah semua masalah perekonomian hanya ditanggung oleh produsen, pembeli
umumnya tidak perduli.

e. Pasar Oligopsoni

Pasar Oligopsoni merupakan salha satu bentuk pasar yang di dalamnya terdapat dua
atau juga lebih pembeli (umumnya pelaku usaha) yang menguasai pasar dalam hal
penerimaan pasokan, atau juga berperan sebagai pembeli tunggal atas suatu barang atau
jasa di dalam suatu pasar komoditas. Pasar Oligopsoni ialah salah satu bentuk dari
Pasar Persaingan Tidak Sempurna, yaitu salah satu pasar yang belum terorganisir
dengan sangat baik dan sering timbul ketidakadilan di dalam pasar. Adapun cirri-ciri
Pasar Oligopsoni adalah:
1. Terdapat Beberapa Pembeli: Di dalam pasar Oligopsoni ini terdapat beberapa
pembeli yang menguasai pasar dimana tugasnya adalah membeli berbagai produk-
produk yang dihasilkan oleh para produsen. Di dalam pasar Oligopsoni ini terdapat
beberapa pembeli yang menguasai pasar dimana tugasnya adalah membeli
berbagai produk-produk yang dihasilkan oleh para produsen.Meskipun menguasai
pasar, para pembeli juga tidak bias bertindak semaunya karena akan merigikan
dirinya sendiri. Jika pembeli melakukan kesalahan, produsen bias saja memilih
pembeli lain yang punya jaringan dan juga dana yang lebih baik.
2. Umumnya Pembeli Adalah Distributor: Pada pasar ini, sebagian besar para
konsumennya ialah distributor. Mereka yang membeli suatu produk dapat
dihasilkan produsen untuk dijual kembali ke para konsumen akhir.
3. Produknya Adalah Bahan Mentah: Semua produk yang dijual di pasar ini adalah
produk mentah atau bahan setengah jadi yang harus diolah agar dapat digunakan.
Para pembeli kemudian mengolah bahan mentah tersebut dan menjualnya ke
konsumen akhir.
4. Harga Produk Cenderung Stabil: Di dalam pasar Oligopsoni, para produsen dan
konsumen saling memiliki ketergantungan satu sama lain. Sehingga, ketika para
produsen menaikkan suatu harga maka konsumen akan berpindah ke para produsen
lain yang menawarkan harga lebih murah. Saat terjadi masalah perekonomian,
misalnya terjadi suatu inflasi atau deflasi, maka para pihak produsen dan konsumen
akan sama-sama menanggungnya.
5. Jenis Barang Sedikit: Produk di pasar Oligopsoni ini biasanya adalah komoditas,
misalnya cengkeh, padi, susu sapi, dan lain-lain. Namun, pasar ini terbentuk
berdasarkan potensi yang ada di suatu daerah. Misalnya saja potensi di suatu
daerah ialah cengkeh, maka pasar Oligopsoni di daerah tersebut dapat dikuasai oleh
cengkeh saja.
P a g e | 39

6. Pendapatan Merata: Pendapatan para penjual di pasar ini cenderung merata


karena di pasar ini tidak terjadi monopoli ataupun penentuan secara semena-mena.
Kelebihan Pasar Oligopsoni diantaranya adalah:
- Hak-hak produsen terlindungi dengan baik meski pembeli berperan sebagai
penguasa. Hal ini bisa terpenuhi karena terdapat beberapa pembeli, sehingga ketika
penjual merasa dirugikan maka ia bisa berpindah ke pembeli lain.
- Pembeli tidak bisa bertindak semaunya, meski bisa menentukan harga, pembeli
harus menyesuaikan harga dengan barang yang dibeli agar produsen mau menjual
kepadanya.
- Meski masih belum terorganisir dengan baik, tapi umumnya pasar ini
mengedepankan keadilan, menghindari kecurangan, dan tidak menyalahgunakan
kebebasan

Adapun kekurangan Pasar Oligopsoni adalah sebagai berikut:


• Kualitas produk kurang terjaga dengan baik karena penjualan cenderung mudah.
Produsen kurang memperhatikan kualitas karena terdapat beberapa pembeli besar
dan mudah menjual produknya sehingga kualitas kurang terjaga.
• Cukup rentan terjadi manipulasi dimana beberapa pembeli melakukan kerjasama
memanipulasi keadaan yang bisa merugikan produsen. Biasanya manipulasi
tersebut terjadi karena pembeli ingin mendapatkan harga yang lebih murah.
• Kemudahan dalam hal jual-beli menyebabkan kurangnya kreatifitas. Produsen
hanya fokus pada produksi tanpa merasa perlu melakukan inovasi dan kreatifitas
terhadap produk dan bisnis mereka.

8. PRAKTEK PENENTUAN/PENETAPAN HARGA

Harga produk merupakan salah satu faktor yang penting bagi perusahaan karena
terkait strategi perusahaan untuk dapat bertahan hidup dan untuk dapat bersaing
dengan perusahaan yang lain. Dari sudut pandang permintaan, penentuan harga
produk akan mempengaruhi jumlah produk yang diminta oleh masyarakat. Dari
sudut penawaran (sudut pandang produsen), penentuan harga produk akan
mempengaruhi jumlah produk yang ditawarkan oleh perusahaan. penetapan harga
suatu produk juga akan mempengaruhi pendapatan total dan biaya total perusahaan,
yang pada akhirnya akan mempengaruhi laba perusahaan.

Terdapat 3 (tiga) jenis metode penetapan harga, yaitu (1) metode biaya ditambah
dengan laba yang diinginkan, (2) metode keseimbangan antara harga permintaan
dan harga penawaran, dan (3) metode marginalis pricing pada keadaan ketidak
pastian.

1. Metode biaya ditambah dengan laba yang diinginkan


P a g e | 40

Metode ini dikenal sebagai cost plus pricing method, yang mana metode ini
merupakan metode yang paling sederhana yaitu produsen di dalam menetapkan
harga produknya dengan cara biaya per unit ditambah dengan labayang
diinginkan. Secara matematis, metode ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Harga jual = biaya per unit + laba yang diinginkan

Variasi lainnya dari cost plus pricing method adalah mark-up pricing method.
Berbeda dengan cost plus pricing method yang banyak dipakai oleh produsen,
metode mark-up pricing method ini pada umumnya banyak dipakai oleh
pedagang. Secara matematis, metode ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Harga jual = harga beli produk + laba yang diinginkan

Berikut ini merupakan contoh yang dapat digunakan untuk memperjelas konsep
cost plus pricing method dan mark-up pricing method, yaitu:

Contoh 1: Diketahui bahwa biaya produk per unit sebesar Rp.10.000 dan laba
yang diinginkan sebesar 20% dari biaya produk, maka harga jualnya adalah:

= 10.000 + (20% x 10.000)


= 10.000 + 2.000
= 12.000

Contoh 2: Diketahui bahwa harga beli produk sebesar Rp.150.000 dan laba
yang diinginkan sebesar 50% dari harga beli produk, maka harga jualnya:
= 150.000 + (50% x 150.000)
= 150.000 + 75.000
= 225.000

2. Metode keseimbangan antara harga permintaan dan penawaran

Untuk mengaplikasikan metode ini, produsen harus melakukan riset


(penelitian) untuk menaksir fungsi permintaan produk yang ditawarkan di
pasar. Metode ini merupakan metode yang baik untuk menentukan laba yang
maksimal melalui keseimbangan harga antara permintaan produk dan
penawaran produk di pasar. Setelah diketahui keseimbangan harga di pasar,
maka perusahaan dapat menentukan harga produk yang ditawarkan. Harga
tersebut akan dapat memaksimalkan laba perusahaan.

Berikut ini merupakan contoh yang dapat digunakan untuk memperjelas konsep
penentuan harga didasarkan pada keseimbangan antara harga permintaan dan
harga penawaran produk di pasar.

Diketahui:
Harga Jumlah Penawaran Jumlah Permintaan (P)
(S)
P a g e | 41

10.000 200 190


8.000 170 250

Maka harga keseimbangan pasarnya adalah:

1. Fungsi Permintaan:
Slope = ∆Q/∆P maka slope untuk data diatas adalah:
250 - 190 60
-------------------- = --------- = - 0,03
8000 - 10.000 - 2000

P – P1 Q – Q1 P – 10.000 Q - 190 P – 10.000 Q - 190


----------- = ------------ ------------------- - ------------- ------------------- - ------------
P2 – P1 Q2 – Q1 8000 – 10.000 250 – 190 – 2.000 60

60P – 600.000 = - 2.000Q + 380.000


60P = - 2000Q + 380.000 + 600.000
60P = - 2000Q + 980.000
P = - 33,33333333Q + 16.333,33333
33,33333333Q = - P + 16.333.33333
Q = - 0,03P + 489,9999999
Q = 489,9999999 – 0,03P

Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat diketahui bahwa Fungsi


Permintaannya adalah Qd = 489,9999999 – 0,03P

2. Fungsi Penawaran
Slope = ∆Q/∆S maka slope untuk data diatas adalah:
170 - 200 -30
-------------------- = --------- = 0,015
8000 - 10.000 - 2000

S – S1 Q – Q1 S – 10.000 Q - 200 S – 10.000 Q - 200


----------- = ------------ ------------------- - ------------- ------------------- - ------------
S2 – S1 Q2 – Q1 8000 – 10.000 170 – 200 – 2.000 -30

-30S – 300.000 = - 2.000Q + 400.000


-30S = - 2000Q + 400.000 - 300.000
-30S = - 2000Q + 100.000
S = - 66,66666667Q – 3.333,333333
- 66,66666667Q = - S – 3.333,333333
Q = - 0,015S + 49,99999999
Q = 49,99999999 + 0,015S
P a g e | 42

Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat diketahui bahwa Fungsi


Penawarannya (Qs) = 49,99999999 + 0,015P pada contoh soal ini maka
dapat diketahui nilai elastisitas (keseimbangan pasar) dari produk tersebut
adalah:

Qd = Qs
Qp
0,015P
489,9999999 – 0,03P = 49,99999999 + 0,015S
-0,03P – 0,015P = 49,99999999 - 489,9999999
-0,045P = -439,9999999
P = -439,9999999 : -0,045
P = 9.777,777776 atau dibulatkan 9.800

Qp = 489,9999999 – 0,03P
= 489,9999999 – 0,03 (9.777,777776)
= 196,6666666 atau 197 unit (pembulatan)
Qs = 49,99999999 + 0,015S
= 49,99999999 + 0,015 (9.800)
= 196,6666666 atau 197 unit (pembulatan)

Jika diasumsikan biaya perunit produk adalah Rp. 5000,- maka laba yang
diperoleh adalah:

Laba = Penerimaan Total (TR) – Biaya Total (TC)


= (PxQ) – (Biaya Produk x Q)
= (9800 x 197) – (5000 x 197)
= 1.930.600 - 985.000
= 1.945.600
Berdasarkan pada perhitungan diatas, maka kontribusi labanya adalah
Laba (945.600)
Kontribusi Laba = --------------------------------------------- x 100
Penerimaan Total (1.930.600
= 48,98%

Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat diketahui:


- Fungsi Permintaannya adalah Qd = 489,9999999 – 0,03P
- Fungsi Penawarannya (Qs) = 49,99999999 + 0,015S
- Nilai elastisitas (keseimbangan pasar) dari produk = 9.800
- Laba diperoleh = 1.945.600
- Kontribusi Laba = 48,98%
P a g e | 43

Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibrium adalah


harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran.
Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil
kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas
yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah
tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan
pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.
Perubahan keseimbangan pasar terjadi bila ada perubahaan di sisi
permintaan dan atau penawaran. Jika faktor yang menyebabkan perubahan adalah
harga, keseimbangan akan kembali ke titik awal. Tetapi jika yang berubah adalah
faktor-faktor ceteris paribus seperti teknologi untuk sisi penawaran, atau
pendapatan untuk sisi permintaan, keseimbangan tidak kembali ke titik awal. Pada
suatu macam barang dikatakan berada dalam keseimbangan (equilibrium) apabila
jumlah barang yang diminta di pasar tersebut sama dengan jumlah barang yang
ditawarkan.

Secara matematik dan grafik hal ini ditunjukkan oleh kesamaan Qd = Qs, yakni
pada perpotongan kurva permintaan dengan kurva penawaran. Pada posisi
keseimbangan pasar ini tercipta harga keseimbangan (equilibrium price) dan jumlah
keseimbangan (equilibrium quantity) seperti pada gambar berikut:

Keseimbangan pasar :
Qd = Qs
Qd : jumlah permintaan
Qs : jumlah penawaran
E : titik keseimbangan
Pe : Harga keseimbangan
Qe : jumlah keseimbangan

3. Metode Marginalis Pricing Pada Keadaan Ketidak Pastian

Untuk menerapkan marginalist pricing pada keadaan ketidakpastian, terdapat


tiga metode yang dapat dilakukan (Arsyad, 2011), yaitu:
a. Penggunaan taksiran kurva permintaan dan MC
Metode ini menggunakan taksiran fungsi permintaan untuk menentukan
penerimaan marginal (MR). Jika diasumsikan biaya marginalnya konstan
pada kisaran output tertentu, dengan menetapkan MR = MC, perusahaan
dapat menentukan jumlah produk dan harga produk.

Berikut ini merupakan contoh yang dapat digunakan untuk memperjelas


konsep penggunaan taksiran kurva permintaan dan MC.
P a g e | 44

Diketahui: Q = -0,5P + 70
TC = 2Q2 – 35Q + 250
Hitung Jumlah Produk dan Harga Produk
Jawaban:

Q = -0,5P + 70 TR = P x Q MR = MC
0,5P = 70 – Q = (140 – 2Q) x Q 140 - 4Q = 4Q -35
P = 140 – 2Q = 140Q – 2Q2 -4Q -4Q = -140 -35
MR = 140 – 4Q -8Q = -175
TC = 2Q2 – 35Q + 250 Q = 21,875
MC = 4Q – 35 Q = 22 unit (dibulatkan)
P = 140 – 2Q
= 140 - 2 (22)
= 140 – 44
= 96

Laba = Penerimaan Total (TR) – Biaya Total (TC)


= (PxQ) – TC
= ((140 – 2Q) x Q)) – (2Q2 -35Q + 250)
= (140Q – 2Q2)- (2Q2-35Q + 250)
= (140 [22} – 2[22]2) – (2[22]2 – 35 [22] + 250}
= 2.112 - 448
= 1.664

Pada saat harga produk sebesar 96 dengan jumlah produknya sebanyak 22 unit maka laba
yang didapatkan perusahaan sebesar 1,664

b. Penggunaan Taksiran Elastisitas Harga dan Marginal Cost


Metode ini menggunakan elastisitas produk untu7k menentukan harga suatu
produk. Berikut ini contoh yang dapat digunakan untuk memperjelas
konseo penggunaan taksiran elastisitas harga dan MC:

Diketahui : TC = 2Q2 – 35Q + 250


Tabel Harga dan Jumlah Output
Harga (P) Jumlah (Q)
100 20
70 40

Hitung : 1) Elastisitas, 2} Jumlah Produk dan 3} Harga Produk

(40 – 20): 20
Elastisitas = ------------------------
(70 – 100} : 100

= 1 : (-0,3)
= -3,333

Fungsi Permintaannya adalah:

P – P1 Q – Q1 P – 100 Q – 20 P – 100 Q – 20
----------- = --------- ----------- = --------- ----------- = ---------
P2 – P1 Q2 – Q1 70 – 100 40 – 20 –30 20
P a g e | 45

20P – 2000 = -300 + 600 TR = P x Q


0P = -30Q + 600 + 2000 = (130 – 1,5Q) x Q
20P = 30Q + 2600 = 130Q – 1,5Q2
P = -1,5Q + 130 MR = 130 -3Q
1,5Q = -P + 130 TC = 2Q2 – 35Q+ 250
Q = -0,6666666667P + 86.6666667 MC = 4Q – 35
Q = 86.6666667- 0,6666666667P
0,6666666667P = 86.6666667 – Q
P = 130 – 1,5Q MR = MC
130 – 3Q = 4Q – 35
-4Q – 3Q = -35 – 130
-7Q = -165
P = 130 – 1,5Q Q = 23,57
= 130 – 15 (24) Q = 24 unit (dibulatkan)
= 130 – 36
= 94

Laba = Penerimaan Total – Biaya Total


= TR – TC
=(PxQ) – TC
= ((130 – 1,5Q)x Q) (2Q2 -35Q + 250)
= (130Q – 1,5Q2) – (2Q2 – 35Q + 250)
= (130 [24] – 1,5 [24]2) – (2 [22]2 – 35 [22]+ 250)
= 2.256 – 448
= 1.808

Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat diketahui pada tingkat elastisitas sebesar -
3,333, maka penentuan harga produknya sebesar 94 dengan jumlah produk sebanyak 24
unit. Laba yang diperoleh oleh perusahaan jika tingkat elastisitas sebesar -3,333 adalah
sebesar 1.808.

c. Metode Penggunaan Taksiran Biaya dan Penerimaan Incremental

Metode ini memperhatikan perubahan pada penerimaan total (TR) dan


perubahan pada biaya total (TC). Asumsi yang mendasari metode ini, antara
lain:
1. Permintaan pada kondisi diskontinuitas dikarenakan kurva yang tidak
kontinu, tidak dapat dideferensiasi.
2. Faktor-faktor lainnya tidak mengalami perubahan (ceteris paribus), Jika
permintaan akan suatu produk sudah diketahui, maka perubahan jumlah
output yang diminta akan menyebabkan perubahan harga produk
terserbut.

PENENTUAN HARGA DALAM PASAR YANG MAPAN

Harga produk di pasar yang mapan merupakan harga yang telah memenuhi
keinginan perusahaan yaitu harga produk yang ditawarkan mencapai tingkat harga
yang maksimal, terdapat beberapa metode pentapan harga produk pada pasar yang
telah mapan antara lain :

1. Strategi Posisi Harga ( Price Positioning )


Penetapan harga pada metode ini lebih menekankan pada atribut- atribut yang
melekat pada produk tersebut .Perusahaan berusaha untuk mengetahui jumlah
maksimum untuk mengkonsumsi suatu produk. Jumlah maksimum untuk
mengkonsumsi suatu produk dikenal sebagai harga reservasi . Jika konsumen
P a g e | 46

merasa harga reservasi suatu produk lebih tinggi dibandingkan harga jualnya,
maka ia akan cenderung untuk membeli produk tersebut. Contoh : Di pasar
komputer ada berbagai macam komputer dengan berbagai variasi tingkat harga
ada yang mempunyai memori lebih besar dan mempunyai reputasi kualitas dan
pelayanan pasca jual yang lebih baik, tetapi dengan harga yang lebih mahal,
sebaliknya ada juga yang mempunyai memori lebih kecil tetapi memberikan
potongan harga akan tergantung pada apresiasi terhadap nilai paket keseluruhan
dari atribut-atribut yang terkandung dalam atribut tersebut dibandingkan
dengan paket yang ditawarkan atau harga-harga dari produk-produk saingan

2. Strategi harga lini produk


Penetapan harga pada metode ini lebih menekankan pada laba tambahan yang
melekat pada suatu produk ( mark-up ) berdasarkan pada elastisitas permintaan
produk.

3. Penetapan harga untuk menduga kualitas


Penetapan harga pada metode ini lebih menekankan pada asumsi sebagian besar
masyarakat yang cenderung melihat harga suatu produk akan mencerminkan
kualitas produk tersebut. Penentuan produk dalam tingkat harga yang tinggi,
perusahaan mengharapkan produk yang ditawarkannya akan dinilai konsumen
sebagai produk yang memiliki kualitas yang tinggi. Contoh : jika kendaraan
rusak kita dapat membeli barang pengganti yang dibuat oleh industri lain dari
industri suku cadang yang asli, suku cadang aslinya biasanya lebih mahal
kesimpulan bahwa kualitasnya kualitasnya lebih tinggi

4. Penentuan harga produk dalam satu paket


Penetapan harga pada metode ini lebih menekankan pada penjualan beberapa
produk secara bersama-sama. Tujuan penjualan produk dalam satu paket adalah
untuk meningkatkan laba yang akan diperoleh perusahaan. Pada umumnya
perusahaan akan meningkatkan harga produknya jika dijual secara terpisah dan
akan menawarkan harga yang lebih rendah jika konsumen membeli produk
tersebut dalam satu paket dengan produk lainnya. Contoh perangkat lunak
kompter ( software ) sering dibundel dengan perangkat keras ( hardware ) dan
dijual dalam satu paket .

5. Potongan Kuantitas
Penetapan harga pada metode ini lebih menenkankan pada kuantitas produk
yang ditawarkan. Tujuan praktek penentuan harga ini adalah untuk
meningkatkan laba yang akan diperoleh perusahaan. Pada umumnya
perusahaan akan meningkatkan harga produknya jika konsumen membeli
produk dalam jumlah yang sedikit dan akan menawarkan harga yang lebih
rendah jika konsumen membeli produk dalam jumlah yang tinggi.

6. Penetapan Harga Promosi


Penetapan harga pada metode ini lebih menenkankan pada kegiatan promosi
untuk mempromosikan suatu produk kepada masyarakat. Pada umumnya,
perusahaan akan menurunkan harga produknya pada periode promosi dengan
tujuan untuk menciptakan pelanggan baru dan untuk meningkatkan jumlah
penjualannya. Alasan praktek penentuan harga ini adalah : a) untuk mengurangi
P a g e | 47

kelebihan persediaan produk b) perusahaan ingin memperluas jaringan


distribusi produk yang ditawarkannya

DAFTAR PUSTAKA

1. Baye R. Michael, Managerial Economics and Business Strategy, Mc.Graw-Hill. USA


2. Douglas, EJ & S. Caollan, Managerial Economic: Analysis and Strategy, Prentice-
Hall International, Inc, Englewood Cliff, New Jersey, USA
3. Hirschey, M & JL. Pappas, Managerial Economic, The Dryden Press; Harcourt Brace
& Company International Edition, New York, USA.
4. Salvatore D, Managerial Economics in A Global Economy, McGraw-Hill
International Edition, USA.
P a g e | 48

BIO DATA DOSEN PENYUSUN

Nama : H. Kemal Taufik (Dr. MM MSE)


Tempat/Tanggal Lahir : Bogor 10 Juli 1965
Alamat : Jalan Bambu Duri VI Nomor 15 RT.13/06 Perumahan Pondok
Bambu Duri, Duren Sawit Jakarta Timur

Ayah : H. Yuliar Zakaria (Alm.)


Ibu : Hj. Djusmanidar (Almh)
Istri : Hj. Dwi Agustinawati, SE MM
Anak : Airin Naifalia, S.Si

Pendidikan : - SD Gita Kirti (GIKI) Bogor


- SMP Negeri II Bogor
- SMA Negeri II Bogor
- S1 Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Nageri Jakarta
- S1 Ilmu Ekonomi (Studi Pembangunan) Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia
- S2 Magister Manajemen (MM) Univ. Borobudur Jakarta
P a g e | 49

- S2 Magister Sains Ekonomi (MSE) Universitas Indonesia


- S3 Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia
- S3 Doktor Administrasi Publik Universitas Padjadjaran

Jabatan dalam dunia pendidikan yang pernah dijabat selain sebagai dosen tetap pada
Universitas Borobudur Jakarta dan Sekolah Tinggi Manajemen IMMI adalah:
1. Pembantu Direktur II dan Pembantu Direktur III Akademi Bahasa Asing Borobudur
2. Pembantu Rektor III Universitas Borobudur Jakarta
3. Asisten Direktur II Program Pascasarjana Universitas Borobudur
4. Wakil Ketua/ Pembantu Ketua I Sekolah Tinggi Manajemen IMMI Jakarta
5. Ketua STIE Pelita Bangsa/ Universitas Pelita Bangsa Bekasi
6. Ketua Sekolah Tinggi Keguruan & Ilmu Pendidikan Pelita Bangsa Medan

Adapun jabatan profesional yang pegang saat ini adalah:


1. Direktur Utama PT. Kharisma Al-Bantani Cilegon Banten
2. Direktur Pemasaran PT. Daksina Motorolla Arga Perkasa
3. Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Jakarta Timur dan Wakil Ketua Dewan
Pertimbangan Kadin Provinsi DKI Jakarta.
4. Komisaris Anggota PT. Bahana PUI Persero (BUMN)

Pelatihan-pelatihan dan kursus singkat yang pernah diikuti diantaranya adalah:


1. Marketing Research Development pada Southern California University (SCU) , Santa
Ana, CA, USA (1995)
2. Strategic Marketing Analysis and Forecasting pada Curtin University, Perth, West
Australia (1997)
P a g e | 50

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI


Jalan Raya Tanjung Barat Nomor 11 Pasar Minggu Jakarta Selatan
12520
Telp: (021) 781 5142, 7817823 Fax: (021) 7815144

Anda mungkin juga menyukai