Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perkembangan dunia ekonomi disertai dengan tumbuh dan pesatnya
kemajuan akan perkembangan pada suatu perusahaan dewasa ini yang
semakin baik pada perusahaan yang bergerak dibidang industri, keuangan,
jasa maupun perdagangan ternyata menyebabkan serta memberikan dampak
adanya suatu permasalahan bagi perusahaan dalam mengelola untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu perusahaan. Suatu
perusahaan atau organisasi membutuhkan mekanisme tertentu untuk
menjamin agar aktivitas-aktivitas tersebut terpadu dan terkoordinasi, penting
pula agar rencana yang disusun itu dipadukan dengan strategi, jika tidak
perusahaan tidak terarah, cara utama agar aspek-aspek implementasi ini dapat
dilakukan ialah dengan menyusun rencana kebijakan atau dengan kata lain
pengendalian. Dengan adanya dan timbulnya masalah tersebut maka
manajemen tidak bisa mengawasi, mengontrol dan menangani secara
langsung seluruh aktivitas kegiatan operasional suatu perusahaan. Dengan
adanya keadaan yang demikian, maka pihak perusahaan harus mempunyai
sistem manajemen organisasi yang baik. Sehingga perusahaan menuntut para
manajemen sedemikian rupa yang pada akhirnya tercipta pengendalian yang
memadai dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
Dalam suatu perusahaan sangat dibutuhkan suatu bentuk pengendalian
terhadap pengelolaan yang berhubungan dengan kegiatan operasional suatu
perusahaan guna, untuk mencapai tujuan suatu perusahaan.
Dengan menerapkan suatu sistem pengendalian yang baik dalam suatu
perusahaan akan turut membantu dan sangat diperlukan khususnya dalam
proses penerimaan dan pengeluaran barang dagang dan untuk proses
penerimaan barang dagang dari penyedia barang dan pengeluaran barang ke
konsumen.

1
2

Pengecekan dan pemeriksaaan kualitas produk atau barang masuk


bertujuan untuk memastikan barang yang diterima sesuai dengan pesanan
(purchase order), serta tidak ada kerusakan dan memenuhi persyaratan mutu
perusahaan. Sehingga ada jaminan bahwa barang yang dibeli atau dipesan
dapat digunakan dengan baik di perusahaan serta tidak menimbulkan defect
atau kerusakan pada produk yang akan dibuat, tidak menghambat proses
produksi, menimbulkan kerugian perusahaan. Suatu produk atau barang atau
material biasanya menjalani pengujian yang ketat setelah diproduksi dengan
mengikuti serangkaian prosedur pengujian, namun demikian dalam proses
pengadaan tetap harus selalu diperiksa pada saat kedatangan ke gudang
penerimaan. Jika memungkinkan, pemeriksaan barang masuk harus selalu
dilakukan di hadapan pemasok/supplier.
Penerimaan barang dagang adalah menerima fisik barang dari pemasok
atau supplier yang disesuaikan dengan dokumen pemesanan dan pengiriman
dalam kondisi yang sesuai dengan persyaratan pemesanan barangnya.
Faktur adalah sebuah dokumen komersial dimana didalamnya merinci
transaksi yang terjadi antara pembeli dan penjual, baik itu secara tunai
ataupun kredit. Dokumen ini juga dikenal atau disebut dengan nama buku
kwitansi, tagihan atau invoice penjualan pada masyarakat umum, selain
digunakan untuk transaksi faktur juga bisa digunakan sebagai tanda terima
barang masuk.
Berdasarkan penjelasan diatas memungkikan terjadinya kesalahan
dalam melakukan pemeriksaaan atau penerimaan barang dagang yang terjadi
di suatu perusahaan tidak lain yaitu menerima barang dalam jumlah berbeda
dengan jumlah yang dipesan, menerima barang yang rusak dan meneriman
barang dengan kuantitas rendah yang nantinya berakibat kerugian pada
perusahaan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mencoba untuk
membahas topik tersebut dengan mengangkat judul “MELAKUKAN
PENGECEKAN PENERIMAAN BARANG DAGANG
MENGGUNAKAN KERTAS FAKTUR DI KOPERASI KARTIKA
BRAJAWIJAYA YONIF RAIDER 300/BJW”
3

1.2 Rumusan Masalah


Agar penelitian ini lebih mengarah pada tujuan yang diharapkan, maka
penulis membatasi ruang lingkup penelitian yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan pengecekan penerimaan barang?
2. Apa yang dimaksud dengan barang dagang?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan faktur dan fungsi faktur serta jenis-
jenis faktur?
4. Jelaskan faktur pembelian dan manfaat serta komponen faktur pembelian?
5. Bagaimana proses pengecekan penerimaan barang dagang menggunakan
kertas faktur?

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut: Melakukan pengecekan penerimaan barang dagang
menggunakan kertas faktur di koperasi kartika brajawijaya yonif raider
300/bjw.

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan bertempat di Koperasi
Kartika Brajawijaya Yonif Raider 300/BJW. Waktu pelaksanaan Praktik
Kerja Lapangan yang telah dilakukan dimulai pada tanggal 10 Februari
sampai dengan 10 April 2023. Adapun jadwal jam kerja diantaranya sebagai
berikut:

Hari Jam Masuk Jam Istirahat


Senin 06.45 WIB 12.00 WIB
Selasa 06.45 WIB 12.00 WIB
Rabu 06.45 WIB 12.00 WIB
Kamis 06.45 WIB 12.00 WIB
Jum’at 06.45 WIB 12.00 WIB
Sabtu 06.45 WIB 12.00 WIB
Minggu Libur -
4
BAB II
PROFIL INSTASI

Gambar 2.1 Profil Instansi

2.1 Sejarah Koperasi


Koperasi Primkop Kartika Brajawijaya Yonif Raider 300/BJW adalah
Badan Extra Structural yang merupakan pelaksanaan di tingkat Satker atau
Satminkal dan berada langsung di bawah binaan Satker dan Satminkal yang
bersangkutan.
Koperasi didirikan dengan tujuan untuk menunjang kesejahteraan
anggota beserta keluarganya pada tingkat Satker atau Satminkal, Koperasi
Primkop Kartika Brajawijaya Yonif Raider 300/BWJ Berdasarkan syarat dan
keputusan Pangdam III garing Siliwangi (R.1 Sirgar) ,Nomor:
Skep/35/146/VI1986 tanggal 30 Juni 1986. Surat keputusan tersebut
merupakan pelaksanaan dari keutusan Kepala Staf Angkatan Darat (kasad)
Nomor: Skep/35/III/1986 tanggal 21 Maret 1986 dimana menyatakan tentang
perlunya organisasi dan petugas primer koperasi TNI-AD beserta susunsn
personilnya. Adapun surat keputusan yang melatar belakangi didirikannya
Koperasi Primkop Kartika Brajawijaya Yonif Raider 300/BJW adalah sebagai
berikut:

5
6

1. Surat keputusan Staf Angkatan Darat nomor: skep/ 319/ VI/ 1975 tentang
Organisasi dan Prosedur Puskopad dan Primkopad.
2. Surat keputusan Staf Angkatan Darat nomor: skep/1199/ VIII/ 1976
tanggal 26 Agustus 1976 tentang Daftar Susunan Prorangan dan Pealatan
(DSPP) Puskopad dan Primkopad.
3. Surat keputusan Staf Angkatan Darat nomor: skep/ 1199/ VIII/ 1976
tanggal 24 Januari tentang Perubahan -1 DSPP Puskopad dan Primkopad.
4. Surat Perintah Pagdam VI/S1 w nomor: sprin/ 1856-2/ IX/ 1976 tanggal
22 September 1976 tentang agar melaksanakan penyusunan DSPP
Puskopad dan Primkopad.
5. Surat keputusan Staf Angkatan Darat nomor: skep/ 35/ III/ 1986 tanggal
21 Maret 1986 tentang Organisasi dan Tugas Primer Koprasi Kartika
Brajawijaya Yonif Raider 300/bjw.
Koperasi Primkop Kartika Brajawijaya Yonif Raider 300/Bjw sebagai
Koperasi yang berorientasi kepada undang-undang kegiatan sebagai
berikut:
a. Pengadaan kebutuhan anggota baik Primer maupun Sekunder.
b. Menanamkan dan menumbuhkan kesadaran berkoperasi dikalangan
anggota.
c. Memberikan bantuan social pada anggota dalam hal kemalangan dan
musibah.
d. Mengadakan kerjasama dengan pihak ketiga dalam rangka peningkatan
pelayanan anggota dan mengembangkan usaha.
7

2.2 Struktur Organisasi Instansi

RAPAT ANGGOTA
PENGAWAS
KETUA: ANDIKA P
HUTABARAT KAPTEN INF
NRP 11120009200290

PENGURUS ANGGOTA :
1. ERVI HIDAYAT
KETUA LETDA INF NRP
MUHAMMAD NASIR 21020179991081
LETDA INF NRP 21040000431081 2. AGUNG WIJAYA K
SERKA NRP
UR. NIKKOP 21080625162088
ADE EKA BAHTIAR
SERDA NRP 31010517571279

UR. USAHA

BENDAHARA
RUSTAM AHMAD
SERDA NRP 31010101260180

ADMIN USIPA ADMIN WASERDA KEPALA TOKO

DENDI FIRMANSYAH ROHMAD RUSTAM AHMAD

PRAKA NRP 31080065310987 PRAKA NRP 31080064160787


PRAKA NRP 31010101260180
8

VISI DAN MISI KOPERASI PRIMKOP KARTIKA BRAJAWIJAYA


Visi
Menjadi badan usaha yang bersih,sehat dan pasti untuk mensejahterakan
seluruh anggota dan keluarga yonif raider 300/bjw.
Misi
1. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada seluruh anggota dan keluarga
yonif raider 300/bjw.
2. Meningkatkan kesadaran kepada seluruh anggota yonif raider 300/bjw
akan pentingnya merencanaka dan mengelola keuangan anggota koperasi.
3. Mensejahterakan seluruh anggota dan keluarga yonif raider 300/bjw.

2.3 Menajemen Instansi


1. Bidang Pekerjaan Bagian Toko
a. Kasir
Yaitu menjaga dan melayani konsumen, dan merupakan suatu
kegiatan yang mengoperasikan cash register, adapun langkah-
langkahnya sebagai berikut :
a) Nyalakan Komputer
b) Buka aplikasi kasir Selling Management
c) Kemudian setelah dibuka klik Penjualan, lalu barcode barang
d) Setelah selesai memasukkan barang tersebut maka selanjutnya pilih
tombol cash atau kredit. Semua barang telah dihitung dan
pengoperasian cash register telah selesai
e) Apabila konsumen ingin melakukan pembayaran dengan secara
kredit maka tinggal ubah tombol cash menjadi kredit lalu tulis nama
pelanggan dan kompi. Bagi yang diperbolehkan kredit hanyalah
anggota TNI yang berada dilingkungan koperasi tersebut.
b. Mengarsip Bukti Transaksi Piutang Anggota
Yaitu mengumpulkan bukti-bukti transaksi penjualan kredit sesuai
pertanggal dan perkompi anggota. Langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut :
9

a) Pisahkan semua struk kredit sesuai tanggal dan kompi.


b) Setelah dipisahkan sesuai tanggal dan kompi, rapikan struk tersebut
dengan menggunakan staples.
c) Lalu simpan struk tersebut ke rak yang sudah disediakan sesuai
kompi.
c. Stock Of Name
Yaitu mengecek dan menulis nama barang/produk, barcode dan
jumlah stock barang. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a) Siapkan kertas dan bolpoin / pulpen
b) Kemudian tulis nama barang, barcode barang, dan hitung jumlah
barang yang ada.
d. Mendisplay Barang
Yaitu memajang barang ditoko. Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut :
a) Ambil barang dikantor
b) Kemudian dipisahkan barang tersebut sesuai tempatnya dan
langsung saja pajang barang tersebut
c) Lalu memasang harga sesuai nama barang tersebut.
e. Mengambil Barang/produk yang sudah expired
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a) Lihat tanggal, bulan, tahun expired barang
b) Kemudian jika barang tersebut telah melewati batas waktu tertentu,
maka ambil semua produk yang sudah expired
c) Atau mengambil produk tersebut sebulan lagi sebelum jatuh tempo
expired. Misalkan sekarang adalah bulan Agustus, maka barang /
produk tersebut yang expirednya bulan september diambil dan
disimpan digudang.
10

2. Bidang Pekerjaan Bagian Kantor


a. Mengimput Data JumlahPiutang
Yaitu memposting jumlah piutang anggota toko 1 dan 2 setiap
tanggal dan kompi. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a) Buka data
b) Kemudian buka folder yang sudah disediakan, misalkan folder kartu
barang A
c) Lalu klik file kartu A tahun 2018
d) Klik kartu barang kompi A bulan Agustus dengan format Ms.Excel
e) Ms.Excel terbuka klik CTRL+F yaitu untuk mencari nama anggota
dengan cepat dan mudah
f) Setelah dicari dan ditemukan namanya, lalu posting jumlah piutang
tiap anggota pertanggal
g) Langsung saja save apabila pekerjaan sudah selesai

2.4 Pelaksanaan Program


Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahtraan anggota TNI-AD dan
masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang terpisahkan dari
tatanan perekonomian nasional yang demokratis berkeadilan.Dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, Koperasi menyusun rencana strategis.
BAB III
MELAKUKAN PENGECEKAN PENERIMAAN BARANG
DAGANG MENGGUNAKAN KERTAS FAKTUR

3.1 Pengecekan Penerimaan Barang


Pengecekan atau pemeriksaan barang adalah pemeriksaan ke-sesuaian
kemassan, kuantitas, spesifikasi, dan garansi jual barang bertujuan untuk
memastikan barang yang diterima sesuai dengan pesanan (purchase order),
serta tidak ada kerusakan dan memenuhi persyarata mutu perusahaan.
Penerimaan barang adalah menerima barang secara fisik dari pabrik,
principal, atau distributor yang dengan pemesanan dan penerimaan sesuai
dengan syarat penanganan barang yang tertera pada dokumen.
Sedangkan menurut Utojo (2019:50) penerimaan barang adalah proses
penerimaan barang yang dikirimkan oleh vendoer terkait dengan mengacu ke
nomor purchase order (PO) tertentu.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahawa
penerimaan barang adalah menerima barang fisik dari pabrik atau vendor
yang dimana purchase order (PO) menjadi dokumen yang digunakan sebagai
dasar berapa barang yang harus diterima, jenis barangnya apa dan untuk
memastikan bahwa sudah sesuai dengan purchase order.
Berikut langkah-langkah yang dilakukan saat proses penerimaan barang
menurut Utojo (2019-51):
1. Memeriksa surat jalan yang dibawa oleh pengirim barang
2. Memeriksa dengan teliti dan seksama setiap fisik barang: jumlah, mutu,
spesifikasi sesuaikan dengan PO dan spesifikasi yang diminta oleh user.
3. Menanda-tangani dan mencap surat jalan, kemudian memberikan asli surat
jalan kepada vendor, sebagai lampiran dokumen penagihan bagian
keuangan.
4. Petugas di bagian logistik atau user pemilik barang, membuat surat
penerimaan barang yang ditanda-tangani oleh PIC yang berwenang

11
12

dibagian logistic/user dan juga oleh pengirim barang, dan kemudian


memberikan asli surat penerimaan barang kepada vendor, sebagai
lampiran dokumen penagihan kepada bagian keuangan. Surat keterangan
tersebut diterbitkan untuk memastikan bahwa benar barang yang telah
diterima dari vendor dalam keadaan baik.
5. Data/dokumen yang terbit saat proses penerimaan barang menjadi rujukan
untuk proses pembayaran pada bagian keuangan (finance) dan bagian
pembukuan (accounting).

3.2 Barang Dagang


Persediaan barang dagang atau biasa disebut merchandise inventory
adalah barang dagang yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Barang tersebut
bisa didapatkan melalui pemasok atau buatan sendiri, dan diugunakan untuk
dijual kembali pada konsumen maupun produksi ulang dalam operasi
usahanya. Selain itu, merchandise inventory juga dikategorikan sebagai asset
lancar. Artinya produk-produk yang termasuk dalam persediaan barang
dagang mampu memberikan manfaat atau keuntungan pada perusahaan.
Penilaian merchandise inventory dapat dilakukan menggunakan rumus
sebagai berikut. ‘Nilai Persediaan Barang = Jumlah Fisik x Harga Per Unit’
Macam-macam transaksi yang berkaitan dengan persediaan barang
dagang dapat diuraikan diantara lain sebagai berikut:
1. Pembelian barang dagang
2. Retur pembelian
3. Potongan pembelian
4. Pembayaran beban angkut pembelian
5. Penjualan barang dagang
6. Retur penjualan
7. Potongan penjualan
8. Pembayaran beban angkut penjualan
9. Pemberlakuan PPN da PPnBM
13

Dalam akuntansi terdapat 2 metode pencatatan segala jenis transaksi


yang berkaitan dengan merchandise inventory yakni metode akuntansi fisik
dan perfetual.
Dimana metode fisik adalah cara penghitungan nilai dan jumlah
persediaan barang yang hanya dilakukan pada akhir periode saja. Artinya,
setiap akhir periode akan ada perhitungan persediaan barang dalam gudang.
Sedangkanmetode perfetual adalah perhitungan yang dilakukan setiap kali
terjadi perubahan pada persediaan barang dalam gudang. Jadi, setiap kali ada
transaksi baik pembelian maupun penjualan barang maka akan selalu
dilakukan perhitungan dan pencatatan.

2. Sistem Persediaan Barang Dagang


Secara umum, terdapat dua cara yang dapat dilakukan pemilik usaha
dalam menghitung persediaan barang dagang, yaitu metode perpetual dan
metode periodic. Penjelasan selengkapnya mengenai sistem perhitungan
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perpetual inventory system
Perpetual inventory system adalah cara perhitungan persediaan barang
dagang dalam gudang secara berkelanjutan. Dimana hal tersebut akan
lebih memudahkan pemilik usaha untuk terus mengetahui update
terbaru dari stok yang tersedia di dalam gudang. Namun, penggunaan
sistem perpetual juga dinilai dapt memakan waktu lebih lama, karena
dilakukan secara terus-menerus selama periode tertentu.
b. Periodic inventory system
Berbanding terbalik dengan sistem perpetual, sistem periodik
merupakan pencatatan barang yang hanya dilakukan sekali. Serig kali,
sistem periodik dihitung ketika seorang pemilik usaha ingin melakukan
tutup buku. Artinya, perhitungan hanya akan terjadi pada periode saja.
Dengan begitu, pemilik usaha tidak harus menghabiskan banyak waktu
dalam perhitungan stok di gudang.
14

3. Jenis Persediaan Barang Dagang


Secara umum, jenis persediaan barang dagang digolongkan menjadi
2 yakni persediaan barang dalam perusahaan dagang dan perusahaan
manufaktur. Penjelasan selengkapnya mengenai jenis merchandise
inventory adalah sebagai berikut:
b. Persediaan barang dalam perusahaan dagang
Dalam perusahaan dagan, pengertian merchandise inventory adalah
seluruh barang yang dibeli dari pemsok, kemudian disimpan dalam
gudang, baru setelah itu dijual pada konsumen. Oleh sebab itu,
persediaan barang dagang dalam perusahaan ini tidak mengalami proses
pengolahan barang, melainkan hanya bisa di supply, disimpan,
kemudian dijual.
c. Persediaan barang dalam perusahaan manufaktur
Sedangkan dalam perusahaan manufaktur, pengertian merchandise
inventory adalah persediaan bahan baku, barang setengah jadi dan
barang jadi. Di mana barang-barang tersebut juga diperuntukan untuk
dijual kepada konsumen. Jadi, persediaan barang dagang dalam
perusahaan manufaktur mengalami proses pengolahan atau produksi,
sampai barang tersebut dinilai siap diperjual belikan pada masyarakat.
Secara umum, jenis persediaan barang dagang dalam perusahaan
manufakur terdiri dari 3 jenis, antara lain sebagai berikut:
a) Persediaan barang baku (raw matrial inventory)
Raw material inventory adalah persediaan barang yang masih
berupa bahan baku. Dimana nantinya barang ini akan mengalami
proses pengolahan dan produksi menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi.
b) Persediaan barang dalam proses (work in process inventory)
Work in process inventory adalah persediaan barang yang telah
mengalami proses produksi namun masih belum menyeluruh atau
belum siap untuk diperjual belikan. Maka, barang ini membutuhkan
15

beberapa tahapan kembali sebelum nantinya siap dijual di


masyarakat.
c) Persdiaan barang jadi (finished goods inventory)
Finished goods inventory adalah persediaan barang yang berbentuk
produk jadi. Barang jenis ini sudah tidak memerlukan proses
pengolahan atau produksi kembali, dan sudah siap untuk diperjual
belikan pada masyarakat.

3.3 Fakftur dan Fungsi Faktur serta Jenis-Jenis Faktur


1. Faktur

Gambar 3.1 Bentuk Fisik Faktur

Faktur adalah suatu dokumen komersial yang merinci transaksi


antara pembeli dan penjual. Baik transaksi pembelian secara tunai maupun
kredit, membutuhkan faktur. Misalnya, pada transaksi pembelian secara
kredit, faktur juga merinci ketentuan kesepakatan serta memberikan
informasi tentang metode pembayaran yang tersedia. Dalam masyarakat
umum, faktur juga dikenal sebagai kuitansi, tagihan atau faktur penjualan.
Secara umum, faktur dibuat dalam format hardcopy, disertai dengan
16

beberapa salinan sehingga baik pembeli dan penjual masing-masing


memiliki catatan transaksi yang bisa digunakan sebagai pencacatan.
Namun dewasa ini faktur pajak berbentuk elektronik sudah lazim
digunakan dan tetap bisa dicetak dalam bentuk hardcopy sesuai
permintaan atau dikirimkan via surat elektonik atau e-mail ke pihak-pihak
yang terlibat dalam suatu transaksi. Kehadiran faktur pajak berbentuk
elektronik ini jelas memudahkan pencarian dan penyortiran atas transaksi
tertentu pada tanggal tertentu.
Seperti halnya dokumen, faktur memiliki penanda yang menunjukan
bahwasanya faktur tersebut merupakan dokumen komersial yang sah.
Faktur biasanya memiliki pengidentifikasi unik yang dsebut nomor faktur,
yang berguna sebagai referensi internal dan eksternal. Selain itu, faktur
juga berisi identitas penjual disertai informasi kontak penjual agar apabila
terjadi kesalahan dengan tagihan yang disampaikan, pihak pembeli
langsung bisa menghubungi penjual atau layanan pelanggan lewat kontak
yang tertera pada faktur.
Faktur juga mengurangi terkait ketentuan pembayaran, serta
informasi yang berkaitan dengan diskon, rincian pembayaran awal atau
biaya keungan yang dinilai untuk pembayaran yang terlambat. Faktur juga
menyajikan biaya unit dari suatu barang, total unit yang dibeli,
pengiriman, penanganan, pengiriman dan biaya pajak terkait, serta
mengurangi jumla total yang terutang.
Faktur juga mencantumkan tanggal faktur, yang merupakan tanggal
resmi dimana barang telah ditagih. Tanggal faktur memiliki informasi
penting mengenai pembayaran, serta menunjukan durasi kredit dan tanggal
jatuh tempo tagihan. Ini sangat penting untuk entitas yang menawarkan
kredit.

2. Fungsi Faktur
Dalam sebuah transaksi jual beli, fungsi atau manfaat dari faktur atau
invoice di antaranya adalah:
17

a. Sebagai informasi mengenai rincian barang atau jasa yang dibeli oleh
pelanggan.
b. Sebagai informasi mengenai jumlah tagihan serta termin pembayaran
yang harus dibayar oleh pelanggan.
c. Sebagai acuan bagi pelanggan untuk komplain apabila barang yang
dibeli tidak sesuai nilainya, spesifikasi, jumlahnya ke penjual.
d. Sebagai acuan atau rujukan yang absah ke pihak lain apabila barang
yang tercantum akan dijual kembali.
e. Sebagai rujukan yang absah untuk memasukan transaksi ke pembukuan
keungan perusahaan.
f. Sebagai rujukan yang absah untuk dijadikan faktur pajak untuk kasus-
kasus tertentu.

Selain fungsi faktur diatas ada juga 2 fungsi faktur yaitu faktur
dalam dunia bisnis dan faktur bagi perusahaan yaitu diantaranya:
1) Fungsi faktur dalam dunia bisnis
Secara umum, fungsi faktur adalah sebagai dokumen bukti utang
atau transaksi penjualan kredit antara pihak pembeli dengan penjual.
Sedangkan fungsi faktur dalam dunia bisnis adalah sebagai berikut:
a) Sebagai bukti sah ketika hendak menambahkan transaksi ke
dalam pembukuan keuangan
b) Menjadi bukti sumber rujukan yang sah apabila barang atau jasa
yang berikaitan akan dijual lagi kepada pihak lain
c) Sebagai laporan yang sah untuk tanda terima barang dan faktur
pajak.
d) Sebagai penjaga kepastian hukum, terutama bagi pihak penjual
dan pembeli
e) Sebagai wadah penyimpanan arsip keuangan atau penjualan. Hal
tersebut karena faktur itu memiliki informasi lengkap mengenai
pembeli dan barang yang dibeli
18

f) Sebagai bahan analisis untuk melihat pola pembelian konsumen,


sehingga dapat digunakan sebagai acuan promosi dalam jangka
kedepannya

2) Fungsi faktur bagi perusahaan


Faktur adalah dokumen penting yang tidak boleh dihilangkan
oleh perusahaan. Sebab faktur adalah bukti bahwa transaksi jual beli
itu telah dilakukan sebelumnya. Bagi perusahaan, fungsi faktur
adalah sebagai berikut:
a) Sebagai informasi mengenai besarnyan tagihan pembayaran yang
harus dilakukan oleh pembeli
b) Sebagai infomasi barang atau jasa yang diberikan kepada pihak
pembeli
c) Sebagai dasar rujukan, apabila terjadi kesalahan dalam transaksi
jual beli, terutama dalam penghitungan total tagihan

Seperti yang telah disebutkan, faktur memiliki fungsi sebagai


dokumen yang merinci transaksi antara pembeli dan penjual. Namun,
fungsi faktur tidak hanya sebagai perinci transaksi, berikut ini beberapa
fungsi lain faktur selain sebagai dokumen perinci transaksi.
1. Fungsi pengendalian akuntansi
Fungsi pengendalian akuntansi ini tertera pada jumlah total yng tertera
pada faktur, yang mana jumlah total jatuh tempo ini dapat diakui
menjadi hutang dagang untuk pembeli dan piutang dagang untuk
penjual. Total jatuh tempo yang tercatat pada faktur ini dapat
dimasukkan dalam laporan keuangan, dalam akun hutang dagang dan
piutang dagang, utamanya ketika transaksi dilakukan secara kredit.
Pengguna faktur mewakili keberadaan kredit, karena penjual telah
mengirim produk atau memberikan layanan tanpa menerima uang tunai
di muka.
19

2. Fungsi kontrol internal


Faktur adalah elemen penting dari pengendalian internal dalam
akuntansi perusahaan. Komponen biaya pada faktur harus disetujui oleh
orang dalam manajemen perusahaan yang bertanggung jawab terhadap
masalah perpajakan. Fungsi internal lainnya terwujud dari pencocokan
faktur dengan pesanan pembelian. Setelah merekonsiliasi informasi,
pembayaran baru bisa dicairkan untuk transaksi yang disetujui. Bagian
audit juga perlu memastikan faktur dimasukkan ke dalam periode
akuntansi yang tepat ketika menguji pemotongan biaya.

3. Jenis-Jenis Faktur
Dibawah ini adalah jenis-jenis faktur yang digunakan sebagai bukti
transaksi bisnis diantarnya yaitu:
b. Faktur biasa, yaitu jenis dokumen yang umum digunakan dalam
transaki yang bersifat sederhana dala kehidupan sehari-hari atau dalam
transaksi jual beli. Biasanya diberikan pada transaksi secara umum dan
memiliki sistem yang sederhana.
c. Proforma invoice, faktur proforma adalah jenis dokumen yang bersifat
sementara yang diberikan sebelum penyerahan barang secara
keseluruhan. Artinya, dokumen ini digunakan sebagai pengganti
sementara dikarenakan barang yang diterima oleh konsumen dikirimkan
dengan cara bertahap atau terpisah.
d. Commercial invoice, adalah jenis yang dibuat khusus untuk melakukan
perdagangan luar negri atau ekspor impor.
e. Invoice barang, dokumen yang satu ini berisi daftar barang yang dibeli
oleh konsumen. Terkadang, penjual menyertakan harga biasanya,
digunakan oleh para kurir untuk mengirimkan barangnya.
f. Invoice jasa, merupakan sebuah dokumen penagihan atas jasa yang
telah disediakan penyedia kepada pengguna. Misalnya, pengguna
internet, hosting web dan lain-lain.
20

g. Faktur pajak, merupakan jenis yang dikeluarkan oleh instansi pajak.


Sesuai dengan namanya, ini berisi bukti pungutan pajak PKP yang
melakukan penyerahan barang kena pajak atau penyerahan jasa kena
pajak.
h. Invoice penjualan, faktur penjualan adalah sebuah bukti yang penjual
berikan kepada pembeli atas barang atau jasa yang dijualnya. Biasanya
diberikan oleh penjual saat barang telah sampai pada tujuan atau tempat
pembeli.
i. Invoice pembelian, faktur pembelian adalah sebuah bukti yang
menyatakan bahwa barang atau jasa yang dibeli sesuai dengan
keinginan pembeli. ini berisi detail barang atau jasa serta harga tagihan
yang harus dilunasi oleh konsumen atau pembeli.
j. Invoice penagihan, merupakan dokumen yang bertujuan untuk menagih
biaya yang harus dibayarkan oleh pembeli baik itu barang ataupun jasa.

3.4 Faktur Pembelian dan Manfaat Serta Komponen Faktur Pembelian


1. Pengertian Faktur Pembelian
Faktur pembelian adalah invoice yang diterima oleh konsumen atau
pembeli dari penjual. Ini adalah istilah untuk faktur penjualan di mana
barang atau jasa yang dibeli sudah diterima. Jadi, dengan kata lain
dokumen ini sebernanya sama dengan faktur penjualan tetapi beda sudut
pandangnya saja.

2. Manfaat faktur pembelian


Faktur pembelian memilki banyak kegunaan atau contoh manfaat
sehingga sebaiknya jangan langsung membuangnya begitu saja setelah
berbelanja. Berikut adalah beberapa manfaat faktur pembelian:
b. Merupakan bukti fisik bahwa barang atau jasa yang dibeli sesuai
dengan keinginan pembeli. Didalamnya tertulis detail barang atau jasa
dan juga harga.
21

c. Sebagai bukti informasi nilai tagihan pembayaran yang harus dilunasi


oleh konsumen atau pembeli. berfungsi juga sebagai bukti informasi
saat penagihan.
d. Dokumen yang sah untuk dicatat kan dalam pembukuan akuntansi.
e. Sebagai bukti yang sah untuk melakukan klaim dari konsumen kepada
penjual jika barang yang diberikan tidak sesuai degan pesanan.
f. Sebagai dokumen yang mampu menunjukan banyaknya persediaan
barang setelah dilakukan pembelian, dan lain sebagainya.
g. Faktur pembelian adalah salah satu contoh dokumen penting dalam
perusahaan. Selain sebagai bukti transaksi, adanya dokumen ini juga
sebagai tanda berapa banyak barang yang telah dijual. Sehingga
perusahaan dapat memperbarui stok barag mereka.

1. Komponen Faktur Pembelian


Komponen faktur pembelian meliputi hal-hal berikut ini, seperti
contoh:
a. Nama perusahaan atau identitas penjual, bagian ini meliputi nama, logo
dan alamat perusahaan. Jika memungkinkan, nomor telepon yang bisa
dihubungi juga bisa dimasukkan.
b. Nama konsumen atau pembel yang ber-transaksi lengkap dengan
alamatnya.
c. Nomor seri atau nomor transaksi.
d. Tanggal faktur.
e. Detail transaksi
f. Nominal yang dibayar, nominal ini mencakup sub total dan PPN yang
harus dibayar oleh konsumen.
g. Nama dan tanda tangan kasir serta nama dan tanda tangan konsumen.
Ini merupakan bukti bahwa transaksi sudah dilakukan atas persetujuan
dua belah pihak.
22

Data-data di atas bisa memudahkan pencatatan atau pembukuan di


akhir periode akuntansi perusahaan. Jika terdapat penagihan atau hal
lainnya, tentunya lebih mudah diperiksa karena data yang diberikan
lengkap. Biasanya faktur asli diserahkan kepada pihak pembeli sebagai
bukti pencatatan pembelian sedangkan kopiannya dipegang oleh penjual.

3.5 Proses Pengecekan Penerimaan Barang Dagang Menggunakan Kertas


Faktur

Gambar 3.2 Proses Pengecekan Barang

Sistem peneriman barang atau yang sering disebut degan goods receipt
merupakan suatu hal yang paling sering dilakukan khususnya di suatu
perusahaan. Kita ambil contoh saja seperti penerimaan barang dagang.
Penerimaan barang dagang dapat dikatakan sebagai hal yang perlu menjadi
perhatian dalam kegiatan operasional. Secara umum, perlu diketahui fungsi
dari penerimaan barang dagang yaitu bertanggung jawab dalam melakukan
pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas serta kualitas barang yang
23

diterima dari pemasok guna menentukan apakah layak untuk diterima atau
tidaknya suatu barang dagang yang datang.
Berikut ini adalah hal yang perlu diperhatikan dalam proses penerimaan
barang dagang antara lain:
1. Penerimaan dan pengecekan faktur pembelian
Ketika distributor mengirim barang sudah pasti menyertakan faktur
penjualan. Pada faktur penjualan tersebut biasanya berisikan data seperti
tanggal surat jalan, nama brang, jumlah barang dan nomor purchase order
(PO) barang yang akan dikirm.
2. Mengecek jumlah barang
Setelah anda menerima faktur penjualan dari distributor, faktur
penjualan tersebut akan berganti nama menjadi faktur pembelian,
kemudian segeralah lakukan pengecekan secara teliti apakah sesuai dengan
barang yang datang atau tidak. Cek jenis barang apakah benar barang yang
dikirim adalah barang yang di pesan. Setelah itu cocokan dan hitung
jumlah barang yang datang apakah sama dengan faktur pembelian atau
tidak.
3. Pengecekan fisik barang
Setelah menghitung jumlah barang yang datang, maka kegiatan
selanjutanya adalah mengecek fisik barang datang. Lakukanlah dengan
teliti, apakah ada yang rusak atau tidak. Jika telah ditemukan terdapat
barang yang secara fisik tidak sesuai standar segera pisahkan, lalu lakukan
pencatatan untuk barang tersebut yang nantinya akan dikembalikan kepada
distributor untuk dilakukan penggantian.

Setelah proses pengecekan penerimaan barang selesai tahap selanjutnya


adalah memasukan data atau penginputan barang yang sudah diperiksa ke
sistem, input data terdapat beberapa proses yang harus dilakukan, karena
penginputan barang merupakan hal yang bersifat wajib. Maka cara
penginputan barang akan dijelaskan satu per satu diantaranya sebagai berikut:
24

b. Klik pembelian

Gambar 3.3 Tampilan Sesudah Login ke Sistem

Setelah login maka tampilan layar akan seperti gambar diatas, kemudian
klik pembelian yang berada di atas baris ke empat untuk melanjutkan
proses penginputan data barang dagang.

c. Selanjutnya klik otomatis dan kredit

Gambar 3.4 Tampilan Pembelian

Setelah klik pembelian maka tampilan layar akan otomatis berubah ke


tampilan pembelian selanjutnya klik otomatis dan kredit pada layar.
25

d. Klik titik 3 dibagian kode supplier

Gambar 3.5 Tampilan pembelian (Untuk Memasukan Nama


Supplier)

Sesudah klik otomatis dan kredit selanjutnya klik titik 3 pada bagin kode
suppler.

e. Ketik nama supplier barang yang akan dimasukan ke sistem

Gambar 3.6 Tampilan Pembelian (Memasukan Nama Supplier)

Setelah mengkilik titik 3 di bagian kode supplier maka akan muncul


tampilan untuk memasukan nama supplier.
26

f. Contoh nama supplier “PT. SURYA DONASIN”

Gambar 3.7 Tampilan Pembelian (Contoh Nama Supplier)

Kemudian masukan nama supplier seperti gambar di atas, contoh yaitu


PT. SURYA DONASIN sebagai nama supplier.

g. Masukan barang sesuai faktur

Gambar 3.8 Tampilan Pembelian (Masukan Barang Sesuai Faktur)


27

Sesudah memasukan nama supplier tampilan akan kembali lagi ke


tampilan awal, selanjutnya masukan nama barang sesuai data yang ada di
kertas faktur nama yang dimasukan ke sistem akan otomatis muncul harga
tiap barangnya.

h. Sinkronkan total akhir sistem dan total akhir faktur

Gambar 3.9 Tampilan Pembelian (Total Akhir)

Setelah memasukan semua barang ke sistem maka akan terlihat total akhir
keseluruhan barang, sebelum menyimpan datanya cek kembali barang
yang dimasukan ke sistem sesuai atau tidak dengan faktur dan sinkronkan
total akhir di sistem dengan total akhir di kertas faktur.

i. Klik simpan
28

Gambar 3.10 Tampilan sesudah disimpan


Demikian proses penginputan barang ke sistem jika barang sudah
diinput ke sistem dan sudah sama sesuai data yang ada di faktur maka tahap
terkahir adalah barang tersebut langsung dibawa untuk dipajang di rak-rak
penjualan sesuai dengan kategori barang.
29
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama
tiga bulan di Koperasi Kartika Brajawijaya Yonif Raider 300/bjw, sangat
banyak pengalaman dan ilmu pengetahuan yang kami dapatkan. Jika di
sekolah kita diajarkan bermacam-macam teori kejuruan, maka ketika praktik
kerja lapangan, teori itu akan digunakan sebagai dasar dalam melaksanakan
suatu kegiatan (Praktik). Pada intinya, kegiatan praktik kerja lapangan sangat
berguna untuk mengembangkan apa yang diajarkan di sekolah. Praktik kerja
lapangan bisa disebut sebagai pelengkap dan proses pematangan atau
pemantapan kelak saat sudah berkecimpung dalam dunia kerja. Maka diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. penerimaan barang adalah menerima barang fisik dari pabrik atau vendor
yang dimana purchase order (PO) menjadi dokumen yang digunakan
sebagai dasar berapa barang yang harus diterima, jenis barangnya apa dan
untuk memastikan bahwa sudah sesuai dengan purchase order.
2. Persediaan barang dagang atau biasa disebut merchandise inventory adalah
barang dagang yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Barang tersebut bisa
didapatkan melalui pemasok atau buatan sendiri, dan diugunakan untuk
dijual kembali pada konsumen maupun produksi ulang dalam operasi
usahanya. Selain itu, merchandise inventory juga dikategorikan sebagai
asset lancar. Artinya produk-produk yang termasuk dalam persediaan
barang dagang mampu memberikan manfaat atau keuntungan pada
perusahaan.
3. Faktur adalah suatu dokumen komersial yang merinci transaksi antara
pembeli dan penjual. Baik transaksi pembelian secara tunai maupun kredit,
membutuhkan faktur. Misalnya, pada transaksi pembelian secara kredit,
faktur juga merinci ketentuan kesepakatan serta memberikan informasi

30
31

tentang metode pembayaran yang tersedia. Dalam masyarakat umum,


faktur juga dikenal sebagai kuitansi, tagihan atau faktur penjualan.
4. Faktur Pembelian, manfaat,
b. Pengertian faktur pembelian
Faktur pembelian adalah invoice yang diterima oleh konsumen atau
pembeli dari penjual. Ini adalah istilah untuk faktur penjualan di mana
barang atau jasa yang dibeli sudah diterima. Jadi, dengan kata lain
dokumen ini sebernanya sama dengan faktur penjualan tetapi beda
sudut pandangnya saja.
c. Manfaat faktur pembelian
Faktur pembelian memilki banyak kegunaan atau contoh manfaat
sehingga sebaiknya jangan langsung membuangnya begitu saja setelah
berbelanja.
d. Komponen Faktur Pembelian
Komponen faktur pembelian meliputi hal-hal berikut ini, seperti
contoh:
a. Nama perusahaan atau identitas penjual, bagian ini meliputi nama,
logo dan alamat perusahaan. Jika memungkinkan, nomor telepon
yang bisa dihubungi juga bisa dimasukkan.
b. Nama konsumen atau pembel yang ber-transaksi lengkap dengan
alamatnya.
c. Nomor seri atau nomor transaksi.
d. Tanggal faktur.
e. Detail transaksi
f. Nominal yang dibayar, nominal ini mencakup sub total dan PPN
yang harus dibayar oleh konsumen.
g. Nama dan tanda tangan kasir serta nama dan tanda tangan
konsumen. Ini merupakan bukti bahwa transaksi sudah dilakukan
atas persetujuan dua belah pihak.
32

2. Sistem peneriman barang atau yang sering disebut degan goods receipt
merupakan suatu hal yang paling sering dilakukan khususnya di suatu
perusahaan. Berikut ini adalah hal yang perlu diperhatikan dalam proses
penerimaan barang dagang antara lain:
a. Penerimaan dan pengecekan faktur pembelian
b. Mengecek jumlah barang
c. Pengcekan fisik barang

4.2 Saran
1. Bagi siswa atau siswi yang melakukan kegiatan praktik kerja lapangan
(PKL) saran yang paling penting adalah menjaga nama baik sekolah
dimana perusahaan tempat dilaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan
(PKL) dan mematuhi peraturan yang ada diperusahaan.

2. Bagi sekolah sebaiknya siswa atau siswi yang akan diterjunkan ke


perusahaan untuk mengikuti PKL dibekali terlebih dahulu mengenai
pekerjaan yang akan dilakukan dalam perusahaan, sehingga siswa atau
siswi merasa siap baik secara mental maupun fisiknya.

3. Bagi perusahaan diharapkan agar kerja sama antara sekolah dengan


perusahaan lebih ditingkatkan dengan banyak memberi peluang kepada
siswa dan siswi SMK untuk praktik kerja lapangan. Untuk para karyawan
lebih ditingkatkan lagi motivasi dan kedisiplinannya dalam bekerja.
Hubungan karyawan dengan siswa/I prakerin diharapkan selalu terjaga
keharmonisannya agar dapat tercipta suasana kerjasama yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com
https://krakataujasaindustri.com
https://crewdible.com
https://kamus.tokopedia.com
https://www.online-pajak.com
LAMPIRAN-LAMPIRAN
FOTO KEGIATAN

Pengecekan Barang
Mengecek Barang SO
Memfaktur
Mendisfel Barang

Anda mungkin juga menyukai