Anda di halaman 1dari 26

AKUNTANSI PERPAJAKAN

“AKTIVITAS TRANSAKSI PERUSAHAAN


CONSUMER GOOD”

Nama
Kelompok :
• Anasya Putri D 151810713012
• Tsania Noor H 151810713034
• Rizky Setya A 151810713051
• M. Nawanda Septian 151810713053

Diploma III Perpajakan - Fakultas Vokasi


Universitas Airlangga Surabaya
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya di hari akhir nanti.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Dr. Santi Novita., SE.,MM., Ak.,selaku dosen/tenaga didik mata kuliah Akuntansi Perpajakan
(Praktikum) yang telah memberikan tugas ini sehingga menambah pengetahuan dan wawasan
tentang bidang studi yang kami tekuni ini
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Santi Novita., SE.,MM., Ak., selaku
dosen/tenaga didik mata kuliah Akuntansi Perpajakan (Praktikum) yang memberikan arahan,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Surabaya, 18 Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………..…...……………………………. i


DAFTAR ISI ……………………………..………………………….………………….…… ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang ………………………………………………………………….. 01
B. Rumusan masalah ………………………………………………………………. 01
C. Tujuan …………………………………………………………………………... 02
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Struktur Organisasi Perusahaan ……………………………………..…………..03
B. Peran Akuntansi dalam Perpajakan ………………………...…..………….….... 05
C. Ketentuan Pembukuan dalam Akuntansi dan Akuntansi Perpajakan……..……. 05
D. Transaksi dan Jurnal Aktiva Lancar…………………………………………...... 12
E. Transaksi dan Jurnal Aktiva Tetap ………………………………………….…. 14
F. Transaksi dan Jurnal Investasi Jangka Panjang ………………………………… 15
G. Transaksi dan Jurnal Kewajiban …………………………………………...…... 17
H. Transaksi dan Jurnal Ekuitas ………………………………………………….... 20
BAB 3 PENUTUPAN
A. Kesimpulan …………………………………………………………………...… 21
DAFTAR PUSTAKA …………………………..……………………………………...…… iii
BAB I
PENDAHULUAN
ii

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari hari kita sering mendengar istilah akutansi dan pajak melalui
media massa seperti koran televisi dan radio maupun melaui orang orang di sekitar kita.
Akuntansi merupakan suatu proses pencatatan, pengklasifikasian, pengolahan, dan penyajian
suatu data yang berhubungan dengan keuangan sehingga dengan mudah dapat dimengerti
oleh pihak yang menggunakannya maupun yang melihatnya dalam suatu pengambilan
keputusan. Sedangkan pajak merupakan iuran wajib yang diserahkan oleh masyarakat kepada
pemerintah yang digunakan untuk pembangunan nasional dan memerlukan proses di dalam
pengolahan iuran tersebut. Akuntansi dan pajak itu saling berhubungan. 
Akuntansi Perpajakan adalah salah satu bidang akuntansi yang diterapkan dengan
tujuan untuk menetapkan besarnya pajak terutang. Dengan adanya akuntansi perpajakan yang
baik tentunya akan memberikan dampak yang baik pula dalam sebuah instansi. Konsistensi
dalam penerapan akuntansi perpajakan dalam penyajian laporan keuangan instansi adalah
sangat penting, karena laporan keuangan tahunan instansi merupakan informasi keuangan
yang dipublikasikan kepada para stake holder. Ketidakkonsistenan penyajian akan
menyulitkan dan bahkan bisa menyesatkan dalam mengambil keputusan. 
Secara sederhana Akuntansi Perpajakan dapat didifinisikan sebagai Bidang Akuntansi
yang mengkalkulasi, menangani, mencatat, bahkan menganalisa dan membuat strategi
perpajakansehubungan dengan transaksi pada suatu instansi. Pada kesempatan ini
pembahasan fokus pada perpajakan dalam akuntansi dan menganalisa transaksi-tranksai apa
saja kah dalam perusahaan dan bagaimanakah penulisan jurnalnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai beberapa hal
antara lain :
1. Bagaimana profil, struktur, dan sejarah perusahaan?
2. Bagaimana peran Akuntansi Perpajakan dalam perusahaan?
3. Bagaimana Ketentuan pembukuan dalam perpajakan dan akuntansi perpajakan?
4. Bagaimana transaksi dan jurnal untuk akun aktiva lancar?
5. Bagaimana transaksi dan jurnal untuk akun aktiva tetap?
6. Bagaimana transaksi dan jurnal untuk akun investasi jangka panjang? 1
7. Bagaimana transaksi dan jurnal untuk akun kewajiban?
8. Bagaimana transaksi dan jurnal untuk akun ekuitas?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusalan masalah diatas, maka tujuan dari penyusunan makalah ini antara
lain sebagai berikut :
1. Mengetahui bagaimana profil, stratuktur organisai,dan sejarah perusahaan
2. Mengetahui peran akuntansi dalam perpajakan
3. Mengetahui tentang ketentuan pembukuan dalam perpajakan dan akuntansi
perpajakan
4. Mengetahui contoh transaksi dan jurnal tentang aktiva lancer
5. Mengetahui contoh transaksi dan jurnal tentang aktiva tetap
6. Mengetahui contoh transaksi dan jurnal tentang investasi jangka panjang
7. Mengetahui contoh transaksi dan jurnal tentang kewajiban
8. Mengetahui contoh transaksi dan jurnal tentang ekuitas
BAB II
PEMBAHASAN
2

A. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN


1. Profil Perusahaan
Nama perusahaan : Kopinang Dengan Bismillah
Badan hukum : Perseroan Terbatas
Berdiri : 18 Agustus 2015
Alamat : Delta Silicon II Lippo Cikarang, Kavling
Industri, Jawa Barat, Kode Pos 17550
No. telp : 021-5515090
NPWP : 49.098.122.2-606.000
Luas bangunan          : 55,82 x 107,74 m atau sekitar 6000 m2
Luas perkebunan : 35 hektar di Bogor

DIREKTUR
UTAMA

DEPARTEMEN
DEPARTEMEN DEPARTEMEN DEPARTEMEN
ADM &
HRD PEMASARAN PRODUKSI
KEUANGAN

Kabid. Sales & Kabid. Kabid. Kabid.


Kabid. Kabid. Marketing Distribusi Kabid.
Kabid. Promosi Persiapan Packaging &
Administrasi Keuangan Processing
Bahan Baku Storing

2. Struktur Perusahaan

DIREKTUR UTAMA : M. Nawanda Septian


DEP. ADM & KEUANGAN : Anasya Putri Damayanti
DEP. HRD :Devita Chelsea Putri
DEP. PEMASARAN : Tsania Noor Haliza
DEP. PRODUKSI : Rizky Setya Anggriani
3. Sejarah Perusahaan
PT Kopinang dengan Bismillah yang mewarisi tradisi sekental kopinya. Sebagai
3
usaha keluarga pemilik merk kopi terbesar di Indonesia, akar perusahaan ini mulai
tumbuh dari sebuah industri rumah tangga sederhana di Surabaya, di mana lebih dari
79 tahun silam pada tahun 1927, Sang Pelopor Go Soe Loet memproduksi kopi
terkenalnya. Dalam rentang waktu tak terlalu lama, perusahaan mulai memproduksi
kopi dengan merk “Kapal Api” yang secara langsung mengaspirasikan simbol
teknologi tertinggi dan kemewahan pada zaman tersebut. Lebih dari itu, inspirasi
untuk senantiasa mengacu pada kualitas, menjadikan perusahaan mengalami
kemajuan yang pesat dan berkelanjutan.
Pada tahun 1970, perusahaan melakukan perkembangan sekaligus perubahan.
Generasi kedua mulai tampil untuk memastikan kelanjutan dan kesuksesan usaha
dengan memperkenalkan mesin dan peralatan mutakhir, mengembangkan manajemen,
meningkatkan keterampilan tenaga kerja serta memperluas penyebaran produk hingga
tersedia di seluruh Jawa Timur. Tahun 1980 kami membangun pabrik yang sekarang
berada di Sepanjang, Sidoarjo, Jawa timur. Pada tahap ini, merk Kapal Api telah
menjadi penyangga utama perusahaan yang tersebar rata di seluruh Indonesia
sekaligus menjadi pemimpin pasar dengan rangkaian produk lengkapnya.
Melanjutkan sukses merk Kapal Api dan demi kepuasan pelanggan, PT Kopinang
Dengan Bismillah memperkenalkan beberapa merk kopi lain yang juga berhasil
meraih sukses di pasaran, yaitu Excelso, ABC, Good Day, Ya dan Kapten. Hingga
kini, PT Kopinang Dengan Bismillah dengan rangkaian produknya telah menjadi
bagian dari keseharian dan bahkan berlangsung dari generasi ke generasi.

4. Visi dan Misi Perusahaan


VISI : Menjadi perusahaan kopi instan terkemuka dan terbesar di
dunia
MISI : 1. Mengubah paradigma cara penyajian kopi instan dengan
menawarkan kepraktisan kopi celup bercita rasa khas tinggi
2. Market leader dalam pasar kopi instan
3. Menciptakan tren baru penyajian kopi untuk gaya hidup
dinamis dan modern
Tujuan : 1. Memenuhi kepuasan konsumen melalui kepraktisan
penyajian kopi celup
2. Memaksimumkan profit perusahaan
4

Sasaran : Produk ini disasarkan pada pecinta kopi dengan kepraktisan


penyajian.

B. PERAN AKUNTANSI DALAM PERPAJAKAN


1. Memberikan membuat perencanaan dan strategi perpajakan (dalam artian positif)
2. Memberikan analisa dan prediksi mengenai potensi pajak perusahaan di masa
yang akan datang
3. Dapat menerapkan perlakuan akuntansi atas kejadian perpajakan (mulai dari
penialian/penghitungan, pencatatan (pengakuan) atas pajak, dan dapat
menyajikannya di dalam laporan komersial maupun laporan fiskal perusahaan. 

C. KETENTUAN PEMBUKUAN DALAM PERPAJAKAN DAN


AKUNTANSI PERPAJAKAN

1. Peranan Akuntansi Dalam Sejarah Perpajakan Di Indonesia


Sejarah perpajakan di Indonesia dapat dibagi ke dalam beberapa kurun waktu,
pada masa penjajahan Belanda, setelah merdeka sampai tahun 1979, 1979 sampai
tahun 1983, dan 1983 sampai sekarang. Peranan akuntansi atau pembukuan daam
perpajakan sejalan dengan sejarah perpajakan di Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1967, di perkenalkan system
pemungutan pajak yang dikenal system Menghitung Pajak Sendiri (MPS) dan
Menghitung Pajak Orang Lain (MPO) dengan undang-undang Nomor 867 jo, PP 11
Tahun 1967. System pemungutan pajak dalam cara yang baru ini termasuk
system self assessment. Melalui Inpres 6, Tahun 1979 yang dikenal dengan Paket 27
Maret 1979, dan KMK-108/KMK/1979, WP diberikan keringanan dalam penetapan
pajak apabila yang bersangkutan menggunakan laporan pemeriksaan akuntan public.
Peraturan baru ini sekaligus membatas kewenangan aparat perpajakan dalam
menetapkan jumalh pajak yang harus dibayarkan oleh WP. Dengan demikian, sejak
tahun 1979 peranan akuntans
Sejak tahun 1983, berlaku Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983, Undang-
undang Nomor 7 Tahun 1983, dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983. Dalam
undang-undang perpajakan yang baru berlaku asas perpajakan Indonesia, yaitu :
a.   Asas kegotongroyogan nasional terhadap kewajiban kenegaraan, termasuk
membayar pajak;
b. Asas keadilan, dalam pemungutan pajak kewenangan yang dominan tidak lagi
diberikan kepada aparat pajak untuk menentukan jumlah pajak yang harus
dibayar;
c. Asas kepastian hokum, WP diberikan ketentuan yang sederhana dan mudah
dimengerti serta pelaksanaan administrasi pemungutan pajaknya tidak birokratis;
dan
d. Asas kepercayaan penuh, masyarakat diberikan kepercayaan panuh untuk
melaksanakan kewajiban perpajakannya, termasuk keaktifan pelaksanaan
administrasi perpajakan.

2. Persyaratan Pembukuan Dalam Perpajakan


a. Diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan
keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya. (Pasal 28 ayat (3) UU KUP)
b. Diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab,
satuan mata uang Rupiah dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam
bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan. (Pasal 28 ayat (4) UU
KUP)
c. Diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau stelsel
kas. (Pasal 28 UU ayat (5) UU KUP
d. Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah
dapat diselenggarakan oleh WP setelah mendapat izin Menteri Keuangan.
(Pasal 28 ayat (8) UU KUP). Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor
196/PMK.03/2007 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Menteri Keuangan nomor 1/PMK.03/2015, bahasa asing yang diperkenankan

6
adalah bahasa Inggris dengan mata uang asing yang dikenankan adalah dolar
AS. Ketentuan lebih lanjut tentang permohonan izin/pemberitahuan
pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain rupiah
diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER - 23/PJ/2015.
e. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian
sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang. (Pasal 28 ayat (7) UU
KUP)
3. Sanksi tidak menyelenggarakan pembukuan
Sanksi bagi Wajib Pajak yang tidak menyelenggarakan pembukuan adalah
penghitunganpajaknya akan dilakukan dengan menggunakan norma penghitungan
penghasilan netodan ditambah sanksi kenaikan sebesar 50% dari pajak yang kurang
dibayar (sanksi Pasal13 ayat (3) UU 28/2007 (UU KUP)). Di samping itu ada
sanksi pidana bagi Wajib Pajakyang dengan sengaja tidak menyelenggarakan
pembukuan atau menyelengarakanpembukuan yang tidak benar sehingga
menimbulkan kerugian bagi negara berupa pidana penjara paling singkat 6 (enam)
bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan dendapaling sedikit 2 (dua) kali jumlah
pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali
jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar (sanksi pasal 39 UU
23/2007 (UU KUP)).
4. Hubungan Akuntansi Pajak dengan Akuntansi Komersial
Akuntansi keuangan merupakan aktivitas jasa yang menyediakan informasi keuangan
untuk pengambilan keputusan. Informasi yang disediakan oleh suatu proses akuntansi
diperlukan oleh setiap satuan usaha untuk mengetahui posisi dan hasil usahanya. Jadi
tujuan akuntansi komersial antara lain untuk menyediakan laporan keuangan kepada
manajemen dan pihak-pihak eksternal yang memerlukamya.
Akuntansi pajak merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang menekankan pada
penyusunan surat pemberitahuan pajak (SPT) dan pertimbangan konsekuensi perpajakan
terhadap transaksi atau kegiatan perusahaan. Dengan kata lain akuntansi pajak dapat
didefinisikan sebagai berikut:

a. Akuntansi pajak secara khusus menyajikan laporan keuangan dan informasi lain
kepada administrasi pajak. Penyajian itu sebagai pemenuhan kewajiban perpajakan
(tax compliance). Walaupun secara teknis proses penyajian laporan tidak diatur secara
rinci dalam ketentuan perpajakan, pengukuran dan penilaian atas suatu fakta sangat
dipengaruhi oleh ketentuan perpajakan
b. Ketentuan perpajakan merupakan produk lembaga legislatif yang mengikat semua
anggota masyarakat (termasuk profesi akuntan). Dengan demikian, apabila terjadi
kekurangsesuaian antara ketentuan perpajakan dan praktek akuntansi atau standar
akuntansi yang berlaku umum, maka Undang-undang Perpajakan mempunyai
prioritas untuk dipatuhi di atas praktek dan kelaziman akuntansi
c. Secara umum, akuntansi komersial disusun dan disajikan berdasarkan Standar yang
berlaku umum, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Namun, untuk kepentingan
perpajakan, akuntansi komersial harus disesuaikan dengan aturan perpajakan yang
berlaku di Indonesia. Dengan demikian, apabila terjadi perbedaan antara ketentuan
akuntansi dengan ketentuan pajak, maka untuk keperluan perhitungan, pembayaran
dan pelaporan pajak, Undang-Undang dan ketentuan Perpajakan memiliki prioritas
untuk dipatuhi.

5. Konsep dasar akuntansi perpajakan

• Pengukuran dalam Mata Uang


Satuan mata uang sebagai alat pengukur yang sangat penting dalam dunia usaha,
dapat di gunakan untuk besarnya harta, kewajiban modal, penghasilan dan biaya.
Menurut Pasal 28 Ayat 4 UU KUP Nomor 16 Tahun 2009 yang mewajibkan agar
“ pembukuan atau pencatatan tersebut harus di selenggarakan dengan menggunakan
satuan mata uang rupiah”.
• Kesatuan Akuntansi
suatu usaha dinyatakan terpisah dari pemiliknya apabila transaksi yang terjadi dengan
perusahaan bukanlah transaksi perusahaan dengan pemilik. Pemilik dean perusahaan
adalah dua lembaga yang terpisah sama sekali. Menurut pasal sesuai ketentuan Pasal
9 ayat 1 huruf b UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 “besarnya penghasilan pajak bagi
Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT) tidak boleh dikurangkan
biaya yang dibebankan atau di dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang
saham, sekutu, atau anggota”.
• Konsep kesinambungan
konsep yang diatur dengan tujuan pendirian suatu perusahaan adalah untuk
berkembang dan mempunyai kelangsungan hidup seterusnya. Hal ini mengacu
konsep Pasal 25 ayat 1 UU PPh Nomor 38 Tahun 2008 “besarnya anggsuran [ajak
dalam tahun pajak berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk
setiap bulan adalah sebesar PPh yang terutang menurut SPT PPh tahun pajak yang
lalu”.
• Konsep Nilai Historis
transaksi bisnis yang dicatat berdasarkan harga pada saat terjadinya transaksi
tersebut. Dengan konsep ini maka harta dicatat sebesar harga perolehannya; sesuai
dengan Pasal 10 ayat 6 UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 “persediaan dan pemakaian
persediaan untuk perhitungan harga pokok dinilai berdasarkan harga perolehan
yang dilakukan secara rata-rata atau dengan cara mendahulukan persediaan yang
diperoleh”.
• Periode Akuntasi
Periode akuntansi tersebut sesuai dengan konsep kesinambungan; dimana hal ini
mengacu pada Pasal 28 ayat 6 UU KUP Nomor 16 Tahun 2009. Tahun pajak adalah
sama dengan tahun pajak takwim kecuali WP menggunakan tahun buku yang tidak
sama dengan tahun takwim.
• Konsep Taat Asas
Konsep ini menggunakaan metode akuntansi dari satu period eke periode berikutnya
haruslah sama. Konsep ini mengacu pada Pasal 28 ayat 5 UU KUP Nomor 16 Tahun
2009 “pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas” dan stelsel akrual dan
stelsel kas.
• Konsep Materialitas
Konsep ini diatur dalam Pasal 9 ayat 2 UU PPh Nomor 36 Tahun 2008, yaitu
“pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun tidak dibolehkan untuk
dibebankan sekaligus, melainkan dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 atau Pasal 11A”.
• Konsep Konservatisme
Konsep ini penghasilan hanya diakui melaui transaksi, tetapi sebaliknya kerugian
dapat dicatat walaupun belum terjadi. Hal ini mengacu pada Pasal 9 ayat 1 huruf c
UU PPh Nomor 36 Tahun 2008, yaitu “untuk menentukan besarnya penghasilan
Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap tidak boleh
dikurangkan pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali cadangan
piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha yang meyalurkan kredit,
sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan
perusahaan anjak piutang”.
• Konsep Realisasi
Menurut konsep ini, penghasilan hanya dilaporkan apabila telah terjadi transaksi
penjualan. Penambahan kekayaan yang masih belum terjadi, tidak dapat diakui
sebagai penghasilan. Hal tersebut sesuai dengan Pasal 4 ayat 1 UU PPh Nomor 36
Tahun 2008, yaitu “yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap
tambahan kemampuan ekonomis yang diterima (cash basis) atau diperoleh (accrual
basis) Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,
yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak
yang bersangkutan, dengan nama dana dalam bentuk apapun”.

Konsep Mempertemukan Biaya dan Penghasilan


Laba neto diukur dengan perbedaan antara penghasilan dan beban pada periode yang sama,
dimana mengacu pada Pasal 6 ayat 1 UU PPh Nomor 36 Tahun 2008, yaitu “besarnya
penghasilan kena pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan
berdasarkan penghasilan bruto di kurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan”.

6. Tujuan Pelaporan Keuangan Perpajakan


• Memberikan informasi-informasi yang diperlukan untuk menghitung besarnya
Penghasilan Kena Pajak (PKP) dan Dasar Pengenaan Pajak (PPN)
• Membantu wajib pajak untuk menghitung besarnya pajak yang terutang.
• Mengetahui dan menilai tingkat kepatuhan wajib pajak dalam menjalankan
sistem self assessment, terutama apabila sedang terjadi pemeriksaan atau
penyidikan pajak.

7. Ciri Kualitatif Pelaporan Keuangan Perpajakan


a. Dapat dipahami oleh petugas/pemeriksa pajak.
b. Sensitivitas informasi, bukan materialitas
c. Laporan Keuangan Fiskal disajikan secara jujur, dengan itikad baik, substansi
penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun, substansi beban yang
dapat dikurangkan dari penghasilan bruto (deductible expenses) adalah beban
untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan
obyek pajak yang dihitung dari penghasilan neto.
d. Dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya, terutama untuk kompensasi
kerugian, utang-piutang antar periode, dan perbandingan pengakuan laba atau
rugi yang menuntut konsistensi kebijakan akuntansi pajak. Perubahan
kebijakan akuntansi pajak dimungkinkan dengan persetujuan Direktur
Jenderal Pajak dengan mengajukan permohonan dilengkapi alasan.
e. Laporan keuangan fiskal harus tepat waktu, paling lambat akhir bulan ketiga
setelah berakhirnya tahun buku.
f. Akuntansi Pajak harus independen terhadap akuntansi komersial.
g. Apabila akuntansi komersial tidak mampu menerbitkan laporan keuangan
tepat waktu, akuntansi pajak harus mampu menerbitkan laporan keuangan
fiskal sendiri. Koreksi fiskal merupakan salah satu cara praktis dalam
penyusunan laporan keuangan fiskal.

8. Sifat dan Keterbatasan Pelaporan Keuangan Perpajakan

Mengenai sifat laporan keuangan, Standar Akuntansi Keuangan menyebutkan bahwa


laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pihak-pihak tertentu saja. Agar
laporan keuangan lebih bermanfaat bagi pihak- pihak tertentu yang berkepentingan maka
harus dilakukan analisis dan interpretasi terlebih dahulu. Interpretasi laporan keuangan adalah
menghubungkan angka- angka yang terdapat dalam laporan keuangan, termasuk hasil
analisisnya dengan keputusan usaha yang akan diambil, dari hubungan ini dapat dilakukan
penilaiaan terhadap perusahaan yang bersangkutan, sehingga dapat ditarik kesimpulan
untuk pengambilan keputusan.

Menurut IAI sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah:

a. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atau kejadian yang
telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya
sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
b. Laporan keuangan bersifat umum, disajikan untuk semua pemakai dan bukan
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu saja, misalnya untuk pajak,
bank dan lainnya.
c. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksirandan
berbagai pertimbangan.
d. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian pula penerapan
prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan 11
jika hal itu dianggap tidak material atau tidak menimbulkan pengaruh yang material
terhadap kelayakan laporan keuangan.
e. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian, bila
terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian
suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai
aktiva yang paling kecil.
f. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu
peristiwa/transaksi daripada bentuk hukumnya (formalitas). (substance over form).
g. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan
pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari
informasi yang dilaporkan.
h. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat
digunakanmenimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan
kesuksesan suatu perusahaan.
i. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantitatifkan
umumnya diabaikan.

D. TRANSAKSI DAN JURNAL TENTANG AKTIVA LANCAR


1. Pada tanggal 1 Januari 2012 PT Koping dengan Bismillah mendapatkan bunga
tabungan dalam tahapan sebesar 1.000.000. Atas pendapatan tersebut dipotong
PPh final sebesar 200.000 oleh pihak bank yang memberikan penghasilan
a. Metode Bruto (gross method)

Tanggal Keterangan Debit Kredit


1 Jan 2012 Bank 800.000
PPh Pasal 4 ayat 2 200.000
Pendapatan bunga 1.000.000
2. PT Kopinang dengan Bismillah menjual barang secara kredit kepada PT. Mau
Dipinang sebesar Rp. 5.500.000 (sudah termasuk PPN 10%) pafa tanggal 10
12
Februari 2012. PT Kopinang Dengan Bismillah telah dikukuhkan sebagai
PKP. Sistem pencatatan persediaan yang digunakan adalah system perpertual
Tanggal Keterangan Debit Kredit

10 Feb 2012 Piutang Usaha 5.500.000


Pajak Keluaran 500.000
Penjualan 5.000.000
Harga Pokok Penjualan 3.500.000
Persediaan 3.500.000

3. Pada tanggal 11 Februari 2020 membeli 100 unit barang dengan harga
75.000.000 (belum termasuk PPN) secara tunai. Dengan rincian 55.000.000
bahan baku dan 20.000.000 bahan penolong. PT. Kopinang dengan Bismillah
dikukuhkan sebagai PKP sejak 31 Januari 2016

Tanggal Keterangan Debit Kredit


11 Feb 2020 Persediaan Bahan Baku 75.000.000 -
Pajak Masukan 7.500.000 -
Kas - 82.500.000

13
4. Pada tanggal 14 Februari 2020 PT Kopinang Dengan Bismillah mengirimkan
tagihan ke PT. Telkom atas penjualan 350 kardus dengan harga per kardus Rp.
150.000 ( belum termasuk PPN) HPP barang tersebut adalah 43.500.000.
Tanggal Keterangan Debit Kredit
14 Februari 2020 Piutang 46.462.500 -
PPh ps 22 787.500 -
PPN 5.250.000 -
Penjualan - 52.500.000
HPP 43.500.000 -
Persediaan - 43.500.000

E. TRANSAKSI DAN JURNAL TENTANG AKTIVA TETAP

Tanggal 9 Februari 2020 membeli Truk secara tunai seharga Rp. 350.000.000 (belum
termasuk PPN 10%). PT. Kopinang dengan Bismillah dikukuhkan sebagai PKP sejak 31
Januari 2016

Tanggal Keterangan Debit Kredit

9 Februari 2020 Kendaraan 350.000.000 -


Pajak Masukan 35.000.000 -
Kas - 385.000.000

Pada tanggal 16 Juli 2017 membeli sebuah mesin penggilingan dengan harga
perolehan Rp. 35.000.000, umur ekonomis diperkirakan 4 tahun dengan nilai sisa pada akhir
umur ekonomis sebesar Rp. 5.000.000. Mesin didepresiasi dengan metode garis lurus. Pada
tanggal 1 April 2020 mesin ditukar dengan mobil seharga Rp. 15.000.000, dimana pada saat
pertukaran tersebut diketahui harga pasar mesin Rp. 15.375.000, dan dari pertukaran tersebut
perusahaan membayar uang kas (nombok) sebesar Rp. 125.000. Buat jurnal pertukaran
mesin!
Akumulasi depresiasi mesin (16 Januari 2017 s/d 16 Februari 2020):
• 31 Desember 2017 : 6/12 x (35.000.000 – 5.000.000)/4 = 3.750.000
• 31 Desember 2018 ; 12/12 x (35.000.000 – 5.000.000)/4 = 7.500.000
• 31 Desember 2019 ; 12/12 x (35.000.000 – 5.000.000)/4 = 7.500.000
14
• 1 April 2020 : 3/12 x (35.000.000 – 5.000.000) /4 = 1.875.000
20.625.000
Nilai Buku Mesin
Harga Perolehan Mesin 35.000.000
Akumulasi Depresiasi Mesin 20.625.000
Nilai Buku Mesin 14.375.000

Laba/ Rugi Pertukaran


Harga Pasar Mobil 15.375.000
Nilai Buku Mesin 14.375.000
Laba Pertukaran Mesin 1.000.000
Harga Perolehan Mobil (perusahaan mengeluarkan tambahan kas atas pertukaran)
Harga pasar aktiva yang diserahkan + kas tambahan = 15.375.000 + 125.000 = 15.500.000

Tanggal Keterangan Debet Kredit


1 April 2020 Beban Depresiasi Mesin 1.875.000 -
Akumulasi Depresiasi Mesin - 1.875.000
Mobil 15.500.000 -
Akumulasi Depresiasi Mesin 20.625.000 -
Kas - 125.000
Mesin - 35.000.000
Laba Pertukaran Mesin - 1.000.000

F. TRANSAKSI DAN JURNAL TENTANG INVESTASI JANGKA PANJANG


1. 1 Juli 2019 PT. Kopinang dengan Bismillah membeli 10 lembar obligasi PT. Mau
15
Dipinang dengan harga nominal Rp 10.000 dan dengan kurs 110%. Bunga obligasi 12
% pertahun dibayar tiap tanggal 1 April dan 1 Oktober. Komisi pialang Rp 8000.
Obligasi dilunasi 31 Desember 2024.

Pendapatan bunga yang diterima PT Kopinang dengan Bismillah berkewajban melakukan


pemotongan PPh pasal 4 ayat 2 oleh PT Mau Dipinang sebagai pemberi penghasilan sebessar
15% x 6000 = 900. PPh ini bersifat final sehingga tidak dapat diperhitungkan oleh PT
Kopinang dengan Bismillah pada SPT Tahunan PT Kopinang dengan Bismillah

Penyesuaian pada akhir tahun 2019 adalah sebagai berikut

Premi obligasi diamortisasi sebesar 1.111 untuk 6 bulan selama tahun 2011 yang dimasukkan dalam
pos pengurng penghasilan bunga

15

Penutup yang dibuat pada akhir tahun 2011 adalah sebagai berikut
2. PT. Kopinang dengan Bismillah menjual saham biasa dengan harga Rp. 15.000 per
lembar dengan nilai nominal Rp 10.000 sebanyak 1000 lembar pada tanggal 11
Januari 2020. berikut pembukuan yang dilakukan oleh PT. Kopinang dengan
Bismillah

Apabila transaksi diatas dilakukan melalui bursa efek artinya harus dikenakan PPh final sebesar (0.1% + 0.5%) x

15.000 = 90.000 sehingga perusahaan membukuhkan sebagai berikut

3. PT. Kopinang dengan bismillah memiliki 2000 lembar saham preferen dengan nilai
nominal 10.000. Agio saham tersebut 1.000.000 pada tanggal 31 desember 2019
diumumkan saham terebut dapat ditukarkan dengan saham biasa dengan nilai nominal
5.500, dimana proporsi setiap 1 lembar saham preferen mendapat 2 lembar saham
biasa .

16
G. TRANSAKSI DAN JURNAL TENTANG KEWAJIBAN
1. PT. Kopinang dengan Bismillah menjual obligasi nilai nominal 300 juta dengan bunga 20% per tahun kepada
PT. Mau Dipinang seharga 320 juta. PPh atas premium obligasi sebsar 20 juta terutang PPh ps 4 ayat 2 sebsar
15%. PPh dipotong oleh PT. Mau Dipinang pada saat penerbitan obligasi. Atas pemotongan PPh tersebut
tidak dapat dikreditkan oleh PT. Kopinang dengan Bismillah

JURNAL
2. Pada bulan Januari 2019, Fernando (ber NPWP) diterima bekerja di PT Kopinang dengan Bismillah dan
memperoleh gaji sebesar Rp 18.000.000 dengan status menikah dan memiliki 2 anak. Setelah 3 bulan,Fernando
diterima jadi pegawai tetap dengan mendapatkan hak haknya. PT. Kopinang dengan Bismillah mengikuti program
Jamsostek dan membayar premi asuransi kecelakaan kerja dan premi kematian sebesar Rp 150.000 dan Rp. 80.000.
Tunjangan transpor Rp 1.000.000 per bulan. Fernando membayar uang pensiun 50.000 perbulan dan iuran THT 1%
dari gaji.

Perhitungan PT. Kopinang pada 3 bulan pertama :

Gaji 18.000.000

Pengh. Neto/ tahun (18.000.000x12) 216.000.000

PTKP (72.000.000)
Sedangkan, perhitungan dan jurnal yang dicatat oleh PT Kopinang dengan Bismillah untuk Bulan
April
PKPadalah 144.000.000
GajiPPh ps 21 per tahun 18.000.000
18.400.000
Premi
PPhAsuransi
ps 21 perKecelakaan
bulan 150.000
1.533.000
Premi Asuransi Kematiaan 80.000

Tunjangan Transport 1.000.000


A. UTANG JANGKA
Penghasilan Bruto per Bulan 19.230.000 17

PANJANG
Biaya jabatan

Iuran pensiun
(500.000)

(50.000)

Iuran THT (180.000)

Penghasilan Netto per bulan 18.500.000


Penjurnalan yang dilakukan PT Kopinang dengan Bismillah pada saat penghitungan
dan pemotongan pajak dan iuran pensiun, premi asuransi, dan iuran THT, sebagai berikut :

Penjurnalan saat penyetoran pajak dan iuran lainnya

3. PT Mau Dipinang menyewakan truk ke PT Kopinang Dengan Bismillah untuk jangka waktu 8 bulan
biaya sewa per bulan 10.000.000 pada 1 Mei 2019
JURNAL
18

*pada saat dilakukan pemotongan PPh 23


4. PT Kopinang dengan Bismillah membayar premi asuransi kepada Me. Ltd yang berada di Australia dengan nilai
25.000.000 pada tanggal 5 Januari 2019.

JURNAL

Utang PPh 26 paling lambat disetorkan ke kas negara pada tanggal 10 Bulan berikutnya

JURNAL

5. Pada tanggal 1 Februari 2020 membeli 100 unit barang dengan harga 75.000.000 (belum termasuk PPN) secara
tunai. Dengan rincian 55.000.000 bahan baku dan 20.000.000 bahan penolong. PT. Kopinang dengan Bismillah
dikukuhkan sebagai PKP sejak 31 Januari 2016

JURNAL :

H. TRANSAKSI DAN JURNAL TENTANG EKUITAS


19

1. PT. Kopinang dengan Bismillah menjual saham biasa dengan harga Rp. 15.000 per lembar dengan nilai nominal
Rp 10.000 sebanyak 1000 lembar pada tanggal 11 Januari 2020. berikut pembukuan yang dilakukan oleh PT.
Kopinang dengan Bismillah
JURNAL
Apabila transaksi diatas dilakukan melalui bursa efek artinya harus dikenakan PPh final sebesar
(0.1% + 0.5%) x 15.000 = 90.000 sehingga perusahaan membukukan sebagai berikut :
JURNAL

4. PT. Kopinang dengan bismillah memiliki 2000 lembar saham preferen dengan nilai nominal 10.000. Agio saham
tersebut 1.000.000 pada tanggal 31 desember 2019 diumumkan saham terebut dapat ditukarkan dengan saham biasa
dengan nilai nominal 5.500, dimana proporsi setiap 1 lembar saham preferen mendapat 2 lembar saham biasa .
JURNAL

BAB III
PENUTUPAN 20

A. Kesimpulan
Akuntansi Perpajakan adalah salah satu bidang akuntansi yang diterapkan
dengan tujuan untuk menetapkan besarnya pajak terutang. Dengan adanya
akuntansi perpajakan yang baik tentunya akan memberikan dampak yang baik
pula dalam sebuah instansi. Konsistensi dalam penerapan akuntansi perpajakan
dalam penyajian laporan keuangan instansi adalah sangat penting, karena laporan
keuangan tahunan instansi merupakan informasi keuangan yang dipublikasikan
kepada para stake holder. Ketidakkonsistenan penyajian akan menyulitkan dan
bahkan bisa menyesatkan dalam mengambil keputusan. 
Peranan Akuntansi dalam Perusahaan :
1. Memberikan membuat perencanaan dan strategi perpajakan (dalam
artian positif)
2. Memberikan analisa dan prediksi mengenai potensi pajak perusahaan
di masa yang akan datang
3. Dapat menerapkan perlakuan akuntansi atas kejadian perpajakan
(mulai dari penialian/penghitungan, pencatatan (pengakuan) atas pajak,
dan dapat menyajikannya di dalam laporan komersial maupun laporan
fiskal perusahaan. 

DAFTAR PUSTAKA
21
 Sukrisno Agoes, Estralita Trisnawati. 2013, Akuntansi Perpajakan Edisi 3Salemba
Empat
 https://www.gurupendidikan.co.id/akuntansi-perpajakan/
 https://www.jurnal.id/id/blog/pencatatan-pajak-sesuai-ketentuan-perundang-
undangan/
 https://www.coursehero.com/file/p6667q4/Sanksi-bagi-Wajib-Pajak-yang-tidak-
menyelenggarakan-pembukuan-adalah/

A. UTANG JANGKA
PANJANG

iii

Anda mungkin juga menyukai