Anda di halaman 1dari 26

Mata Kuliah: Pengantar e-Bisnis dan e-Commerce

Page-1
Pertemuan ke-12
1. Pengantar e-Bisnis BAGIAN KEDUA

Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (sub CPMK)

Sub CPMK 14. Mahasiswa mampu menjelaskan content yang komponen-


komponennya dapat digunakan ulang (reusable).

Sub CPMK 15. Mahasiswa mampu menjelaskan pelayanan terhadap hal-hal yang
berkaitan kepada penciptaan produk-produk digital dan
pendistribusiannya.

Sub CPMK 16. Mahasiswa mampu menjelaskan komponen utama dalam arsitektur
sistem informasi korporat terpadu.

Page-2
7. Konsep Proses Terpadu
Ada enam pembahasaan pada materi ini:

a. Konsep Proses Terpadu

b. Peranan Kanal Akses dalam Manajemen


f. Sistem Bisnis Terintegrasi E-Services

e. Peranan Strategis Teknologi c. Pervasive Content dan Pengelolaannya


Informasi

d. Digital Interactive Services

NB: *) bagian a, b telah dibahas pada bagian sebelumnya.

Page-3
7c. Pervasive Content dan Pengelolaannya

Content merupakan:
Content,
(kumpulan informasi)
dapat berbentuk: salah satu elemen penting
pada bisnis internet.
• teks
• gambar
• audio
• video aspek dasar pada bisnis di
• dll dunia maya, ditinjau dari sisi
produsen maupun konsumen.

Page-4
7c. Pervasive Content dan Pengelolaannya ..continue…

1) Statis
•Sifatnya tetap dan tidak berubah.
•Contoh:
•dokumen yang merupakan kumpulan dari kata dan kalimat,
•grafik dua dimensi yang merupakan kumpulan dari titik-titk
warna,
•video yang merupakan rangkaian frame gambar-gambar.
Terdapat
dua jenis
content 2) Dinamis
•Sesuai dengan karakter dan tujuannya, dapat berubah-ubah
berdasarkan fungsi waktu.
•Contoh:
•data kurs mata uang,
•gambar peta cuaca,
•video dari life camera,
•dll.

Page-5
7c. Pervasive Content dan Pengelolaannya ..continue…

Pervasive content adalah:


• content yang bagiannya atau komponennya dapat digunakan ulang (reusable),
• untuk selanjutnya dikembangkan oleh siapa saja
• didistribusikan kemana saja,
• didistribusikan kapan saja,
• untuk keperluan apa saja.

Untuk menciptakan dan menyebarkan pervasive content ini, diperlukan


sebuah rangkaian aktivitas yang kerap disebut sebagai rantai nilai
(pervasive content value chain).

Page-6
7c. Pervasive Content dan Pengelolaannya ..continue…

1) Content Providers, kumpulan perusahaan yang


menciptakan/memasok content yang berasal dari
pengolahan data mentah.
2) Service Providers, kumpulan perusahaan yang
Ada 3 (tiga) pihak menyediakan infrastruktur untuk mengalirkan atau
besar yang terlibat mendistribusikan content yang ada dari satu tempat
dalam aktivitas
pada pervasive
ke tempat lainnya.
content yaitu: 3) Content Consumers, kumpulan individu, komunitas,
maupun institusi seperti perusahaan yang
membutuhkan content tersebut, untuk dipakai
secara langsung maupun sebagai bahan dasar
pembuatan barang dan/atau jasa baru (fenomena
prosumen).

Page-7
7c.1. Content Providers

(1) Create: menciptakan content.


(2) Aggregate : menggabungkan beberapa jenis
content sesuai dengan kebutuhan tertentu.
• Contoh pada bisnis media massa (surat kabar): content
tulisan digabungkan dengan gambar.
• Contoh pada bisnis hiburan: content video, suara, dan
Tugasnya: teks digabungkan sekaligus.
(3) Publish : mempublikasikan content sedemikian
rupa sehingga dapat diketahui keberadaannya oleh
masyarakat internet.
• Cara yang paling mudah untuk publikasi: membuat daftar
(list) dari content beserta komponen-komponennya lalu
menempatkannya pada situs tertentu.

Page-8
7c.2. Service Providers
(1) Distribute: pihak yang mengambil, mereplikasi, dan mendistribusikan content.
(2) Hosting: menyediakan tempat di dalam sebuah komputer server yang
besarnya tempat sangat tergantung dari besarnya file dari content terkait.
(3) Traffic Management and Load Balancing:
•Berbagai konsumen dari beragam negara yang tertarik untuk mendapatkan suatu content akan
melalui proses pengambilan (downloading) yang membutuhkan waktu tertentu.
•Besarnya volume dan frekuensi pengambilan content oleh sejumlah konsumen dalam waktu
yang sama membutuhkan suatu pengelolaan lalu lintas data yang handal agar tidak terjadi
Tugasnya: proses akses yang terlampau lama yang dapat mengurangi kualitas konteks dari conten.
(4) Performance Monitoring:
•memonitor kinerja yang berhubungan dengan penyaluran content ke tangan konsumen.
•Tujuannya : menjamin tercapainya tujuan atau obyektif dari masing-masing produsen content
tersebut.
•Contoh:
•content berjenis video stream yang harus dapat diterima dengan baik oleh konsumen dalam bentuk
film, bukan rangkaian gambar yang terputus-putus,
•jenis audio musik yang harus dapat didengar dalam bentuk lagu, bukan rangkaian bunyi yang tak
beraturan.

Page-9
7c.3. Content Consumers
1)Tune/Personalize: di sisi konsumen yang diinginkan pertama kali adalah memilih
content dan komponennya sesuai dengan kebutuhan spesifiknya masing-masing.
• untuk itu content harus fleksibel.
2)Delivery: proses berikutnya yang dilakukan konsumen adalah memerintahkan proses
pengiriman content yang diinginkan.
• untuk itu service provider harus memperhatikan faktor: kecepatan, harga, dan
kualitas , terutama untuk content yang memakan bandwidth cukup besar seperti
video dan audio.
Tugasnya: 3)Consume: proses berikutnya konsumen akan mengkonsumsi content tersebut secara
langsung maupun yang ingin melanjutkan pengolahan agar bisa diperjualbelikan
kembali (prosumen).
4)Measure: proses berikutnya konsumen akan menilai content, hal ini dilaksanakan
setelah pengalaman memilih, membeli, dan mengkonsumsikan content.
• Jika adanya ketidakpuasan, baik yang disebabkan oleh mutu content (dari pihak
pemasok) maupun kualitas pengiriman (dari pihak service provider), maka besar
kemungkinan konsumen akan mencari alternatif pemasok maupun service provider
yang lain.

Page-10
7c. Pervasive Content dan Pengelolaannya ..continue…

Rangkaian proses pengelolaan content di


atas memperlihatkan bahwa:
• Untuk membuat dan mengelola pervasive content, Kesimpulan:
dibutuhkan kerja-sama yang baik antara berbagai semua yang terlibat dalam
pihak yang terlibat di dalam value chain tersebut.
sistem value chain tersebut
• Fenomena jejaring antar perusahaan (internetworking) harus dapat bekerja sama
mengajarkan bahwa dimungkinkan pada setiap titik dengan baik dengan
value chain terlibat sebuah perusahaan yang
berpegang pada prinsip
berbeda dengan titik-titik lainnya.
kepuasan pelanggan akhir
• Satu saja perusahaan pada rangkaian tersebut (end consumers).
memiliki kinerja buruk, maka dampaknya akan
langsung dirasakan oleh konsumen.

Page-11
7d. Digital Interactive Services

Digital Interactive Services (DIS) yaitu:

• pelayanan terhadap hal-hal yang berkaitan kepada:


• penciptaan produk-produk (entiti) digital
• dan pendistribusiannya dari satu tempat ke tempat yang lain.

Page-12
7d. Digital Interactive Services ..continue…

Ada 6 (enam) jenis


• Content Services terdiri dari proses:
proses layanan
(1) Content Creation
yang membentuk
(2) Content Packaging
sebuah rangkaian
(3) Market Making
Online Value • Infrastructure Services terdiri dari proses:
Added Chain yang (1) Transport
dikelompokkan (2) Delivery Support
menjadi dua (3) Interface System
kategori:

Page-13
7d.1. Content Services
Content Services:
Inti dari pelayanan kategori ini adalah cara
menjual data, informasi, maupun knowledge yang
telah dipaketkan sedemikian rupa sehingga
memiliki value tertentu bagi pembelinya.

(1) Content Creation


Services
Content

(2) Content Packaging


(3) Market Making

Page-14
7d.1. Content Services ..continue…
(1) Content Creation, proses penciptaan entiti-entiti digital melalui:
• transformasi dari benda fisik menjadi bit-bit digital (digitalisasi)
• restrukturisasi bit-bit digital ke dalam format yang baru.
• Hasil dari proses ini adalah sejumlah entiti-entiti digital yang telah
dikemas ke dalam file standard yang dapat diakses oleh beragam
teknologi berbasis komputer dan mikroprosesor.
• Yang termasuk di dalam proses pada content creation adalah:
• Pemindahan informasi dari dokumen ke dalam bentuk file word processor (teks) standar
baik melalui proses manual (mengetik) maupun melalui proses otomatis (menggunakan
OCR).
• Transformasi gambar dari foto dua dimensi melalui alat pemindai (scanner) ke dalam file
berjenis .jpg, .pcx, .bmp, dan lain-lain.
• Pengambilan citra melalui kamera digital dan disimpan ke dalam file.
• Perekaman film atau citra tiga dimensi bergerak ke dalam sebuah media penyimpan
(video) dengan menggunakan format-format file digital;
• dll.

Page-15
7d.1. Content Services ..continue…
(1) Content Creation (..continue..)
• Koleksi dari berbagai jenis content ini dapat diperjualbelikan kepada bermacam-macam
pelanggan (perusahaan) yang membutuhkannya, misal:
• menjual teks kepada toko buku, menjual gambar kepada pihak majalah,
• menjual audio kepada produser rekaman,
• menjual video kepada industri film,
• dll.
• Yang biasa terlibat dalam pengambilan dan penciptaan entity-entiti digital diantaranya:
• seniman,
• fotografer,
• pengarang,
• sutradara,
• pencipta lagu,
• dll.

Page-16
7d.1. Content Services ..continue…
(2) Content Packaging: merupakan proses pengemasan entiti-entiti digital yang dihasilkan oleh
proses Content Creation ke dalam bentuk-bentuk tertentu sehingga dapat memiliki harga jual
yang tinggi.
• Contoh dari bisnis yang bekerja berdasarkan proses pengemasan ini adalah:
• Perusahaan musik mengumpulkan lagu-lagu (kompilasi) untuk kemudian dijual ke dalam bentuk CD secara
masal yang dapat di-download melalui internet.
• Stasiun pemancar radio mengumpulkan rekaman hasil wawancara berbagai nara sumber untuk disebarluaskan
ke seluruh negeri tanpa harus menghadirkan secara fisik yang bersangkutan di studio.
• Sebuah channel televisi mengumpulkan berbagai film video untuk ditayangkan pada jadwal-jadwal tertentu.
• Perusahaan publikasi mengumpulkan karya tulis beberapa orang untuk dibuat buku berisi koleksi dari tulisan-
tulisan tersebut.
• dll.
• Dilihat dari sudut value, output hasil olahan proses Content Packaging ini lebih tinggi dibandingkan
dengan entiti mentah hasil olahan proses Content Creation,
• karena jenis output-nya dapat dengan mudah secara langsung dikonsumsi oleh pelanggan (misalnya
pembaca majalah, pemirsa televisi, pendengar radio, dll).

Page-17
7d.1. Content Services ..continue…
(3) Market Making: pelayanan yang memungkinkan pelanggan untuk mengemas sendiri
entiti-entiti digital yang ada (pull system) sesuai dengan selera dan keinginan uniknya
masing-masing (tailor-made/customization).
• Perusahaan hanya berperan sebagai medium/fasilitator agar pelanggan dapat
menciptakan produk yang diinginkannya tersebut.
• Contoh:
• Perusahaan musik dengan fasilitas: pelanggan diperbolehkan mengkompilasi sendiri lagu-lagu
kesukaannya lalu merekam langsung ke dalam CD secara on-line melalui internet.
• Perusahaan kabel televisi dengan fasilitas: pelanggan TV di rumah diperbolehkan menyusun sendiri
jadwal program tayang film-film tertentu (pay per view) melalui web-TV.
• Perusahaan publikasi dengan fasilitas: peneliti diperbolehkan memilih koleksi artikel ilmu
pengetahuan yang diinginkannya lalu dijadikan buku tersebut dapat didownload dan dicetak
sendiri.
• Perusahaan multimedia dengan fasilitas: pelanggan diperbolehkan mengkompilasi koleksi fotonya
ke dalam CD dengan format foto digital.
• dll.
Page-18
7d.2. Infrastructure Services
Infrastructure Services
Inti dari pelayanan kategori ini adalah penyediaan
medium transmisi dan fasilitas teknologi lainnya
untuk memperlancar rangkaian aktivitas
penciptaan, penyebaran, dan penjualan content.

(1) Transport
Infrastructure
Services

(2) Delivery Support


(3) Interface System
Page-19
7d.2. Infrastructure Services ..continue…
(1) Transport, media transmisi (seperti fiber optic, wireless, microwave, VSAT, dll)
merupakan pilihan bagi konsumen yang membutuhkan sarana transportasi bit-
bit digital untuk menyalurkan produk multi medianya (teks, gambar, audio, dan
video).
• Pertimbangan dalam memilih medium transmisi yang sesuai berdasarkan:
• kecepatan,
• kualitas,
• bandwidth,
• harga.
• Perusahaan infrastruktur telekomunikasi biasanya menjadi tulang punggung
dalam bisnis ini.

Page-20
7d.2. Infrastructure Services ..continue…
(2) Delivery Support, sistem pendukung untuk mengaplikasikan proses transaksi jual
beli seperti sistem pembayaran elektronik, sistem otorisasi kartu kredit, sistem
administrasi kontrak jual beli, dll.
• Banyak perusahaan yang dapat menjadi mitra bisnis dalam meyediakan aplikasi-
aplikasi pendukung untuk melaksanakan transaksi jual beli.
• Contoh:
• perusahaan yang menawarkan aplikasi keranjang belanja (shopping cart),
• perusahaan yang menawarkan apliaksi pembayaran dengan uang elektronik (e-cash),
• perusahaan yang menawarkan aplikasi pengurusan dokumen jual beli dalam proses
pengadaan (e-procurement),
• dll.
(3) Interface System, sistem antarmuka (interface system) yang menghubungkan
perusahaan dengan pelanggannya.

Page-21
7d.2. Infrastructure Services ..continue…

Kesimpulan:
• Dengan mempelajari Online Value Added Chain pada konsep bisnis DIS ini maka
jelas terlihat bahwa kualitas kemitraan menjadi faktor penentu utama untuk
kesuksesan aktivitas e-business.
• Apapun bentuk sistem dan model bisnis yang dipilih, kehadiran keenam proses
utama (core processes) pada sistem jual beli produk digital, mutlak diperlukan.
• Core processes tersebut adalah:
• tiga proses pada kategori Content Services (Content Creation, Content
Packaging, Market Making).
• tiga proses pada kategori Infrastructure Services (Transport, Delivery Support,
Interface System).
• Secara sistem semuanya dapat berjalan dengan baik jika semua komponen proses
yang ada bekerja dengan baik pula.

Page-22
7e. Peranan Strategis Teknologi Informasi
Secara umum, peranan teknologi informasi di dalam manajemen supply chain dapat dilihat
dari dua perspektif besar, yaitu:

1) Perspektif Teknis: 2) Perspektif Manajerial


a)Fungsi Penciptaan: a)Minimize Risks
•mengubah fakta ke dalam format data kuantitatif secara manual b)Reduce Costs
dan otomatis
•mengubah data mentah menjadi informasi • Eliminasi Proses
•mengolah informasi menjadi sebuah knowledge • Simplifikasi Proses
•mengolah knowledge menjadi kebijaksanaan (wisdom) • Integrasi Proses
b)Fungsi Penyebaran • Otomatisasi Proses
•Gathering c)Add Value
•Organizing d)Create New Realities
•Selecting
•Channel Enhancement
•Synthesizing •Value-Chain Integration
•Distributing
•Industry Transformation
•Convergence

Page-23
7e. Sistem Bisnis Terintegrasi
• Terdapat 3 (tiga) aliran entiti yang harus dikelola perusahaan secara baik,
yaitu:
(1) Aliran Produk secara fisik
(2) Aliran Uang sebagai bukti pembayaran
(3) Aliran Informasi yang berkaitan dengan aktivitas jual-beli
(NB: silakan cermati lagi pembahasan pada modul pertemuan ke-11)

• Arsitektur Sistem Informasi Korporat Terpadu:


• Membangun sebuah arsitektur sistem informasi korporat terpadu yang baik,
dimulai dari melihat siapa saja yang membutuhkan teknologi tersebut
• Konsumen atau pelanggan (end-consumers)
• Manajemen
• Staf
• Rekanan bisnis (business partners)

Page-24
7e. Sistem Bisnis Terintegrasi ..continue…

• Terdapat 8 (delapan) komponen utama dalam arsitektur


sistem informasi korporat terpadu:
1) Selling Chain Management Information System
2) Customer Relationship Management Information System
3) Enterprise Resource Planning Information System
4) Management Control Information System
5) Administrative Control Information System
6) Supply Chain Management Information System
7) Enterprise Applications Integration Information System
8) Knowledge-Tone Applications Information System

Page-25
언어 감사합니다 (eon-eo gamsahabnida) - Korea
ขอบคุณคร ับ (kʰɔ̀ɔp kʰun kʰráp ) -- jika pengucap laki-laki
ขอบคุณค่ะ(kʰɔ̀ɔp kʰun kʰâ ) -- jika pengucap perempuan } Thai

Page-26

Anda mungkin juga menyukai