Anda di halaman 1dari 27

Clinical Science

1. Seorang apoteker di suatu klinik pengobatan menyerahkan tablet glibenklamid 5 mg sebanyak 30


tablet atas resep dokter kepada seorang pasien (laki-laki, usia 49 tahun, penderita DM tipe-2).
Bagaimanakah prinsip kerja obat yang diterima oleh pasien tersebut?
a. Memicu pelepasan insulin oleh sel beta pancreas
b. Menghambat penyerapan karbohidrat
c. Menghambat aktivitas enzim glukosidase
d. Mengurangi proses glukoneogenesis
e. Meningkatkan sintesis reseptor insulin

2. Seorang dokter berdiskusi dengan apoteker pada saat visite bersama untuk menentukan terapi
yang akan diberikan kepada seorang pasien (laki,laki, usia 58 tahun, penderita DM tipe-2).
Pasien telah menderita penyakit ini selama 5 tahun, tetapi tidak diobati. Hasil pemeriksaan
laboratorium menunjukkan nilai HbA1C 11% dan kadar glukosa darah sewaktu 325 mg/dL.
Apakah obat yang tepat direkomendasikan untuk pasien tersebut?
a. Metformin dan glibenklamid d. Glibenklamid dan acarbose
b. Metformin dan insulin e. Glibenklamid dan pioglitazone
c. Glibenklamid dan insulin

3. Seorang dokter di rumah sakit menelpon apoteker di instalasi farmasi untuk meminta informasi
obat untuk pasiennya. Pasien adalah seorang wanita hamil dan sedang menderita hipertensi dan
diabetes mellitus. Dokter akan meresepkan antihipertensi dan antidiabetes yang aman untuk
pasiennya tersebut. Apakah obat yang tepat direkomendasikan kepada dokter tersebut?
a. Lisinopril dan glibenklamid d. Lisinopril dan insulin
b. Kaptopril dan glibenklamid e. Metildopa dan insulin
c. Irbesartan dan insulin

4. Seorang pasien anak (usia 7 tahun) dilarikan ke IGD rumah sakit dikarenakan tiba-tiba tidak
sadarkan diri. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar glukosa darah pasien sebesar
457 mg/dL dan HbA1c 6%. Pasien selanjutnya dokter mendiagnosis pasien mengalami DM tipe 1
dan dokter meminta apoteker menetap jenis insulin yang akan diberikan kepada pasien.  Apakah
jenis insulin yang tepat diberikan pada pasien tersebut?
a. Insulin glusine d. Insulin glargine
b. Insulin lantus e. Insulin regular
c. Insulin levemir

5. Seorang pasien, laki-laki, usia 35 tahun, penderita DM tipe-1, dirawat di UGD suatu rumah sakit
karena mengalami ketoasidosis diabetik. Hasil pengukuran kadar glukosa darah sewaktu pasien
adalah sebesar 400 mg/dL. Dokter meminta rekomendasi dari apoteker untuk memilihkan jenis
sediaan insulin yang dapat menurunkan kadar glukosa darah pasien dengan cepat. Apakah jenis
sediaan insulin yang tepat direkomendasikan?
a. Aspart d. Novolin N
b. Humulin N e. Humalog Mix75/25
c. Humulin R

6. Seorang pasien, laki-laki, usia 50 tahun, penderita DM tipe-2 sejak 10 tahun yang lalu, dibawa ke
IGD RS dengan kondisi tidak sadar dan ditemukan gula darah sewaktu 550 mg/dL. Dokter akan
meresepkan insulin untuk menurunkan kadar glukosa darah pasien tersebut. Apakah insulin yang
tepat untuk penanganan hiperglikemia pasien tersebut?
a. Insulin aspart d. Insulin detemir
b. Insulin NPH e. Insulin glargine
c. Insulin lispro protamine

7. Seorang pasien DM tipe-1, masuk UGD suatu rumah sakit dengan kadar glukosa darah sewaktu
sebesar 450 mg/dL. Apakah insulin yang tepat diberikan untuk menurunkan kadar glukosa pasien
tersebut?
a. Insulin Lispro d. Insulin Humulin
b. Insulin NPH e. Insulin Letemir
c. Insulin glargin

8. Seorang pasien, laki-laki, penderita DM tipe-2, rutin mengkonsumsi metformin secara teratur
selama 3 tahun. Pasien juga teratur berolah raga dan menjalankan diet yang sesuai untuk
penderita DM. Hasil monitoring menunjukkan bahwa nilai HbA1c pasien adalah 8% dan pasien
tampak putus asa dengan pengobatan yang dijalankannya. Apakah tindakan yang tepat untuk
dilakukan sebagai apoteker?
a. Meminta pasien untuk melanjutkan terapi DM dengan metformin
b. Mengusulkan penggantian obat DM kepada dokter dengan Glibenklamid
c. Mengusulkan penggantian obat DM kepada dokter dengan Acarbose
d. Mengusulkan pengobatan kombinasi Meformin-glibenklamid
e. Mengusulkan pengobatan kombinasi Glibenklamid-pioglitazone

9. Seorang pasien, perempuan, usia 56 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri di bagian
jempol (ibu jari) kaki kanan, terlihat kemerahan dan bengkak. Diketahui pasien riwayat DM tipe-2
sejak 5 tahun ini. Pasien akhir -akhir ini sering lupa minum obat DM (Metformin dan glibenklamid).
Pemeriksaan GDS saat di IGD 276 mg/dL. Dokter akan meresepkan obat untuk mengurangi
gejala nyeri pasien.  Apakah obat yang tepat direkomendasikan?
a. Parasetamol d. Asam mefenamat
b. Gabapentin e. Ketoprofen
c. Aspirin

10. Seorang perempuan, usia, 69 tahun, dibawa ke Instalasi Gawat Darurat RS. Riwayat penyakit:
Diabetes Mellitus sejak 14 tahun yang lalu. Riwayat obat: OHO kombinasi glibenklamid dan
acarbose. Setelah dilakukan pemeriksaan pasien dinyatakan mengalami hiperglikemi
ketoasidosis kemudian dokter memutuskan untuk memberikan injeksi insulin. Apakah jenis insulin
yang tepat direkomendasikan kepada dokter tersebut?
a. Glargine insulin d. Long acting insulin
b. Rapid acting insulin e. Premixed insulin
c. Intermediate acting insulin

11. Seorang pasien, laki-laki, usia 67 tahun, penderita DM tipe-2 dirawat di suatu rumah sakit karena
mengalami infeksi pada kaki. Pasien juga mengalami nefropati diabetika dan rutin menjalankan
terapi hemodialisa 1x seminggu. Dokter yang menangani pasien berdiskusi dengan apoteker
mengenai pemilihan antibiotik yang aman bagi pasien. Apakah golongan antibiotik yang harus
dihindari dokter untuk diresepkan pada pasien tersebut?
a. Aminoglikosida d. Kloramfenikol
b. Kuinolon e. Penisilin
c. Sefalosporin

12. Seorang pasien, laki-laki, usia 56 tahun, BB 90 kg, baru saja terdiagnosa oleh dokter di suatu
rumah sakit mengalami DM tipe-2 dengan kadar glukosa darah puasa 160 mg/dL dan kadar
glukosa darah sewaktu 250 mg/dL. Dokter akan meresepkan antidiabetes oral untuk pasien dan
meminta rekomendasi kepada apoteker mengenai antidiabetes yang tepat untuk pasien. Apakah
antidiabetes lini pertama yang tepat untuk pasien tersebut?
a. Metformin d. Akarbose
b. Glibenklamid e. Pioglitazone
c. Repaglinid

13. Seorang pasien, perempuan, usia 46 tahun, memiliki kadar gula darah puasa sebesar 140 mg/dL,
rata-rata nilai HbA1c adalah < 7%. Dokter mendiagnosis pasien tersebut menderita DM tipe-2 dan
menganjurkan pasien untuk melakukan terapi nutrisi medis, olah raga secara teratur. Dokter juga
akan merespkan satu obat (monoterapi) untuk mengontrol kadar gula pasien tersebut. Apakah
obat yang tepat untuk pasien tersebut?
a. Insulin d. Glibenklamid
b. Acarbose e. Metformin
c. Nateglinide

14. Seorang pasien, laki-laki, usia 45 tahun, penderita TB dan DM tipe-2, berkonsultasi dengan
apoteker di instalasi farmasi suatu rumah sakit mengenai pengobatannya. Pasien mengatakan
mengalami peningkatan kadar gula darahnya setelah terapi menjalankan terapi dengan obat TB.
GD2PP pasien pada pemeriksaan terakhir adalah 240 mg/dL. Obat DM yang biasa diminum
pasien adalah glimepirid. Apakah rekomendasi yang tepat disampaikan kepada dokter yang
menangani pasien?
a. Meningkatkan dosis Glimepirid
b. Mengganti Glimepirid dengan Metformin
c. Mengganti Glimepirid dengan Glibenklamid
d. Menghentikan penggunaan Isonazid
e. Menghentikan penggunaan Rifampisin

15. Seorang pasien DM tipe-2, ibu menyusui, usia 34 tahun berkonsultasi dengan dokter di suatu
klinik untuk pengobatan penyakitnya. Dokter ingin meresepkan antidiabetes oral atas permintaan
pasien dan meminta pendapat apoteker. Apakah antidiabetes yang aman disarankan kepada
dokter untuk pengobatan pasien tersebut?
a. Tolbutamid d. Acarbose
b. Klorpropamid e. Tolazapmid
c. Glipizide

16. Seorang DM Tipe-2 (laki-laki, usia 52 tahun) dirawat pada suatu rumah sakit dengan hasil
pemeriksaan laboratorium pasien saat ini adalah HbA1C: 9.5%; GDP 228 mg/dL. Dokter akan
meresepkan obat untuk menurunkan nilai HbA1C dan kadar glukosa puasa pasien.
Bagaimanakah konsep pengobatan yang tepat untuk pasien tersebut?
a. Tidak perlu ADO, cukup dengan gaya hidup sehat
b. Memerlukan monoterapi dengan ADO
c. Memerlukan monoterapi dengan insulin basal
d. Memerlukan terapi kombinasi dengan 2 jenis ADO
e. Memerlukan terapi kombinasi dengan 3 jenis ADO

17. Seorang pasien, laki-laki, usia 50 tahun, penderita DM tipe-2, mengalami penyakit TB dan
mendapatkan pengobatan dengan Anti-Tuberkulosis kategori 1 yang terdiri dari regimen
2HRZE/4(HR)3. Setelah menggunakan obat tersebut, kadar glukosa darah pasien menjadi tidak
terkontrol, meskipun pasien menggunakan dlibenklamid 5 mg per hari. Apoteker menyimpulkan
bahwa keadaan yang dialami pasien ini disebabkan karena efek dari interaksi obat. Apakah obat-
obatan yang mengalami interaksi dalam pengobatan pasien tersebut?
a. Glibenklamid dengan Isoniazid d. Glibenklamid dan Ethambutol
b. Glibenklamid dengan Rifampisisn e. Glibenklamid dan streptomisisin
c. Glibenklamid dan Pirazinamid

18. Seorang seorang dokter di suatu rumah sakit sedang berdiskusi dengan apoteker mengenai
penyakit yang dialami pasiennya. Dokter mencurigai bahwa pasiennya mengalami DM tipe-2
yang disebabkan oleh efek samping obat. Pasiennya adalah seorang laki-laki, usia 50 tahun, rutin
mengkonsumsi prednisone setiap hari untuk meredakan nyeri sendi yang dideritanya. Apakah
landasan ilmiah yang dapat menjelaskan hal tersebut?
a. Prednisone menurunkan kadar insulin
b. Prednisone menurunkan produksi insulin
c. Prednisone meningkatkan penggunaan gula oleh jaringan
d. Prednisone meningkatkan glukoneogenesis
e. Prednisone meningkatkan absorbsi natrium

19. Seorang apoteker menerima resep dokter dari seorang pasien DM tipe-2 dan hipertensi (laki-laki,
usia 48 tahun) dengan obat insulin glargine injeksi sediaan pen dengan aturan pakai (S.s. dd 10
IU) dan propanolol 40 mg (S.t. dd. 1 tab). Setelah dilakukan skrining, apoteker menyimpulkan
bahwa kedua obat saling berinteraksi karena propanolol dapat meningkatkan efek insulin. Apakah
saran yang tepat disampaikan kepada pasien untuk meminimalkan akibat dari interaksi obat
tersebut?
a. Menggunakan insulin pada pagi hari d. Menggunakan insulin 1 jam sebelum propanolol
b. Menggunakan insulin pada malam hari e. Menggunakan insulin 1 jam Setelah propanolol
c. Menggunakan insulin pada siang hari

20. Seorang apoteker sedang menyiapkan insulin Lispro 100 unit/mL untuk seorang pasien DM tipe-2
(laki-laki, usia 52 tahun, BB 48 kg) yang sedang dirawat di ruang rawat inap suatu rumah sakit
akibat keadaan hiperglikemia yang parah (kadar glukosa darah 290 mg/dL dan HbA1C 9,5%).
Dosis insulin yang ditetapkan oleh dokter adalah 1,2 unit/kgBB. Berapakah jumlah insulin yang
tepat disiapkan untuk satu kali pemberian?
a. 0,47 mL d. 0,57 mL
b. 0,48 mL e. 0,58 mL
c. 0,56 mL

21. Seorang pasien anak, laki-laki, usia 12 tahun, BB 40 kg, didiagnosis dokter mengalami DM tipe-1
dan mendapatkan resep insulin NPH (intermediete acting). Insulin tersebut digunakan 2 kali
sehari dengan dosis 0,25 unit/kgBB/hari. Berapakah dosis insulin yang tepat disampaikan
apoteker kepada pasien untuk satu kali penyuntikan insulin tersebut?
a. 5 unit d. 20 unit
b. 10 unit e. 25 unit
c. 15 unit

22. Seorang pasien anak, laki-laki, usia 12 tahun, BB 40 kg, penderita DM tipe-1 dengan kadar
glukosa darah sewaktu 250 mg/dL, kadar glukosa darah puasa 190 mg/dL dan HbA1C 8,5%,
mendapatkan resep dengan obat insulin NPH (intermediete acting). Dosis insulin yang diberikan
dokter untuk pasien tersebut adalah 0,25 unit/kgBB/hari. Berapa  unitkah insulin yang harus
disuntikkan oleh pasien setiap harinya?
a. 5 unit d. 20 unit
b. 10 unit e. 25 unit
c. 15 unit

23. Seorang apoteker di suatu rumah sakit melakukan skrining resep untuk seorang pasien (laki-laki,
usia 49 tahun, penderita hipertensi dengan TD 160/100 mmHg dan DM tipe-2). Pasien
mendapatkan obat Metformin 500 mg (S.1. dd. 1 tab. dc) dan Captopril 25 mg (s.2. dd. 1 tab. ac.)
untuk pengobatan selama 15 hari. Apoteker menemukan adanya permasalahan klinis untuk
resep pasien tersebut. Apakah permasalahan yang dimaksud oleh apoteker tersebut?
a. Penggunaan Captopril tidak tepat obat d. Penggunaan Metformin tidak tepat obat
b. Dosis Captopril berlebih e. Waktu pakai Captopril tidak tepat
c. Aturan pakai Metformin tidak tepat

24. Seorang pasien DM Tipe-2 (laki-laki, usia 52 tahun) dirawat pada suatu rumah sakit dengan hasil
pemeriksaan laboratorium HbA1C: 10,5 %; GDP 190 mg/dL. Pasien mendapatkan resep obat
tablet metformin XR 500 mg No. VII (S.1. dd. 1 tab. dc) dan tablet glibenklamid 5 mg No. XXI
(S.3. dd. 1 tab. dc). Apoteker melakukan skrining terhadap resep pasien. Apakah permasalahan
yang terdapat dalam resep pasien tersebut?
a. Pasien belum memerlukan pengobatan kombinasi
b. Aturan pakai glibenklamid tidak tepat, harusnya 1 kali sehari
c. Dosis glibenklamid terlalu tinggi, harusnya 2,5 mg 3 kali sehari
d. Aturan pakai Metformin XR tidak tepat, harusnya 2 kali sehari
e. Aturan pakai Metformin XR tidak tepat, harusnya 3 kali sehari

25. Seorang pasien, laki-laki, usia 50 tahun, penderita DM tipe-2, datang ke apotek membawa
salinan resep sebagai berikut:
Iter 2x
R/ Glibenklamid tab mg 5 no. XXX
S.sdd tab I
------------------------------- det XL -----
 
Berapakah jumlah maksimal obat yang masih boleh ditebus oleh pasien tersebut?
a. 60 tablet d. 30 tablet
b. 50 tablet e. 20 tablet
c. 40 tablet

26. Seorang DM Tipe-2 (laki-laki, usia 52 tahun) datang ke apotek untuk menebus resep dengan obat
tablet metformin XR 500 mg No. XV (S.1. dd. 1 tab. dc) dan tablet glibenklamid 5 mg No. XV (S.3.
dd. 1 tab. dc) dan tablet Gabapentin 300 mg No. XLII. Berapakah jumlah tablet gabapentin 300
mg yang diserahkan kepada pasien?
a. 32 d. 42
b. 40 e. 45
c. 41

27. Seorang apoteker menjelaskan penggunaan insulin glargine sediaan pen (S.1. dd 10 IU s.c)
kepada seorang pasien DM tipe-2 pada saat menebus resep dokter di sebuah apotek. Apoteker
menjelaskan bahwa insulin disuntikkan secara subkutan pada perut di bawah pusar. Penyuntikan
kedua dilakukan besok hari pada jam yang sama di dekat lokasi suntikan sebelumnya.
Berapakah jarak penyuntikan yang tepat disampaikan kepada pasien?
a. 1,00 cm d. 4,00 cm
b. 2,00 cm e. 5,08 cm
c. 2,54 cm

28. Seorang pasien. Laki-laki. Usia 46 tahun, penderita DM tipe-2, datang ke apotek menebus resep
dengan obat akarbose 25 mg (S.3. dd. 1 tab. dc). Apoteker menyerahkan obat kepada pasien
dan memberikan informasi obat. Bagaimanakah aturan waktu pakai obat yang tepat disampaikan
kepada pasien tersebut?
a. Pada saat makan (suapan pertama) d. 30 menit sesudah makan
b. 15 menit sebelum makan e. Dalam keadaan perut kosong
c. 15 menit setelah makan

29. Seorang pasien laki-laki, usia 52 tahun, menderita DM sejak 5 tahun, memiliki kadar gula darah
350 mg/dl, sehingga dokter meresepkan insulin untuk pertama kalinya bagi pasien. Pasien
datang menemui apoteker di instalasi farmasi setelah 2 hari menggunakan insulin dengan
keluhan sering gemetar, pusing, dan berkeringat dingin. Pasien tidak mau makan karena khawatir
dapat meningkatkan kadar gula darahnya. Apakah saran yang tepat disampaikan terkait dengan
pengatasan masalah tersebut?
a. Merekomendasikan pasien meminta penggantian insulin kepada dokter
b. Meminta pasien melakukan self-monitoring blood glucose secara berkala
c. Menjelaskan lokasi penyuntikan insulin secara rotasi
d. Menginformasikan penggunaan insulin setelah makan
e. Merespon pasien untuk segera ke IGD rumah sakit

30. Seorang pasien, perempuan, usia 50 tahun penderita DM tipe-1, mendapatkan pengobatan
dengan insulin regular. Pada saat menebus obat di apotek, pasien bertanya kepada apoteker
mengenai apakah yang harus dilakukan ketika insulin tidak sengaja dimasukan ke dalam freezer.
Apakah jawaban yang tepat dari pertanyaan pasien tersebut?
a. Insulin boleh digunakan karena memang penyimpanan insulin di dalam kulkas
b. Insulin boleh digunakan bila insulin sudah mencair dan dihomogenkan kembali
c. Insulin boleh digunakan dengan batas lama penggunaan 4 minggu
d. Insulin tidak boleh digunakan dan harus langsung dibuang
e. Belum tahu boleh digunakan atau tidak, tergantung kondisi insulinnya

31. Seorang pasien, laki-laki, usia 65 tahun, BB 65 kg, TB 170 cm, pasien DM tipe-2 semenjak 15
tahun yang lalu, telah lama menggunakan antidiabetes oral. Akan tetapi, kadar gula darahnya
belum terkontrol dengan baik, sehingga dokter menambahkan terapinya dengan insulin. Sediaan
yang diresepkan dokter adalah Humulin 30/70 (insulin mixed). Apakah arti dari 30/70 pada
sediaan tersebut?
a. 30% reguler + 70% NPH d. 30% NPH + 70% glargin
b. 30% NPH + 70% regular e. 30% lispro + 70% NPH
c. 30% reguler + 70% glargin

32. Seorang pasien, laki-laki, usia 55 tahun, didiagnosa dokter mengalami diabetes mellitus sejak 1
tahun yang lalu dan selalu menebus obat di apotek. Namun, bulan ini pasien tersebut tidak
datang menebus obatnya. Apoteker menelfon pasien untuk mencari tahu alasan pasien tidak
menebus obat. Apakah tindakan yang tepat diberikan untuk pasien tersebut?
a. Memotivasi pasien untuk patuh minum obat
b. Menjelaskan bahaya putus obat
c. Menginformasikan risiko komplikasi
d. Memberikan leaflet tentang jenis pengobatan
e. Menganjurkan pasien kontrol gula darah rutin

33. Seorang apoteker sedang menjelaskan penggunaan insulin glargine sediaan pen kepada
seorang pasien DM tipe-2 pada saat menebus resep dokter di sebuah apotek. Pasien baru
pertama kali mendapatkan resep obat tersebut dan apoteker menjelaskan cara penggunaan obat
tersebut kepada pasien, termasuk lokasi penyuntikan yang dapat dilakukan pada beberapa area
tubuh. Apakah bagian tubuh yang dijadikan sebagai tempat penyuntikan untuk pertama kalinya?
a. Perut sekitar pusar d. lengan kiri atas bagian dalam
b. Pinggang e. lengan kanan atas bagian luar
c. Lengan kiri atas bagian luar

34. Seorang DM Tipe-2 (laki-laki, usia 52 tahun) datang ke apotek untuk menebus resep dengan obat
tablet metformin XR 500 mg No. XV (S.1. dd. 1 tab. dc) dan tablet glibenklamid 5 mg No. XV (S.3.
dd. 1 tab. dc) dan tablet Gabapentin 300 mg No. XLII. Apakah informasi yang tepat disampaikan
kepada pasien terkait indikasi penggunaan gabapentin?
a. Menurunkan kadar gula darah pasien d. Mengurangi tingkat kecemasan pasien
b. Meningkatkan sekresi insulin e. Mengurangi nyeri akibat komplikasi penyakit
c. Menurunkan nafsu makan

35. Seorang pasien, Laki-laki, usia 49 tahun, didiagnosa oleh dokter menderita DM tipe-2. Dokter
memberikan resep seperti berikut :
R/  Glibenklamid 5 mg
      Glimepiride 2 mg
      S 2 dd 1 pc

Berdasarkan hasil skrining resep yang dilakukan oleh apoteker, terdapat permasalahan klinis,
yaitu duplikasi obat antara glibenklamid dan glimepiride. Selanjutnya, apoteker melakukan
konfirmasi ke dokter dan menyarankan penggantian kombinasinya menjadi glimepiride dengan
metformin. Pada fase manakah terjadinya medication erorr dalam kasus tersebut?
a. Prescraibing d. Dispensing
b. Transcribing e. Administration
c. Screening

36. Seorang pasien perempuan 60 tahun, penderita diabetes melitus selama 15 tahun, saat ini
mengalami  jantung koroner, nefropati kronis, retinopati, neuropati perifer, dan dispepsia. Pasien
mendapatkan resep dokter dengan obat spironolakton 100 mg (S.1.dd). Apoteker menemukan
bahwa obat tersebut dikontraindikasikan dengan keadaan pasien. Apakah kondisi yang
merupakan kontraindikasi dari pemberian spironolakton pada pasien tersebut?
a. Jantung koroner d. Neuropati perifer
b. Nefropati kronis e. Dispepsia
c. Retinopati

37. Seorang pasien, laki-laki berusia 40 tahun, datang ke apotek untuk menebus obat metformin atas
resep dokter. Pasien tersebut mengalami diabetes mellitus serta memiliki riwayat gangguan
lambung. Apoteker memberikan informasi obat pada saat menyerahkan obat kepada pasien.
Apakah informasi yang tepat disampaikan kepada pasien terkait dengan waktu yang tepat
meminum obat tersebut?
a. Obat diminum 1 jam sebelum makan
b. Obat diminum 0,5 jam sebelum makan
c. Obat diminum bersamaan dengan makanan
d. Obat diminum 1 jam setelah makan
e. Obat diminum 2 jam setelah makan

38. Seorang pasien, laki-laki, usia 45 tahun, penderita diabetes, datang ke apotek untuk membeli
obat insulin lispro dengan resep dokter. Pasien tersebut baru pertama kali memperoleh obat
tersebut. Apakah Informasi yang tepat disampaikan terkait dengan waktu pemakaian obat?
a. Obat diinjeksikan 1 jam sebelum makan
b. Obat diinjeksikan 15 menit sebelum makan
c. Obat diinjeksikan bersamaan dengan makanan
d. Obat diinjeksikan 30 menit setelah makan
e. Obat diinjeksikan 1 jam setelah makan

39. Seorang Apoteker di puskesmas ditugaskan untuk membuat program penyuluhan obat-obatan
dengan penggunaan khusus yaitu insulin. Program ini dilaksanakan agar masyarakat mengetahui
tata cara pennggunaan berbagai obat sehingga dapat mengoptimalkan pengobatan. Apakah
nama upaya yang dilakukan oleh kegiatan apoteker tersebut?  
a. Prevensi Primer d. Prevensi Sekunder
b. Prevensi Tersier e. Prevensi Terstruktur
c. Prevensi Epidemi

40. Seorang pasien, laki-laki, usia 53 tahun, dirawat di suatu rumah sakit dengan diagnosa diare
infeksi. Gejala yang dirasakan pasien adalah tidak dapat minum sendiri dan feses seperi air
cucian beras. Hasil uji kultur pada feses ditemukan bakteri V. cholerae. Dokter dan apoteker
berdiskusi untuk menentukan antibiotik lini pertama yang akan diberikan pada pasien.
Apakah antibiotik yang tepat di rekomendasikan?
a. Amoxcicillin 500 mg d. Cefixime 100 mg
b. Ciprofloksasin 500 mg e. Azythromicyn 1 g
c. Doxycyclin 300 mg

41. Seorang dokter dan apoteker di suatu rumah sakit berdiskusi untuk menetapkan antibiotik untuk
pengobatan pasien (laki-laki, usia 53 tahun, penderita diare infeksi). Hasil uji kulur menyimpulkan
bahwa bakteri penyebab infeksi adalah V. cholerae. Setelah diberikan terapi dengan Doxycyclin
300 mg, hasil pemeriksaan leukosit pasien masih tinggi serta gejala diare belum membaik.
Apakah antibiotik yang tepat direkomendasikan sebagai pengobatan lanjutan untuk pasien
tersebut ?
a. Azythromycin 500 mg d. Ceftriakson 1 g
b. Tetracycline 500 mg e. Amoxicillin-clavulanat 500 mg
c. Erytrhomycin 250 mg

42. Seorang pasien, perempuan, usia 24 tahun, didiagnosa dokter mengalami dysentri dan
selanjutnya dirawat di suatu rumah sakit. Hasil kultur menunjukkan bahwa penyebab infeksi
adalah Shigella Spp. Riwayat pengobatan sebelumnya menunjukkan bahwa pasien alergi
terhadap antibiotik golongan Sulfa dan fluroquinolon. Dokter berkonsultasi dengan apoteker untuk
pemilihan antibiotiknya. Apakah antibiotik yang tepat direkomendasikan?
a. Cefadroksil d. TMP-SMZ
b. Norfloksasin e. Siprofloksasin
c. Azithromisin

43. Seorang pasien, laki-laki, usia 20 tahun, didiagnosis dokter disuatu rumah sakit mengalami diare
infeksi. Hasil pemeriksaan laboratorium menyimpulkan bahwa penyebab infeksi adalah Shigella.
Dokter dan apoteker berdiskusi untuk menentukan antibiotik yang akan diberikan pada pasien.
Apakah antibiotik yang tepat di rekomendasikan?
a. Eritromicin d. Doksisiklin
b. Ciprofloxacin e. Ceftriakson
c. Metronidazol

44. Seorang pasien, laki-laki, usia 40 tahun didiagnosa dokter di suatu rumah sakit mengalami diare
infeksi. Pasien mengalami diare dengan frekuensi 8 kali sehari, disertai demam sejak satu hari
yang lalu, dan nyeri abdomen. Hasil culture bakteri menyimpulkan bahwa pasien terinfeksi bakteri
Clostridium deficille dan dokter meminta rekomendasi antibiotik yang tepat untuk pengobatan
pasien. Apaka antibiotik yang tepat diberikan untuk pasien tersebut?
a. Ciprofloxacine d. Klotrimoxazole
b. Metronidazole e. Tetracycline
c. Amoxicillin

45. Seorang pasien, laki-laki, usia 24 tahun, didiagnosa mengalami diare infeksi dan dirawat di suatu
rumah sakit. Intensitas diare pasien cukup parah, berdarah dan hasil kultur bakteri menyatakan
pasien positif mengalami amubiasis. Dokter berdiskusi dengan apoteker untuk menentukan
antibiotic yang tepat diresepkan untuk pengobatan pasien. Apakah antibiotic yang tepat
direkomendasikan?
a. Tetrasiklin d. Amoksisillin
b. Metronidazol e. Kotrimoksazol
c. Mebendazol

46. Seorang apoteker di depo rawat inap suatu rumah sakit sedang menyaipkan 2 botol infus
metronidazol 500 mg/100 mL untuk terapi pasien yang mengalami diare infeksi (laki-laki, usia 40
tahun, positif terinfeksi Clostridium deficille). Infus akan diberikan selama 6 jam dengan
menggunakan infus set 20 tetes/mL. Berapakah kecepatan infus yang tepat disampaikan kepada
perawat yang menangani pasien?
a. 9 tetes/menit d. 12 tetes/menit
b. 10 tetes/menit e. 13 tetes/menit
c. 11 tetes/menit

47. Seorang pasien, laki-laki, usia 40 tahun, didiagnosa dokter di suatu rumah sakit mengalami diare
infeksi (positif terinfeksi Clostridium deficille). Salah satu obat yang diresepkan dokter untuk
perawatan hari pertama adalah metronidazol 1.000 mg dan dilanjutkan dengan 500 mg (tiap 6
jam). Sediaan obat yang tersedia di depo rawat inap adalah infus metronidazole 500 mg/100 mL
(kemasan botol). Berapakah jumlah infus yang tepat disiapkan untuk keperluan terapi selama
satu hari?
a. 1 botol d. 4 botol
b. 2 botol e. 6 botol
c. 3 botol

48. Seorang pasien, perempuan, usia 30 tahun, penderita diare infeksi, mendapatkan resep dokter
sebagai berikut:
R/ Cotrimoxazole tab I No X
S 2 d d tab I
R/Oralit X
Suc
Apoteker menanyakan beberapa informasi kepada pasien untuk menghindari DRP’s pada pasien.
Apakah informasi yang relevan ditanyakan kepada pasien untuk mencegah DRP’s pada pasien
tersebut?
a. Apakah sedang menggunakan pil KB?
b. Apakah sedang hamil?
c. Apakah sedang menyusui?
d. Apakah sedang menggunakan obat hormonal?
e. Apakah ada riwayat alergi terhadap obat golongan penisilin?

49. Seorang laki-laki datang menebus resep di instalasi farmasi suatu rumah sakit dengan obat
alprazolam 0,5 mg No. LVI (s. 2. dd. 1 tab. pc) untuk orang tuanya (laki-laki, usia 50 tahun,
penderita Generalizad Anxiety Disorder/GAD). Apakah target aksi obat tersebut dalam
mengurangi gejala kecemasan pasien?
a. Reseptor GABA d. Reseptor Dopamin
b. Reseptor Serotonin e. Reseptor DMBA
c. Reseptor Histamin H1

50. Seorang pasien, laki-laki, usia 55 tahun, baru saja terdiagnosa dokter mengalami serangan
anxiety akut (panic disorder). Pasien terlihat stress dan merasa seperti orang yang akan
meninggal. Beberapa gejala fisik yang terlihat adalah nyeri dada, takhiaritmia, sesak nafas.
Dokter dan apoteker berdiskusi untuk menetapkan obat yang akan diresepkan untuk pasien.
Apakah golongan obat yang tepat direkomendasikan?
a. Antipsikotik Atypical d. SSRI
b. Anticonvulsant e. Benzodiazepin
c. Antidepresan trisiklik

51. Seorang pasien, perempuan, usia 67 tahun, penderita Generalizad Anxiety Disorder baru saja
menyelesai pengobatan dengan alprazolam selama 8 minggu untuk mengatasi serangan anxiety
akut yang dialaminya. Saat ini, kondisi pasien sudah normal. Dokter akan meresepkan obat untuk
mencegah terjadinya kekambuhan penyakit pasien dan berdiskusi dengan apoteker untuk
pemilihan obatnya. Apakah golongan antianxietas lini pertama yang tepat direkomendasikan
untuk pasien tersebut?
a. Azapirone d. Anticovulsant
b. SSRI e. Antipsychotic atypical
c. Antidepresan trisiklik

52. Seorang pasien, laki-laki, usia 55 tahun, penderita Generalizad Anxiety Disorder tidak mengalami
perbaikan gejala setelah mendapatkan pengobatan dengan alprazolam 3 mg/hari selama 4
minggu. Dokter meminta rekomendasi pengobatan kepada apoteker di instalasi farmasi
mengenai tindak lanjut pengobatannya. Apakah obat yang tepat disarankan kepada dokter untuk
pengobatan pasien tersebut?
a. Imipiramine d. Buspirone
b. Venlafaxine XR e. Gabapentine
c. Pregabalin

53. Seorang apoteker di suatu IFRS menerima resep dari seorang laki-laki untuk orang tuanya
(perempuan, usia 65 tahun, penderita Generalizad Anxiety Disorder/GAD) sebagai berikut:
R/ Alprazolam tab. 1 mg No. XXVIII
s. 2. dd. 1 tab ac
Apoteker melakukan skrining terhadap resep tersebut dan menemukan permasalahan klinis.
Apakah permasalahan yang terdapat dalam resep tersebut?
a. Dosis obat terlalu tinggi d. waktu penggunaan obat tidak tepat
b. Dosis obat terlalu rendah e. Obat tidak tepat indikasi
c. Durasi pengobatan terlalu panjang

54. Seorang laki-laki datang menebus resep alprazolam 0,25 mg (s. 2. dd. 1 tab.) untuk orang tuanya
(perempuan, usia 65 tahun, penderita Generalizad Anxiety Disorder/GAD) di instalasi farmasi
suatu rumah sakit. Setelah melakukan skrining terhadap resep tersebut, apoteker menyimpulkan
bahwa obat tersebut akan digunakan pasien selama 6 minggu, melebihi batas maksimal dari
durasi pengobatan yang disarankan dalam panduan pengobatan. Berapa lamakah batasan
maksimal penggunaan obat tersebut yang tepat disarankan kepada dokter penulis resep?
a. 1 minggu d. 4 minggu
b. 2 minggu e. 5 minggu
c. 3 minggu

55. Seorang laki-laki datang menebus resep di instalasi farmasi suatu rumah sakit dengan obat
alprazolam 0,5 mg No. LVI (s. 2. dd. 1 tab. pc) untuk orang tuanya (laki-laki, usia 50 tahun,
penderita Generalizad Anxiety Disorder/GAD). Berapakah jumlah obat yang diminta dalam resep
tersebut?
a. 26 tablet d. 56 tablet
b. 36 tablet e. 66 tablet
c. 46 tablet

56. Seorang laki-laki datang menebus resep di instalasi farmasi suatu rumah sakit dengan obat
alprazolam 0,5 mg No. LVI (s. 2. dd. 1 tab. pc) untuk orang tuanya (laki-laki, usia 50 tahun,
penderita Generalizad Anxiety Disorder/GAD). Obat tersebut mempunyai efek mendepresi
susunan syaraf pusat sehingga apoteker harus memberikan informasi obat kepada pasien.
Apakah informasi penting yang harus disampaikan kepada pasien terkait efek samping obat
tersebut?
a. Obat hanya diminum 1 jam setelah makan
b. Obat ini diminum pada saat akan tidur malam
c. Pasien tidak boleh mengendarai kendaraan sendiri
d. Pasien disarankan sering mengkonsumsi kopi
e. Pasien disarankan sering mengkonsumsi buah-buahan

57. Seorang pasien, laki-laki, usia 27 tahun, pecandu narkoba, dibawa ke UGD suatu rumah sakit
karena overdosis Morfin. Apoteker langsung menyiapkan kebutuhan obat emergensi dan antidote
untuk membatasi efek toksik racun dalam tubuh pasien tersebut. Apakah antidote yang tepat
disiapkan untuk pasien tersebut?
a. Dimerkarpol d. Flumazenil
b. n-asetil sistein e. Sodium bicarbonate
c. Nalokson

58. Seorang pasien perempuan, usia 35 tahun, BB 45 kg, dilarikan ke UGD suatu rumah sakit karena
mengalami overdosis asetosal karena meminum 40 tablet asetosal 100 mg. Kondisi pasien saat
ini tidak sadar, TD 128/90 mmHg, RR 140/menit, T 39 °C dan terlihat tanda-tanda asidosis
metabolik. Dokter meminta apoteker untuk menyiapkan obat emergensi untuk mempercepat
eksresi asetosal dari tubuh pasien melalui urin. Apakah obat emergensi yang tepat disiapkan?
a. Infus glukosa d. Suplement kalium
b. Infus NaCl fisiologis e. Natrium bikarbonat
c. Arang aktif

59. Seorang pasien, laki-laki, usia 26 tahun, dibawa ke unit gawat darurat rumah sakit setelah
mencoba bunuh diri dengan menelan 500 mL produk pembunuh serangga yang berisi metil
parathion. Apoteker langsung menyiapkan kebutuhan obat emergensi dan antidote untuk
membatasi efek toksik racun dalam tubuh pasien tersebut. Apakah antidote yang tepat disiapkan
apoteker untuk pasien tersebut?
a. Atropin Sulfat d. Epinefrin
b. n-asetil sistein e. Kalsium Glukonat
c. Nalokson

60. Seorang pasien, laki-laki, usia 25 tahun, dibawa ke IGD rumah sakit. Hasil wawancara dengan
keluarga pasien berhasil diketahui bahwa pasien mencoba melakukan usaha bunuh diri dengan
meminum obat nyamuk cair yang mengandung senyawa golongan karbamat. Apoteker di IGD
menyiapkan antidot yang dibutuhkan untuk meminimalisir efek toksik racun tersebut. Apakah
antidot yang tepat disiapkan untuk pasien tersebut?
a. Natrium Tiosulfat d. N-asetilsistein
b. Nalokson e. Atropin sulfat
c. Dimerkaprol

61. Seorang pasien laki-laki berusia 45 tahun dibawa ke IGD rumah sakit karena diduga mengalami
keracunan obat parasetamol. Keluarga pasien menyatakan bahwa pasien tersebut  telah
meminum tablet parasetamol sebanyak 20 butir sekitar 8 jam sebelum dibawa ke RS. Apoteker di
depo UGD berdiskusi dengan dokter untuk menetapkan antidote untuk pasien tersebut. Apakah
antidot yang tepat direkomendasikan?
a. Nalokson d. Natrium tiosulfat
b. N-asetilsistein e. Atropin sulfat
c. Dimerkaprol

62. Seorang pasien, laki-laki, usia 55 tahun, dilarikan ke UGD suatu rumah sakit karena mengalami
mual dan muntah setelah mengkonsumsi 12 tablet parasetamol. Sepuluh jam kemudian hasil
laboratorium menunjukkan nilai SGPT 200 U/l. Apakah antidotum yang tepat untuk pasien
tersebut?
a. Atropin d. Propanolol
b. Dopamin e. N-asetilsistein
c. Esmolol

63. Seorang pasien laki-laki berusia 54 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan lemas, dada berdebar
dan detak jantung tak beraturan. Pasien diketahui rutin mengkonsumsi digoxin sejak 3 tahun
terakhir untuk pengobatan gagal jantung yang diidapnya. Berdasarkan keluhan tersebut, dokter
mendiagnosa pasien mengalami keracunan digoksin dengan ventricular takikardi. Apakah
antidote yang tepat untuk mengatasi gejala keracunan yang dialami pasien tersebut?
a. N-asetil systein d. Deferipron
b. Lidokain e. Calcium glukonas
c. Asam folinat

64. Seorang bayi, usia 9 bulan, didiagnosa dokter mengalami anemia defisiensi besi. Dokter
selanjutnya meresepkan obat untuk pasien berupa suplemen makanan yang mengandung
supplement besi dan vitamin C. Apakah tujuan pemberian obat kombinasi tersebut?
a. Vitamin C dapat meningkatkan absorpsi besi
b. Vitamin C dapat meningkatkan distribusi besi
c. Vitamin C dapat meningkatkan metabolisme besi
d. Vitamin C dapat meningkatkan eliminasi besi
e. Vitamin C dapat meningkatkan eksresi besi

65. Seorang pasien, perempuan, usia 40 tahun, didiagnosa dokter mengalami anemia megaloblastik
akibat penyakit gastritis kronik yang menyebabkan rendahnya sekresi faktor intrinsik yang
dilepaskan oleh sel parietal lambung ke dalam usus. Dokter berdiskusi dengan apoteker
mengenai pemilihan obatnya. Apakah obat yang tepat direkomendasikan kepada dokter untuk
pasien tersebut?
a. Asam folat d. Epoetin alfa
b. Vitamin B12 e. EPG-Epoetin beta
c. Fero Sulfat

66. Seorang pasien, laki-laki, usia 38 tahun, datang ke suatu klinik karena sering merasa lemas,
pucat dan kesemutan pada kedua tangannya. Pemeriksaan darah rutin menunjukkan Hb 8 g/dL,
dan apusan darah tepi menunjukkan pasien mengalami anemia makrositik. Apakah obat yang
tepat untuk pengobatan penyakit pasien tersebut?
a. Vitamin B12 d. Vitamin C
b. Suplemen besi e. Vitamin K
c. Suplemen asam folat

67. Seorang pasien masuk rumah sakit dan didiagnosa dokter mengalami gagal ginjal kronik stage 3.
Pasien juga mengalami anemia dengan kadar Hb 9 mg/dL. Kadar zat besi dalam darah berada
dikisaran normal. Dokter berdiskusi dengan apoteker mengenai pemilihan obatnya. Apakah obat
yang tepat direkomendasikan kepada dokter untuk pasien tersebut?
a. Vitamin B12 d. Iron Sukrose
b. Sodium Ferri Glukonat e. Epoetin alfa
c. Asam folat

68. Seorang pasien, perempuan, usia 35 tahun, datang ke apotek untuk membeli obat untuk
mengatasi penyakit anemia yang sedang dialaminya. Pasien mengatakan kepada apoteker
bahwa dia didiagnosa dokter mengalami anemia hipokromik mikrositik. Apakah obat yang tepat
diberikan kepada pasien untuk mengobati penyakitnya?  
a. Suplement penambah zat besi d. Eritropoietin
b. Asam folat e. Vitamin C
c. Vitamin B12

69. Seorang pasien, perempuan, usia 40 tahun, didiagnosa dokter di suatu rumah sakit mengalami
anemia (kadar Hb 6 g/dL, Trombosit 18.000/mL). Pasien ternyata saat ini sedang mengalami TBC
dan sedang menjalani mengobatan dengan antibiotik. Apakah terapi yang tepat diberikan untuk
mengatasi gejala anemia pasien tersebut?
a. Asam Folat d. Vitamin B12
b. Sulfas Ferrosus e. Vitamin K
c. Transfusi darah

70. Seorang pasien, perempuan, usia 30 tahun, datang ke apotek membeli supplemen zat besi untuk
mengurangi gejala anemia yang sedang dideritanya. Apoteker mengatakan kepada pasien bahwa
suplemen tersebut tidak boleh diminum menggunakan teh manis karena ada kandungan
senyawa dalam teh yang dapat membentuk senyawa khelat dengan zat besi. Apakah kandungan
senyawa yang dimaksudkan oleh apoteker tersebut?
a. Alkaloid d. Terpenoid
b. Flavonoid e. Saponin
c. Tanin

71. Seorang dokter di rumah sakit akan meresepkan epoetin alfa untuk pasien anemia dengan
riwayat gagal ginjal kronis (wanita, usia 55 tahun, BB 60 kg) untuk penggunaan 1 minggu
pertama dan meminta rekomendasi regiment terapi kepada apoteker. Apoteker mengatakan
bahwa dosis obat tersebut adalah 50 IU/kg BB untuk satu kali pakai, dan digunakan 3 kali
seminggu. Obat yang tersedia adalah dalam bentuk injeksi 3.000 IU/mL. Berapakah jumlah obat
yang tepat diberikan kepada pasien untuk satu kali pemakaian?
a. 0,1 mL d. 0,7 mL
b. 0,3 mL e. 1,0 mL
c. 0,5 mL

72. Seorang dokter di suatu rumah sakit akan meresepkan tablet asam folat 1.000 μg untuk
pasiennya (perempuan, usia 48 tahun, penderita anemia karena defisiensi folate) dan meminta
informasi dari apoteker mengenai durasi terapi obat ini dalam pengobatan anemia. Apakah
informasi yang tepat disampaikan kepada dokter tersebut?
a. 1 bulan d. 4 bulan
b. 2 bulan e. 5 bulan
c. 3 bulan

73. Seorang pasien, laki-laki, usia 65 tahun, masuk UGD suatu rumah sakit dalam kondisi tidak sadar
dan didiagnosa dokter mengalami stroke hemorargik. Hasil dari wawancara dengan keluarga
menyatakan bahwa pasien memiliki riwayat hipertensi selama 15 tahun. Apakah obat yang tepat
direkomendasikan pada dokter untuk pengobatan pasien tersebut?
a. Nifedipine d. Diltiazem
b. Amlodipine e. Verapamil
c. Nimodipine

74. Seorang pasien, laki-laki, usia 50 tahun, masuk IGD suatu rumah sakit karena serangan stroke
iskemik. Setelah stroke tertangani, tekanan darah pasien adalah sebesar 155/100 mmHg.
Selama ini pasien menggunakan HCT 25 mg untuk mengobati hipertensinya. Dokter akan
menambahkan obat untuk mengontrol tekanan darah pasien. Apakah golongan antihipertensi
yang tepat direkomendasikan kepada dokter untuk pengobatan pasien?
a. ACE inhibitor d. Beta bloker
b. Loop Diuretik e. Vasodilator golongan nitrat
c. CCB

75. Seorang pasien, perempuan, usia 59 tahun, masuk UGD suatu rumah sakit dan didiagnosa
dokter mengalami stroke Non Hemorargik. Menurut suaminya, 1 jam yang lalu pasien merasakan
tangan dan kaki serta badan sebelah kiri tidak bisa digerakkan. Apoteker di depo UGD
menyiapkan obat-obatan untuk mengatasi gejala penyakit pasien. Apakah obat yang tepat
digunakan untuk mengatasi gejala penyakit pasien tersebut?
a. Heparin injeksi d. Nimodipin injeksi
b. Enoxaparin injeksi e. Fondaparineux injeksi
c. Alteplase injeksi

76. Seorang pasien, laki-laki, usia 60 tahun, BB 70 Kg, dilarikan kerumah sakit karena mengalami
stroke iskemik akut, dokter akan memberikan alteplase 63 mg yang akan diberikan secara injeksi
bolus dan Infus intra vena. Apoteker di depo UGD menghitung kebutuhan dosis obat tersebut
untuk pasien. Alteplase yang tersedia adalah serbuk alteplase 100 mg yang direkonstitusi dalam
100 mL SWFI. Berapakah dosis alteplase yang tepat diberikan secara injeksi bolus?
a. 3,15 mg d. 56,7 mg
b. 6,30 mg e. 63,0 mg
c. 7,0 mg

77. Seorang pasien, laki-laki, usia 60 tahun, BB 70 Kg, dilarikan ke rumah sakit karena mengalami
stroke iskemik akut. Dokter meresepkan alteplase 63 mg dan meminta apoteker untuk meyiapkan
sediaan obat tersebut untuk pemberian injeksi bolus (10% dari dosis) dan Infus intra vena (90%
dari dosis). Alteplase yang tersedia adalah serbuk alteplase 100 mg dan selanjutnya
direkonstitusi oleh apoteker dalam 100 mL SWFI. Berapakah jumlah alteplase yang diambil untuk
diberikan melalui injeksi bolus?
a. 1,55 mL d. 4,00 mL
b. 3,00 mL e. 6,30 mL
c. 3,15 mL

78. Seorang pasien, perempuan, usia 55 tahun, dirawat di IGD suatu rumah sakit dalam kondisi tidak
sadar karena stroke hemmorargi. Sebelumnya pasien mengalami sindrom koroner akut dengan
elevasi segmen ST (STEMI). Selama di rumah sakit pasien mendapat obat aspirin, heparin,
klopidogrel, metoprolol injeksi, dan streptokinase. Apoteker mengatakan kepada dokter bahwa
hal tersebut merupakan efek samping obat. Apakah obat yang mengakibatkan efek samping
pada pasien tersebut?
a. Aspirin d. Metoprolol Injeksi
b. Heparin e. Streptokinase
c. Klopidogrel

79. Seorang pasien, perempuan, usia 45 tahun, penderita stroke, dirawat di rumah sakit karena
mengalami serangan stroke (nilai INR: 1,0). Pasien rutin menggunakan warfarin untuk terapi
penyakitnya. Apoteker menyimpulkan bahwa serangan stroke yang dialami pasien terjadi karena
adanya interaksi obat, karena saat ini juga sedang mengkonsumsi obat bebas yang berisi
parasetamol, ctm, dan ambroxol dan pil KB untuk kontrasepsi. Apakah obat-obatan yang saling
berinteraksi pada pasien tersebut?
a. Pil KB dan warfarin d. Ambroxol dan CTM
b. CTM dan warfarin e. Warfarin dan parasetamol
c. Parasetamol dan kontrasepsi oral

80. Seorang pasien laki-laki dibawa ke IGD RS dan didiagnosa dokter mengalami serangan stroke
isekemik akut. Serangan terjadi 1 jam yang lalu (jam 13.00). Dokter akan memberikan injeksi
bolus alteplase dan berdiskusi dengan apoteker untuk menentukan kapan obat ini diberikan
kepada pasien agar obat memiliki efek yang optimal. Apakah informasi yang tepat diberikan?
a. Saat ini juga d. Jam 17.00
b. Jam 15.00 e. Jam 18.00
c. Jam 15.30

81. Seorang pasien, perempuan, usia 50 tahun, masuk IGD suatu rumah sakit karena serangan
stroke isechemik. Serangan terjadi 2,5 jam yang lalu. Dokter juga akan memberikan aspirin tablet
80 mg setelah pasien menjalani terapi dengan alteplase dan meminta informasi dari apoteker
mengenai waktu yang tepat untuk pemberian obat tersebut. Apakah informasi yang tepat
diberikan?
a. Langsung diberikan saat serangan d. 24-48 jam setelah serangan
b. 12 jam setelah serangan e. 24-48 jam setelah pemberian Alteplase
c. 12 jam setelah pemberian Alteplase

82. Seorang pasien, laki-laki, usia 56 tahun, masuk UGD suatu rumah sakit setelah mengalami
serangan stroke isekemik. Pasien juga memiliki riwayat penyakit hipertensi dan rutin
menggunakan captopril 25mg 2x sehari 1 tablet. Selanjutnya, pasien diberikan terapi dengan obat
alteplase pada saat 2 jam setelah serangan.  Apakah tindakan yang tepat dilakukan untuk terapi
hipertensi pasien tersebut?
a. Tetap Menggunakan captopril d. Terapi ditambah furosemid
b. Captopril diganti candesartan e. Terapi ditambah bisoprolol
c. Terapi hipertensi ditunda

83. Seorang pasien, laki-laki, usia 55 tahun, masuk IGD rumah sakit dan didiagnosa dokter
mengalami stroke isekemik akut. Dokter akan memberikan obat alteplase, aspirin,
hidroklorotiazid, kaptopril, dan klopidogrel untuk pasien dan meminta apoteker untuk menetapkan
regiment terapinya. Apoteker mengatakan bahwa beberapa obat harus ditunda pemberiannya
untuk 7 hari kedepan. Apakah obat yang dimaksudkan oleh apoteker tersebut?
a. Alteplase dan aspirin d. Kaptopril dan klopidogrel
b. Aspirin dan hidroklorotiazid e. Alteplase dan klopidogrel
c. Hidroklorotiazid dan kaptopril

84. Seorang pasien (laki-laki, usia 55 tahun, penderita jantung koroner) dirawat di suatu rumah
sakit dan mendapatkan beberapa obat atas resep dokter. Salah satu obat yang diresepkan
dokter adalah simvastatin tablet 20 mg. Data laboratorium pasien saat ini= TC: 180 mg/dL,
LDL: 230 mg/dL, HDL: 50 mg/dL dan TG: 170 mg/dL. Apoteker melakukan evaluasi
penggunaan obat pada saat visite pasien di ruang rawat inap. Apakah hasil evaluasi yang
tepat terhadap penggunaan obat tersebut?
a. Pengobatan sudah tepat karena bertujuan untuk menurunkan kadar TC
b. Pengobatan sudah tepat karena bertujuan untuk menurunkan kadar LDL
c. Pengobatan sudah tepat karena bertujuan untuk menurunkan kadar TG
d. Pengobatan tidak tepat karena kadar TC pasien normal
e. Pengobatan tidak tepat karena pasien tidak mengalami hiperlipidemia

85. Seorang apoteker di depo rawat inap suatu rumah sakit sedang menyiapkan heparin injeksi
dengan dosis 12.500 unit untuk diberikan secara injeksi bolus pada pasien infark miokardial.
Bagaimanakah prinsip kerja obat tersebut?
a. Mencegah agregasi platelet d. Menghambat pembentukan fibrin dari fibrinogen
b. Menghambat sintesis faktor II e. Memicu aktivasi plasminogen menjadi plasmin
c. Menghambat sintesis tromboxan

86. Seorang pasien, usia 59 tahun, masuk UGD suatu rumah sakit karena serangan Acute Coronary
Sindrome dengan peningkatan segmen ST (STEMI). Pasien mendapatkan terapi dengan injeksi
Alteplase. Apakah golongan obat yang diberikan kepada pasien tersebut?
a. Antiplatelet d. Agen fibrinolitik
b. Antikoagulan e. Vasodilator
c. Beta bloker

87. Seorang dokter di suatu rumah sakit berdiskusi dengan apoteker mengenai pemilihan obat yang
akan diberikan kepada pasien NSTEMI (laki-laki, usia 48 tahun) yang sedang dirawat di UGD.
Pasien mengalami peningkatan troponin dan EKG abnormal. Dokter memberikan nitrogliserin
sublingual dan carvedilol. Dokter ingin memberikan antiplatelet yang efektif untuk infark pasien.
Apakah antiplatelet lini pertama yang tepat disarankan?
a. Aspirin d. Dipiridamol
b. Cilostazol e. Prasugrel
c. Clopidogrel

88. Seorang pasien laki-laki, usia 55 tahun, dibawa ke UGD suatu rumah sakit dan didiagnosa dokter
mengalami STEMI. Pasien diberikan nitrogliserin sublingual, carvedilol, dan aspirin. Dokter
mengevaluasi terapi pasien dan membutuhkan tambahan obat untuk mengatasi keadaan infark
pasien. Apakah golongan obat yang tepat direkomendasikan kepada dokter tersebut?
a. ACE inhibitor d. Calcium channel blocker
b. Antiokoagulan e. Inotropik positif
c. Antiplatelet

89. Seorang pasien dengan diagnosa NSTEMI mendapatkan resep dokter yang berisi dua
antiplatelet yaitu aspirin dan clopidogrel. Pasien memiliki riwayat gastritis. Dokter ingin
memberikan terapi tambahan dan berkonsultasi dengan apoteker untuk meminimalisir resiko efek
samping antiplatelet. Apakah obat yang tepat disarankan?
a. Asam mefenamat d. Lansoprazol
b. Asam traneksamat e. Vitamin K
c. Antasida

90. Seorang pasien, laki-laki, usia 68 tahun, penderita syndrome koroner akut, dilarikan ke UGD
suatu rumah sakit dan didiagnosa dokter mengalami syok kardiogenik. TD pasien saat ini adalah
60/40 mmHg. Apoteker di depo UGD menyiapkan obat emergensi untuk pasien tersebut? Apakah
obat yang tepat diberikan kepada pasien tersebut?
(a) Dobutamin d. Nitrogliserin
(b) Dopamin e. Digoksin
(c) Norepinefrin

91. Seorang pasien, laki-laki, usia 55 tahun, dirwat di suatu rumah sakit dengan diagnosa mengalami
sindroma koroner akut (SKA). Hasil monitoring dengan EKG menyimpulkan bahwa pasien juga
mengalami peningkatan segmen ST. Apakah obat yang tepat diberikan kepada pasien untuk
pertama kalinya?
(a) Aspirin dan Furosemide d. Aspirin dan nitrogliserin
(b) Alteplase dan Furosemide e. Alteplase dan Propranolol
(c) Propranolol dan Nifedipin

92. Seorang pasien, laki-laki, usia 50 tahun, dibawa ke unit gawat darurat suatu rumah sakit karena
karena mengalami gangguan jantung dan didiagnosa oleh dokter mengalami ST Elevasi Miokard
Infark (STEMI). Dokter mengatakan kepada apoteker yang bertugas di depo UGD bahwa dia
akan memberikan terapi fibrinolitik kepada pasien tersebut. Apakah fibrinolitik yang tepat untuk
mengobati pasien tersebut? 
(a) Asetosal d. Alteplase
(b) Warfarin e. Isosorbid dinitrat
(c) Heparin

93. Seorang pasien, usia 59 tahun, BB 65 Kg, masuk UGD suatu rumah sakit karena serangan Acute
Coronary Sindrome dengan peningkatan segmen ST (STEMI). Pasien mendapatkan terapi
dengan Alteplase injeksi 15 mg injeksi i.v bolus, diikuti dengan infus intravena 0,75 mg/Kg BB
selama 30 menit dan infuse intravena 0,5 mg/Kg BB selama 60 menit. Berapakah jumlah
Alteplase yang masuk ke dalam tubuh pasien?
a. 95,25 mg d. 98,25 mg
b. 96,25 mg e. 99,25mg
c. 97,25 mg

94. Seorang pasien, laki-laki, usia 50 tahun, dibawa ke unit gawat darurat suatu rumah sakit karena
karena mengalami gangguan jantung dan didiagnosa oleh dokter mengalami ST Elevasi Miokard
Infark (STEMI). Dokter memberikan terapi fibrinolitik kepada pasien tersebut. Apoteker
selanjutnya melakukan monitoring efek samping obat selama pasien menggunakan obat tersebut.
Apakah efek samping utama obat yang tepat dipantau oleh apoteker terkait penggunaan obat
tersebut?
(a) Batuk d. Perdarahan
(b) Diare e. Thrombosis
(c) Hipokalemia

95. Seorang apoteker melakukan MESO pada seorang pasien rawat jalan (laki-laki, usia 75 tahun,
penderita syndrome koroner akut) setelah menggunakan obat yang diresepkan dokter selama 14
hari terakhir. Pasien saat ini mengalami gusi berdarah dan apoteker menduga hal tersebut adalah
akibat efek samping obat dari obat yang diminum pasien (bisoprolol 1 x 10 mg, furosemide 1 x 40
mg, aspirin 1 x 80 mg, ISDN sublingual prn dan vitamin B kompleks). Apakah obat yang
menyebabkan efek tersebut?
a. Bisoprolol d. ISDN
b. Furosemid e. Vitamin B kompleks
c. Aspirin
96. Seorang pasien, laki-laki, usia 50 tahun, dibawa ke unit gawat darurat dan didiagnosa mengalami
ST Elevasi Miokard Infark (STEMI). Dokter sudah memberikan terapi fibrinolitik dan akan
memberikan antiplatelet. Namun, pada catatan medis pasien ditemukan riwayat alergi terhadap
aspirin dan dokter meminta informasi mengenai pilihan terapi pengganti aspirin. Apakah obat
yang tepat direkomendasikan kepada dokter? 
(a) Alteplase d. Vitamin K
(b) Klopidrogel e. Warfarin
(c) Heparin
 
97. Seorang apoteker di depo rawat inap suatu rumah sakit melakukan MESO pada seorang pasien
(perempuan, usia 63 tahun, penderita jantung koroner) obat yang telah digunakan adalah
alteplase dan dilanjutkan dengan enoxaparin. Apakah parameter laboratorium yang tepat
dimonitor oleh apoteker tersebut?
a. PTT d. LED
b. INR e. RBC
c. AST

 
98. Seorang perempuan 55 tahun, berat badan 50 kg, tinggi badan 160 cm, dirawat di IGD suatu
rumah sakit dalam kondisi tidak sadar. Hasil pemeriksaan dengan CT-Scan pada kepala pasien
ditemukan adanya perdarahan otak yang cukup luas yang diduga karena ESO. Sebelumnya
pasien mengalami sindrom koroner akut dengan elevasi segmen ST (STEMI). Selama di rumah
sakit pasien mendapat obat aspirin, heparin, klopidogrel, metoprolol injeksi, dan streptokinase.
Apakah obat yang mengakibatkan efek samping pada pasien tersebut?
d. Aspirin d. Metoprolol Injeksi
e. Heparin e. Streptokinase
f. Klopidogrel

99. Seorang pasien, laki-laki, usia 50 tahun, dibawa ke unit gawat darurat suatu rumah sakit karena
karena mengalami gangguan jantung dan didiagnosa oleh dokter mengalami ST Elevasi Miokard
Infark (STEMI). Dokter akan memberikan terapi fibrinolitik kepada pasien tersebut. Sebelum
memberikan obat, apoteker didepo UGD memastikan riwayat penyakit pasien untuk menghindari
kontraindikasi pemberian obat. Apakah riwayat penyakit yang kontraindikasi dengan obat yang
akan diberikan kepada pasien tersebut?  
(a) Diabetes melitus d. Penyakit ginjal kronis
(b) Gagal jantung e. Sroke hemoragik
(c) Hipertiroid

100. Seorang pasien, perempuan, usia 60 tahun mengkonsumsi unfractionated warfarin untuk
terapi propilaksis jantung koroner yang dideritanya. Pasien juga menderita mual muntah dan
meminum simetidin yang dibeli di apotek tanpa resep dokter. Beberapa hari kemudian, pasien
mengalami pendarahan dan di rawat di suatu rumah sakit. Apoteker mengatakan bahwa hal
tersebut disebabkan karena interaksi obat. Bagaimanakah mekanisme interaksi kedua obat
tersebut?
a. Peningkatan absorpsi warfarin d. Menghambat eksresi warfarin
b. Penghambatan distribusi warfarin e. Menghambat absorpsi warfarin
c. Penghambatan metabolisme warfarin

101. Seorang pasien, laki-laki, usia 55 tahun, masuk rumah sakit dan terdiagnosis sindrom koroner
akut. Setelah kondisi stabil, pasien diperbolehkan pulang dan mendapatkan resep dokter yang
berisi obat bisoprolol 1 x 10 mg, aspirin 1 x 80 mg, dan ISDN sublingual prn. Apakah informasi
yang tepat disampaikan untuk pemakaian ISDN?
a. Diminum setelah makan d. Diminum 30 menit setelah serangan
b. Diminum 30 menit sebelum makan e. Diminum dengan air putih yang banyak
c. Diminum saat terjadi serangan

102. Seorang pasien, wanita, usia 24 tahun, didiagnosa dokter mengalami gastric ulcer karena
infeksi H. pylory. Dokter meresepkan omeprazol 20 mg 2 kali sehari, clarithromicin 500 mg 2 kali
sehari dan amoxicillin 1 g 2 kali sehari selama 14 hari. Pada saat menebus resep, pasien
mengatakan kepada apoteker bahwa dia alergi terhadap amoksisilin. Apakah antibiotik yang tepat
untuk disarankan kepada dokter penulis resep untuk mengganti amoksisilin?
a. Metronidazol d. Doksisiklin
b. Cotrimoksazol e. Azythromycin
c. Ciprofloksasin
103. Seorang pasien, laki-laki, usia 40 tahun, dirawat di Rumah Sakit dengan diagnosa tukak
lambung akibat Helicobacter Pylori. Pasien mendapatkan obat golongan pompa proton inhibitor
dan antibiotik untuk mengeradikasi Helicobacter Pylori. Pasien mendapat terapi berdasar standar
triple therapy. Apakah obat yang tepat untuk pasien tersebut?
a. Lansoprazol, ranitidin, amoxicillin d. Sukralfat, metronidazol, amoxicillin
b. Famotidin, amoxicillin, metronidazol e. Ranitidin, clarithromycin, metronidazol
c. Omeprazol, clarithromycin, amoxicillin

104. Seorang pasien, laki-laki, usia 51 tahun, dengan riwayat pengobatan clopidogrel tablet,
datang ke rumah sakit dan keluhan muntah darah serta nyeri perut. Pasien tersebut terdiagnosis
mengalami peptic ulcer dan positif terinfeksi Helicobacter pylori dari tes Urea Breath Test. Dokter
berkomunikasi dengan apoteker terkait pemilihan antibiotic yang akan diberikan. Apakah
antibotika yang tepat direkomendasikan untuk eradikasi bakteri tersebut?
a. Amoksisilin dan Cefadroxil d. Amoksisilin dan Ciprofloxacin
b. Amoksisilin dan Clarithromycin e. Amoksisilin dan Azitromycin
c. Amoksisilin dan Tetrasiklin

105. Seorang dokter di suatu rumah sakit meminta saran apoteker untuk memilihkan obat saluran
cerna yang aman bagi pasiennya (seorang ibu hamil, usia 28 tahun) yang sedang mengalami
kekambuhan penyakit peptic ulcer. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pasien tidak sedang
mengalami infeksi H. pylori. Apakah obat yang tepat untuk disarankan kepada dokter?
a. Simetidin d. Antasida
b. Omeprazole e. Misoprostol
c. Lanzoprazol

106. Seorang pasien, laki-laki, usia 27 tahun, pernah didiagnosa dokter mengalami gastric ulcer
karena efek samping asam mefenamat. Gejala tersebut masih dirasakan pasien walaupun telah
menghentikan penggunaan obat dari 3 hari yang lalu. Pasien datang ke apotek untuk membeli
obat tanpa resep dokter untuk mengatasi keluhannya. Apakah obat yang tepat diberikan untuk
pasien tersebut?
a. Amoksisilin d. Omeprazole
b. Sukralfat e. Antasida
c. Lanzoprazol

107. Seorang pasien, perempuan, usia 43 tahun, baru saja terdiagnosa oleh dokter mengalami
ulkus peptik. Dokter menginginkan bahwa salah satu obat yang diberikan pada pasien tersebut
adalah obat golongan pelapis mukosa. Apakah obat yang tepat diberikan pada pasien tersebut?
a. Simetidin d. Misoprostol
b. Antasida e. Omeprazol
c. Sukralfat
 
108. Seorang pasien, perempuan, usia 40 tahun, datang ke suatu klinik karena kekambuhan
penyakit tukak peptik yang dulu pernah dideritanya. Pasien mengatakan kepada dokter bahwa
dia pernah mengalami efek samping obat tukak peptik berupa nyeri otot sehingga meminta dokter
untuk tidak meresepkan obat tersebut. Dokter menanyakan kepada apoteker mengenai obat yang
dimaksud pasien. Apakah obat apa yang menyebabkan efek samping yang dialami pasien
tersebut?
a. Simetidin d. Antasida
b. Omeprazol e. Amoksisilin
c. Sukralfat

109. Seorang pasien, perempuan, usia 43 tahun, penderita tukak peptik datang ke puskesmas dan
mendapatkan obat sebagai berikut: Ranitidin, Antasida, Vit. B4, Amoksisilin dan Klaritromisin
Apoteker mengatakan kepada dokter bahwa obat-obat dalam resep tersebut tidak rasional. Salah
satu obat-obatan tersebut dan berpotensi menimbulkan efek samping berupa kejang perut.
Apakah obat yang dimaksud apoteker tersebut?
a. Ranitidin d. Amoksisilin
b. Antasida e. Klaritromisin
c. Vit. B4

110. Seorang dokter melakukan visite bersama apoteker untuk memantau terapi yang diberikan
pada pasien malaria yang juga mengalami gangguan asam lambung. Pasien mendapatkan obat
berupa klorokuin dan simetidin. Dokter menanyakan kepada apoteker mengenai kemungkinan
interaksi kedua obat tersebut. Apoteker menyatakan bahwa kedua obat tersebut akan mengalami
interaksi jika diberikan secara bersamaan. Apakah efek dari interaksi kedua obat tersebut?
a. Simetidin meningkatkan konsentrasi plasma klorokuin
b. Simetidin menurunkan konsentrasi plasma klorokuin
c. Klorokuin meningkatkan absorbsi simetidin
d. Klorokuin menurunkan absorbsi simetidin
e. Klorokuin dan simetidin terikat protein plasma

111. Seorang pasien, laki-laki, usia 70 tahun menderita penyakit hipertensi dan gangguan asam
lambung. Pasien mendapat obat kaptopril (1x1), antasida (2x1), omeprazole (1x1). Setelah
menggunakan obat selama 7 hari. Akan tetapi, obat tersebut gagal menurunkan tekanan darah
pasien. Apakah yang menyebabkan kegagalan pada kaptopril?
a. Metabolisme kaptopril dihambat oleh oleh antasida
b. Distribusi kaptopril dihambat oleh oleh omeprazole
c. Distrbusi kaptopril dihambat oleh antasida
d. Absorpsi kaptopril dihambat oleh antasida
e. Absorpsi kaptopril dihambat oleh omeprazole
 
112. Seorang pasien, laki-laki, usia 27 tahun, mengalami infeksi jamur dan mendapatkan resep
dengan obat ketokonazol tablet. Pasien juga mengalami gangguan asam lambung dan meminum
antasida bila gangguan asam lambungnya lagi kambuh. Apa yang terjadi jika kedua obat ini
diberikan secara bersamaan? 
a. Disolusi ketokonazol tidak terpengaruh d. Metabolism ketokonazol terpengaruh
b. Absorbsi ketokonazol terpengaruh e. Ekskresi ketokonazol tidak terpengaruh
c. Distribusi ketokonazol tidak terpengaruh

113. Seorang pasien, perempuan, usia 60 tahun mengkonsumsi warfarin untuk terapi propilaksis
jantung koroner yang dideritanya. Beberapa hari kemudian, pasien menderita gangguan asam
lambung dan mengkonsumsi simetidin. Akibat penggunaan kedua obat tersebut, pasien
kemudian mengalami pendarahan. Apa yang menyebabkan pendarahan tersebut?
d. Peningkatan absorpsi warfarin d. Menghambat eksresi warfarin
e. Penghambatan distribusi warfarin e. Menghambat absorpsi warfarin
f. Penghambatan metabolisme warfarin

114. Seorang dokter berdiskusi dengan apoteker mengenai tatalaksana terapi tukak peptik untuk
pasiennya (laki-laki, usia 35 tahun). Kondisi tukak pepetic pasien sudah parah. Salah satu obat
yang akan diresepkan dokter adalah omeprazole kapsul 20 mg/hari. Dokter meminta
rekomendasi apoteker mengenai durasi pengobatan yang akan diberikan kepada pasien. Apakah
rekomendasi yang tepat disampaikan kepada dokter tersebut?
a. 2 minggu d. 8 minggu
b. 4 minggu e. 10 minggu
c. 6 minggu

115. Seorang pasien wanita, usia 27 tahun, didiagnosa dokter di suatu rumah sakit mengalami
penyakit tukak peptik. Pasien saat ini sedang hamil usia 6 minggu dan harus mendapatkan
pengobatan. Dokter meminta informasi obat kepada apoteker mengenai obat yang kontraindikasi
dengan keadaan pasien untuk menghindari peresepan obat yang tidak tepat. Apakah informasi
yang tepat disampaikan kepada dokter tersebut?
a. Antasida d. Misoprostol
b. Ranitidine e. Sukralfat
c. Omeprazol

116. Pasien pasien, perempuan, usia 41 tahun, datang ke apotik menebus resep dokter dengan
obat berupa suspensi sukralfat untuk mengobati tukak peptic. Apoteker memberikan informasi
obat pada saat penyerahan obat kepada pasien. Kapankah waktu yang tepat bagi pasien untuk
minum obat tersebut?
a. 15 menit sebelum makan d. 1 jam sesudah makan
b. Bersamaan dengan makan e. 2 jam sesudah makan
c. Segera setelah makan

117. Seorang apoteker sedang menyiapkan obat berupa omeprazol 20 mg sebanyak 30 kapsul
atas resep dokter untuk seorang pasien (laki-laki, usia 35 tahun, penderita peptic ulcer). Setelah
dilakukan skrining resep, apoteker tidak menemukan adanya tulisan aturan pakai obat dalam
resep tersebut. Apoteker mencari aturan pakai obat pada literatur standar yang dimiliki apotek.
Bagaimanakah aturan pakai obat yang tepat disampaikan kepada pasien tersebut?
a. 1 kali sehari 1 kapsul sebelum makan d. 2 kali sehari 1 kapsul setelah makan
b. 1 kali sehari 1 kapsul setelah makan e. 3 kali sehari 1 kapsul sebelum makan
c. 2 kali sehari 1 kapsul sebelum makan

118.Seorang pasien, laki-laki, usia 25 tahun, penderita malaria karena infeksi Plasmodium falciparum,
dirawat di UGD suatu rumah sakit. Pasien mendapatkan terapi dengan obat injeksi asam
artesunat yang akan diberikan secara bolus. Bagaimanakah mekanisme aksi obat tersebut?
a. Membunuh skizon dalam hati
b. Membunuh skizon dalam sel darah merah
c. Mencegah invasi plasmodium ke dalam darah
d. Membunuh gametosit di dalam darah
e. Membunuh gametosit di dalam hati

119. Seorang pasien, perempuan, usia 28 tahun, hamil trimester pertama, dirawat di suatu rumah
sakit karena positif terinfeksi malaria (RDT+). Dokter dan apoteker berdikusi untuk menetapkan
pengobatan untuk pasien tersebut. Apakah obat yang tepat direkomendasikan untuk mengobati
pasien tersebut?
a. Amodiakuin dan Artesunat d. Kina dan Clindamycin
b. Artesunat dan Primakuin e. Kina dan Amodiakuin
c. Primakuin dan Amodiakuin

120. Seorang pasien, perempuan, usia 40 tahun mendapatkan pengobatan dengan kombinasi
klorokuin dan primakuin selama 28 hari untuk mengobati penyakit malaria vivaks yang
dideritanya. Hasil pemeriksaan lanjutan menunjukkan bahwa kombinasi antimalaria tersebut tidak
efektif membunuh Plasmodium vivax penyebab penyakit pasien. Apakah antimalaria yang tepat
direkomendasikan sebagai terapi lanjutan untuk pengobatan pasien tersebut?
a. Kombinasi sulfadoksin-pirimentamin d. Kombinasi kina dan primakuin
b. Kombinasi doksisiklin dan primakuin e. Kombinasi tetrasiklin dan amodiakuin
c. Kombinasi kina, doksisiklin dan primakuin

121. Seorang pasien, laki-laki, usia 32 tahun, didiagnosa dokter mengalami penyakit malaria
karena infeksi Plasmodium falciparum setelah berlibur dari daerah endemis malaria dengan
gejala demam, mengigil dan nyeri otot. Dokter ingin meresepkan antimalaria lini pertama dan
meminta informasi dari apoteker mengenai pilihan obatnya. Apakah obat yang tepat
direkomendasikan kepada dokter?
a. Kombinasi artesunat dan primakuin
b. Kombinasi artesunat, amodiakuin dan primakuin
c. Kombinasi kina, doksisiklin dan primakuin
d. Kombinasi kina dan doksisiklin
e. Kombinasi artesunat, tetrasiklin dan amodiakuin

122. Seorang pasien, laki-laki, usia 25 tahun, penderita malaria karena infeksi Plasmodium
falciparum, dirawat di UGD suatu rumah sakit. Pasien mendapatkan terapi dengan obat injeksi
asam artesunat 2,4 mg/Kg BB (bolus, disuntikan secara perlahan). Apoteker melarutkan 60 mg
serbuk kering asam artesunat dengan 1 mL natrium bikarbonat dan selanjutnya
mengencerkannya dengan 5 mL Dekstrosa 5%. Berapakah konsentrasi akhir asam artesunat
dalam sediaan injeksi tersebut?
a. 10 mg/mL d. 40 mg/mL
b. 20 mg/mL e. 60 mg/mL
c. 30 mg/mL

123. Seorang pasien, laki-laki, usia 25 tahun, penderita malaria karena infeksi Plasmodium
falciparum, dirawat di UGD suatu rumah sakit. Pasien mendapatkan terapi dengan obat injeksi
asam artesunat 120 mg (bolus, disuntikan secara perlahan). Apoteker melarutkan 120 mg serbuk
kering asam artesunat dengan 1 mL natrium bikarbonat dan selanjutnya mengencerkannya
dengan 5 mL Dekstrosa 5%. Berapakah konsentrasi akhir asam artesunat dalam sediaan injeksi
tersebut?
a. 10 mg/mL d. 40 mg/mL
b. 20 mg/mL e. 60 mg/mL
c. 30 mg/mL

124. Seorang pasien, laki-laki, usia 25 tahun, BB 50 kg, penderita malaria karena infeksi
Plasmodium falciparum, dirawat di UGD suatu rumah sakit. Pasien mendapatkan terapi dengan
obat injeksi asam artesunat 2,4 mg/Kg BB, diberikan 3 kali sehari pada hari pertama perawatan.
Sediaan yang tersedia di depo UGD adalah sebuk kering injeksi asam artesunat 60 mg/vial.
Berapakah jumlah sediaan asam artesunat yang tepat disiapkan untuk keperluan hari pertama
perawatan?
a. 3 vial d. 12 vial
b. 6 vial e. 15 vial
c. 9 vial

125. Seorang pasien, laki-laki, usia 25 tahun, berat badan 48 kg, penderita malaria karena infeksi
Plasmodium falciparum, dirawat di UGD suatu rumah sakit. Dokter meminta apoteker untuk
menyiapkan injeksi asam artesunat sediaan vial 60 mg/6 mL untuk pengobatan pasien. Obat ini
akan diberikan sebanyak 6 kali untuk pengobatan selama 5 hari, dengan dosis dosis 2,4
mg/KgBB untuk satu kali pemberian. Berapakah jumlah sediaan injeksi artesunat yang harus
disiapkan oleh apoteker untuk kebutuhan pengobatan pasien tersebut?
a. 8 vial d. 14 vial
b. 10 vial e. 16 vial
c. 12 vial

126. Seorang laki-laki, usia 30 tahun akan melakukan penelitian di hutan Kalimantan selama 7
hari. Untuk mencegah tertular penyakit malaria, laki-laki tersebut mendapatkan resep dokter
dengan obat Doxycyclin untuk ditebus di apotek. Tatalaksana terapi profilaksis doxycyclin adalah
1 kapsul/hari, diminum 2 hari sebelum sampai 4 minggu setelah keluar dari daerah endemis.
Berapa jumlah kapsul doksisiklin yang harus disiapkan untuk resep tersebut?
a. 9 kapsul d. 37 kapsul
b. 13 kapsul e. 40 kapsul
c. 20 kapsul

127. Seorang dokter melakukan visite bersama apoteker untuk memantau terapi yang diberikan
pada pasien malaria yang juga mengalami tukak lambung. Pasien mendapatkan obat berupa
klorokuin dan simetidin. Dokter menanyakan kepada apoteker mengenai kemungkinan interaksi
kedua obat. Apoteker menyatakan bahwa obat akan mengalami interaksi jika diberikan secara
bersamaan. Apakah efek dari interaksi kedua obat tersebut?
f. Simetidin meningkatkan konsentrasi plasma klorokuin
g. Simetidin menurunkan konsentrasi plasma klorokuin
h. Klorokuin meningkatkan absorbsi simetidin
i. Klorokuin menurunkan absorbsi simetidin
j. Klorokuin dan simetidin terikat protein plasma

128.Seorang pasien, laki-laki, usia 25 tahun, penderita malaria karena infeksi Plasmodium falciparum,
dirawat di UGD suatu rumah sakit. Pasien mendapatkan terapi dengan obat injeksi asam
artesunat 2,4 mg/Kg BB (bolus) dan dokter meminta informasi dari apoteker mengenai regiment
terapi obat tersebut untuk hari pertama perawatan. Apakah informasi yang tepat diberikan?
a. 1 kali sehari pada jam ke-0
b. 2 kali sehari pada jam ke-0 dan 24
c. 3 kali sehari pada jam ke-0, 12 dan 24
d. 4 kali sehari pada jam ke-0, 8, 16 dan 24
e. 5 kali sehari pada jam ke-0, 6,12, 18 dan 24

129. Seorang apoteker di suatu industri obat tradisional sedang melakukan studi literatur
mengenai sifat kelarutan zat aktif dalam ekstrak kina. Pemilihan metode ekstraksi yang tepat
sangat diperlukan untuk pembuatan ekstrak kina tersebut sebagai bahan utama dalam produksi
sediaan tablet antimalaria. Apakah senyawa aktif utama yang berkhasiat sebagai antimalaria
dalam ekstrak tersebut?
a. Kuinin d. Sinkonidin
b. Kuinidin e. Emetin
c. Sinkonin

130. Seorang perempuan, usia 26 tahun datang ke apotek dengan keluhan tidak bisa buang air
besar selama 2 hari. Apoteker menyerahkan obat kepada pasien dengan zat aktif bisakodil.
Apakah efek farmakologi dari obat yang diserahkan oleh apoteker tersebut?
a. Melunakkan konsistensi feses d. Melicinkan feses
b. Meningkatkan peristaltik usus e. Mengembangkan masa feses
c. Meningkatkan sekresi air ke dalam usus

131. Seorang pasien, perempuan, usia 38 tahun, datang ke apotek dengan keluhan susah buang
air besar selama 3 hari terakhir. Apoteker memberikan laksansia kepada pasien dengan zat aktif
sorbitol. Bagaimanakah prinsip kerja laksansia tersebut?
a. Meningkatkan sekresi air dan elektrolit ke dalam usus halus
b. Melapisis feses sehingga memperlancar buang air besar
c. Menahan dan mengendalikan cairan dalam usus dan feses
d. Meningkatkan gerakan pristaltik usus halus dan usus besar
e. Meningkatkan sekresi cairan dan tekanan osmosis di usus besar

132. Seorang pasien, wanita, usia 38 tahun, datang ke apotek dengan keluhan susah buang air
besar selama 3 hari terakhir. Pasien sudah rutin mengkonsumsi makanan serat dan mineral.
Apoteker merencanakan akan memberikan laksansia dengan efek farmakologi menahan cairan
dalam usus dan mengendalikan cairan dalam feses. Apakah obat yang tepat diberikan oleh
apoteker sesuai dengan cara kerja tersebut?
a. Enema d. Magnesium hidroksida
b. Bisakodil e. Giserin
c. Sorbitol

133. Seorang pasien, perempuan, datang ke apotek dengan keluhan tidak buang air besar pada
tiga  hari terakhir. Berdasarkan wawancara dengan apoteker, pasien mengatakan bahwa dia
mengkonsumsi tablet antasida setiap kali makan dalam sepuluh hari terakhir. Apoteker
mengatakan kepada pasien bahwa keluhan tersebut disebabkan karena efek samping antasida.
Apakah senyawa obat dalam antasida yang menyebabkan efek samping obat tersebut?
a. Alumunium hidroksida d. Simetikon
b. Magnesium hidroksida e. Magnesium trisilikat
c. Dimethilpolisiloksan

134. Seorang pasien, laki-laki, usia 65 tahun, penderita depresi, berkonsultasi dengan apoteker di
ruang konseling suatu rumah sakit mengenai gejala yang dialaminya Setelah seminggu
menggunakan amitryptilin 25 mg. Pasien mengeluhkan dia mengalami susah buang air besar,
mulut kering, mual dan kebingungan. Apakah problem terapi yang dialami pasien tersebut?
a. Alergi obat d. Gejala penyakit yang tidak berkurang
b. Efek toksik obat e. Komplikasi dari penyakit yang dialami
c. Efek samping obat

135. Seorang pasien, laki-laki, usia 60 tahun, memiliki penyakit eksaserbasi akut PPOK dan
mendapatkan resep dengan obat inhalasi bronkodilator (ipratropium dan salbuterol/salbutamol,
inhalasi fixotide) dan codein. Pasien juga menderita infeksi dan diobati dengan eritromisin.
Setelah beberapa hari dirawat inap, apoteker menerima informasi dari pasien bahwa dia
mengalami konstipasi. Apakah obat yang perlu dievaluasi untuk memimalkan ESO tersebut?
a. Ipratropium d. Eritromisin
b. Salbutamol/salbuterol e. Flixotid
c. Codein

136. Seorang apoteker di apotek sedang menjelaskan penggunaan suppositoria bisacodyl kepada
seorang pasien (Perempuan, usia 36 tahun) yang mengalami gangguan susah buang air besar,
termasuk posisi tubuh pasien pada saat memasukkan suppositoria ke dalam anus. Apakah
informasi yang tepat disampaikan kepada pasien terkait dengan posisi tubuh pada saat
menggunakan obat tersebut?
a. Jongkok d. Telungkup
b. Telentang e. Berbaring ke samping
c. Duduk

137. Seorang pasien, perempuan, usia 23 tahun, mengalami konstipasi, datang ke apotek
menebus resep dengan obat tablet salut enterik bisacodyl 5 mg (S1dd). Apoteker memberikan
informasi pemakaian pada saat penyerahan obat kepada pasien. Apakah informasi obat yang
tepat disampaikan kepada pasien terkait dengan waktu yang tepat untuk minum obat tersebut?
a. Pagi hari d. Malam hari
b. Siang hari e. Sewaktu-waktu
c. Sore hari

138. Seorang pasien, wanita, usia 48 tahun, penderita kanker ovarium, baru saja
mengalami chemoterapi di suatu rumah sakit dengan obat berupa injeksi doxorubicin 25
mg/50mL. Obat ini diketahui menghambat aktivitas enzim topoisomerase II yang
mengakibatkan siklus sel terhenti pada fase G1 dan G2 dan selanjutnya akan memicu
kematian sel kanker melalui aktivasi/over ekspresi protein p53. Berdasarkan cara kerjanya,
apakah nama golongan antikanker yang tepat untuk obat tersebut?
a. Chellating agent d. Penginduksi apoptosis
b. Antiangiogenesis e. Antiproliferatif
c. Chemoprevention agent

139. Seorang pasien perempuan berusia 50 tahun menderita kanker payudara. Dokter
mengatakan berdiskusi dengan apoteker mengenai antikanker golongan Selective Estrogen
Reseptor Modulator (SERM) yang akan diresepkan untuk pasien. Obat tersebut merupakan
antiestrogen sintetik. Apakah obat yang termasuk ke dalam golongan tersebut?
a. Tamoxifen d. 5-fluorourasil
b. Trastuzumab e. Doxorubisin
c. Metotreksat

140. Seorang pasien, perepmpuan, didiagnosis menderita kanker payudara stadium IB.
Pemeriksaan patologi anatominya menunjukkan kankernya positif reseptor hormone, yaitu ER(+).
Pasien akan diberikan terapi ajuvan sistemik setelah terapi radiasi. Apakah obat yang tepat untuk
pengobatan pasien tersebut?
a. Docetaxel d. Carboplatin
b. Tamoksifen e. Trastuzumab
c. Metotreksat

141. Seorang pasien kanker payudara stage II, usia 40 tahun, baru saja selesai menjalankan
pengangkatan kanker dengan teknik breast conserving treatment (BCT) dan terapi radiasi untuk
mencegah kekambuhan. Apakah kemoterapi lini pertama untuk pasien ini?
a. Paklitaxel d. Trastuzumab
b. Doksorubisin e. Vinorelbine
c. Kombinasi Doksorubisin dan Siklofosfamid

142. Seorang pasien, usia 53 tahun, BB 50 kg, TB 160 cm didiagnosis kanker kandung kemih
stadium IV dan diberi kemoterapi dengan regimen CAP (Cyclophosphamide 400 mg/m 2 -
Doxorubicin 40 mg/m2 - Cisplatin 60 mg/m2) dan morfin 10 mg. Apoteker di depo kanker
menghitung dosis masing-masing obat untuk pasien berdasarkan luas permukaan tubuh.
Berapakah dosis Cisplatin yang dibutuhkan pasien tersebut?
a. 70 mg d. 85 mg
b. 75 mg e. 90 mg
c. 80mg

143. Seorang pasien, usia 53 tahun, BB 50 kg, TB 160 cm didiagnosis kanker kandung kemih
stadium IV dan diberi kemoterapi dengan regimen CAP (Cyclophosphamide 400 mg/m 2 -
Doxorubicin 40 mg/m2 - Cisplatin 60 mg/m2) dan morfin 10 mg. Apoteker di depo kanker
menghitung dosis masing-masing obat untuk pasien berdasarkan luas permukaan tubuh.
Berapakah dosis Cyclophosphamide yang dibutuhkan pasien tersebut?
a. 500 mg d. 650 mg
b. 550 mg e. 700 mg
c. 600mg

144. Seorang apoteker di depo sitostatika suatu rumah sakit sedang menyiapkan siklofosfamid
650 mg atas resep dokter yang akan diberikan pada seorang pasien (perempuan, usia 53 tahun,
penderita kanker kandung kemih stadium IV). Sediaan cyclophosphamide yang tersedia adalah
siklofosfamid 1.000 mg/50 mL kemasan vial. Berapakah jumlah sediaan siklofosfamid yang tepat
diambil sesuai dengan dosis yang diresepkan dokter tersebut?
a. 2,5 mL d. 32,5 mL
b. 12,5 mL e. 42,5 mL
c. 22,5 mL

145. Seorang apoteker di bagian produksi farmasi rumah sakit sedang melakukan rekonstistusi
obat kanker di ruang LAF. Pada saat proses rekonstitusi sedang berlangsung, LAF sempat mati
dan tidak befungsi selama 2 menit. Apakah tindakan yang tepat untuk dilakukan oleh apoteker
tersebut dalam rangka menjamin mutu produk?
a. Menghentikan proses rekonstitusi
b. Mengulang proses rekonstitusi
c. Membuang produk rekonstitusi ketika LAF mati saja
d. Melakukan uji sterilitas pada produk pada saat LAF mati dan setelah LAF hidup
e. Tetap menggunakan produk tersebut karena ruangan yang digunakan dijamin steril

146. Seorang pasien, perempuan, usia 48 tahun, penderita kanker payudara menjalani kemoterapi
dengan obat injeksi doksetaxel. Apakah efek samping umum yang perlu diwaspadai untuk
penggunaan obat ini?
a. Mual dan muntah d. Retensi cairan
b. Trombositopenia e. Kardiotoksisitas
c. Pendarahan gastrointestinal

147. Seorang pasien wanita mengalami kanker servik dan diberikan kemoterapi yang
mengandung cisplatin. Pasien mengeluh sering mengalami mual muntah kepada dokter. Dokter
meminta pertimbangan kepada apoteker untuk terapinya. Apakah obat yang tepat
direkomendasikan?
a. Ondansetron d. Dimenhidrinat
b. Domperidon e. Metoklorporamid
c. Prometazin

148. Seorang pasien, perempuan, usia 40 tahun, penderita kanker payudara stadium 2A,
mendapatkan kemoterapi sebanyak 6 siklus. Seminggu setelah siklus yang ke-3, pasien
mengalami gejala kardiotoksisitas yang disebabkan oleh efek toksik agen kemoterapi yang
digunakan. Apakah agen kemoterapi yang menyebabkan efek toksik tersebut?
a. Paclitaxel d. Carboplatin
b. Epirubicin e. Cyclofosfamid
c. 5-Fluorouacil
149. Seorang pasien, perempuan, usia 20 tahun, didiagnosa dokter di suatu rumah sait
mengalami hipotiroid dengan gejala lemas, otot terasa lemas dan sembelit. Dokter
meresepkan tablet tiroksin dengan titrasi dosis. Apoteker menyiapkan obat sesuai dengan
resep dokter dan menyerahkan obat kepada pasien disertai dengan pemberian KIE. Apakah
tujuan titrasi dosis pada pengobatan pasien tersebut?
(a) Mengatasi toksisitas tablet tiroid d. Mencegah timbulnya efek samping mendadak
(b) Menstabilkan T3 dan T4 e.  Menormalkan kadar Tyroid Stimulating Hormon
(c) Mencegah terjadinya iatrogenic

150. Seorang pasien, perempuan,usia 20 tahun, didiagnosa dokter mengalami hipotiroid dan
mendapatkan resep dengan obat tablet tiroksin 100 microgram, sehari sekali. Bagaimanakah
mekanisme aksi dari obat tersebut?
a. T4 mimetik d. Antagonis reseptor tiroksin
b. Berinteraksi dengan tiroglobulin e. Antagonis reseptor alpha tiroid
c. Menstimulasi Thyroid stimulating Hormon

151. Seorang pasien, laki-laki, usia 55 tahun, didiagnosis dokter mengalami hipotiroid dengan
bradikardia (HR<100/menit). Dokter menginginkan pemberian obat selama 4 minggu dan
berdiskusi dengan apoteker untuk pemilihan obatnya. Apakah obat yang tepat direkomendasikan
kepada dokter tersebut?
a. Levothyroxine sodium tablet 25 μg d. Liothyronine sodium tablet 25 μg
b. Levothyroxine sodium tablet 50 μg e. Propiltiourasil tablet 100 mg
c. Liothyronine sodium tablet 25 μg
 
152. Seorang pasien, perempuan, usia 21 tahun mengalami hipotiroid dengan keluhan sering
berkeringat, tidak tahan panas, lemah otot, palpitasi. Apakah obat yang tepat digunakan untuk
mengatasi keluhan palpitasi pasien tersebut?  
a. Nifedipin d. Verapamil
b. Furosemid e. Diazepam
c. Piroksikam

153. Seorang pasien, laki-laki, usia 38 tahun, dirawat di suatu rumah sakit dengan diagnosa
mengalami infeksi hepatitis A. Salah satu obat yang diresepkan dokter untuk pasien adalah tablet
methamizole sodium 500 mg 3 kali sehari untuk mengatasi gejala nyeri dan demam yang dialami
pasien. Bagaimanakah mekanisme kerja obat tersebut dalam mengatasi gejala penyakit pasien?
a. Antagonis reseptor opioid d. Menghambat produksi tromboksan
b. Menghambat enzim phopolipase A2 e. menghambat produksi Leukotrien
c. Menghambat produksi prostaglandin

154. Seorang pasien, laki-laki, usia 40 tahun, didiagnosis dokter di suatu rumah sakit mengalami
infeksi Hepatitis B kronik. Dokter selanjutnya meresepkan obat tenofovir untuk pengobatan
pasien dan meminta pasien untuk menebus obat tersebut di apotek rawat jalan. Bagaimanakah
mekanisme aksi obat tersebut?
a. Menghambat reverse transkriptase d. Menghambat sintesis RNA virus
b. Menghambat polymerase virus e. Menghambat enzim protease virus
c. Meningkatkan aktivitas sel NK

155. Seorang pasien laki-laki, usia 33 tahun, dirawat pada suatu rumah sakit karena hepatitis B
kronis yang parah. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa HBeAg (+) dan Anti HBe (-).
Sementara itu, pasien menunjukkan tanda dekompensasi hati (kadar ALT > 5 x Batas Atas Nilai
Normal). Dokter meminta saran apoteker untuk pemilihan antihepatitis untuk diberikan pada
pasien. Apakah antihepatitis yang tepat untuk direkomendasikan pada dokter tersebut?
a. Interferon α-2a d. Adefovir dipivoxil
b. Pegylated Interferon α-2a e. Lamivudin
c. Entecavir

156. Seorang pasien, laki-laki, usia 38 tahun, dirawat di suatu rumah sakit dengan diagnosa
mengalami infeksi hepatitis A. salah satu gejala yang dirasakan pasien adalah demam (suhu 39,0
°C) Dokter meminta informasi dari apoteker mengenai antipiretik yang tepat digunakan untuk
menurunkan demam pasien tersebut. Apakah obat yang tepat direkomendasikan?
a. Parasetamol d. Aspirin
b. Metamizole sodium e. Antalgin
c. Ibuprofen
157. Seorang pasien, laki-laki, usia 40 tahun, didiagnosis dokter di suatu rumah sakit terinfeksi
Hepatitis A. salah satu gejala yang dialami pasien adalah demam dan dokter meresepkan
parasetamol untuk demam. Apoteker menyarankan dokter sebaiknya meresepkan ibuprofen
daripada parasetamol karena obat tersebut lebih aman dan efektif untuk keluhan pasien. Apakah
alasan yang tepat disampaikan kepada dokter mengenai rekomendasi obat tersebut?
a. D osis ibuprofen lebih kecil daripada parasetamol
b. Ibuprofen dieksresikan di ginjal, sedangkan parasetamol tidak
c. Parasetamol tidak memiliki aktivitas antiinflamasi
d. Parasetamol dimetabolisme oleh enzim sitokrom P450 di hati
e. Ibuprofen memiliki ikatan protein yang lebih rendah

158. Seorang pasien perempuan usia 27 tahun, penderita epilepsi tonik klonik sejak 1 tahun yang
lalu, dan rutin menggunakan asam valproat 250 mg setiap 12 jam. Saat ini, pasien masuk RS
karena karena hepatitis dengan peningkatan SGOT/SGPT 5 X lipat. Apoteker merekomendasikan
pergantian terapi epilepsy pasien dengan obat topiramat 25 mg/hari. Apakah pertimbangan yang
mendasari rekomendasi apoteker tersebut?
a. Topiramat tidak dimetabolisme di hati d. Topiramat tidak bersifat induktor enzim
b. Ikatan topiramat-protein rendah e. Topiramat tidak bersifat hepatotoksik
c. Topiramat tidak memiliki metabolit aktif

159. Seorang pasien, laki-laki, usia 40 tahun, didiagnosis dokter mengalami terinfeksi Hepatitis B.
Dokter akan meresepkan obat berupa injeksi intramuscular Pegylated Interferon dan meminta
informasi dari apoteker mengenai aturan pakai obat tersebut untuk pasien. Apakah informasi
yang tepat disampaikan?
a. Tiga kali sehari d. Sekali seminggu
b. Sekali sehari e. Sebulan sekali
c. Tiga kali seminggu

160. Seorang pasien laki-laki, usia 33 tahun, penderita Hepatitis B kronis, mendapatkan resep
dokter dengan obat injeksi pegylated interferon α-2a 180 μg/0,5 mL. Dosis obat tersebut untuk
orang dewasa adalah 180 pg 1 kali per minggu. Dokter meminta rekomendasi apoteker mengenai
durasi penggunaan obat tersebut untuk pasien. Berapa lamakan rekomendasi penggunaan obat
yang tepat disampaikan kepada dokter tersebut?
a. 4 minggu d. 24 minggu
b. 8 minggu e. 48 minggu
c. 12 minggu

161. Seorang pasien perempuan berusia 40 tahun datang ke dokter dan ingin berkonsultasi terkait
kekhawatiran penularan penyakit hepatitis B yang saat ini sedang dialami oleh suaminya. Dokter
spesialis berencana memberikan vaksin Hepatitis B rekombinan pada pasien tersebut.
Berapakah frekuensi pemberian vaksin yang tepat direkomendasikan untuk diberikan kepada
perempuan tersebut?
a. 1 kali d. 4 kali
b. 2 kali e. 5 kali
c. 3 kali

162. Seorang pasien laki-laki, usia 33 tahun, penderita Hepatitis B kronis, mendapatkan resep
dokter dengan obat injeksi pegylated interferon α-2a 180 μg/0,5 mL. Dosis obat tersebut untuk
orang dewasa adalah 180 ng 1 kali per minggu. Berapakah jumlah obat yang tepat digunakan
pasien untuk 1 kali pemakaian?
a. 0,05 μL d. 50 μL
b. 0,5 μL e. 500 μL
c. 5,0 μL

163. Seorang pasien, laki-laki, usia 58 tahun didiagnosa dokter mengalami penyakit glaucoma
dengan keluhan pandangan berkabut, fotophobia dan sakit kepala. Dokter meresepkan obat tetes
mata yang mengandung pilokarpin HCl 2%. Bagaimanakah mekanisme aksi obat tersebut?
a. Inhibitor enzim kolinesterase d. Antagonis reseptor beta adrenergik
b. Inhibitor enzim karbonic anhidrase e. Agonis reseptor alfa adrenergik
c. Agonis reseptor asetilkolin

164. Seorang pasien, laki-laki, usia 23 tahun, penderita glaucoma, datang ke apotek menebus
resep obat tetes mata minidose dengan zat aktif timolol maleate 0,5% 5 mL (S. 2 d.d gtt I ods).
Bagaimanakah mekanisme aksi obat tersebut?
a. Antagonis reseptor β-adrenergik selektif
b. Antagonis reseptor β-adrenergik non selektif
c. Antagonis reseptor α-adrenergik selektif
d. Antagonis reseptor α-adrenergik non selektif
e. Antagonis reseptor α,β-adrenergik non selektif

165. Seorang pasien, laki-laki, usia 23 tahun, penderita glaucoma, datang ke apotek menebus
resep dokter yang berisi tetes mata minidose timolol maleate 0,5% 5 mL (S. 2 d.d gtt I ods).
Bagaimanakah penulisan aturan pakai obat yang tepat pada etiket?
a. 1 kali sehari 1 tetes pada mata kanan
b. 1 kali sehari 1 tetes pada mata kiri
c. 1 kali sehari 2 tetes pada mata kanan dan kiri
d. 2 kali sehari 2 tetes pada mata kiri dan kanan
e. 2 kali sehari 1 tetes pada mata kanan dan kiri

166. Seorang pasien, laki-laki, usia 23 tahun, penderita glaucoma, datang ke apotek menebus
resep obat tetes mata minidose dengan zat aktif timolol maleate 0,5% 5 mL (S. 2 d.d gtt I ods).
Setelah menggunakan obat selama 3 hari, pasien menelpon apoteker dan bertanya apakah yang
harus dilakukannya karena dia lupa menggunakan obat yang seharusnya diberikan pada 3 jam
yang lalu. Apakah saran yang tepat disampaikan kepada pasien tersebut?
a. Langsung menggunakan obat saat ini sebanyak 1 tetes
b. Langsung menggunakan obat saat ini sebanyak 2 tetes
c. Menggunakan obat pada jadwal berikutnya sebanyak 1 tetes
d. Menggunakan obat pada jadwal berikutnya sebanyak 2 tetes
e. Menggunakan obat pada jadwal berikutnya sebanyak 3 tetes

167. Seorang pasien, perempuan,usia 63 tahun datang ke dokter dengan keluhan nyeri perut
bagian atas, perih dan mual.  Dokter meresepkan Ranitidin tab 150 mg 3 x sehari untuk pasien
tersebut. Apoteker menyiapkan obat sesuai dengan resep dokter dan menyerahkannya kepada
pasien. Bagaimanakah mekanisme aksi obat tersebut?
a. Antagonis reseptor H2 d. Memperbaiki mikrosirkulasi lambung
b. Menghambat pompa proton e. Antagonis reseptor H1
c. Menetralkan asam lambung

168. Seorang apoteker menyerahkan tablet ranitidine (S.b. dd.1 tabl) untuk mengatasi keluhan
keluhan mual, muntah dan nyeri ulu hati kepada seorang pasien (perempuan, usia 21 tahun).
Apakah nama golongan obat yang diserahkan oleh apoteker tersebut?
a. Proton pump inhibitor d. Pelapis dinding lambung
b. Antasida e. Antasida
c. H2 Antagonis reseptor

169. Seorang pasien, laki-laki, usia 20 tahun, datang ke apotik untuk membeli obat tanpa resep
dokter untuk mengatasi keluhan nyeri lambung. Sebelumnya, pasien biasa menggunakan
antasida. Akan tetapi, obat tersebut tidak lagi dapat mengatasi nyeri tersebut. Apoteker
memberikan tablet ranitidin dan digunakan 30 menit sebelum makan. Bagaimanakah mekanisme
aksi obat yang diberikan apoteker tersebut?
a. Menetralisir asam lambung
b. Menghambat reseptor histamin di lambung
c. Menghambat pompa proton di sel parietal lambung
d. Melindungi mukosa lambung
e. Menghambat enzim siklooksigenase 2 secara selektif
 
170. Seorang pasien, laki-laki, usia 37 tahun, mengalami gangguan lambung dan telah diobati
dengan antasida dalam 3 hari dan belum sembuh. Dokter selanjutnya meresepkan sukralfat
dengan aturan pakai 2 x 500 mg. Bagaimanakah mekanisme kerja obat tersebut?
a. Menetralkan asam lambung sehingga menjadi pH 7
b. Membentuk lapisan pelindung terhadap asam lambung
c. Menghambat pompa proton sehingga sekresi asam lambung berkurang
d. Bereaksi dengan asam lambung untuk mengurangi gas yang terbentuk
e. Mengurangi sekresi asam lambung melalui mekanisme inhibisi saraf

171. Seorang pasien, perempuan, usia 32 tahun, ingin membeli obat tanpa resep dokter untuk
mengatasi keluhan lambung berupa rasa nyeri dan terbakar di ulu hati yang dapat menjalar ke
bagian leher. Pasien sebelumnya mengkonsumsi antasida untuk mengatasi keluhannya tersebut.
Namun, penggunaan obat tersebut sudah tidak dapat lagi mengatasi keluhan lambung yang
dialaminya. Apakah obat yang tepat dipilihkan untuk mengatasi keluhan pasien tersebut?
a. Ranitidin d. Fenotiazin
b. Metoklopramid HCl e. Dronabinol
c. Ondasentron

172. Seorang perempuan berusia 35 tahun, datang ke Apotek ingin membeli obat untuk keluhan
nyeri perut, mual, muntah dan dada terasa terbakar. Diketahui saat ini pasien hamil trimester
pertama, dan memiliki riwayat dyspepsia sejak 3 tahun yang lalu. Satu minggu yang lalu pasien
didiagnosa mengalami GERD. Apakah obat yang tepat untuk mengatasi keluhan pasien
tersebut?
a. Antasida d. Misoprostol
b. Ranitidin e. Sukralfat
c. Omeprazole

173. Seorang pasien, perempuan, usia 34 tahun, didagnosa dokter mengalami GERD sedang,
dengan keluhan perut terasa tidak nyaman, mual, ingin muntah, tenggorokan terasa sakit,
terutama ketika cairan lambung naik ke mulut dan meninggalkan rasa pahit di mulut. Apakah obat
yang tepat untuk pengobatan pasien tersebut? 
a. Antasida d. Misoprostol
b. Ranitidin e. Lansoprazol
c. Sukralfat

174. Seorang laki-laki berumur 17 tahun menderita sakit gigi, sudah 4 hari rutin mengkonsumsi
diklofenak. Saat ini, pasien mengeluhkan sakit di lambungnya dan dokter mendiagnosa pasien
mengalami NSAID induce gastritis. Bagaimana mekanisme terjadinya efek samping obat
tersebut?
a. Blokade konversi asam arakidonat sehingga bikarbonat di dinding lambung tidak terbentuk
b. Blokade COX 1 sehingga bikarbonat di dinding lambung tidak terbentuk
c. Blokade COX 2 sehingga bikarbonat di dinding lambung tidak terbentuk
d. Blokade enzim lipooksigenasi sehingga bikarbonat di dinding lambung tidak terbentuk
e. Blokade pembentukan asam piruvat sehingga bikarbonat di dinding lambung tidak terbentuk

175. Seorang pasien anak, laki-laki, usia 5 tahun, mengalami nyeri perut disertai mual, datang ke
apotek bersama orang tuanya membawa selembar resep yang berisi:
R/ Ranitidine 50 mg
     mf la pulv dtd no. XXI
     S 2 dd pulv I
 
Berapakah jumlah ranitidin yang disiapkan untuk membuat resep tersebut?
a. 5 tablet d. 8 tablet
b. 6 tablet e. 9 tablet
c. 7 tablet

176. Seorang pasien, laki-laki, usia 35 tahun, menyerahkan resep dokter yang berisi lansoprazol
tablet dan antasida sirup kepada pasien untuk mengatasi keluhan nyeri pada bagian perutnya.
Keluhan timbul diduga karena pasien terlalu sering terlambat makan. Apakah instruksi yang tepat
disampaikan kepada pasien terkait penggunaan obat tersebut?
a. Antasida terlebih dahulu, ½ jam kemudian lansoprazol.
b. Lansoprazol terlebih dahulu, 1 jam kemudian antasida.
c. Keduanya diminum bersamaan tanpa jeda waktu
d. Hanya meminum lansoprazole, antasida tidak diminum
e. Hanya meminum antasida saja, lansoprazol tidak diminum

177. Seorang apoteker menyerahkan Gabapentin 300 mg kapsul sebanyak 42 kapsul atas resep
dokter kepada seorang pasien yang baru saja terdiagnosa mengalami epilepsy parsial
(perempuan, usia 20 tahun). Bagaimanakah mekanisme aksi obat tersebut?
a. Agonis reseptor GABA d. Meningkatkan transmisi inhibitori GABA-ergik
b. Mengeblok kanal ion natrium e. Menghambat enzim GABA Transaminase
c. Mengeblok kanal ion kalsium

178. Seorang ibu datang membawa resep untuk anak balitanya yang sering mengalami kejang.
Resep tersebut berisi fenobarbital yang dibuat dalam bentuk puyer. Bagaimanakah mekanisme
kerja obat tersebut?
a. Menghambat reuptake GABA d. Menghambat degradasi GABA
b. Menghambat reseptor GABA e. Meningkatkan biosintesis GABA
c. Sebagai agonis reseptor GABA

179. Seorang apoteker menyerahkan Carbamazepin 200 mg atas resep dokter kepada seorang
pasien (perempuan, usia 16 tahun, penderita epilepsi tonik-klonik) dengan aturan pakai
carbamazepin 200 mg, 1 tablet, 3 kali sehari + carbamazepin 200 mg, 2 tablet, pada saat mau
tidur selama 4 tahun. Bagaimanakah mekanisme aksi obat tersebut?
a. Agonis reseptor GABA d. Meningkatkan transmisi inhibitori GABA-ergik
b. Mengeblok kanal ion natrium e. Menghambat enzim GABA Transaminase
c. Mengeblok kanal ion kalsium
180. Seorang pasien, perempuan, usia 18 tahun, didiagnosa dokter di suatu rumah sakit
mengalami epilepsy. Dokter meresepkan asam valproat untuk pasien tersebut. Bagaimanakah
mekanisme aksi obat tersebut?
a. Menghambat kanal ion natrium d. Menghambat enzim GABA transaminase
b. Menghambat kanal ion kalsium e. Meningkakan konsentrasi GABA
c. Meningkatkan aktivasi reseptor GABA

181. Seorang pasien, laki-laki, usia 35 tahun, penderita epilepsy parsial selama 10 tahun sudah
tidak berespon dengan 3 obat lini pertama yang pernah diresepkan dokter untuknya. Dokter
mengganti obat dengan meresepkan Tiagabin untuk pasien tersebut. Bagaimanakah mekanisme
aksi obat tersebut?
a. Mengeblok kanal ion kalsium d. Agonis reseptor GABA
b. Mengeblok kanal ion kalsium e. Menghamabat enzim GABA transaminase
c. Menghambat re-uptake GABA

182. Seorang pasien anak-anak, laki-laki, usia 8 tahun, penderita epilepsy tonik-klonik mengalami
alergi setelah pertama kali mengkonsumsi fenitoin yang diresepkan dokter untuk penyakitnya.
Dokter menginginkan obat pengganti dengan mekanisme aksi yang sama dan meminta pendapat
anda. Obat apakah yang anda sarankan?
a. Fenobarbital d. Lomotrigine
b. Karbamazepin e. Gabapentin
c. Asam valproat

183. Seorang pasien anak, laki-laki, usia 6 tahun, baru saja didiagnosa dokter mengalami epilepsy
parsial berdasarkan hasil pemeriksaan EEG. Dokter berdiskusi dengan apoteker untuk
menetapkan terapi untuk pasien tersebut. Apakah antiepilepsi lini pertama yang tepat
direkomendasikan untuk pasien tersebut?
a. Asam Valproat d. Diazepam
b. Fenitoin e. Oxcarbazepin
c. Carbamazepin

184. Seorang pasien anak, usia 3 tahun, baru saja terdiagnosa menderita epilepsy parsial. Dokter
meminta pendapat anda mengenai antiepilepsi yang tepat untuk pasien ini. Apakah antiepilepsi
lini pertama untuk pasien ini?
a. Fenitoin d. Fenobarbital
b. Carbamazepine e. Topiramate
c. Oxcarbazepine

185. Seorang pasien, perempuan, usia 18 tahun, didiagnosa dokter mengalami epilepsy tipe petit
mal setelah menjalani pemeriksaan lengkap di poli syaraf. Pasien sering mengalami gangguan
kesadaran. Dokter meminta saran kepada apoteker mengenai antiepilepsi yang tepat untuk
pasien tersebut. Apakah obat lini pertama yang tepat untuk disarankan kepada dokter untuk
diberikan kepada pasien tersebut?
a. Asam valproat d. Fenitoin
b. Diazepam e. Gabapentin
c. Klobazam

186. Seorang pasien, laki-laki, usia 40 tahun, baru saja didiagnosa dokter mengalami juvenile
myoclonic epilepsy. Dokter berdiskusi dengan apoteker mengenai obat untuk mencegah
serangan epilepsy yang dialami pasien. Apakah obat yang tepat direkomendasikan pada dokter
tersebut?
a. Fenobarbital d. Levatiracetam
b. Klonazepam e. Etoksuksimida
c. valproat Asam

187. Seorang pasien, perempuan, usia 27 tahun, BB 52 Kg, menikah, penderita epilepsy tonik klonik
selama 10 tahun. Saat ini, pasien tengah hamil usia 2 minggu dan datang ke dokter untuk
mengkonsultasikan tindak lanjut pengobatan penyakitnya. Dokter meminta pendapat anda
mengenai tindak lanjut pengobatan pasien ini. Apakah antiepilepsy yang relatif aman untuk
pasien?
a. Carbamazepine d. Topiramate
b. Natrium Valproate e. Fenitoin
c. Lamotrigine

188. Seorang pasien, laki-laki, usia 30 tahun, penderita epilepsy, mengalami status epilepticus dan
dibawa ke UGD rumah sakit. Obat-obat yang tersedia dalam emergency box adalah injeksi tiamin
HCl 200 mg/2 mL, infuse glukosa 5% 500 mL, diazepam injeksi ampul 10 mg/2 mL, diazepam
larutan rectal 5 mg/2,5 mL, fenitoin injeksi vial 100 mg/2mL, fenitoin kapsul 50 mg, fenobarbital
tablet 100 mg. Apakah antikonvulsan yang tepat disiapkan untuk diberikan pertama kalinya
kepada pasien tersebut?
a. Fenitoin kapsul d. Diazepam larutan rektal
b. Fenitoin Injeksi e. Diazepam injeksi
c. Tiamin HCl Injeksi

189. Seorang pasien, perempuan, usia 32 tahun, penderita epilepsy, sedang hamil usia 4 minggu
datang berkonsultasi dengan dokter untuk pengobatan penyakitnya. Dokter meminta
pertimbangan apoteker terkait terapi yang dapat untuk mencegah efek teratogenik asam valproat
yang diresepkan dokter. Apakah terapi yang tepat direkomendasikan?
a. Vitamin A d. Suplement kalsium
b. Vitamin B e. Suplement zink
c. Asam folat

190. Seorang pasien, perempuan, usia 38 tahun, penderita epilepsy, menggunakan asam valproat
30 mg/KgBB/hari dan pasien berespon baik dengan obat ini. Efek samping obat perlu diwaspadai
untuk pemakaian jangka panjang obat ini. Manakah efek samping obat asam valproat yang tidak
tergantung dosis?
a. Dispepsia d. Trombositopenia
b. Mengantuk e. Gagal hepar akut
c. Tremor

191. Seorang pasien perempuan usia 27 tahun, penderita epilepsi tonik klonik sejak 1 tahun yang
lalu, dan rutin menggunakan asam valproat 250 mg setiap 12 jam. Saat ini, pasien masuk RS
karena karena hepatitis dengan peningkatan SGOT/SGPT 5 X lipat. Apoteker merekomendasikan
pergantian terapi epilepsy pasien dengan obat topiramat 25 mg/hari. Apakah pertimbangan yang
mendasari rekomendasi apoteker tersebut?
d. Topiramat tidak dimetabolisme di hati d. Topiramat tidak bersifat induktor enzim
e. Ikatan topiramat-protein rendah e. Topiramat tidak bersifat hepatotoksik
f. Topiramat tidak memiliki metabolit aktif

192. Seorang dokter akan memberikan antiepilepsi dengan obat Asam Valproat 250 mg 1 x sehari
kepada pasiennya (perempuan, usia 40 tahun, hamil usia 2 minggu, penderita epilepsy tonik
klonik). Obat ini tidak aman bagi wanita hamil sehingga apoteker mengusulkan kepada dokter
untuk menambahkan asam folat 600 μg/hari dalam pengobatan pasien. Apakah golongan obat
antiepilepsi tersebut bagi ibu hamil?
a. A d. D
b. B e. X
c. C

193. Seorang pasien, perempuan, usia 30 tahun datang ke rumah sakit karena mengalami kejang
berulang akibat penyakit epilepsi. Pasien rutin menggunakan fenitoin 100 mg per hari. Apoteker
menyimpulkan bahwa terjadinya penurunan efek fenitoin karena adanya interaksi obat.
Penyebabnya adalah pasien juga sedang mengkonsumsi obat TB pada fase intensif untuk
mengobati penyakit TBC yang dideritanya. Apakah obat TB yang dimaksud?
a. Etambutol d. Streptomisin
b. Isoniazid e. Pirazinamid
c. Rifampisin

194. Seorang apoteker di instalasi farmasi rawat jalan suatu rumah sakit menerima resep dari
seorang pasien (laki-laki, usia 30 tahun, penderita epilepsi) yang berisi obat fenitoin dan
diazepam. Pada saat melakukan skrining, apoteker berhasil mengidentifikasi adanya interaksi
pada kedua obat tersebut. Apakah jenis interaksi yang potensial terjadi antara dua obat tersebut?
a. Inkompatibilitas kimia d. Interaksi farmakokinetika
b. Inkompatibilitas fisik e. Interaksi farmakodinamika
c. Interaksi farmasetika

195. Seorang apoteker menyerahkan Gabapentin 300 mg kapsul sebanyak 42 kapsul (S.3. dd
pada hari ke-3 dan seterusnya) atas resep dokter kepada seorang pasien yang baru saja
terdiagnosa mengalami epilepsy parsial (perempuan, usia 20 tahun). Apoteker menyerahkan obat
kepada pasien dan memberikan informasi aturan pakai obat. Apakah informasi aturan pakai obat
yang tepat disampaikan kepada pasien untuk hari pertama pengobatan?
a. 1 kali sehari 1 kapsul d. 1 kali sehari 2 kapsul
b. 2 kali sehari 1 kapsul e. 2 kali sehari 2 kapsul
c. 3 kali sehari 1 kapsul

196. Seorang apoteker menyerahkan Gabapentin 300 mg kapsul sebanyak 42 kapsul (S.3. dd
pada hari ke-3 dan seterusnya) atas resep dokter kepada seorang pasien yang baru saja
terdiagnosa mengalami epilepsy parsial (perempuan, usia 20 tahun). Apoteker menyerahkan obat
kepada pasien dan memberikan informasi aturan pakai obat. Apakah informasi aturan pakai obat
yang tepat disampaikan kepada pasien untuk hari kedua pengobatan?
a. 1 kali sehari 1 kapsul d. 1 kali sehari 2 kapsul
b. 2 kali sehari 1 kapsul e. 2 kali sehari 2 kapsul
c. 3 kali sehari 1 kapsul

197. Seorang pasien berusia 30 tahun baru didiagnosis menderita epilepsi dan diberikan terapi
dengan fenitoin. Dokter berdiskusi dengan apoteker terkait dengan dosis untuk terapi awal pada
pasien tersebut. Berapakah dosis awal yang tepat direkomendasikan?
a. 50-100 mg/hari d. 400-600 mg/hari
b. 100-200 mg/hari e. 500-1000 mg/hari
c. 200-300 mg/hari

198. Seorang pasien, laki-laki, usia 40 tahun, baru saja terdiagnosa dokter di suatu rumah sakit
mengalami epilepsy parsial. Dokter memutuskan akan meresepkan gabapentin untuk pasien
tersebut dan meminta rekomendasi dosis obat tersebut kepada apoteker. Apoteker mengatakan
dosis obat tersebut diberikan secara bertahap. Berapakah dosis obat yang tepat
direkomendasikan pada hari pertama?
a. 150 mg 1 kali sehari d. 300 mg 2 kali sehari
b. 150 mg 2 kali sehari e. 300 mg 3 kali sehari
c. 300 mg 1 kali sehari

199. Seorang pasien, laki-laki, usia 35 tahun, obesitas, penderita epilepsy dan mendapatkan resep
dokter dengan carbamazepin 200 mg/hari. Carbamazepin bersifat lipid soluble. Bagaimanakah
karakteristik t½ eliminasi obat tersebut?
a. Berbanding lurus dengan kecepatan eliminasi obat
b. Berbanding terbalik dengan volume distribusi obat
c. Lebih lama dibanding pasien dengan berat badan ideal
d. Berbanding lurus dengan dengan klirens obat
e. Tidak berpengaruh

200. Seorang pasien anak, laki-laki berusia 2,5 tahun, didiagnosa epilepsi jenis tonik klonik. Dokter
berencana meresepkan obat phenitoin kapsul. Apoteker merekomendasikan pemberian dosis
yang lebih tinggi, namun masih dalam rentang dosis lazim. Apakah dasar ilmiah yang mendasari
rekomendasi apoteker tersebut?
a. Pasien usia 2 – 3 tahun mengalami perlambatan absorpsi phenitoin
b. Pasien usia 2 - 3 tahun memiliki Vd phenitoin lebih besar
c. Pasien usia 2 – 3 tahun memiliki aktivitas enzim hepatik tinggi
d. Pasien usia 2 – 3 tahun memiliki aktivitas ekskresi renal tinggi
e. Pasien usia 2 – 3 tahun memiliki aktivitas eliminasi tinggi

201. Seorang dokter akan memberikan Asam Valproat kepada pasiennya (perempuan, usia 40
tahun, BB 50 Kg, penderita epilepsy tonik klonik) dengan dosis 15 mg/KgBB/hari dan meminta
apoteker menetapkan regiment terapinya. Bagaimanakah regiment terapi obat tersebut yang
tepat disarankan kepada dokter?
a. Tablet 250 mg 1 x sehari d. Tablet 500 mg 2 x sehari
b. Tablet 250 mg 2 x sehari e. Tablet 500 mg 3 x sehari
c. Tablet 250 mg 3 x sehari

202. Seorang pasien, laki-laki, usia 30 tahun, berat badan 52 Kg, penderita epilepsy, mengalami
kejang selama 7 menit dan dibawa ke UGD rumah sakit. Pasien telah mendapatkan fenitoin 20
mg/Kg BB i.v dengan kecepatan 50 mg/menit. Berapa lamakah pemberian obat tersebut?
a. 10,1 menit d. 28,0 menit
b. 15,2 menit e. 35,2 menit
c. 20,8 menit

Anda mungkin juga menyukai