Anda di halaman 1dari 6

SLIDE 1

Productivity Indicators
Didalam perusahaan dibutuhkan adanya pengukuran kinerja, bagaimana caranya
untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu dengan menggunakan productivity
indicators.
Salah satu alat untuk mengukur efisiensi operasi secara keseleuruhan adalah
rasio produktifitas. Rasio produktifitas merupakan indikator efisiensi dengan
input yang diubah menjadi output dan dapat dinilai dengan membandingkan
rasio input yang digunakan dengan output yang dihasilkan, rasio produktifitas
biasanya digunakan oleh perusahan-perusahaan yang memproduksi barang.
Dengan begitu efisiensi perusahaan ditentukan oleh rasio produktifitas, semakin
tinggi rasionya makan semakin besar efisiensi perusahaannya.
Biasanya perusahaan bisa melakukan pengukuran rasio produktivitas secara
keseluruhan, sebagian perusahaan (beberapa departemen saja), atau individual
(tiap-tiap karyawan) dengan menggunakan rumus rumus dasar.
Output
Produktivitas=
Input

Misalkan saya mau berjualan dengan modal 5000, setelah melakukan penjualan
menghasilkan 50.000 maka rasio produktivitasnya 10

Contohnya produktivitas total untuk seluruh perushaan adalah


Nilai output ( produk atau jasa yang dihasilkan )
produktivitastotal=
Input (biaya tenaga kerja+modal+ bahan mentah+ input lainnya)

Contoh sederhananya jika perusahaan Amerika membelanjakan $ 3 juta untuk


input dan menghasilkan sekitar $ 10 juta dalam penjualan, maka rasio
produktivitasnya akan menjadi 3.33.
Para manajer perusahaan ditantang untuk tetap menjaga nilai ini tidak menurun
dari tahun ke tahun dan semakin meningkatkan nilai dari rasio produktivitas
tersebut. Rasio produktivitas juga agak bergantung pada strategi harga dan
repricing ( penyesuaian harga ).
SLIDE 2
Timing of Evaluation
Waktu dimana perusahaan melakukan evaluasi untuk controling
Ada 3 tipe control dalam Time of Evaluation yaitu :
 Feedforward Control
Feedforward Control adalah evaluasi antisipatif atau tindakan pengendalian
yang dilakukan sebelum aktivitas kerja dilakukan. Tujuannya untuk
mengantisipasi terjadinya masalah
contohnya melakukan tes Kesehatan dalam rekrutmen pegawai, pemeriksaan
bahan baku sebelum diproduksi

 Concurrent Control
Adalah tindakan pengendalian atau langkah-langkah yang dilakukan pada
pekerjaan yang sedang berlangsung. Tujuannya agar fokus pada proses yang
sedang berlangsung
Contohnya manajer berjalan mengelilingi ruang kerja untuk memantau
pekerjaan karyawan, pemeriksaan produksi yang sedang berlangsung.

 Feedback Control
Adalah langkah-langkah pengendalian yang dilakukan setelah kegiatan atau
pekerjaan selesai.Tindakan kontrol feedback bertujuan untuk mengevaluasi
kinerja setelah pekerjaan selesai.
Contohnya seperti survey kepuasan pelanggan terkait jasa atau produk yang
telah diterima dan atau digunakan, evaluasi kinerja karyawan, melakukan uji
coba produk yang telah selesai diproduksi.
SLIDE 3
Procedural System and Quality Assurance
Para pengusaha cenderung memusatkan dan menyimpan pengetahuan tentang
sistem operasi bisnis agar kualitas dari barang atau jasa yang dihasilkan sesuai
dengan standar yang telah ditentukan atau yang sesuai dengan keinginan
pelanggan.
Untuk mengelola operasi secara efektif perlu adanya informasi yang akurat.
Informasi ini harus diketahui dengan jelas dan disebarluaskan ke semua orang
di perusahaan mulai dari staf-staf biasa sampai ke direktur perusahaan. Dengan
adanya informasi yang akurat juga bisa memperkecil kesalahan dalam proses
yang akan atau sedang berlangsung, menghemat waktu dan bisa menyelaraskan
tujuan.
Salah satu cara agar informasi ini bisa diterima oleh semua orang yang ada di
dalam perusahaan adalah dengan menyiapkan manual prosedur tertulis untuk
perushaan.
Dari informasi-informasi yang ada di manual prosedur perusahaan bisa
melakukan pekerjaannya secara efisien, efektif dan tepat waktu.
Manual prosedur:
Merupakan langkah langkah operasional yang harus di ikuti di dalam
perusahaam dalam menginput data

SLIDE 4
Quality Assurance
Quality Assurance (QA) adalah proses yang bertujuan untuk memastikan bahwa
sistem manajemen kualitas yang diterapkan dapat menghasilkan produk atau
layanan yang memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
QA merupakan suatu pendekatan yang lebih luas meliputi semua aspek yang
terkait dengan manajemen kualitas, termasuk perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi.
Tujuannya adalah menjamin bahwa sistem manajemen kualitas yang diterapkan
efektif dan efisien, serta mampu menghasilkan produk atau layanan yang
berkualitas tinggi.
QA biasanya dilakukan sebelum produk atau layanan tersebut diserahkan
kepada pelanggan, agar masalah kualitas dapat diidentifikasi dan diatasi sejak
awal.
Sedangkan Quality Assurance System Adalah serangkaian proses dan prinsip
yang dirancang untuk memastikan produksi serangkaian kegiatan, barang atau
jasa yang konsisten. Sistem ini adalah kumpulan aturan internal yang diikuti
bisnis agar produknya selalu sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
QA seringkali didasarkan pada standar internasional seperti ISO 9000, yang
menetapkan standar yang harus dipenuhi dalam sistem manajemen kualitas
suatu perusahaan. Dengan mengikuti standar ini, perusahaan dapat memastikan
bahwa sistem manajemen kualitas yang diterapkan efektif dan efisien, serta
memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku.
Total Quality Management (TQM) mengacu pada penerapan sistem kualitas dan
filosofi di seluruh perusahaan, tidak hanya dalam operasinya.
Fungsi TQM sistem manajemen untuk meningkatkan kualitas produk atau
outcome sehingga bisa diterima oleh pelanggan dan dapat menghindari
timbulnya kesalahan yang fatal.

SLIDE 5
Risk Management
Manajemen risiko adalah proses mengidentifikasi risiko terlebih dahulu, menilai
kemungkinan terjadinya dan kemudian mengambil langkah-langkah untuk
mengurangi atau menghilangkan risiko.
Tujuan Manajemen Risiko adalah untuk menjamin bahwa suatu perusahaan atau
organisasi dapat memahami, mengukur, serta memonitor berbagai macam risiko
yang terjadi dan juga memastikan kebijakan-kebijakan yang telah dibuat dapat
mengendalikan berbagai macam risiko yang ada.
Manajemen risiko yang baik berupa :
 Pengembangan rencana darurat.
Perushaan tentunya HARUS membuat beberapa rencana atau strategi
cadangan agar ketika terjadi suatu masalah dalam atau luar perusahaan
yang mengakibatkan strategi atau rencana yang diterapkan tidak berjalan
dengan baik atau tidak berjalan sama sekali, perusahaan bisa
melekakukan pengembangan strategi atau menerapkan strategi yang baru.
 Penggunaan langkah-langkah keamanan/keselamatan yang tepat.
Manajemen risiko ditingkat operasi berkaitan dengan berbagai macam
ancaman dan bahaya. Ancaman bukan hanya berasal dari luar perusahaan
tetapi juga dari dalam perusahaan seperti data perusahaan yang dicuri
oleh karyawan sendiri, kecelakaan yang dialami karyawan karena
kurangnya alat bantu keselamatan dan penyalahgunaan kekuasaan untuk
keuntungan pribadi. Tim manajemen risiko biasanya akan melakukan
analisis kemungkinan tentang risiko apa saja yang bisa terjadi dalam
perusahaan. Seperti risiko karyawan cleaning service yang sedang
membersihkan kaca dari luar gedung jatuh dari ketinggian karena tali
yang kurang kuat, nah dari sinilah perusahaan mengambil tindakan untuk
membeli peralatan peralatan yang menjamin keselamatan karyawan.
Jika kekayaan intelektual merupakan aset penting perusahaan, staf dan
orang lain yang diberi akses ke ide yang relevan mungkin diminta untuk
menandatangani perjanjian kerahasiaan yang mencegah mereka
mengungkapkan detail kepada pihak lain tanpa izin.

 Membeli asuransi yang sesuai dengan kemungkinan risiko yang akan


terjadi.
Unsur lain dalam setiap strategi manajemen risiko adalah asuransi.
Langkah Ini adalah perlindungan terhadap risiko, yang memberikan
kompensasi finansial ketika peristiwa yang tidak diinginkan terjadi.
Kontrak asuransi umumnya disebut polis, dan pembayaran yang
dilakukan perusahaan kepada perusahaan asuransi untuk pertanggungan
dikenal sebagai premi. Bentuk asuransi yang umum adalah kompensasi
pekerja, yang menanggung biaya rehabilitasi pekerja jika mereka terluka
di tempat kerja.
Namun, biaya untuk sepenuhnya mengasuransikan usaha bisnis terhadap
semua kemungkinan risiko akan menjadi penghalang. Jika kemungkinan
terjadinya suatu peristiwa cukup rendah, pemilik bisnis dapat
memutuskan untuk tidak perlu melakukan asuransi.

SLIDE 6
Summary
1. Manajemen operasi mencakup banyak aspek yang berbeda dari suatu
perusahaan.
2. Faktor lokasi fisik adalah elemen dasar dalam manajemen operasional
perusahaan
3. Proses produksi berurusan dengan masalah alur kerja, inventaris dan
manajemen pasokan, dan peralatan operasi.
4. Evaluasi dan pengendalian biasanya dilakukan dengan memeriksa jadwal,
melakukan inspeksi dan mengukur rasio produktivitas.

Anda mungkin juga menyukai