Abstrak
Penggunaan paduan Aluminum-silikon sebagai material komponen otomotif terus berlanjut hingga hari ini. Proses
pengecoran dengan metode cetakan permanen terus digunakan dalam memproduksi masal berbagai komponen
otomotif dengan bentuk yang kompleks. Cacat pengecoran seperti cacat penyusutan (shrinkage defect) sangat
mempengaruhi kualitas produk cor. Tatur test merupakan sebuah metode yang tersedia untuk mengukur penyusutan
dan porositas selama pembekuan paduan Aluminum-silikon. Akan tetapi, massa sampel Tatur test sebesar 1,14 kg
dapat menjadi masalah selama peleburan ketika jumlah pengujian cukup banyak. Massa sampel Tatur test berkaitan
langsung dengan standar geometri dari bentuk sampelnya. Terdapat bentuk sampel lain dengan massa hanya sebesar
0,2 kg saja dan telah dibuktikan mampu digunakan untuk mengukur penyusutan paduan Aluminum-silikon,
dinamakan Double cylinder. Berdasarkan studi simulasi bentuk Tatur memiliki kemampuan yang lebih baik dalam
menghasilkan penyusutan mikro dibandingkan bentuk Double cylinder. Pada penelitian ini, bentuk Double cylinder
dikembangkan lebih lanjut agar mampu digunakan baik untuk mengukur penyusutan makro maupun mikro pada
paduan Aluminum-silikon. Data hasil percobaan menunjukan bahwa bentuk Double cylinder yang dikembangkan
mampu mengukur penyusutan makro dan mikro pada paduan Aluminum-silikon dengan komposisi silikon 4,56%
dan 9,9%, serta lebih unggul dari bentuk Tatur karena masih memiliki massa sebesar 0,2 kg.
1. Pendahuluan
Dalam usaha meningkatkan kualitas produk ini belum terdapat satu metode pun yang mampu
cor aluminum, berbagai metode pengujian mengevaluasi kualitas aluminum cair secara
dikembangkan untuk mengevaluasi kualitas lengkap.
aluminum sejak proses peleburan. Beberapa Porositas merupakan cacat pengecoran
sumber cacat pengecoran terbentuk selama aluminum yang paling dikeluhkan pengguna
proses peleburan, seperti: gas hidrogen dan produk cor aluminum [2]. Porositas terbentuk
pengotor yang terlarut pada aluminum cair. melalui dua mekanisme, yaitu: kelarutan gas
Beberapa metode pengujian yang sudah banyak hidrogen yang terlarut pada aluminum cair yang
digunakan di industri pengecoran aluminum, terus menurun selama pembekuan (gas porosity)
antara lain: Thermal Analysis, Reduced Pressure dan penyusutan volume aluminum yang terjadi
Test, K-mold, Tatur test, Spiral Test, dan Pressure selama pembekuan baik pada skala makro
Filtration (Prefil) Test atau Porous Disk maupun mikro (shrinkage porosity) [3]. Pada
Filtration Apparatus (PoFDA) Test [1]. Pada umumnya, gas porosity dievaluasi dengan
umumnya metode-metode pengujian tersebut menggunakan Reduced Pressure Test, sedangkan
seringkali dikombinasikan, karena hingga saat shrinkage porosity menggunakan Tatur Test.
C-55
STEMAN 2016 ISBN 978-979-17047-6-2
D1 = 3 cm; H1 = 2 cm [6]
C-57
STEMAN 2016 ISBN 978-979-17047-6-2
Double cylinder tetap dipertahankan sekitar 0,2 7.5 -6750 31 -16 930 49,62 59,95
kg. Adapun dimensi silinder bawah di penelitian
7.5 -6750 32 -17 960 48,24 58,48
sebelumnya, pada Gambar 6.
7.5 -6750 33 -18 990 47,03 57,31
7.5 -6750 34 -19 1020 45,95 56,38
7.5 -6750 35 -20 1050 45,00 55,66
C-58
STEMAN 2016 ISBN 978-979-17047-6-2
C-59
STEMAN 2016 ISBN 978-979-17047-6-2
Percobaan pertama pada penelitian ini 0 100 200 300 400 500
menghasilkan satu buah sampel uji, sedangkan Gambar 11. Kurva pemanasan dan
percobaan kedua menghasilkan dua buah sampel pendinginan dasar cetakan di percobaan pertama
uji. Penuangan sampel 1, 2, dan 3 berturut-turut TP-1 TP-3 TP-5 TP-7
tercatat pada temperatur penuangan 700 °C, °C TP-2 TP-4 TP-6
C-60
STEMAN 2016 ISBN 978-979-17047-6-2
C-61
STEMAN 2016 ISBN 978-979-17047-6-2
Si Fe Cu Mn Mg Cr Ni Zn Ti
4,56 0,8 0,98 0,09 0,023 0,013 0,04 1,17 0,01
Si Fe Cu Mn Mg Cr Ni Zn Ti
Gambar 16. Hasil pengujian visual sampel 3 9,9 1,2 1,73 0,19 0,09 0,04 0,11 1,01 0,03
(a) (b)
C-62
STEMAN 2016 ISBN 978-979-17047-6-2
6. Referensi
[1] Djurdjevic, Mile B., Odanovic, Z., dan
Pavlovic-Krstic, J. (2010): Melt quality
control at Aluminum casting plants.
Scientific paper UDC: 621.747:669.71.
Association of Metalurgical Engineers of
Serbia (AMES).
[2] Monroe, R. (2005): Porosity in castings.
Paper 05-245(04) AFS Transactions 2005.
American Foundry Society (AFS).
[3] Beckermann, C. (2002): Modeling of
solidification. Purdue Heat Transfer
Celebration April 3-5. The University of
Iowa, Iowa City, 19-22.
[4] Neff, David V. (2002): Improving die
casting melt quality and casting results with
melt quality analysis and filtration.
Metaullics Systems Co. L.P. Solon, Ohio.
[5] Bruna, M., Sladek, A., dan Kucharcik, L.
(2012): Formation of porosity in Al-Si
alloys. Archives of Foundry Engineering.
ISSN (1897-3310). Volume 12 Special Issue
1/2012. Versita.
C-63