Rumah sakit Tugu Koja menyediakan Layanan PONEK 24 Jam; salah satu bagian dari Program
Perlindungan Ibu dan Bayi secara Terpadu dan Paripurna sebagai Rumah Sakit Sayang Ibu dan
Bayi (RSSIB).
Pelayanan PONEK (obstetri neonatal emergensi komprehensif) adalah suatu pelayanan
kegawatdaruratan kasus maternal dan neonatal secara komprehensif dan terintegrasi selama 24
jam melalui jejaring rujukan dalam suatu wilayah/ daerah.
Rumah Sakit yang menyediakan Layanan PONEK 24 jam adalah Rumah Sakit yang memilki
kemampuan dalam menyelenggarakan pelayanan Kedaruratan Maternal dan Neonatal secara
komprehensif dan terintegrasi 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu.
Regionalisasi Pelayanan Obstetri dan Neonatal adalah suatu sistem pembagian wilayah kerja
rumah sakit dengan cakupan area pelayanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat dalam waktu
kurang dari 1 jam, agar dapat memberikan tindakan darurat sesuai standar.
Bahwa Rumah Sakit telah memenuhi Kriteria sebagai Rumah sakit PONEK; antara lain sbb :
Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus emergensi baik secara
urnum maupun emergensi obstetri — neonatal.
Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan tim PONEK di rumah sakit meliputi
resusitasi neonatus, kegawat-daruratan obstetrik dan neonatus.
Mempunyai Standar Operating Prosedur penerimaan dan penanganan pasien kegawat-
daruratan obstetrik dan neonatal.
Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawat-daruratan obstetrik dan neonatal.
Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu.
Mempunyai standar respon time di UGD selama 10 menit, di kamar bersalin kurang dari
30 menit, pelayanan darah kurang dari 1 jam.
Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk melakukan operasi, bila ada kasus
emergensi obstetrik atau umum.
Tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi dalam waktu kurang dari 30
menit.
Memiliki kru/awak yang siap melakukan operasi atau melaksanakan tugas sewaktu-
waktu, meskipun on call.
Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK, antara Iain dokter
kebidanan, dokter anak, dokter /petugas anestesi, dokter penyakit dalam, dokter spesialis
Iain serta dokter umum, bidan dan perawat.
Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam.
Tersedia pelayanan penunjang Iain yang berperan dalam PONEK, seperti Laboratorium
dan Radiologi selama 24 jam, recovery room 24 jam, obat dan alat penunjang yang selalu
siap tersedia.
RSUD Tugu Koja memiliki pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK)
yang komplit. Layanan ini bertujuan menyelamatkan ibu dan anak baru lahir yang tidak dapat
ditangani faskes primer.
Pelayanan PONEK di rumah sakit ini dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi 24 jam
dalam sehari. Dilengkapi berbagai fasilitas penunjang dan tenaga kesehatan yang telah terlatih,
PONEK RSUD Tugu Koja memiliki keunggulan yang belum tentu didapatkan di rumah sakit
lain.
RSUD Tugu Koja memiliki pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK)
yang komplit. Layanan ini bertujuan menyelamatkan ibu dan anak baru lahir yang tidak dapat
ditangani faskes primer.
Pelayanan PONEK di rumah sakit ini dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi 24 jam
dalam sehari. Dilengkapi berbagai fasilitas penunjang dan tenaga kesehatan yang telah terlatih,
PONEK RSUD Tugu Koja memiliki keunggulan yang belum tentu didapatkan di rumah sakit
lain.
Kriteria pasien rujukan PONEK salah satunya yaitu Ketuban pecah dini (KPD) adalah
kondisi ketuban pecah sebelum waktunya. Mengutip dari Children ketuban pecah dini
dibagi menjadi dua kondisi.
Pertama, ketuban pecah dini cukup bulan atau premature rupture of membrane
(PROM) setelah usia kehamilan 37 minggu. Sementara itu ketuban pecah dini kurang
bulan atau preterm premature rupture of membrane (PPROM) terjadi sebelum usia
kehamilan 37 minggu.
Kondisi ini terjadi pada sekitar 10 persen kehamilan. Ketika ketuban sudah pecah tapi
bayi tidak segera dilahirkan, dikhawatirkan akan terjadi infeksi yang juga
membahayakan ibu dan bayi.
Ketuban pecah saat usia kehamilah cukup bulan tidak terlalu berbahaya karena bayi
yang lahir di usia kehamilan 37 minggu atau lebih sudah siap untuk “hidup sendiri”
sehingga tidak bermasalah jika segera dilahirkan.
Statistik dari Medscape menunjukkan bahwa pada 90 persen ibu hamil yang
mengalami ketuban pecah dini persalinannya akan terjadi dalam 24 jam.
Berdasarkan data dari The PPROM Foundation, KPD yang terjadi kurang dari 37
minggu terjadi pada 2-4 persen hamil tunggal dan 7-20 persen terjadi pada kehamilan
kembar.
KPD adalah komplikasi kehamilan yang berpotensi membahayakan. Ketuban pecah
dini bisa menyebabkan ibu melahirkan bayi dalam kondisi prematur.
Fungsi kantung ketuban adalah menahan, melindungi dari kerusakan, dan membantu
mengatur suhu tubuh bayi. Cairan ketuban mengandung air, hormon, antibodi, dan
nutrisi untuk janin.
Tidak hanya itu, cairan ketuban juga memiliki sifat bakteriostatik yang membantu
mencegah infeksi ketuban.
Pecah ketuban jelang kelahiran (cukup bulan) bisa disebabkan oleh melemahnya
selaput dari kontraksi. Pada ketuban pecah dini kurang bulan, disebabkan oleh infeksi
pada rahim.
Berikut penyebab ketuban pecah dini yang perlu diperhatikan:
Infeksi menular seksual (klamidia dan gonore)
Pernah mengalami kelahiran prematur sebelumnya
Merokok selama hamil
Perdarahan pada vagina lebih dari satu trimester
Peradangan atau infeksi pada selaput ketuban
Aktivasi dini enzim pada membran
Rendahnya kadar kolagen dalam jaringan kantung ketuban
Volume cairan ketuban terlalu banyak
Posisi bayi sungsang
Pernah melakukan amniocentesis di awal kehamilan
Melakukan olahraga berat atau menempatkan terlalu banyak tekanan pada tubuh
Pola makan dan gizi yang buruk
Kekurangan asupan tembaga, vitamin C, atau seng
Kondisi ketuban pecah sebelum waktunya menjadi faktor komplikasi pada sepertiga
kelahiran bayi prematur.
Gejala KPD sama seperti ketuban pecah sebagai tanda melahirkan, yaitu kebocoran
cairan dari vagina. Air ketuban bisa keluar menetes bocor, mengalir, atau menyembur
kuat seperti air kencing.
Semakin besar robekan pada kantungnya, semakin banyak air ketuban yang keluar
dari vagina. Cairan ketuban akan terus mengalir keluar sebanyak 600-800 mililiter
(sekitar 2-3 gelas) dari robekan awal.
Namun, tanda khas KPD adalah waktu kejadiannya. Ketuban yang pecah dini kurang
bulan (di bawah minggu ke-37) termasuk komplikasi preterm premature rupture of
membrane (PPROM).
Jika usia kehamilan masih terlalu muda, misalnya di pertengahan trimester dua
kehamilan dan ketuban sudah pecah, ini tidak normal dan harus segera ke dokter
untuk penanganan lebih lanjut.
Banyak orang sulit membedakan cairan ketuban, air kencing, dan keputihan karena
semuanya dinilai punya bentuk yang sama.
Jika melihat cairan keluar dari vagina, gunakan pembalut untuk menampung
sementara. Setelah itu, sentuh, lihat, dan cium baunya untuk bisa membedakannya.
Cairan ketuban biasanya terasa hangat, tidak berwarna (bening pucat), dan tidak
berbau kuat. Aroma baunya jauh lebih manis dan tidak pesing. Biasa cairan ketuban
ketika keluar tidak dapat ditahan, berbeda dengan air kencing yang masih bisa
ditahan.
Di sisi lain, air ketuban juga bisa mengandung sedikit darah sebagai pertanda bahwa
waktu bersalin sudah dekat.
Jika cairan yang keluar seperti lendir dan berwarna putih susu, bisa jadi itu adalah
cairan keputihan. Sementara cairan yang keluar berwarna kekuningan dan bau pesing
adalah air kencing, bukan karena KPD.
Pada janin, ketuban pecah sebelum waktunya bisa menimbulkan berbagai risiko
kesehatan seperti:
Untuk mencegah ketuban pecah sebelum waktunya, ada beberapa hal yang sebaiknya
dilakukan, yaitu:
1. Mengonsumsi vitamin C
Dalam beberapa laporan yang diterbitkan dalam Iranian Red Crescent Medical Journal
pada tahun 2013, konsumsi vitamin C dapat mencegah ketuban pecah dini.
Artinya, mengonsumsi cukup vitamin C juga bisa mengurangi risiko kelahiran
prematur akibat kantung ketuban yang pecah sebelum waktunya.
Dalam penelitian ini disebutkan bahwa salah satu faktor risiko KPD adalah
metabolisme kolagen.
Peneliti menemukan konsumsi vitamin C selama kehamilan dapat mengubah
metabolisme kolagen yang menguatkan selaput amnion dan chorion ketuban ibu
hamil.
Rajin mengonsumsi vitamin C juga meningkatkan hasil skor Apgar bayi dan
meningkatkan berat bayi. Asupan vitamin C sebanyak 100 mg setelah usia kehamilan
20 minggu dapat sangat mengurangi risiko ketuban pecah sebelum waktunya.
Temuan-temuan ini masih perlu diteliti lebih lanjut hubungannya antara vitamin C
dan manfaatnya untuk mencegah KPD.
2. Menghindari rokok
Beberapa kasus ketuban pecah sebelum waktunya tidak diketahui penyebab pasti.
Namun, tidak ada salahnya untuk menjaga kehamilan dengan menerapkan pola hidup
sehat.
Salah satu hal yang perlu dihindari agar kehamilan terhindar dari komplikasi adalah
asap rokok. Hindari merokok atau menghirup asap rokok saat hamil karena dapat
membahayakan janin di dalam kandungan dan memicu ketuban pecah dini.
Selain beberapa penyebab di atas, sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko
preeklamsia adalah:
Kehamilan pertama.
Memiliki riwayat preeklamsia sebelumnya.
Usia ibu hamil di atas 35 tahun.
Hamil di usia lebih dari 40 tahun atau kurang dari 20 tahun.
Obesitas.
Hamil anak kembar.
Hamil dengan jarak kurang dari dua tahun atau lebih dari 10 tahun dari
kehamilan sebelumnya.
Memiliki riwayat tekanan darah tinggi, diabetes tipe 1 dan 2, lupus, dan
masalah ginjal.
Gangguan autoimun.
Kehamilan hasil dari inseminasi buatan atau bayi tabung.
Faktor genetik.
Gangguan pembuluh darah.
Gejala Preeklamsia
Secara umum, gejala yang muncul akibat preeklamsia adalah sebagai berikut:
1. Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah tinggi merupakan gejala utama dari preeklamsia. Meski tidak
mengalami preeklamsia, tekanan darah tinggi pada ibu hamil cukup berbahaya
sehingga perlu diatasi dengan segera.
2. Urine Mengandung Protein
Proteinuria merupakan gejala preeklamsia berikutnya, yaitu kondisi di mana urine
mengandung protein yang seharusnya hanya ada di dalam darah. Kondisi ini hanya
bisa diketahui melalui pemeriksaan laboratorium.
3. Edema Kaki
Edema kaki pada preeklamsia terjadi karena penumpukan cairan di kaki sehingga
menyebabkan pembengkakan kaki yang parah. Gejala ini sering kali disepelekan
karena dianggap sebagai hal wajar dalam masa kehamilan.
4. Nyeri Kepala
Nyeri kepala pada preeklamsia hampir mirip dengan gejala migrain. Kepala terasa
berdenyut sangat parah dan sulit hilang.
5. Mual dan Muntah
Selain nyeri kepala, gejala preeklamsia juga menyebabkan ibu hamil mengalami mual
dan muntah hingga di pertengahan kehamilan. Kondisi ini berbeda dengan mual tanda
kehamilan (morning sickness) yang hanya berlangsung selama trimester pertama.
6. Nyeri Epigastrik
Nyeri epigastrik adalah nyeri yang terasa di area perut, tepatnya di bagian bawah
tulang rusuk sisi kanan. Gejala ini sering kali disamakan dengan rasa
mulas, gangguan pencernaan atau akibat tendangan bayi.
7. Nyeri Bahu dan Punggung Bawah
Karakteristik nyeri bahu pada preeklamsia adalah sensasi cubitan di sepanjang leher
dan terkadang menyebabkan penderitanya merasa sakit saat berbaring di sisi kanan.
8. Kenaikan Berat Badan Secara Drastis
Apabila ibu hamil mengalami kenaikan yang drastis, yaitu 3-5 kilogram hanya dalam
waktu satu minggu, maka perlu diwaspadai adanya penumpukan cairan tubuh sebagai
salah satu gejala preeklamsia.
Diagnosis Preeklamsia
Kondisi ini sering kali disadari ketika sedang melakukan pemeriksaan antenatal
care, yaitu saat dokter memeriksa kenaikan berat badan, urine, dan tekanan darah
pada ibu hamil. Apabila dokter mencurigai adanya preeklamsia, maka akan dilakukan
beberapa pemeriksaan lanjutan seperti:
Pengobatan Preeklamsia
Salah satu pengobatan preeklamsia adalah kelahiran dini, namun tindakan ini hanya
aman dilakukan apabila usia kehamilan sudah mencapai 37 minggu atau siap untuk
dilahirkan. Selain itu, penanganan alternatif untuk pasien preeklamsia adalah:
Preeklamsia adalah kondisi yang tidak bisa disepelekan karena dapat berkembang
menjadi kompilasi yang lebih serius. Apabila Anda merasakan gejala-gejala di atas,
sebaiknya konsultasikan dengan dokter kandungan Anda untuk mengetahui penyebab
sekaligus mendapatkan penanganan yang tepat.
MATERI RAPAT TIM PONEK
ABORTUS INKOMPLIT
Abortus inkomplit adalah salah satu jenis keguguran yang terjadi pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu. Ketika abortus inkomplit terjadi, jaringan
janin yang telah mati tidak keluar sepenuhnya dari rahim, sehingga bisa
menyebabkan perdarahan terus berlanjut.
Pasien dengan abortus inkomplit umumnya mengalami nyeri perut, perdarahan hebat,
dan terbukanya mulut rahim. Selain itu, kondisi ini juga ditandai dengan jaringan
janin yang masih berada di dalam rahim. Abortus inkomplit harus segera
mendapatkan penanganan agar tidak menyebabkan perdarahan berkepanjangan dan
infeksi.
Selain itu, menjalani pola hidup dan gaya hidup yang tak sehat, seperti merokok,
mengonsumsi minuman beralkohol, dan menyalahgunakan NAPZA, juga dapat
memicu keguguran.
Penanganan Abortus Inkomplit
Prinsip penanganan abortus inkomplit adalah memastikan rahim bersih dari jaringan
janin yang masih tersisa. Hal ini dilakukan untuk menghindari komplikasi berat,
seperti perdarahan hebat dan infeksi.
Ada tiga metode penanganan abortus inkomplit yang mungkin akan disarankan oleh
dokter, yaitu:
Menggunakan obat
Dokter dapat memberikan obat untuk mempercepat proses pengeluaran sisa jaringan
janin dari dalam rahim. Tingkat keberhasilan cara ini cukup tinggi, yaitu sekitar 80–
99%, terutama jika kehamilan masih di trimester pertama.
Obat tersebut dapat digunakan dengan cara diminum atau dimasukkan ke dalam
vagina. Efek samping yang mungkin dirasakan oleh Anda ketika menggunakan obat
ini adalah mual, muntah, atau diare.
Menjalani kuret
Dilatasi dan kuretase (kuret) merupakan salah satu metode penanganan abortus
inklomplit dengan tingkat keberhasilan sekitar 97–98%. Pada prosedur ini, leher
rahim dilebarkan, kemudian sisa jaringan janin dikeluarkan dengan prosedur
penyedotan (suction curettage).
Biasanya, dokter akan menyarankan prosedur ini jika Anda memang memerlukan
penanganan segera. Metode ini dapat menghentikan perdarahan dan mencegah infeksi
yang dikhawatirkan bisa mengancam nyawa.
Kebanyakan kasus keguguran disebabkan oleh kelainan genetik pada janin, sehingga
kejadiannya mungkin tidak bisa diprediksi. Apabila Anda mengalami keguguran,
diskusikan dengan dokter mengenai penanganan yang sesuai.
Jika Anda pernah mengalami abortus inkomplit, Anda tetap memiliki peluang untuk
hamil kembali. Jadi, jangan berkecil hati. Anda dapat berkonsultasilah
dengan dokter jika sudah siap untuk hamil kembali, guna mendapatkan saran terbaik
dalam mempersiapkan kehamilan.
MATERI RAPAT TIM PONEK
Perawatan bayi baru lahir hendaknya diberikan kepada si kecil secara teliti. Bagi
seorang ibu sering mengalami kekhawatiran dalam mengasuh bayi baru lahir. Terlebih
bagi seorang ibu muda yang baru pertama kali melahirkan anak. Namun ini adalah
kekhawatiran yang wajar agar lebih hati-hati dalam mempertimbangkan perawatan
bayi baru lahir secara benar.
Perawatan bayi baru lahir dapat dilakukan dengan menjaga kehangatan bayi,
merespon bayi untuk menyusui, memandikan bayi, memperhatikan alat indera bayi,
hingga perawatan tali pusat bayi.
Perawatan bayi baru lahir sebenarnya cukup mudah, hanya butuh ketelitian dan
kelembutan dalam merawat bayi. Pasalnya, bayi baru lahir masih dalam kondisi
sangat rapuh dan butuh penyokong kehidupan utama dari sang ibunda.
Pada masa kehamilan, tali pusat memiliki peranan penting yang menghubungkan
antara plasenta dan janin. Interaksi antara ibu dan janin berlangsung yang
memfasilitasi pertumbuhan embrio pada rahim. Tali pusat juga sering disebut dengan
tali pusar.
Perawatan tali pusat juga cukup mudah, hanya dengan tangan steril. Menjaga tali
pusat agar tetap kering. Jika tali pusat terjadi infeksi seperti terlihat nanah, segera
konsultasikan ke tenaga kesehatan terdekat.
2. Kontak Skin to Skin
Perawatan bayi baru lahir ialah menyesuaikan suhu tubuh dengan suhu lingkungan. Di
rahim ibu, bayi berada pada suhu lingkungan yang optimal yaitu 36,5-37,5 derajat
Celcius, sesuai dengan suhu tubuh ibunya. Sesaat setelah dilahirkan, bayi akan berada
pada suhu yang lebih rendah dari suhu tubuh ibunya, sehingga berisiko untuk terjadi
hipotermia (suhu tubuh rendah).
Hipotermia dapat dihindari dengan meletakkan bayi pada dada ibu sehingga terjadi
kontak antara kulit ibu dan kulit bayi (perawatan metode kanguru). Metode ini sangat
baik untuk menghangatkan bayi secara alamiah. Suhu kulit ibu akan menghangatkan
bayi lebih cepat dan menjaga suhu bayi tetap stabil.
4. Rawat Gabung
Rawat gabung adalah perawatan bayi dalam kamar yang sama dengan ibu pada hari-
hari pertama setelah persalinan, dan dilanjutkan setelah ibu dan bayi pulang ke rumah.
Perawatan bayi baru lahir selanjutnya ialah dengan rawat gabung, ini bermanfaat
untuk mendukung keberhasilan ASI eksklusif karena bayi dapat menyusu langsung
tanpa dijadwal dan ibu akan mudah mengenali tanda-tanda lapar pada bayi.
Hal ini dapat mencegah terjadinya payudara bengkak, mengurangi risiko kuning,
mencegah penurunan berat badan yang berlebihan. Selain itu, bayi akan lebih tenang.
Rawat gabung dapat mengurangi risiko infeksi dan depresi pada ibu pasca persalinan
serta meningkatkan rasa percaya diri ibu untuk merawat bayi.
Bayi yang baru lahir harus mendapatkan kebersihan. Setelah baru lahir, Bayi masih
memiliki lapisan pelindung yang terlihat seperti lemak berwarna keputihan yang
berfungsi untuk menjaga suhu bayi.
Sebelum tali pusat lepas, bayi dapat dimandikan dengan kain lap atau spon. Setelah
tali pusat lepas bayi dapat dimandikan dengan dimasukkan ke dalam air, hati-hati
kepala terendam dalam air. Gunakan air hangat-hangat kuku, sabun dan sampo khusus
bayi.
7. Perhatikan Kotoran Pertama Bayi
Kotoran pertama bayi setelah dilahirkan disebut dengan meconium, yang berbeda
dengan feses, namun itu normal. Bayi saat di dalam kandungan banyak menelan
banyak cairan, sehingga kotoran pertamanya mungkin terlihat berbeda. Ini wajib
diperhatikan pada perawatan bayi baru lahir.
Biasanya kotoran bayi menjadi normal dalam waktu satu atau dua minggu. Jika tidak
melihat meconium setelah lebih dari 24 jam, mungkin karena terjadi penyumbatan
usus dan Bunda harus segera berkonsultasi dengan dokter.
Sebaiknya tidak dianjurkan pula untuk terus menggunakan sarung tangan maupun
kaos kaki karena terdapat indera peraba yang merupakan alat untuk belajar pada bayi.
Itu karena bayi yang baru lahir tidak memiliki lemak sebanyak anak-anak atau orang
dewasa. Karena itu, pastikan Bunda membungkus bayi dengan pakaian yang hangat
terutama ketika cuaca sedang hujan.
10. Mengenali Isyarat Lapar Bayi
Perawatan bayi baru lahir selanjutnya ialah dengan memperhatikan isyarat lapar sang
bayi. Bayi lapar akan menunjukkan tanda-tanda seperti memasukkan tangan ke dalam
mulut, menggenggam tangan, mengeluarkan suara seperti mengecap-ngecap, ah uh
ah.
Jangan tunggu bayi menangis baru menyusuinya. Berikan ASI sesuai kemauan bayi,
jangan dijadwal. Normalnya bayi akan menetek selama 5-30 menit, jika diluar itu,
evaluasi proses menyusui.