Anda di halaman 1dari 21

MATERI RAPAT TIM PONEK

Rumah sakit Tugu Koja menyediakan Layanan PONEK 24 Jam; salah satu bagian dari Program
Perlindungan Ibu dan Bayi secara Terpadu dan Paripurna sebagai Rumah Sakit Sayang Ibu dan
Bayi (RSSIB).
Pelayanan PONEK (obstetri neonatal emergensi komprehensif) adalah suatu pelayanan
kegawatdaruratan kasus maternal dan neonatal secara komprehensif dan terintegrasi selama 24
jam melalui jejaring rujukan dalam suatu wilayah/ daerah.

Rumah Sakit yang menyediakan Layanan PONEK 24 jam adalah Rumah Sakit yang memilki
kemampuan dalam menyelenggarakan pelayanan Kedaruratan Maternal dan Neonatal secara
komprehensif dan terintegrasi 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu.

Regionalisasi Pelayanan Obstetri dan Neonatal adalah suatu sistem pembagian wilayah kerja
rumah sakit dengan cakupan area pelayanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat dalam waktu
kurang dari 1 jam, agar dapat memberikan tindakan darurat sesuai standar.

Regionalisasi menjamin agar sistem rujukan kesehatan berjalan secara optimal.


Rujukan adalah pelimpahan tanggung jawab timbal balik dua arah dari sarana pelayanan primer
kepada sarana kesehatan sekunder dan tersier.

Upaya dalam Layanan PONEK 24 Jam


Stabilisasi di UGD dan persiapan untuk pengobatan definitif
Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS di ruang tindakan
Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparotomi, dan sektio saesaria
Perawatan intensif ibu dan bayi.
Pelayanan Asuhan Ante Natal Risiko Tinggi

Layanan yang tersedia meliputi; antara lain :

 Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis


 Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal dengan risiko rendah-sedang
 Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal dengan risiko tinggi
 Pelayanan Kesehatan Neonatal
 Pelayanan Ginekologis
 Pelayanan Penunjang Medik
 Layanan IMD (Inisiasi Menyusui Dini); dll.
 Metode Rawat Gabung Ibu dan Bayi

Bahwa Rumah Sakit telah memenuhi Kriteria sebagai Rumah sakit PONEK; antara lain sbb :

 Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus emergensi baik secara
urnum maupun emergensi obstetri — neonatal.
 Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan tim PONEK di rumah sakit meliputi
resusitasi neonatus, kegawat-daruratan obstetrik dan neonatus.
 Mempunyai Standar Operating Prosedur penerimaan dan penanganan pasien kegawat-
daruratan obstetrik dan neonatal.
 Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawat-daruratan obstetrik dan neonatal.
 Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu.   
 Mempunyai standar respon time di UGD selama 10 menit, di kamar bersalin kurang dari
30 menit, pelayanan darah kurang dari 1 jam.
 Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk melakukan operasi, bila ada kasus
emergensi obstetrik atau umum.
 Tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi dalam waktu kurang dari 30
menit.
 Memiliki kru/awak yang siap melakukan operasi atau melaksanakan tugas sewaktu-
waktu, meskipun on call.
 Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK, antara Iain dokter
kebidanan, dokter anak, dokter /petugas anestesi, dokter penyakit dalam, dokter spesialis
Iain serta dokter umum, bidan dan perawat.
 Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam.
 Tersedia pelayanan penunjang Iain yang berperan dalam PONEK, seperti Laboratorium
dan Radiologi selama 24 jam, recovery room 24 jam, obat dan alat penunjang yang selalu
siap tersedia.

 RSUD Tugu Koja memiliki pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif  (PONEK)
yang komplit. Layanan ini bertujuan menyelamatkan ibu dan anak baru lahir yang tidak dapat
ditangani faskes primer.
Pelayanan PONEK di rumah sakit ini dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi 24 jam
dalam sehari. Dilengkapi berbagai fasilitas penunjang dan tenaga kesehatan yang telah terlatih,
PONEK RSUD Tugu Koja memiliki keunggulan yang belum tentu didapatkan di rumah sakit
lain.

Layanan PONEK merupakan pelayanan obstetri neonatal esensial/emergency komperhensif.


Tujuan utama layanan ini adalah mampu menyelamatkan ibu dan anak baru lahir melalui
program rujukan berencana dalam satu wilayah.
MATERI RAPAT TIM PONEK

RSUD Tugu Koja memiliki pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif  (PONEK)
yang komplit. Layanan ini bertujuan menyelamatkan ibu dan anak baru lahir yang tidak dapat
ditangani faskes primer.
Pelayanan PONEK di rumah sakit ini dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi 24 jam
dalam sehari. Dilengkapi berbagai fasilitas penunjang dan tenaga kesehatan yang telah terlatih,
PONEK RSUD Tugu Koja memiliki keunggulan yang belum tentu didapatkan di rumah sakit
lain.

Layanan PONEK merupakan pelayanan obstetri neonatal esensial/emergency komperhensif.


Tujuan utama layanan ini adalah mampu menyelamatkan ibu dan anak baru lahir melalui
program rujukan berencana dalam satu wilayah.

Kriteria pasien rujukan PONEK salah satunya yaitu Ketuban pecah dini (KPD) adalah
kondisi ketuban pecah sebelum waktunya. Mengutip dari Children ketuban pecah dini
dibagi menjadi dua kondisi.

Pertama, ketuban pecah dini cukup bulan atau premature rupture of membrane
(PROM) setelah usia kehamilan 37 minggu. Sementara itu ketuban pecah dini kurang
bulan atau preterm premature rupture of membrane (PPROM) terjadi sebelum usia
kehamilan 37 minggu.
Kondisi ini terjadi pada sekitar 10 persen kehamilan. Ketika ketuban sudah pecah tapi
bayi tidak segera dilahirkan, dikhawatirkan akan terjadi infeksi yang juga
membahayakan ibu dan bayi.
Ketuban pecah saat usia kehamilah cukup bulan tidak terlalu berbahaya karena bayi
yang lahir di usia kehamilan 37 minggu atau lebih sudah siap untuk “hidup sendiri”
sehingga tidak bermasalah jika segera dilahirkan.
Statistik dari Medscape menunjukkan bahwa pada 90 persen ibu hamil yang
mengalami ketuban pecah dini persalinannya akan terjadi dalam 24 jam.
Berdasarkan data dari The PPROM Foundation, KPD yang terjadi kurang dari 37
minggu terjadi pada 2-4 persen hamil tunggal dan 7-20 persen terjadi pada kehamilan
kembar.
KPD adalah komplikasi kehamilan yang berpotensi membahayakan. Ketuban pecah
dini bisa menyebabkan ibu melahirkan bayi dalam kondisi prematur.
Fungsi kantung ketuban adalah menahan, melindungi dari kerusakan, dan membantu
mengatur suhu tubuh bayi. Cairan ketuban mengandung air, hormon, antibodi, dan
nutrisi untuk janin.
Tidak hanya itu, cairan ketuban juga memiliki sifat bakteriostatik yang membantu
mencegah infeksi ketuban.
Pecah ketuban jelang kelahiran (cukup bulan) bisa disebabkan oleh melemahnya
selaput dari kontraksi. Pada ketuban pecah dini kurang bulan, disebabkan oleh infeksi
pada rahim.
Berikut penyebab ketuban pecah dini yang perlu diperhatikan:
 Infeksi menular seksual (klamidia dan gonore)
 Pernah mengalami kelahiran prematur sebelumnya
 Merokok selama hamil
 Perdarahan pada vagina lebih dari satu trimester
 Peradangan atau infeksi pada selaput ketuban
 Aktivasi dini enzim pada membran
 Rendahnya kadar kolagen dalam jaringan kantung ketuban
 Volume cairan ketuban terlalu banyak
 Posisi bayi sungsang
 Pernah melakukan amniocentesis di awal kehamilan
 Melakukan olahraga berat atau menempatkan terlalu banyak tekanan pada tubuh
 Pola makan dan gizi yang buruk
 Kekurangan asupan tembaga, vitamin C, atau seng
Kondisi ketuban pecah sebelum waktunya menjadi faktor komplikasi pada sepertiga
kelahiran bayi prematur.

Gejala KPD sama seperti ketuban pecah sebagai tanda melahirkan, yaitu kebocoran
cairan dari vagina. Air ketuban bisa keluar menetes bocor, mengalir, atau menyembur
kuat seperti air kencing.
Semakin besar robekan pada kantungnya, semakin banyak air ketuban yang keluar
dari vagina. Cairan ketuban akan terus mengalir keluar sebanyak 600-800 mililiter
(sekitar 2-3 gelas) dari robekan awal.
Namun, tanda khas KPD adalah waktu kejadiannya. Ketuban yang pecah dini kurang
bulan (di bawah minggu ke-37) termasuk komplikasi preterm premature rupture of
membrane (PPROM).
Jika usia kehamilan masih terlalu muda, misalnya di pertengahan trimester dua
kehamilan dan ketuban sudah pecah, ini tidak normal dan harus segera ke dokter
untuk penanganan lebih lanjut.

Banyak orang sulit membedakan cairan ketuban, air kencing, dan keputihan karena
semuanya dinilai punya bentuk yang sama.
Jika melihat cairan keluar dari vagina, gunakan pembalut untuk menampung
sementara. Setelah itu, sentuh, lihat, dan cium baunya untuk bisa membedakannya.
Cairan ketuban biasanya terasa hangat, tidak berwarna (bening pucat), dan tidak
berbau kuat. Aroma baunya jauh lebih manis dan tidak pesing. Biasa cairan ketuban
ketika keluar tidak dapat ditahan, berbeda dengan air kencing yang masih bisa
ditahan.
Di sisi lain, air ketuban juga bisa mengandung sedikit darah sebagai pertanda bahwa
waktu bersalin sudah dekat.
Jika cairan yang keluar seperti lendir dan berwarna putih susu, bisa jadi itu adalah
cairan keputihan. Sementara cairan yang keluar berwarna kekuningan dan bau pesing
adalah air kencing, bukan karena KPD.

Bagaimana cara mendiagnosis Ketuban Pecah Dini?


Tes di dokter adalah cara diagnosis KPD paling akurat. Dokter dapat mendiagnosis
ketuban pecah dini menggunakan dua metode berikut:

 Menaruh spekulum ke dalam vagina


Menempatkan spekulum (cocor bebek) ke dalam vagina dilakukan untuk memeriksa
genangan air ketuban. Dokter juga dapat mengumpulkan sampel dan memeriksa
apakah ada infeksi atau tidak.
 Menggunakan tes amnicator
Nantinya, dokter akan membasahi sampel air ketuban dengan pewarna pendeteksi pH
nitrazine kuning.
Warna nitrazine berubah dari kuning menjadi biru-kuning atau biru tua jika cairan
tersebut memang air ketuban. Jika bukan air ketuban, nitrazine tidak akan berubah
warna.
Jika kedua tes di atas tidak berhasil, ibu hamil perlu menunggu lebih banyak cairan
yang keluar untuk diuji sampelnya.
Segera setelah air ketuban pecah dini, periksakan diri ke dokter kandungan. KPD
adalah kondisi yang bisa jadi menandakan proses persalinan.
Jika hasil tes benar menandakan preterm premature rupture of membrane (ketuban
pecah dini kurang bulan), dokter akan mempertimbangkan langkah selanjutnya. Salah
satunya, jika usia masih kurang bulan maka akan dilakukan pematangan paru terlebih
dahulu. Dokter dapat lebih dulu mengecek kandungan untuk memastikan tidak ada
infeksi pada rahim dan pemberian antibiotik.
Jika kantung ketuban pecah lebih dari 3 minggu sebelum hari persalinan, mungkin
dokter akan langsung menginduksi atau justru segera melakukan operasi caesar.
Langkah ini memang akan membuat bayi lahir prematur, tapi butuh dilakukan agar
bayi terhindar dari risiko infeksi lebih lanjut.
Jika kantung ketuban pecah dalam waktu 3 minggu sebelum kelahiran, dokter akan
menunggu tubuh ibu berkontraksi untuk memicu persalinan sendiri. Dokter mungkin
juga dapat menyarankan proses induksi untuk mempercepat kelahiran.
Apabila persalinan masih dapat ditunda, dokter mungkin akan memberikan antibiotik
untuk mencegah infeksi dan membantu memperpanjang kehamilan. Tentunya, selama
hal ini dinilai aman untuk ibu hamil dan calon bayi.
MATERI RAPAT TIM PONEK

Risiko komplikasi dan bahaya ketuban pecah dini bagi janin

Pada janin, ketuban pecah sebelum waktunya bisa menimbulkan berbagai risiko
kesehatan seperti:

1. Rentan terkena infeksi


Risiko terbesar dari kondisi kantung ketuban pecah dini adalah infeksi pada janin.
Kantung dan cairan ketuban berfungsi sebagai pelindung untuk mencegah bakteri dan
kuman lain masuk menginfeksi janin di dalam kandungan.
Ketika selaput ketuban robek dan pecah sebelum waktunya, perlindungan tersebut
akan musnah. Oleh karena itu, kondisi ini umumnya membuat janin jadi lebih rentan
terkena penyakit selama dalam kandungan dan ketika lahir nanti.
Kantung ketuban yang rusak akan menjadi pertimbangan dokter mengenai langkah
selanjutnya yang akan dilakukan. Pasalya, semakin lama kantung ketuban dibiarkan
pecah, semakin besar risiko bayi terkena infeksi.
Maka dari itu, dokter biasanya akan segera menganjurkan pasien untuk menjalani
pemeriksaan yang wajib dilakukan di rumah sakit. Setelahnya, baru diputuskan
apakah bayi harus dilahirkan segera atau tidak.
Namun, apabila ketuban mengalami pecah dini sementara sobekannya kecil dan sisa
cairannya masih cukup, kemungkinan Anda tidak perlu bersalin lebih awal. Ini karena
tubuh akan terus memproduksi cairan ketuban untuk melindungi dirinya.
2. Rentan mengalami masalah paru saat lahir
Sebelum usia kehamilan 23 minggu, bayi membutuhkan air ketuban agar paru-paru
mereka dapat berkembang secara normal.
Apabila ketuban pecah sebelum waktunya, janin akan kehilangan air ketuban yang
cukup banyak sehingga menghambat perkembangan paru-parunya.
Hal ini dapat meningkatkan risiko penyakit paru pada bayi, salah satunya hipoplasia
paru.
Paru-paru bayi yang lahir prematur akibat ketuban pecah dini atau KPD adalah
kondisi yang umumnya membuat bayi memiliki lebih sedikit sel paru-paru, saluran
udara, dan alveoli.
Ini membuat bayi harus langsung dirawat di ruangan khusus atau NICU (Neonatal
Intensive Care Unit) segera setelah ia lahir.
Bagaimana cara mencegah ketuban pecah dini?

Untuk mencegah ketuban pecah sebelum waktunya, ada beberapa hal yang sebaiknya
dilakukan, yaitu:

1. Mengonsumsi vitamin C
Dalam beberapa laporan yang diterbitkan dalam Iranian Red Crescent Medical Journal
pada tahun 2013, konsumsi vitamin C dapat mencegah ketuban pecah dini.
Artinya, mengonsumsi cukup vitamin C juga bisa mengurangi risiko kelahiran
prematur akibat kantung ketuban yang pecah sebelum waktunya.
Dalam penelitian ini disebutkan bahwa salah satu faktor risiko KPD adalah
metabolisme kolagen.
Peneliti menemukan konsumsi vitamin C selama kehamilan dapat mengubah
metabolisme kolagen yang menguatkan selaput amnion dan chorion ketuban ibu
hamil.
Rajin mengonsumsi vitamin C juga meningkatkan hasil skor Apgar bayi dan
meningkatkan berat bayi. Asupan vitamin C sebanyak 100 mg setelah usia kehamilan
20 minggu dapat sangat mengurangi risiko ketuban pecah sebelum waktunya.
Temuan-temuan ini masih perlu diteliti lebih lanjut hubungannya antara vitamin C
dan manfaatnya untuk mencegah KPD.

2. Menghindari rokok
Beberapa kasus ketuban pecah sebelum waktunya tidak diketahui penyebab pasti.
Namun, tidak ada salahnya untuk menjaga kehamilan dengan menerapkan pola hidup
sehat.
Salah satu hal yang perlu dihindari agar kehamilan terhindar dari komplikasi adalah
asap rokok. Hindari merokok atau menghirup asap rokok saat hamil karena dapat
membahayakan janin di dalam kandungan dan memicu ketuban pecah dini.

3. Rutin cek ke dokter


Selain itu, tidak lupa untuk selalu periksa ke dokter kandungan rutin setiap bulannya.
Periksa kandungan dapat memberikan tanda-tanda peringatan bahaya kehamilan,
termasuk masalah pada air ketuban.
Jika dokter mencurigai adanya masalah, mereka juga dapat untuk merencanakan
perawatan serta penanganan. Dokter dapat meresepkan beberapa vitamin prenatal
yang dapat menjaga kesehatan ibu dan janin di dalam kandungan.
Dan masalah kehamilan pada ibu hamil lainnya salah satunya adalah Preeklamsia
adalah salah satu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan meningkatnya tekanan
darah serta protein yang berlebihan dalam urine. Kondisi ini kerap terjadi setelah usia
kehamilan menginjak 20 minggu.
 
Salah satu pemicu terbesar dari preeklamsia adalah usia ibu hamil yang lebih dari 40
tahun atau di bawah 20 tahun. Apabila tidak segera ditangani, preeklamsia dapat
menjadi kondisi yang serius.
 
Lantas, faktor apa yang menyebabkan ibu hamil mengalami preeklamsia? Ketahui
penyebab, gejala, dan cara mengobatinya di bawah ini.
 
Apa itu Preeklamsia?
 
Preeklampsia atau preeclampsia adalah komplikasi kehamilan yang cukup serius,
yaitu kondisi ketika tekanan darah ibu hamil meningkat disertai adanya protein di
dalam urine. Kondisi ini diduga dipicu oleh plasenta janin yang tidak berfungsi atau
berkembang dengan baik.
 
Preeklamsia juga bisa disebabkan oleh gangguan kesehatan, seperti kadar lemak
tinggi dalam tubuh, gizi buruk, atau kurangnya aliran darah ke rahim. Tak menutup
kemungkinan preeklamsia terjadi karena faktor genetik.
 
Lalu, apa perbedaan preeklamsia dan eklamsia? Eklamsia merupakan kondisi lanjutan
dari preeklamsia yang sudah parah. Eklamsia biasanya ditandai dengan kejang bahkan
bisa berujung koma. Meski begitu, kondisi ini dapat dicegah dengan penanganan
preeklamsia yang baik.
 
Penyebab Preeklamsia
 
Hingga kini, penyebab preeklamsia belum diketahui secara pasti. Akan tetapi,
beberapa ahli menduga bahwa penyebab preeklamsia adalah masalah perkembangan
pada plasenta.
 
Ibu hamil dengan preeklamsia memiliki pembuluh darah yang tidak berfungsi normal,
sehingga bentuknya lebih sempit dan merespon sinyal hormonal secara berbeda.
Hasilnya, aliran darah yang masuk ke plasenta menjadi terbatas.
 
Beberapa penyebab pembuluh darah tidak berfungsi dengan baik adalah sebagai
berikut:
 

 Kurangnya aliran darah menuju rahim.


 Faktor genetik.
 Kerusakan pada pembuluh darah.
 Masalah pada sistem imun tubuh.

 
Selain beberapa penyebab di atas, sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko
preeklamsia adalah:
 

 Kehamilan pertama.
 Memiliki riwayat preeklamsia sebelumnya.
 Usia ibu hamil di atas 35 tahun.
 Hamil di usia lebih dari 40 tahun atau kurang dari 20 tahun.
 Obesitas.
 Hamil anak kembar.
 Hamil dengan jarak kurang dari dua tahun atau lebih dari 10 tahun dari
kehamilan sebelumnya.
 Memiliki riwayat tekanan darah tinggi, diabetes tipe 1 dan 2, lupus, dan
masalah ginjal.
 Gangguan autoimun.
 Kehamilan hasil dari inseminasi buatan atau bayi tabung.
 Faktor genetik.
 Gangguan pembuluh darah.

Gejala Preeklamsia
 
Secara umum, gejala yang muncul akibat preeklamsia adalah sebagai berikut:
 
1. Tekanan Darah Tinggi
 
Tekanan darah tinggi merupakan gejala utama dari preeklamsia. Meski tidak 
mengalami preeklamsia, tekanan darah tinggi pada ibu hamil cukup berbahaya
sehingga perlu diatasi dengan segera.
 
2. Urine Mengandung Protein
 
Proteinuria merupakan gejala preeklamsia berikutnya, yaitu kondisi di mana urine
mengandung protein yang seharusnya hanya ada di dalam darah. Kondisi ini hanya
bisa diketahui melalui pemeriksaan laboratorium.
 
3. Edema Kaki
 
Edema kaki pada preeklamsia terjadi karena penumpukan cairan di kaki sehingga
menyebabkan pembengkakan kaki yang parah. Gejala ini sering kali disepelekan
karena dianggap sebagai hal wajar dalam masa kehamilan.
 
4. Nyeri Kepala
 
Nyeri kepala pada preeklamsia hampir mirip dengan gejala migrain. Kepala terasa
berdenyut sangat parah dan sulit hilang.
 
5. Mual dan Muntah
Selain nyeri kepala, gejala preeklamsia juga menyebabkan ibu hamil mengalami mual
dan muntah hingga di pertengahan kehamilan. Kondisi ini berbeda dengan mual tanda
kehamilan (morning sickness) yang hanya berlangsung selama trimester pertama.
 
6. Nyeri Epigastrik
 
Nyeri epigastrik adalah nyeri yang terasa di area perut, tepatnya di bagian bawah
tulang rusuk sisi kanan. Gejala ini sering kali disamakan dengan rasa
mulas, gangguan pencernaan atau akibat tendangan bayi.
 
7. Nyeri Bahu dan Punggung Bawah
 
Karakteristik nyeri bahu pada preeklamsia adalah sensasi cubitan di sepanjang leher
dan terkadang menyebabkan penderitanya merasa sakit saat berbaring di sisi kanan.
 
8. Kenaikan Berat Badan Secara Drastis
 
Apabila ibu hamil mengalami kenaikan yang drastis, yaitu 3-5 kilogram hanya dalam
waktu satu minggu, maka perlu diwaspadai adanya penumpukan cairan tubuh sebagai
salah satu gejala preeklamsia.
 
Diagnosis Preeklamsia
 
Kondisi ini sering kali disadari ketika sedang melakukan pemeriksaan antenatal
care, yaitu saat dokter memeriksa kenaikan berat badan, urine, dan tekanan darah
pada ibu hamil. Apabila dokter mencurigai adanya preeklamsia, maka akan dilakukan
beberapa pemeriksaan lanjutan seperti:
 

 Tes darah untuk memeriksa fungsi hati dan ginjal.


 Pengambilan sampel urine 24 jam untuk mendeteksi adanya protein dalam
urine.
 USG (Ultrasonografi) untuk memeriksa pertumbuhan bayi dan volume cairan
ketuban.
 USG Doppler untuk mengevaluasi aliran pembuluh darah pada plasenta.
 
Ibu hamil dikatakan positif preeklamsia apabila tekanan darah lebih dari 140/90
mmHg disertai dengan sejumlah kondisi berikut:
 

 Ditemukan tanda-tanda kerusakan pada organ ginjal dan hati.


 Adanya penumpukan cairan di paru-paru.
 Adanya gejala neurologis, seperti nyeri kepala, pusing, dan stroke.
 Mengalami gangguan penglihatan, misalnya seperti ada bintik-bintik ketika
melihat sesuatu atau gangguan visus/tajam penglihatan.
 Jumlah trombosit rendah (trombositopenia).
 Gangguan pertumbuhan janin.

 
Pengobatan Preeklamsia
 
Salah satu pengobatan preeklamsia adalah kelahiran dini, namun tindakan ini hanya
aman dilakukan apabila usia kehamilan sudah mencapai 37 minggu atau siap untuk
dilahirkan. Selain itu, penanganan alternatif untuk pasien preeklamsia adalah:
 

 Penggunaan obat-obatan: Sejumlah obat yang biasanya diresepkan pada


pasien preeklamsia adalah antihipertensi, kortikosteroid, dan anticonvulsan.
 Perawatan di rumah sakit: Perawatan ini diperlukan apabila gejala yang
dialami pasien cukup berat sehingga memerlukan pemantauan dokter sampai
usia kehamilan aman.
 Perawatan setelah melahirkan: Pasien akan diminta melakukan rawat inap
selama beberapa hari setelah melahirkan dan perlu mengonsumsi obat-obatan
yang diresepkan dokter serta melakukan kontrol rutin selama 6 minggu setelah
melahirkan.
 
Pencegahan Preeklamsia
 
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah atau menurunkan risiko
preeklampsia adalah sebagai berikut:
 

 Melakukan pemeriksaan rutin selama kehamilan.


 Menjaga berat badan ideal sebelum dan selama kehamilan.
 Tidak merokok ataupun mengonsumsi alkohol.
 Rutin berolahraga.
 Menjaga kadar gula darah normal apabila menderita diabetes.
 Mengontrol tekanan darah tinggi.
 Mengurangi konsumsi makanan tinggi garam.

 
Preeklamsia adalah kondisi yang tidak bisa disepelekan karena dapat berkembang
menjadi kompilasi yang lebih serius. Apabila Anda merasakan gejala-gejala di atas,
sebaiknya konsultasikan dengan dokter kandungan Anda untuk mengetahui penyebab
sekaligus mendapatkan penanganan yang tepat.

 
MATERI RAPAT TIM PONEK

ABORTUS INKOMPLIT
Abortus inkomplit adalah salah satu jenis keguguran yang terjadi pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu. Ketika abortus inkomplit terjadi, jaringan
janin yang telah mati tidak keluar sepenuhnya dari rahim, sehingga bisa
menyebabkan perdarahan terus berlanjut.
Pasien dengan abortus inkomplit umumnya mengalami nyeri perut, perdarahan hebat,
dan terbukanya mulut rahim. Selain itu, kondisi ini juga ditandai dengan jaringan
janin yang masih berada di dalam rahim. Abortus inkomplit harus segera
mendapatkan penanganan agar tidak menyebabkan perdarahan berkepanjangan dan
infeksi.

Penyebab Abortus Inkomplit


Faktor utama yang menyebabkan abortus inkomplit adalah perkembangan janin yang
tidak normal akibat kelainan atau masalah genetik. Pada kebanyakan kasus, kondisi
ini terjadi pada trimester pertama kehamilan.
Namun, jika abortus inkomplit terjadi pada trimester kedua atau di antara minggu ke-
13–20 masa kehamilan, penyebabnya bisa jadi berhubungan dengan riwayat kesehatan
ibu hamil. Berikut adalah beberapa gangguan kesehatan pada ibu hamil yang dapat
menyebabkan abortus inkomplit:

 Penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi, lupus, penyakit tiroid,


atau penyakit ginjal
 Penyakit infeksi, seperti toxoplasmosis, rubella, atau cytomegalovirus (CMV)
 Gangguan pada rahim, seperti leher rahim yang lemah atau kelainan bentuk
rahim
 Efek samping obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid, misoprostol,
methotrexate, dan retinoid

Selain itu, menjalani pola hidup dan gaya hidup yang tak sehat, seperti merokok,
mengonsumsi minuman beralkohol, dan menyalahgunakan NAPZA, juga dapat
memicu keguguran.
Penanganan Abortus Inkomplit
Prinsip penanganan abortus inkomplit adalah memastikan rahim bersih dari jaringan
janin yang masih tersisa. Hal ini dilakukan untuk menghindari komplikasi berat,
seperti perdarahan hebat dan infeksi.
Ada tiga metode penanganan abortus inkomplit yang mungkin akan disarankan oleh
dokter, yaitu:

Menunggu sisa janin keluar secara alami


Saat Anda mengalami abortus inkomplit, sisa jaringan janin yang tertinggal di dalam
rahim dapat keluar secara alami dalam waktu 1–2 minggu.
Namun, menunggu sisa jaringan janin keluar secara alami berisiko menyebabkan
perdarahan hebat. Oleh karena itu, beberapa dokter mungkin akan menyarankan Anda
untuk melakukan metode penanganan lainnya.

Menggunakan obat
Dokter dapat memberikan obat untuk mempercepat proses pengeluaran sisa jaringan
janin dari dalam rahim. Tingkat keberhasilan cara ini cukup tinggi, yaitu sekitar 80–
99%, terutama jika kehamilan masih di trimester pertama.
Obat tersebut dapat digunakan dengan cara diminum atau dimasukkan ke dalam
vagina. Efek samping yang mungkin dirasakan oleh Anda ketika menggunakan obat
ini adalah mual, muntah, atau diare.
Menjalani kuret
Dilatasi dan kuretase (kuret) merupakan salah satu metode penanganan abortus
inklomplit dengan tingkat keberhasilan sekitar 97–98%. Pada prosedur ini, leher
rahim dilebarkan, kemudian sisa jaringan janin dikeluarkan dengan prosedur
penyedotan (suction curettage).
Biasanya, dokter akan menyarankan prosedur ini jika Anda memang memerlukan
penanganan segera. Metode ini dapat menghentikan perdarahan dan mencegah infeksi
yang dikhawatirkan bisa mengancam nyawa.
Kebanyakan kasus keguguran disebabkan oleh kelainan genetik pada janin, sehingga
kejadiannya mungkin tidak bisa diprediksi. Apabila Anda mengalami keguguran,
diskusikan dengan dokter mengenai penanganan yang sesuai.
Jika Anda pernah mengalami abortus inkomplit, Anda tetap memiliki peluang untuk
hamil kembali. Jadi, jangan berkecil hati. Anda dapat berkonsultasilah
dengan dokter jika sudah siap untuk hamil kembali, guna mendapatkan saran terbaik
dalam mempersiapkan kehamilan.
MATERI RAPAT TIM PONEK

Perawatan bayi baru lahir hendaknya diberikan kepada si kecil secara teliti. Bagi
seorang ibu sering mengalami kekhawatiran dalam mengasuh bayi baru lahir. Terlebih
bagi seorang ibu muda yang baru pertama kali melahirkan anak. Namun ini adalah
kekhawatiran yang wajar agar lebih hati-hati dalam mempertimbangkan perawatan
bayi baru lahir secara benar.
Perawatan bayi baru lahir dapat dilakukan dengan menjaga kehangatan bayi,
merespon bayi untuk menyusui, memandikan bayi, memperhatikan alat indera bayi,
hingga perawatan tali pusat bayi.
Perawatan bayi baru lahir sebenarnya cukup mudah, hanya butuh ketelitian dan
kelembutan dalam merawat bayi. Pasalnya, bayi baru lahir masih dalam kondisi
sangat rapuh dan butuh penyokong kehidupan utama dari sang ibunda.

Perawatan Bayi Baru Lahir yang Benar

1. Merawat Tali Pusat


Perawatan bayi baru lahir yang pertama ialah merawat tali pusat. Selepas bayi
dilahirkan, plasenta akan dipotong dan tali pusat akan diolesi dengan antiseptik agar
tidak terjadi infeksi. Tali pusat kemudian dibiarkan terbuka dan kering secara alami.

Pada masa kehamilan, tali pusat memiliki peranan penting yang menghubungkan
antara plasenta dan janin. Interaksi antara ibu dan janin berlangsung yang
memfasilitasi pertumbuhan embrio pada rahim. Tali pusat juga sering disebut dengan
tali pusar.

Perawatan tali pusat juga cukup mudah, hanya dengan tangan steril. Menjaga tali
pusat agar tetap kering. Jika tali pusat terjadi infeksi seperti terlihat nanah, segera
konsultasikan ke tenaga kesehatan terdekat.
2. Kontak Skin to Skin
Perawatan bayi baru lahir ialah menyesuaikan suhu tubuh dengan suhu lingkungan. Di
rahim ibu, bayi berada pada suhu lingkungan yang optimal yaitu 36,5-37,5 derajat
Celcius, sesuai dengan suhu tubuh ibunya. Sesaat setelah dilahirkan, bayi akan berada
pada suhu yang lebih rendah dari suhu tubuh ibunya, sehingga berisiko untuk terjadi
hipotermia (suhu tubuh rendah).

Hipotermia dapat dihindari dengan meletakkan bayi pada dada ibu sehingga terjadi
kontak antara kulit ibu dan kulit bayi (perawatan metode kanguru). Metode ini sangat
baik untuk menghangatkan bayi secara alamiah. Suhu kulit ibu akan menghangatkan
bayi lebih cepat dan menjaga suhu bayi tetap stabil.

3. Merespon Menyusui Dini


Asupan makanan bayi yang paling pertama ialah susu, dalam hal ini perawatan bayi
baru lahir harus memperhatikan menyusui sang bayi. Ibu dianjurkan menyentuh bayi
dan menyangga ringan bagian bokong bayi. Biarkan bayi mencari sendiri puting ibu.
Jika setelah satu jam kontak kulit ke kulit belum terjadi proses menyusui dini, ibu
dibantu untuk mendekatkan bayi ke putingnya dan bayi diberi waktu untuk
melanjutkan kembali proses tadi selama setengah sampai satu jam.
Alangkah baiknya jika ibu dapat didampingi oleh suami atau keluarga. Inisiasi
menyusu dini bermanfaat untuk mengurangi angka kematian bayi dan membantu
mensukseskan pemberian ASI eksklusif.

4. Rawat Gabung
Rawat gabung adalah perawatan bayi dalam kamar yang sama dengan ibu pada hari-
hari pertama setelah persalinan, dan dilanjutkan setelah ibu dan bayi pulang ke rumah.
Perawatan bayi baru lahir selanjutnya ialah dengan rawat gabung, ini bermanfaat
untuk mendukung keberhasilan ASI eksklusif karena bayi dapat menyusu langsung
tanpa dijadwal dan ibu akan mudah mengenali tanda-tanda lapar pada bayi.
Hal ini dapat mencegah terjadinya payudara bengkak, mengurangi risiko kuning,
mencegah penurunan berat badan yang berlebihan. Selain itu, bayi akan lebih tenang.
Rawat gabung dapat mengurangi risiko infeksi dan depresi pada ibu pasca persalinan
serta meningkatkan rasa percaya diri ibu untuk merawat bayi.

5. Perhatikan Tidur Bayi


Perawatan bayi baru lahir harus memperhatikan tidur bayi. Jika seorang dewasa hanya
butuh tidur 8 jam dalam sehari, berbeda dengan bayi. Bayi baru lahir dapat tidur
sampai total 20 jam dalam sehari. Namun terpecah dalam periode-periode tidur 20
menit hingga 4 jam.
Usahakan kamar bersuhu sejuk, tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas, dan
mendapat cahaya serta ventilasi cukup. Posisikan bayi dengan terlentang, karena dapat
mencegah terjadinya sindrom kematian mendadak bayi atau Sudden Infant Death
Syndrome (SIDS).

6. Pahami perawatan bayi baru lahir

Bayi yang baru lahir harus mendapatkan kebersihan. Setelah baru lahir, Bayi masih
memiliki lapisan pelindung yang terlihat seperti lemak berwarna keputihan yang
berfungsi untuk menjaga suhu bayi.

Sebelum tali pusat lepas, bayi dapat dimandikan dengan kain lap atau spon. Setelah
tali pusat lepas bayi dapat dimandikan dengan dimasukkan ke dalam air, hati-hati
kepala terendam dalam air. Gunakan air hangat-hangat kuku, sabun dan sampo khusus
bayi.
7. Perhatikan Kotoran Pertama Bayi
Kotoran pertama bayi setelah dilahirkan disebut dengan meconium, yang berbeda
dengan feses, namun itu normal. Bayi saat di dalam kandungan banyak menelan
banyak cairan, sehingga kotoran pertamanya mungkin terlihat berbeda. Ini wajib
diperhatikan pada perawatan bayi baru lahir.

Biasanya kotoran bayi menjadi normal dalam waktu satu atau dua minggu. Jika tidak
melihat meconium setelah lebih dari 24 jam, mungkin karena terjadi penyumbatan
usus dan Bunda harus segera berkonsultasi dengan dokter.

8. Memilih Pakaian Bayi 


Kulit bayi sangatlah sensitif dan tipis. Perawatan bayi baru lahir hendaknya
memakaikan pakaian pada bayi dengan bahan yang lembut. Selain itu, hendaknya
mengenakan pakaian pada bayi dengan kain yang menyerap air dan tidak kaku.

Sebaiknya tidak dianjurkan pula untuk terus menggunakan sarung tangan maupun
kaos kaki karena terdapat indera peraba yang merupakan alat untuk belajar pada bayi.

9. Perhatikan Kehangatan Bayi 


Bayi yang baru lahir butuh kehangatan dan kestabilan suhu tubuh. Oleh karenanya,
ada teknik membedong bayi. Membedong dapat menjaga bayi tetap hangat membantu
mengatur suhu tubuhnya.

Itu karena bayi yang baru lahir tidak memiliki lemak sebanyak anak-anak atau orang
dewasa. Karena itu, pastikan Bunda membungkus bayi dengan pakaian yang hangat
terutama ketika cuaca sedang hujan. 
10. Mengenali Isyarat Lapar Bayi
Perawatan bayi baru lahir selanjutnya ialah dengan memperhatikan isyarat lapar sang
bayi. Bayi lapar akan menunjukkan tanda-tanda seperti memasukkan tangan ke dalam
mulut, menggenggam tangan, mengeluarkan suara seperti mengecap-ngecap, ah uh
ah.

Jangan tunggu bayi menangis baru menyusuinya. Berikan ASI sesuai kemauan bayi,
jangan dijadwal. Normalnya bayi akan menetek selama 5-30 menit, jika diluar itu,
evaluasi proses menyusui.

Anda mungkin juga menyukai