Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling.

Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, pp 217-228

PENERAPAN KONSELING KELOMPOK ADLERIAN


UNTUK MENURUNKAN PERILAKU MENARIK DIRI
PADA SISWA KELAS VII-C MTs WRINGINANOM

Windy Kartika Ariyanti N


Drs.Moch. Nursalim, M.Si

Bimbingan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya


blue.ink6@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji penerapan konseling kelompok Adlerian untuk
menurunkan perilaku menarik diri pada siswa kelas VII-C MTs Wringinanom. Penelitian ini
menggunakan rancangan pre-eksperimen berupa pre-test and post-test one group design. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah angket untuk mengetahui tingkat perilaku menarik diri
kelas VII-C MTs Wringinanom. Subyek dalam penelitian ini adalah 7 siswa kelas VII-C MTs
Wringinanom yang teridentifikasi memiliki skor menarik diri yang tinggi. Teknik analisis data yang
digunakan yaitu non parametrik dengan analisis statistik uji tanda . Berdasarkan hasil analisis data
diperoleh ρ = 0,008 dengan taraf kesalahan α = 5% atau 0,05 maka ρ < α. Dari hasil analisis tersebut
dapat dilihat adanya penurunan skor setelah diberi perlakuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
konseling kelompok Adlerian dapat menurunkan perilaku menarik diri pada siswa kelas VII-C MTs
Wringinanom.

This study aims to examine the application of Adlerian group counseling to reduce behavior withdrew in class VII-C
Raden Paku Wringinanom MTs. The study used a pre-experimental form of pre-test and post-test one group design.
Data collection method used was a questionnaire to determine the level of withdrawn behavior class VII-C
Wringinanom MTs. The subjects in this study were 7 students of class VII-C identified Wringinanom MTs have high
scores withdraw. The data analysis technique used is non-parametric statistical analysis sign test. Based on the
analysis of data obtained ρ = 0.008 with a standard error of 5% or α = 0.05 and then ρ <α. From the analysis it can be
seen a decrease in score after a given treatment. It can be concluded that the Adlerian group counseling can reduce
behavior withdrew in class VII-C Wringinanom MTs.
Keywords: Adlerian Group Counseling, withdrew

PENDAHULUAN
Menarik Diri adalah perilaku seseorang merasakannya melakukan hal-hal yang
untuk melarikan diri dari kesulitan, dengan berupa mundur, diam ditempat, ragu-ragu
cara mengadakan pengamanan diri terhadap dan membuat hambatan, semua itu
kesulitan yang ada. Perilaku demikian dapat dimaksudkan untuk pengamanan agar harga
muncul sebagai akibat sesuatu yang nyata diri tidak mengalami inflasi atau penurunan.
atau hasil imajinasinya saja. Perilaku Berdasarkan fenomena yang ditemui
menarik diri sering terjadi tanpa disadari saat melaksanakan Praktek Pengalaman
dan bisa membuat orang yang Lapangan II di SMAN 1 Waru pada tanggal
Penerapan Konseling Kelompok Adlerian Untuk Menurunkan Perilaku Menarik Diri Pada Siswa Kelas VII-C MTS Wringinanom

9 Juli – 12 September 2010, terdapat beberapa siswa saat proses belajar mengajar
beberapa masalah yang dihadapi oleh siswa hanya diam saja dan saat guru mengadakan
kelas X. Hasil observasi lapangan dan sesi pertanyaan, beberapa siswa menarik
menurut informasi dari Koordinator diri ini tidak ikut partisipasi bertanya.
Bimbingan dan Konseling dapat diketahui Akibat dari tindakan siswa ini bisa membuat
masalah yang paling banyak dihadapi oleh siswa yang menarik diri akan terasingkan,
siswa salah satunya adalah menarik diri. terkucilkan oleh temannya karena siswa ini
Dari 200 siswa yang mengalami sikap menyendiri dan jarang komunikasi
menarik diri kurang lebih 15 siswa dari Salah satu alternatif bantuan yang
semua kelas X di SMAN 1 Waru. Siswa diberikan untuk menurunkan siswa yang
yang memiliki perilaku menarik diri memiliki perilaku menarik diri adalah
(withdrawl) biasanya berdiam diri, konseling kelompok pendekatan Adlerian.
menyendiri di lingkungan sekolah baik di Konseling kelompok pendekatan Adlerian
kelas maupun berkumpul dengan temannya, merupakan suatu model konseling yang
cenderung pasif dan pendiam dalam proses berorientasi pada keutuhan dan keunikan
belajar mengajar di kelas. menarik diri, individual untuk mengarahkan dirinya
memiliki gejala-gejala yang nampak dengan sendiri. Tujuan konseling adalah untuk
jelas, yaitu menyendiri, jarang membentuk manusia dewasa yang utuh dan
berkomunikasi dengan teman dan kurang sehat secara pribadi dan sosial. Manusia
bisa membaur dengan teman-temannya. dewasa yang sehat dikonseptualisasikan
Dan ini membuat siswa terhambat saat sebagai individu yang memperlihatkan
proses belajar siswa dan prestasi siswa. kemandirian baik secara fisik maupun
Begitu juga dengan fenomena di MTs emosi, produktif, dan mampu menjalin kerja
Raden Paku Wringinanom Gresik, dari hasil sama dengan orang lain baik untuk
observasi lapangan dan menurut informasi mencapai tujuan pribadi maupun tujuan
dari Koordinator Bimbingan dan Konseling sosial (Darminto,2007).
di Mts Raden Paku Wringinanom Gresik, Dari penjelasan di atas alasan memakai
yang mengalami sikap menarik diri ± 10 konseling kelompok pendekatan Adlerian
siswa. Siswa yang memiliki sikap yang karena tujuan khusus konseling kelompok
ditunjukkan oleh beberapa siswa yang pendekatan Adlerian adalah membantu
menarik diri antara lain ragu-ragu dan individu untuk mengakui perasaan-perasaan
berdiam diri di kelas, mereka menunjukkan sakit (penderitanya) yang tidak realistis,
sikap tidak ingin bergaul dan berkomunikasi dalam arti bahwa perasaan sakitnya itu
dengan teman di kelasnya. Tak jarang juga bukan disebabkan oleh orang lain tetapi
Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, pp 217-228

kesalahan logika mereka sendiri dan kecenderungan putus asa dan merasa tidak
perilaku-perilaku yang berakar pada logika aman sehingga menarik diri dari aktivitas
yang keliru. Sama halnya dengan perilaku dan takut memperlihatkan usahanya.
menarik diri diakibatkan oleh perasaan Berdasarkan pengertian menarik di atas
individu dan logika keliru individu tersebut. dapat di simpulkan bahwa menarik diri
Dengan membantu individu menyadari adalah bentuk tingkah laku yang
kesalahan logika dan perasaan-perasaan menunjukkan suatu kecenderungan putus
yang sakit diharapkan individu itu bisa asa dan merasa tidak aman sehingga
menurunkan perilaku menarik diri itu. Oleh menarik diri dari kegiatan dan takut
karena itu menarik diri dapat diturunkan memperlihatkan usahanya yang ditandai
dengan konseling kelompok pendekatan dengan perilaku yang menyendiri, apatis
Adlerian. terhadap aktivitas sekolah, sensitif, cepat
Pengertian menarik diri tersinggung dan membesarkan
Menurut Adler (1956), menarik diri kekurangannya sendiri, merasa khawatir
adalah perasaan seseorang untuk melarikan terhadap dirinya sendiri, dan sering
diri dari kesulitan, dengan mengadakan melamun pada sebagian waktunya.
pengamanan diri terhadap kesulitan yang Ciri-ciri menarik diri :
ada. Perasaan demikian dapat muncul Menurut Moch. Al-Mighwar (2006:
sebagai akibat sesuatu yang nyata atau hasil 192) menyebutkan gejala yang tampak
imajinasinya saja. Sikap menarik diri sering pada remaja menarik diri adalah senang
terjadi tanpa disadari dan bisa membuat menyendiri atau mengasingkan diri, apatis
orang yang merasakannya melakukan hal- terhadap aktivitas masyarakat atau sekolah,
hal yang berupa mundur, diam ditempat, sangat sensitif, cepat tersinggung dan
ragu-ragu dan membuat hambatan, semua membesar-besarkan kekurangannya
itu dimaksudkan untuk pengamanan agar sendiri, merasa khawatir terhadap dirinya
harga diri tidak mengalami inflasi atau sendiri, memperlihatkan kebingungan, dan
penurunan. suka melamun.
Menarik diri merupakan percobaan
Menurut Budi Anna Keliat (1999) ciri-ciri
untuk menghindari interaksi dengan orang
menarik diri adalah :
lain, menghindari hubungan dengan orang
a. Perasaan malu terhadap diri
lain (Rawlins,1993).
sendiri.
Menurut Moch. Al-Mighwar (2006:
192) menyatakan bahwa pengunduran diri
adalah bentuk perilaku yang menunjukkan
Penerapan Konseling Kelompok Adlerian Untuk Menurunkan Perilaku Menarik Diri Pada Siswa Kelas VII-C MTS Wringinanom

b. Rasa bersalah terhadap diri b) Adanya berbagai tekanan


sendiri (mengkeritik dan menyalahkan lingkungan seperti orang tua,
diri sendiri) teman sebaya, dan masyarakat.
c. Gangguan hubungan sosial c) Tidak mampu menyesuaikan diri
(menarik diri) dengan berbagai tekanan yang
d. Percaya diri kurang (sukar ada.
mengambil keputusan)
e. Mencederai diri sendiri.
Dari pengertian di atas dapat
Pengertian Konseling Kelompok
disimpulkan bahwa ciri-ciri perilaku
Pendekatan Adlerian
menarik diri (withdrawl) adalah perilaku
Menurut Darminto (2007 :58),
yang ditunjukkan senang menyendiri,
Konseling kelompok pendekatan Adlerian
apatis terhadap aktivitas masyarakat atau
merupakan suatu model konseling yang
sekolah, sangat sensitif, cepat tersinggung
berorientasi pada keutuhan dan keunikan
dan selalu membesar-besarkan
individual untuk mengarahkan dirinya
kekurangannya diri sendiri, merasa
sendiri.
khawatir terhadap dirinya sendiri,
Ciri-ciri Konseling Kelompok
memperlihatkan kebingungan, dan selalu
Pendekatan Adlerian
melamun. Dengan cara itu mereka merasa
Fokus utama konseling
aman dan dilakukannya dengan harapan
kelompok pendekatan Adlerian
bisa memperoleh suatu ketenangan dan
menekankan pentingnya hubungan
kehidupan yang damai.
kooperatif antara konselor dan konseli
Faktor penyebab menarik diri : dalam membangun tujuan konseling di
Menurut Moch. Al-Mighwar (2006: samping sikap saling percaya dan
191) menyatakan bahwa remaja yang respek. Konselor Adlerian memiliki
berperilaku pasif atau pengunduran diri peran yang sangat kompleks dan perlu
diakibatkan oleh tiga hal yaitu: memiliki banyak keterampilan.
a) Dirinya kurang mampu Konselor Adlerian berperan sebagai
menyesuaikan diri dengan seorang pendidik, memperkembangkan
pertumbuhan dan minat sosial, dan mengajar konseli
perkembangannya serta tidak tentang cara-cara memodofikasi gaya
mampu menerima apa yang hidup, perilaku, dan tujuannya. konselor
diraihnya. bertindak sebagai model, yakni
Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, pp 217-228

mendemonstrasikan cara-cara untuk mengevaluasi perilakunya; (2) perilaku


berpikir, mencari makna, berkolaborasi sekarang dan bukan perilaku lampau; (3)
dengan orang lain, serta membangun perilaku dan bukan pribadi konseli; (4)
dan mencapai tujuan yang bermakna. upaya dan bukan hasil; (5) motivasi
Terdapat empat tahapan yang dapat instrinksik; (6) yang dipelajari dan bukan
diidentifikasi merepresentasikan proses yang tidak dipelajari; dan (7) apa yang
konseling kelompok pendekatan positif dan bukan apa yang negatif.
Adlerian, yakni : (1) membangun suatu b) Eksplorasi dan analisis
hubungan konseling yang kolaboratif Tahapan eksplorasi dan analisis guna
dengan konseling, (2) eksplorasi dan memahami gaya hidup konseli, logika
analisis, (3) pengembangan insight, (4) pribadi, kesalahan logika, tujuan fiksional,
reorientasi dan perubahan. dan perilaku-perilaku yang merusak diri.
Teknik Konseling Kelompok Pada tahap eksplorasi, konselor juga perlu
Pendekatan Adlerian memberikan perhatian pada upaya
Dalam Konseling kelompok memahami konstelasi keluarga, urutan
pendekatan Adlerian menggunakan kelahiran, impian-impian konseli, dan
beberapa tahapan antara lain : dorongan-dorongan konseli.
a) Membangun suatu c) Pengembangan insight
hubungan konseling yang kolaboratif Konselor dapat menggunakan
dengan konseling. dorongan yang ditambah dengan
Keterampilan interpersonal interpretasi dan konfrotasi atau tantangan
konselor yang meliputi kesanggupan untuk guna membantu konseli memperoleh
memberikan perawatan yang tulus, kesadaran (insight) tentang gaya hidupnya,
keterlibatan, empati, dan teknik-teknik mengakui alasan-alasan tersembunyi yang
komunikasi verbal maupun non verbal ada dibalik perilakunya, mengapresiasi
yang lain untuk mengembangkan hubungan konsekuensi negatif dari perilakunya
konseling dan mengungkapan perasaan- tersebut, dan bekerja untuk mencapai
perasaan inferioritas konseli. Dorongan perubahan positif.
juga merupakan teknik yang esensial yang d) Reorientasi dan perubahan
dapat digunakan oleh konselor di sepanjang Konselor terus memainkan peran
proses konseling, khususnya pada tahap- aktif untuk mendorong konseli
tahap awal. Untuk mendorong konseli, menggunakan pemahamannya guna
konselor perlu memusatkan perhatian; (1) merumuskan tindakan-tindakan nyata yang
apa yang dilakukan konseli dan bukan mengarah pada perubahan perilaku atau
Penerapan Konseling Kelompok Adlerian Untuk Menurunkan Perilaku Menarik Diri Pada Siswa Kelas VII-C MTS Wringinanom

pemecahan masalah. Konselor juga Tujuan konseling kelompok


membantu konseli untuk melihat hidupnya pendekatan Adlerian adalah membantu
dari prespektif yang berbeda dan kemudian individu unyuk mengakui perasaan-
mendorongnya untuk membuat pilihan perasaan sakit (penderitanya) yang tidak
yang berbeda pula melalui berbagai realistis, dalam arti bahwa perasaan
alternatif, memberikan pendidikan dan sakitnya itu bukan disebabkan oleh orang
informasi hingga konseli dapat membuat lain tetapi oleh kesalahan logika mereka
keputusan yang tepat. Penekanannya sendiri dan perilaku-perilaku yang berakar
adalah pada keyakinan, sikap, dan persepsi. pada logika yang keliru tersebut (Darminto,
2007). Seperti kesalahan logika sendiri
Perilaku menarik diri atau withdrawl
adalah sikap rendah diri (inferority) yang
dapat diatasi dengan konseling, dan salah
merupakan satu dimensi dari tahun-tahun
satunya konseling yang tepat untuk
awal kehidupan yang diyakini oleh Adler
digunakan mengatasi prilaku ini yaitu
menjadi faktor yang memainkan peran
dengan konseling kelompok adlerian.
penting dalam mempengaruhi
Karena didalam konseling kelompok
perkembangan manusia (Darminto, 2007).
pendekatan Adlerian mengubah prilaku
Menurut Moch. Al-Mighwar (2006:
dari inferior menjadi superior . Dari sikap
192) menyebutkan gejala yang tampak
yang menarik diri menjadi sikap yang bisa
pada remaja menarik diri adalah senang
bersosial dengan teman sebaya dan
menyendiri atau mengasingkan diri, apatis
lingkungan.
terhadap aktivitas masyarakat atau sekolah,
Setelah dilakukan konseling kelompok
sangat sensitif, cepat tersinggung dan
pendekatan Adlerian, diharapkan siswa
membesar-besarkan kekurangannya
nanti akan bisa bersosialisasi dengan baik,
sendiri, merasa khawatir terhadap dirinya
serta bertindak secara lebih baik. Akhirnya
sendiri, memperlihatkan kebingungan, dan
siswa mampu bersosialisasi dengan baik
suka melamun.
dan optimal, srta prestasi akademiknya
Konseling kelompok pendekatan
meningkat.
Adlerian merupakan suatu model konseling
yang berorientasi pada keutuhan dan
Penerapan Konseling Kelompok
keunikan individual untuk mengarahkan
Pendekatan Adlerian untuk
dirinya sendiri. Teknik semacam ini sering
Menurunkan Perilaku Menarik Diri
dapat memperkembangkan minat sosial,
Siswa
dan mengajar konseli tentang cara-cara
memodofikasi gaya hidup, perilaku, dan
Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, pp 217-228

tujuannya. Konselor bertindak sebagai (konseli yang menarik diri) dengan


model, yakni mendemonstrasikan cara-cara keluarga ?
untuk berpikir, mencari makna, (3) Pengembangan insight. Dalam tahap ini
berkolaborasi dengan orang lain, serta konselor memberikan dorongan terhadap
membangun dan mencapai tujuan yang konseli yang rendah diri dan
bermakna (Darminto, 2007). Dalam menginterpretasi dan konfrotasi konseli
tahapan Konseling kelompok pendekatan yang menarik diri untuk memperoleh
Adlerian tentang rendah diri yaitu (1) kesadaran konseli yang menarik diri agar
Membangun suatu hubungan konseling mengerti tentang gaya hidup dan mengakui
yang kolaboratif dengan konseli. Yang alasan-alasan yang mengakibatkan konseli
dimana dalam proses ini memusatkan pada menjadi menarik diri. Konselor membantu
teknik verbal dan untuk mengungkapkan konseli yang menarik diri untuk
harapan konseli yang menarik diri. Dalam mengapresiasi perilaku negatif yaitu
membangun suatu hubungan konseling menarik diri menjadi mencapai perubahan
kolaboratif dengan konseli yang menarik yang positif konseli.
diri dengan teknik bertanya. Seperti sebuah (4) Reorientasi dan perubahan. Pada tahap
pertanyaan sebagai berikut : (a) apa yang ini konselor memberikan pertanyaan dan
anda (konseli yang menarik diri) lakukan alasan kembali kepada konseli yang
saat anda berada di sekolah ? mengakibatkan konseli menjadi menarik
(2) Eksplorasi dan analisis. Pada tahap diri. Setelah itu konselor mendorong
eksplorasi, konselor juga perlu memberikan konseli yang menarik diri menggunakan
perhatian pada upaya memahami konstelasi pemahamannya tentang menarik diri dan
keluarga konseli yang menarik diri. Ketika merumuskan tindakan-tindakan nyata
melakukan konseling, konselor bertanya untuk merubah menarik diri dan
kepada konseli menarik diri tentang memecahkan masalah konseli sendiri
konstelasi keluarga konseli yaitu urutan terhadap menarik dirinya.
kelahiran, gender, dan umur yang berbeda Hipotesis penelitian
dengan saudara lainnya. Dengan Berdasarkan kajian teori yang telah
mengeksplorasi konstelasi keluarga bisa disampaikan di atas, maka dapat
mengetahui apa penyebab menarik diri dirumuskan hipotesisnya sebagai berikut :
terhadap konseli. Seperti contoh berikut : a) “konseling kelompok pendekatan Adlerian
anda(konseli yang menarik diri) anak dapat menurunkan perilaku menarik diri
keberapa? b) bagaimana hubungan anda terhadap siswa di kelas VII-C MTs
Wringinanom Gresik.”
Penerapan Konseling Kelompok Adlerian Untuk Menurunkan Perilaku Menarik Diri Pada Siswa Kelas VII-C MTS Wringinanom

SIMPULAN DAN SARAN


METODE PENELITIAN Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan Berdasarkan hasil penelitian dan
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pembahasan dapat disimpulkan bahwa
ini, maka peneliti menggunakan rancangan penerapan konseling kelompok
pra-eksperimental metode pra-tes dan pendekatan Adlerian dapat menurunkan
pascates dalam satu kelompok yang dinilai perilaku menarik diri siswa kelas VII-C
paling sesuai untuk penelitian ini. MTs Raden Paku Wringinanom.
Rancangan ini digunakan untuk Terdapat 7 subyek dalam penelitian ini
megungkapkan hubungan sebab akibat yaitu Melon, Jambu, Melati, Sepatu,
hanya dengan melibatkan satu kelompok Apel, Ceri dan Mangga. Hasil analisis
subjek, sehingga tidak ada control yang per individu berdasarkan hasil pre-test
ketat terhadap variabel ekstra. dan post-test diketahui bahwa semua
subyek penelitian mengalami penurunan
HASIL DAN ANALISIS DATA penyesuaian diri. Untuk subyek melon
PENELITIAN mengalami penurunan skor dari 104
Subyek dalam penelitian ini adalah menjadi 101, subyek jambu mengalami
siswa kelas VII-C di MTs Raden Paku penurunan skor dari 105 menjadi 100,
Wringinanom Gresik yang memiliki subyek Melati mengalami penurunan
menarik diri tinggi. Untuk menentukan skor dari 108 menjadi 103, subyek
subyek penelitian, maka dilakukan Sepatu mengalami penurunan skor dari
pengukuran tentang menarik diri melalui 105 menjadi 99, subyek Apel
angket terhadap 51 siswa kelas VII-C di mengalami penurunan skor dari 105
MTs Raden Paku Wringinanom Gresik menjadi 98, subyek Ceri mengalami
tersebut. Pemberian angket dilaksanakan penurunan skor dari 109 menjadi 103,
pada tanggal 16 juli 2012. Kemudian subyek Mangga mengalami penurunan
hasil pengukuran tersebut skor dari 110 menjadi 102.
dikelompokkan menjadi 3 kategori Berdasarkan hasil analisis data uji
yaitu: tinggi, sedang, rendah. Kategori tanda (sign test) menunjukkan bahwa
tersebut diperoleh dari penghitungan penurunan skor menarik diri setelah
Mean dan Standart Deviasi. diberi perlakuan konseling kelompok
Adler signifikan, karena ρ = 0,008
memiliki harga yang lebih kecil dari α =
0,05. Dengan demikian H0 ditolak dan
Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, pp 217-228

Ha diterima dan dapat disimpulkan menurunkan pelayanan BK . Dengan


bahwa konseling kelompok pendekatan adanya bukti bahwa penerapan
Adlerian dapat digunakan untuk konseling kelompok pendekatan
menurunkan perilaku menarik diri siswa Adlerian dapat digunakan untuk
kelas VII-C MTs Raden Paku menurunkan menarik diri siswa,
Wringinanom. Hal ini menunjukkan diharapkan konselor dapat
bahwa terjadi penurunan menarik diri mempergunakan layanan konseling
siswa kelas VII-C MTs Raden Paku kelompok pendekatan Adlerian
Wringinanom antara sebelum dan sebagai salah satu jenis layanan
setelah penerapan konseling kelompok bimbingan dan konseling untuk
pendekatan Adlerian. mengatasi masalah siswa yang
Oleh karena itu dapat mengalami masalah menarik diri.
disimpulkan bahwa hipotesis yang 2. Bagi Peneliti Lain
diajukan dalam penelitian ini yang Konseling kelompok pendekatan
berbunyi “Penerapan konseling Adlerian bukan satu-satunya
kelompok pendekatan Adlerian untuk konseling kelompok yang dapat
menurunkan menarik diri siswa kelas menurunkan menarik diri tetapi ada
VII-C MTs Raden Paku Wringinanom”, faktor-faktor lainnya seperti faktor
dapat diterima. Dengan demikian keluarga, maka faktor-faktor tersebut
konseling kelompok pendekatan perlu diperhatikan
Adlerian dapat menurunkan menarik diri
siswa kelas VII-C MTs Raden Paku DAFTAR PUSTAKA
Wringinanom. Al-Migwar, Moch, 2005.Psikologi
Remaja. Bandung :
Saran
Pustaka Setia
Berdasarkan simpulan di atas,
beberapa saran yang dapat diberikan
Alwisol. 2004. Psikologi
adalah sebagai berikut : Kepribadian.UMM press
: Malang
1. Bagi Konselor Sekolah
Dari hasil penelitian ini dapat
Arikunto, Suharsini. 2006.
dijadikan sebagai sumber masukan
Prosedur Penelitihan
pada pihak konselor sekolah yang Suatu Pendekatan
Praktik. Rineka Cipta :
nantinya akan dapat digunakan
Jakarta.
sebagai bahan pertimbangan
pemberian layanan untuk
Penerapan Konseling Kelompok Adlerian Untuk Menurunkan Perilaku Menarik Diri Pada Siswa Kelas VII-C MTS Wringinanom

Azwar, Saifudin . 1998. Penyusun Bimbingan dan


Skala Penelitihan. Konseling Kelompok di
Pustaka Pelajar : Sekolah. Rizqi. Bandung
Yogyakarta

Sugiono, 2009. Metode


Penelitihan Kuantatif
Kualitatif dan R & D.
Corey, Gerlad. 1973. Teori dan Alfabeta : Bandung
praktek Konselingdan
Psikoterapi. PT Eredco :
Bandung Sunarto.H. Perkembangan
Peserta Didik.
RinekaCipta: Jakarta
Corey, Gerlad. 2007. Teori
Praktek Konseling dan Suryabrata, Sumardi. 2003.
Psikoterapi. PT Psikologi Kepribadian.
RefikaAditama : PT.Raja Grafindo:
Bandung Jakarta

Tim UM. 2003. Dasar-dasar


Darminto, Eko. 2007. Teori-Teori Metodologi Penelitihan.
Konseling. Unesa Universitas Negeri
University Press: Malang dan Lembaga
Surabaya Penelitihan Universitas
negeri Malang : Malang

Graham, Helen. 2005. Psikologi


Humanistik. Pustaka
Pelajar: Yogyakarta

Hadi, Sutrisno, 1988. Statistik 2.


Andi: Yogyakarta

Nursalim dan Hariastuti. 2007.


Konseling Kelompok.
Surabaya: Unesa
University Press

Nursalim, Mochamad dan Suradi.


2002. Layanan
Bimbingan dan
Konseling. Unesa
University Press:
Surabaya

Rusmana, Nanang. 2009.

Anda mungkin juga menyukai