ABSTRAK
Rasa rendah diri siswa harus diungkap dan diberi penanganan sejak dini, agar tidak
mengendap dan menjadi lebih bermasalah ketika sudah berusia lebih dewasa. Rasa rendah diri
muncul karena ketidakmampuan psikologis atau sosial, maupun karena keadaan jasmani yang
kurang sempurna. Akibat dari munculnya rasa rendah diri adalah munculnya rasa tidak aman,
cemas, takut untuk bertindak, ragu-ragu dan akhirnya akan menghambat perkembangan
psikologis maupun sosial. Permasalahan rendah diri siswa di sekolah yaitu sulit
mengembangkan diri dan menggapai prestasi seperti sejawatnya yang lain. Permasalahan
yang muncul dalam rendah diri ini adalah terkait pertemanan, menarik diri, tidak percaya diri,
tidak berani maju kedepan kelas, malu ketika di luar kelas dan gejala kompleks superioritas.
Salah satu teknik dalam pendekatan konseling perilaku-kognitif dengan strategi reframing.
Reframing bisa membuat seseorang melihat masalah yang sebelumnya tidak dapat diatasi
sebagai sesuatu yang bisa diatasi atau tidak melihatnya sebagai masalah sama sekali. Strategi
reframing dianggap mampu untuk mengubah persepsi negatif siswa mengenai dirinya,
sehingga memungkinkan untuk terjadi perubahan pada perasaan rendah diri yang dialami
siswa, dari yang semula tinggi menjadi sedang atau rendah. Berdasarkan hasil penelitian
sebelum dan sesudah pemberian perlakuan, diperoleh hasil perhitungan uji hipotesis dengan
pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas diperoleh nilai asymp sig = 0.018 < α = 0,05
yang berarti bahwa Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada penurunan skor rasa
rendah diri sebelum dan sesudah diberikan strategi reframing pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 5 Tarakan.
yang lain. Permasalahan yang muncul konstruktif dan positif (Erford, 2016).
dalam rendah diri ini adalah terkait Terdapat dua macam reframing yaitu
pertemanan, menarik diri, tidak percaya meaning reframing, mencari arti lain dari
diri, tidak berani maju kedepan kelas, sebuah peristiwa yang dianggap buruk,
malu ketika di luar kelas dan gejala dan context reframing, mengubah konteks
kompleks superioritas. tanpa merubah peristiwa, keduanya dapat
Rasa rendah diri siswa harus diungkap digunakan sebagai bagian integral dari
dan diberi penanganan sejak dini agar proses terapi reframing (Nursalim, 2013).
tidak mengendap dan menjadi lebih Berdasarkan teori tersebut, strategi
bermasalah ketika sudah berusia lebih reframing dianggap mampu untuk
dewasa. Hal ini sesuai dengan yang mengubah persepsi negatif siswa
dikemukakan Ramadani, (2013) bahwa mengenai dirinya, sehingga
hasil dari rendah diri adalah penyakit memungkinkan untuk terjadi perubahan
psikosomatik, ketidakmampuan pada perasaan rendah diri yang dialami
mengembangkan kehidupan sehari-hari siswa, dari yang semula tinggi menjadi
dan secara tetap diliputi oleh kegagalan. sedang atau rendah. Berdasarkan latar
Boeree (2013) menambahkan bahwa belakang yang telah dikemukakan
dampak rendah diri adalah individu tersebut maka peneliti tertarik untuk
mengalami inferioritas kompleks, dan juga melakukan penelitian secara eksperimen
kompleks superioritas, yaitu menutup- dengan judul "Penerapan Strategi
nutupi kelemahan dengan berpura-pura Reframing untuk Mengurangi Rasa
memiliki kelebihan, mengintimidasi orang Rendah Diri Siswa kelas VIII SMP Negeri
lain, ataupun melampiaskan ke hal negatif 5 Tarakan , dengan tujuan untuk
lain seperti alkohol dan narkoba. Salah mengetahui penurunan skor rasa rendah
satu pendekatan yang dapat diberikan diri siswa sebelum dan sesudah diberikan
ialah dengan konseling yang berorientasi strategi reframing terhadap siswa kelas
pada perilaku-kognitif. Hal ini diperkuat VIII SMP Negeri 5 Tarakan.
oleh pandangan bahwa individu dengan
perasaan rendah diri tinggi disebabkan Pengertian Rendah Diri
oleh keyakinan, pemikiran dan juga
persepsi negatif individu, sehingga Rendah diri atau inferioritas adalah
individu tersebut mengalami kegagalan perasaan bahwa seseorang lebih rendah
dalam menciptakan kepribadian yang dari orang lain dalam satu atau lain hal.
sehat serta dalam mengoptimalkan Perasaan demikian dapat timbul akibat
kecerdasan dan penyesuaian diri dengan sesuatu yang nyata atau hasil imajinasi
lingkungannya (Agustina & Lukitaningsih, (Wikipedia, 2016). Adler (dalam Prawira,
2014). Salah satu teknik dalam 2013) mengemukakan pengertian rasa
pendekatan konseling perilaku-kognitif rendah diri mencakup segala rasa kurang
dengan strategi reframing. Reframing bisa berharga yang timbul karena
membuat seseorang melihat masalah ketidakmampuan psikologis atau sosial
yang sebelumnya tidak dapat diatasi yang dirasa secara subjektif ataupun
sebagai sesuatu yang bisa diatasi atau karena keadaan jasmani yang kurang
tidak melihatnya sebagai masalah sama sempurna. Yusuf & Nurihsan (2009)
sekali (Erford, 2016). berpendapat bahwa rendah diri dapat
Reframing merupakan strategi dalam diartikan sebagai perasaan atau sikap
konseling yang berlandaskan pada asumsi yang pada umumnya tidak disadari yang
bahwa dengan mengubah perspektif berasal dari kekurangan diri, baik secara
tentang suatu pola perilaku, perilaku baru nyata maupun maya (imajinasi). Sarastika
akan berkembang, yang mengakomodasi (2014) mengungkapkan bahwa rendah diri
interpretasi ini (Erford, 2016). Reframing adalah perasaan menganggap terlalu
mengambil sebuah situasi problematik rendah kepada diri sendiri. Orang yang
dan menyuguhkannya dengan cara baru rendah diri berarti menganggap diri sendiri
yang memungkinkan konseli untuk tidak mempunyai kemampuan yang
mengadopsi perspektif yang lebih berarti. Berdasarkan pendapat para ahli,
maka dapat disimpulkan bahwa rendah orang lain dengan hati-hati, mereka
diri adalah suatu perasaan yang dialami tidak terlalu sadar diri, mereka terlalu
oleh individu yang disebabkan karena memandang unsur-unsur negatif
penilaian terhadap diri yang rendah, rasa dalam dirinya. Rosjidan (dalam
kurang berharga terhadap keadaan diri Ramadani, 2013) mengungkapkan
sendiri dalam hal fisik, psikologi maupun bahwa hasil dari rendah diri adalah
sosial dibanding dengan orang lain. penyakit psikosomatik,
ketidakmampuan mengembangkan
Dampak Negatif Rasa Rendah Diri kehidupan sendiri dan secara tetap
diliputi oleh perasaan kegagalan.
Boeree (2013) mengungkapkan Alwisol (2016) berpendapat bahwa
dampak negatif dari rasa rendah diri atau ada tiga kecenderungan dalam
inferioritas, yaitu: kompensasi untuk melindungi diri dari
perasaan rendah diri yang umum
1) Inferioritas kompleks dipakai, yakni:
Apabila seseorang terlalu diliputi
oleh begitu banyak kekuatan 1) Sesalan (excuses)
inferioritas, maka kecenderungan a) "Ya tetapi" orang pertama
orang tersebut akan mengalami mengatakan apa yang
inferioritas kompleks. Seseorang sesungguhnya mereka senang
menjadi malu dan takut, tidak nyaman, kerjakan, sesuatu yang terdengar
ragu-ragu, pengecut, terlalu patuh, bagus untuk orang lain kemudian
mengalah, dan seterusnya. Individu diikuti dengan pernyataan sesalan.
tersebut akan begitu bersandar dan Sesalan "ya tetapi" ini dipakai
bergantung pada orang lain, bahkan untuk mengurangi bahaya harga diri
memanipulasi orang lain untuk selalu yang jatuh karena melakukan hal
mendukungnya (Boeree, 2013). yang berbeda dengan orang lain.
seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 5 pretest dan posttest sama sama berjumlah
Tarakan yang berjumlah 315 orang. 0.
Pengambilan sampel menggunakan teknik Setelah dilakukan pengolahan
Nonprobability Sampling dengan jenis data dengan menggunakan SPSS
Purposive Sampling, yang kemudian 24.0 for windows, maka hasil analisis
didapatkan sampel berjumlah 7 orang uji wilcoxon dengan rumus two related
siswa yang diambil berdasarkan samples tests dapat dilihat pada tabel
pertimbangan dari hasil rekomendasi dan berikut:
skor yang tinggi pada pengisian skala rasa Tabel 2. Hasil Anailisis
rendah diri. Teknik pengumpulan data Test Statistics
yang digunakan dalam penelitian ini ialah Posttest-Pretest
dengan skala rasa rendah diri. analisis Z -2.366b
statistik inferensial menggunakan Two Asymp. Sig. (2- .018
Related Samples Test dengan Uji tailed)
Wilcoxon. Analisis ini termasuk analisis
Nonparametris sehingga tidak Berdasarkan tabel diatas bahwa
mensyaratkan data berdistribusi normal. nilai asymp sig = 0,018 < p=0,05 artinya
Penggunaan uji Wilcoxon mengacu pada ada perbedaan sebelum dan sesudah
jenis data yang diperoleh dari skala likert penerapan strategi reframing dalam
berupa data ordinal untuk menguji mengurangi rasa rendah diri siswa atau
hipotesis penelitian mengenai pengaruh terdapat penurunan skor rasa rendah diri
teknik kontrak perilaku terhadap perilaku siswa sesudah diberikan strategi
tidak disiplin yang akan diberikan kepada reframing. Rasa rendah diri merupakan
subjek pada penelitian ini dengan perasaan menganggap rendah terhadap
menggunakan bantuan SPSS 24.0 for diri sendiri (Sarastika, 2014). Hal ini bisa
windows. disebabkan karena perasaan atau sikap
yang pada umumnya tidak disadari yang
3. HASIL PENELITIAN DAN berasal dari kekurangan diri, secara nyata
maupun imajinasi (Yusuf & Nurihsan,
PEMBAHASAN
2009). Anggapan, perasaan dan sikap
diasumsikan mampu diintervensi melalui
Hasil penelitian menunjukkan konseling dengan pendekatan perilaku-
bahwa terdapat perubahan pada rasa kognitif yang berfokus pada perubahan
rendah diri siswa dengan menggunakan persepsi negatif yang
strategi reframing. Berikut ini distribusi melatarbelakanginya. Reframing sebagai
frekuensinya. salah satu strategi dalam pendekatan
konseling perilaku-kognitif memiliki tujuan
Tabel 1. Distribusi Frekuensi agar konseli mampu mengadopsi dan
Pretest Posttes
Kategori membangun perspektif yang lebih
F % F %
konstruktif dan efektif (Erford, 2016).
Sangat Tinggi 4 57% 0 0%
Tinggi 3 42% 4 57%
Sedang 0 0% 3 43% 4. SIMPULAN
Rendah 0 0% 0 0 Berdasarkan hasil penelitian dan
Sangat Rendah 0 0% 0 0 pembahasan, strategi reframing
berpengaruh signifikan dalam mengurangi
Berdasarkan tabel diatas, siswa rasa rendah diri siswa. Hal ini dibuktikan
yang termasuk dalam kategori sangat dari perbedaan skor rasa rendah diri pada
tinggi pada pretest berjumlah 4 dan pada tiap indikator rasa rendah subjek
posttest berjumlah 0, jumlah siswa pada penelitian, yaitu siswa kelas VIII SMP
kategori tinggi pada pretest berjumlah 3 Negeri 5 Tarakan. Perubahan skor
dan pada posttest berjumlah 4, kategori tersebut menunjukkan terjadinya
sedang pada pretest berjumlah 0 dan penurunan skor rasa rendah diri siswa. Itu
pada posttest berjumlah 3, kemudian pada artinya bahwa setelah diberikan perlakuan
kategori rendah dan sangat rendah pada strategi reframing, rasa rendah diri konseli
Daftar Pustaka
Boeree, C George. (2013). General Psychology: Psikologi Kepribadian, Persepsi, Kognisi,
Emosi, & Perilaku. Jogjakarta: Prismashopie
Sarastika, Pradipta. (2014). Buku Pintar Tampil Percaya Diri. Yogyakarta: Araska
Yusuf, Syamsu & Nurihsan, A. Juntika. (2009). Landasan Bimbingan dan Konseling Kelompok.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Hurlock, E. B. (2010). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Agustina, Ida & Lukitaningsih, Retno. (2014). Penerapan Strategi Reframing Untuk Mengurangi
Perasaan Rendah Diri Siswa Kelas VII-H SMP Negeri 1 Jogorogo Ngawi. Jurnal BK
Volume 04 Nomor 03 Tahun 2014
Erford, Bradley T. (2016). 40 Teknik yang Harus Diketahui Setiap Konselor Edisi Kedua.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Nursalim, Mochammad. (2013). Strategi & Intervensi Konseling. Jakarta: Akademia Permata