Kerendahan Hati-1
Kerendahan Hati-1
Disusun Oleh:
Annisa 11761201237
Rehanil Jannah 11760124797
Reviza Wulandari. S 11761202246
Kelas: VI/B
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2020
Analisis Jurnal Penerapan Humility dalam Meningkatkan Karakter Pada
Siswa SMP
Kerendahan hati memiliki tiga aspek yaitu kesadaran diri dalam mengakui
kesalahan, kesadaran diri untuk bertanggung jawab dalam memperbaiki
kesalahan, dan kesadaran diri menjadi orang yang lebih baik atau pribadi yang
lebih baik. Kerendahan hati pada prinsipnya diperlukan untuk akuisisi kebajikan
lainnya karena membuat individu menyadari ketidaksempurnaan dan membuat
individu berusaha menjadi orang yang lebih baik. Menurut Elliott (Permatasari,
2018) definisi kerendahan hati, yaitu 1) sebuah penilaian yang akurat dari
kemampuan individu; 2) kemampuan untuk mengakui kesalahan,
ketidaksempurnaan, kesenjangan dalam mengenali pengetahuan, dan
keterbatasan; 3) terbuka terhadap ide-ide baru, informasi yang bertentangan,
kritikan dan saran; dan 4) individu dengan relatif fokus diri yang rendah,
sementara tidak melupakan dirinya yang terlalu besar.
Kerendahan hati bukan merupakan perilaku atau sikap yang dapat dilihat
secara langsung, melainkan kerendahan hati merupakan nilai yang ada di dalam
diri yang dapat teramati melalui transaksi (komunikasi percakapan), tindakan
perbaikan yang ditunjukkan dengan tingkah laku. Perbedaan pendapat atau
pemikiran yang terjadi antar remaja, kesalahpahaman, perselisihan, perkelahian,
konflik merupakan bentuk kejadian-kejadian yang tidak jauh dari kehidupan siswa
saat ini yang dikarenakan tidak memiliki kesadaran diri dalam mengakui
kesalahan dan bertanggung jawab memperbaiki kesalahan. kerendahan hati bukan
hanya tidak adanya sifat-sifat negatif tetapi juga pada kualitas positif. Artinya,
seorang yang rendah hati tidak hanya kekurangan arogansi atau fokus diri, tetapi
juga memiliki kualitas yang rendah hati seperti menjadi sederhana atau intelektual
dan terbuka.
Siswa SMP merupakan siswa yang menempuh jenjang sekolah dasar pada
pendidikan formal di indonesia setelah luus sekolah dasar (atau sedrajat). Pada
umumnya siswa berusia 13-15 tahun dan masa pertumbuhannya di kategorikan
masa remaja. Suatu peralihan dari anak-anak ke dewasa. Pada usia ini, siswa
berada dalam masa pubertas, dimana terjadi transisi dan perkembangan pada
dirinya baik secara fisik, psikis, maupun secara sosial (Sarwono, 2011). Siswa
mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha tidak tergantung pada
orang tua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk kondisi fisik
serta berupaya mengembangkan diri melalui pergaulan dengan membentuk teman
sebayanya (peer group). Perkembangan emosi siswa pada usia remaja awal
menunjukkan sifat yang sensitif dan rekreatif (kritis), emosinya sering bersifat
negatif dan temperamental. Melalui interaksi sosial timbal balik dengan
lingkungan yang kurang baik, mereka akan mudah tergoda untuk melakukan
berbagai kenakalan. guru menegur salah seorang siswa yang membuat gaduh di
kelas, akan tetapi siswa tersebut mencari-cari kesalahan temannya sebagai
pertahanan siswa.
Salah satu survei kelompok dari 251 sekolah menengah pertama (kelas 6-
8) dan SMA (kelas 9-12) Kami meminta mereka untuk berpikir tentang kebajikan
kerendahan hati dan menjelaskan apa yang seseorang yang memiliki banyak
kerendahan hati (yaitu yang sangat rendah hati) adalah seperti. Kami menemukan
tren perkembangan menarik dalam kedua dimensi. Untuk dimensi pertama, 22%
dari siswa kelas 5 dan 6, 54% dari anak kelas 7-8, 76% dari siswa kelas 9-10, dan
71% dari 11-12 siswa kelas mengacu kepada diri fokus rendah. Untuk dimensi
kedua, 15% dari siswa kelas 5 dan 6, 46% dari anak kelas 7-8, 63% dari siswa
kelas 9-10, dan 67% dari Salah satu referensi berikutnya yang paling umum
dibuat - terutama untuk siswa sekolah menengah - mengejutkan negatif. Lima
puluh enam persen dari anak kelas 5 dan 6, 33% 7-8 kelas, dan 10% dari kedua 9-
10 dan 11-12 kelas berbicara orang-orang tentang yang sangat rendah hati sebagai
malu atau merasa buruk tentang diri mereka sendiri dan / atau sesuatu yang
mereka lakukan , sebagai telah menderita kesulitan, dan sebagai sedih, kesepian,
atau malu.