Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nitya Henesta Ramadhonis

NIM : 11760124813

A. Defenisi Diskalkulia

Kesulitan belajar matematika disebut dengan istilah diskalkulia, sedangkan


kesulitan belajar matematika yang berat disebut akalkulia (Mulyono,1996:224).
Menurut Janet W. Lerner (Mulyono,1996:224-226) ada beberapa karakteristik
anak berkesulitan belajar matematika yaitu :

B. Gangguan Hubungan Keruangan

Konsep hubungan keruangan contohnya pemahaman atas-bawah, puncak-dasar,


jauh-dekat, tinggi-rendah, depan-belakang, dan awal akhir pada umumnya sudah
dikuasi oleh anak sebelum masuk sekolah dasar. Gangguan memahami hubungan
keruangan disebabkan oleh kondisi intrinsik seperi disfungsi otak dan kondisi
ekstrensik seperti lingkungan sosial yang tidak menunjang terselenggaranya
komunikasi yang dapat menyebabkan anak mengalami gangguan pemahaman konsep
ini. Gangguan ini menyebabkan anak sulit memahami sistem bilangan.

C. Abnormalitas Persepsi Visual

Abnormalitas persepsi visual adalah jika seorang anak sulit atau tidak dapat
melihat berbagai objek dalam hubungannya dengan kelompok atau set. Contohnya
seorang anak yang diminta untuk menjumlahkan dua kelompok benda yang masing-
masing terdiri dari tiga dan tujuh anggota, ia akan menghitung satu persatu jumlah
tiap kelompoknya sebelum menjumlahkannya.

D. Asosiasi Visual-Motor

Asosiasi visual-motor yaitu seserasian antara aktivitas visual dan motorik anak.
Misal seorang anak yang diminta menghitung benda sambil menyentuh benda-benda
tersebut satu persatu, ia baru menyentuh benda ketiga namum sudah berhitung sampai
empat. Kesalahan seperti ini yang nantinya mempersulit anak dalam memahami
makna bilangan-bilangan.

E. Perseverasi

Gangguan perseverasi yaitu adanya perhatian yang melekat pada suatu objek pada
jangka waktu yang relative lama. Pada awalnya anak tersebut dapat mengerjakan soal
dengan baik, tetapi lama-kelamaan perhatiannya melekat pada sutu objek.

F. Kesulitan Mengenal dan Memahami Simbol

Kesulitan belajar matematika dapat disebabkan karena ketidakpahaman siswa


terhadap symbol-simbol matematika seperti +, -, =, <, dan >. Bisa disebabkan oleh
gangguan memori atau bisa juga karena gangguan persepsi visual.

G. Gangguan Penghayatan Tubuh

Anak yang diskalkulia bisanya sering memperlihatkan adanya gangguan


penghayatan tubuh (body image). Misalnya anak sulit memahami hubungan bagian-
bagian tubuh sendiri.

H. Kesulitan dalam Bahasa dan Membaca

Kemampuan membaca jelas dibutuhkan dalam mengejakan soal-soal matematika,


seprti pengertian matematika yang telah dijelaskan di sub bab sebelumnya bahwa
matematika adalah bahasa simbol. Anak yang kesulitan dalam membaca tentunya
akan kesulitan memahami soal, terutama soal tertulis.

Blue Print

No Karakteristik Indikator
1 Gangguan Hubungan Keruangan Sulit memahami sistem bilangan
2 Abnormalitas Persepsi Visual Tidak dapat melihat objek dalam
hubungannya dengan kelompok atau set
3 Asosiasi Visual-Motor Tidak dapat memahami makna bilngan-
bilangan
4 Perseverasi Perhatian pada suatu objek pada jangka
waktu yang lama
5 Kesulitan Mengenal dan Gangguan memori
Memahami Simbol
6 Gangguan Penghayatan Tubuh Sulit memahami hubungan bagian-bagian
tubuh sendiri
7 Kesulitan dalam Bahasa dan Kesulitan memahami bahasa simbol dan
Membaca memahami soal

Guide Wawancara
Dimensi/ karakteristik item pertanyaan
Opening (pembukaan) Assalamu’alaikum bapak, saya mahasiswa Fakultas
Psikologi UINSUSKA RIAU. Saya sedang melakukan
penelitian untuk tugas mata kuliah saya yaitu Psikologi
Sekolah. Jadi saya ingin melakukan penelitian di kelas
III SDN 024 Tarai Bangun untuk melihat kesulitan siswa
dalam menghitung atau yang disebut Diskalkulia. Jadi
saya disini ingin mencari tahu informasi tentang
kesulitan siswa ibu dalam menghitung. Apakahn dikelas
ibu terdapat siswa yang tidak bisa menghitung? Dan
apakah ibu bersedia untuk membantu saya?
Sulit memahami sistem 1. bagaimana reaksi si X jika di berikan angka
bilangan bilangan dengan jarak anatar bilngan?
2. Bagaimana sikap yang ditunjukkan si X ketika
belajar bilangan?
Tidak dapat melihat objek 1. Bagaimana prilaku yang dilakukan si X ketika
dalam hubungannya ibu membrikan soal matematika dengan beberapa
dengan kelompok atau set kelompok yang berbeda?
Tidak dapat memahami 1. Bagaimana ketika si X dalam menghitung
makna bilangan-bilangan angka?
Perhatian pada suatu 1. Ketika ibu memberikan soal matematika
objek pada jangka waktu penjumlahan, pengurangan, aperkalian, ataupun
yang lama pembagian apakah si X fokus dengan yang
dikerjakannya?
Gangguan memori 1. Apakah si X paham dan tahu dengan simbol-
simbol yang ada di matematika?
Sulit memahami 1. Bagaimana reaksi jika si X di suruh menghitung
hubungan bagian-bagian dengan anggota tubuhnya?
tubuh sendiri 2. Ketika menjumlahkan, mengurangkan,
mengalikan, ataupun membagi apakah si X
sering menggunakan anggota tubuhnya?
Kesulitan memahami 1. Bagaimana si X dalam memberikan informasi
bahasa simbol dan atau menjawab seputar matematika?
memahami soal 2. Ketika mengerjakan soal matematika apakah si X
sering gagal atau remedial?
3. Ketika di suruh membaca soal matematika
ataupun yang berhubungan dengan matematika
apakah si X bisa?
Closing (penutup) Saya sangat berimakasih kepada ibu, karena ibu telah
bersedia untuk meluangkan waktu dan bersedia
memberikan informasi yang insyaallah sangat
bermanfaat bagi saya.

Anda mungkin juga menyukai