Anda di halaman 1dari 11

Gambaran Self-Compassion Siswa di SMA Negeri Se-Jakarta Pusat 125

GAMBARAN SELF-COMPASSION SISWA DI SMA NEGERI


SE-JAKARTA PUSAT

Eka Wahyuni1
Titun Arsita2

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran self-compassion siswa di
SMA Negeri se-Jakarta Pusat. Sampel penelitian ini adalah siswa di SMA Negeri se-
Jakarta Pusat sebanyak 1348 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik
multistage random sampling. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan survei dan dianalisis dengan
menggunakan persentase Hasil penelitian menunjukkan self-compassion siswa di
SMA Negeri se-Jakarta Pusat cukup baik, dengan sebagian besar siswa berada pada
kategori sedang sebesar 68.47%. Hasil ini menunjukkan bahwa siswa masih perlu
diadakan peningkatan karena masih ada kecenderungan untuk melakukan kritik diri,
merasa terasing, dan melebih-lebihkan masalah dan perasaan saat mengalami
masalah. Oleh sebab itu, guru BK perlu memberikan layanan preventif dan responsif
untuk meningkatkan self-compassion pada siswa melalui layanan klasikal maupun
layanan individual.
Kata Kunci : self-compassion, siswa SMA, Jakarta Pusat

Abstract
This study aims to get a profile of students' self-compassion in State High Schools
throughout Central Jakarta. The samples were 1348 students in State High Schools
in Central Jakarta. This research uses a multistage random sampling as a sampling
technique. The method used is a quantitative method. The data collection was
carried out using surveys and analyzed using percentages. The result showed that
students' self-compassion in State High Schools in Central Jakarta was fairly well,
with most students got the medium category at 68.47%. This result indicates that
some improvements are needed because students still have a tendency to self-
criticize, feel alienated, and exaggerate problems and feelings when experiencing
problems. Therefore, the schools’ counselors need to provide preventive and
responsive services to improve self-compassion for students through both classical
and individual services.
Keywords: self-compassion, high school student, Central Jakarta

1
Universitas Negeri Jakarta, wahyuni.eka@gmail.com
2
Universitas Negeri Jakarta, titunarsita@gmail.com

Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling 8(2) Desember 2019


126 Gambaran Self-Compassion Siswa di SMA Negeri Se-Jakarta Pusat

PENDAHULUAN Remaja yang memiliki self-compassion


Siswa SMA berada pada usia 15-18 rendah akan mengalami stres bahkan depresi
tahun, yang menurut Santrock (2011) karena tidak mampu menerima kondisi diri
mereka masuk dalam kategori remaja dan menyalahkan diri sendiri (Bergen-Cico
tengah. Remaja merupakan masa transisi & Cheon, 2014; Bluth & Blanton, 2015; Lin,
dari masa anak-anak menuju masa dewasa Mack, Enright, Krahn, & Baskin, 2004).
(Nurhayati, 2015). Masa remaja Self-compassion dapat menurunkan
digambarkan sebagai masa yang penuh berbagai masalah yang dihadapi oleh
masalah dan membutuhkan banyak remaja, seperti tingkat depresi akibat
penyesuaian diri karena terjadinya kecenderungan ingin tampil sempurna,
perubahan harapan, peran sosial, dan alienasi atau perasaan terasing dari orang
perilaku (Hurlock, 2006). Perubahan itu lain, rasa malu, dan perfeksionisme yang
dapat memicu konflik seperti perilaku memberikan batas pada harapan yang tidak
melawan dan menyebabkan munculnya realistis (Boersma, Håkanson, Salomonsson,
emosi negatif seperti kecemasan, iri, & Johansson, 2015; Ferrari, Yap, Scott,
perasaan marah karena kondisi lingkungan Einstein, & Ciarrochi, 2018; Hasanah &
sekitar yang tidak sesuai, dan kurang merasa Hidayati, 2017).
puas dengan hidup yang dijalani (Batubara, Self-compassion yang rendah juga
2016; Chung, 2016). Dalam menghadapi hal berdampak pada penerimaan diri yang
tersebut, remaja harus memiliki kesadaran, menjadikan remaja sulit memaafkan diri atas
kesabaran, rasa toleransi, kemampuan untuk masalah yang terjadi (Kaminer, Stein,
memecahkan masalah, memiliki moralitas, Mbanga, & Zungu-Dirwayi, 2001; Neff &
kemampuan menjalin relasi sosial, McGehee, 2010). Pada beberapa kondisi,
kemampuan mengendalikan stres, dan remaja perempuan dilaporkan melakukan
kemampuan untuk berkompromi dengan diri kritik diri lebih banyak daripada remaja laki-
untuk dapat melewati masa ini (Masturi, laki (Yarnell & Neff, 2013). Hal ini
2010). menyebabkan mereka merasa
Emosi-emosi negatif pada remaja jika keberadaannya tidak pantas di lingkungan
dirasakan terus-menerus tanpa ada sekitar (Neff, 2011). Dalam kaitannya
penyelesaian dapat menghambat remaja dengan hal ini, self-compassion dapat
melewati masa transisinya (Berking, Orth, meningkatkan penerimaan diri agar remaja
Wupperman, Meier, & Caspar, 2008). Selain dapat secara utuh menerima kelebihan dan
itu, emosi negatif dapat memicu gejala kekurangan yang dimilikinya (Neff, 2003).
depresi dan membuat remaja cenderung Studi pendahuluan menggunakan
menyalahkan serta mengkritik diri sendiri instrumen yang peneliti kembangkan
(Arimitsu & Hofmann, 2017). Untuk berdasarkan kisi-kisi self-compassion scale
mengelola emosi-emosi negatif tersebut, (SCS) dilakukan disalah satu SMA Negeri
mereka perlu memiliki self-compassion. Jakarta Pusat dengan jumlah responden
Self-compassion penting dimilki oleh sebanyak 36 orang siswa menunjukkan skor
remaja karena dapat membantu remaja rata-rata self-compassion sebesar 2,48
untuk mengatasi berbagai masalah termasuk dalam kategori rendah. Dengan
kehidupannya. Self-compassion dapat rincian pada setiap responden yaitu 61,11%
mengurangi kecemasan remaja dalam situasi responden tergolong dalam kategori rendah,
yang berkaitan dengan harga diri (Neff, 36,11% responden tergolong dalam kategori
Kirkpatrick, & Rude, 2007). Self- sedang, dan 2,78% responden tergolong
compassion membantu remaja sebagai dalam ketegori tinggi.
individu agar mampu bertahan, memahami, Self-compassion diperlukan karena
dan menyadari makna dari sebuah masalah remaja memiliki masa yang rentan untuk
sebagai hal yang positif (Breines & Chen, melakukan kritik diri (Neff, 2003). Untuk
2012). itu, penelitian ini ingin mengetahui

Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling 8(2) Desember 2019


Gambaran Self-Compassion Siswa di SMA Negeri Se-Jakarta Pusat 127

gambaran self-compassion yang menjadi Mindfulness adalah keadaan dimana


potensi bagi remaja untuk mengatasi individu mengamati pikiran dan perasaan
masalah-masalahnya. Survei peneliti apa adanya, tanpa berusaha menekan atau
tentang gambaran self-compassion siswa menolaknya. Individu tidak mengabaikan
penting sebagai dasar data Guru Bimbingan rasa sakit dan merasakan rasa kasihan pada
dan Konseling mengetahui taraf self- diri pada saat yang bersamaan. Mindfulness
compassion siswa untuk membantu berlawanan dengan over-identified. Over-
meningkatkan self-compassion siswa yang identified adalah reaksi berlebihan individu
berada dalam kategori rendah dan sedang, ketika menghadapi suatu permasalahan.
serta mempertahankan dan mengembangkan Apabila individu terfokus pada ketakutan
potensi siswa yang kategori self-compassion dan kecemasan dalam menghadapi suatu
tinggi. permasalahan, individu akan merasakan
banyak rasa sakit yang tidak beralasan.
Dalam kasus ini, mindfulness mengajak
Self-Compassion individu untuk tidak berlebihan dalam
Neff (2011) menyatakan Self- mendefiniskan perasaan maupun pikirannya
Compassion merupakan adanya perasaan sehingga individu dapat bersih dari pikiran
peduli dan upaya mendukung diri sendiri negatifnya.
saat mengalami masalah. Self-Compassion Ada lima faktor keberhasilan untuk
dapat mempengaruhi remaja dalam
menumbuhkan Self-Compassion dalam diri
mengatasi pandangan diri yang negatif.
individu menurut Germer (2009), kelima
Remaja yang memiliki Self-Compassion kunci tersebut melalui fisik, mental,
akan menerima ketidaksesuaian dengan
emosional, hubungan dengan orang lain, dan
perasaan tenang sehingga membuka spiritual.
kesadaran diri, bukan justru menghindar dan
terputus dari kondisi tersebut. Self- Menurut Neff dan Knox (2017) self-
Compassion membantu remaja untuk compassion berdampak pada kesejahteraan
menghindari pemikiran negatif pada saat individu karena memberikan perasaan
mencari solusi atas ketidaksesuaian yang positif dalam menerima masalah yang ada
terjadi, serta tidak melebih-lebihkannya pada diri, motivasi diri karena self-
yang justru akan membuat remaja semakin compassion akan menyadarkan individu
terlarut dalam masalah. Komponen dalam bahwa mereka tidak dapat selalu
self-compassion adalah self-kindness, self- mendapatkan apa yang diinginkan,
judgment, common humanity, isolation, kesehatan fisik dan mental, citra tubuh agar
mindfulness dan over-identified. individu dapat menerima tanpa syarat diri
mereka sendiri dan merangkul kekurangan
Self-kindness mengutamakan dengan rasa iba, dan hubungan interpersonal
pemahaman kelemahan dan kesalahan yang menjadikan individu memiliki
daripada menyalahkan diri sendiri (self- kepedulian yang tinggi terhadap kesulitan
judgement). Self-judgement adalah kondisi orang lain.
dimana individu melakukan kritik diri
sendiri atas masalah yang sedang dihadapi. Neff (2011) manfaat self-compassion
adalah agar individu memiliki ketahanan
Common humanity merujuk pada emosional, mengembangkan harga diri,
definisi bahwa individu itu fana, rentan dan serta menumbuhkan motivasi dan
tidak sempurna. Oleh karena itu, kasih perkembangan diri. Germer (2009) self-
sayang melibatkan pengakuan bahwa
compassion akan memberikan penerimaan
masalah dan ketidakmampuan adalah bagian diri yang sesungguhnya.
dari pengalaman individu. Hal ini bertolak
belakang dengan isolation atau perasaan
terisolasi karena tidak memiliki hal-hal
seperti yang individu inginkan.

Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling 8(2) Desember 2019


128 Gambaran Self-Compassion Siswa di SMA Negeri Se-Jakarta Pusat

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam Kategori- Jum Persen-
Rentang Skor sasi -lah tase
penelitian ini adalah metode penelitian
X < 2,50 Rendah 91 6,75%
kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Sedang 923 68,47%
2,50 ≤ X ≤ 3,50
Populasinya adalah siswa SMA Negeri se-
X > 3,50 Tinggi 334 24,78%
Jakarta Pusat. Adapun populasi siswa SMA
Table 1. Self-Compassion Siswa
Negeri di Jakarta Pusat sebanyak 8.817
siswa dari 13 SMA Negeri di Jakarta Pusat. Self-compassion siswa di SMA Negeri
Sampel yang didapatkan berjumlah 1348 se-Jakarta Pusat berada pada kategorisasi
siswa dari seluruh SMA Negeri se-Jakarta sedang dengan skor rata-rata sebesar 3,23
Pusat. (68,47%). Menurut Neff dan Knox (2017)
hal ini menunjukkan siswa memiliki
Teknik pengambilan sampel yang
kecenderungan untuk peduli terhadap diri
digunakan dalam penelitian ini adalah
sendiri, cukup memiliki kecenderungan
Gugus Bertahap Ganda atau Multistage
untuk memahami diri sendiri, cukup dapat
Random Sampling. Pengambilan sampel
menawarkan kehangatan pada diri sendiri,
dilakukan secara bertahap berdasarkan
cukup memberikan kenyamanan pada diri
wilayah-wilayah tersebut dengan langkah-
sendiri serta cukup dapat menawarkan
langkah sebagai berikut:
penerimaan tanpa syarat terhadap diri
1. Populasi sampel pertama terdiri dari sendiri saat menghadapi masa-masa sulit
seluruh kecamatan di wilayah Jakarta seperti kegagalan, penderitaan, kesedihan
Pusat. dan ketidaksempurnaan. Namun siswa yang
2. Sampel kedua terdiri dari 13 sekolah masuk pada kategori sedang cukup memiliki
dari seluruh kecamatan. sikap menyerang pada kekurangan diri,
3. Sampel ketiga terdiri dari 2-3 kelas cukup mencaci kekurangan diri di saat
terpilih secara acak pada setiap sekolah. menghadapi masa-masa sulit seperti
kegagalan, penderitaan, kesedihan dan
Instrumen yang digunakan adalah
ketidaksempurnaan. Siswa cukup mampu
terjemahan dari Self-Compassion Scale.
mengakui ketidaksempurnaan yang dimiliki
Item yang digunakan berjumlah 26 butir.
oleh setiap manusia, cukup mengakui bahwa
Keseluruhan item valid dengan koefisien
kegagalan pernah dialami oleh setiap
validitas berkisar dari 0,310-0,619 dan
manusia, cukup mengakui setiap manusia
koefisien reliabilitas sebesar 0,83.
pernah membuat kesalahan serta cukup
HASIL PENELITIAN mampu mengakui setiap manusia
mengalami tantangan hidup. Siswa cukup
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri merasa terpisah oleh pengalaman
yang ada di wilayah Jakarta Pusat dengan ketidaksempurnaan. Siswa juga menyadari
menyebarkan instrumen kepada siswa pengalaman menyakitkan pada seseorang
mengenai gambaran self-compassion pada dengan cara yang cukup seimbang, cukup
siswa di SMA negeri se-Jakarta Pusat. mengabaikan pengalaman yang
Jumlah sampel yang didapatkan adalah 1348 menyakitkan, cukup menguatkan
dengan rincian 551 siswa laki-laki dan 797 pengalaman yang menyakitkan, cukup
siswa perempuan. mengabaikan perasaan yang sakit serta
cukup menguatkan perasaan yang sakit.
Siswa masih cukup terbawa oleh situasi /
keadaan yang menyedihkan / menyakitkan
serta cukup bersikap melebih-lebihkan
situasi / keadaan yang tidak menyenangkan.
Menurut Mackintos, Power, Schwannauer,
dan Chan (2018) siswa dengan self-

Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling 8(2) Desember 2019


Gambaran Self-Compassion Siswa di SMA Negeri Se-Jakarta Pusat 129

compassion sedang cenderung cukup berada pada kategori sedang. Menurut Neff
memiliki harga diri lebih tinggi, menerima (2011) hal ini menggambarkan bahwa siswa
kesalahan dan kekurangan diri. cenderung dapat menerima kelebihan dan
Hasil penelitian ini sesuai dengan kekurangan diri, cenderung cukup
Marshall, Parker, Ciarrochi, Sahdra, memahami bahwa individu tidak ada yang
Jackson, dan Heaven (2015) yang sempurna, cenderung cukup mampu
menemukan rata-rata self-compassion mengontrol emosi negatif, dan memiliki
responden siswa berada pada kategori kecenderungan cukup tidak berlebihan
sedang yang menggambarkan siswa dapat dalam menghadapi masalah.
memaafkan diri sendiri atas kegagalan yang Hal ini berbeda dengan penelitian yang
dialami dan menyadari bahwa kegagalan dilakukan oleh Chishima, Mizuno,
merupakan hal yang wajar dialami remaja Sugawara, dan Miyagawa (2018) yang
sebagai manusia. Peneltiian Jiang, You, menemukan bahwa komponen self-
Hou, Du, Lin, Zheng, dan Ma (2016) juga compassion responden yang paling tinggi
menemukan rata-rata self-compassion adalah over-identified (3,51) yang berada
responden siswa sedang dengan makna pada kategori tinggi dan kelima komponen
bahwa siswa dapat berdamai dengan rasa lain yaitu self-judgement (3,46), mindfulness
sakit emosional yang sedang dialami. (2,89), isolation (2,88), common humanity
Hasil self-compassion siswa berada (2,69), dan self-kindness (2,68) berada pada
pada kategori sedang dipengaruhi oleh kategori sedang. Siswa didefinisikan siswa
karakteristik perkembangan siswa sebagai cenderung belum cukup menyeimbangkan
remaja yang menurut Hurlock (2006) tidak sudut pandang dalam emosi negatif. Selain
realistik menjadikan siswa cenderung itu, hasil berbeda juga didapatkan dari
melihat dirinya dan orang lain sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Cunha,
yang dia inginkan, bukan sebagaimana Xavier, & Castilho (2016) ditemukan bahwa
adanya. Germer (2009)menjelaskan remaja self-kindness (2,86), self-judgement (2,88),
yang mengalami perubahan fisik terkadang common humanity (3,02), isolation (2,94),
mendapatkan kritikan dari orang di mindfulness (3,05), over-identified (2,85).
sekitarnya. Saat seperti ini, menurut Ini menggambarkan siswa cenderung cukup
Santrock (2007) dapat membuat siswa menyeimbangkan sudut pandang dalam
rentan mengalami stress, kemarahan, dan emosi negatif, cenderung cukup memahami
memicu munculnya masalah lain yang bahwa individu tidak sempurna, cenderung
menggangu aktivitasnya di lingkungan, melakukan kritik diri.
salah satunya di sekolah.
3,3 3,28
3,19
Self-Kindness 3,2
3,56 3,50 3,48
Self-Judgement
3,1
3,18
3,01 Common Humanity Laki-laki Perempuan
2,99
Isolation

Mindfulness
Grafik 2 Self-Compassion Siswa Laki-laki dan
Perempuan

Grafik 1 Komponen Self-Compassion


Skor siswa laki-laki sebesar 3,28 dan
skor perempuan sebesar 3,19. Terdapat
Bila dilihat dari keenam komponen, kecenderungan bahwa siswa laki-laki
komponen yang memiliki kategori tinggi memiliki self-compassion lebih tinggi
adalah self-kindness (3,56) dan kelima sebesar 0,09 dari skor siswa perempuan. Hal
komponen yaitu common humanity (3,50), ini selaras dengan penelitian yang dilakukan
mindfulness (3,48), isolation (3,18), self- oleh Bluth, Campo, Futch, & Gaylord
judgement (3,01), dan over-identified (2,99) (2017), penelitian Castilho, Carvalho,

Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling 8(2) Desember 2019


130 Gambaran Self-Compassion Siswa di SMA Negeri Se-Jakarta Pusat

Marques, dan Pinto-Gouveia (2017), dan


penelitian Bluth dan Blanton (2015) yang 3,25
menunjukkan self-compassion siswa laki- 3,20
3,2 3,16
laki cenderung lebih tinggi daripada siswa
perempuan. 3,15
3,1
Laki-laki Perempuan
3,58 3,57
3,57 3,56 Grafik 6 Isolation
3,56 Isolation siswa laki-laki dan perempuan
3,55 berada pada kategori sedang meskipun ada
Laki-laki Perempuan kecenderungan skor siswa perempuan lebih
Grafik 3 Self-Kindess
tinggi daripada skor laki-laki sebesar 0,04.
Self-kindness siswa laki-laki dan
perempuan berada pada kategori sedang 3,55
3,50
meskipun ada kecenderungan skor siswa 3,50 3,46
laki-laki lebih tinggi daripada skor siswa 3,45
perempuan sebesar 0,01. 3,40
Laki-laki Perempuan
3,02 3,01 Grafik 7 Mindfulness
3,01 3,00
3,00 Mindfulness siswa laki-laki dan
2,99 perempuan berada pada kategori sedang
Laki-laki Perempuan meskipun ada kecenderungan skor siswa
laki-laki lebih tinggi daripada skor
Grafik 4 Self-Judgement perempuan sebesar 0,04.
Self-judgement siswa laki-laki dan
perempuan berada pada kategori sedang 3,02 3,01
meskipun ada kecenderungan skor siswa 3,00
perempuan lebih tinggi daripada skor laki- 2,98
2,98
laki sebesar 0,01.
2,96
Laki-laki Perempuan
3,55 3,52
3,47
Grafik 8 Over-identified
3,5
3,45
Over-identified siswa laki-laki dan
perempuan berada pada kategori sedang
3,4
meskipun ada kecenderungan skor siswa
Laki-laki Perempuan
laki-laki lebih tinggi daripada skor
Grafik 5 Common Humanity perempuan sebesar 0,03.
Common humanity siswa laki-laki dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perempuan pada kategori sedang meskipun self-judgement siswa laki-laki (3,00)
ada kecenderungan skor siswa perempuan cenderung lebih rendah 0,01 daripada siswa
lebih tinggi daripada skor siswa laki-laki perempuan (3,01). Hal ini selaras dengan
sebesar 0,05. penelitian Yarnel dan Neff (2013) yang
menemukan pada beberapa kondisi, siswa
perempuan dilaporkan melakukan kritik diri
lebih banyak daripada siswa laki-laki.
Penelitian Neff (2011) menunjukkan bahwa
wanita memiliki lebih banyak hal yang perlu

Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling 8(2) Desember 2019


Gambaran Self-Compassion Siswa di SMA Negeri Se-Jakarta Pusat 131

dipikirkan termasuk kejadian negatif di minim tekanan dapat membantu siswa untuk
masa lalu daripada laki-laki sehingga meningkatkan self-kindness agar dapat
perempuan dapat mengalami depresi dan mendukung diri saat berada dalam masalah.
kecemasan dua kali lipat dibandingkan laki- Pepping, Davis, P, O’Donovan, dan Pal
laki. Laki-laki menggunakan kemarahannya (2015) juga menjelaskan bahwa orangtua
untuk menghadapi kesulitan atau yang hangat akan membuat siswa meraa
ketidakmampuan. Kemarahan membuat lebih aman dan nyaman dalam hubungan
mereka merasa tangguh dan menutupi orangtua-anak, sehingga terhindar dari
semua perasaannya yang lemah. Menurut perasaan tidak dicintai dan diabaikan.
Pasiak (Amin, 2018) pemahaman perbedaan Menurut Chishima, Mizuno, Sugawara,
biologis laki-laki dan perempuan akan lebih dan Miyagawa (2018) self-compassion
mendalam dengan memahami struktur otak berkaitan dengan coping stress individu.
manusia. Terkait hal itu struktur otak laki- Self-compassion berpengaruh untuk
laki dan perempuan memiliki perbedaan mengurangi perasaan terancam dan
anatomi yang akan berimplikasi pada memberikan kemampuan untuk
perbedaan cara dan gaya melakukan sesuatu. mengendalikan tekanan karena sadar bahwa
Menurut Amin (2018) secara umum kesulitan dan masalah merupakan bagian
hipotalamus laki-laki terutama pada preoptic dari kondisi manusia. Sehingga siswa
region berukuran 2,5-3 kali besar dari mengambil sudut pandang yang seimbang
perempuan. Kondisi ini menjadikan laki-laki daripada fokus pada masalah yang terjadi.
lebih peka terhadap stimulus (suara dan Sehingga, semakin tinggi coping stress
sentuhan) daripada emosi, perempuan siswa, semakin tinggi pula self-compassion
sebaliknya. yang dimiliki.
Menurut Neff dan McGehee (2010) Menurut Neff (2011) siswa dengan self-
salah satu yang berkontribusi pada Self- compassion sedang masih perlu diadakan
compassion siswa adalah peran orangtua. peningkatan karena masih ada
Keluarga merupakan tempat siswa kecenderungan untuk melakukan kritik diri,
bergantung dari awal kehidupannya. merasa terasing, dan melebih-lebihkan
Orangtua diharapkan dapat menjelaskan hal- masalah dan perasaan saat mengalami
hal, membantu siswa untuk menghadapi masalah. Menurut Hidayati (2018) pelatihan
sebuah ketakutan dan menjaga siswa merasa psikodrama dapat membuat siswa sebagai
nyaman. Namun, ada beberapa orangtua individu memiliki ruang untuk meluapkan
yang berusaha untuk mengontrol siswa emosi yang terhambat, terlibat aktif dalam
dengan memberikan kritik untuk penyelesaian masalah, dan terbuka terhadap
menjauhkan siswa dari masalah atau pengalaman hidupnya. Aktifitas dalam
meningkatkan perilaku mereka. Kritik diri proses psikodrama ini dapat meningkatkan
terus-menerus dapat membuat siswa merasa keterbukaan individu terhadap pengalaman-
tidak berharga dan depresi. Menurut pengalamannya sehingga mampu
Moreira, Gouveia, dan Canavarro (2018), meningkatkan self compassionnya.
orangtua juga berperan untuk menciptakan
Menurut Bluth dan Blanton (2015) self-
lingkungan keluarga yang baik dan suportif
compassion bagi siswa khususnya siswa
akan dapat menginternalisasi sifat-sifat
perempuan dapat ditingkatkan dengan
responsif dan penuh kasih dari orangtua
mengadakan pelatihan peningkatan self-
kedalam hubungan intrapersonal yang sehat.
compassion untuk mengajarkan siswa peka
Dengan begitu, siswa juga dapat
terhadap situasi yang genting namun tetap
mengembangkan strategi regulasi emosi
dapat memberikan kebaikan pada diri
yang adaptif agar untuk mengendalikan
sendiri dalam situasi tersebut. Hal ini
emosi negatif. Menurut Gouveia, Carona,
membantu siswa perempuan untuk
Canavarro, dan Moreira (2016) orangtua
menyadari bahwa masalah yang mereka
yang mampu membangun lingkungan
alami adalah bagian dari proses

Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling 8(2) Desember 2019


132 Gambaran Self-Compassion Siswa di SMA Negeri Se-Jakarta Pusat

perkembangan diri. Pelatihan ini dapat compassion dapat meningkatkan kepedulian


membantu siswa perempuan menurunkan dan kesejahteraan diri.
tingkat stres mereka, perasaan terisolasi, dan Keterbatasan dari penelitian ini adalah
menumbuhkan rasa percaya dan kepedulian penelitian ini hanya dilakukan di SMA
diri. Selain itu, pelatihan ini membantu Negeri di Kota Jakarta Pusat, maka hasilnya
siswa mengurangi emosi negatif yang sering tidak dapat digeneralisasikan pada remaja di
dihadapi dalam fase perkembangan dan SMA Negeri di Provinsi DKI Jakarta dan
memfasilitasi siswa untuk menjadi orang tidak dapat digeneralisasikan dengan
dewasa yang sehat dan penuh kasih sayang. sekolah lainnya seperti SMA Swasta atau
Menurut Moreira, Carona, Silva, Nunes, Sekolah Menengah Kejuruan.
dan Canavarro, M (2016) ternyata orangtua
perlu memiliki self-compassion. Hal ini KESIMPULAN
berkaitan dengan orangtua yang memiliki Berdasarkan hasil penelitian self-
self-kindness akan lebih sedikit melakukan compassion siswa di SMA Negeri se-Jakarta
kritik diri dan percaya dengan Pusat yang dipaparkan sebelumnya, maka
kemampuannya sebagai orangtua. Orangtua dapat disimpulkan bahwa self-compassion
yang memiliki common humanity juga akan siswa cukup baik dengan skor 3,23. Hal ini
menerima kekurangan dan keterbatasan menggambarkan siswa cukup memiliki
anak-anak mereka. Hal ini dapat membantu kecenderungan untuk peduli terhadap diri
orangtua untuk meningkatkan kesadaran diri sendiri, cukup memiliki kecenderungan
dan emosinya agar dapat menahan rekasi untuk memahami diri sendiri, Namun siswa
berlebihan perilaku siswa sebagai anak yang yang masuk pada kategori sedang cukup
tidak sesuai dengan harapannya. memiliki sikap mencaci kekurangan diri.
Penelitian Albertson, Neff, dan Dill- Siswa cukup mampu mengakui
Shackleford (2015) menemukan bahwa self- ketidaksempurnaan yang dimiliki oleh
compassion dapat ditingkatkan dengan setiap manusia, Siswa juga menyadari
mendengarkan podcast tentang meditasi dan pengalaman menyakitkan pada seseorang
self-compassion. Mendengarkan secara aktif dengan cara yang cukup seimbang. Siswa
selama tiga minggu podcast ini berpengaruh masih cukup terbawa oleh situasi yang
pada citra diri individu, khususnya pada menyedihkan, serta cukup bersikap
wanita yang cenderung melakukan kritik diri melebih–lebihkan situasi yang tidak
lebih banyak daripada laki-laki. Aktivitas ini menyenangkan.
dapat menurunkan kecewaan diri atas tubuh Self-compassion siswa laki-laki
yang dimiliki. memiliki skor 3,28 dan siswa perempuan
Menurut Beaumont, Irons, Rayner, & memperoleh skor 3,19. Kecenderungan ini
Dagnall (2016) pelatihan kesehatan dengan didasarkan dari beberapa kondisi, dimana
tema compassion dapat meningkatkan self- siswa perempuan dilaporkan melakukan
compassion dan menurunkan kritik diri. kritik diri lebih banyak daripada siswa laki-
Mempelajari cara mendukung diri dan laki dan permpuan memiliki lebih banyak
meningkatkan self-compassion dapat hal yang perlu dipikirkan termasuk kejadian
menurunkan kritik diri saat siswa sebagai negatif di masa lalu daripada laki-laki.
individu mengalami kegagalan. Hasil penelitian berdasarkan komponen,
Menurut Khorami, Moeini, & komponen yang memiliki kategori tinggi
Ghamarani (2016) pelatihan self- adalah self-kindness (3,56). Kemudian,
compassion, keduanya dapat meningkatkan kelima komponen lain berada pada kategori
self-compassion. Selain itu, menurut Ko, sedang; yaitu common humanity (3,50),
Grace, Chavez, Grimleya, Dalrymple, & mindfulness (3,48), isolation (3,18), self-
Olson (2018) seminar tentang self- judgement (3,01), dan over-identified (2,99).
Kecenderungan ini didasari oleh

Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling 8(2) Desember 2019


Gambaran Self-Compassion Siswa di SMA Negeri Se-Jakarta Pusat 133

karakteristik perkembangan siswa sebagai https://doi.org/10.1007/s12671-013-0205-


remaja, peran orangtua siswa di rumah, dan y
coping stress siswa sebagai individu. Berking, M., Orth, U., Wupperman, P., Meier,
L. L., & Caspar, F. (2008). Prospective
Hasil penelitian ini dapat digunakan effects of emotion-regulation skills on
sebagai bahan rujukan untuk penelitian emotional adjustment. Journal of
selanjutnya mengenai self-compassion pada Counseling Psychology, 55(4), 485–494.
siswa dengan melihat faktor pengaruh self- https://doi.org/10.1037/a0013589
compassion yang belum dibahas dalam Bluth, K., & Blanton, P. W. (2015). The
penelitian ini, seperti faktor spiritual. influence of self-compassion on
Kemudian, diharapkan bagi peneliti emotional well-being among early and
selanjutnya dapat mengkaji self-compassion older adolescent males and females. The
yang dikaitkan dengan variabel lain dan Journal of Positive Psychology, 10(3),
melakukan penelitian eksperimen. 219–230.
https://doi.org/10.1080/17439760.2014.93
6967
DAFTAR PUSTAKA
Bluth, K., Campo, R. A., Futch, W. S., &
Albertson, E. R., Neff, K. D., & Dill-
Gaylord, S. A. (2017). Age and Gender
Shackleford, K. E. (2015). Self-
Differences in the Associations of Self-
Compassion and Body Dissatisfaction in
Compassion and Emotional Well-being in
Women: A Randomized Controlled Trial
A Large Adolescent Sample. Journal of
of a Brief Meditation Intervention.
Youth and Adolescence, 46(4), 840–853.
Mindfulness, 6(3), 444–454.
https://doi.org/10.1007/s10964-016-0567-
https://doi.org/10.1007/s12671-014-0277-
2
3
Boersma, K., Håkanson, A., Salomonsson, E.,
Amin, M. S. (2018). Perbedaan Struktur Otak
& Johansson, I. (2015). Compassion
dan Perilaku Belajar Antara Pria dan
Focused Therapy to Counteract Shame,
Wanita; Eksplanasi dalam Sudut Pandang
Self-Criticism and Isolation. A Replicated
Neuro Sains dan Filsafat. Jurnal Filsafat
Single Case Experimental Study for
Indonesia, 1(1), 38.
Individuals With Social Anxiety. Journal
https://doi.org/10.23887/jfi.v1i1.13973
of Contemporary Psychotherapy, 45(2),
Arimitsu, K., & Hofmann, S. G. (2017). Effects
89–98. https://doi.org/10.1007/s10879-
of compassionate thinking on negative
014-9286-8
emotions. Cognition and Emotion, 31(1),
Breines, J. G., & Chen, S. (2012). Self-
160–167.
Compassion Increases Self-Improvement
https://doi.org/10.1080/02699931.2015.10
Motivation. Personality and Social
78292
Psychology Bulletin, 38(9), 1133–1143.
Batubara, J. R. (2016). Adolescent
https://doi.org/10.1177/014616721244559
Development (Perkembangan Remaja).
9
Sari Pediatri, 12(1), 21.
Castilho, P., Carvalho, S. A., Marques, S., &
https://doi.org/10.14238/sp12.1.2010.21-9
Pinto-Gouveia, J. (2017). Self-
Beaumont, E., Irons, C., Rayner, G., & Dagnall,
Compassion and Emotional Intelligence
N. (2016). Does Compassion-Focused
in Adolescence: A Multigroup
Therapy Training for Health Care
Mediational Study of the Impact of
Educators and Providers Increase Self-
Shame Memories on Depressive
Compassion and Reduce Self-Persecution
Symptoms. Journal of Child and Family
and Self-Criticism? Journal of Continuing
Studies, 26(3), 759–768.
Education in the Health Professions,
https://doi.org/10.1007/s10826-016-0613-
36(1), 4–10.
4
https://doi.org/10.1097/CEH.0000000000
Chishima, Y., Mizuno, M., Sugawara, D., &
000023
Miyagawa, Y. (2018). The Influence of
Bergen-Cico, D., & Cheon, S. (2014). The
Self-Compassion on Cognitive Appraisals
Mediating Effects of Mindfulness and
and Coping with Stressful Events.
Self-Compassion on Trait Anxiety.
Mindfulness, 9(6), 1907–1915.
Mindfulness, 5(5), 505–519.
https://doi.org/10.1007/s12671-018-0933-

Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling 8(2) Desember 2019


134 Gambaran Self-Compassion Siswa di SMA Negeri Se-Jakarta Pusat

0 Reconciliation Commission in South


Chung, M.-S. (2016). Relation Between Lack of Africa: relation to psychiatric status and
Forgiveness and Depression. forgiveness among survivors of human
Psychological Reports, 119(3), 573–585. rights abuses. British Journal of
https://doi.org/10.1177/003329411666352 Psychiatry, 178(4), 373–377.
0 https://doi.org/10.1192/bjp.178.4.373
Cunha, M., Xavier, A., & Castilho, P. (2016). Ko, C. M., Grace, F., Chavez, G. N., Grimley,
Understanding self-compassion in S. J., Dalrymple, E. R., & Olson, L. E.
adolescents: Validation study of the Self- (2018). Effect of Seminar on Compassion
Compassion Scale. Personality and on student self-compassion, mindfulness
Individual Differences, 93, 56–62. and well-being: A randomized controlled
https://doi.org/10.1016/j.paid.2015.09.023 trial. Journal of American College Health,
Ferrari, M., Yap, K., Scott, N., Einstein, D. A., 66(7), 537–545.
& Ciarrochi, J. (2018). Self-compassion https://doi.org/10.1080/07448481.2018.14
moderates the perfectionism and 31913
depression link in both adolescence and Lin, W.-F., Mack, D., Enright, R. D., Krahn, D.,
adulthood. PLOS ONE, 13(2), e0192022. & Baskin, T. W. (2004). Effects of
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0192 Forgiveness Therapy on Anger, Mood,
022 and Vulnerability to Substance Use
Germer, C. K. (2009). The mindful path to self- Among Inpatient Substance-Dependent
compassion: Freeing yourself from Clients. Journal of Consulting and
destructive thoughts and emotions. New Clinical Psychology, 72(6), 1114–1121.
York: The Guilford Press. https://doi.org/10.1037/0022-
Gouveia, M. J., Carona, C., Canavarro, M. C., 006X.72.6.1114
& Moreira, H. (2016). Self-Compassion Mackintosh, K., Power, K., Schwannauer, M.,
and Dispositional Mindfulness Are & Chan, S. W. Y. (2018). The
Associated with Parenting Styles and Relationships Between Self-Compassion,
Parenting Stress: the Mediating Role of Attachment and Interpersonal Problems in
Mindful Parenting. Mindfulness, 7(3), Clinical Patients with Mixed Anxiety and
700–712. https://doi.org/10.1007/s12671- Depression and Emotional Distress.
016-0507-y Mindfulness, 9(3), 961–971.
Hasanah, F., & Hidayati, F. (2017). Hubungan https://doi.org/10.1007/s12671-017-0835-
Antara Self-Compassion Dengan Alienasi 6
Pada Remaja (Sebuah Studi Korelasi pada Marshall, S. L., Parker, P. D., Ciarrochi, J.,
Siswa SMK Negeri 1 Majalengka). Sahdra, B., Jackson, C. J., & Heaven, P.
Empati, 5(4), 750–756. C. L. (2015). Self-compassion protects
Hidayati, F. (2018). Penguatan Karakter Kasih against the negative effects of low self-
Sayang “Self Compassion” Melalui esteem: A longitudinal study in a large
Pelatihan Psikodrama. Prosiding Seminar adolescent sample. Personality and
Nasional Psikologi Unissula, 93–101. Individual Differences, 74, 116–121.
Hurlock, E. B. (2006). Psikologi https://doi.org/10.1016/j.paid.2014.09.013
perkembangan: Suatu pendekatan Masturi, A. (2010). Membangun Relasi Sosial
sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Melalui Komunikasi Empatik (Perspektif
Erlangga. Psikologi Komunikasi). KOMUNIKA:
Jiang, Y., You, J., Hou, Y., Du, C., Lin, M.-P., Jurnal Dakwah Dan Komunikasi, 4(1),
Zheng, X., & Ma, C. (2016). Buffering 14–31.
the effects of peer victimization on https://doi.org/10.24090/KOMUNIKA.V4
adolescent non-suicidal self-injury: The I1.135
role of self-compassion and family Moreira, H., Gouveia, M. J., & Canavarro, M.
cohesion. Journal of Adolescence, 53, C. (2018). Is Mindful Parenting
107–115. Associated with Adolescents’ Well-being
https://doi.org/10.1016/j.adolescence.201 in Early and Middle/Late Adolescence?
6.09.005 The Mediating Role of Adolescents’
Kaminer, D., Stein, D. J., Mbanga, I., & Zungu- Attachment Representations, Self-
Dirwayi, N. (2001). The Truth and Compassion and Mindfulness. Journal of

Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling 8(2) Desember 2019


Gambaran Self-Compassion Siswa di SMA Negeri Se-Jakarta Pusat 135

Youth and Adolescence, 47(8), 1771–


1788. https://doi.org/10.1007/s10964-018-
0808-7
Neff, K. D. (2003). Self-Compassion: An
Alternative Conceptualization of a
Healthy Attitude Toward Oneself. Self
and Identity, 2(2), 85–101.
https://doi.org/10.1080/15298860309032
Neff, K. D. (2011). Self-compassion: The
proven power of being kind to yourself.
New York: Harper Collins.
Neff, K. D., Kirkpatrick, K. L., & Rude, S. S.
(2007). Self-compassion and adaptive
psychological functioning. Journal of
Research in Personality, 41(1), 139–154.
https://doi.org/10.1016/j.jrp.2006.03.004
Neff, K. D., & Knox, M. C. (2017). Self-
Compassion. In Encyclopedia of
Personality and Individual Differences
(pp. 1–8). https://doi.org/10.1007/978-3-
319-28099-8_1159-1
Neff, K. D., & McGehee, P. (2010). Self-
compassion and Psychological Resilience
Among Adolescents and Young Adults.
Self and Identity, 9(3), 225–240.
https://doi.org/10.1080/152988609029793
07
Nurhayati, T. (2015). Perkembangan perilaku
psikososial pada masa pubertas.
EDUEKSOS: Jurnal Pendidikan Sosial
Dan Ekonomi, 4(1).
https://doi.org/10.24235/edueksos.v4i1.64
9
Pepping, C. A., Davis, P. J., O’Donovan, A., &
Pal, J. (2015). Individual Differences in
Self-Compassion: The Role of
Attachment and Experiences of Parenting
in Childhood. Self and Identity, 14(1),
104–117.
https://doi.org/10.1080/15298868.2014.95
5050
Santrock, J. W. (2007). Perkembangan anak
(11th ed.). Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. (2011). Life Span Development
(5th ed.). Jakarta: Erlangga.
Yarnell, L. M., & Neff, K. D. (2013). Self-
compassion, Interpersonal Conflict
Resolutions, and Well-being. Self and
Identity, 12(2), 146–159.
https://doi.org/10.1080/15298868.2011.64
9545

Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling 8(2) Desember 2019

Anda mungkin juga menyukai