Anda di halaman 1dari 5

I.

PENDAHULUAN

II. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
Alat yang digunakan adalah alat tulis, program SPSS tipe 16.00, pisau, gunting,
penggaris, meteran, karton putih, dry and wet thermometer, busur, kamera digital,
buku morfologi tanaman dan buku taksonomi tumbuhan biji (Spermatophyta)
karangan Prof. Ir. Gembong Tjitrosoepomo dan kamera.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 11 kultivar tanaman salak
yaitu: G1 = Salak mangga, G2 = Salak aren, G3 = Salak nangka, G4 = Salak
pandan, G5= Salak pepaya, G6 = Salak penjalin, G7 = Salak kerbau, G8 = Salak
apel, G9 = Salak manggis, G10 = Salak senase, G11 = Salak air.
III. CARA KERJA
1. Menentukan STO (Satuan Taksonomi Operasional)
Pengumpulan spesies sampel dilakukan dengan survei eksploratif, dari setiap STO
(Satuan Taksonomi Operasional) dipilih ciri dari setiap tumbuhan sebanyak 37
ciri. Pelabelan dilakukan untuk menandai 11 kultivar tanaman salak yang akan
diamati dengan tujuan untuk memudahkan peneliti pada saat melakukan
pengamatan dan pengukuran.
2. Seleksi Sifat
Karakter-karakter yang dipilih dari setiap kultivar, ditentukan sebanyak 37
karakter yang berbeda. Selanjutnya hasil pengamatan setiap karakter tersebut
ditentukan scoring 1,2,3 dan seterusnya. Untuk karakter yang tidak terdapat pada
suatu Operasional Taxonomi Units diberi skoring nol. Kemudian hasil scoring
disusun dalam bentuk matriks.
Tabel 3.1 Hasil deskripsi morfologi pada masing-masing jenis adalah sebagai berikut:

Spesies
NO Karakter
G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 G11
1 Warna pupus
2 Warna permukaan
atas daun
3 Warna permukaan
bawah daun
4 Ketebalan lapisan
lilin permukaan
bawah daun
5 Warna pelepah
6 Panjang pelepah
7 Keliling
penampang lintang
pelepah
8 Persentase anak
daun yang
berkelompok
Jarak antar
kelompok anak
daun
10 Jumlah anak daun
11 Jarak antar anak
daun
12 Kekerasan daun
13 Bentuk pangkal
anak daun
14 Bentuk ujung anak
daun
15 Pelipatan tepi helai
16 Letak duri pada tepi
helai daun
17 Panjang helai anak
daun
18 Lebar helai anak
daun
1 Warna duri pada
pelepah
20 Ketajaman duri
21 Kekerasan duri
22 Duri mudah lepas
23 Bentuk duri
24 Kedudukan duri
pada pelepah
25 Jumlah duri pada
pelepah
26 Kerapatan duri
27 Panjang duri
28 Warna seludang
bunga
2 Bentuk seludang
bunga
30 Jumlah tandan
bunga perseludang
31 Warna mahkota
bunga
32 Jumlah buah
pertandan
33 Warna kulit buah
matang
34 Bentuk buah
35 Warna daging buah
36 Rasa daging buah
37 Tekstur daging
buah

3. Pengukuran kemiripan (Pearson Correlation)


Pengukuran kemiripan antara Satuan Taksonomi Operasional yang
diperbandingkan bertujuan untuk menentukan hubungan kekerabatan antara
kultivar salak dengan menggunakan persamaan:

Keterangan:
r jk = koefisien korelasi antara STOj dan STOk
X ij = nilai sifat ke i pada STOj
X j = nilai rata-rata dari semua sifat STOj
X ik = nilai sifat ke i pada STOj
X k = nilai rata-rata dari semua sifat STOk
n = jumlah sifat yang dipakai
Selanjutnya hasil pengukuran kemiripan disusun dalam sebuah matriks.
4. Pengelompokan (Clustering)
Pengelompokan atau clustering dengan menggunakan metode Average lingkage,
Unweighted Pair Group Method with Arithmetic Averages (UPGMA) atau
Between group lingkage. Hasil pengelompokkan kemudian dapat digambarkan
sebagai sebuah dendogram taksonomi secara hirarki. Berdasarkan dendogram ini,
dapat dibuat kunci identifikasi salak yang dikoleksi. Membuat dendogram,
menurut Meitri (2014: 9-12) langkah-Iangkahnya adalah sebagai berikut:
1) Lakukan entri data sesuai dengan hasil tabel pengamatan
2) Lakukan transformasi atau standarisasi data tersebut. Klik menu analyze -
Descriptives Statistics- Descriptives. Masukkan seluruh variabel instrument
penilai, yaitu variabel ciri-ciri yang diamati (dalam hal ini variabel spesies
tidak dimasukkan karena data bertipe string kemudian berikan centang pada
"save standardized values asvaribels". Kemudian klik Ok.
3) Sehingga muncul output deskriftif statistic. Kemudiiin pada data view akan
teriihat juga hasil dari perhitungan z-score dan hasil z-score inilah yang akan
dipakai sebagai dasar analisis cluster.
4) Selanjutnya klik menu Analyze - Classify - Hierarchical cluster kemudian
masukkan seluruh variabel yang telah distandardkan tadi (z-score) ke dalam
kotak variable(s). pada bagian Label Cases by isi dengan variable spesies
sedangkan untuk bagian cluster pilih cases pada bagian display pilih
keduanya yaitu statistics dan plots.
5) Kemudian klik button Statistics, berikan centang pada Agglomeration
Schedule dan Proximity matrix. Untuk menampilkan jaral: antar variable,
pada bagian Cluster Membership klik pada pilihan Range of Solutions lalu
isi dengan 2 pada From dan 4 pada Through (berarti nantinya akan
ditampiikan susunan 2, 3, dan 4 cluster). Kemudian tekan tombol Continue
untuk kembali ke menu utama.
6) Kemudian klik button plots. Aktifkan pilihan Dend ogram kemudian pada
bagian Icicle pilih None. Selanjutnya klik Continue untuk kembali ke menu
utama.
7) Kemudian klik button Method. Pada bagian Cluster Method pilih Between
groups linkage. Pada Measure pilih Square Uuiidean distance dan pada
Transform Values pilih Z-score. Lalu tekan tombol Continue untuk
kembali ke menu utama. Dari tampilan menu utama, tekan tombol OK.
Dendrogram using Complete Linkage

Gambar 3.1 Contoh Skema Dendogram


(Sumber: Wijayanti, dkk., 2015: 613)
HASIL DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai