Anda di halaman 1dari 25

PETUNJUK PRAKTIKUM

GENETIKA TUMBUHAN

Disusun Oleh :

TIM PENGAMPU MATA KULIAH


GENETIKA TUMBUHAN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN DAN BIOTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2016
ACARA I
PENGAMATAN PERILAKU KROMOSOM

A. TUJUAN
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui perilaku kromosom pada
pembelahan mitosis

B. LANDASAN TEORI
Setiap sel berasal dari sel sebelumnya. Proses yang menyangkut
terbentuknya sel-sel anak baru dari sel induknya disebut pembelahan sel. Pada sel-
sel jaringan tubuh (sel somatis), suatu sel induk akan membelah menjadi dua sel
anak yang komponen-komponennya sama dan identik dengan sel induk.
Peristiwa pembelahan sel somatis semacam ini dikenal sebagai mitosis. Hal yang
sangat penting diketahui dalam peristiwa ini adalah terjadinya replikasi kromosom
homolog (pembawa informasi genetik) pada sel induk dan pada replikasi tersebut
kromosom akan terbagi dua dan sama persis ke sel-sel anaknya. Pada saat
kromosom aktif membelah inilah kromosom akan relatif mudah diamati.
Pada hewan dan tanaman tingkat tinggi, satu siklus sel membutuhkan waktu
antara 18 - 24 jam. Siklus ini terdiri atas: (1) periode pra-sintesa DNA (G l) 10
jam, (2) periode sintesa DNA (S) 9 jam, (3) periode pasca-sintesa DNA (G2)
4 jam, dan (4) periode mitosis (M) + 1 jam.
Mitosis sendiri terbagi menjadi beberapa phase yaitu: (1) Prophase, (2)
Metaphase, (3) Anaphase, dan (4) Telophase.

Gambar 1. Bagan satu siklus sel lengkap, termasuk mitosis

1
Akar bawang merah (Alium ascalonicum) merupakan bagian tanaman
standar yang banyak digunakan pada praktikum sitogenetika yang melibatkan
pengamatan mitosis. Komposisi dinding sel bawang merah tersusun atas lapisan
senyawa-senyawa yang mudah ditembus oleh larutan fiksatif dan pewarna. Oleh
karena itu, kromosom pada sel ujung akar bawang merah yang sedang aktif
membelah relatif mudah diamati dengan metode flksasi dan pewarnaan yang
sederhana. Namun demikian, tanaman jenis lain atau bagian vegetatif selain akar
perlu juga dicoba sebagai bahan perbandingan.

C. BAHAN DAN ALAT


Bahan yang digunakan meliputi: akar bawang merah, larutan 0,002 M
hidroxichinolin, larutan 45% CH3COOH, larutan HCl dan larutan aceto orcein/ carmin.
Alat yang digunakan antara lain : kaca preparat, cover glass, beker glass, penangas
air, pembakar bunsen, mikroskop dan jarum.

D. PROSEDUR KERJA
1. Pilih umbi bawang merah yang bagus dan sehat dan dikecambahkan di
air sampai muncul akar.
2. Cuci akar bawang merah dengan air sampai bersih.
3. Potong ujung akar bawang merah sepanjang 1 cm dan masukkan ke
dalam larutan 0,002 M Hydroxychinolin, simpan di ruang gelap dengan suhu
20 C selama 1 jam.
4. Fiksasi ujung akar bawang merah dilakukan dengan menggunakan larutan
45 % CH3COOH selama 10 menit.
5. Maserasi bahan dengan campuran larutan HCl dan CH3COOH dengan
perbandingan 3 : 1 pada suhu 60 C selama 3 menit.
6. Ambil 1 mm bagian ujung akar bawang merah dan diletakkan di atas gelas
preparat.
7. Lakukan pewarnaan dengan aseto orcein atau aseto carmin (larutan
staining).
8. Tutup dengan gelas penutup ( cover glass ) dan hancurkan ujung akar
bawang merah dengan cara ditekan.
9. Lewatkan di atas nyala api bunsen.
10. Amati preparat di bawah mikroskop.

2
a. Cari dan amatilah fase fase dalam mitosis pada preparat yang dibuat.
b. Hitunglah fase manakah yang jumlahnya paling banyak.
c. Gambarlah fase fase yang ada pada preparat yang dibuat.
d. Catat perbesaran yang digunakan.

E. Analisis Data Pelaporan


Gambar hasil pengamatan disajikan mengikuti format seperti tabel 1 dan
dilengkapi keterangan. Fase pembelahan sel yang diamati ditentukan
berdasarkan ciri-ciri perilaku kromosom yang berhasil diamati. Penentuan fase
pembelahan harus didukung dengan pustaka acuan yang tepat.
Tabel 1. Hasil pengamatan mitosis
Gambar Keterangan
1..........................
2..........................
Fase
3..........................
4..........................
1..........................
2..........................
Fase
3..........................
4..........................

DAFTAR PUSTAKA
Crowder, L.V. 1986. Genetika Tumbuhan. Gajah Mada University Press :
Yogyakarta.

Suryo. 1984. Genetika Strata 1. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta

Sticberger, Monroe. W. 1985. Genetics. Macmillan Publishing Company New York.

Yatim, Wildan. 1983. Genetika. Penerbit Tarsito: Bandung.

3
ACARA II
TEORI KEMUNGKINAN

A. TUJUAN
Tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui dan berlatih menggunakan uji
X2 dan dapat menggunakannya kembali untuk persilangan yang sesungguhnya.

B. LANDASAN TEORI
Terbentuknya individu hasil perkawinan yang dapat dilihat dalam wujud
fenotip, pada dasamya hanya merupakan kemungkinan-kemungkinan pertemuan
gamet jantan dan gamet betina. Keturunan hasil suatu perkawinan atau
persilangan tidak dapat dipastikan begitu saja, melainkan hanya diduga
berdasarkan peluang yang ada. Sehubungan dengan itu, peranan teori
kemungkinan sangat penting dalani mempelajari genetika.
Evaluasi hipotesis genetik memerlukan suatu uji yang dapat mengubah
deviasi-deviasi dan nilai-nilai yang diharapkan menjadi probabilitas dari
ketidaksamaan demikian yang terjadi oleh peluang. Uji ini harus pula
memperhatikan besarnya sampel dan jumlah peubah (derajat bebas). Uji ini
dikenal sebagai uji X2 (Chi Square Test).
Penggunaan teori kemungkinan dan uji X2 dengan tingkat kepercayaan
tertentu akan diperagakan secara sederhana dengan melihat hasil pelemparan
uang logam, dengan harapan praktikan dapat berlatih menggunakan uji X2 dan
dapat menggunakannya lagi untuk hasil persilangan yang sesungguhnya.

C. BAHAN DAN ALAT


Bahan yang digunakan adalah mata uang logam dan lembar pengamatan.
Alat yang digunakan meliputi: uang logam, kalkulator dan alat tulis.

D. PROSEDUR KERJA
1. Satu keping mata uang logam dilempar ke atas, lalu dicatat hasilnya (angka
atau gambar). Pelemparan dilakukan 50x dan 100x. Analisis hasilnya dengan
uji X2.
2. Lakukan hal yang sama untuk kasus 2 keping uang logam yang dilempar
sekaligus serta kasus 3 keping uang logam yang dilempar sekaligus.

4
3. Semua data dicatat pada lembar pengamatan yang akan disediakan pada
saat pelaksanaan praktikum, sedangkan hasil analisis dapat ditulis pada
lembar yang tersedia dalam diktat ini.

E. ANALISIS DATA PELAPORAN


Uji X2 digunakan untuk menganalisis data hasil praktikum. Uji X2 yang dilakukan
disajikan pada tabel 3, tabel 4 dan tabel 5. Jika nilai X2 hitung lebih besar dari nilai X2
tabel maka hasil pengujian tidak signifikan (pengujian tidak sesuai dengan
perbandingan). Jika nilai X2 hitung lebih kecil dari nilai X2 tabel maka hasil pengujian
signifikan (pengujian sesuai dengan perbandingan). Hasil Uji X2 dibahas dengan
didukung oleh pustaka acuan yang tepat.
Tabel 3. Uji X2 menggunakan 1 keping uang logam
Karakterisrik yang diamati
A G Jumlah total
Observasi (O)
Harapan (E)
(0-E-)2
(0-E-)2
E
X2

Tabel 4. Uji X2 menggunakan 2 keping uang logam


Karakterisrik yang diamati
AA AG GG Jumlah total
Observasi (O)
Harapan (E)
(0-E)2
(0-E)2
E
X2

5
Tabel 5. Uji X2 menggunakan 3 keping uang logam
Karakterisrik yang diamati
AAA AAG AGG GGG Jumlah total
Observasi (O)
Harapan (E)
(0-E)2
(0-E)2
E
X2

DAFTAR PUSTAKA
Crowder, L.V. 1986. Genetika Tumbuhan. Gajah Mada University Press :
Yogyakarta.

Suryo. 1984. Genetika Strata 1. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta

Sticberger, Monroe. W. 1985. Genetics. Macmillan Publishing Company New York.

Yatim, Wildan. 1983. Genetika. Penerbit Tarsito: Bandung.

6
ACARA III
PERSILANGAN MONOHIBRID

A. TUJUAN
Membuktikan Hukum Mendel I pada persilangan monohibrid.

B. LANDASAN TEORI
Persilangan monohibrid adalah persilangan sederhana yang hanya
memperhatikan satu sifat atau tanda beda. Percobaan ini akan diujikan dengan
maksud untuk raembuktikan Hukum Mendel I. Pada kasus dominan penuh,
keturunan yang di dapat pada F 1 akan menunjukkan perbandingan fenotip
dominan dan resesif 3:1 atau perbandingan genotip 1:2:1. Analisa dengan uji X 2
hanya dilakukan untuk perbandingan fenotipnya. Persilangan ini bersifat
resiprokal, artinya penggunaan individu jantan dan betina dengan satu tanda beda
tertentu dapat sesuka hati tanpa ada pengaruhnya dalam rasio fenotip generasi
kedua (F2).

C. BAHAN DAN ALAT


Bahan yang digunakan meliputi: biji kedelai, media tanam (tanah) dan
lembar pengamatan. Alat yang digunakan antara lain: seedbox, kaca petridish dan
alat tulis

D. PROSEDUR KERJA
1. Tanam biji populasi P1, P2, F1 dan F2 pada seedbox berisi tanah
2. Biarkan biji kedelai tumbuh dan berkecambah
3. Amati warna batang yang muncul (putih atau ungu)
4. Tabulasikan warna batang biji

E. ANALISIS DATA PELAPORAN


Data hasil pengamatan ditabulasikan seperti pada tabel 6. Pembuktian
hukum Mendel I diilakukan dengan melakukan pengujian data hasil pengamatan
mengggunakan Uji X2 pada populasi F2. Jika nilai X2 hitung lebih besar dari nilai X2
tabel maka hasil pengujian tidak signifikan (pengujian tidak sesuai dengan
perbandingan). Jika nilai X2 hitung lebih kecil dari nilai X2 tabel maka hasil pengujian

7
signifikan (pengujian sesuai dengan perbandingan). Hasil Uji X2 dibahas dengan
didukung oleh pustaka acuan yang tepat.
Tabel 6. Data hasil pengamatan warna batang kedelai.
Pengamatan ke - Teua P1 Tetua P2 Keturunan F 1 Keturunan F2

Jumlah Total

Uji X2 pada keturunan F2.


Tabel 7. Uji X2 hasil pengamatan warna batang kedelai
Karakterisrik yang diamati
Ungu Hijau Jumlah total
Observasi (O)
Harapan (E)
(0-E-)2
(0-E-)2
E
X2

DAFTAR PUSTAKA
Crowder, L.V. 1986. Genetika Tumbuhan. Gajah Mada University Press :
Yogyakarta.

Suryo. 1984. Genetika Strata 1. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta

Sticberger, Monroe. W. 1985. Genetics. Macmillan Publishing Company New York.

Yatim, Wildan. 1983. Genetika. Penerbit Tarsito: Bandung.

8
ACARA IV
PERSILANGAN DIHIBRID

A. TUJUAN
Membuktikan Hukum Mendel II pada persilangan dihibrid.

B. LANDASAN TEORI
Persilangan dihibrida merupakan perkawinan dua individu dengan dua
tanda beda. Persilangan ini dapat rnembuktikan kebenaran hukum Mendel II yaitu
bahwa gen-gen yang terletak pada kromosom yang berlainan akan bersegreagasi
secara bebas dan menghasilkan empat macam fenotip dengan perbandingan
9:3:3:1. Kenyataannya, seringkali terjadi penyimpangan atau hasil yang jauh dari
harapan yang disebabkan oleh beberapa hal seperti adanya interaksi gen (akan
dibahas pada acara berikutnya), dan adanya gen yang bersifat homozigot letal.
Praktikum persilangan dihibrid menggunakan lalat buah (Drosophilla
melanogaster ), karena siklus hidup lalat buah yang sangat pendek yaitu sekitar
10 hingga 15 hari tergantung besarnya suhu lingkungan. Semakin tinggi
temperatur lingkungan semakin pendek siklus yang dapat dicapai, namun suhu
di atas 30C yang terus-menerus dapat mengakibatkan sterilnya lalat buah
tersebut, bahkan dapat berakibat kematian. Fase perkembangan lalat buah
disajikan pada tabel 7.
Tabel 7. Perkembangan Lalat Drosophilla melanogaster
Jam Hari Tahap Perkembangan
0 0 Peletakan telur
0-22 0-1 Embryo
22 1 Menetas (instar I)
47 2 Pergantian kulit I / molting (instar II)
70 3 Pergantian kulit 11 (instar III)
118 5 Pembentukan puparium
122 5 Pergantian kulit prepupal (instar IV)
130 5.5 Pupa (penampakan kepala, sayap, kaki)
167 7 Pigmentasi mata
214 9 Imago keluar dari pupa dengan sayap terlipat
215 9 Sayap merentang sampai bentuk dewasa.

9
Lalat buah normal (tipe liar) adalah lalat buah yang ditemukan di alam
yang memiliki fenotip dengan karakteristik yang telah ditentukan, diantaranya
badan kelabu, warna mata merah, dan sayap lurus panjang. Variasi fenotip
muncul akibat adanya perbedaan pada satu hingga tiga gen, misalnya warna
mata putih, sayap vestigial, tubuh ebony, dan banyak lagi variasi lainnya.
Tiap tipe mutan lalat Drosophila diberi simbol tertentu, misahiya simbol w
untuk mutan mata putih, e untuk mutan tubuh ebony/hitam, vg untuk mutan
sayap tereduksi, dan sebagainya. Lalat normal biasanya diberi simbol +.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk membedakan kelamin
jantan dan betina pada lalat Drosophila. Dilihat dari ukuran tubuhnya, Drosophila
betina biasanya sedikit lebih besar dibandingkan dengan jantannya. Abdomen
posterior betina berakhir lancip dan memiliki segmen garis hitam tipis yang relatif
sama pada dorsalnya dari tengah hingga ujung, sedangkan abdomen posterior
jantan berujung tumpul dan segmen garis hitam di bagian ujungnya jauh lebih
besar dan warna hitamnya lebih pekat dibandingkan segmen garis hitam di
atasnya. Hal mi mengakibatkan ujung ventral abdomen jantan terlihat berpigmen,
sedangkan yang betina tidak nampak berpigmen. Gambar anatomi lalat Drosophila
melanogaster ditunjukkan pada gambar 3 dan gambar 4.

Male Female
Gambar 3. Drosophilla melanogaster. Tampak punggung. Ukuran tubuh jantan
dewasa lebih kecil dari betina, memiliki sisir sex pada lengan, serta
segmen hitam pada ujung abdomen lebih besar disbanding
betinanya. Perhatikan, pola abdomen antara lalat jantan dan betina
tampak berbeda.

10
Gambar 4. Venral view of abdomen.

C. BAHAN DAN ALAT


Bahan yang digunakan meliputi: lalat Drosophila melanogaster , media lalat,
plastik bening, chlorofom, kapas dan lembar pengamatan. Alat yang digunakan
antara lain: botol bening, cawan petridis dan alat tulis.

D. PROSEDUR KERJA
1. Pilihlah 10-20 pasang lalat Drosophila dengan dua tanda beda tertentu
untuk dikawinkan.
2. Setelah nampak terbentuk pupa (6-7 hari setelah dikawinkan), semua
induk persilangan harus dibuang sebelum pupa-pupa tersebut menjadi
imago.
3. Lakukan pengamatan pada keturunan pertamanya (Fi). Apabila terdapat
lebih dari satu macam fenotip, persilangan ini tidak dapat diteruskan
hingga F 1 karena hasil! seperti ini menunjukkan bahwa betina yang
digunakan ada yang tidak virgin.

E. ANALISIS DATA PELAPORAN


Data hasil pengamatan ditabulasikan seperti pada tabel 7. Pembuktian
hukum Mendel I diilakukan dengan melakukan pengujian data hasil pengamatan
mengggunakan Uji X2 pada populasi F2. Jika nilai X2 hitung lebih besar dari nilai X2
tabel maka hasil pengujian tidak signifikan (pengujian tidak sesuai dengan
perbandingan). Jika nilai X2 hitung lebih kecil dari nilai X2 tabel maka hasil pengujian
signifikan (pengujian sesuai dengan perbandingan). Hasil Uji X2 dibahas dengan
didukung oleh pustaka acuan yang tepat.

11
Tabel 8. Data pengamatan lalat buah
Pengamatan ke - Keturunan FI Keturunan F2

Jumlah Total

Uji X2 pada keturunan F2.


Tabel 9. Uji X2 hasil pengamatan lalat buah
Karakterisrik yang diamati
Jumlah total
Observasi (O)
Harapan (E)
(0-E)2
(0-E)2
E
X2

DAFTAR PUSTAKA
Crowder, L.V. 1986. Genetika Tumbuhan. Gajah Mada University Press :
Yogyakarta.

Suryo. 1984. Genetika Strata 1. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta

Sticberger, Monroe. W. 1985. Genetics. Macmillan Publishing Company New York.

Yatim, Wildan. 1983. Genetika. Penerbit Tarsito: Bandung.

12
ACARA V
PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL

A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum kali ini yaitu agar praktikan dapat mengetahui
penyimpangan hukum Mendel.

B. LANDASAN TEORI
Beberapa cara penurunan sifat tidak mengikuti Hukum Mendel II dengan
rasio klasik F2 9:3:3:1, akan tetapi kedua pasang gen ini akan mengadakan
interaksi (kerjasama) yang menghasilkan fenotip baru, atau adapula terjadi
penutupan ekspresi oleh pasangan gen lain yang disebut epistasis.
Terdapat macam-macam epistasis:
a. Epistasis dominan (perbandingan 12:3:1)
b. Epistasis resesif/modifying gen (perbandingan 9:3:4)
c. Epistasis dominan resesif/Inhibiting gen (perbandingan 13:3)
d. Epistasis dominan duplikat/polimeri (perbandingan 15:1)
e. Epistasis resesif duplikat Complementary factor (perbandingan 9 : 7)
f. Gen duplikat dengan efek kumulatif (perbandingan 9 : 6 : 1).

C. BAHAN DAN ALAT


Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini meliputi: kantong plastik
dan kancing warna. Alat yang digunakan antara lain: lembar pengamatan dan
alat tulis.

D. PROSEDUR KERJA
1. Ambil satu kantong plastik berisi kancing warna, keraudian kocok
hinggahomogen.
2. Ambillah satu butir kancing, catat hasilnya.
3. Pengambilan kancing dilakukan 90x dan 160x, kemudian dicatat pada lembar
pengamatan yang akan disediakan pada saat praktikum.
4. Data dianalisa dengan uji X2.
5. Cantumkan kode kantong di bagian atas.

13
E. ANALISIS DATA PELAPORAN
Pembuktian penyimpangan hukum Mendel diilakukan dengan melakukan
pengujian data hasil pengamatan mengggunakan Uji X 2 pada populasi F2 (tabel
8). Jika nilai X2 hitung lebih besar dari nilai X2 tabel maka hasil pengujian tidak
signifikan (pengujian tidak sesuai dengan perbandingan). Jika nilai X2 hitung lebih
kecil dari nilai X2 tabel maka hasil pengujian signifikan (pengujian sesuai dengan
perbandingan). Hasil Uji X2 dibahas dengan didukung oleh pustaka acuan yang
tepat.
Tabel 10. Uji X2 pembuktian penyimpangan hukum Mendel (untuk E. dominan
resesif, E. dominan duplikat, E. resesif duplikat)
Karakteristik yang diamati
Jumlah total
Observasi (O)
Harapan (E)
(0-E-)2
(0-E-)2
E
X2

Tabel 11. Uji X2 pembuktian penyimpangan hukum Mendel (untuk E. dominan, E.


resesif, dan gen duplikat dengan efek kumulatif)
Karakterisrik yang diamati
Jumlah total
Observasi (O)
Harapan (E)
(0-E)2
(0-E)2
E
X2

DAFTAR PUSTAKA
Crowder, L.V. 1986. Genetika Tumbuhan. Gajah Mada University Press :
Yogyakarta.

Suryo. 1984. Genetika Strata 1. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta

Sticberger, Monroe. W. 1985. Genetics. Macmillan Publishing Company New York.

Yatim, Wildan. 1983. Genetika. Penerbit Tarsito: Bandung.

14
ACARA VI
PENGHITUNGAN FREKUENSI ALELE, FREKUENSI GENOTIP,
PENGUKURAN SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF

A. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk menghitung frekuensi alele dan frekuensi
genotip; membuktikan hukum Hardy-Weinberg, serta mengukur sifat-sifat
kualitatif dan kuantitatif.

B. LANDASAN TEORI
Populasi Mendel terdiri dari satu kelompok individu yang berkembang
biak secara seksual dan bersilang / berpasangan secara acak. Populasi Mendel
mewariskan alelnya dari satu generasi ke generasi berikutnya menurut hukum
segregasi atau pemisahan dan pengelompokkan bebas dari Mendel. Populasi
dapat pula didefmisikan sebagai kumpulan individu yang membentuk suatu
lungkang gen (gene pool).
Lungkang gen adalah total seluruh gen yang ada dalam garnet dari suatu
pupolasi tertentu. Individu-individu dalam populasi dapat keluar dan masuk,
tetapi gen-gennya tetap ada sepanjang waktu. Gen-gen diatur kembali dari
generasi ke generasi karena pemisahan dan pengelompokkan bebas dan pindah
silang antara kromosom homolog. Kadang-kadang gen-gen dapat berubah karena
mutasi. Frekuensi alele dapat ditentukan berdasarkan jumlali genotip yang berada
dalam populasi.
Jika individu-individu dalam populasi mengadakan persilangan secara
acak dan beberapa asumsi dipenuhi, maka frekuensi alel dalam populasi akan
tetap dalam keseimbangan yang stabil, yaitu tidak berubah dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Tiap garnet yang berbeda akan terbentuk sebanding dengan
frekuensi masing-masing alelnya dan frekuensi tiap tipe zigot akan sama dengan
hasil kali dari frekuensi gamet-gametnya. Keadaan demikian disebut
keseimbangan Hardy - Weinberg. Asumsi-asumsi dalam keseimbangan Hardy -
Weinberg adalah: perkawinan secara rambang, tidak ada seleksi, tidak ada
migrasi, tidak ada mutasi, tidak ada penghanyutan genetik rambang, dan meiosis
normal.

15
Kebanyakan sifat tanaman yang agroekonomis penting dikendalikan oleh
poligen, yaitu sejumlah gen yang terletak pada lokus yang berbeda, pengaruhnya
kecil-kecil tetapi serupa dan kumulatif Sifat tanaman demikian peka terhadap
lingkungan, akibatnya sulit raembuat klasifikasi yang tegas dari hasil
segregasinya, karena variasinya kontinyu dari ekstrim kecil sampai ekstrim besar,
pengamatannya diperlukan pengukuran-pengukuran.
Praktikum ini bertujuan untuk menghitung frekuensi alel dan frekuensi
genotip; membuktikan hukum Hardy - Weinberg, serta mengukur sifat-sifat
kualitatif dan kuantitatif.

C. BAHAN DAN ALAT


Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini meliputi: kantong plastik
berisi biji kedelai, kantong plastik yang berisi kancing warna, kantong plastik
berisi kacang tanah dan lembar pengamatan. Alat yang digunakan antara lain:
neraca (timbangan elektrik), kalkulator dan alat tulis.

D. PROSEDUR KERJA
Percobaan 1.
Misal suatu populasi yang sudah dalani keadaan seimbang, tersusun dari
individu-individu dengan warna merah (GG), putih (gg), dan merah muda (Gg).
1. Ambil secara acak sebanyak 200 individu
2. Catat warna individu yang terpilih
3. Hitung frekuensi genotip dan frekuensi alel G dan alel g
Percobaan 2.
Siapkan 2 kantong yang sama ukurannya
1. Isilah setiap kantong dengan 2 macam wama kancing baju dengan
perbandingan seperti hasil perhitungan point 1. Kedua kantong isinya
sama banyak.
2. Ambil secara acak kancing dari setiap kantong dan catat warna keduanya
3. Pengambilan diulang sebanyak 100x
4. Hitung frekuensi genotip dan frekuensi alelenya
5. Data dimasukkan dalam label yang tersedia
6. Dianalisis dengan X2

16
Percobaan 3.
Pengamatan karakter kuantitatif dan kualitatif menggunakan kacang tanah:
1. Ambil individu secara acak dari populasi kacang tanah yang tersedia dan
timbanglah.
2. Ulangi pekerjaan tersebut sebanyak 100 kali
3. Amati warna dan bobotnya, dan buatlah grafiknya

E. ANALISIS DATA PELAPORAN


Analisis data Percobaan 1 dan Percobaan 2 dilakukan mengikuti rumus-
rumus penghitungan dibawah ini.
Hitam (GG) :x
Merah muda (Gg) :y
Kuning (gg) :z
Frekuensi Alele p+q=1
p2 + 2pq + q2 = 1 p=1q
p+q =1 = 1 B = ????
jumlah gg = z Frekuensi genotip
z a. PP = (p)2 x 100%
maka: q2 =
200 b. 2pq = 2(p)(q) x 100%
z c. qq = (q)2 x 100%
q= AB
200 = ???

Data hasil pengamatan dianalisis mengggunakan Uji X 2. Tabel uji X2


disajikan pada tabel 9. Jika nilai X2 hitung lebih besar dari nilai X2 tabel maka hasil
pengujian tidak signifikan (pengujian tidak sesuai dengan perbandingan). Jika nilai
X2 hitung lebih kecil dari nilai X2 tabel maka hasil pengujian signifikan (pengujian
sesuai dengan perbandingan). Hasil Uji X2 dibahas dengan didukung oleh pustaka
acuan yang tepat.

17
Tabel 12. Uji X2
GG Gg gg
Observasi (O)
Harapan (E)
(0-E)2
(0-E)2
E
X2

Data percobaan ditabulasikan seperti pada tabel 10. Berdasarkan data


yang ada dibentuk grafik (gambar 6). Bahas hasil pengamatan dengan didukung
pustaka acuan.
Tabel 13. Bobot kacang tanah (g)
X Berat1 Berat2 Berat3 Berat4 Berat5 Berat6 Berat7

Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7

J
u
m
l
a
h

Berat (gr)

Gambar 6. Grafik bobot dan jumlah kacang tanah.

18
DAFTAR PUSTAKA
Crowder, L.V. 1986. Genetika Tumbuhan. Gajah Mada University Press :
Yogyakarta.

Suryo. 1984. Genetika Strata 1. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta

Sticberger, Monroe. W. 1985. Genetics. Macmillan Publishing Company New York.

Yatim, Wildan. 1983. Genetika. Penerbit Tarsito: Bandung.

19
Lampiran 1. Format sampul depan cover buffalo.
LAPORAN PRAKTIKUM
GENETIKA TUMBUHAN
(Huruf Times New Roman, bold, font 14, 1 spasi)

Semester:
Ganjil 2015

Oleh :
(Nama)
(NIM/ Rombongan)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN DAN BIOTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2016

20
Lampiran 2. Format sampul depan acara praktikum.
LAPORAN PRAKTIKUM
GENETIKA TUMBUHAN
(Huruf Times New Roman, bold, font 14, 1 spasi)

ACARA I
PENGAMATAN PERILAKU KROMOSOM
(Huruf Times New Roman, font 12, 1 spasi)

Semester:
Ganjil 2015

Oleh :
(Nama)
(NIM/ Rombongan)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN DAN BIOTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2016

21
Lampiran 3. Sistematika laporan praktikum

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. METODE PRAKTIKUM
A. Bahan dan Alat (Dibuat 1 Paragraf)
B. Prosedur Kerja (Kalimat Pasif)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan (mengacu pada tujuan)
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
(Min. 5 sumber pustaka)
LAMPIRAN (Lampiran/ Acc pakai kertas HVS A4)

Catatan :
Aturan spasi, margin, penomoran dan lain sebagainya
mengikuti Buku Pedoman PKL dan Skripsi.

22
Lampiran 4. Sistematika susunan laporan (1 Bendel Acara I Acara VI)

A. Hard Cover (Kertas Buffalo warna hijau tua)


B. Soft Cover (Kertas HVS A4)
C. Lembar Pengesahan
D. DAFTAR ISI
E. DAFTAR LAMPIRAN
F. Lembar Laporan (Laporan Acara I Acara VI sesuai Format di Lampiran 2)
G. BIODATA PENULIS (Disertai dengan FOTO)

23
Lampiran 3. Format Lembar Pengesahan

LAPORAN PRAKTIKUM 1 Spasi


MATA KULIAH GENETIKA TUMBUHAN

6 Spasi

Oleh:
(Nama) 1 Spasi
(NIM/ Rombongan)

Diterima dan disetujui 1 Spasi


Tanggal: ......................

6 Spasi

Asisten Praktikum,

5 Spasi

....................................
1 Spasi
NIM. ..........................

24

Anda mungkin juga menyukai