Anda di halaman 1dari 20

PEWARNAAN BAKTERI SECARA GRAM DAN PENGUKURAN SEL

BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM
Untuk memenuhi tugas matakuliah Mikrobiologi yang diampu oleh
Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok 2 / Offering A
1. Anas Bagaskara Witanto (220341602833)
2. Delima Najmah Nur Istiqlal (220341603613)
3. Messy Cipta Handayani (220341610909)
4. Naufal Sulthan Rafi (220341610020)
5. Rizkha Nur Fitriani (220341604342)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
S1 PENDIDIKAN BIOLOGI / BIOLOGI
September 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................... i


A. Topik ............................................................................................................ 1
B. Tanggal ......................................................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 1
D. Dasar Teori .................................................................................................. 1
E. Alat dan Bahan ............................................................................................ 3
F. Prosedur Kerja ............................................................................................ 5
G. Data .............................................................................................................. 6
H. Analisis Data ................................................................................................ 7
I. Pembahasan ................................................................................................. 7
J. Kesimpulan .................................................................................................. 10
K. Diskusi .......................................................................................................... 11
L. Daftar Rujukan ........................................................................................... 12
LAMPIRAN ........................................................................................................ 13

i
A. Topik
Pewarnaan secara Gram dan Pengukuran Sel Bakteri
B. Tanggal
Kamis, 07 September 2023
C. Tujuan
1. Untuk memperoleh pemahaman tahapan pewarnaan sel bakteri secara Gram.
2. Untuk menentukan sifat Gram dari bakteri yang diperiksa.
3. Untuk menentukan bentuk sel bakteri.
4. Untuk mengukur sel bakteri.
D. Dasar Teori
Bakteri merupakan mikroorganisme yang memiliki daya sebar sangat
luas di alam. Tingkat daya sebar yang tinggi disebabkan oleh kemampuan
bakteri untuk hidup dan beradaptasi di berbagai tempat serta mampu
menguraikan senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana.
Bakteri memiliki berbagai bentuk yaitu, basil, coccus, dan spiral. (Bulele, et
al., 2019). Bakteri dapat hidup berkoloni maupun soliter dan memperbanyak
diri dengan membelah diri. Sel bakteri tumbuh dan berkembang menyesuaikan
dengan suasana alami bakteri tersebut, meskipun dilakukan dalam
laboratorium. Penanaman bakteri di laboratorium perlu memperhatikan
beberapa hal diantaranya, penyiapan media pertumbuhan, nutrisi, dan faktor
pertumbuhan bakteri yang harus dipenuhi, pH dan suhu yang optimal, serta
adanya zat penghambat (Boleng, 2015).
Pewarnaan secara gram pada bakteri bertujuan untuk mempermudah
melihat bakteri secara mikroskopik, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri,
melihat struktur bagian dalam seperti dinding sel dan vakuola, dan
menghasilkan sifat-sifat fisika serta kimia yang khas dari bakteri dengan zat
warna (Bulele, et al., 2019). Pewarnaan gram pada koloni yang tumbuh di
media dengan pengecatan gram menunjukkan bahwa beberapa bakteri dapat
menahan zat warna ungu (kristal violet) meskipun telah di dekolorisasi dengan
alkohol atau aseton (Putri, et al., 2018). Reaksi dari pewarnaan secara gram
pada bakteri menghasilkan dua jenis, yaitu bakteri gram positif dan gram
negatif. Bakteri yang memberi warna ungu disebut bakteri gram positif
sedangkan bakteri yang berwarna merah karena tidak dapat menahan zat warna

1
setelah di dekolorisasi dengan alkohol disebut dengan bakteri gram negatif
(Rahmatullah, et al., 2021).
Dalam pewarnaan gram yang menjadi peran utama adalah dinding sel.
Fungsi dari dinding sel pada sel bakteri sendiri adalah sebagai pemberi bentuk
sel dan sebagai dukungan struktural. Pada bakteri gram positif, struktur dinding
sel nya memiliki ketebalan sekitra 15-80 nm dengan sedikit kandungan lemak
(1-4%). Bakteri gram positif mempunyai peptidoglikan lebih banyak pada
dinding selnya sehingga dapat mempertahankan zat pewarna kristal violet
namun tidak maksimal dalam menyerap pewarna safranin. Bakteri gram
negatif dinding selnya memiliki peptidoglikan lebih tipis sekitar 10-15 nm
dengan kandungan lemak lebih besar (11-24%). Dinding sel pada bakteri gram
negatif memiliki kemampuan penyerapan yang maksimal pada zat pewarna
safranin sehigga akan terlihat berwarna merah jika diamati dibawah mikroskop
cahaya (Jiwintarum, et al., 2016).
E. Alat dan Bahan
Alat:
1. Mikroskop
2. Kaca benda
3. Mangkuk pewarna
4. Kawat penyangga
5. Pipet
6. Pinset
7. Lampu spiritus
8. Botol penyemprot
9. Mikrometer okuler (occuler micrometer)
10. Mikrometer meja (stage micrometer)
Bahan:
1. Aquades steril
2. Biakan murni bakteri umur 2×24 jam
3. Larutan Ammonium Oksalat Kristal Violet
4. Kertas penghisap
5. Korek api

2
6. Alkohol 95%
7. Lisol
8. Sabun cuci
9. Larutan Safranin
10. Larutan Iodium
11. Sediaan bakteri yang telah diwarnai
12. Kertas penghisap
13. Alkohol 70%
14. Sabun cuci
15. Lap.
F. Prosedur Kerja
1. Pewarnaan bakteri secara gram
Disediakan kaca benda yang bersih, lalu dilewatkan di atas nyala api
spiritus.

Diteteskan setetes aquades steril di atas kaca benda tersebut.

Diambil inokulum bakteri yang akan diperiksa secara aseptik, lalu


diletakkan di atas tetesan aquades itu. Kemudian diratakan perlahan-
perlahan dan ditunggu sampai mengering.

Dilakukan fiksasi dengan cara melewatkan sediaan tersebut di atas nyala


api lampu spiritus dengan cepat.

Diletakkan sediaan di atas kawat penyangga yang berada di atas


mangkuk pewarna. Lalu diteteskan larutan Ammonia Oksalat Kristal
Violet di atas sediaan tersebut. Ditunggu selama 1 menit.

Dibuang kelebihan zat warna tersebut ke dalam mangkuk dan dibilas


sediaan dengan air kran.

Diteteskan larutan iodium di atas sediaan, lalu ditunggu selama 2 menit.

3
Dibuang kelebihan larutan iodium ke dalam mangkuk lalu bilaslah
dengan air kran.

Diteteskan alkohol 95% di atas sediaan, lalu dibiarkan selama 1 menit.

Dibuang sisa alkohol ke dalam mangkuk dan dibilas sediaan dengan air
kran.

Diteteskan larutan safranin di atas sediaan, lalu dibiarkan selama 30


detik.

Dibuang kelebihan larutan safranin ke dalam mangkuk, lalu dibilas


dengan air kran.

Dikeringkan sediaan dengan hati-hati dengan kertas penghisap, lalu


diperiksa di bawah mikroskop

2. Menera Mikrometer Okuler


Dipasang mikrometer okuler pada bagian mikroskop yang biasanya
dipakai sebagai tempat lensa okuler.

Dipasang mikrometer meja pada meja benda pada mikroskop.

Diatur posisi garis skala mikrometer okuler dan mikrometer meja


sehingga titik nol kedua mikrometer ini berada pada satu garis lurus.

Diamati garis skala keberapakah dari mikrometer okuler yang berada


pada satu garis dengan skala mikrometer meja (selain titik nol).

Diperhatikan gambar diatas. Garis skala ke 40 dari mikrometer okuler


berada pada satu garis lurus dngan garis skala 0,1 dari mikrometer meja.
Harga satuannya ialah millimeter (mm).

4
3. Mengukur Sel Bakteri
Dilepaskan mikrometer meja dari meja benda mikroskop, kemudian
dipasang sediaan bakteri yang telah diwarnai pada tempat tersebut.

Diatur posisi sel-sel bakteri sehingga berada pada bidang skala


mikrometer okuler. Hal ini dapat dilakukan dengan memutar
mikrometer okuler.

Diukur panjang sel atau diameter sel dalam millimeter, berdasarkan


harga tiap skala mikrometer okuler yang telah ditera. Pengukuran
dilakukan pada sel-sel dari masing-masing koloni yang diperiksa.
Dipilih 3 sel pada tiap preparat untuk diukur, lalu dihitung reratanya.
Bakteri yang berbentuk kokus hanya diukur diameter selnya saja,
sedang bakteri yang berbentuk basil dikur panjang dan diameter
selnya.

G. Data
Tabel 1. Pewarnaan Bakteri secara Gram dan Pengukuran Sel Bakteri

No. Bentuk Warna Sifat Ukuran Gambar


Koloni Sel
1. Strepto Merah Gram U1=P1=5 µm
basil Negatif L1=2,5 µm
U2=P2=5 µm
L2=2,5 µm
U3=P3=5 µm
L3=2,5 µm
Rerata P=5
µm
Rerata L=2,5
µm

5
2. Strepto Merah Gram U1=P1=5 µm
basil Negatif L1=2,5 µm
U2=P2=7,5
µm
L2=2,5
µm
U3=P3=5 µm
L3=2,5
µm
Rerata P=5,8
µm
Rerata L=2,5
µm

H. Analisis Data
Praktikum pewarnaan gram gram bakteri dilakukan dengan
pengambilan 2 koloni bakteri yang berbeda kemudian diwarnai menggunakan
larutan Amonium Oksalat Kristal Violet, Alkohol 95%, Larutan Safranin, dan
Larutan Iodium. Pewarnaan dimulai dengan pemberian larutan amonium
oksalat kristal violet serta ditunggu selama 1 menit, kemudian dibuang lebihan
zat warna dan dibilas dengan air. Setelah diberi larutan amonium oksalat kristal
violet, dilanjutkan dengan pemberian larutan iodium dan didiamkan selama 2
menit, kemudian dilakukan hal yang sama yaitu dibuang lebihan zat warna
serta dibilas menggunakan air. Setelah pemberian dua larutan diatas, dilakukan
pencucian dengan menggunakan alkohol 95% dan ditunggu selama 1 menit.
Setelah melakukan pencucian dan dibilas dengan air, bakteri yang ada pada
kaca benda diberi larutan safranin dan ditunggu selama 30 detik. Setelah 30
detik, bakteri dilewatkan di atas lampu spiritus dengan cepat hingga kaca benda
sedikit berwarna putih. Setiap selesai membilas kaca benda dengan air, sisa-
sisa air di kaca benda diserap menggunakan kertas serap atau tisu dengan hati-
hati. Proses ini dilakukan di kedua bakteri yang diambil untuk pewarnaan
gram. Pengukuran sel bakteri dilakukan dengan mengambil 3 bakteri yang

6
berbeda pada setiap koloni 1 dan koloni 2. Setelah diambil 3 bakteri tersebut
dihitung rerata panjang dan juga lebar dari setiap koloni.
Sifat bakteri pada koloni dapat terlihat dari warna yang dihasilkan oleh
bakteri. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kedua koloni yang digunakan
menghasilkan warna merah. Warna merah tersebut menunjukkan bahwa jenis
kedua bakteri tersebut tergolong bakteri gram negatif. Hasil pengamatan kedua
koloni bakteri tersebut juga menghasilkan bentuk sel yang sama yaitu
Streptobasil. Hasil pengamatan menunjukkan adanya perbedaan ukuran antara
koloni 1 dengan koloni 2. Pada koloni 1, didapatkan hasil rerata panjang bakteri
5 µm dan rerata lebar bakteri 2,5 µm. Sedangkan pada koloni 2, didapatkan
hasil rerata panjang bakteri 5,8 µm dan rerata lebar bakteri 2,5 µm.
I. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dengan topik “Pewarnaan Gram” yang
dilakukan untuk pengamatan dan pemahaman mengenai proses teknik
pewarnaan bakteri. Sampel bakteri yang digunakan berasal dari bakteri yang di
ambil di sekitar lingkungan gedung B25, dengan cara membiarkan media
Nutrient Agar (NA) pada cawan pantri terbuka selama kurang lebih 10 menit,
hal tersebut bertujuan agar bakteri dapat tertangkap pada cawan pantri. setelah
itu cawan yang telah berisi bakteri didiamkan selama 24 jam di dalam inkubator
agar tidak terjadi kontaminasi dan memperoleh biakan murni bakteri yang akan
diamati tanpa ada mikroba lainnya. setelah di isolasi selama 24 jam bakteri siap
diambil dan dilakukan proses pewarnaan gram. sampel bakteri. Pada
umumnya, bakteri bersifat mudah bereaksi dengan zat pewarna sederhana
sebab sitoplasma bakteri bersifat basofilik atau suka dengan susana basa,
dimana pada umumnya zat pewarna yang sering digunakan dalam pewarnaan
bakteri bersifat basa atau alkalin. Pewarnaan bakteri berfungsi untuk
mempermudah pengamatan bakteri dengan bantuan mikroskop, memperjelas
ukuran dan bentuk sel, melihat struktur luar dan dalam sel bakteri, dan
meningkatkan kontras antara bakteri dengan lingkungan sekitarnya (Virgianty
& Cindy., 2017).
Teknik pewarnaan bakteri di bagi menjadi empat jenis yaitu, pewarnaan
sederhana, pewarnaan differensial, pewarnaan struktural dan pewarnaan spora.

7
(Jiwantarum, et al., 2016). Namun pada praktikum kali ini jenis pewarnaan
yang digunakan adalah pewarnaan gram. Umumnya pewarnaan gram
merupakan teknik pewarnaan bakteri yang digunakan untuk mengidentifikasi
struktur bakteri seperti vakuola, dinding sel, serta untuk memperjelas bentuk
dan ukuran bakteri. pewarnaan gram termasuk dalam pewarnaan diferensial
karena membutuhkan lebih dari satu jenis zat pewarna.
Pada praktikum kali ini dilakukan pewarnaan pada kultur bakteri
menggunakan teknik pewarnaan gram dengan ammonium oksalat kristal violet,
alkohol 95%, safranin, dan iodium. Pewarnaan terbagi menjadi pewarnaan
primer dan sekunder. sebelum dilakukan proses pewarnaan pada sediaan,
sediaan di fiksasi terlebih dahulu. Fiksasi adalah langkah dasar di balik studi
patologi dan sangat penting untuk mencegah autolisis dan degradasi jaringan
serta komponen jaringan sehingga mereka dapat diamati baik secara anatomis
dan mikroskopis. (Howat, et al., 2014). Fiksasi itu sendiri dapat menimbulkan
artefak dalam sediaan agar tercipta efek protektif. (Musyarifah, et al., 2018).
Pada pewarnaan primer, bakteri yang telah di fiksasi diberikan zat pewarna
kristal violet. Pemberian larutan kristal violet dengan di diamkan selama 1
menit bertujuan untuk meberikan warna ungu pada sediaan sebagai pewarna
primer dan memberikan waktu untuk kristal violet mengikat pada dinding sel
sediaan yang akan diamati. (Agustine, et al., 2018). selanjutnya kelebihan zat
warna dibuang pada wadah penampung, kemudian dibilas dengan air kran
untuk melarutkan kelebihan zat pewarna. Setelah itu diberikan larutan iodium
pada preparat sediaan yang di diamkan selama 2 menit, agar terbentuk
persenyawaan kompleks dengan kristal violet. Penambahan larutan iodium
bertujuan supaya kristal violet ketika dilakukan pemucatan dengan alkohol
95% tidak larut seluruhnya dan tetap terikat pada dinding sel. (Marzuki, et al.,
2014). Setelah pemberian larutan iodium, jika ada kelebihasan zat pewarna
dibuang pada wadah, selanjutnya dilakukan pembilsanan dengan air keran.
Tahap selanjutnya yaitu pemucatan dengan menggunakan alkohol 95%
dan pembilasan dengan air kran. Pemucatan bertujuan untuk mengurangi
kepekatan warna yang diserap oleh dinding sel agar mudah saat melakukan
pengamatan bentuk bakteri dibawah mikroskop. tahap terakhir dalam

8
pewarnaan gram yaitu pemberian larutan safranin dan diamkan selama 30
detik. Safranin berfungsi sebagai pewarna sekunder atau pembanding untuk
memberikan warna merah pada sediaan mikroba. (Agustine, et al., 2018).
Bakteri memiliki beragam macam bentuk yaitu, coccus (berbentuk
bulat), bacillus (berbentuk batang), dan spirilium (berbentuk lengkung).
Bakteri dengan bentuk coccus dapat dibedakan lagi menjadi monococcus
(berbentuk coccus tunggal), diplococcus (berbentuk dua coccus), hingga
staphylococcus (bergerombol menyerupai buah anggur). bakteri dengan bentuk
bacillus dapat dibedakan menjadi diplobacillus (berdua), tripobacillus
(bertiga). sedangkan bakteri dengan bentuk spirilium hanya dapat dibagi
menjadi dua yaitu, setengah melengkung dan tidak melengkung (Bulele, et al.,
2019).
Dalam pewarnaan gram, bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri gram
positif dan gram negatif. (Wardiyah, 2017). Pada hasil akhir pewarnaan apabila
bakteri menunjukan warna ungu, maka bakteri tersebut tergolong dalam gram
positif. Hal tersebut karena bakteri jenis ini memiliki kandungan peptidoglikan
yang lebih tebal pada dinding sel sehingga mampu menyerap dan mengikat zat
warna kristal violet lebih kuat dan tidak mudah luntur ketika dilakukan
pemucatan (Riski, et al., 2017). sedangkan pada bakteri gram negatif akan
menunjukan warna merah pada hasil akhir pewarnaan, yang disebabkan oleh
peptidoglikan pada bakteri gram negatif lebih tipis pada dinding selnya
sehingga kemampuan dalam menyerap zat warna kristal violet lebih kecil. Pada
hasil akhir pewarnaan, bakteri gram negatif akan menyerap dan mengikat zat
pewarna safranin yang berwarna merah (Lande, et al., 2019)
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil dalam
proses pewarnaan gram pada sediaan sampel mikroba bahwa bakteri yang di
temukan pada media NA (Nutrient Agar) termasuk dalam bakteri gram negatif,
karena warna yang terlihat setelah dilakukan pewarnaan gram pada sediaan
mikroba pada koloni pertama menunjukan warna merah dengan bentuk
Streptobacillus. Warna merah yang diperoleh merupakan hasil penyerapan dan
pengikatan zat warna safranin oleh dinding sel bakteri yang tidak mampu
mempertahankan zat warna kristal violet lebih banyak sehingga mudah luntur

9
ketika proses pemucatan oleh alkohol 95%, sehingga ketika diamati pada
mikroskop akan terlihat berwarna merah (Jiwintarum, et al., 2016). Pada koloni
1 diperoleh rerata ukuran bakteri berkisar, Rerata P=5 µm dan Rerata L=2,5
µm. Pada koloni kedua, dalam penelitian ini diperoleh hasil yang hampir serupa
dengan koloni pertama, yaitu menunjukkan warna merah setelah dilakukan
proses pewarnaan gram dan memiliki bentuk Streprobacillus, namun dengan
rerata ukuran yang berbeda yaitu, Rerata P=5,8 µm dan Rerata L=2,5 µm.
J. Kesimpulan
1. Tahapan proses pewarnaan gram pada bakteri dimulai dengan melakukan
fiksasi pada sediaan sampel pada preparat dengan tujuan untuk mencegah
autolisis dan degradasi jaringan serta komponen jaringan sehingga mereka
dapat diamati baik secara anatomis dan mikroskopis. Tahap selanjutnya
yaitu pewarnaan primer dengan menggunakan larutan kristal violet selama
1 menit, kristal violet berfungsi untuk memberikan warna ungu, setelah itu
dibilas menggunakan air kran untuk membersihkan kelebihan zat pewarna.
Tahap ketiga yaitu dengan pemberian larutan iodium guna memperkuat
kristal violet menempel dan tidak mudah larut ketika dilakukan
pemucatan, setelah itu dilakukan pembilas dengan menggunakan air kran
untuk membersihkan kelebihan zat pewarnaan. Tahap keempat dilakukan
pemucatan dengan alkohol 95% selama 1 menit dan setelahnya dibilas
dengan air. selanjutnya tahap terakhir diberikan larutan safranin selama 30
detik, guna melihat hasil akhir pewarnaan gram, setelah 30 detik dibilas
dengan air kran dan dikeringkan dengan kertas serap sisa pewarnaanya.
Sediaan preparat bakteri siap untuk diamati menggunakan mikroskop.
2. Untuk menentukan sifat gram dari bakteri dapat dilihat dari reaksi atau
hasil akhir proses pewarnaan. Apabila hasil akhir menunjukan warna ungu,
bakteri tersebut memiliki sifat gram positif yang disebabkan karena
dinding selnya memiliki peptidoglikan yang tebal sehingga mampu
menyerap dan mengikat larutan kristal violet dengan kuat. Apabila
menunjukkan warna merah, bakteri tersebut memiliki sifat gram negatif
yang disebabkan peptidoglikan pada dinding selnya tipis karena menyerap
larutan safranin dan juga memiliki kemampuan menyerap kristal violet

10
yang rendah. hasil penelitian terhadap 2 koloni bakteri yang berbeda,
keduanya diperoleh sifat gram negatif.
3. Dalam menentukan bentuk bakteri dilakukan pengamatan langsung
menggunakan mikroskop setelah dilakukan proses pewarnaan. Bakteri
memiliki beragam macam bentuk yaitu, coccus (berbentuk bulat), bacillus
(berbentuk batang), dan spirilium (berbentuk lengkung). Bakteri dengan
bentuk coccus dapat dibedakan lagi menjadi monococcus (berbentuk
coccus tunggal), diplococcus (berbentuk dua coccus), hingga
staphylococcus (bergerombol menyerupai buah anggur). bakteri dengan
bentuk bacillus dapat dibedakan menjadi diplobacillus (berdua),
tripobacillus (bertiga). sedangkan bakteri dengan bentuk spirilium hanya
dapat dibagi menjadi dua yaitu, setengah melengkung dan tidak
melengkung. Hasil dari penelitian diperoleh kedua koloni yang diamati
memiliki bentuk streptobacillus (berbentuk basil yang bergandengan
memanjang berbentuk rantai.)
K. Diskusi
1. Mengapa terjadi perbedaan reaksi dan hasil pewarnaan antara bakteri gram
positif dan gram negatif? Jelaskan proses kimiawi yang terjadi dalam proses
pewarnaan gram!
Jawab:
Perbedaan reaksi dan hasil pewarnaan antara bakteri gram positif dan
gram negatif disebabkan oleh perbedaan struktur dinding sel. Dinding sel
gram positif mengandung lebih banyak peptidoglikan, sedangkan dinding
sel gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tipis dan lapisan
lipopolisakarida tambahan di luar peptidoglikan (Murray, et al., 2015).
Proses pewarnaan gram melibatkan beberapa tahap yang mencakup
pewarnaan dengan kristal violet, fiksasi dengan iodin, dekolorisasi dengan
alkohol dan pewarnaan dengan safranin. Dibawah ini penjelasan singkat
tentang proses kimiawi yang terjadi dalam pewarnaan gram:
1. Pewarnaan dengan kristal violet

11
Pada langkah pertama, sampel bakteri diwarnai dengan larutan kristal
violet. Kristal violet adalah pewarna berbasis gentian yang memiliki
afinitas untuk molekul peptidoglikan dalam dinding sel bakteri.
2. Fiksasi dengan Iodin
Setelah pewarnaan dengan kristal violet, larutan iodin ditambahkan
sebagai agen fiksasi. Iodin membantu mengikat kristal violet ke dinding
sel bakteri.
3. Dekolorisasi dengan alkohol
Tahap kunci yang membedakan antara gram positif dengan gram negatif
yaitu langkah dekolorisasi. Alkohol digunakan untuk menghilangkan
kristal violet dari sel bakteri. Ini terjadi karena dinding sel bakteri gram
positif memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tebal dan lebih padat,
sehingga alkohol tidak dapat menembusnya dengan mudah. Sebaliknya,
pada bakteri gram negatif dinding sel memiliki lapisan peptidoglikan
yang lebih tipis dan dilapisi oleh lipopolisakarida yang memungkinkan
alkohol untuk merusak dinding sel dan menghilangkan kristal violet
4. Pewarnaan dengan Safranin
Setelah dekolorisasi, sampel bakteri diwarnai kembali dengan safranin.
Safranin merupakan pewarna berbasis zat warna yang memberikan
warna merah muda atau merah kepada bakteri yang kehilangan kristal
violet pada tahap dekolorisasi
Hasil akhir dari proses pewarnaan ini adalah:
1. Bakteri Gram Positif: Bakteri ini akan tetap berwarna ungu atau biru
tua karen kristal violet tetap terikat pada dinding peptidoglikan yang
tebal.
2. Bakteri Gram Negatif: Bakteri ini akan berwarna merah muda atau
merah karena bakteri telah kehilangan kristal violet selama dekolorisasi
dan kemudian diwarnai kembali dengan safranin.
L. Daftar Rujukan
Agustine, L., Okfrianti, Y., & Jumiyati, J. 2018. Identifikasi total bakteri asam
laktat (BAL) pada yoghurt dengan variasi sukrosa dan susu skim.
Jurnal Dunia Gizi, 1(2), 79-83

12
Boleng, D. T. 2015. Konsep-Konsep Dasar Bakteriologi. Malang: UMM Press
Bulele, T., Rares, F. E., & Porotu'o, J. 2019. Identifikasi bakteri dengan
pewarnaan Gram pada penderita infeksi mata luar di rumah sakit mata
kota Manado. EBiomedik, 7(1).
Howat WJ, Wilson BA. Tissue fixation and the effect of molecular fixatives on
downstream staining procedures. Methods. Elsevier Inc.
2014;70(1):12–9.
Jiwintarum, Y., Prayuda, D. P., dan Rohmi. 2016. Buah Naga (Hylocereaus
polyrhizuz) Sebagai Pewarna Alami Untuk Pewarnaan Bakteri. .
Vol 10(2): 1726-1734. Jurnal Kesehatan Prima.
Lande, F. R., Widayat, W., dan Sastyarina, Y. 2019. Isolasi Bakteri Termofilik
dari Tanah Hutan Mangrove. Proceeding of Mulawarman
Pharmaceuticals Conference
Marzuki, I., Noor, A., Nafie, N. L., & Djide, M. N. 2014. Isolasi dan
identifikasi bakteri shimbion spons penghasil enzim amilase asal pantai
melawai balikpapan. dr. Aloei Saboe, 1(2), 11-18.
Murray, P. R., Rosenthal, K. S., &pfaller, M. A. 2015. Medical Microbiology
EBook. Elsevier Health Sciences, 1(2), 11-18.
Musyarifah, Z., & Agus, S. 2018. Proses fiksasi pada pemeriksaan
histopatologik. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(3), 443-453.
Putri, A. L., & Kusdiyantini, E. 2018. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam
Laktat dari Pangan Fermentasi Berbasis Ikan (Inasua) yang
Diperjualbelikan di Maluku-Indonesia. Jurnal Biologi Tropika, 1(2), 6-
12.
Rahmatullah, W., Novianti, E., & Sari, A. D. L. 2021. Identifikasi Bakteri
Udara Menggunakan Teknik Pewarnaan Gram. Jurnal Ilmu Kesehatan
Bhakti Setya Medika. Vol 6(2): 83-91.
Riski, K., Abrar, M., dan Fakhrurrazi. 2017. Isolasi Bakteri Staphylococcus
aureus Pada Ikan Asin Talang-talang (Scomberoides
commersonnianus) di Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner, 1(3): 366-374.

13
Virgianty, D. P., dan Cindy, L. 2017. Penggunaan Ekstrak Kombinasi Angkak
dan Daun Jati Sebagai Pewarna Penutup Pada Pewarnaan Gram. Jurnal
Kesehatan Bakti Tunas Husada, 17(1): 66-72

14
LAMPIRAN

Mengambil kaca benda, lalu Memanaskan jarum inokulasi untuk


dipanaskan diatas api spiritus mengambil setetes aquades steril ke
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2023) atas kaca benda
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2023)

Memanaskan ujung penutup aquades Pemberian alkohol 95% di atas


steril sebelum diambil sediaan, dibiarkan 1 menit
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2023) (Sumber : Dokumen Pribadi, 2023)

Buang sisa alkohol ke dalam Teteskan larutan safranin di atas


mangkuk, dan bilas dengan air kran sediaan, lalu tunggu 30 detik
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2023) (Sumber : Dokumen Pribadi, 2023)

15
Buang sisa zat warna ke dalam
mangkuk dan bilas sediaan dengan air Teteskan larutan iodin di atas sediaan,
kran lalu tunggu 2 menit
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2023) (Sumber : Dokumen Pribadi, 2023)

Buang kelebihan larutan iodi ke


Pemberian alkohol 95% di atas
dalam mangkuk, lalu bilas dengan air
sediaan, dibiarkan 1 menit
kran
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2023)
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2023)

Buang sisa alkohol ke dalam Teteskan larutan safranin di atas


mangkuk, dan bilas dengan air kran sediaan, lalu tunggu 30
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2023) (Sumber : Dokumen Pribadi, 2023)

16
Buang kelebihan larutan safranin ke Keringkan sediaan dengan tisu, lalu
mangkuk, lalu bilas dengan air kran periksa dengan mikroskop
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2023) (Sumber : Dokumen Pribadi, 2023)

17
18

Anda mungkin juga menyukai