BAB 1
PENDAHULUAN
urin. Inkontinensia urin dapat berupa pengeluaran urin yang terkadang hanya sangat
sedikit (beberapa tetes), sangat banyak, atau tidak terkendali (terjadi di luar
mungkin sifatnya hanya sementara, namun, jika kejadian ini timbul karena
IU ditemukan pada klien post TURP atau Trans Urethral Resection of the
Prostate saat kontrol pertama setelah pelepasan selang kateter. Menurut Bruchini,
aktivitas fisik, dan dikaitkan dengan tingkat kesehatan yang buruk, gangguan
hidup mereka (Dumoulini dan Smith 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Rani
BPH merupakan kondisi umum yang terjadi pada laki- laki sekitar usia 50
tahun, 50 % pada laki- laki usia 60 tahun dan 80% pada usia 80 tahun dan
Kusljic (2015) BPH terjadi terutama pada usia di atas 40 tahun. Kondisi tersebut
ditandai oleh pembentukan nodul besar pada kelenjar prostat yang dapat menekan
3
uretra dan menyebabkan obstruksi yang menyebabkan LUTS. LUTS terdiri dari
gejala obstruksi dan irigasi, yang secara signifikan dapat mempengaruhi kualitas
hidup laki- laki yang lebih tua. Menurut Smeltzer (2009) banyak klien dengan usia
ke dalam kandung kemih dan menyumbat aliran urine dengan menutupi orifisium
uretra.
al. (2006), TURP masih merupakan standar emas untuk mengelola BPH jinak
4
(2009), TURP adalah pengobatan pilihan untuk prostat, namun memiliki angka
Brunner 2013).
Menurut Smeltzer (2009), TURP merupakan prosedur yang paling umum dan
secara langsung melalui uretra ke dalam prostat, yang kemudian dapat dilihat
secara langsung. Kelenjar diangkat dalam irisan kecil dengan loop pemotong
listrik. Prosedur ini yang tidak memerlukan insisi, dan digunakan untuk kelenjar
dalam ukuran yang beragam dan ideal bagi klien yang mempunyai kelenjar kecil
Rassweiler (2006), tingkat striktur bervariasi dari 2,2 % menjadi 9,8%. Striktur
merupakan suatu kondisi dimana uretra menyempit akibat dari bekas luka pada
tekanan pada kandung kemih serta meningkatkan aktivitas otot destrusor untuk
buang air kecil (BAK) dan keinginan BAK yang lebih sering dan mendadak.
5
detrusor overactivity (DO). USI terjadi sebagai akibat luka pada mekanisme
peningkatan tekanan otot kandung kemih dengan penyimpanan urin yang bisa
mengakibatkan IU.
Inkontinensia awal dapat terjadi hingga 30-40% klien. IU setelah operasi BPH
biasanya terjadi yang dapat disebabkan karena gejala iritatif seperti penyembuhan
fossa atau ketidakstabilan otot kandung kemih akibat dari BPH yang lama
(Rassweiler, et all. 2006). Kandung kemih tidak akan terisi dan berkontraksiketika
kateter terpasang, karena itu, pada akhirnya kandung kemih akan kehilangan
tonusnya (atonia). Otot destrusor mungkin tidak dapat berkontraksi dan klien
tidak dapat mengeleminasi urinnya apabila hal ini terjadi dan kateter dilepas.
Sejalan dengan pulihnya klien dan dilepasnya selang drainase, klien menunjukkan
dengan cepat serta rasa seperti terbakar setelah kateter dilepas (Smeltzer 2009).
6
pada tipe IU dan faktor penyebabnya. IU dapat bersifat sementara atau reversibel,
setelah penyebab yang mendasari berhasil diatasi, pola urinasi klien akan kembali
tindakan bedah yang dapat dilakukan seperti perbaikan suspensi kandung kemih
dasar panggul dengan bantuan pulsa generator miniatur yang dilengkapi elektroda
intermitten obat yang diberikan adalah golongan obat spasmolitik saluran kemih
yang tidak lepas dari efek samping. Kateter intermiten dipasang selama 2 minggu
RSUD CAM Kota Bekasi). Pemasangan kateter memiliki efek samping yang
berupa pembengkakan pada uretra serta dapat menimbukan infeksi saluran kemih
serta mencegah terjadinya infeksi, Latihan penguatan otot dasar panggul dengan
kegel exercise dan Bridging exercise bisa menjadi salah satu intervensi
post TURP. Latihan ini menguatkan otot- otot dasar panggul yang akan
Latihan kegel digunakan untuk memperkuat otot pubococcygeal (PC) dan otot
diafragma pelvis lainnya. Bridging exercise biasa disebut pelvic bridging exercise
adalah latihan, baik untuk latihan penguatan stabilisasi pada glutei, hip dan
Porru, et al. (2001) menjelaskan dampak latihan dini kegel exercise setelah
berkemih dan penurunan episode inkontinen urin pasca TURP. Tibaek, et al.
(2007) mengevaluasi efek pengaruh latihan otot dasar pelvis sebelum pasien
peningkatan yang signifikan terhadap daya tahan otot dasar pelvis pasca TURP,
tidak ada perbedaan. Madjid, et al. (2011) membuktikan penurunan lama keluhan
dribbling pada klien yang patuh melakukan kegel exercise berhenti mulai hari ke-
13, sedangkan pada klien yang tidak patuh berhenti mulai hari ke-20,
patuhmelakukan kegel exercise dengan responden yang tidak patuh (p= 0,004; α=
0,05).
Hasil studi tentang kegel exercise pada beberapa penelitian sebelumnya masih
dilakukan pada ibu post partum dan latihan ini terus dikembangkan dan dilakukan
exercise diperoleh peningkatan kekuatan otot dasar panggul dengan nilai p=0,004
(p<0,05) pada inkontinensia urin tipe stres pasca partus normal. Penelitian yang
dilakukan oleh Palupi, et al. (2012) yaitu didapatkan nilai p-value sebesar 0,001
exercise dan electrical stimulation terhadap inkontinensia urin pada usia lanjut.
Latihan otot dasar panggul (PFMT) atau latihan kegel dengan atau tanpa
menit selama 6-8 detik dengan istirahat 6 detik setiap sesi dengan durasi 12
minggu tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan yang berarti bahwa kedua
metode ini sama- sama efektif untuk perbaikan Inkontinensia urin pada wanita
statistik (p= 0,02) yang dapat disimpulkan bahwa latihan kegel berbasis rumah,
incontinensia urine.
9
kegel exercise terhadap IU sudah banyak dilakukan dan menghasilkan output yang
signifikan, namun penelitian tentang penguatan otot dasar panggul dengan kegel
Maka dari itu peneliti menganggap perlu penelitian lebih lanjut untuk intervensi
keperawatan penguatan otot dasar panggul kombinasi antara kegel dan bridging
exercise pada pasien laki-laki paska oprasi TUR-P yang mengalami Incontinensia
Urin.
Gambar 1.1 Kajian Masalah Inkontinensia urin (IU), pada Klien Post TURP di
RSUD CAM Kota Bekasi.
10
vesika urinaria. Untuk dapat mengeluarkan urin, buli- buli harus berkontraksi
lebih kuat guna melawan tahanan itu. Kontraksi yang terus menerus ini
Perubahan struktur ini, oleh klien dirasakan sebagai keluhan pada saluran kemih
adanya aliran urin, dan ini memerlukan intervensi untuk membuka jalan keluarnya
urin. Menurut Rassweiler (2006), TURP masih merupakan standar emas untuk
ereksi.
detrusor overactivity (DO). USI terjadi sebagai akibat luka pada mekanisme
peningkatan tekanan otot kandung kemih dengan penyimpanan urin yang bisa
(Sjamsuhidajat 2010).
diteliti yaitu bagaimana efektifitas Latihan Pengutan Otot Dasar Panggul dengan kegel
exercise dan Bridging exercise Tererhadap inkontinensia urin pada Pasien post oprasi
Transurethral resection of the prostatectomi di RSUD CAM Kota Bekasi tahun 2023.
kegel exercise dan bridging exercise terhadap inkontinensia urin di RSUD CAM
Kota Bekasi.
pendidikan, pekerjaan dan Body mass index (BMI) pada pasien post
perlakuan
Bekasi
1.4.1 Teoritis
urologi yaitu tentang Latihan penguatan otot dasar panggul dengan kegel
13