Anda di halaman 1dari 5

Journal AUA Guideline Pedoman Pelaksanaan Pembesaran

Prostat di Indonesia

BPH merupakan penyakit yang didiagnosis BPH merupakan istilah histopatologis yaitu
melalui pemeriksaan histologi yang dengan adanya hiperplasia sel stroma dan
ditemukan adanya proliferasi dari jaringan sel epitel kelenjar prostat.
glandula, otot halus, dan zona transisi pada
prostat.

BPH sendiri sering terjadi pada pria usia BPH timbul pada dasarnya pada pria yang
lanjut dan risikonya meningkat seiring menginjak usia lanjut.
dengan peningkatan usia.

BPH dapat mengarah ke pembesaran Terdapat istilah Benign Prostatic


volume prostat (BPE) dan dapat Enlargement (BPE) yang merupakan istilah
menyebabkan penyumbatan pada saluran klinis bertambahnya volume prostat akibat
kemih (Benign Prostastic Obstruction/BPO) BPH. Diperkirakan hanya 50% dari kasus
yang dapat mengakibatkan terjadinya BPH yang berkembang menjadi BPE. Pada
penyumbatan pada leher kandung kemih kondisi tertentu, BPE dapat berkembang
(Bladder Outlet Obstruction/BOO). menjadi BPO dan sehingga menyebabkan
BOO.

Gejala pada saluran kemih bagian bawah Keluhan yang sering dirasakan oleh pasien
(LUTS) sering terjadi pada pasien yang BPH seringkali berupa lower urinary tract
memiliki penyakit BPH. symptoms (LUTS) yang terdiri dari gejala
penyumbatan (voiding symtoms), gejala
iritasi (storage symtoms), dan gejala pasca
berkemih. Gejala obstruksi atau
penyumbatan terdiri dari gejala terhadap
pancaran kemih yang lemah dan terputus
(intermitensi) serta merasa tidak puas
sehabis berkemih. Sedangkan gejala iritasi
meliputi peningkatan frekuensi berkemih,
urgensi, dan nokturia. Gejala pasca
berkemih meliputi urin yang menetes
(dribbling) hingga gejala paling beratnya
adalah retensi urin.

Tindakkan pembedahan direkomendasikan Tindakan pemebedahan dilakukan pada


kepada pasien yang memiliki insufiensi pasien BPH yang sudah menimbulkan
ginjal terhadap BPH, retensi refraksi urin komplikasi seperti:
terhadap BPH, infeksi saluran kemih yang ■ Retensi urin akut
berulang, batu kandung empedu yang ■ Gagal Trial Without Catheter
berulang atau hematuria akibat BPH, dan (TWOC)
atau dengan refraksi LUTS/BPH. Para ■ Infeksi saluran kemih berulang
klinisi tidak harus melakukan tindakkan ■ Hematuria makroskopik berulang
pembedahan hanya semata-mata untuk ■ Batu kandung kemih
melihat divertikulum kandung kemih yang ■ Penurunan fungsi ginjal yang
asimtomatis; bagaimanapun juga, evaluasi disebabkan oleh obstruksi akibat
timbulnya BOO harus dipertimbangkan. BPH
■ Perubahan patologis pada kandung
kemih dan saluran kemih bagian atas
Indikasi relatif lainnya apabila ada keluhan
sedang hingga berat dan tidak menunjukkan
adanya perbaikan setelah terapi non bedah
serta pasien menolak pemberian terapi
secara medikamentosa.

TURP harus dipertimbangkan sebagai TURP merupakan tindakkan baku emas


pilihan terapi untuk pria dengan pembedahan pada pasien BPH dengan
LUTS/BPH. volume prostat 30 – 80 ml. Namun, tidak
Terdapat penelitian yang memberikan hasil terdapat batas maksimal volume prostat
bagus dengan menggunakan terapi TURP untuk tindakkan ini, hal ini tergantung
pada prostat yang memiliki volume >60 ml. dengan pengalaman para klinisi, kecepatan
Para klinisi mungkin akan menggunakan reseksi, dan alat yang digunakkan.
pendekatan TURP monopolar atau bipolar
yang berdasarkan dari teknik yang ada.

Terdapat penelitian kohort yang B-TURP memiliki tingkat efektifitas yang


membandingkan antara M-TURP, B-TURP, sama dengan M-TURP dalam meningkatkan
dan 120W PVP selama 36 bulan skor IPSS-QoL dan Qmax.
memberikan perubahan terhadap skor
International Prostat (IPSS) dan IPPS-QoL.

Terdapat penelitian yang dilakukan bahwa Disfungsi ereksi merupakan salah satu
tingkat ejakulasi dan disfungsi ereksi komplikasi setelah TURP yang dialami
meningkat dengan terapi TURP (23%) hampir sebagian populasi. Terdapat
dibandingkan dengan menggunakan terapi penelitian yang dilakukan Taher dkk,
akuablasi (6%). insiden terjadinya disfungsi ereksi di RSCM
Jakarta sebanyak 14%.

Para klinis harus mempertimbangkan laser Terdapat 5 jenis energi yang dapat dipakai
holium enuleasi prostat (HoLEP) atau laser untuk terapi invasif BPH, yaitu: Nd:YAG,
tulium enukleasi prostat (ThuLEP), Holmium:YAG, KTP:YAG, Green Light
berdasarkan pada hasil pemeriksaan Laser, Thulium:YAG (TM:YAG), dan
sebelumnya sebagai pilihan ukuran prostat diode. Penggunaan terapi laser ini
pada penatalaksanaan LUTS/BPH. HoLEP dianjurkan terutama pada pasien-pasien
dan ThuLEP harus dipertimbangkan pada yang tidak dapat menghentikan konsumsi
pasien dengan risiko tinggi terjadinya terapi antikoagulan.
perdarahan, seperti pada pasien yang
mengonsumsi obat-obatan antikoagulasi.

Terapi uap air mungkin akan ditawarkan Kelenjar prostat akan mengalami koagulasi
pada pasien LUTS/BPH yang memiliki pada suhu 600 – 650 C dan mengalami
volume prostat <80 ml; bagaimanapun juga, vaporasi pada suhu yang lebih dari 1000C.
pasien harus diberikan edukasi mengenai
tingkat efikasi dan terapi ulang. Terapi ini
ditawarkan untuk pasien yang ingin fungsi
ereksi dan ejakulasinya masih tetap baik.
Dimana hasil dari terapi uap selama 3 tahun
menunjukkan adanya perbaikan terhadap
skor IPSS-QoL dan Qmax.

Transurethral Incision of the Prostate TUIP atau insisi leher kandung kemih
(TUIP) harus ditawarkan sebagai pilihan direkomendasikan pada prostat yang
terapi kepada pasien yang memiliki prostat ukurannya kecil (kurang dari 30 ml) dan
<30 ml pada tatalaksana LUTS/BPH. Para tidak terdapat pembesaran pada lobus
klinisi harus mempertimbangkan terapi medius prostatnya. TUIP mampu
Prostatic Urethral Lift (PUL) sebagai memperbaiki keluhan akibat BPH selain itu
pilihan terhadap pasien dengan volume juga meningkatkan skor Qmax meskipun
prosat <80 ml dan tidak memiliki tidak sebaik TURP.
penyumbatan pada lobus medius prostat.

TUMT mungkin akan ditawarkan pada Terapi termotermal kelenjar prosat adalah
pasien LUTS/BPH; bagaimanapun juga, dengan pemanasan >450C sehingga
pasien harus diberikan informasi bahwa menimbulkan kematian jaringan koagulasi
tingkat terjadinya pembedahan ulang akan prostat. Gelombang panas ini dihasilkan
lebih tinggi terjadi dibandingkan dengan dengan berbagai cara, seperti Transurethral
terapi TURP. TUNA tidak Microwave Thermotherapy (TUMT),
direkomendasikan untuk penatalaksanaan Transurethral Needle Ablation (TUNA),
LUTS/BPH. dan High Intensity Focused Ultrasound
(HIFU). Dimana apabila semakin tinggi
suhu di dalam jaringan prostat maka
semakin baik hasil klinis yang didapatkan
tetapi juga semakin banyak efek samping
yang ditimbulkan. Angka terapi ulang
TUMT (84,4% dalam 5 tahun) dan TUNA
(20 – 50% dalam 20 bulan).

Para klinisi harus mempertimbangkan Pembedahan terbuka dianjurkan pada pasien


pembedahan terbuka, laparoskopi atau yang memiliki volume prostat lebih dari 80
prostatektomi dengan alat robotik, yang ml. Prostatektomi terbuka adalah cara
berdasarkan dari pemeriksaan sebelumnya operasi yang paling invasid dengan tingkat
untuk pasien yang memiliki volume prostat morbiditas yang lebih besar. Komplikasi
yang besar. Secara alternatif, telah jangka panjang yang terjadi dapat berupa
dikembangkan terapi dengan pembedahan kontraktur leher kandung kemih dan striktur
postatektomi sederhana untuk volume uretra (6%) dan inkontinensia urin (10%).
prostat yang besar.

Tjahjodjati, Soebadi DM, Umbas R,


Purnomo BB, Widjanarko S, dkk. 2017.
Panduan Penatalaksanaan Klinis
Pemebesaran Prostat Jinak (Benign
Prostatic Hyperplasia/BPH) Edisi Ke 3.
Jakarta: Ikatan Ahli Urologi Indonesia
(IAUI).

Anda mungkin juga menyukai