Anda di halaman 1dari 10

Rangkuman 4.

2 Minggu 1 by Syifa
1. Memahami dan menjelaskan anatomi, histologi, dan fisiologi mata
Berdasarkan Lapisan, mata terdiri dari :

- Tunika fibrosa
Banyak jaringan ikat
A. Cornea
Lapisan terluar mata, avascular, pemberian nutrisi melalui aqueous humor dan air mata
B. Sclera
jaringan fibrosa yg kuat & tidak elastis mempertahankan bentuk bola mata & proteksi
bangunan-bangunan halus di bawahnya.

- Tunika vaskularis
Banyak terdapat otot dan pembuluh darah
A. Choroid – berlanjut menjadi 2 bagian
B. Corpus ciliaris
merupakan ekstensi choroid yang menebal serta membentuk suatu cincin muscular di sekitar
lensa dan berfungsi menyokong iris dan lensa serta mensekresi cairan yang disebut sebagai
aqueous humor
C. Iris
bagian berpigmen di mata diafragma yang dapat diatur ukurannya dan lubang yang dibentuk
oleh iris ini disebut sebagi pupil. Diameter dari pupil dikontrol oleh dua kontraktil dari iris
yakni pupillary constrictor dan pupillary dilator
m. dilatator pupillae (simpatis)
m. constrictor pupillae (parasimpatis)

- Tunika nervosa (Saraf saraf di posterior)


A. Retina
Lapisan luar → Lapisan pigmen • Memiliki pigmen yang sama dengan choroid • Bersifat
fagosit untuk sel mati dalam orbita • Untuk menyimpan vitamin A
B. N. opticus

Pelindung yang dilalui berkas cahaya menuju retina dan terdiri atas 5 lapis yaitu :
1) Epitel
2) Membran Bowman
3) Stroma
4) Membran Desemen
5) Endotel
Jaras penglihatan
Retina mendapatkan distribusi cahaya → Sel fotoreseptor retina yang akan
mengolah energi tersebut menjadi impuls saraf → Impuls saraf ini akan menuju ke sel
bipolar dan sel ganglion retina yang akson-aksonnya membentuk nervus optikus → Nervus
optikus meneruskan impuls saraf melewati area kiasma optikus, traktus optikus, korpus
genikulatum lateral, radiasi optik, dan korteks visual →Informasi akan sampai pada korteks
temporal inferior (Pengenalan objek) dan Korteks parietal posterior (lokalisasi objek).

2. Memahami dan menjelaskan definisi, etiologi, dan klasifikasi mata merah


a) Definisi
Mata merah disebabkan oleh pembengkakan atau melebarnya pembuluh darah di dasar
selaput putih (sklera) mata. Kondisi ini terjadi karena masuknya debu atau partikel asing ke
dalam mata, infeksi, alergi, cedera, paparan sinar matahari, atau kondisi mata yang kering.

b) Etiologi
• Konjungtivitis: virus, bakteri, atau alergi
• Blepharitis: infeksi stafilokokus
• Dacryocystitis : Staphylococcus aureus atau Streptococcus beta-hemolitik.
• Episkleritis: biasanya berasal dari autoimun
• Keratitis : bakteri, virus, jamur, atau
parasit.
• Glaukoma sudut sempit : penyempitan sudut ruang anterior yang
sudah ada sebelumnya. Pasien rabun jauh dan pasien yang lebih tua berisiko lebih tinggi bila
terjadi pembesaran lensa.
c) Klasifikasi

3. memahami dan menjelaskan patogenesis dan patofisiologi terjadinya mata merah


dengan dan tanpa penurunan visus
Paparan mikroorganisme > barier rusak > mikroorganisme berhasil masuk / pengeluaran
toksin > melekat pada sel barier > replikasi virus > menyebar, destruksi dan aktivasi respon
imun > inflamasi

Mata merah visus tetap: tidak melibatkan media refraksi (kornea, lensa, anterior dan
posterior chamber, vitreous body, retina).
Terpapar infeksi > Kornea avaskuler, maka pertahanan pada waktu peradangan, tidak dapat
segera ditangani seperti pada jaringan lainnya > sel-sel di stroma kornea mula-mula akan
bekerja sama sebagai makrofag > disusul dilatasi pembuluh darah yang ada di limbus A.
supraorbitalis > tampak sebagai injeksi pada kornea > terjadi infiltrasi dari sel-sel leukosit, sel-
sel polimorfonuklear > timbul infltrat/hipopion sel radang > tampak sebagai bercak kelabu,
keruh dan permukaan kornea menjadi tidak licin > defek media refraksi > bayangan tidak jatuh
tepat di retina > visus turun.

4. Memahami dan menjelaskan macam – macam penyakit dengan gejala mata merah
5. Menegakkan diagnosis dari skenario dan diagnosis banding
a) Diagnosis
Anamnesis
1. Keluhan yang dialami pasien
Buram, pengelihatan ganda, gangguan pengelihatan, nyeri, mata belekan, mata merah,
mata berpasir, fotofobia, fotosia, bengkak, gatal
Kenali red flag atau tanda bahaya (jika ditemukan segara rujuk dan tindak)
• Gangguan baru dirasakan dan menetap > 60 menit
• Mata nyeri sedang hingga berat
• Mata merah yang disertai dengan nyeri
• Fotofobia
• Trauma

2. Riwayat penyakit sekarang


• Onset
• Durasi
• Kronologi
• Progess
• Tingkat keparahan
• Lokasi
• Apakah pernah mengalami keluhan yang sama
• Apakah disertai keluhan lain
• Apakah sudah mencoba mengobati

3. Riwayat penyakit dahulu


DM, Hipertensi, Jantung, riwayat operasi, riwayat trauma pada mata

4. Riwayat penyakit keluarga

5. Riwayat sosial (kebiasaan aktivita fisik, merokok, alkohol dll)

6. Riwayat penggunaan obat

Pemeriksaan Fisik
a) Pemeriksaan ketajaman pengelihatan : menggunakan Visus (snellen chart)
b) Pemeriksaan tekanan bola mata
• Palpasi : menggunakan jari tangan.
• Tonometer Schiotz
Jika nilainya > 20mmHg dicurigai glaucoma dan > 25mmHg menderita glaucoma
c) Pemeriksaan segmen anterior: Palpebra, Konjungtiva, Sklera, Kornea, Bilik mata depan, Iris,
Pupil, Lensa.
d) Pemeriksaan Segmen Posterior (Funduskopi)
e) Tes konfrontasi
f) Pemeriksaan gerakan bola mata
g) Uji sensibilitas
h) Kornea : melihat apakah ada lesi di n. Ophtalmicus, pemeriksaan fluoresin
i) Pemeriksaan bilik mata depan (camera oculi anterior)
6. Mengidentifikasi tanda kedaruratan pada keluhan mata merah

7. Memahami dan menjelaskan tatalaksana dan pencegahan dari macam – macam penyakit
mata merah
8. Memahami dan menjelaskan ayat dan dalil terkait scenario

Anda mungkin juga menyukai