Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KELOMPOK 8

PEMANFAATAN OIF

Dosen Pengampu : Isman Efendi Limbong M.Pd.I

Di susun oleh :

1. Ganda Parulian Sinaga (2109020005)


2. M Arif Satria (2109020022)
3. Anggi Muammar Hanafi (2109020032)
4. Yogia Putra (2109020042)

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA

UTARA TA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat kesehatan dan
kesempatan untuk bisa menyelesaikan makalah kelompok dengan mata kuliah Islam dan
Iptek kali ini. Sholawat beriring salam marilah kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. Semoga kelak kita dapat berkumpul dan mendapatkan syafaat beliau di
hari kemudian kelak. Adapun judul makalah kami ini adalah “Pemanfaatan OIF”

Makalah ini kami susun bertujuan untuk menyelesaikan tugas makalah kami di mata
kuliah Islam dan Iptek yang dimana dosen pengampunya Bapak Isman Efendi Limbong
M.Pd.I. Didalam makalah ini terdapat penjelasan tentang Pemanfaatan OIF.

Sekian dari kami apabila ada kekurangan ataupun kesilapan kata yang kami buat di
makalah kami ini kami memohon maaf sebesar besarnya. Kalau ada kesalahan kami
menerima segala kritik ataupun saran untuk bisa membuat makalah kami ini lebih baik lagi
kedepannya.

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Warabarakatuh.

Hormat kami

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................2

A. Latar Belakang.....................................................................................................................2

B. Rumusan Masalah................................................................................................................3

C. Tujuan..................................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................4

A. Definisi Observatorium dan Sejarahnya..............................................................................4

B. Definisi dan Sejarah OIF UMSU.........................................................................................4

C. Aktifitas dan Pemanfaatan OIF UMSU...............................................................................7

D. Pencapaian dan Tantangan OIF UMSU...............................................................................8

BAB III PENUTUP......................................................................................................................9

A. Kesimpulan..........................................................................................................................9

B. Saran....................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................10

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia pengkajian ilmu falak syar’i (ilmu hisab) terbilang cukup


berkembang. Ulama yang pertama terkenal sebagai bapak metode hisab studi falak di
Indonesia adalah Syekh Taher Jalaluddin al-Azhari (1869 - 1957). Dalam lingkungan
Muhammadiyah, kajian ilmu falak syar’i dipelopori oleh KH. Ahmad Dahlan, Ahmad
Badawi, Sa’doeddin Djambek, dan Wardan Diponingrat (pelopor metode hisab hakiki
wujudul hilal). Sesudah mereka ini lahir pula generasi baru ahli falak Muhammadiyah
yang aktif di Majelis Tarjih PP Muhammadiyah, antara lain Oman Fathurohman,
Susiknan Azhari, Syamsul Anwar, Sriyatin Shodiq, Tono Saksono, Arwin Juli Butar-
butar dan lain-lain.

Dalam perjalanannya, Muhammadiyah telah berperan aktif dan kreatif dalam


mengembangkan ilmu falak di Indonesia dan dapat dikatakan sebagai pelopor
penggunaan hisab untuk penentuan bulan kamariah. Saat ini Muhammadiyah mulai
mengembangkan lebih jauh lagi dalam persoalan astronomi yaitu membangun
observatorium sebagai pusat pengamatan benda-benda langit. Muhammadiyah sadar
bahwa ilmu falak jauh lebih luas dari sekedar mempelajari posisi geometris benda langit.
Kajian ilmu falak yang lebih dominan bersifat spekulasi ini ingin diperkuat oleh
Muhammadiyah dengan eksperimen ilmiah.

Menyadari pentingnya hal tersebut beberapa perguruan tinggi Muhammadiyah


mendirikan lembaga astronomi lengkap dengan bangunan observatorium. Observatorium
merupakan kontribusi orisinal peradaban Islam yang paling membanggakan. Sebab
observatorium sendiri adalah puncak pengetahuan, ide, dan gagasan dalam astronomi.
Secara garis besar, ada tiga fungsi observatorium di dunia Islam, yaitu : pusat pengkajian
langit, institusi sains, dan sarana penentuan ibadah.

2
Karena itulah, keberadaan observatorium Muhammadiyah ini pada dasarnya
adalah apresiasi terhadap sains dan teknologi yang merupakan bagian dari peradaban dan
peribadatan. Sebagai institusi ilmiah kehadiran observatorium merupakan tuntutan sosial
masyarakat muslim. Setidaknya, dua perguruan tinggi Muhammadiyah yang telah
memiliki bangunan observatorium adalah  Observatorium Ilmu Falak (OIF) yang
berada di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Medan, dan Pusat
Studi Astronomi (PASTRON) yang berada di Universitas Ahmad Dahlan (UAD),
Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah

1. Apa Definisi dan Sejarah Observatorium ?


2. Apa dan Bagaimana Sejarah OIF UMSU ?
3. Apa dan Bagaimana Pemanfaatan OIF UMSU?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Definisi dan Sejarah Observatorium.


2. Untuk mengetahui Sejarah didirikannya OIF UMSU.
3. Untuk mengetahui apa saja manfaat OIF UMSU.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Observatorium dan Sejarahnya

Dalam bahasa Arab, Observatorium disebut ‘al-marshad (jamak : al-marashad),


sedangkan dalam bahasa inggris disebut ‘Observatory’. Marshad berasal dari kata ar-rashd.
Dalam Lisan al-`Arab disebutkan bahwa rashd bermakna yarqub atau taraqqub, yaitu
menjaga atau mengawasi. Sementara itu dalam Maqayis al-lughah disebutkan bahwa kata
rashd berasal dari satu kata (ra-shad-dal), yang bermakna “at-tahayyu` liriqbah syai` `ala
maslakihi” (mempersiapkan sesuatu untuk mengantisipasi didalam perjalanan). Sedangkan
marshad atau al-marshad bermakna mauqi` ar-rashd atau maudhi` ar-rashd, yaitu tempat
menjaga atau tempat mengawasi. Dari makna literer ini dapat disimpulkan bahwa rashd
berarti observasi, sedangkan marshad berarti tempat observasi atau observatorium. Secara
Terminologis, Observatorium adalah bangunan tempat dimana dilakukan pengamatan
benda-benda langit. Pengamatan tersebut tertata, terdata, dan tercatat. Observatorium sangat
identik dengan instrumen-instrumen benda-benda langit yang beragam, disamping lokasi
tempat beradanya yang strategis.

Dari definisi observatorium diatas baik secara etimologis maupun terminologis tampak
bahwa esensi observatorium adalah pengamatan. Dalam konteks zaman lampau, pengamatan
merupakan hal penting karena berkaitan dengan keseharian manusia. Orang-orang zaman
dahulu memiliki kebiasaan melakukan perjalanan, baik siang maupun malam hari untuk
Tujuan tertentu. Dengan Tujuan itulah mereka terbiasa membaca dan memahami gerak, posisi
benda langit dan segenap fenomenanya di cakrawala sebagai pertanda dan pedoman didalam
perjalanan, yang tanpa kita sadari aktifitas tersebut menjadi unsur penting bagi lahirnya
Lembaga observatorium astronomi. Sejarah mencatat bahwa orang-orang Yunani adalah yang
pertama kali melakukan observasi planet-planet (bintang-bintang) dengan menggunakan
instrumen astronomi (Observatorium Iskandariah yang berdiri pada abad 13 SM), hanya saja
kegiatan dan peralatan yang digunakan pada saat itu tidak diketahui secara jelas yang
disebabkan tidak adanya catatan, dokumen, dan peninggalan bangunan fisik observatorium
tersebut.
B. Definisi dan Sejarah OIF UMSU

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) adalah salah satu universitas


swasta di Indonesia yang mendirikan Observatorium Muhammadiyah. Hal ini diawali dari
4
tidak banyaknya ahli yang mumpuni di bidang Ilmu Falak yang mampu berkiprah di tingkat
lokal, nasional maupun internasional. Dan juga cukup berdampak pada masyarakat yang
dimana mereka belum mengerti esensi penentuan waktu ibadah, khususnya penentuan puasa
dan hari raya. Selain itu Ilmu Falak dalam ibadah umat Islam sangat signifikan seperti
penentuan waktu-waktu salat, arah kiblat, gerhana, awal bulan, penanggalan, dan lain-lain.
Menyadari fakta diatas, UMSU melakukan percepatan kemajuan di bidang Ilmu Falak
dengan membangun pengkaderan, pelatihan, dan Penelitian pada bidang ini secara
professional dan simultan, dimana dengan hal ini dapat melahirkan sumber daya manusia
berkualitas, memiliki keunggulan teknikal, dan siap menjawab berbagai pertanyaan
masyarakat seputar Ilmu Falak.
Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF UMSU)
adalah Lembaga di UMSU yang bergerak di bidang ilmu falak (astronomi). Observatorium
Ilmu Falak (OIF) didirikan tahun 2014 berdasarkan SK Rektor UMSU Dr. Agussani, MAP
nomor 1060/KEP/II.3-AU/UMSU/D/2014, dan selanjutnya 09 Jumadil Tsani 1436 H (30
Maret 2015 M) diresmikan oleh Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat
Muhammadiyah Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, MA). Pada Konvensi Nasional Indonesia
Berkemajuan (KNIB) di Yogyakarta, 23 Mei 2016 M, OIF kembali diresmikan oleh Presiden
RI Joko Widodo yang ditandai dengan penandatanganan prasasti.

Bangunan OIF UMSU terletak di lantai 7 Kampus Pascasarjana Universitas


Muhammadiyah Sumatera Utara (Jl. Denai No. 217 Medan, Sumatera Utara, Indonesia). Saat
ini, di OIF UMSU terdapat tujuh ruangan, yaitu: ruang planetarium flat, ruang diskusi, ruang
kepala, kantor, gudang, ruang instrumen/perpustakaan, dan taman. Bangunan ini semakin
lengkap dan indah dengan adanya dua kubah observatorium berjendela yang di dalamnya
terdapat instrumen-instrumen astronomi terutama teleskop. Kubah observatorium ini
dinamakan dengan kubah Ahmad Dahlan I dan Kubah Ahmad Dahlan II.

Selain itu, OIF UMSU memiliki ratusan instrumen astronomi, baik instrumen-
instrumen klasik maupun modern. Instrumen-instrumen modern digunakan untuk
kepentingan khususnya terkait penentuan waktu dan posisi ibadah seperti menentukan waktu
salat, menentukan arah kiblat, menentukan awal bulan, dan menentukan kapan dan di mana
terjadinya gerhana Matahari. Sementara itu alat-alat astronomi klasik digunakan lebih sebagai
khazanah sejarah, di mana alat-alat ini betapapun sederhana namun ia menjadi cikal-bakal
munculnya alat-alat modern hari ini. bisa dikatakan UMSU merupakan satu-satunya
perguruan tinggi swasta di Indonesia yang memiliki fasilitas observasi terlengkap mengenai
5
astronomi seperti pengamatan tentang gerhana, hilal dan juga penentuan kiblat.

6
C. Aktifitas dan Pemanfaatan OIF UMSU

Aktifitas OIF adalah penelitian, edukasi, dan khidmat kepada masyarakat dalam bidang
Ilmu Falak (Astronomi Islam. OIF memiliki visi menjadi pusat pengkaderan, penelitian,
pemikiran dan pengkajian Ilmu Falak yang memadukan khazanah Islam dan sains modern dan
misi menyelenggarakan program pelatihan, pengkajian, dan penyuluhan Falak di lingkungan
kampus dan di lingkungan masyarakat. Sementara itu motto OIF adalah “Memotret Semesta
Demi Iman Dan Peradaban”. Dan sejauh ini OIF bergerak dengan filosofi ini, “Memotret
Semesta” bermakna bahwa pengamatan benda-benda langit merupakan bagian integral dari
sebuah observatorium. Tanpa aktivitas observasi maka sebuah observatorium tidak layak
disebut observatorium. “Demi Iman” merupakan ungkapan tauhid dan tujuan tertinggi
manusia. Mengamati langit, selain ekspolarasi alam semesta, juga merupakan bagian dari
upaya mengokohkan keimanan kepada Allah. “Demi Peradaban” bermakna bahwa pengkajian
dan penelitian keantariksaan merupakan bagian dari apresiasi dan akomodasi terhadap
perkembangan zaman.

Secara umum, aktifitas OIF UMSU adalah: penelitian, pengabdian, pelayanan publik
(kunjungan sekolah dan masyarakat, kunjungan istimewa), seminar nasional dan internasional,
serta diskusi internal. Sejauh ini penelitian yang telah dilakukan adalah: observasi fajar sadik
dan syafak, observasi awal bulan, pengamatan benda-benda langit secara umum (Bulan,
Matahari, Venus, Jupiter, Nebula, transit Merkurius, dan lain-lain), dan penelitian kalender
Islam global. Sedangkan pengabdian kepada masyarakat diantaranya berupa akurasi dan
pengukuran arah kiblat masjid-masjid, mushalla, lapangan, perkantoran, dan lain-lain. Sampai
saat ini OIF UMSU telah mengukur dan mengakurasi arah kiblat sekitar 190 tempat (lokasi)
(Tim OIF UMSU, 2017).
Pemanfataan OIF UMSU bagi masyarakat berdasarkan pada aktifitas atau program
OIF UMSU diatas, yang dimana dalam aktifitas Penelitian, melakukan suatu observasi pada
benda-benda langit yang nantinya dapat membantu siswa ataupun mahasiswa dalam membuat
Penelitian atau karya tulis mengenai Ilmu Falak (astronomi), contoh penelitian Skripsi:
“Pembentukan Graph baru berdasarkan Benda langit di OIF UMSU”(Rizkiyan Hadi,
UMSU,2020). Ada juga pelatihan mengenai Ilmu Falak (teori dan praktik) yang meliputi
pelatihan arah kiblat, waktu salat, pelatihan teleskop, teodolit, dan alat-alat astronomi lainnya.
Selain itu juga mengadakan kursus ilmu falak bagi pelajar dan mahasiswa. Dan juga peran
dan kontribusi OIF dalam edukasi dan popularisasi astronomi ditengah masyarakat, baik
dalam tingkat lokal, nasional, maupun internasional.
7
D. Pencapaian dan Tantangan OIF UMSU

Adapaun Pencapaian OIF dalam 5 tahun (sejak 2015-2020) sebagai berikut:


1. Penelitian / Kajian tentang OIF
A. Penelitian Tesis :
 “Peran OIF UMSU dalam Pendidikan Islam di Kota Medan” (Syahril
Rambe, UINSU, 2019)
B. Penelitian Skripsi :
 “Pembentukan Graph baru berdasarkan Benda Langit di OIF UMSU”
(Rizkiyan Hadi, UMSU, 2020)
C. Jurnal (ditulis oleh Tim OIF) :
 Pengukuran Tingkat Polusi Cahaya dan Awal Waktu Subuh di OIF
UMSU dengan Menggunakan Sky Quality Meter (Jurnal Titian
Ilmu/Sinta 4).
2. Produk Astronomi :
A. Rubu Mujayyab
B. Kamera Lubang Jarum (Pin Hole)
C. Kamera Obskura (Hak Paten)
D. Teleskop Handmade + Tripod
3. Produk Literasi dan Edukasi
a. Jadwal Imsakiyah Ramadhan
b. Jurnal AL-MARSHAD (telah terakreditasi Sinta 3)
c. Majalah OBSERVATORIA (ber-ISSN cetak)
Observatorium sebagai mengkaji benda-benda langit adalah aktifitas yang bersifat
simultan, dinamis, dan berkelanjutan. Juga, aktifitas yang di dalamnya diperlukan sinergi
dan kerja sama. Hal ini meniscayakan tersedianya sumber daya manusia yang unggul dan
konsisten. Bagaimanapun, kesediaan dan ketersediaan tokoh yang mendalami observatorium
dan menguasai ilmu falak dari berbagai aspek mutlak diperlukan. Observatorium di era modern
juga meniscayakan tata kelola (manajemen) yang baik. Mobilitas dan tuntutan sosial yang
tinggi sekali lagi meniscayakan adanya manajemen yang baik. Selain itu, aspek finansial juga
merupakan hal penting dan harus terpenuhi. Seperti diketahui, instrumen-instrumen astronomi
(khususnya teleskop) terus berkembang sesuai perkembangan zaman. Perkembangan itu
sendiri meniscayakan ketersediaan dana yang besar. Problem yang lazim dihadapi,
khususnya di kalangan swasta, adalah pergantian estafet kepemimpinan sebuah lembaga yang
dapat berakibat bergesernya cara pandang dan8berubahnya orientasi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat kami ambil dari makalah yang telah kami susun ini yaitu
Aktifitas OIF merupakan penelitian, edukasi, dan khidmat kepada masyarakat dalam bidang
Ilmu Falak (Astronomi Islam). OIF memiliki visi menjadi pusat pengkaderan, penelitian,
pemikiran dan pengkajian Ilmu Falak yang memadukan khazanah Islam dan sains modern dan
misi menyelenggarakan program pelatihan, pengkajian, dan penyuluhan Falak di lingkungan
kampus dan di lingkungan masyarakat yang dalam aktifitasnya memerlukan manajemen agar
kegiatan perencanan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat berjalan dengan
baik sebagaimana fungsi manajemen itu sendiri.

B. Saran

Kami sangat berharap supaya makalah kami ini dapat berguna untuk Pemanfaatan
OIF. Makalah ini berisi tentang Sejarah Observatorium dan OIF UMSU, Pemanfaatan,
Aktifitas, Pencapaian dan Tantangan OIF UMSU. Kami berharap kepada teman teman dan
juga bapak dosen pengampu kami dapat memberikan saran apabila ada kekurangan ataupun
kesalahan dari makalah kami ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Trya, K.E., Pierre H., Gosal., Hendriek H. 2010. Planetarium Dan Observatorium Di Manado “
Konsepsi Tata Surya Dalam Gubahan Bentuk Dan Ruang Arsitektural ” Planologi: Jurnal
Perencanaan Wilayah Dan Kota Vol 10, No 1
Qorib, M. 2019. Aspek Sosial-Intelektual Observatorium Dalam Islam. AlMarshad: Jurnal
Astronomi Islam Dan Ilmu-Ilmu Berkaitan Vol 5, No 1

Batlajery, S. 2016. Penerapan Fungsi-Fungsi Manajemen Pada Aparatur Pemerintahan


Kampung Tambat Kabupaten Merauke. Jurnal Ilmu Ekonomi & Sosial, Vol.Vii, No. 2, h. 135-
155.

OIF UMSU. (2020). Profil Singkat Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara. Yogyakarta: BILDUNG, Tersedia dari OIF UMSU.

Butar-butar, R.J.A. (2014) Observatorium Sejarah dan Fungsinya di Peradaban Islam. Medan:

10

Anda mungkin juga menyukai