PENGANTAR
DIKLAT JFPAP
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari mata diklat ini, peserta diklat mampu menerapkan
prinsip-prinsip akuntansi dalam menyusun laporan keuangan sederhana. Dengan
bekal tersebut, akan memudahkan pemeriksa dalam melaksanakan tugas
pemeriksaan di lapangan.
C. Metodologi Pembelajaran
Agar peserta mampu memahami mata diklat ini, proses belajar mengajar
menggunakan pendekatan andragogi. Dengan pendekatan ini, peserta didorong
untuk berpartisipasi secara aktif melalui komunikasi dua arah. Untuk metode yang
digunakan merupakan kombinasi dari ceramah dan tanya jawab, diskusi serta
latihan soal dan kasus. Instruktur membantu peserta dalam memahami materi
melalui ceramah dan dalam proses ini peserta diberikan kesempatan untuk
melakukan tanya jawab. Agar proses pendalaman materi dapat berlangsung
dengan baik, dilakukan pula diskusi kelompok, sehingga peserta benar-benar
dapat secara aktif terlibat dalam proses belajar mengajar. Dalam modul ini
disertakan pula latihan soal dan kasus untuk membantu peserta dalam
mempercepat dan mempermudah memahami materi.
PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan penjelasan umum sebagai gambaran menyeluruh
atas isi modul meliputi deskripsi singkat mata diklat, tujuan pembelajaran,
metodologi pembelajaran dan deskripsi singkat struktur modul.
BAB 1
GAMBARAN UMUM AKUNTANSI
Tujuan pembelajaran dari bab ini adalah agar peserta diklat memahami gambaran
umum akuntansi.
Atas kasus tersebut, pada 28 Juni 2019, OJK melalui siaran persnya memberikan
putusan antara lain Garuda diminta menyajikan kembali LK PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk per 31 Desember 2018 serta melakukan paparan publik atas perbaikan
dan penyajian kembali LK per 31 Desember 2018, pengenaan sanksi terhadap PT Garuda
Indonesia, direksi dan/atau dewan komisaris, dan KAP. Pengenaan sanksi tersebut
diberikan sebagai langkah tegas OJK untuk menjaga kepercayaan masyarakat
terhadap industri pasar modal Indonesia.
Sumber: https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/siaran-pers/Pages/Siaran-Pers--Otoritas-
Jasa-Keuangan-Berikan-Sanksi-Kasus-Pt-Garuda-Indonesia-Persero-Tbk.aspx
A. Definisi Akuntansi
Akuntansi menurut American Acounting Association (AAA) adalah proses
mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk
memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas
bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.
Akuntansi menurut American Institute of Certified Public Accountans (AICPA)
adalah seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran transaksi dan
peristiwa keuangan dengan cara tertentu dalam ukuran moneter, termasuk
penafsiran atas hasil-hasilnya.
Untuk mencapai fungsi sebagaimana pada definisi di atas, tiga aktivitas dalam
akuntansi adalah:
1. Mengidentifikasi peristiwa ekonomi/transaksi;
2. Mencatat (mengukur, mengklasifikasi, dan mengikhtisarkan); dan
3. Mengomunikasikan informasi keuangan kepada pihak yang berkepentingan.
Asumsi
1. Entitas Ekonomi
Dalam asumsi entitas ekonomi atau konsep kesatuan usaha,
akuntansi menganggap bahwa perusahaan merupakan sebuah kesatuan
ekonomi yang berdiri sendiri dan terpisah dengan entitas ekonomi lain bahkan
dengan pribadi pemilik perusahaan. Dengan begitu, akuntansi memisahkan dan
membedakan seluruh pencatatan transaksi baik kekayaan maupun kewajiban
perusahaan dengan pribadi pemilik perusahaan.
2. Kesinambungan Usaha (Going Concern)
Asumsi Kesinambungan Usaha menganggap bahwa sebuah entitas ekonomi
atau bisnis akan berjalan secara terus-menerus atau berkesinambungan tanpa
ada pembubaran atau penghentian kecuali terdapat peristiwa tertentu yang
bisa menyanggahnya.
3. Satuan Moneter
Pencatatan transaksi hanya dinyatakan dalam bentuk mata uang dan tanpa
melibatkan hal-hal non kualitatif. Semua pencatatan hanya terbatas pada segala
yang bisa diukur dan dinilai dengan satuan uang. Transaksi non kualitatif (antara
lain dapat berupa mutu, prestasi, dan sebagainya) tidak bisa dilaporkan atau
tidak bisa dinilai dalam bentuk uang.
4. Periode Akuntansi
Asumsi dasar periode akuntansi atau kurun waktu adalah penilaian dan
pelaporan keuangan perusahaan yang dibatasi oleh periode waktu tertentu.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan menjalankan usahanya berdasarkan
periode akuntansi, mulai pada tanggal 1 Januari hingga tanggal 31 Desember.
5. Basis Akrual
Asumsi Basis Akrual bermakna bahwa transaksi dicatat/diakui pada saat
terjadinya (tidak menunggu dibayarkan atau diterima uang).
Prinsip
1. Pengukuran
Prinsip pengukuran (measurement) bermakna bahwa penentuan nilai suatu
item dengan satuan uang, dengan menggunakan alternatif historical cost yakni
biaya historis (saat terjadinya) yang dianggap representasi dari jumlah yang
dibayar untuk item tertentu dan nilai wajar yakni nilai yang aset dapat
dipertukarkan, kewajiban diselesaikan, atau instrumen ekuitas yang diberikan,
dapat dipertukarkan di antara pihak yang berkeinginan untuk bertransaksi
tanpa paksaan.
2. Pengakuan Pendapatan
Prinsip Pengakuan Pendapatan menganggap bahwa Pendapatan timbul akibat
kenaikan harta yang dihasilkan oleh kegiatan usaha seperti penjualan,
penerimaan bagi hasil dan yang lainnya. Pendapatan diakui ketika ada kepastian
tentang jumlah atau nominal baik besar/kecil yang bisa diukur secara andal
dengan harta yang diperoleh dari transaksi penjualan barang maupun jasa.
3. Pengakuan Beban
Pengakuan Beban (expense recognition) yakni pengakuan beban yang
menunjukkan arus keluar dapat menimbulkan kewajiban sebagai akibat dari
memberikan atau menghasilkan barang dan jasa (beban timbul akibat adanya
pendapatan).
4. Pengungkapan Penuh (Full Disclosure)
Laporan keuangan harus mempunyai prinsip pengungkapan penuh dalam
menyajikan informasi yang informatif serta dimaklumkan sepenuhnya.
Pelaporan keuangan dapat disajikan/diungkapkan sehingga merupakan
informasi penting yang mempengaruhi penilaian dan keputusan pengguna
informasi. Apabila terdapat informasi yang tidak dapat disajikan dalam laporan
keuangan maka diberi keterangan tambahan informasi, berupa catatan kaki
atau lampiran.
Kendala
diterbitkan oleh Dewan Standar Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) dan Dewan
Standar Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS IAI) serta peraturan regulator
pasar modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya.
Efektif 1 Januari 2015 yang berlaku di Indonesia secara garis besar akan
konvergen dengan International Financial Reporting Standards (IFRS) yang berlaku
efektif 1 Januari 2014. DSAK IAI telah berhasil meminimalkan perbedaan antara
kedua standar, dari tiga tahun di 1 januari 2012 menjadi satu tahun di 1 Januari 2015.
Ini merupakan suatu bentuk komitmen Indonesia melalui DSAK IAI dalam
memainkan perannya selaku satu-satunya anggota G20 di kawasan Asia Tenggara.
Selain SAK yang berbasis IFRS, DSAK IAI telah menerbitkan PSAK dan ISAK
yang merupakan produk non-IFRS antara lain, seperti PSAK 28 dan PSAK 38, ISAK
31, ISAK 32, ISAK 35 dan ISAK 36.
Penyusunan SAK wajib mengikuti due process procedure yang telah ditetapkan
dalam Peraturan Organisasi Ikatan Akuntan Indonesia. Proses tersebut meliputi
identifikasi isu; konsultasi isu dengan DKSAK IAI (jika diperlukan); melakukan riset
terbatas; pembahasan materi SAK; pengesahan dan publikasi exposure draft;
pelaksanaan public hearing; pelaksanaan limited hearing (jika diperlukan);
pembahasan masukan publik; dan pengesahan SAK. Penyusunan annual
improvements tidak wajib mengikuti due process public hearing. Sedangkan
penyusunan produk lain non-SAK (misal siaran pers atau materi edukasi) tidak wajib
mengikuti keseluruhan tahapan due process prosedur.
Pada bulan Juni 2019, DSAK IAI menyetujui untuk merevisi SAK ETAP dengan
mengacu pada IFRS for SMEs 2015. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Privat (SAK
EP) yang merupakan adopsi dari IFRS for SMEs dengan mempertimbangkan kondisi
di Indonesia. SAK ETAP akan digantikan oleh SAK EP per 1 Januari 2025 dan diizinkan
untuk diterapkan lebih awal.
SAK EP lebih sederhana daripada SAK Umum yang berbasis IFRS. SAK EP
memiliki perbedaan yang signifikan dengan SAK ETAP. Misalnya penggunaan
nilai wajar untuk property investasi dan aset biologis, penggunaan konsep
penghasilan komprehensif lain (other comprehensive income). kombinasi bisnis
dan goodwill, pengaturan lebih rinci untuk aset dan liabilitas keuangan, pajak
tangguhan, dll.
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM)
SAK EMKM merupakan standar akuntansi keuangan yang berdiri sendiri yang
dapat digunakan oleh entitas yang memenuhi definisi entitas tanpa akuntabilitas
publik yang signifikan sebagaimana yang diatur dalam SAK ETAP dan karakteristik
dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM). SAK EMKM secara eksplisit mendeskripsikan konsep entitas
bisnis sebagai salah satu asumsi dasarnya dan oleh karena itu untuk dapat
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM, entitas harus dapat
memisahkan kekayaan pribadi pemilik dengan kekayaan dan hasil usaha entitas
tersebut, dan antara suatu usaha/entitas dengan usaha/entitas lainnya.
Jika dibandingkan dengan SAK lainnya, SAK EMKM merupakan standar yang
dibuat sederhana karena mengatur transaksi umum yang dilakukan oleh EMKM dan
E. Siklus Akuntansi
Secara garis besar siklus akuntansi meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Membuat Bukti Transaksi untuk setiap transaksi keuangan yang terjadi dan
melakukan Analisis Transaksi keuangan tersebut.
2. Menjurnal, yakni mencatat transaksi keuangan dalam Buku Jurnal.
3. Transaksi keuangan yang sudah dicatat dalam buku jurnal kemudian diringkas
dalam Buku Besar. Tahap ini disebut posting.
4. Menyusun neraca saldo.
5. Menyesuaikan buku besar agar saldonya sesuai dengan informasi terakhir.
6. Menyusun laporan neraca saldo setelah penyesuaian (NSSP).
7. Menyusun laporan keuangan berdasar pada NSSP.
8. Menutup akun-akun temporer.
9. Menyusun neraca saldo setelah tutup buku.
Jika diilustrasikan, maka siklus akuntansi di atas dapat dilihat pada gambar berikut:
F. Laporan Keuangan
Laporan keuangan terdiri dari komponen berikut:
1. Laporan Laba Rugi, menyajikan pendapatan dan beban serta laba atau rugi
bersih yang dihasilkan selama suatu periode tertentu.
2. Laporan Perubahan Ekuitas, merangkum perubahan-perubahan yang terjadi
pada ekuitas pemilik akibat pengambilan pribadi maupun laba atau rugi selama
suatu periode tertentu.
3. Neraca, melaporkan aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu.
4. Laporan Arus Kas, yang merangkum seluruh informasi mengenai arus kas
masuk yang berasal dari penerimaan-penerimaan dan arus kas keluar yang
bersumber dari pembayaran-pembayaran untuk periode waktu tertentu.
5. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK), memberikan penjelasan yang lebih
lengkap mengenai informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Informasi
dalam CaLK antara lain memuat:
G. Jenis Perusahaan
Jenis-jenis perusahaan dapat dibedakan berdasarkan karakteristik usaha dan
kepemilikan modal.
1. Jenis perusahaan berdasarkan karakteristik usaha
Terdapat tiga jenis perusahaan berdasarkan karakteristik usaha atau proses
bisnis yaitu perusahaan jasa, perdagangan, dan manufaktur.
a. Perusahaan Jasa adalah perusahaan yang proses bisnisnya memberikan
pelayanan jasa. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan jasa berupa
layanan jasa kepada pelanggan. Contohnya seperti PT Taman Impian Jaya
Ancol yang bergerak di bidang hiburan dan PT Garuda Indonesia yang
memberikan layanan jasa penerbangan.
b. Perusahaan Dagang adalah perusahan yang bisnis utamanya membeli
barang jadi dari pemasok dan menjual lagi kepada konsumen tanpa
mengubah wujud barang tersebut. Perusahaan tidak memproduksi barang
sendiri. Keuntungan bisnis diperoleh dari selisih antara harga pembelian
dengan harga penjualan. Contoh perusahaan Dagang adalah PT Matahari
Department Store Tbk yang menjual pakaian dan PT Sumber Alfaria Trijaya
Tbk yang mengelola toko ritel Alfamart.
c. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengubah bahan baku
menjadi produk akhir yang bisa dijual ke pelanggan. Contoh perusahaannya
adalah PT Inti yang membuat pesawat terbang dan PT Sinar Sosro yang
membuat teh botol.
Perbedaan karakteristik usaha mempengaruhi pencatatan keuangan setiap
perusahaan. Perbedaan akuntansi pada masing-masing tipe perusahaan
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Perusahaan Perusahaan
Nama Akun Perusahaan Manufaktur
Jasa Dagang
Persediaan bahan baku,
Tidak memiliki Persediaan barang dalam proses
Persediaan
persediaan Barang Dagang produksi, bahan pembantu,
dan barang jadi
Dimasukkan dalam
Pembelian Ada Ada
Peralatan
Harga Pokok
Tidak ada Ada Ada
Penjualan (HPP)
Akuntansi biaya Tidak ada Tidak ada Ada
c. Perseroan Terbatas
Perseroan Terbatas merupakan organisasi bisnis yang kepemilikan dalam
bentuk lembaran saham, dimana lembaran saham tersebut dapat
dipindahkan atau diperjualbelikan. Karena kepemilikannya dapat
dipindahtangankan tanpa proses likuidasi. Perusahaan Perseroan memiliki
masa hidup yang tak terbatas. Para pemilik saham memiliki tanggung jawab
terbatas atas utang perusahaan, berbeda dengan dua organisasi bisnis
lainnya.
Keuntungan perseroan terbatas adalah lebih mudah dalam mengumpulkan
modal dan tanggung jawab pemilik terhadap utang-utang perusahaan
terbatas pada harta perusahaan, tidak sampai ke harta pribadi. Sedangkan
kekurangannya adalah biaya pendirian tinggi dan perusahaan dikenakan
pajak atas laba yang diperoleh serta pemilik dikenakan pajak juga atas
pembagian dividen yang ia peroleh (double taxation).
Perbedaan pada tiga jenis perusahaan tersebut tersaji pada tabel berikut.
Perusahaan Perseroan
Karakteristik Persekutuan
Perseorangan Terbatas
Pemilik adalah individu
Lebih dari satu
Pemilik Satu orang atau institusi yang
orang
memiliki saham
Pendirian Mudah Mudah Lebih sulit
Tanggung jawab
Tangggung jawab Tanggung jawab
Tanggung jawab pemegang saham
pemilik apabila sekutu sampai
pemilik sampai pada terbatas hanya pada
perusahaan pada harta
harta pribadinya kepemilikan saham di
dilikuidasi pribadinya
perusahaan
Saat sekutu
Satu pemilik Berjalan tanpa batas
meninggal atau
Pembubaran meninggal atau waktu yang dapat
keluar dari
penutupan bisnis ditentukan
persekutuan
Soal Latihan
BAB 2
ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
Tujuan pembelajaran dari bab ini adalah agar peserta diklat dapat menganalisis
transaksi keuangan.
ASET = MODAL
(Seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan) (Total klaim terhadap Aset)
ASET = MODAL
Liabilitas (hak pihak ketiga)
Modal Pemilik (hak pemilik)
Nilai keseluruhan Aset yang dimiliki oleh perusahaan akan sama dengan nilai
klaim kreditur ditambah dengan nilai klaim pemilik. Persamaan ini disebut sebagai
Persamaan Dasar Akuntansi. Persamaan akuntansi mencatat transaksi bisinis secara
logis dan urut, serta memperlihatkan dampak terhadap Aset, Liabilitas, dan Modal
Pemilik yang dimiliki oleh peruasahaan.
Komponen Persamaan Dasar Akuntansi tersaji pada tabel berikut.
Komponen Definisi Contoh
Aset adalah sumber daya yang Uang tunai, piutang usaha,
dikuasai oleh perusahan yang perlengkapan kantor (supplies),
Aset besar kemungkinan akan persediaan barang dagang, tanah,
memberikan manfaat di masa bangunan kantor, peralatan kantor.
depan
Liabilitas Liabilitas adalah utang Pembelian meja kantor secara kredit.
Hal penting yang harus selalu diingat adalah setiap transaksi yang dimasukkan
ke dalam persamaan akuntansi harus membuat saldo sisi Aset dan Modal (Liabilitas
+ Modal Pemilik) sama atau seimbang.
Akun digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu Akun Riil dan Akun Nominal.
Akun Riil disebut akun tetap, yaitu yang dicatat dalam Neraca (akun Harta, akun
Liabilitas dan akun Modal). Sedangkan Akun Nominal atau akun sementara adalah
akun-akun yang terdapat dalam Laporan Laba Rugi. Akun nominal terdiri dari akun
Pendapatan dan akun Beban. Selisih akun Pendapatan dan akun Beban yang
merupakan laba/rugi selanjutnya akan dicatat dalam laporan perubahan modal.
C. Kelompok/Kode Akun
Kode akun (chart of account) adalah sekumpulan daftar akun yang akan
digunakan dalam proses pencatatan transaksi keuagan. Tujuan pembuatan kode
akun adalah untuk menstandarkan jenis-jenis akun yang akan digunakan dalam
Dari analisis enam transaksi keuangan tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pengaruh setiap transaksi dapat meliputi Aset dan Liabilitas/Modal secara
bersamaan, dan dapat juga hanya mempengaruhi sisi Aset saja. Pengaruhnya
bisa berupa penambahan atau pengurangan pos-pos Aset, Utang, dan Modal.
2. Jumlah sisi Aset dan sisi Libilitas + Modal dalam persamaan dasar akuntansi harus
selalu seimbang.
pembeli membayar dan beban dicatat saat perusahaan membayar. Jadi, meskipun
barang atau jasa sudah diberikan, selama perusahaan belum menerima uang maka
menurut metode basis kas, transaksi tersebut belum dicatat.
Metode Basis Akrual merupakan proses pencatatan transaksi akuntansi di
mana transaksi dicatat saat terjadi pendapatan dan beban, meskipun belum
menerima atau mengeluarkan kas.
Contoh soal
PT Sangkuriang-Roro Jonggrang mengirimkan rancangan rumah pesanan Pak
Kumbang pada 13 Januari 2020 senilai Rp3.600.000,00. Pak Kumbang membayar biaya
pembuatan rancangan tersebut pada 27 Januari 2020.
pengorbanan. Pengorbanan tersebut bila sudah dibayar mengurangi aset pada pos
kas dan jika belum dibayar menambah pada pos utang. Pengorbanan untuk
memperoleh pendapatan disebut beban. Dalam persamaan dasar akuntansi,
timbulnya beban mengurangi Modal (kekayaan bersih). Berikut ini diberikan contoh
transaksi-transaksi keuangan beserta analisisnya yang meliputi pendapatan dan
beban.
Contoh Soal 3:
Biro Arsitektur PT Sangkuriang-Roro Jonggrang (contoh soal 1) memiliki transaksi
keuangan selama bulan Januari 2020 sebagai berikut:
11 Januari 2020 Membayar sewa kantor akan mengurangi kas (sisi aset)
dan Modal Melati sejumlah Rp1.200.000,00.
15 Januari 2020 Membayar upah karyawan juga akan mengurangi kas
(sisi aset) dan Modal Melati sejumlah Rp1.300.000,00.
17 Januari 2020 Membayar tagihan listrik dan tagihan telpon akan
mengurangi kas (sisi aset) sebesar Rp500.000,00 untuk
Beban listrik dan Rp230.000,00 untuk Beban telepon
serta mengurangi Modal Melati sebesar Rp730.000,00.
20 Januari 2020 Membayar Utang bank Rp400.000,00, akan mengurangi
Kas (sisi aset) dan Utang Bank sebesar nilai yang sama.
25 Januari 2020 Membayar Utang Usaha Rp1.000.000,00, akan
mengurangi kas (sisi aset) sekaligus utang usaha sebesar
nilai yang sama.
27 Januari 2020 Menerima uang pembayaran atas jasa perancangan
selama bulan Januari sebesar Rp7.000.000,00, akan
SOAL LATIHAN
Pada 1 Januari 2020, Tuan Badu mendirikan perusahaan LARISSO yang bergerak dalam
bidang jasa pengiriman barang. Transaksi-transaksi yang terjadi sejak berdirinya
perusahaan selama bulan Januari 2020 adalah sebagai berikut:
1. Tuan Badu menyetor uang kas Rp4.950.000,00 sebagai modal pertama
perusahaan.
2. Perusahaan mengeluarkan kas Rp495.000,00 untuk membayar sewa kantor
bulan Januari.
3. Perusahaan membeli perlengkapan kantor dari toko MAWAR sebesar
Rp510.000,00 secara kredit.
4. Perusahaan menerima kas dari penyerahan jasa-jasa sejumlah Rp2.475.000,00.
5. Perusahaan membeli perlengkapan kantor dari toko MELATI sejumlah
Rp225.000,00.
6. Perlengkapan kantor yang digunakan adalah sejumlah Rp444.000,00.
7. Perusahan memperoleh pinjaman bank Rp1.237.500,00.
8. Penerimaan kas dari penyerahan jasa-jasa adalah Rp2.227.500,00.
9. Perusahaan mengeluarkan kas untuk membayar upah karyawan Rp990.000,00.
10. Rupa-rupa pembayaran tagihan dibayar tunai Rp742.500,00.
11. Tuan Badu membelanjakan Rp371.250,00 untuk kepentingan pribadinya.
12. Perusahaan melunasi utang bank berikut bunganya sejumlah Rp1.249.875,00.
Lihat transaksi nomor 7.
13. Perusahaan mengeluarkan kas Rp150.000,00 untuk mengangsur utang kepada
toko MAWAR.
Diminta:
Buatlah persamaan dasar akuntansi yang meliputi transaksi-transaksi tersebut.
Gunakanlah konfigurasi informasi berikut ini.
– Aset : Kas, Perlengkapan kantor
– Liabilitas : Utang Usaha, Utang Bank.
– Modal : Modal Badu.
BAB 3
PENCATATAN AKUNTANSI DENGAN
MENGGUNAKAN JURNAL UMUM
Tujuan pembelajaran pada bab ini adalah agar peserta diklat dapat melakukan
pencatatan akuntansi dengan menggunakan jurnal umum
B. Klasifikasi Akun
Pada dasarnya akun dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Akun riil (akun neraca), terdiri dari akun aset, liabilitas (utang) dan modal
(ekuitas).
2. Akun nominal (akun laba rugi), terdiri dari akun pendapatan, akun beban dan
akun prive (pengambilan pribadi).
Dari klasifikasi akun tersebut, kelompok dasar akun meliputi kelompok ASET,
LIABILITAS, MODAL, PENDAPATAN, BEBAN dan PRIVE. Setiap kelompok dasar akun
terdiri dari berbagai akun, berikut disajikan pengelompokan akun.
Kelompok
Akun Klasifikasi
Akun
Aset Lancar
Investasi Jangka Panjang
ASET Aset Tetap
Aset Tidak Berwujud
AKUN RIIL
Aset Lain-lain
Modal Disetor
MODAL
Laba ditahan
Pendapatan Usaha
PENDAPATAN
Pendapatan di luar Usaha
Beban Usaha
BEBAN
Beban di luar Usaha
diakhiri pada periode selanjutnya, laporan ini diperlukan untuk mencatat transaksi
tersebut dengan benar. Hal ini dapat mengacu pada pelaporan keuangan yang
mengoreksi kesalahan yang dilakukan sebelumnya dalam periode akuntansi. Salah
satu tujuan dibuatnya jurnal penyesuaian adalah untuk mengubah transaksi dengan
basis kas menjadi metode akuntansi basis akrual. Akuntansi akrual didasarkan pada
prinsip pengakuan pendapatan yang berusaha mengakui pendapatan pada periode
perolehannya, bukan pada periode penerimaan kas.
Sebagai contoh, coba asumsikan sebuah perusahaan menyewa gedung dalam
satu periode tetapi pembayaran telah dilakukan seluruhnya pada awal periode
sewa. Atas kondisi ini, perusahaan perlu mencatat jurnal penyesuaian pada setiap
akhir bulan untuk mengakui beban sewa 1/6 dari jumlah total yang dibayarkan di
awal.
Berikut adalah beberapa akun yang membutuhkan ayat jurnal penyesuaian di
akhir periode:
1. Beban Dibayar di Muka
Merupakan pos-pos yang telah dicatat sebagai aset terlebih dahulu tetapi
diharpkan menjadi beban selama siklus normal perusahaan. Misalnya
Perlengkapan kantor dan Beban Sewa Dibayar di Muka. Kedua akun ini
memubutuhkan penyesuaian pada akhir periode akuntansi agar mencerminkan
keadaan yang sebenarnya.
2. Pendapatan Diterima di Muka
Merupakan pos-pos yang telah dicatat sebagai Liabilitas tetapi diharapkan
menjadi Pendapatan selama siklus operasi normal perusahaan. Misalnya
Pendapatan Jasa Diterima di Muka.
3. Beban yang Masih Harus Dibayar
Merupakan beban-beban yang sudah terjadi atau manfaatnya telah diterima
perusahaan, namun belum dibayar dan dicatat oleh perusahaan. Misalnya
Beban telepon dan listrik pada setiap akhir bulan harus dicatat oleh perusahaan
karena pada bulan tersebut menfaat dari telepon dan listrik telah diterima
perusahaan. Pencatatan atas beban tetap dilakukan pada akhir bulan, meskipun
pembayaran atas tagihan dilakukan pada bulan berikutnya.
4. Pendapatan yang Masih Harus Diterima
Merupakan pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum
dicatat karena sampai akhir bulan perusahaan belum mengirimkan faktur
Semua transaksi ini akan dijurnal dalam buku jurnal, setelah dianalisis berikut ini:
1 Januari 2020 Transaksi setoran tunai dari pemilik untuk kas kantor akan
menambah saldo Kas dan saldo Modal Melati. Akun Kas akan
didebit dan akun Modal Melati akan dikredit sebesar
Rp7.000.000.
5 Januari 2020 Transaksi meminjam uang dari BNI akan menambah saldo Kas
dan saldo Utang Bank. Akun Kas akan didebit dan akun Utang
Bank akan dikredit sebesar Rp4.000.000.
Jurnal Umum
Halaman: 1
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Jan 1 Kas 7.000.000,00 -
Modal Melati - 7.000.000,00
(untuk mencatat setoran dari pemilik)
5 Kas 4.000.000,00 -
Utang Bank - 4.000.000,00
(untuk mencatat pinjaman dari BNI)
7 Perlengkapan kantor 1.600.000,00 -
Utang Usaha - 1.600.000,00
(untuk mencatat pembelian Perlengkapan
Kantor secara kredit)
10 Peralatan Kantor 2.000.000,00 -
Kas - 2.000.000,00
(untuk mencatat pembelian peralatan kantor
secara tunai )
11 Iklan Dibayar di Muka 1.200.000,00 -
Kas - 1.200.000,00
(untuk mencatat pembayaran Iklan kantor
bulan Januari )
15 Beban Gaji 1.300.000,00 -
Kas - 1.300.000,00
(untuk mencatat pembayaran gaji 2 orang
karyawan)
17 Beban Listrik 500.000,00 -
Beban Telepon 230.000,00 -
Kas - 730.000,00
(untuk mencatat pembayaran tagihan listrik
dan telepon bulan Januari )
20 Utang Bank 400.000,00 -
Kas - 400.000,00
(untuk mencatat pembayaran utang bank)
25 Utang usaha 1.000.000,00 -
Kas - 1.000.000,00
(untuk mencatat pembayaran utang)
27 Kas 7.000.000,00 -
Piutang usaha 3.000.000,00 -
Pendapatan jasa 10.000.000,00
(untuk mencatat pendapatan jasa bulan
Januari)
28 Prive – Melati 250.000,00 -
Kas - 250.000,00
(untuk mencatat pengambilan uang oleh
pemilik)
29 Beban Asuransi 4.000.000,00 -
Kas - 4.000.000,00
Jurnal Umum
Halaman: 1
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
(untuk mencatat pembayaran asuransi di
muka dengan Pendekatan Laba Rugi)
30 Kas 12.000.000,00 -
Pendapatan Sewa 12.000.000,00
(untuk mencatat pendapatan sewa yang
dicatat dengan Pendekatan Laba Rugi)
SOAL LATIHAN
Kantor Akuntan “Hanif dan Rifki” menjual berbagai jasa konsultasi. Kantor ini didirikan
pada 1 Agustus 2019 transaksi-transaksi yang terjadi pada bulan Agustus tersebut
tampak di bawah ini.
Diminta:
Buatlah jurnal Tahun 2019 dari transaksi-transaksi di atas!
BAB 4
BUKU BESAR, POSTING, DAN NERACA
SALDO
Tujuan pembelajaran pada bab ini adalah agar peserta diklat mampu melakukan
posting ke buku besar dan menyusun neraca saldo.
posting
Laporan
Jurnal Buku Besar
Keuangan
NAMA AKUN
No. Akun:
Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
NAMA AKUN
Sisi sebelah kiri adalah Debit Sisi sebelah kanan adalah Kredit
NAMA AKUN
No. Akun:
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo D/K
C. Posting
Berikut ini diberikan contoh posting dari buku jurnal ke buku besar Biro
Arsitektur PT Sangkuriang-Roro Jonggrang. Proses pemindahan informasi ini
diperagakan sebagai berikut:
Jurnal Umum
Halaman: 1
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Jan 1 Kas 7.000.000,00 -
Modal Melati - 7.000.000,00
(untuk mencatat setoran dari
pemilik)
Apabila seluruh jurnal pada contoh soal 3 (pada Bab IV) sudah diposting, maka akun-
akun setelah mengalami proses posting akan tampak sebagai berikut.
Kas
No. Akun: 100
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo D/K
2020 1 Setoran Ibu Melati 1 7.000.000,00 - 7.000.000,00 D
Jan 5 Pinjam dari BNI 4.000.000,00 - 11.000.000,00 D
10 Pembelian Peralatan kantor - 2.000.000,00 9.000.000,00 D
11 Pembayaran sewa kantor - 1.200.000,00 7.800.000,00 D
15 Pembayaran gaji karyawan - 1.300.000,00 6.500.000,00 D
17 Pembayaran listrik & telepon - 730.000,00 5.770.000,00 D
20 Pembayaran utang bank 2 - 400.000,00 5.370.000,00 D
Kas
No. Akun: 100
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo D/K
25 Pembayaran utang usaha - 1.000.000,00 4.370.000,00 D
27 Pendapatan jasa 7.000.000,00 - 11.370.000,00 D
28 Prive Ibu Melati - 250.000,00 11.120.000,00 D
29 Pembayaran Asuransi 4.000.000,00 7.120.000,00 D
30 Pendapatan Sewa 12.000.000,00 19.120.000,00 D
Piutang Usaha
No. Akun: 120
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo D/K
2020 27 Pendapatan jasa 1 3.000.000,00 - 3.000.000,00 D
Jan
Perlengkapan kantor
No. Akun: 130
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo D/K
2020 7 Pembelian secara kredit 1 1.600.000,00 - 1.600.000,00 D
Jan
Peralatan Kantor
No. Akun: 160
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo D/K
2020 10 Pembelian secara tunai 1 2.000.000,00 - 2.000.000,00 D
Jan
Utang Usaha
No. Akun: 200
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo D/K
2020 7 Pembelian Perlengkapan 1 - 1.600.000,00 1.600.000,00 K
kantor secara kredit
Jan 25 1.000.000,00 - 600.000,00 K
Pembayaran utang
Utang Bank
No. Akun: 220
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo D/K
2020 5 Pinjaman dari BNI 1 - 4.000.000,00 4.000.000,00 K
Jan 20 Pembayaran cicilan 400.000,00 - 3.600.000,00 K
Modal Melati
No. Akun: 300
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo D/K
2020 1 Setoran tunai 1 - 7.000.000,00 7.000.000,00 K
Jan
Prive Melati
No. Akun: 310
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo D/K
2020 28 Penarikan tunai 1 250.000,00 - 250.000,00 D
Jan
Pendapatan Jasa
No. Akun: 400
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo D/K
2020 27 Penyerahan jasa secara tunai 1 - 10.000.000,00 10.000.000,00 K
dan kredit
Jan
Pendapatan Sewa
No. Akun: 410
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo D/K
2020 30 Penerimaan sewa dengan 1 - 12.000.000,00 12.000.000,00 K
Pendekatan Laba Rugi
Jan
Beban Listrik
No. Akun: 530
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo D/K
2020 17 Tagihan listrik Januari 1 500.000,00 - 500.000,00 D
Jan
Beban Telepon
No. Akun: 540
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo D/K
2020 17 Tagihan telepon Januari 1 230.000,00 - 230.000,00 D
Jan
Beban Asuransi
No. Akun: 550
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo D/K
2020 29 Pembayaran asuransi dengan 1 4.000.000,00 - 4.000.000,00 D
Jan Pendekatan Laba Rugi
D. Neraca Saldo
Neraca saldo adalah daftar saldo dari akun-akun buku besar. Penyusunan
neraca saldo dilakukan pada akhir periode, setelah perusahaan melakukan posting.
Penyusunan neraca saldo dilakukan dengan cara mengelompokkan akun-akun yang
bersaldo debit dimasukkan ke kolom debit dan akun yang bersaldo kredit
dimasukkan ke kolom kredit. Jumlah angka kedua kolom (debit dan kredit) harus
seimbang.
Terdapat aturan yang harus ditaati dalam menyusun neraca saldo, yaitu:
1. Neraca saldo dimulai dengan akun-akun Aset kemudian diterusakan dengan
akun-akun Liabilitas, akun-akun Modal Pemilik, akun-akun Pendapatan, dan
diakhiri dengan akun-akun Beban;
2. Jumlah keseluruhan sisi debit harus sama dengan jumlah keseluruhan sisi kredit.
Jika ditemukan kondisi yang tidak sama, maka harus dicari penyebabnya.
Laporan keuangan tidak dapat disusun jika neraca saldo tidak seimbang antara
sisi debit dan kredit.
Beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam penyusunan neraca saldo dan
penyebabnya, antara lain sebagai berikut.
1. Terdapat selisih antara total debit dan kredit sebesar Rp100.000,00,
Rp1.000.000,00, Rp10.000.000,00 dan seterusnya. Kemungkinan terbesar
kesalahan ini terjadi karena kesalahan dalam melakukan penjumlahan.
2. Terdapat selisih antara total debit dan kedit sebesar nilai yang sama dengan
jumlah saldo akhir sebuah akun.
Kemungkinan kesalahan terjadi karena saldo akhir sebuah akun tidak
dimasukkan ke dalam neraca saldo. Kesalahhan ini mungkin juga terjadi karena
ayat jurnal belum dipindahkan ke buku besar.
3. Jumlah keseluruhan saldo kolom debit tidak sama dengan kolom kredit.
Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan yaitu dengan membagi selisih antara
total debit dan kredit dengan 2. Kemudian periksa apakah saldo akun-akun di
neraca saldo sudah benar posisinya (di debit atau kredit).
Contoh: jika terjadi selisih antara total debit dan kredit sebesar Rp1.600.000,00
maka selisih ini dibagi dengan 2 menjadi Rp800.000,00. Mungkin saja terdapat
kesalahan pada saat memasukan Rp800.000,00 di neraca saldo pada kolom
kredit yang seharusnya pada kolom debit, atau sebaliknya.
4. Kesalahan memasukan angka saldo akhir suatu akun ke dalam neraca saldo.
Sebagai contoh, saldo akun Rp6.150,00 namun salah dimasukan ke neraca saldo
sebesar Rp6.510,00.
Untuk kesalahan ini, tidak ada cara perbaikan lain yang lebih efektif selain
melakukan reviu ulang atas pemindahan saldo akun-akun buku besar ke neraca
saldo.
3. Kesalahan Posting
Jumlah yang dimasukkan ke suatu akun salah √
Debit diposting sebagai kredit atau sebaliknya √
Tidak diposting di debit atau dikredit √
Berikut ini adalah contoh laporan posisi keuangan saldo Biro Arsitektur PT
Sangkuriang-Roro Jonggrang per 31 Januari 2020:
PT SANGKURIANG-RORO JONGGRANG
NERACA SALDO
PER 31 JANUARI 2020
(dalam Rupiah)
Nomor Saldo
Nama Akun
Akun Debit Kredit
100 Kas 19.120.000,00 -
120 Piutang Usaha 3.000.000,00 -
130 Perlengkapan Kantor 1.600.000,00 -
160 Peralatan Kantor 2.000.000,00 -
200 Utang Usaha - 600.000,00
220 Utang Bank - 3.600.000,00
300 Modal Melati - 7.000.000,00
310 Prive Melati 250.000,00 -
400 Pendapatan Jasa - 10.000.000,00
410 Pendapatan Sewa 12.000.000,00
500 Beban Sewa Kantor 1.200.000,00 -
520 Beban Gaji dan Upah Karyawan 1.300.000,00 -
530 Beban Listrik 500.000,00 -
540 Beban Telepon 230.000,00 -
Saldo di kolom debit dan saldo di kolom kredit neraca saldo harus sama atau
seimbang. Apabila jumlah di kolom debit dan kredit tidak seimbang maka neraca
saldo tersebut pasti salah, namun jumlah yang seimbang tidak menjamin kebenaran
neraca saldo.
SOAL LATIHAN
Diminta:
Dari transaksi-transaksi di atas yang telah anda buat jurnalnya pada Bab IV:
1. Postinglah jurnal Tahun 2019 di atas ke masing-masing akun bersangkutan.
2. Susunlah laporan posisi keuangan (neraca) saldo Tahun 2019.
BAB 5
JURNAL PENYESUAIAN
Tujuan pembelajaran pada bab ini adalah agar peserta diklat mampu menyusun
jurnal penyesuaian.
A. Pentingnya Penyesuaian
B. Jurnal Penyesuaian
Secara umum, jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi dibagi menjadi
beberapa kelompok sebagai berikut:
1. Kelompok deferal/penangguhan, yaitu penundaan pengakuan pendapatan
dan beban
a. Pendapatan Diterima di Muka
Saat Perusahaan menerima kas sebelum pekerjaan dilaksanakan, maka
pada hakikatnya kas yang diterima tersebut belum dapat dicatat sebagai
Pendapatan. Jika Perusahaan menerima kas untuk periode pengakuan
2. Kelompok penyesuaian akrual, yang muncul akibat pendapatan atau beban yang
telah terjadi namun belum dicatat
Contoh 2:
Pada tanggal 1 April 2020 PT Mahoni membeli Peralatan dengan harga Rp300 juta.
Peralatan tersebut disusutkan selama 5 tahun dengan metode garis lurus, dengan
nilai sisa/residu sebesar Rp20 juta. Buatlah jurnal penyesuaian pada tanggal 31
Desember 2020?
• 1 April 2020 s.d. 31 Desember 2020 = 9 bulan, Fraksi Waktu = 9/12
• Depresiasi Tahun 2020 = ((300.000.000 – 20.000.000)) / 5) x 9/12 =
Rp42.000.000
• Jurnal:
Tgl Akun Debit Kredit
31 Des 2020 Beban Penyusutan 42.000.000
Akumulasi Penyusutan - Peralatan 42.000.000
SOAL LATIHAN
Neraca saldo PT Pesona Alam per 31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:
PT PESONA ALAM
NERACA SALDO
PER 31 DESEMBER 2020
Nama Akun Debit Kredit
Kas 350.000.000 -
Piutang Usaha 50.000.000 -
Asuransi Dibayar di Muka 24.000.000 -
Perlengkapan Kantor 30.000.000 -
Tanah 750.000.000 -
Bangunan dan Gedung 400.000.000
Akumulasi Penyusutan Bangunan dan Gedung 20.000.000
Kendaraan 200.000.000 -
Utang Usaha - 325.000.000
Modal Saham - 1.000.000.000
Saldo Laba - 159.000.000
Pendapatan Usaha 400.000.000
Pendapatan Iklan - 48.000.000
Pendapatan Sewa - 32.000.000
Beban Gaji 130.000.000 -
Beban Sewa 30.000.000 -
Beban Air, Telepon, dan Listrik 20.000.000 -
Jumlah 1.984.000.000 1.984.000.000
8. Gaji pegawai bulan Desember 2020 yang belum dibayar dan belum dicatat sebagai
utang adalah sebesar Rp18.000.000. Gaji tersebut akan dibayarkan pada Januari
2021.
9. Beban sewa Rp30.000.000 merupakan sewa atas gedung selama 1 tahun, untuk
periode 1 Mei 2020 s.d. 30 April 2021.
10. Beban Air, Telepon, dan Listrik bulan Desember 2020 yang belum dibayar dan
belum dicatat sebagai utang sebesar Rp2.000.000.
Diminta:
Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan oleh PT Pesona Alam pada tanggal 31
Desember 2020!
BAB 6
NERACA LAJUR
Tujuan pembelajaran pada bab ini adalah agar peserta diklat mampu menyusun
neraca lajur dan neraca saldo setelah penyesuaian.
A. Pengertian
Neraca Lajur atau work sheet adalah kertas kerja berkolom yang digunakan
dalam proses akuntansi manual sebagai alat bantu untuk penyusunan laporan
keuangan. Dalam siklus akuntansi pembuatan neraca lajur bukan merupakan
prosedur yang wajib. Pembuatan neraca lajur dilakukan setelah menyusun neraca
saldo dan sebelum membuat jurnal penyesuaian. Di dalam neraca lajur terdapat
kolom Nama Akun, kolom Neraca Saldo, kolom Penyesuaian, kolom neraca Saldo
Setelah Penyesuaian, kolom Laba Rugi Komprehensif, dan kolom Laporan Posisi
Keuangan/Neraca, sehingga neraca lajur mempermudah proses penyesuaian dan
penyusunan laporan keuangan.
PT MAHONI
NERACA SALDO
PER 31 DESEMBER 2020
(dalam Rupiah)
No Saldo
Nama Akun
Debit Kredit
Kas 501.000.000
Piutang Usaha 60.000.000
Perlengkapan Kantor 35.000.000
Tanah 1.000.000.000
Bangunan dan Gedung 1.200.000.000
Peralatan 300.000.000
Utang Usaha
Pendapatan Sewa Diterima di Muka 223.000.000
Modal Saham 72.000.000
Saldo Laba 2.125.000.000
Pendapatan Jasa 250.000.000 350.000.000
Beban Gaji 24.000.000 600.000.000
Beban Iklan
5. Pada tanggal 1 Januari 2020 PT Mahoni membeli Bangunan dan Gedung dengan
harga Rp1,2 milyar. Gedung tersebut disusutkan selama 20 tahun dengan metode
garis lurus, tanpa nilai sisa.
6. Pada tanggal 1 April 2020 PT Mahoni membeli Mobil Operasional dengan harga
Rp300 juta. Peralatan tersebut disusutkan selama 5 tahun dengan metode garis
lurus, dengan nilai sisa/residu sebesar Rp20 juta.
7. Berdasarkan Laporan Posisi Keuangan PT Mahoni per 31 Desember mempunyai
saldo Piutang Usaha sebesar Rp100 juta. Berdasarkan penilaian, nilai Piutang Usaha
mengalami penurunan sebesar Rp6 juta.
8. PT Mahoni pada tanggal 2 Januari 2020 membeli perlengkapan kantor sebesar
Rp35 juta secara tunai. Jumlah pemakaian perlengakapan selama Tahun 2020
adalah sebesar Rp5 juta. PT Mahoni menggunakan Pendekatan Laporan Posisi
Keuangan/Neraca pencatatan perlengkapan kantor.
Ayat jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2020 yang telah dibuat adalah:
Nomor Akun Debit Kredit
1 Pendapatan Sewa Diterima Dimuka 27.000.000
Pendapatan Sewa 27.000.000
2 Iklan Dibayar di Muka 8.000.000
Beban Iklan 8.000.000
3 Beban Gaji 10.000.000
Utang Gaji 10.000.000
4 Piutang Usaha 40.000.000
Pendapatan Jasa 40.000.000
5 Beban Penyusutan 60.000.000
Akumulasi Penyusutan – Bangunan 60.000.000
dan Gedung
6 Beban Penyusutan 50.000.000
Akumulasi Penyusutan - Peralatan 50.000.000
7 Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih 6.000.000
Cadangan Piutang Tidak Tertagih 6.000.000
8 Beban Perlengkapan Kantor 5.000.000
Perlengkapan Kantor 5.000.000
6 Peralatan 300.000.000
16 Utang Gaji
17 Beban Penyusutan
Akumulasi
Penyusutan -
18
Bangunan dan
Gedung
Akumulasi
19 Penyusutan -
Peralatan
Beban Penyisihan
20 Piutang Tidak
Tertagih
Cadangan Piutang
21
Tidak Tertagih
Beban
22 Perlengkapan
Kantor
JUMLAH 3.370.000.000 3.370.000.000 3.370.000.00 3.370.000.000
Setelah menyusun neraca lajur, maka,informasi yang ada ini dapat digunakan
untuk menyusun laporan keuangan. Angka yang ada pada kolom laba rugi
komprehensif dapat digunakan untuk menyusun laporan laba rugi
komprehensif, dan angka pada kolom laporan posisi keuangan dapat
digunakan untuk menyusun laporan posisi keuangan. Laporan keuangan yang
diekstrak dari neraca lajur ini dapat dilihat di bab berikutnya.
SOAL LATIHAN
Neraca saldo PT Pesona Alam per 31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:
PT PESONA ALAM
NERACA SALDO
PER 31 DESEMBER 2020
Nama Akun Debit Kredit
Kas 350.000.000 -
Piutang Usaha 50.000.000 -
Asuransi Dibayar di Muka 24.000.000 -
Perlengkapan Kantor 30.000.000 -
Tanah 750.000.000 -
Bangunan dan Gedung 400.000.000
Akumulasi Penyusutan Bangunan dan Gedung 20.000.000
Kendaraan 200.000.000 -
Utang Usaha - 325.000.000
Modal Saham - 1.000.000.000
Saldo Laba - 159.000.000
Pendapatan Usaha 400.000.000
Pendapatan Iklan - 48.000.000
Pendapatan Sewa - 32.000.000
Beban Gaji 130.000.000 -
Beban Sewa 30.000.000 -
Beban Air, Telepon, dan Listrik 20.000.000 -
Jumlah 1.984.000.000 1.984.000.000
8. Gaji pegawai bulan Desember 2020 yang belum dibayar dan belum dicatat sebagai
utang adalah sebesar Rp18.000.000. Gaji tersebut akan dibayarkan pada Januari
2021.
9. Beban sewa Rp30.000.000 merupakan sewa atas gedung selama 1 tahun, untuk
periode 1 Mei 2020 s.d. 30 April 2021.
10. Beban Air, Telepon, dan Listrik bulan Desember 2020 yang belum dibayar dan
belum dicatat sebagai utang sebesar Rp2.000.000.
Diminta:
Buatlah Neraca Saldo Setelah Disesuaikan pada tanggal 31 Desember 2020 yang
diperlukan (Ayat Jurnal Penyesuaian telah dibuat pada Latihan Sebelumnya) !
BAB 7
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Tujuan Pembelajaran pada bab ini adalah agar peserta diklat mampu menyusun
laporan keuangan.
Hasil akhir dari proses akuntansi adalah laporan keuangan. Laporan keuangan
menyajikan informasi keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan para
pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan berdasarkan urutan penyusunannya
meliputi laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan posisi
keuangan, dan laporan arus kas.
Beban:
Beban Gaji 260.000.000
Beban Iklan 16.000.000
Beban Penyusutan 110.000.000
Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih 6.000.000
Beban Perlengkapan Kantor 5.000.000
Total Beban 397.000.000
PT MAHONI
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 JDESEMBER 2020
(dalam Rupiah)
SOAL LATIHAN
Neraca saldo PT Pesona Alam per 31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:
PT PESONA ALAM
NERACA SALDO
PER 31 DESEMBER 2020
Nama Akun Debit Kredit
Kas 350.000.000 -
Piutang Usaha 50.000.000 -
Asuransi Dibayar di Muka 24.000.000 -
Perlengkapan Kantor 30.000.000 -
Tanah 750.000.000 -
Bangunan dan Gedung 400.000.000
Akumulasi Penyusutan Bangunan dan Gedung 20.000.000
Kendaraan 200.000.000 -
Utang Usaha - 325.000.000
Modal Saham - 1.000.000.000
Saldo Laba - 159.000.000
Pendapatan Usaha 400.000.000
Pendapatan Iklan - 48.000.000
Pendapatan Sewa - 32.000.000
Beban Gaji 130.000.000 -
Beban Sewa 30.000.000 -
Beban Air, Telepon, dan Listrik 20.000.000 -
Jumlah 1.984.000.000 1.984.000.000
8. Gaji pegawai bulan Desember 2020 yang belum dibayar dan belum dicatat sebagai
utang adalah sebesar Rp18.000.000. Gaji tersebut akan dibayarkan pada Januari
2021.
9. Beban sewa Rp30.000.000 merupakan sewa atas gedung selama 1 tahun, untuk
periode 1 Mei 2020 s.d. 30 April 2021.
10. Beban Air, Telepon, dan Listrik bulan Desember 2020 yang belum dibayar dan belum
dicatat sebagai utang sebesar Rp2.000.000.
Diminta:
Buatlah:
1. Laporan Laba Rugi Komprehensif Tahun 2020
2. Laporan Posisi Keuangan per 31 Desember 2020
3. Laporan Perubahan Ekuitas per 31 Desember 2020
(Ayat Jurnal Penyesuaian dan Neraca Saldo Setelah Disesuaikan telah dibuat pada
Latihan Sebelumnya) !
BAB 8
PENUTUPAN BUKU BESAR
Tujuan pembelajaran pada bab ini adalah agar peserta diklat mampu membuat
jurnal penutup dan pembalik.
A. Pengertian
Tahapan penutupan buku besar dilakukan pada akhir periode. Untuk
memulainya, harus dipahami dahulu kelompok-kelompok akun yang terdiri dari
akun riil (permanen) dan akun nominal (temporer).
Akun-akun aset, utang, dan ekuitas disebut akun permanen. Akun-akun
permanen ini berapapun saldonya pada akhir periode akan menjadi saldo awal pada
periode akuntansi berikutnya.
Akun-akun pendapatan, beban, dan deviden/prive disebut akun-akun
temporer, karena pada akhir periode akuntansi saldo-saldo akun temporer akan
dipindah ke akun ekuitas (kekayaan bersih). Tahapan pemindahan saldo-saldo akun
pendapatan, beban, dan deviden/prive ke akun ekuitas disebut penutupan buku.
Media akuntansi untuk menutup akun pendapatan, beban, dan deviden/prive
adalah jurnal penutup. Dengan penutupan akun temporer pada akhir periode, maka
akun temporer pada awal periode akuntansi bersaldo nol. Penutupan akun
temporer dilakukan sesudah laporan keuangan disusun.
Contoh:
Berdasarkan informasi neraca saldo setelah penyesuaian PT Mahoni pada Contoh
sebelumnya, buatlah jurnal penutup.
Contoh:
Berdasarkan informasi pada Contoh Soal sebelumnya, susunlah neraca saldo
setelah penutupan untuk PT Mahoni per 31 Desember 2020.
Neraca saldo setelah penutupan untuk PT Mahoni (setelah proses tutup buku)
disajikan berikut ini:
Neraca Saldo Setelah
Jurnal Penutup Neraca Saldo Setelah Penutupan
No. Nama Akun Penyesuaian
Db Kr Db Kr Db Kr
1 Kas 501.000.000 501.000.000
2 Piutang Usaha 100.000.000 100.000.000
Perlengkapan 30.000.000 30.000.000
3
Kantor
4 Tanah 1.000.000.000 1.000.000.000
Bangunan dan 1.200.000.000 1.200.000.000
5 Gedung
6 Peralatan 300.000.000 300.000.000
7 Utang Usaha 223.000.000 223.000.000
Pendapatan Sewa 45.000.000 45.000.000
8
Diterima di Muka
9 Modal Saham 2.125.000.000 2.125.000.000
10 Saldo Laba 350.000.000 270.000.000 620.000.000
11 Pendapatan Jasa 640.000.000 640.000.000
D. Jurnal Pembalik
Tahapan akuntansi berikutnya adalah membuat jurnal pembalik pada awal
periode berikutnya (1 Januari Tahun berikutnya). Jurnal pembalik dilakukan dengan
membalik jurnal penyesuaian yang telah dibuat pada akhir periode akuntansi
sebelumnya. Ada lima jurnal pembalik, jika diklasifikasikan menjadi dua, yakni:
1. Jurnal pembalik yang sifatnya wajib
a. Pendapatan Diterima di Muka yang Dicatat dengan Pendekatan Laba Rugi,
apabila sampai dengan Periode Pelaporan masih ada Saldo
Contoh: Pada tanggal 1 April 2020, PT Mahoni menyewakan Gedung miliknya
kepada PT Anggrek. Nilai sewa adalah sebesar Rp72.000.000, untuk periode
sewa selama 2 Tahun dari tanggal 1 April 2020 sampai dengan 30 Maret 2022.
PT Anggrek membayar lunas sewa sebesar Rp72.000.000 pada tanggal 1 April
2020. PT Mahoni mencatat dengan Pendekatan Laba Rugi. Buatlah jurnal
pembalik pada tanggal 1 Januari 2021?
Jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2020 yang telah dibuat oleh PT
Mahoni dengan Pendekatan Laba Rugi adalah:
Tgl Akun Debit Kredit
31 Des 2020 Pendapatan Sewa 45.000.000
Pendapatan Sewa Diterima di Muka 45.000.000
Jurnal pembalik pada tanggal 1 Januari 2021 yang telah harus oleh PT Mahoni
dengan Pendekatan Laba Rugi adalah:
Tgl Akun Debit Kredit
1 Jan 2021 Pendapatan Sewa Diterima di Muka 45.000.000
Pendapatan Sewa 45.000.000
b. Biaya Dibayar di Muka yang Dicatat dengan Pendekatan Laba Rugi, apabila
sampai dengan Periode Pelaporan masih ada Saldo
Contoh: Pada tanggal 1 Mei 2020, PT Mahoni membayar biaya iklan sebesar
Rp24.000.000, untuk periode sewa selama 1 Tahun dari tanggal 1 Mei 2020
sampai dengan 31 April 2021. PT Mahoni mencatat dengan Pendekatan Laba
Rugi. Buatlah jurnal pembalik pada tanggal 1 Januari 2021?
Jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2020 yang telah dibuat oleh PT
Mahoni dengan Pendekatan Laba Rugi adalah:
Tgl Akun Debit Kredit
31 Des 2020 Iklan Dibayar di Muka 8.000.000
Beban Iklan 8.000.000
Jurnal pembalik pada tanggal 1 Januari 2021 yang harus dibuat oleh PT Mahoni
dengan Pendekatan Laba Rugi adalah:
Tgl Akun Debit Kredit
1 Jan 2021 Beban Iklan 8.000.000
Iklan Dibayar di Muka 8.000.000
Jurnal pembalik pada tanggal 1 Januari 2021 yang harus dibuat oleh PT Mahoni
dengan Pendekatan Laba Rugi adalah:
Tgl Akun Debit Kredit
1 Jan 2021 Beban Perlengkapan Kantor 30.000.000
Perlengkapan Kantor 30.000.000
Jurnal pembalik pada tanggal 1 Januari 2021 yang harus dibuat oleh PT Mahoni
adalah:
Tgl Akun Debit Kredit
1 Jan 2021 Pendapatan Jasa 40.000.000
Piutang Usaha 40.000.000
Jurnal pembalik pada tanggal 1 Januari 2021 yang harus dibuat oleh PT Mahoni
adalah:
Tgl Akun Debit Kredit
1 Jan 2021 Utang Gaji 10.000.000
Beban Gaji 10.000.000
SOAL LATIHAN
Neraca saldo PT Pesona Alam per 31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:
PT PESONA ALAM
NERACA SALDO
PER 31 DESEMBER 2020
Nama Akun Debit Kredit
Kas 350.000.000 -
Piutang Usaha 50.000.000 -
Asuransi Dibayar di Muka 24.000.000 -
Perlengkapan Kantor 30.000.000 -
Tanah 750.000.000 -
Bangunan dan Gedung 400.000.000
Akumulasi Penyusutan Bangunan dan Gedung 20.000.000
Kendaraan 200.000.000 -
Utang Usaha - 325.000.000
Modal Saham - 1.400.000.000
Saldo Laba - 159.000.000
Pendapatan Jasa Iklan - 48.000.000
Pendapatan Sewa - 32.000.000
Beban Gaji 130.000.000 -
Beban Sewa 30.000.000 -
Beban Air, Telepon, dan Listrik 20.000.000 -
Jumlah 1.984.000.000 1.984.00.000
8. Gaji pegawai bulan Desember 2020 yang belum dibayar dan belum dicatat sebagai
utang adalah sebesar Rp18.000.000. Gaji tersebut akan dibayarkan pada Januari
2021.
9. Beban sewa Rp30.000.000 merupakan sewa atas gedung selama 1 tahun, untuk
periode 1 Mei 2020 s.d. 30 April 2021.
10. Beban Air, Telepon, dan Listrik bulan Desember 2020 yang belum dibayar dan
belum dicatat sebagai utang sebesar Rp2.000.000.
Diminta:
1. Identifikasi transaksi yang memerlukan jurnal pembalik
2. Buatlah jurnal pembalik yang diperlukan!
Neraca saldo PT Bangun Karta per 31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:
PT BANGUN KARTA
NERACA SALDO
PER 31 DESEMBER 2020
Nama Akun Debit Kredit
Kas 330.000.000 -
Piutang Usaha 20.000.000 -
Asuransi Dibayar di Muka 18.000.000
Sewa Dibayar di Muka 15.000.000 -
Tanah 600.000.000 -
Bangunan dan Gedung 800.000.000 -
Peralatan 120.000.000 -
Akumulasi Penyusutan - Peralatan - 10.000.000
Utang Usaha - 215.000.000
Modal Saham - 1.313.000.000
Saldo Laba - 160.000.000
Deviden 50.000.000 -
Pendapatan Usaha - 400.000.000
Pendapatan Sewa - 30.000.000
Beban Gaji 120.000.000 -
Beban Iklan 16.000.000 -
Beban Perlengkapan 15.000.000 -
Beban Air, Telepon, dan Listrik 24.000.000 -
Jumlah 2.128.000.000 2.128.000.000
Diminta:
Buatlah:
1. Ayat Jurnal Penyesuaian per 31 Desember 2020
2. Neraca Lajur per 31 Desember 2020
3. Laporan Keuangan
a. Laporan Laba Rugi Komprehensif untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2020
b. Laporan Perubahan Ekuitas posisi per 31 Desember 2020
c. Laporan Posisi Keuangan posisi per 31 Desember 2020
4. Jurnal Penutup tanggal 31 Desember 2020
5. Jurnal Pembalik tanggal 1 Januari 2021
1. Pada tanggal 1 Agustus 2019, PT Bangun Karta membayar Asuransi untuk 2 Tahun
kedepan sebesar Rp120 juta. Jurnal yang harus dibuat pada tanggal 31 Desember
2020 dengan Pendekatan Laporan Posisi Keuangan/Neraca adalah:
a. Asuransi Dibayar di Muka (Debit) pada Beban Asuransi (Kredit) masing-masing
sebesar Rp25 Juta
b. Asuransi Dibayar di Muka (Debit) pada Beban Asuransi (Kredit) masing-masing
sebesar Rp60 juta
c. Beban Asuransi (Debit) pada Asuransi Dibayar di Muka (Kredit) masing-masing
sebesar Rp25 juta
d. Beban Asuransi (Debit) pada Asuransi Dibayar di Muka (Kredit) masing-masing
sebesar Rp60 juta
2. Pada tanggal 1 Maret 2019, PT Matarmaja menerima Rp72 juta untuk sewa selama
2 tahun kedepan dan pada akun kredit dicatat dengan pendekatan Laporan Posisi
Keuangan/Neraca. Jurnal penyesuaian per 31 Desember 2019 adalah:
a. Pendapatan Sewa (Debit) pada Pendapatan Sewa Diterima di Muka (Kredit)
masing-masing sebesar Rp30 Juta
b. Pendapatan Sewa Diterima di Muka (Debit) pada Pendapatan Sewa (Kredit)
masing-masing sebesar Rp30 Juta
c. Pendapatan Sewa (Debit) pada Pendapatan Sewa (Kredit) masing-masing
sebesar Rp40 Juta
d. Pendapatan Sewa Diterima di Muka (Debit) pada Pendapatan Sewa (Kredit)
masing-masing sebesar Rp40 Juta
3. Pada bulan Juli 2019 PT Bangun Karta (penerbit majalah kereta) menerima
pembayaran senilai Rp48.000.000 untuk berlangganan majalah selama satu tahun
yang dimulai pada bulan Agustus 2019. Dari jumlah tersebut, berapa yang harus
dilaporkan sebagai pendapatan untuk bulan Juli 2019 dan Agustus 2019?
a. Rp0 dan Rp0
b. Rp0 dan Rp4.000.000
c. Rp0 dan Rp8.000.000
4. PT Harapan Jaya membeli mesin pada 1 September 2019 seharga Rp160 juta. Mesin
tersebut diestimasi memiliki nilai sisa sebesar Rp10 juta pada akhir masa manfaat
8 (delapan) tahun. Hitunglah beban penyusutan untuk tahun 2020 dengan metode
garis lurus?
a. Rp6.250.000
b. Rp12.000.000
c. Rp18.750.000
d. Rp20.000.000
5. Pada tanggal 1 Mei 2019, PT Gajayana membeli peralatan kantor seharga Rp80 juta
dengan nilai sisa Rp20 juta. Masa manfaat adalah 5 tahun. Berapa beban
Depresiasi Tahun 2019 dengan metode garis lurus:
a. Rp12 juta
b. Rp9 juta
c. Rp8 juta
d. Rp6 juta
6. Pada bulan Oktober 2019 diketahui bahwa PT Aneka Jaya telah selesai
memberikan jasa kepada klien senilai Rp10 juta, tetapi sampai dengan tanggal 31
Oktober 2019, jasa tersebut belum dibayar oleh klien. Pada tanggal 31 Oktober
2019, perusahaan membuat jurnal?
a. Piutang Usaha (Debit) pada Pendapatan Diterima di Muka (Kredit) masing-
masing sebesar Rp10 juta
b. Piutang Usaha (Debit) pada Pendapatan Jasa (Kredit) masing-masing sebesar
Rp10 juta
c. Beban Administrasi (Debit) pada Utang Usaha (Kredit) masing-masing sebesar
Rp10 juta
d. No Entry
7. Saldo Beban Perlengkapan pada tanggal 1 Januari 2019 adalah sebesar Rp60 juta.
Sedangkan penggunaan Perlengkapan selama 2019 adalah Rp20 juta. Maka jurnal
per 31 Desember 2019 yang paling tepat adalah?
a. Beban Perlengkapan (Debit) pada Perlengkapan (Kredit) masing-masing
sebesar Rp20 juta
b. Perlengkapan (Debit) pada Beban Perlengkapan (Kredit) masing-masing
sebesar Rp20 juta
c. Beban Perlengkapan (Debit) pada Perlengkapan (Kredit) masing-masing
sebesar Rp40 juta
d. Perlengkapan (Debit) pada Beban Perlengkapan (Kredit) masing-masing
sebesar Rp40 juta
10. Gaji Pegawai Bulan Desember 2019 sebesar Rp10 juta belum dibayar dan dicatat
serta akan dibayar pada tanggal 2 Januari 2020. Jurnal pada tanggal 31 Desember
2019 adalah?
a. Utang Gaji (Debit) pada Beban Gaji (Kredit) masing-masing sebesar Rp10 juta
b. Beban Gaji (Debit) pada Utang Gaji (Kredit) masing-masing sebesar Rp10 juta
c. Utang Gaji (Debit) pada Kas (Kredit) masing-masing sebesar Rp10 juta
d. Beban Gaji (Debit) pada Kas (Kredit) masing-masing sebesar Rp10 juta
11. Saldo Pendapatan Diterima di Muka per 31 Desember 2019 adalah Rp100 juta.
Jumlah tersebut termasuk 60% jasa yang telah dilaksanakan pada Tahun 2019.
Jurnal per 31 Desember 2019 adalah?
a. Pendapatan Diterima di Muka (Debit) pada Pendapatan Jasa (Kredit) masing-
masing sebesar Rp40 juta
b. Pendapatan Jasa (Debit) pada Pendapatan Diterima di Muka (Kredit) masing-
masing sebesar Rp40 juta
c. Pendapatan Diterima di Muka (Debit) pada Pendapatan Jasa (Kredit) masing-
masing sebesar Rp60 juta
d. Pendapatan Jasa (Debit) pada Pendapatan Diterima di Muka (Kredit) masing-
masing sebesar Rp60 juta
12. Pada tanggal 1 Februari 2019, PT Lorena mencatat pendapatan jasa Rp110 juta
untuk periode 1 Februari 2019 - 31 Desember 2019 dengan mencatat jurnal umum
Kas pada Pendapatan Jasa sebesar Rp110 juta? Jurnal penyesuaian yang harus
dibuat pada tanggal 31 Desember 2019 adalah?
a. Pendapatan Diterima di Muka (Debit) pada Pendapatan Jasa (Kredit) masing-
masing sebesar Rp10 juta
b. Pendapatan Jasa (Debit) pada Pendapatan Diterima di Muka (Kredit) masing-
masing sebesar Rp10 juta
c. Pendapatan Diterima di Muka (Debit) pada Pendapatan Jasa (Kredit) masing-
masing sebesar Rp110 juta
d. No Entry
13. PT Matarmaja mempunyai Saldo Beban Perlengkapan per 1 Januari 2019 sebesar
Rp10 juta. Penggunaan perlengkapan selama Tahun 2019 adalah Rp10 juta.
Dibawah ini pernyataan yang benar adalah:
a. PT Matarmaja menggunakan Pendekatan Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
dalam mencatat Perlengkapan
b. Jurnal penyesuaian yang harus dibuat pada tanggal 31 Desember 2019 adalah
Beban Perlengkapan (Debit) pada Perlengkapan (Kredit) masing-masing
sebesar Rp10.000.000
c. Jurnal penutup yang harus dibuat pada tanggal 31 Desember 2019 adalah
Ikhtisar Laba Rugi (Debit) pada Beban Perlengkapan (Kredit) masing-masing
sebesar Rp10.000.000
d. Jurnal pembalik yang harus dibuat pada tanggal 1 Januari 2020 adalah No Entry
Profesionalisme adalah
Menjalankan tugas dengan
keyakinan dan memegang teguh
prinsip kebenaran
HYMNE BPK
KAMI SANG ABDI NEGARA
MENGEMBAN TUGAS MULIA
UNTUK TANAH AIR TERCINTA
DEMI BANGSAKU INDONESIA
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntansi Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta. 2014.
Sasongko, Catur dkk. Akuntansi Suatu Pengantar 1 – Berbasis PSAK. Salemba Empat, Jakarta.
Sugiri, S dan B. A. Riyono. Akuntansi Pengantar 1, Edisi ke-5. UPP AMP YKPN, Yogyakarta. 2004.
Weygandt, Kieso, and Kimmel Accounting Principles 7th edition, Wiley, 2009.
Warren, Reeve and Fess. Accounting Principles, 21th Edition. South Western Publishing Co., Cincinnati,
Ohio. 2005.
Saat ini, Suci Humaira Sophia S.E. yang lahir di Medan pada 6 Agustus 1985,
merupakan seorang Analis Diklat di Badiklat PKN BPK. Penulis menempuh
pendidikan sarjana jurusan Manajemen pada Universitas Padjajaran dan lulus
pada Tahun 2009. Penulis meniti karir di BPK sejak Tahun 2011 pada Badiklat PKN.
Penulis telah memiliki berbagai pengalaman mengajar dalam bidang terkait
manajemen dan akuntansi serta mengikuti berbagai pelatihan terkait akuntansi, pengadaan barang
jasa maupun audit.
Eko Purwanto S.E., M.Ak., Ak, CA, CFE, ACPA. Lahir di Blitar, 2 Otober 1982
berperan sebagai Pemeriksa Muda di AKN III BPK RI. Penulis adalah lulusan dari
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara pada Tahun 2004 dan menyelesaikan jenjang
S-2 pada Magister Akuntansi Universitas Padjajaran pada Tahun 2017. Penulis
memulai kariernya sebagai auditor di BPK sejak tahun 2005 serta juga menjadi
dosen pada Sekolah Tinggi Akuntansi Negara dan Universitas Padjadjaran.
Agung Setio Utomo, S.E., M.Acc., Ak, CA, ACPA lahir di Purbalingga, 9 Agustus
1983 saat ini berperan sebagai Pemeriksa Madya pada Auditorat I.A yang
bertanggung jawab melaksanakan pemeriksaan pada Kementerian Pertahanan
dan TNI, Kemenko Polhukam, BIN, Bakamla, Lemhanas, serta Wantannas. Sejak
bekerja di BPK pada tahun 2005, penulis telah melaksanakan pemeriksaan pada
LK Bank Indonesia, LKPD, dan LKKL.
Mohammad Baequni S.E., Ak., MBA., LCCCyang lahir di Jakarta dan besar di kota
Pati ini merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Penggemar basket dan
kolektor die-cast ini merupakan lulusan pendidikan sarjana akuntansi Universitas
Diponegoro dan master SDM dari UGM. Penulis masuk BPK pada tahun 2006 dan
mengawali karirnya sebagai pemeriksa BPK di Papua. Minatnya dalam dunia
pendidikan membuatnya memutuskan untuk menjadi Widyaiswara pada tahun
2012 dengan konsentrasi pemeriksaan keuangan daerah.