Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Cerano Seni | Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan

Volume 02 No. 01 Tahun 2023


p-ISSN: 2962-5939 | e-ISSN: 2962-5610

ERLAJAR RAS PANDIKKAR NARI:


EKSPLORASI JURUS NDIKKAR SEBAGAI BASIS PRA-EKSPRESIF AKTOR

Ilham Rifandi

Program Studi Seni Pertunjukan, Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni


Universitas Negeri Medan
Jalan Willem Iskandar Ps. V Medan Estate , 20221, Sumatera Utara, Indonesia
Email: ilhamrifandi@unimed.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bermula dari adanya kebutuhan untuk pelatihan dalam laboratorium keaktoran di
mana dibutuhkan pengetahuan untuk memperkaya prinsip pra-ekspresif aktor. Oleh karena itu,
penulis bertujuan untuk melakukan penelitian dengan mengeksplorasi budaya dari etnis Karo
yakni Ndikkar yang memuat jurus-jurus yang dapat digunakan sebagai pelatihan laboratorium.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis deskriptif. Berdasarkan penelitian
yang telah penulis laksanakan, ditemukan dampak diantaranya; ketahanan fisik, fleksibilitas,
memiliki pengaturan nafas yang teratur, pengelolaan energi, konsentrasi dan maturasi emosi.

Kata Kunci: Laboratorium Keaktoran, Pra-Ekspresif, Ndikkar

Abstract
This research stems from the need for training in the acting laboratory where knowledge is needed
to enrich the actor's pre-expressive principles. Therefore, the author aims to conduct research by
exploring the culture of the Karo ethnic group, namely Ndikkar, which contains moves that can be
used as laboratory training. This study uses a qualitative approach and descriptive analysis. Based
on the research that the author has carried out, it has found impacts including; physical
endurance, flexibility, regular breathing, energy management, concentration and emotional
maturity.

Keywords: Acting Laboratory, Pre-Expressive, Ndikkar

dan totalitas energi yang dapat dimanfaatkan


PENDAHULUAN sebagai dasar pelatihan fisik aktor.
Ndikkar merupakan bela diri asli masyarakat
Karo yang telah mengalami perubahan fungsi Fondasi kekuatan fisik manusia didasarkan
dari masa ke masa. Bermula Ndikkar pada eksplorasi bagian tubuh, penguasaan
digunakan sebagai pertahanan diri terhadap indera dan perasaan yang timbul dari dalam
alam hingga sekarang digunakan sebagai diri manusia itu sendiri. Hal-hal tersebut
komoditas budaya (Rifandi, 2021: 220). seringkali melahirkan kecerdasan tubuh yang
Bersumber pada penelitian yang penulis hadir dalam bahasa yang bermuatan metafora.
laksanakan pada tahun 2021, Ndikkar Kondisi tersebut memengaruhi bagaimana
memiliki beberapa jurus-jurus yang manusia merasa selaras atau merasakan
mengandung nilai kearifan lokal. Selain itu ketidaknyamanan dalam hidup (Hess, 2016:
dalam praktiknya gerakan-gerakan yang 33). Selanjutnya, Hess menyebutkan bahwa
terdapat dalam Ndikkar memiliki intensitas cara untuk memasuki eksplorasi fisik adalah
lanskap gerak, yang diberi nama secara
17
Ilham Rifandi | Jurnal Cerano Seni
Disubmit 22/05/2023, direview 09/06/2023, dipublish 15/06/2023
Jurnal Cerano Seni | Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan
Volume 02 No. 01 Tahun 2023
p-ISSN: 2962-5939 | e-ISSN: 2962-5610
metaforis. Bila kita mengimplikasikan pendapat Nascimento, setelah melakukan
pendapat di atas ke dalam Ndikkar maka dapat penelitian terhadap Ndikkar muncul
dilihat bahwa bahasa metafora tersebut lahir ketertarikan penulis untuk mengembangkan
ke dalam jurus Ndikkar seperti jurus Harimau, Ndikkar sebagai bahan aktor dalam tahap pra-
gerakan tare-tare bintang, langkah meteruk, ekspresif yang menitikberatkan pada
dsb. pelatihan fisik atau membangun jaringan
imajiner yang mampu memberikan dorongan
Metafora-metafora yang lahir dari Ndikkar kepada aktor dalam menggerakkan tubuh
tersebut memberikan kemungkinan bagi (Barba, 1995: 10).
Ndikkar untuk masuk dalam setting yang
bersifat alegoris dikarenakan eksplorasi fisik Salah satu alasan terlaksananya penelitian ini
yang intim. Kondisi tersebut dapat tercermin adanya kebutuhan untuk membangun
dalam setting plot Ndikkar yang terdiri atas kecakapan tubuh aktor berbasiskan
empat bagian, yakni; (1) Sembah empat desa, pengetahuan lokal yang dapat terjangkau oleh
(2) tare-tare bintang, (3) ermayan, dan (4) aktor. Kesenjangan dalam penguasaan teknik
perang. Sembah empat desa merupakan atau fokus keterampilan untuk melatih aktor
penghormatan yang diberikan pada empat merupakan kondisi dilematis namun sekaligus
mata angin dimana sembah pertama ditujukan peluang (Zarrili, 2020: 23). Maka dari itu,
kepada roh guru Ndikkar atau leluhur meskipun aktor telah memiliki penguasaan
Ndikkar, sembah kedua diberikan kepada spiritual dan intelektual yang mumpuni justru
pendiri kampung, sembah ketiga pada pemain aktor harus menggenapinya dengan pelatihan
musik dan yang terakhir kepada lawan main. tubuh. Dengan memiliki kecakapan tubuh,
aktor akan mampu mengeksplorasi karakter
Pada bagian tare-tare bintang, PaNdikkar yang akan diperankan dengan maksimal.
akan melakukan gerakan-gerakan indah Pratama menyebutkan (2019: 98),
sekaligus perkenalan dan mengukur Stanislavsky kerap memberikan latihan tari
kemampuan lawan main, gerakan tare-tare kepada aktornya agar dapat menjelmakan
bintang berupa improvisasi gerakan tangan nilai-nilai spiritual ke dalam tindakan yang
dengan pandangan mengarah ke langit sambil tepat. Begitu pula dengan aktor yang
menatap bintang. Pada ermayan, PaNdikkar mendapatkan pelatihan Kutitayam dari India
akan memamerkan banyaknya jurus yang dan Noh dari Jepang yang bertujuan
dikuasai sambil membaca kemampuan lawan membentuk kesadaran, melatih imajinasi dan
main. Adegan perang merupakan puncak plot mewujudkan pengalamannya dengan
sekaligus menjadi bagian penutup dimana orientasi terhadap keahlian akting.
PaNdikkar yang merasa di atas angin atau
lebih mahir akan mengalah. Sehingga tidak Sebab lain dari terlaksananya penelitian ini
ada PaNdikkar yang kalah sehingga perang adalah adanya keinginan penulis untuk
akan diakhiri dengan seri. menyisipkan budaya lokal ke dalam
dramaturgi keaktoran yang kerap dipinjam
Menurut Nascimento (2009: 24), seorang dalam tradisi teatrikal, baik yang dialami
praktisi biasanya tertarik untuk mengangkat dalam konteks pembelajaran formal maupun
sebuah tradisi performatif ke atas panggung informal. Semangat tersebut penulis adaptasi
dikarenakan munculnya preferensi pribadi beralaskan tulisan Winet (2010) yang
maupun professional. Seturut dengan menyebutkan metode akting Indonesia yang

18
Ilham Rifandi | Jurnal Cerano Seni
Disubmit 22/05/2023, direview 09/06/2023, dipublish 15/06/2023
Jurnal Cerano Seni | Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan
Volume 02 No. 01 Tahun 2023
p-ISSN: 2962-5939 | e-ISSN: 2962-5610
digagas Asrul Sani merupakan penggabungan kemungkinan dalam menemukan nilai-nilai
dari tradisi intelektual ‘barat’ dengan yang dapat diinternalisasikan dari latihan.
spiritualitas ‘timur’. Perpaduan kekuatan
Barat dan Timur bagi teater Indonesia adalah Dalam memahami fenomenologi akting,
sebuah keniscayaan, karena akar dari teater terdapat beberapa pertanyaan yang menarik
Indonesia telah mendapatkan pengaruh secara penulis ke dalam upaya untuk menemukan
intens dari teater Barat, sehingga sulit untuk jenis pelatihan dasar yang sekiranya dapat
melepaskan ketergantungannya (Rifandi dan mengeksplorasi kesadaran aktor. Selain itu
Irianto, 2023: 158). Oleh sebab itu, penulis pelatihan yang dirancang dapat membuka
melaksanakan penelitian terkait Ndikkar dan menyesuaikan energi, konsentrasi, dan
untuk menelisik nilai-nilai yang dapat kesadaran indera aktor. Pelatihan yang
diinterpolasikan ke dalam pelatihan aktor dirancang juga seyogianya dapat membantu
menggunakan idiom Ndikkar. pelatih akting untuk membantu aktor
melibatkan proses imajinasi dengan cara
Erlajar Ras PaNdikkar Nari merupakan yang sesuai dengan akting atau pertunjukan
sebuah term yang penulis gunakan untuk yang akan dilakukan (Zarrili, 2020: 24).
mengabstraksikan proses eksplorasi Ndikkar
sebagai dasar dalam pelatihan olah tubuh yang 2. Pra-Ekspresif Aktor
dapat digunakan aktor dalam prinsip pra- Prinsip pra-ekspresif merupakan bagian dari
ekspresifnya. Selain itu, melalui pengetahuan teater antropologi. Prinsip pra-ekspresif dari
akan gerak atau jurus Ndikkar dapat kehidupan aktor merupakan prinsip yang
memberikan kekayaan gerak atau menjadi cukup luas yang tidak hanya berkaitan dengan
etude gerak dalam penggarapan teater fisiologi dan mekanika tubuh aktor,
berbasis ketubuhan. Melalui penelitian ini, melainkan jaringan imajiner yang dapat
penulis bermaksud untuk menyajikan membantu aktor dalam menggerakkan tubuh.
jurusmenyusun pelatihan olah tubuh Intensi prinsip pra-ekspresif ini adalah aktor
menggunakan jurus-jurus yang terdapat di dapat membentuk tubuh fiktifnya (Barba,
dalam Ndikkar serta memanfaatkan makna 1995: 10). Kemampuan aktor untuk fokus
yang terkandung di dalam jurus tersebut prinsip pra-ekspresif memungkinkannya
sebagai membangun energi aktor. untuk memperluas pengetahuan dalam kinerja
keaktorannya secara praktis, kritis dan
KAJIAN TEORI historis. Agar tubuh aktor dapat menjadi
1. Fenomenologi Akting medium perantara antara spektakel dan
Fenomenologi akting merupakan cara spektator (Irianto, 2022: 127).
dimana aktor menghadapi dan menghuni
dunia dan kesadaran manusia yang METODE
terkandung dalam 'kehidupan', di Penelitian ini menggunakan pendekatan
laboratorium akting, dan di atas panggung. kualitatif dimana penulis menggunakan
Melalui teori ini Zarrili, mengeksplorasi metode analisis deskriptif. Terdapat dua
kesadaran aktor yang hadir dalam proses sumber dalam pemerolehan data dalam
pelatihan sebagai situs untuk eksplorasi penelitian ini yaitu data primer dan data
filosofis - sebuah upaya di mana praktik sekunder. Data primer didapatkan melalui
keaktoran menawarkan kemungkinan- wawancara mendalam dan observasi
berpartisipasi. Rohendi (2011: 208)
memaparkan kelebihan dari wawancara
19
Ilham Rifandi | Jurnal Cerano Seni
Disubmit 22/05/2023, direview 09/06/2023, dipublish 15/06/2023
Jurnal Cerano Seni | Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan
Volume 02 No. 01 Tahun 2023
p-ISSN: 2962-5939 | e-ISSN: 2962-5610
mendalam ini sebagai wawancara yang dapat kemudian dipersonalisasi. Pendapat tersebut
mengeksplorasi berbagai topik umum secara dapat diperkuat dengan pandangan Schechner
bersamaan dibandingkan dengan wawancara (dalam Yudiaryani, 1996: 11) bahwa
yang terstruktur secara formal. Wawancara penelitian yang dilakukan oleh aktor juga
mendalam ini digunakan untuk mencari merupakan proses pembentukan potensi yang
informasi terkait jurus-jurus Ndikkar dan mendukung komunikasi di atas panggung.
makna yang terkandung dalam jurus tersebut. Sehingga bila kita mempertalikan pendapat
Observasi terlibat dilakukan untuk Barba dengan Schechner di atas, dapat ditarik
mendapatkan informasi secara lebih intensif sebuah aksioma bahwa prinsip dasar seorang
dan mendalam serta berperan secara langsung aktor adalah ‘mempelajari sesuatu untuk
dengan Ndikkar sebagai objek penelitiannya. mempelajari aktingnya sendiri’.
Data dikumpulkan dengan menggunakan
handphone sebagai media perekam suara dan Bertumpu pada pendapat di atas, penulis
kamera untuk pengambilan foto dan video. bertujuan menggali tradisi Ndikkar sebagai
Pemilihan informan didasarkan pada bahan dasar untuk prinsip pra-ekspresif aktor
pengelompokan pegiat Ndikkar dimana yang mana akan menjadi pengetahuan yang
informan kunci dari penelitian ini yakni dapat diasimilasikan dan ditransformasikan
seorang pelatih Ndikkar yang sangat aktif menjadi potensi. Potensi tersebut adalah
mempertunjukkan Ndikkar dibanyak event energi bagi aktor yang dapat dikendalikan
baik yang diadakan oleh masyarakat ataupun melalui kesadaran aktor sehingga tubuh
dari pemerintah. tersebut mampu melahirkan sebuah akting.
Dalam penelitian ini, penulis menyajikan
HASIL DAN PEMBAHASAN jurus-jurus yang terdapat dalam beladiri
Dalam perkembangan pengetahuan teater hari Ndikkar.
ini, kinerja aktor merupakan salah satu
pembahasan yang menyita cukup banyak Beladiri Ndikkar merupakan tradisi ketubuhan
perhatian dan dianggap sebagai salah satu yang lahir mulanya lahir sebagai intuisi
sumber pengetahuan (Kershaw, 2011: 137). purbawi Etnis Karo. Sebagai masyarakat yang
Praktik kinerja yang dilakukan oleh seorang hidup dalam tradisi agraris, masyarakat Karo
aktor yang disebut sebagai proses mengembangkan bentuk pertahanan diri yang
laboratorium menimbulkan pertanyaan apa ditujukan untuk melindungi diri terhadap
potensi yang ditemukan saat melakukan serangan binatang buas dan beradaptasi
penelitian terkait kinerja yang akan dihadapi dengan alam. Kondisi demikian melahirkan
oleh aktor. Dalam proses laboratorium itu bentuk-bentuk jurus yang mengambil
pula nantinya aktor akan berupaya untuk metafora-metafora yang berhubungan dengan
mengeksplorasi kreativitas fisik, batin dan alam sekitar di mana Ndikkar tersebut
intelektualnya. muncul. Sebagai contoh, Ndikkar yang
menjadi objek dari penelitian ini adalah
Secara professional keahlian atau kecakapan Ndikkar yang lahir di kawasan pegunungan
aktor merupakan hal yang didapat melalui yakni Desa Lingga sehingga bentuk jurusnya
abstraksi atau dalam kerja penelitian (Barba, pun mengadopsi lingkungannya. Berikut
1995: 9). Secara umum, kinerja seorang aktor penulis sajikan jurus-jurus yang terdapat
akan dimulai dengan bagaimana ia dalam Ndikkar Desa Lingga.
mengasimilasi pengetahuan teknis yang

20
Ilham Rifandi | Jurnal Cerano Seni
Disubmit 22/05/2023, direview 09/06/2023, dipublish 15/06/2023
Jurnal Cerano Seni | Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan
Volume 02 No. 01 Tahun 2023
p-ISSN: 2962-5939 | e-ISSN: 2962-5610
dilakukan berulang-ulang. Kaki depan dan
belakang ditekuk membentuk kuda-kuda
sambil menggerakkan tubuh ke atas dan ke
bawah sembari melangkah perlahan sebanyak
7 kali. Filosofi Langkah Sipitu Pitu terkait
dengan aturan dalam melangkah dengan
menimbang tanah Karo yang terdiri dari
kontur yang beragam sehingga perlu kehati-
hatian dalam melangkah. Dalam melakukan
Gambar 1. Jurus Pertahanen
gerakan ini yang perlu diperhatikan adalah
(Dok. Pribadi, 2023)
kaki harus selalu dalam kondisi ringan. Dalam
artian, kaki tidak boleh terlalu menapak
Jurus Pertahanen merupakan gerakan untuk
karena agar tidak memberatkan langkah dan
melindungi diri terhadap serangan lawan yang
meringankan badan ketika mengayunkan
datang dari atas tubuh PaNdikkar. Untuk
badan ke atas dan ke bawah. Posisi tangan
melakukan jurus ini seorang PaNdikkar
juga mengikuti irama tubuh dengan secara
mengambil posisi duduk dengan
bergantian membawa tangan ke depan dan
menyilangkan kakinya sedangkan salah satu
belakang.
tangan menyilang bertumpu ke tanah dan
tangan lainnya bersiap untuk menangkis
serangan. Jurus ini menghendaki kesigapan
dari pelakunya karena tujuannya adalah
pertahanan diri terhadap serangan lawan
sembari mempersiapkan langkah untuk
menjatuhkan lawan. Ketika penulis
menggunakan gerakan ini dalam proses
laboratorium dibutuhkan ketahanan pada
bagian lengan dan perut serta kelenturan kaki
agar tidak terjebak dalam gerakan tersebut.
Gambar 3. Jurus Tare Tare Bintang
(Dok. Pribadi, 2023)

Jurus Tare Tare Bintang merupakan salah


satu gerakan yang sangat penting dalam
penampilan Ndikkar berhubung jurus ini
menjadi penentu plot selanjutnya. Gerakan ini
menganalogikan manusia yang mengagumi
dan meminta sesuatu kepada bintang yang
hanya muncul ketika malam hari. Di dalam
jurus ini juga diajarkan untuk membaca lawan
Gambar 2. Jurus Langkah Sipitu Pitu main dan menganalisa momentum untuk
(Dok. Pribadi, 2023) menyerang. Dalam proses laboratorium,
penulis mengamati bahwa hal yang sangat
Jurus Langkah Sipitu Pitu adalah gerakan substansial dalam melakukan jurus ini adalah
melangkah di mana gerakan kaki tidak boleh kecermatan mata dan menjaga konsentrasi
21
Ilham Rifandi | Jurnal Cerano Seni
Disubmit 22/05/2023, direview 09/06/2023, dipublish 15/06/2023
Jurnal Cerano Seni | Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan
Volume 02 No. 01 Tahun 2023
p-ISSN: 2962-5939 | e-ISSN: 2962-5610
untuk mengamati kondisi orang lain. Hal lain Jurus Langkah Meteruk yaitu kuda-kuda
yang penulis dapatkan dalam berlatih rendah yang digunakan untuk melangkah
menggunakan jurus Tare Tare Bintang adalah dengan tangan mengarah ke depan. Dalam
maturasi emosi dan kemampuan melakukan gerakan ini dibutuhkan kekuatan
mengendalikan diri. Dalam proses menggarap paha dan pernafasan yang teratur untuk
peran, hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk menahan beban kuda-kuda rendah. Dalam
menganalisis lawan main dan pengendalian proses laboratorium yang penulis lakoni
diri dalam pelatihan. gerakan ini berdampak pada ketahanan fisik
dan pernafasan yang dapat memengaruhi
stamina sebagai aktor.

Gambar 4. Jurus Golek Harimau


(Dok. Pribadi, 2023)

Jurus Golek Harimau merupakan gerakan Gambar 6. Jurus Kepit Kepit Belo
yang ditujukan untuk menyerang bagi yang (Dok. Pribadi, 2023)
dapat dilakukan ke segala arah seperti gerakan
pertahanan yang dilakukan Harimau. Gerakan Jurus Kepit Kepit Belo merupakan gerakan
Golek Harimau ini dilakukan dalam posisi yang tujuannya adalah untuk mematahkan
seperti merangkak dengan salah satu kaki serangan dengan menggunakan kedua telapak
cenderung dipanjangkan ke belakang tangan. Gerakan ini dilakukan dengan
sedangkan kaki yang melekat ke lantai dapat memosisikan telapak tangan secara vertikal
menjadi poros untuk bergerak ke segala arah. serta perlu adanya tekanan seolah memelintir
Pelatihan yang berbasis gerakan jurus ini sesuatu. Gerakan ini terinspirasi dari susunan
dapat melatih fleksibilitas tubuh aktor dan daun sirih (kepit kepit belo) yang tersusun dari
melatih konsentrasi. daun terkecil hingga daun yang paling besar.
Melalui jurus ini, aktor perlu dilatih untuk
menakar besaran tenaga yang dikeluarkan
sehingga aktor dapat mengendalikan energi
yang dibutuhkan sesuai kebutuhannya.

Gambar 5. Langkah Meteruk


(Dok. Pribadi, 2023)

22
Ilham Rifandi | Jurnal Cerano Seni
Disubmit 22/05/2023, direview 09/06/2023, dipublish 15/06/2023
Jurnal Cerano Seni | Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan
Volume 02 No. 01 Tahun 2023
p-ISSN: 2962-5939 | e-ISSN: 2962-5610
energi kebanyakan aktor cepat terkuras
dikarenakan harus berkonsentrasi secara
simultan antara menghindari sesuatu dengan
menyelipkan serangan. Biasanya ketika
penulis mengadaptasi jurus ini sebagai
pelatihan fisik aktor, penulis akan
memasangkan dua aktor untuk melakukan
serangan kepada rekannya dan membalas
serangan tersebut. Pelatihan tersebut
Gambar 7. Jurus Pancur-Pancur berdampak pada kuatnya daya konsentrasi
(Dok. Pribadi, 2023) aktor. Dampak lain yang terperhatikan oleh
penulis adalah bonding antara aktor yang
Jurus Pancur Pancur merupakan gerakan berimbas pada kekompakan dan kepercayaan
yang terinspirasi dari air pancur yang terhadap rekan.
mengalir dan menghantam tanah. Untuk
melakukan jurus ini aktor mesti mengayunkan Jurus Bulang-Bulang memiliki makna
tangan kanan dan kiri diayun ke atas dan ke kesiapan untuk memanfaatkan hal yang
bawah sambil menggerakkan bagian melekat di dalam diri untuk melindungi diri.
tubuhnya. Kuda-kuda yang dibutuhkan dalam Dalam kehidupannya, Masyarakat Karo
gerakan ini terbilang tidak terlalu menekankan nilai guna atas barang-barang
membutuhkan banyak tenaga namun energi yang mereka miliki. Mereka meyakini bahwa
yang dihabiskan untuk mengayunkan tangan barang sekecil apapun tanpa diduga bisa
cukup banyak. memiliki fungsi yang sangat besar
dikemudian hari. Dalam konteks penampilan
Ndikkar, PaNdikkar akan menggunakan kain
penghias kepala untuk melindungi diri. Di
dalam konteks laboratorium, penulis
memanfaatkan kesadaran imajinatif aktor
dalam latihan ini untuk membangun situasi
alegoris di mana aktor akan menggunakan
benda-benda di sekitarnya dan dapat
digunakan dengan berbagai fungsi. Dampak
dari latihan ini adalah aktor membiasakan diri
Gambar 8. Jurus Sarudung Nilahken Saritantang untuk membebaskan imajinasinya dan
(Dok. Pribadi, 2023) menerapkannya dalam proses pelatihan.
Teknis pelatihan yang penulis lakukan adalah
Jurus Sarudung Nilahken Saritantang membiarkan aktor memilih tempat masing-
merupakan gerakan yang menggunakan masing, memperhatikan benda-benda yang
kekuatan tubuh secara konstan dan menuntut ada disekitar dan menggunakannya dalam
kecepatan dalam pergerakan. Di dalam jurus bentuk imajinatif.
ini terdapat gerakan melompat untuk
menghindari serangan sambil menyelipkan KESIMPULAN
serangan dengan sangat cepat. Dalam proses Prinsip pra-ekspresif dalam latihan keaktoran
laboratorium, penulis menemukan bahwa merupakan prinsip yang mengaitkan

23
Ilham Rifandi | Jurnal Cerano Seni
Disubmit 22/05/2023, direview 09/06/2023, dipublish 15/06/2023
Jurnal Cerano Seni | Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan
Volume 02 No. 01 Tahun 2023
p-ISSN: 2962-5939 | e-ISSN: 2962-5610
bagaimana proses pelatihan fisik dan Laga-Laga: Jurnal Seni Pertunjukan 8.2
mekanika tubuh dapat sejalan dengan (2022): 123-138.
pelatihan imajiner aktor sehingga aktor Kershaw, B. (Ed.). (2011). Research methods
in theatre and performance. Edinburgh:
tersebut dapat memiliki kekayaan dalam
Edinburgh University Press.
proses mencipta komunikasi panggungnya. Nascimento, Claudia Tatinge. (2009).
Prinsip pra-ekspresif juga menjadi Crossing Cultural Borders Through the
penghubung dengan bagaimana yang disebut Actor’s Work: Foreign Bodies of
fenomenologi akting sebagai cara aktor Knowledge. New York: Routledge.
merasakan kehidupan dan memiliki kesadaran Rifandi, Ilham., & Natalia, C. H. 2021.
akan nilai-nilai yang menggerakkannya. Oleh Ndikkar in the Performing Art
Dimensions. In Proceedings of the
karena itu, dibutuhkan pengetahuan yang
Tenth International Conference on
dapat ditransformasikan menjadi teknik aktor Languages and Arts (ICLA 2021)(pp.
dalam merancang perannya. 219-223). Atlantis Press.
10.2991/assehr.k.211129.034
Ndikkar menjadi salah satu alternatif dalam Rifandi, I. (2023, 14 Mei). Ndikkar: Seni Bela
penguasaan pengetahuan aktor terhadap Diri Khas Etnis Karo. Retrieved from
fisiknya. Penguasaan fisik yang baik dapat https://etnis.id/Ndikkar-seni-bela-diri-
khas-etnis-karo/
menuntun aktor dalam mengelola potensi-
Rifandi, I., & Irianto, I. S. (2023). "
potensi yang dimiliki oleh aktor. Ndikkar Membingkai Melayu" Perancangan
memiliki jurus-jurus yang secara keseluruhan Metode Akting Berbasis Tradisi Untuk
memiliki makna yang integral dengan Pembelajaran Makyong di Program
gerakannya. Sehingga secara tidak langsung Studi Seni Pertunjukan UNIMED.
akan belajar untuk merasakan energi yang Jurnal Sendratasik, 12(2), 157-168.
Saleh, R. (2020). Tubuh Lumping Metode
berasal dari budaya pemilik Ndikkar itu
Seni Peran Berbasis Kearifan
sendiri. Melalui pelatihan menggunakan Lokal. Panggung, 30(4): 483-496.
prinsip pra-ekspresif berbasis Ndikkar ini, http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v
penulis mengamati dampak-dampak yang 30i4.1367
dialami oleh aktor dalam proses laboratorium, Yudiaryani. (1996). Metode Laboratorium
diantaranya adalah; ketahanan fisik, Teater; Usaha Menggali dan
fleksibilitas, memiliki pengaturan nafas yang Mengembangkan Identitas Kedaerahan.
Makalah Seminar Masyarakat Seni
teratur, pengelolaa energi, konsentrasi dan
Pertunjukan, Tenggarong: 23-28
maturasi emosi. September 1996.
Zarrili, Phillip. B. (2009). Psychophysical
DAFTAR RUJUKAN Acting: An Intercultural Approach
Hess, Elizabeth. (2016). Acting and Being: After Stanislavski. New York:
Explorations in Embodied Performance. Routledge.
New York: Palgrave Macmillan. Zarrili, Philip. B. (2020). Toward a
Irianto, Ikhsan Satria, Hendri Jihadul Barkah, Phenomenology of Acting. New York:
and Yuniarni Yuniarni. Routledge.
"PEMERANAN TOKOH TUAN
DURAN DALAM NASKAH Daftar Narasumber/Informan
KEMATIAN YANG Sinulingga, Simpei. (2023), “Jurus-jurus
DIRENCANAKAN KARYA dalam Ndikkar dan Makna yang
AUGUST STRINBERG Terkandung Pada Gerakannya”. Hasil
TERJEMAHAN JOKO KURNAIN." Wawancara Pribadi: 12 Juni 2022,
Desa Lingga, Kabupaten Karo.
24
Ilham Rifandi | Jurnal Cerano Seni
Disubmit 22/05/2023, direview 09/06/2023, dipublish 15/06/2023
Jurnal Cerano Seni | Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan
Volume 02 No. 01 Tahun 2023
p-ISSN: 2962-5939 | e-ISSN: 2962-5610

25
Ilham Rifandi | Jurnal Cerano Seni
Disubmit 22/05/2023, direview 09/06/2023, dipublish 15/06/2023

Anda mungkin juga menyukai