Anda di halaman 1dari 4

KLASIFIKASI SUPERHEATED STEAM

Superheated steam atau uap panas lanjut merupakan kondisi fluida (steam) yang memiliki
temperature kerja lebih dari nilai temperature uap keringnya (uap saturasi). Superheated steam
mempunyai keunggulan baik dari sisi efisiensi maupun dari keandalan, juga mampu
meningkatkan entalphi, seperti kita ketahui entalphi merupakan konfigurasi dari energi dalam
(internal energy), tekanan dan volume dimana entalphi itu sendiri dapat mengkonversi dirinya
menjadi kerja dan panas

Selain itu, dengan mendistribusikan superheated steam sebagai fluida kerja menuju primemover
akan dapat mengurangi atau meminimalisir resiko terjadinya kerusakan (erotion) yang
disebabkan oleh peningkatan fraksi air akibat expantion steam, sehingga lifetime blade pada
stage (khususnya last stage) menjadi tidak dioptimalkan. Selain itu dengan uap yang
dikategorikan superheated juga dapat mengurangi potensi losses energy yang disebabkan oleh
tingkat kebasahan uap yang tinggi

Dilihat dari gambar diatas menjelaskan bahwa Superheated steam memiliki tahapan-tahapan
dalam proses transformasinya, mulai tahapan peningkatan temperature melalui penyerapan
sensible heat hingga menyentuh temperature didih air, kemudian dilanjutkan tahapan pelepasan
molekul air dan mengubahnya menjadi uap kering seutuhnya (saturated steam) yang terjadi pada
zona transisi. Kemudian berlanjut pada fase peningkatan suhu uap saturasi menjadi superheated
steam pada rating temperatur yang diinginkan.

Pada prosesnya, superheated steam memiliki klasifikasi penyerapan panas berdasarkan


zona/lokasi pada boiler system. Pemahaman klasifikasi superheated steam (berdasarkan lokasi)
seharusnya dapat dipahami oleh operator agar pada setiap proses tahapan transformasi
superheated steam dapat berlangsung dengan maksimal, hal ini guna memanfaatkan seoptimal
mungkin heat source pada seluruh heat transfer zone di system boiler. optimalisasi seluruh proses
yang berlangsung akan berdampak pada peningkatan efisiensi dan penurunan losses

Berikut beberapa klasifikasi superheated steam berdasarkan heat source pada setiap lokasi di
system boiler:
1.      Superheated radiant

Merupakan proses penyerapan panas untuk menghasilkan uap superheated dengan


memanfaatkan panas radiasi pada boiler system, proses penyerapan panas radiasi umumnya
berlangsung di area lower dan upper zone, dimana pada area tersebut pipa riser atau walltube
pada dinding furnace akan terpapar panas radiasi sehingga laju fluida yang dilaluinya mengalami
inisiasi peningkatan temperatur uap menuju tahapan superheated (initial superheated)

2.      Superheated convection

Merupakan proses penyerapan panas yang memanfaatkan pergerakan atau aliran fluida pengirim
panas dengan kecepatan tertentu untuk menciptakan singgungan antara fluida pengirim dengan
tubing. Umumnya penyerapan panas secara konveksi terjadi pada area gas duct, dimana flue gas
membawa panas bergerak melalui pipa steam lalu kemudian panas yang ikut terbawa dapat
diserap oleh tubing yang tersusun horizontal dan vertical. Pada area gas duct proses penyerapan
panas flue gas berdasarkan arah aliran (heat transfer direction) terjadi secara cross flow, hal ini
dimaksudkan agar panas yang terbawa oleh flue gas dapat semaksimal mungkin ditransfer ke
fluida yang dilaluinya

3.      Superheated platen

Superheated platen merupakan zona penyerapan panas fluida hingga berkeadaan superheated
dengan memaksimalkan proses penyerapan panas ganda yaitu dengan konveksi dan radiasi.
Proses ini berlangsung pada area top furnace atau top zone boiler dimana zona tersebut
merupakan zona sirkulasi padatan dimana muncul konveksi panas akibat laju padatan (carbon
atau material padat lain yang menyimpan panas) pada area atas boiler. Selain itu area tersebut
juga sedikit banyak menerima panas radiasi yang dihasilkan oleh ruang bakar (furnace). Hal ini
tentunya bergantung dengan besaran udara yang diberikan dimana besaran tersebut linier dengan
beban boiler, semakin tinggi beban kerja boiler maka akan semakin optimum laju penyerapan
panas pada yang terjadi pada area top zone of boiler

KEADAAN ATAU FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HEAT TRANSFER PADA SETIAP


KLASIFIKASI SUPERHEATED (KONVEKSI, RADIASI, DAN PLATEN)

a.      Convection superheated

Beberapa faktor yang mempengaruhi optimasi heat transfer pada zona konveksi
superheated adalah sebagai berikut :

 Fouling/cleanliness tubing

Pengotor pada area konveksi  (yaitu area gas duct) disebabkan oleh munculnya fouling pada
lapisan material pipa yang dilalui flue gas dimana fouling tersebut bila dibiarkan akan menempel
dan mengeras pada permukaan pipa. Menetapnya flue gas pada lapisan pipa tsb menyebabkan
proses pertukaran panas menjadi tidak efektif, juga kondisi ini akan berpotensi mengurangi
lifetime pipa bila kandungan fly ash yang menempel pada permukaan pipa tersebut memiliki
senyawa yang dapat berpotensi menimbulkan korosif pada permukaan pipa seperti sulfur atau
chloride yang tinggi

 Flue gas velocity

Kecepatan aliran flue gas yang relative terlalu tinggi atau rendah akan mengurangi efektivitas
perpindahan panas yang berlangsung pada gas duct, kondisi ini ditentukan oleh pressure atau
tekanan hisap yang disuplai oleh induced fan, semakin tinggi tekanan hisap fan maka semakin
tinggi kecepatan aliran flue gas yang melewati area gas duct dan sebaliknya semakin rendah
tekanan hisap maka semakin pelan laju kecepatan laluan flue gas. Oleh karena itu diperlukan
continuous monitoring untuk ensure pola pengoperasian yang sesuai dan ideal. Flue gas velocity
juga dipengaruhi oleh flowrate supply udara pembakaran, yang merupakan acuan besaran
tekanan hisap yang diterima boiler

 Delta temperature (selisih temperature) antara flue gas dan steam

Heat transfer sangat dipengaruhi oleh temperatur awal kedua fluida, semakin jauh selisih suhu
antara temperatur sisi pendingin (cold fluid inlet) dan temperatur fluida panas (hot fluid inlet)
maka proses perpindahan panas yang diterima akan jauh lebih maksimal

Sedangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi heat transfer pada superheated steam pada area
radiasi adalah sebagai berikut :

 Temperatur furnace

Temperatur ruang bakar merupakan sumber panas yang dapat memancarkan radiasi pada seluruh
elevasi pipa walltube atau riser, tentunya temperatur furnace yang seragamlah yang dapat
menghasilkan penyerapan panas yang optimum, artinya panas pada area lower zone dan top zone
setidaknya homogen ( dengan deviasi nilai temperatur yang relative rendah)

 Temperature steam

Temperatur steam yang tinggi juga sangat mempengaruhi penyerapan panas, temperatur steam
yang tinggi tentunya dipengaruhi oleh pressure kerja fluida, semakin tinggi pressure kerja fluida
akan menghasilkan temperatur didih air dan temperatur saturasi steam yang tinggi pula

 Jumlah permukaan yang terpapar radiasi

Dispersi panas pada area ruang bakar sangat mempengaruhi optimasi penyerapan panas pada
pipa walltube disekitaran dinding pipa. Proses ini sangat bergantung dengan kualitasi fluidization
dan turbulence air pada boiler bertype CFB. Komposisi udara fluidization dan turbulence yang
ideal akan meningkatkan luasan penyerapan panas akibat ekspansi partikel yang dapat terdispersi
pada setiap elevasi boiler

 Cleanliness (slagging)
Slagging pada tubing dinding sekitaran furnace merupakan dampak yang disebabkan oleh AFT
(Ash fusion Temperature) batubara yang lebih rendah dibandingkan temperatur furnace. Kondisi
ini bila terjadi akan menyebabkan proses penyerapan energi (kalor) yang dilepaskan oleh bahan
bakar akan mengalami penurunan akibat ash yang menempel pada permukaan pipa di zona ruang
bakar (furnace)

Noted : Untuk faktor penghambat penyerapan panas platen pada optimasi produksi superheated
steam merupakan gabungan dari potensi penghambat pada zona konveksi dan radiasi. Semoga
bermanfaat

Diterbitkan oleh

Riko Saputra
Planning analyst at PLN Indonesia Power
Diterbitkan • 1thn
15 artikel
Superheated steam atau uap panas lanjut merupakan kondisi fluida (steam) yang memiliki
temperature kerja lebih dari nilai temperature uap keringnya (uap saturasi). Superheated steam
mempunyai keunggulan baik dari sisi efisiensi maupun keandalan bagi sistem pembangkit listrik
dalam upaya meningkatkan entalphi. Entalphi sendiri
merupakan konfigurasi dari energi dalam (internal energy), tekanan dan volume dimana entalphi
itu sendiri dapat mengkonversi dirinya menjadi kerja dan panas hashtag#energy
hashtag#powergeneration hashtag#powerplant

Anda mungkin juga menyukai