Anda di halaman 1dari 2

POINTER

PELATIHAN KUSTA

A. Latar Belakang
Kusta masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang
membutuhkan perhatian dari segala aspek. Eliminasi kusta dapat dicapai dengan
penemuan dini, pengobatan teratur untuk menurunkan transmisi dan kecacatan
yang diakibatkan oleh penyakit kusta serta penyuluhan yang benar tentang
penyakit kusta di masyarakat . Indonesia telah mencapai eliminasi di tingkat
nasional pada tahun 2000. Namun di tahun 2014, Indonesia masih melaporkan
penemuan kasus baru sebanyak 17.025 tanpa adanya kecenderungan menurun.
Sekitar 14 dari 34 provinsi dan 147 dari 497 kabupaten juga masih melaporkan
angka kasus terdaftar lebih dari 1 per 10.000 penduduk.
Penyakit Kusta di Kota Surabaya termasuk dalam “High Burden” walaupun
prevalensi rate-nya hanya 0,54 per 10.000 penduduk akan tetapi rata-rata
penderita baru selama 3 tahun diatas 30 orang dan rata-rata cacat II selama 8 %
tahun. Unit pelayanan kesehatan (UPK) yang menerima pelayanan penyakit kusta
di Kota Surabaya berjumlah 65 UPK (63 Puskesmas dan 2 rumah sakit).

B. Definisi
Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular yang menimbulkan
masalah yang sangat kompleks, masalah yang dimaksud bukan hanya segi medis
seperti cacat fisik, tetapi juga sampai masalah sosial dan ekonomi terkait stigma
masyarakat terhadap penyakit kusta.
Penyakit kusta adalah penyakit menahun yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium Leprae yang terutama menyerang saraf tepi, kulit dan organ tubuh
lain kecuali susunan saraf pusat.
Manusia merupakan sumber penularan M. Leprae, penularan terjadi dari penderita
kusta kepada orang sehat melalui pernafasan / kontak erat yang lama dengan
masa inkubasi antara 2-5 tahun.

C. Tujuan Pelatihan
Peserta mampu melaksanakan tatalaksana kasus dan tatalaksana program
pencegahan dan pengendalian Kusta.
Penemuan pasien kusta sedini mungkin untuk mengurangi tingkat kecacatan.

D. Sasaran
63 orang PJ Kusta Puskesmas Se-Kota Surabaya
E. Pengobatan Kusta
Pengobatan kusta dengan obat MDT
Pemberian Rifampicin dosis tunggal pada kontak erat

F. Peran Fasyankes
 Melakukan penegakan diagnosa dan pengobatan kusta
 Melakukan penanganan reaksi kusta dan komplikasinya
 Melakukan pemeriksaan fungsi syaraf
 Melakukan Kemoprofilaksis Kusta
 Melakukan pencatatan dan pelaporan program penyakit Kusta.
 Melakukan penyuluhan dan konseling penyakit penyakit Kusta.

G. Pelaksanaan Pengobatan
 63 Puskesmas se-Kota Surabaya
 RSUD dr. Soetomo
 RS PAL dr. Ramelan

H. Kendala
Pergantian PJ yang tanpa adanya pemberian informasi

I. Upaya
Melakukan pelatihan bagi PJ Kusta Se-Kota Surabaya

Anda mungkin juga menyukai