Anda di halaman 1dari 4

DIAGNOSA & INTERVENSI TENTANG OBESITAS SESUAI SDKI & SIKI

SDKI SIKI
DIAGNOSA INTERVENSI
Obesitas merupakan diagnosis keperawatan yang Saat merumuskan intervensi apa yang harus diberikan
didefinisikan sebagai akumulasi lemak berlebih kepada pasien, perawat harus memastikan bahwa
yang tidak sesuai dengan usia dan jenis kelamin, intervensi dapat mengatasi penyebab.
serta melampaui kondisi berat badan lebih
(overweight) Namun bila penyebabnya tidak dapat secara langsung
diatasi, maka perawat harus memastikan bahwa
Diagnosis ini diberi kode D.0030, masuk dalam intervensi yang dipilih dapat mengatasi tanda/gejala.
kategori fisiologis, subkategori nutrisi dan cairan dalam
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Selain itu, perawat juga harus memastikan bahwa
intervensi dapat mengukur luaran keperawatan.
Dalam artikel ini, kita akan belajar diagnosis
keperawatan obesitas secara komprehensif, namun Selengkapnya baca di “Cara menentukan intervensi
dengan Bahasa sederhana agar lebih mudah dimengerti. keperawatan sesuai SIKI”.
Kita akan mempelajari tanda dan gejala yang harus Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
muncul untuk dapat mengangkat diagnosis ini, (SIKI), intervensi utama untuk diagnosis obesitas
bagaimana cara menulis diagnosis dan luaran, serta adalah:
memilih intervensi utamanya.
1. Edukasi berat badan efektif
2. Manajemen berat badan
Penyebab (Etiologi)
Penyebab (etiologi) dalam diagnosis keperawatan Edukasi berat badan efektif (I.12365)
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
status kesehatan. Intervensi edukasi berat badan efektif dalam Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode
Penyebab inilah yang digunakan oleh Perawat untuk (I.12365).
mengisi bagian “berhubungan dengan ….” pada
struktur diagnosis keperawatan. Edukasi berat badan efektif adalah intervensi yang
dilakukan oleh perawat untuk memberikan
Penyebab (etiologi) untuk masalah obesitas adalah: informasi tentang berat badan dan persentase lemak
tubuh yang optimal.
1. Kurang aktivitas fisik harian
2. Kelebihan konsumsi gula Tindakan yang dilakukan pada intervensi edukasi berat
3. Gangguan kebiasaan makan badan efektif berdasarkan SIKI, antara lain:
4. Gangguan persepsi makan
5. Kelebihan konsumsi alkohol Observasi
6. Penggunaan energi kurang dari asupan
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
7. Sering mengemil
informasi
8. Sering memakan makanan
berminyak/berlemak Terapeutik
9. Faktor keturunan (mis. distribusi jaringan  Sediakan materi dan media edukasi
adiposa, pengeluaran energi, aktivitas lipase  Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai
lipoprotein, sintesis lipid, lipolisis) kesepakatan
10. Penggunaan makanan formula atau makanan  Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya
campuran (pada bayi)
Edukasi
11. Asupan kalsium rendah (pada anak-anak)
12. Berat badan bertambah cepat (selama masa  Jelaskan hubungan asupan makanan, Latihan,
anak-anak, selama masa bayi, termasuk peningkatan, dan penurunan berat badan
minggu pertama, 4 bulan pertama, dan tahun  Jelaskan kondisi medis yang dapat
pertama) mempengaruhi berat badan
13. Makanan padat sebagai sumber makanan  Jelaskan risiko kondisi kegemukan (overweight)
utama pada usia < 5 bulan. dan kurus (underweight)
 Jelaskan kebiasaan, tradisi dan budaya, serta
Tanda dan Gejala faktor genetic yang mempengaruhi berat
badan
Untuk dapat mengangkat diagnosis obesitas, Perawat  Ajarkan cara mengelola berat badan secara
harus memastikan bahwa tanda dan gejala dibawah ini efektif
muncul pada pasien, yaitu:
Manajemen berat badan (I.03097)
DS:
Intervensi manajemen berat badan dalam Standar
Tidak ada
Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode
DO: (I.03097).

1. IMT > 27 kg/m² (pada dewasa) Manajemen berat badan adalah intervensi yang
2. IMT lebih dari presentil 95 untuk usia dan dilakukan oleh perawat untuk mengidentifikasi dan
jenis kelamin (pada anak) mengelola berat badan agar dalam rentang optimal.

Berdasarkan data objektif diatas, maka untuk dapat Tindakan yang dilakukan pada intervensi manajemen
mengangkat diagnosis berat badan lebih, Perawat berat badan berdasarkan SIKI, antara lain:
harus mendapatkan nilai IMT.
Observasi
LIHAT: Kalkulator Indeks Massa Tubuh (IMT)
 Identifikasi
kondisi Kesehatan pasien yang dapat
Bila data diatas tidak tampak pada pasien, maka mempengaruhi berat badan
Perawat harus melihat kemungkinan masalah lain,
Terapeutik
misalnya “Berat Badan Lebih” atau “Risiko Berat
Badan Lebih” yang sama-sama masalah keperawatan  Hitung berat badan ideal pasien (lihat kalkulator
pada sub kategori nutrisi dan cairan dalam SDKI. berat badan ideal)
 Hitung persentase lemak dan otot pasien
Penulisan Diagnosis  Fasilitasi menentukan target berat badan yang
realistis
Diagnosis ini merupakan diagnosis keperawatan aktual,
Edukasi
yang berarti penulisannya menggunakan metode tiga
bagian, yaitu:  Jelaskan hubungan asupan makanan, Latihan,
peningkatan, dan penurunan berat badan
[masalah] + [penyebab] + [tanda/gejala].
Sehingga contoh penulisannya menjadi seperti ini:  Jelaskanfaktor risiko berat badan lebih dan berat
badan kurang
Obesitas berhubungan dengan gangguan kebiasaan  Anjurkan mencatat berat badan setiap minggu,
makan dibuktikan dengan IMT 30 kg/m² jika perlu
 Anjurkan melakukan pencatatan asupan makan,
Atau bila rumusannya kita disederhanakan, maka dapat aktivitas fisik dan perubahan berat badan.
menjadi:

Obesitas b.d gangguan kebiasaan makan d.d IMT 30


kg/m²

Perhatikan:

1. Masalah = Obesitas
2. Penyebab = Gangguan kebiasaan makan
3. Tanda/gejala = IMT 30 kg/m²
4. b.d = berhubungan dengan
5. d.d = dibuktikan dengan
Pelajari lebih rinci pada: “Cara menulis diagnosis
keperawatan sesuai SDKI.”

Luaran (HYD)
Dalam Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),
luaran utama untuk diagnosis obesitas adalah: “berat
badan membaik.”

Berat badan membaik diberi kode L.03018 dalam


SLKI.

Berat badan membaik berarti akumulasi bobot


tubuh pasien sesuai dengan usia dan jenis
kelaminnya.

Kriteria hasil untuk membuktikan bahwa berat badan


membaik adalah:

1. Berat badan membaik


2. Tebal lipatan kulit membaik
3. Indeks massa tubuh membaik
Ketika menulis luaran keperawatan, Perawat harus
memastikan bahwa penulisan terdiri dari 3 komponen,
yaitu:

[Label] + [Ekspektasi] + [Kriteria Hasil].

Contoh:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24
jam, maka berat badan membaik, dengan kriteria hasil:

1. Berat badan membaik


2. Tebal lipatan kulit membaik
3. Indeks massa tubuh membaik
Perhatikan:

1. Label = Setelah dilakukan intervensi


keperawatan selama 3 x 24 jam, maka berat
badan
2. Ekspektasi = Membaik
3. Kriteria Hasil = Dengan kriteria hasil 1, 2, 3,
dst,

Anda mungkin juga menyukai