Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan
dalam meringkas dan menganalisi sebuah buku serta membandingkan buku
yang dianalisis dengan buku yang lain, mengenal dan memberi nilai serta
mengkritik sebuah karya tulis yang dianalisis
Adapun dalam penuntasan tugas Critical Book Review ini mahasiswa
dituntut dalam meringkas,menganalisa dan membandingkan serta
memberikan kritik berupa kelebihan dan kelemahan pada suatu buku
berdasarkan fakta yang ada dalam buku tersebut ,sehingga dengan begitu
mahasiswa akan menjadi terbiasa dalam berpikir logis dan kritis serta
tanggap terhadap hal-hal yang baru yang terdapat dalam suatu
buku.penugasan Critical Book Review  ini juga merupakan bentuk
pembiasaan agar mahasiswa terampil dalam menciptakan ide-ide kreatif
dan berpikir secara analitis sehingga pada saat pembuatan tugas-tugas yang
sama mahasiswa pun menjadi terbiasa serta semakin mahir dalam
penyempurnaan tugas tersebut.Pembuatan tugas Critical Book Review ini
juga melatih,menambah,serta menguatkan pemahaman mahasiswa betapa
pentingnya mengkritikalisasi suatu karya berdasarkan data yang factual
sehingga dengan begitu tercipta lah mahasiswa-mahasiswa yang berkarakter
logis serta analisis

B. Tujuan Penulisan CBR


1. Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Arah Kecenderungan dan isu
Pembelajaran Fisika
2. Menambah wawasan dan Pengetahuan penulis dan pembaca yang
diperlukan didalam dunia kependidikan
3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas,menganalisa
dan membandingkan serta memberikan kritik pada suatu buku
berdasarkan fakta yang ada
4. Menguatkan pemahaman pembaca betapa pentingnya mempelajari
strategi belajar mengajar sebagai bentuk implementasi menjadi guru
yang profesional
C. Manfaat Penulisan CBR
Manfaat Critical Book Review adalah :
1. Menambah wawasan pengetahuan mengenai sikap profesional guru
beserta indikator-indikatornya serta bagaimana mengembangkan
profesionalisme pada guru Sains
2. Mempermudah pembaca mendapatkan isi sebuah buku yang telah
dilengkapi ringkasan buku, pembahasan isi buku serta kekurangan
dan kelebihan buku tersebut
3. Melatih mahasiswa merumuskan serta mengambil kesimpulan atas
buku-buku yang dianalisis tersebut.

D. Identitas Buku yang di review


Identitas buku yang akan saya analisis/riview adalah:
Buku I
1. Judul buku : Standard For Science Teacher Preparation
2. Pengarang : National Science Teacher Association
3.  Tahun terbit : 1998
4. Penerbit : National Science Teacher Association
5. Tebal buku : 51 Halaman

Buku II
1. Judul buku : Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga
Kependidikan
2. Pengarang : Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd
3. Kota terbit : Bandung
4. Tahun terbit : 2013
5. Penerbit : Alfabeta
6. Tebal buku : 278 Halaman
7. ISBN : 978-602-8361-08-8
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

A. Ringkasan Buku I
Program ini mempersiapkan kandidat untuk berpartisipasi dalam
komunitas profesional, meningkatkan praktik melalui tindakan pribadi mereka,
pendidikan dan pengembangan. Praktik profesional mengacu pada:
 Pengetahuan tentang, dan bagian icipation in, tindakan ivities dari
komunitas profesional.
 Perilaku etis konsisten dengan kepentingan terbaik siswa dan masyarakat.’
 Refleksi pada praktik profesional dan upaya berkelanjutan untuk
memastikan kualitas tertinggi instruksi sains
 Kesediaan untuk bekerja dengan siswa dan rekan-rekan baru saat mereka
memasuki profesi 
Contoh Indikator. 
Tingkat Preservice Tingkat Induksi Level profesional
. Mengembangkan dan A. Secara teratur A. Memiliki filosofi yang
menyatakan tujuan pribadi merefleksikan filosofi dan berkembang dengan baik
dan filosofi pengajaran tujuan dan hubungannya yang konsisten dengan
berdasarkan penelitian dan dengan praktik penelitian pendidikan
nilai-nilai kontemporer dari pengajaran yang terbaru, dan praktik yang
komunitas pendidikan sebenarnya dan efektif dalam pendidikan
sains. menyesuaikan praktik sains.
yang diperlukan untuk
membawa mereka ke
dalam keselarasan.
B. Memahami konsep B. Menerapkan konsep B. Bekerja dengan
komunitas pembelajar dan komunitas peserta didik profesional ilmu lain
berinteraksi dengan untuk mengajar sains dan untuk mengembangkan
instruktur dan teman pembelajaran di peluang untuk
sebaya sebagai anggota lingkungan sekolah. pembelajaran
komunitas semacam itu berkelanjutan sebagai
anggota komunitas
pendidikan profesional.

C. Mendokumentasikan C. Mengejar dan C. Menunjukkan catatan


kekuatan dan kelemahan mendokumentasikan pertumbuhan dan
pribadi dan mencari peluang pembelajaran pengembangan
peluang untuk formal dan informal, profesional dan
meningkatkan untuk memperkuat menunjukkan komitmen
persiapannya untuk kemampuannya berkelanjutan untuk
mengajarkan sains mengajarkan sains meningkatkan praktik
pengajaran sains
.. D. Membawa tanggung D. Mengemban tanggung D. Mengemban tanggung
jawab pribadi untuk jawab untuk kelas dan jawab untuk guru sains
pertumbuhan dan untuk siswa yang ditugasi dan baru, guru siswa dan
membantu orang lain yang bekerja dengan guru lain mahasiswa praktikum dan
bersiap untuk mengajar untuk mengembangkan bekerja bersama mereka
sains. pengalaman belajar secara kolegial untuk
berkualitas tinggi dalam memfasilitasi
sains. pertumbuhan mereka dan
masuk ke dalam profesi.

E. Menunjukkan E. Memperlakukan rekan E. Menunjukkan catatan


kemampuan untuk kerja, siswa, dan integritas profesional dan
menangani masalah dan pengawas dengan rasa rasa hormat dari rekan
ketegangan dengan tenang hormat dan mengambil kerja, administrator dan
dan efektif, dan berkorelasi tindakan untuk siswa
dengan rekan-rekan, memecahkan masalah
instruktur danpengawas yang sesuai dengan
dengan integritas solusinya

F. Berpartisipasi dalam F. Bergabung dengan F. Menghadiri pertemuan


asosiasi siswa, lokakarya asosiasi profesional negara regional, st makan dan
dan kegiatan yang berkaitan dan nasional untuk guru beberapa konvensi
denganpengajaran sains da sains dan secara teratur nasional, konferensi
n membaca jurnal-jurnal membaca publikasi untuk dan lokakarya dalam
dari asosiasi profesi di meningkatkan pengajaran pendidikan
lapangan. dan tetap mengikuti sains; mengambil
peristiwa terkini di kepemimpinan atau
lapangan. berpartisipasi sebagai
presenter dalam
pertemuan semacam itu

 
Komitmen untuk berlatih di luar tingkat kebutuhan seseorang merupakan
hal mendasar bagi pengembangan profesional. Inti komitmen ini adalah kesediaan
untuk mengakui perlunya kepercayaan dan kolegialitas, dan nilai berbagi melalui
komunitas pembelajar. Ketika sekolah berkembang menjadi komunitas pembelajar,
praktik mengajar menjadi kurang individual dan lebih kolaboratif. Yang terbaik,
konsep kolegialitas adalah keadaan komitmen bersama untuk pembelajaran yang
mencakup guru, siswa, administrator, dan komunitas profesional. Itu terjadi secara
otomatis melalui pembagian tugas kerja, tetapi tampaknya muncul dari tujuan
bersama. Unsur kunci adalah kepercayaan. Mann (1995) menemukan bahwa guru
dapat menjadi sumber daya terbaik mereka sendiri untuk perbaikan ketika ide-ide
mereka dipercaya dan didukung. Dia menggambarkan sebuah program di mana
nilai-nilai budaya sekolah dan mendukung apa yang disebut intervensi lunak -
berubah dari dalam sehingga menciptakan iklim sekolah mengharapkan dan
merayakan praktik profesional.
Namun, praktik profesional dapat mengakibatkan konflik internal. Dipaola
& Hoy (1994) menemukan bahwa konflik adalah yang terbesar di sekolah-sekolah
dengan guru yang lebih berorientasi profesional dan menyimpulkan bahwa
profesionalisasi adalah proses yang militan. Sence (1990) mengacu pada keadaan
"ketegangan kreatif" dalam iklim profesional: Para profesional sejati telah belajar
seni tidak setuju tanpa merasa tidak senang dan menyadari bahwa pertumbuhan
profesional membutuhkan risiko.
Komponen-komponen praktik profesional ini, dan untuk mendukung basis
penelitian di belakang mereka, menantang kami untuk membentuk visi dan
menciptakan jalan menuju pertumbuhan profesional pribadi. Model tradisional di
mana individu dibiarkan sendirian untuk diajar dengan cepat digantikan oleh
model yang lebih komprehensif yang menekankan pengembangan komunitas
pembelajar. Komitmen guru untuk mencapai tujuan adalah hal mendasar bagi
keberhasilan upaya untuk berprofesi.
Rekomendasi dari NSTA
Praktik profesional umumnya menunjukkan komitmen terhadap
seperangkat prinsip yang mengatur yang berada dalam kepentingan terbaik dari
profesi dan klien yang mereka layani. Di puncak daftar dalam kebanyakan profesi
adalah komitmen terhadap standar kualitas yang disepakati oleh komunitas
praktisi.
Calon guru harus sangat didorong, di awal program, untuk terlibat dalam
kegiatan profesional di luar kelas, seperti seminar dan lokakarya, konferensi
profesional dan konvensi asosiasi guru ilmu pengetahuan lokal, negara bagian dan
nasional. Siswa yang menerima peran kepemimpinan harus diberi kredit dan
pengakuan yang tepat. Siswa harus merumuskan definisi profesionalisme dan
menggunakan definisi itu untuk membangun dalam portofolio mereka catatan
prestasi profesional.

B. Ringkasan Buku II
A. Konsep dan Makna Profesi Pendidikan
Profesionalisme merupakan sikap profesional yang berarti melakukan
sesuatu sebagai pekerjaan pokok sebagai profesi dan bukan sebagai pengisi
waktu luang atau sebagai hobi belaka. Seorang profesional mempunyai
kebermaknaan ahli (expert) dengan pengetahuan yang dimiliki dalam melayani
pekerjaannya. Tanggung jawab atas keputusannya baik intelektual maupun
sikap, dan memiliki rasa kesejawatan menjunjung tinggi etika profesi dalam
suatu organisasi yang dinamis. Seorang profesional memberikan layanan
pekerjaan yang terstruktur. Hal ini dapat dilihat dari tugas personal yang
mencerminkan suatu pribadi yaitu terdiri dari konsep diri, ide yang muncul dar
diri sendiri dan realita atau kenyataan dari diri sendiri.
1. Makna dan Ciri Suatu Profesi
Kata profesi berasal dari bahasa Yunani “pbropbaino” yang berarti
menyatakan secara publik dan dalam bahasa latin disevut “professio”
yang digunakan untuk menyatakan pernyataan publik yang dibuat oleh
seseorang yang bermaksud menduduki jabatan publik
Ciri- ciri seorang profesional adalah
1. Menggunakan waktu penuh untuk menjalankan pekerjaannya
2. Terikat oleh suatu panggilan hidup, dengan memberlakukan
pekerjaannya sebagai seperangkat norma kepatuhan dan perilaku
3. Punya derajat otonomi yang tinggi
4. Selalu menambah pengetahuan jabatan agar terus bertumbuh dalam
jabatan
5. Memiliki kode etik jabatan
Jabatan profesi adalah suatu sebutan yang didapat seseorang setelah
mengikuti pendidikan, pelatihan keterampilan dalam waktu yang cukup
lama dalam bidang keahlian tertentu.

B. Standar yang Disyaratkan Menjadi Guru yang profesional


1. Tugas dan Tanggung Jawab Guru
Guru sebagai pekerjaan profesi, secara holistik adalah berada pada
tingkatan tertinggi dalam sistem pendidikan nasional. Karena guru
dalam melaksanakan tugas profesionalnya memiliki otonomi kuat.
Adapun tugas guru sangat banyak baik yang terkait dengan kedinasan
dan profesinya di sekolah seperti mengajar dan membimbing para
siswanya, memberikan penilaian hasil belajar peserta didiknya,
mempersiapkan administrasi pembelajaran yang diperlukan, dan
kegiatan lain yang berkaitan dengan pembelajaran. Disamping itu, guru
haruslah senantiasa berupaya meningkatkan dan mengembangkan ilmu
yang menjadi bidang studinya agar tidak ketinggalan jaman, ataupun
diluar kedinasan yang terkait dengan tugas kemanusiaan dan
kemasyarakatan secara umum di luar sekolah
2. Guru Profesional Senantiasa Meningkatkan Kualitasnya
3. Standar Profesional Guru di Indonesia
Guru yang memenuhi standar adalah guru yang memnuhi kualifikasi
yang dipersyaratkan dan memahami benar apa yang harus dilakukan,
baik ketika di dalam maupun diluar kelas. Disamping tugas mengajar
sebagai tugas pokok seorang guru, ada juga beberapa persoalan atau
tugas prinsip yang semua guru harus mengetahui dan menguasainya
sebagai bagian dari tugas seorang guru yang profesional. Yakni tugas
adminstrasi kurikulum dan pengembangannya, pengelolaan peserta
didik, personel, sarana dan prasarana, keuangan, layanan khusus, dan
hubungan sekolah-masyarakat. Di bidang kurikulum, guru harus benar-
benar memahaminya, mampu mengembangkannya, dan menjadikannya
sebagai pedoman proses belajar mengajar

Kompetensi Guru yang Profesional


Badan standar Nasinal Pendidikan (BSNP) mengembangkan standar
kompetensi guru dan dosen. Menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen Pasal 1 ayat 10, disebutkan bahwa Kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalannya.
Rumusan kompetensi diatas mengandung tiga aspek
1. Kemampuan, kecakapan, sikap, sifat, pemahaman, apresiasi, dan
harapan yang menjadi ciri dan karakteristik seseorang dalam
menjalankan tugas
2. Ciri dan karakteristik kompetensi yang digambarkan dalam aspek
pertama itu tampil nyata dalam tindakan, tingkah laku dan unjuk
kerjanya. Seseorang dapat saja berhasil menguasai secara teoritik
seluruh aspek material kompetensi yang diajarkannya dan
dipersyaratkan. Namun, ketika dalam praktek sebagai tindakan nyata
saat menjalankan tugas tidak sesuai dengan standar kualitas yang
dipersyaratkan maka ia tidak dapat dikatakan sebagai seseorang yang
berkompeten
3. Hasil unjuk kerjanya itu memenuhi suatu kriteria standar kualitas
tertentu
Organissai pendidikan sesuai dengan bidang keilmuan sebagai suatu
asosiasi perlu melaksanakan pembinaan terhadap anggota profesi.
Pembinaan itu antara lain melaksanakan proram training profesi
sebagai upaya memfasilitasi penngkatan kualitas anggota dan
pengakuan masyarakat maupun pemerintah.
BAB III
PEMBAHASAN ISI BUKU

A. Pembahasan Isi Buku I


Praktik profesional umumnya menunjukkan komitmen terhadap
seperangkat prinsip yang mengatur yang berada dalam kepentingan terbaik dari
profesi dan klien yang mereka layani. Di puncak daftar dalam kebanyakan profesi
adalah komitmen terhadap standar kualitas yang disepakati oleh komunitas
praktisi.
Calon guru harus sangat didorong, di awal program, untuk terlibat dalam
kegiatan profesional di luar kelas, seperti seminar dan lokakarya, konferensi
profesional dan konvensi asosiasi guru ilmu pengetahuan lokal, negara bagian dan
nasional. Siswa yang menerima peran kepemimpinan harus diberi kredit dan
pengakuan yang tepat. Siswa harus merumuskan definisi profesionalisme dan
menggunakan definisi itu untuk membangun dalam portofolio mereka catatan
prestasi profesional.
Kandidat guru harus selalu menunjukkan dedikasi pada cita-cita tertinggi
kejujuran, integritas, dan pelayanan. Mereka harus memahami dan mengakui
peran mereka sebagai individu dalam upaya kolaboratif, dan harus mengulangi
kebutuhan akan interaksi positif dengan orang lain dalam sistem, termasuk
administrator, kolega, staf pengajar, orang tua, dan siswa. Mereka harus selalu
memperlakukan siswa dengan hormat, bahkan ketika mengatasi masalah disiplin
yang mungkin timbul. Mereka harus mendukung profesi dan berusaha mengatasi
masalah dalam sistem terlebih dahulu.
Program terbaik dalam persiapan guru memiliki standar tertulis untuk
perilaku profesional dan jelas mengharapkan guru baru untuk mengembangkan
pengembangan profesional di luar program.Mereka memberikan kesempatan
reguler untuk keterlibatan dalam aksi ivitas atau asso ciations dalam pendidikan
sains dan mendorong dan mengakui kepemimpinan di banyak bidang. Mereka
mengembangkan komunitas pelajar dalam sains yang didedikasikan untuk
peningkatan kualitas, mendorong kerjasama, kolaborasi, dan peningkatan
bersama. Program-program ini secara aktif mempromosikan perilaku profesional
dan mengambil langkah-langkah untuk mendorong orientasi profesional bila
memungkinkan.

B. Pembahasan Isi Buku II


Berdasarkan buku II Profesionalisme merupakan sikap profesional yang berarti
melakukan sesuatu sebagai pekerjaan pokok sebagai profesi dan bukan sebagai pengisi
waktu luang atau sebagai hobi belaka. Seorang profesional mempunyai kebermaknaan
ahli (expert) dengan pengetahuan yang dimiliki dalam melayani pekerjaannya.
Tanggung jawab atas keputusannya baik intelektual maupun sikap, dan memiliki rasa
kesejawatan menjunjung tinggi etika profesi dalam suatu organisasi yang dinamis.
Seorang profesional memberikan layanan pekerjaan yang terstruktur. Jabatan profesi
adalah suatu sebutan yang didapat seseorang setelah mengikuti pendidikan, pelatihan
keterampilan dalam waktu yang cukup lama dalam bidang keahlian tertentu.
Beberapa diantaranya permasalahan profesi pendidikan adalah
1. Profesionalisme profesi keguruan, pada dasarnya pengajaran merupakan
bagian profesi yang memiliki ilmu maupun teoritikal, keterampilan, dan
mengaharpkan ideologi profesional tersendiri. Oleh sebab itu, seseorang yang
bekerja di instirusi pendidikan dengan tugas mengajar jika diukur dari teori dan
praktek tentang suatu pengetahuan yang mendasarinya, meka guru juga
merupakan profesi sebagaimana prfesi lain
2. Otoritas profesional guru, disiplin profesi guru memilki hubungan dengan anak
didik, para guru melaksanakan tugasnya dengan penuh gairah, keriangan,
kecekatan, dan metode yang bervariasi dalam mendidik anak-anak. Pendidik
profesional memberi bantuan sampai tuntas kepada anak didik. Jadi guru yang
profesional tidak hanya terkonsentrasi padamateri pelajaran, tetapi mereka juga
memperhatikan situasi-situasi tertentu. Guru telah mendapat pengetahuan
melalui pendidikan profesional keguruan. Dengan dasar itu menunjukkan
bahwa yang berhak mengadvokasi dalam pendidikan untuk anak hanya
otoritas guru. Walaupun secara garis besar guru mengajar dan membantu anak
didik memperoleh ilmu pengetahuan, maka otoritas guru ada pada subjek
pengajaran dan pendidikan
3. Kebebasan akademik. Adalah suatu kebebasan yang memberi kebebasan
berkreasi dalam suatu forum. Dalam kasus ini, secara positif guru memiliki
tanggung jawab keilmuan. Guru bekerja bukan atas tekanan kebutuhan belajar
muridnya, tetapi atas tuntutan profesional, dan ini adalah batas kebebasan yang
dimaksud. Secara akademik guru bebas menyelidiki dan mengekspresikan
kebenaran tanpa tuntutan orang lain, bebas mengajak muridnya mendiskusikan
secara kritis topik-topik yang kontroversial. Kebebasan akademik adalah suatu
konsep yang mulia dan mendasar memberika kebebasan akademik kepada
anak didik tanpa suatu kungkungan dan mereka bisa memutuskan apa kursus
dan kajian yang mereka kaitkan
4. Tanggung jawab moral dan pertanggung jawaban jabatan

C. Kelebihan dan Kekurangan Buku


1. Kelebihan Buku
1. Buku I menjelaskan praktik profesional guru secara spesifik khusunya pada
guru sains. Disini penulis memaparkan indikator-indikator yang harus
dimiliki oleh seorang guru yang profesional. Buku ini juga memaparkan
indikator praktek profesional guru Sains di tingkat Preservice, Induksi dan
Profesional, sehingga pembaca bisa mengetahui dimana tingkat kemapuan
mengajarnya
2. Buku I memaparkan diskusi serta rekomendasi-rekomendasi yang dapat
dilakukan agar seorang guru Sains sampai pada tingkat profesional. Dimana
dari penjelasan tersebut dapat kita ketahui bahwa pentingnya organisasi
guru yang mewadahinya
3. Buku II menjelaskan mengenai profesional tenaga pendidik terutama guru
secara umum. Disini pembaca dapat mengetahui bagaimana standar
profesional guru di Indonesia dan bagaimana kriteria-kriterianya
4. Buku II menjelaskan mengenai kompetensi-kompetensi guru profesional di
Indonesia. Serta memaparkan permasalahan yang biasanya terjadi dalam
pengembangan profesional guru

2. Kekurangan Buku
1. Karena Buku I merupakan buku berbahasa Inggris, reviewer sulit untuk
menelaah tata bahasa yang digunakan dalam buku apakah sudah sesuai
atau belum
2. Buku II hanya menjelaskan profesional secara umum, sehingga hanya dapat
dijadikan referensi untuk sekedar memahami makna dari profesional pada
tenaga pendidikan.
3. Adanya bagian-bagian yang diulang seperti kompetensi guru profesional
padahal sudah dipaparkan di bagian sebelumnya
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Praktik profesional umumnya menunjukkan komitmen terhadap
seperangkat prinsip yang mengatur yang berada dalam kepentingan terbaik dari
profesi dan klien yang mereka layani. Di puncak daftar dalam kebanyakan profesi
adalah komitmen terhadap standar kualitas yang disepakati oleh komunitas
praktisi.
Kandidat guru harus selalu menunjukkan dedikasi pada cita-cita tertinggi
kejujuran, integritas, dan pelayanan. Mereka harus memahami dan mengakui
peran mereka sebagai individu dalam upaya kolaboratif, dan harus mengulangi
kebutuhan akan interaksi positif dengan orang lain dalam sistem, termasuk
administrator, kolega, staf pengajar, orang tua, dan siswa. Mereka harus selalu
memperlakukan siswa dengan hormat, bahkan ketika mengatasi masalah disiplin
yang mungkin timbul. Mereka harus mendukung profesi dan berusaha mengatasi
masalah dalam sistem terlebih dahulu.

B. Rekomendasi
Adapun yang menjadi Rekomendasi dalam penulisan Critical Book Riview (CBR) ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagi reviewer : untuk Hendaknya memberikan komentar dan saran maupun
kritik yang membangun guna menyempunakan pembuatan Critical Book
Riview (CBR) berikutnya
2. Bagi penulis : dapat sebagai rujukan untuk memperbaiki isi buku dalam
pencetakan selanjutnya, untuk memberitahukan kepada penulis apa yang
menjadi kekurangan dalam jurnal tersebut dan apa yang sebaiknya penulis
lakukan terhadap isi jurnal tersebut.
3. Bagi pembaca : sebagai penambah wawasan dan pengetahuan pembaca
tentang tahap strategi belajar mengajar alangkah baiknya diberikan suatu
masukan yang membangun guna penyempurnaan serta perbaikan yang
harus dilakukan dimasa dewasa ini, dan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan pembaca dimasa yang akan datang dalam pembuatan Critical
Book Riview (CBR) yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

NSTA. (1998). Standards for Science Teacher Preparation


Sagala, Syaiful. (2013). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung :
Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai