Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Jumat, 7 Juli 2023
KIKI PUTRI
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
2A. Menurut pendapat saya, perilaku 4 siswa tersebut sangat tidak pantas dan tidak dapat diterima.
Tindakan mereka menganiaya teman sekelas mereka menunjukkan ketidaktoleranan, kurangnya empati,
dan ketidakmampuan mereka dalam menyelesaikan konflik dengan cara yang baik dan damai. Perilaku
seperti ini dapat dikategorikan sebagai pembulian atau kekerasan sejak dini.Kasus pembulian atau
kekerasan sejak dini merupakan fenomena yang sangat mengkhawatirkan. Anak-anak yang seharusnya
belajar dan tumbuh dalam lingkungan yang aman dan mendukung, justru terlibat dalam perilaku
kekerasan.
B. Pelanggaran moral dapat terjadi di kalangan anak-anak karena mereka masih dalam tahap
perkembangan dan pembelajaran nilai-nilai moral. Pada usia tersebut, anak-anak sedang
mempelajari norma-norma sosial, etika, dan perbedaan antara perilaku yang benar dan salah. Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya pelanggaran moral di antara anak-anak termasuk
kurangnya pemahaman tentang konsekuensi tindakan, pengaruh lingkungan, kurangnya pengawasan,
dan kebutuhan untuk eksplorasi dan mencoba batasan.
Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab anak SD melakukan kekerasan.
Pertama, pengaruh lingkungan dan pergaulan. Anak-anak dapat terpengaruh oleh teman-teman sebaya
mereka atau bahkan oleh lingkungan keluarga yang tidak mendidik. Jika mereka sering terpapar dengan
perilaku agresif atau kekerasan di sekitarnya, mereka mungkin menirunya.
Kedua, kurangnya pengawasan dan bimbingan dari orang dewasa. Anak-anak yang tidak
mendapatkan arahan yang memadai dari orang tua atau guru cenderung sulit mengontrol emosi dan
perilaku mereka. Mereka mungkin tidak memahami bahwa kekerasan tidaklah benar dan tidak dapat
diterima.
Ketiga, kurangnya pemahaman tentang emosi dan cara mengelolanya. Anak-anak pada usia SD masih
sedang belajar mengenai emosi mereka sendiri dan cara mengungkapkannya dengan baik. Jika mereka
tidak diajari cara mengelola emosi yang negatif, seperti rasa frustasi atau marah, mereka mungkin akan
mengekspresikannya melalui kekerasan.
Penting bagi kita sebagai masyarakat untuk mengambil tindakan yang serius terhadap kasus-kasus
kekerasan sejak dini. Hal ini meliputi pendekatan yang holistik, seperti meningkatkan kesadaran akan
masalah ini, melibatkan semua pihak terkait, seperti orang tua, guru, dan lembaga pendidikan, serta
memberikan pendidikan tentang emosi, penyelesaian konflik, dan menghormati perbedaan kepada
anak-anak sejak dini.
Selain itu, perlu adanya penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku kekerasan sejak dini. Hal ini
akan memberikan sanksi yang sesuai dan memberikan pesan bahwa kekerasan tidak akan ditoleransi
dalam masyarakat kita.
Keseluruhan, perilaku kekerasan yang dilakukan oleh anak-anak SD merupakan suatu permasalahan
serius yang harus ditangani dengan serius. Kita perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang
aman, mendidik, dan mendukung pertumbuhan anak-anak agar mereka dapat tumbuh menjadi individu
yang bertanggung jawab dan menghormati hak dan martabat sesama.
C. Guru di sekolah memiliki peran penting dalam memberikan pendidikan moral kepada anak-
anak. Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru meliputi:
Mengajarkan nilai-nilai moral melalui kegiatan pembelajaran yang terintegrasi di dalam kurikulum.
Membangun hubungan empati dan saling menghormati dengan siswa, sehingga mereka merasa
nyaman untuk berbagi, bertanya, dan berdiskusi tentang masalah moral.
Menggunakan metode pembelajaran yang mempromosikan pemikiran kritis, refleksi, dan diskusi
tentang situasi moral.
Mengintegrasikan cerita, contoh kasus, atau permainan peran yang menekankan pada nilai-nilai
moral dan etika.
Memberikan teladan positif melalui sikap dan perilaku guru dalam interaksi sehari-hari dengan
siswa.
Melibatkan orang tua dan komunitas sekolah dalam upaya pembelajaran moral.
D. Disiplin dianggap penting bagi anak karena memiliki beberapa manfaat dalam penerapan moral,
antara lain:
Pembentukan karakter:
Disiplin membantu anak untuk mengembangkan karakter yang kuat dan bertanggung jawab.
Dengan memiliki disiplin, anak akan belajar untuk mengikuti aturan, mengendalikan diri, dan
melakukan tugas-tugas mereka dengan konsisten. Ini membantu dalam membentuk pribadi yang
baik, yang memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain.
Mengembangkan kemampuan diri:
Disiplin melibatkan konsistensi dalam melakukan tugas-tugas dan kegiatan sehari-hari. Dengan
adanya disiplin, anak-anak belajar untuk mengatur waktu, mengelola tanggung jawab, dan
menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Ini membantu mereka mengembangkan kemampuan diri
yang penting dalam kehidupan sehari-hari dan masa depan.
Menumbuhkan rasa hormat terhadap otoritas:
Melalui disiplin, anak-anak belajar untuk menghormati otoritas, seperti guru, orang tua, dan aturan
yang ada. Mereka belajar untuk mengikuti instruksi dan aturan yang ditetapkan, sehingga
memahami pentingnya ketaatan terhadap otoritas yang bertujuan untuk kebaikan bersama.
E. Pengembangan sikap-sikap disiplin pada anak dapat dilakukan melalui beberapa langkah:
Memberikan penjelasan yang jelas tentang aturan dan konsekuensi dari pelanggaran aturan.
Memberikan penguatan positif, pujian, atau hadiah ketika anak menunjukkan sikap disiplin.
Memberikan pengawasan yang tepat agar anak dapat melaksanakan tugas-tugas atau rutinitas
sehari-hari dengan baik.
Mengajarkan anak tentang pentingnya tanggung jawab, kedisiplinan, dan menghargai waktu.
Membantu anak mengembangkan kebiasaan yang baik, seperti mengatur jadwal, mengorganisir
tugas-tugas, dan mengelola waktu dengan efektif.
Melibatkan anak dalam pembuatan aturan atau kontrak bersama, sehingga mereka merasa memiliki
tanggung jawab dan keterlibatan dalam mematuhi aturan tersebut.
3A. Menurut pendapat saya sikap seorang guru melakukan strategi pembelajaran dengan cara bervariasi
lebih baik daripada dengan pembelajaran konvensional. Guru dalam wacana tersebut menunjukkan
dedikasi dan kreativitas dalam menggunakan berbagai media dan metode pembelajaran untuk
membantu siswa mempelajari materi pelajaran. Selain itu, melibatkan siswa secara aktif dalam
berbagai kegiatan langsung juga dapat meningkatkan partisipasi dan keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran.
Keterampilan guru mengadakan variasi dalam proses pembelajaran memiliki tujuan
untuk meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik dalam belajar serta menghilangkan
kebosanan dan kejenuhan peserta didik dalam menerima bahan pengajaran yang diberikan guru.
Sehingga tujuan guru dalam meningkatkan pemahaman dan standar nilai akan tercapai.
B. Menurut pendapat saya usaha guru tersebut dapat membantu siswa dalam belajar karena:
Penggunaan berbagai media dan metode pembelajaran dapat memfasilitasi pemahaman siswa yang
beragam, karena setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda.
Kegiatan langsung seperti percobaan, simulasi, peragaan, dan bermain peran membantu siswa
untuk mengalami materi pelajaran secara langsung, sehingga meningkatkan pemahaman dan
keterampilan praktis mereka.
Mendorong siswa untuk bertanya kepada orangtua tentang materi pelajaran juga dapat memperluas
sumber informasi dan memperkaya diskusi tentang topik yang dipelajari.
C. Beberapa prinsip belajar yang telah dipenuhi oleh guru tersebut antara lain:
Prinsip keaktifan:
Melibatkan siswa dalam kegiatan langsung, seperti percobaan, simulasi, dan bermain peran, yang
mendorong mereka untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar.
Prinsip variasi:
Menggunakan berbagai media dan metode pembelajaran untuk mengakomodasi gaya belajar yang
berbeda dan meningkatkan minat siswa terhadap materi pelajaran.
Prinsip relevansi:
Menghubungkan materi pelajaran dengan situasi nyata melalui penggunaan bahan bacaan, video,
dan wawancara, sehingga siswa dapat melihat relevansi dan penerapan konsep dalam kehidupan
sehari-hari.
Pengulangan belajar:
Guru menggunakan beragam media dan metode pembelajaran yang berulang-ulang, seperti
pengulangan pengajaran, penggunaan bahan bacaan, dan video, untuk memperkuat dan
menguatkan pemahaman siswa.
Keterlibatan langsung:
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam pengalaman belajar,
melalui percobaan, simulasi, dan aktivitas lainnya.
D. Selain faktor guru, beberapa faktor lain yang mempengaruhi proses belajar siswa di sekolah
dasar antara lain:
Faktor siswa:
Minat, motivasi, bakat, dan gaya belajar siswa dapat mempengaruhi tingkat keterlibatan dan
pencapaian belajar mereka.
Faktor lingkungan:
Lingkungan belajar di rumah dan di sekolah, dukungan keluarga, teman sebaya, dan kondisi fisik
serta sosial yang memadai, dapat memengaruhi keberhasilan belajar siswa.
Faktor kurikulum:
Desain dan penyajian kurikulum yang relevan, menarik, dan menantang dapat memotivasi siswa
dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Faktor dukungan:
Dukungan dan keterlibatan orangtua, guru, dan pihak sekolah dalam mengidentifikasi dan
mengatasi hambatan belajar siswa juga memainkan peran penting dalam proses belajar mereka.
C. Orangtua dapat berperan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling di rumah, namun
mereka mungkin tidak memiliki keterampilan dan pengetahuan yang cukup dalam hal ini.
Keterlibatan orangtua dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling di rumah dapat menjadi
tambahan yang positif, namun perlu diingat bahwa ada batasan dalam kemampuan orangtua untuk
memberikan dukungan yang profesional. Dalam kasus yang lebih kompleks atau serius, sebaiknya
melibatkan ahli bimbingan dan konseling yang berkompeten.
D. Peran orangtua dalam layanan bimbingan dan konseling anak di rumah dapat mencakup:
Mendengarkan dan memberikan perhatian penuh pada anak, menghargai perasaan dan
pengalaman mereka.
Menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung di rumah, di mana anak merasa nyaman
untuk berbagi dan berbicara tentang masalah yang mereka hadapi.
Memberikan dorongan dan penguatan positif terhadap perkembangan anak, serta memberikan
dukungan emosional dan moral.
Mencari informasi dan sumber daya yang relevan mengenai topik-topik tertentu yang berkaitan
dengan bimbingan dan konseling anak, seperti penanganan emosi, komunikasi yang efektif, dan
pengelolaan stres.
Jika diperlukan, bekerja sama dengan sekolah dan profesional konseling untuk mendapatkan
bantuan yang lebih khusus dan terarah.