Anda di halaman 1dari 3

KEARIFAN LOKAL KABUPATEN TOJO UNA-UNA

BAHASA INDONESIA

Dosen Pengampuh:
Drs. Pratama Bayu Santosa, M.Si
Asrianti, S.pd, M.pd
Oleh:
Siti Musdalifah Abd Gani
A11122036
Kelas A

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TADULAKO

2022
Teks : Deskripsi

TARIAN MO’ENDE

Sebuah tarian, yang menjadi salah satu ciri khas kearifan lokal yang ada di Sulawesih
Tengah, yaitu Tari Mo’ende, ialah tarian tradisional seni budaya suku Bare’e yang berasal
dari Kabupaten Poso, dan Kabuoaten Tojo Una-una, Sulawesih Tengah. Tarian ini menjadi
salah satu kearifan lokal Sulawesih Tengah karena menjadi salah satu tarian tradisi dari
Nenek moyang Masyarakat Poso. Tarian mo’ende, atau lebih dikenal Ende ini sebagai salah
satu tarian penghiburan yang biasa diadakan saat pesta Panen padungku dan pesta rakyat
lainnya. Pada tarian ini juga akan dilakukan oleh pria dan wanita dengan menggunakan
busana/pakaian adat istiadat Suku Bare’e dari Kabupaten Poso.

Pada gerakan tari mo’ende ini hampir sama dengan tari modero, hanya saja gerakan
tari mo’ende terbagi menjadi tiga jenis gerakan, sedangkan untuk tari modero hanya satu
jenis gerakan saja. Gerakan tarian mo’ende dilakukan dengan membentuk sebuah lingkaran
dengan goyang mengikuti iringan lagu/musik dari Seruling,Geso-geso,Gendang serta Gong.
Pada saat melakukan gerakan tarian ini para penari membentuk lingkaran sembari berbalas
pantun atau hanya dengan gerakan menari dan melangkah saja tanpa berbalas pantun.

Tarian yang diiringi musik kerambangan ini, dulunya dilakukan pada saat sesudah
panen, namun untuk sekarang tarian ini berkembang menjadi tarian modern sehingga para
masyarakat Tojo Una-una menyebut tarian ini menjadi Tarian Madero.Gerakan tari mo’ende
sifatnya lebih ke tujuan acara-acara adat Suku Bare’e, sedangkan tari Madero lebih ke pesta-
pesta rakyat biasa yang tidak ada hubungan dengan Mo’ende. Sedikit ada keterkaitan, seperti
acara peresmian gedung kantor, tarian massal, dan acara pesta lainnya yang tidak ada
hubungan dengan salah satu dari tujuan tari mo’ende, yaitu Ende artinya Ada.

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya diatas, bahwa tarian mo’ende memiliki tiga jenis
gerakan. Dimana ketiga gerakan tersebut mempunyai makna tujuan dari setiap gerakan pada
tarian tersebut. 1) Gerakan tarian pertama disebut Ende Ntonggala, atau tarian di saat
masyarakat Tojo Una-una menyambut bulan purnama di saat mulai musim panen atau
bercocok tanam. Gerakan jenis tarian ini melangkah kaki ke kanan dua langkah, lalu
selangkah ke belakang, dan sterusnya berulang. Gerakan ini juga dilakukan saat menyambut
bulan purnama, dimana waktu mulai persiapan lahan menunggu waktu awal musim panen
pada saat bulan mulai tertutupi. 2) Gerakan tari ke dua, disebut dengan Ende ngkoyoe atau
Ende ntoroli, gerakan tarian ini dilakukan dua langkah ke kanan, dan selangkah ke kiri.
Gerakan tarian ini dilakukan saat pesta panen padungku. 3) Gerakan tari yang terakhir, yaitu
Ende ada (adat), terian gerakan yang ditampilkan untuk penyambutan hari-hari adat atau
perayaan. Pada tari gerakan Ende ada, sama dengan Ende ntoroli. Hanya saja perbedaannya
terletak pada tangan para penari yang tidak bergandengan tangan.
Tarian mo’ende saat ini sudah jarang ditarikan. Tarian ini hanya akan dilaksanakan
pada waktu-waktu dan acara-acara tertentu, misalnya dalam acara penyambutan tamu, pesta
perkawinan, dan juga pada saat perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus. Untuk itu, agar
tarian tradisional ini tidak kehilangan arah, maka perlu kita lestarikan dengan
mencantumkannnya pada kurikulum pendidikan, muatan lokal, dan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah. Intinya Tarian mo’ende ini memeiliki ciri khas dari Suku Bare’e
Kabupaten Tojo Una-una.

Anda mungkin juga menyukai