Anda di halaman 1dari 2

Soal:

1. Dalam konsep gaya kepemimpinan (bass dan avolio, 1994) ada kepemimpinan
trasformasional dan transaksional. Jelaskan kenapa harus trasformasional yang
diteliti.

Jawab:

1. Kepemimpinan transaksional (transactional leadership) merupakan gaya


kepemimpinan yang ditandai dengan penggunaan sistem pemberian hadiah
dan/atau hukuman guna mendorong kepatuhan karyawan. Gaya
kepemimpinan transaksional juga kerap disebut sebagai kepemimpinan
manajerial.

Berbeda dengan gaya transaksional, kepemimpinan transformasional ditandai


dengan pemberian dorongan atau motivasi kepada karyawan agar mereka
secara mandiri dapat memecahkan masalah dengan kreatif, mampu
berinovasi, serta mempunyai pandangan yang visioner. Hal ini dibarengi
dengan memfasilitasi karyawan agar mempunyai ruang yang lebih luas untuk
mengasah skill yang diperlukan.

Cirinya adalah gaya kepemimpinan transaksional cenderung menjadikan visi,


misi, aturan hingga instruksi sebagai komando pusat demi keberlangsungan
perusahaan.

Sedangkan transformasional adalah pemimpin transformasional pun biasanya


memiliki visi yang jelas dan senantiasa menjaga komunikasi yang baik
bersama para karyawannya agar kedua belah pihak dapat memiliki
pandangan yang sama.

Meskipun demikian, perlu diingat bahwa keduanya memiliki satu tujuan yang
sama, yakni untuk mendorong para karyawannya agar dapat mencapai target
kinerja yang diharapkan.

Jadi, pemilihan akan gaya kepemimpinan sebetulnya tergantung pada diri


pemimpin itu sendiri. Apabila sebagai seorang pemimpin menginginkan karyawan
yang dapat bekerja sesuai target dengan memberikan dorongan materi kepada
bawahan, maka gaya kepemimpinan transaksional akan lebih cocok untuk
diterapkan. Akan tetapi, jika lebih menyukai iklim kantor yang penuh pembaruan
dan kreativitas, mampu untuk memberikan motivasi serta pelatihan kepada
karyawan, maka terapkanlah gaya kepemimpinan transformasional.
2. Jelaskan dasar atau teori kenapa pengaruh tidak langsung/mediasi dalam
penelitian ini ditetapkan sebagai mediasi parsial.

Jawab:

Analisis variabel mediasi dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu perbedaan
koefisien dan perkalian koefisien. Pendekatan perbedaan koefisien menggunakan
metode pemeriksaan dengan melakukan analisis dengan dan tanpa melibatkan
variabel mediasi. Sedangkan metode perkalian dilakukan dengan metode Sobel.

Metode pemeriksaan dengan cara melakukan dua kali analisis, yaitu analisis dengan
melibatkan variabel mediasi dan analisis tanpa melibatkan variabel mediasi.

Jika pengaruh langsungnya berada pada hasil signifikan dan tidak signifikan maka
dikatakan sebagai variabel mediasi sempurna (complete mediation). Dan jika
pengaruh langsungnya berada pada hasil signifikan semua maka dikatakan sebagai
variabel mediasi sebagian (partial mediation) (Solimun, 2011; Hair et al., 2010).

3. Kebaruan/novelty. Dari kebaruan atau novelty ynag sudah di


hasilkan/temukan, kira-kira kebauran disertasi ini diajukan sebagai kebaruan
yang bagaimana...

Jawab:

1. Kebaruan tipe-1 (invention)

kalau tulisan ilmiah/penelitian harus bersifat menemukan sesuatu dalam artian


merubah prinsip dasar yang sudah ada sebelumnya (praktek atau kebiasaan yang
menjadi dasar).

2. Kebaruan tipe-2 (improvement)

Tipe ke-2 ini juga hampir sama dengan dengan tipe-1, hanya saja sifatnya dapat
berupa peningkatan dari prinsip yang sebelumnya atau pun bersifat perbaikan dari
teori/praktek yang sudah ada sebelumnya.

3. Kebaruan tipe-3 (refutation)

Untuk tipe yang ketiga ini, peneliti tersebut harus memiliki wawasan yang
komprehensif sebagai landasan untuk menghasilkan sebuah prinsip dasar baru.

Penelitian ini berada pada kebaruan tipe 1 (invention).

Anda mungkin juga menyukai