Anda di halaman 1dari 12

BAB I

KONSTITUSI NEGARA
Putri Ayu Nadira
Shifa Nabila

A. Pengertian dan Konsep dasar Konstitusi Negara


Dalam sejarah,kita melihat bahwa identifikasi
antara pengertian konstitusi dan Undang-Undang Dasar
itu, dimulai sejak Oliver Cromwell (Lord Protector)
kerajaan inggris (1599-1658) yang menamakan
Undang-Undang Dasar itu sebagai the
Instrument of Government atau “ius trusment of
government” yang berati bahwa Undang-Undang Dasar
dibuat sebagai pegangan untuk memerintah dan dari
sinilah muncul identifikasi dan Konstitusi dan Undang-
Undang Dasar. Pada tahun 1787 pengertian Konstitusi
menurut Cromwell tersebut kemudian diambil alih oleh
Amerika Serikat yang selanjutnya oleh Lafayette
diambil oleh Negara Perancis pada tahun 1789
Pada umumnya, Negara-negara yang
mendasarkan atas demokrasi konstitusional, maka
undang-undang dasar (sering disebut juga konstitusi
dalam arti sempit) mempunyai fungsi yang khusus yaitu
membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa
sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat
sewenangwenang sehingga hak-hak warga Negara akan
lebih terjamin. Pandangan ini dinamakan
konstitualisme.

1
KLASIFIKASI KONSTITUSI
1. Prof. K.C. Wheare, dalam bukunya Modern
Constitution, sebagaimana dikutip oleh Drs. Astim
Riyanto, SH., MH., Teori Konstitusi, membagi
konstitusi ke dalam enam klasifikasi konstitusi,
yaitu:
- Konstitusi tertulis dan Konstitusi tidak tertulis
(written Constitution and unwritten
Constutition);
- Konstitusi fleksibel dan Konstitusi rijid
(flexible Constitution and rigid Constitution);
- Konstitusi derajat tinggi dan Konstitusi tidak
derajat tinggi (supreme Constitution and not
supreme Constitution);
- Konstitusi serikat dan Konstitusi kesatuan
(federal Constitution andunitary Constitution);
- Konstitusi sistem pemerintahan presidensial dan
Konstitusi sistem pemerintahan parlementer
(presidential executive Constitution and
parliamentary Constitution);
- Konstitusi republic dan Konstitusi kerajaan
(republican Constitution and monarchical
Constitution)
Prof. Hans Kelsen, memabagi konstitusi dalam tiga
klasifikasi, yaitu :
- Konstitusi rijid dan Konstitusi fleksibel (rigid
Constitution and monarchical Constitution)
- Konstitusi republic dan Konstitusi kerajaan
(monarchical Constitution and republican
Constitution)

2
- Konstitusi demokratik dan Konstitusi otoratik
(democratic Constitution and autoratic
Constitution).

B. Dinamika pelaksanaan konstitusi (UUD)

Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan


Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk pada tanggal 29
April 1945, adalah Badan yang menyusun rancangan
UUD 1945. Pada masa sidang pertama yang
berlangsung dari tanggal 28 Mei sampai dengan tanggal
1 Juni 1945 Ir.Sukarno menyampaikan gagasan tentang
"Dasar Negara" yang diberi nama Pancasila. Kemudian
BPUPKI membentuk Panitia Kecil yang terdiri dari 8
orang untuk menyempurnakan rumusan Dasar Negara.
Pada tanggal 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPKI
membentuk Panitia Sembilan yang terdiri dari 9 orang
untuk merancang Piagam Jakarta yang akan menjadi
naskah Pembukaan UUD 1945. Setelah dihilangkannya
anak kalimat "dengan kewajiban menjalankan syariah
Islam bagi pemeluk-pemeluknya" maka naskah Piagam
Jakarta menjadi naskah Pembukaan UUD 1945 yang
disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pengesahan
UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP) yang bersidang pada tanggal 29 Agustus
1945. Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia disusun
pada masa Sidang Kedua Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan (BPUPK). Nama Badan ini
tanpa kata "Indonesia" karena hanya diperuntukkan
untuk tanah Jawa saja. Di Sumatera ada BPUPK untuk

3
Sumatera. Masa Sidang Kedua tanggal 10-17 Juli 1945.
Tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengesahkan UUD
1945 sebagai Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia.

C. Pengertian dan fungsi Rule of Law


Gerakan masyarakat yang menghendaki bahwa
kekuasaan raja maupun penyelenggaraan negara harus
dibatasi dan diatur melalui suatu peraturan perundang-
undangan dan pelaksanaan dalam hubungannya dengan
segala peraturan perundang-undangan itulah yang sering
diistilahkan dengan Rule of Law. Misalnya gerakan
revolusi Perancis serta gerakan melawan absolutisme di
Eropa lainnya, baik dalam melawan kekuasaan raja,
bangsawan maupun golongan teologis. Oleh karena itu
menurut Friedman, antara pengertian negara hukum
atau rechtsstaat dan Rule of Law sebenarnya saling
mengisi (Friedman, 1960: 546). Berdasarkan bentuknya
sebenarnya Rule of Law adalah kekuasaan publik yang
diatur secara legal. Setiap organisasi atau persekutuan
hidup dalam masyarakat termasuk negara mendasarkan
pada Rule of Law. Dalam hubungan ini pengertian Rule
of Law berdasarkan substansi atau isinya sangat
berkaitan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dalam suatu negara. Negara hukum merupakan
terjemahan dari istilah Rechsstaat atau Rule Of Law.
Rechsstaat atau Rule Of Law itu sendiri dapat dikatakan
sebagai bentuk perumusan yuridis dari gagasan
konstitusionalisme. Oleh karena itu, konstitusi dan
negara hukum merupakan dua lembaga yang tidak
terpisahkan. Negara Indonesia pada hakikatnya

4
menganut prinsip “Rule of Law, and not of Man”, yang
sejalan dengan pengertian nomocratie, yaitu kekuasaan
yang dijalankan oleh hukum atau nomos. Dalam negara
hukum yang demikian ini, harus diadakan jaminan
bahwa hukum itu sendiri dibangun dan ditegakkan
menurut prinsip-prinsip demokrasi. Karena prinsip
supremasi hukum dan kedaulatan hukum itu sendiri
pada hakikatnya berasal dari kedaulatan rakyat. Oleh
karena itu prinsip negara hukum hendaklah dibangun
dan dikembangkan menurut prinsip-prinsip demokrasi
atau kedaulatan rakyat atau democratische rechstssaat.
Hukum tidak boleh dibuat, ditetapkan, ditafsirkan dan
ditegakkan dengan tangan besi berdasarkan kekuasaan
belaka atau machtsstaat. Karena itu perlu ditegaskan
pula bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat yang
dilakukan menurut Undang-Undang Dasar atau
constitutional democracy yang diimbangi dengan
penegasan bahwa negara Indonesia adalah negara
hukum yang berkedaulatan rakyat atau demokratis
(democratische rechtsstaat) Asshid diqie, 2005: 69-
70).Prinsip-prinsip rule of law secara formal tertera
dalam pembukaan UUD 1945 yang menyatakan:
a. Bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa,
karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan
”peri keadilan”.
b.kemerdekaan Indonesia, yang merdeka, bersatu,
berdaulat, ”adil” dan makmur.
c. untuk memajukan ”kesejahteraan umum” dan
”keadilan social”.
d. disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indoensia itu
dalam suatu ”Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia”.
e. kemanusiaan yang adil dan beradab”.

5
f. serta dengan mewujudkan suatu ”keadilan sosial” bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Dengan demikian inti rule of law adalah jaminan
adanya keadilan bagi masyarakat terutama keadilan
sosial. Adapun unsur – unsur Rule Of Law menerurut
AV Dicey terdiri dari :
1. Supremasi hukum, dalam artian tidak boleh ada
kesewenang-wenangan, sehingga seseorang hanya
boleh dihukum jika melanggar hukum.
2. Kedudukan yang sama di depan hukum, baik bagi
rakyat biasa maupunbagipejabat.
3. Terjamin hak-hak manusia dalam undang-undang
atau keputusan pengandilan.
membangun kesadaran di masyarakat maka perlu
memasukkan materi instruksional Rule of Law sebagai
salah satu materi di dalam mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn).Fungsi Rule Of Law pada
hakikat nya adalah jaminan adanya keadilan social bagi
masyarakat, terutama keadilan social. Penjabaran
prinsip-prinsip Rule Of Law secara formal termuat
dalam pasal-pasal UUD 1945 yaitu:
        Pasal 1 ayat 3
        Pasal 24 ayat 1
        Pasa 27 ayat 1
Pasal 28D ayat 1 dan 2

D. Dinamika pelaksanaan Rule of Law

Dalam Proses Penegakan hokum di Indonesia di


lakukan oleh lembaga penegak hukum yang terdiri dari:
1. Kepolisian fungsinya memelihara keamanan dalam
negeri. Yang memiliki tugas pokok yaitu:

6
- Memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat.
- Menegakan Hukum.
- perlindungan, pengayoman dan pelayanan
kepada masyarakat.

wewenang kepolisian adalah sebagai berikut:


- Mengawasi aliran yang menimbulkan
perpecahan dan mengancam persatuan dan
kesatuan bangsa.
- Melakukan penangkapan, penahanan,
penggeledahan, dan penyitaan.
- Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai
bagian dari tindakan kepolisian dalam rangka
pencegahan.
- Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang
dan pelaksanaan putusan pengadilan, kegiatan
instansi lain, serta kegiatan masyarakat.
- Memberikan izin dan mengawasi kegiatan
keramaian umum dan kegiatan masyarakat
lainnya.
- Memberikan izin melakukan pengawasan
senjata api, bahan peledak, dan senjata tajam.

2. Kejaksaan wewenang dan tugas kejaksaan


Melakukan penuntutan
- Melaksanakan penetapan hakim dan putusa
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap.
- melakukan pengawasan tehadap pelaksanaan
putusan pidana masyarakat, putusan pidana
pengawasan, dan keputusa lepas bersyarat.

7
- Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana
tertentu berdasarkan undang-undang.
- Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk
itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan
sebelum dilimpahkan ke pengadilan dan dalam
pelaksanaannya dikoordinasikan dengan
penyidik.

3. KPK( komisi Pemberantasn Korupsi) KPK


ditetapkan dengan UU no 20 tahun 2002 dengan
tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna
terhadap pemberantasan tindak pidana korupsi.
Tugas KPK :
- berkoordinasi dengan instansi lain yang
berwenang melakukan pemberantasan
tindak pidana korupsi.
- Supervisi terhadap instansi yang berwenang
melakukan pemberantasan tindak pidana
korupsi.
- Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan
penuntutan terhadap tindak pidana korupsi.
- Melakukan tindakan-tindakan pencegahan
tindak pidana korupsi.
- Melakukan monitor terhadap
penyelenggaraan pemerintahan Negara.
wewenang KPK:
- Melakukan pengawasan, penelitian,
penelaahan, terhadap instansi yang
menjalankan tugas dan wewenang dengan
pemberantasan tindak korupsi.
- Mengambil alih penyidikan dan penuntutan
terhadap pelaku tindak korupsi yang sedang
dilakukan oleh kepolisian dan kejaksaan.

8
- Menetapkan system pelaporan dalam
kegiatan pemberantasan korupsi.
- Meminta laporan instansi terkait mengenai
pencegahan tindak pidana korupsi.
- hanya menangani perkara korupsi yang
terjadi setelah 27 Desember 2002.
- peradilan tindak pidana korupsi tidak bisa
berjalan dengan landasan hukum UU KPK.
Badan peradilan
1. Mahkamah Agung (MA) merupakan puncak
kekuasaan kehakiman di Indonesia. MA mempunyai
kewenangan:
- Mengadili pada tingkat kasai terhadap putusan
yang diberikan pada tingkat terakhir oleh
peradilan.
- Menguji peraturan perundang- undangan di
bawah undang-undang terhadap Undang-
undang.
- Kewnangan lain yang ditentukan undang-
undang.
2. Mahkamah Konstitusi (MK) merupakan lembaga
peradilan pada tignkat pertama dan terakhir.
- Menguji undang-undang terhadap UUD 1945
- Memutuskan sengketa kewenangan lembaga
Negara yang kewenangannya diberikan oleh
UUD 1945
- Memutuskan pembubaran parpol
- Memutuskan perselisihan tentang hasil
pemilihan umum.

9
3. Peradilan Tinggi dan Negeri merupakan peradilan
umum di tingkat provinsi dan kabupaten. Fungsi kedua
peradilan tersebut adalah menyelenggarakan peradilan
baik pidana dan perdata di tingkat kabupaten, dan
tingkat banding di peradilan tinggi. Pasal 57 UU No. 8
tahun 2004 menetapkan agar peradilan memberikan
prioritas peradilan terhadap tindak korupsi, terorisme,
narkotika atau psikotropika pencucian uang, dan
selanjutnya, tindak pidana.
sesama warga Negara maupun pemerintah. Agar
pelaksanaan rule of law bisa berjalan sesuai dengan
yang diharapkan, maka :
a. Keberhasilan “the enforcement of the rules of
law” harus didasarkan pada corak masyarakan
hukum yang bersangkutan dan kepribadian
masing-masing setiap bangsa.
b. Rule of law yang merupakan institusi sosial
harus didasarkan pada budaya yang tumbuh dan
berkembang pada bangsa.
c. Rule of law sebagai suatu legalisme yang
memuat wawasan sosial, gagasan tentang
hubungan antar manusia, masyarakan dan
negara, harus ditegakkan secara adil juga
memihak pada keadilan.
Prinsip-prinsip rule of law secara formal tertera
dalam pembukaan UUD 1945.
E. Soal latihan
1. Apa maksud dari Rule of Law ?
2.Bagaimana pelaksanaan Rule of Law di Indonesia ?

10
3. Bagaimana dinamika pelaksanaan Rule of Law?
4.Apa yang dimaksud dengan Konstitusi?
5.Bagaimana pelaksanaan ketanegaraan berdasarkan
UUD ?

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum,


Penegakan Hukum ,
http://www.djahu.depkumham.go.id/detail_artikel.ph
p?artid=7. 

Hombar Pakpahan, Kesadaran Hukum Masyarakat


http://ilmucomputer2.blogspot.com/2009/08/kesadar
an-hukum-masyarakat.html
Nasrul, Rule Of Law Dan Hak Asasi Manusia,
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-
tentang/rule-law-dan-hak-asasi-manusia, January
16th 2010.
Widodo,SRI., dkk. 2011.pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan.UMC press.

11
Winarno. 2007. Paradigma Baru “Pendidikan
Kewarganegaraan” Panduan Kuliah Di Perguruan
Tinggi. PT.Bumi Aksara;Jakarta.

Kusuma, RM. A.B. (2004), Lahirnya Undang-Undang


Dasar 1945, Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara
Fakultas Hukum Universitas Indonesia

Naskah Pembukaan UUD 1945, UUD 1945 dan


Penjelasan UUD 1945 sebelum Amandemen
Naskah Pembukaan UUD 1945 dan UUD 1945 sesudah
Amandemen
(http://uangtabungan.blogspot.com/2009/04/analisis-
hubungan-pembukaan-uud-1945.html)
http://ar-rey.blogspot.com/2009/10/pembukaan-undang-
undang-dasar-1945.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Undang-
Undang_Dasar_Negara_Republik_Indonesia_Tahun
_1945
http://lppkb.wordpress.com/2008/06/08/pembukaan-
uud-1945/
http://asnic.utexas.edu/asnic/countries/indonesia/
ConstIndonesia.htm

12

Anda mungkin juga menyukai