Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RUTIN 9

NAMA : VINY SANIYAH YULANDARI


KELAS : A PENDIDIKAN GEOGRAFI 2019
NIM : 3191131022
MATA KULIAH: MANAGEMENT KEBENCANAAN

PENANGANAN DARURAT BENCANA GEOLOGIS (ERUPSI GUNUNG API,


GEMPA BUMI dan TSUNAMI)

Penanganan Darurat Bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera
pada keadaan darurat bencana untuk mengendalikan ancaman/penyebab bencana dan
menanggulangi dampak yang ditimbulkan. Penetapan tujuan dan strategi penanganan darurat
memprioritaskan pada penyelamatan jiwa dan perbaikan prasarana/sarana vital untuk
berfungsinya pelayanan publik secepatnya.Tujuan dan strategi mencakup aspek-aspek durasi
penanganan darurat, kelompok rentan, kebutuhan dasar, kesehatan, sosial, penyelamatan jiwa,
manajemen penanganan darurat. Dalam situasi kedaruratan, waktu merupakan faktor utama
dalam melatarbelakangi seluruh kegiatan respon darurat. Pentingnya melaksanakan tugas
secara cepat dan tepat yang menuntut pengambilan keputusan secara cepat dan tepat pula
untuk mencegah/ mengurangi jatuhnya korban jiwa serta meluasnya dampak bencana.
Pelaksanaan kebijakan dan strategi harus mendasarkan pada prinsip-prinsip kedaruratan
dimana tujuan rencana operasi dimaksudkan untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta
pemulihan prasarana dan sarana.

Rencana Operasi adalah rencana yang dibuat/disusun dalam rangka pelaksanaan operasi
penanganan darurat bencana. Rencana operasi ini disusun oleh satuan tugas Komando
Penanganan Darurat Bencana dengan mempertimbangkan rencana kontingensi dan hasil kaji
cepat (Perka BNPB nomor 03 tahun 2016 tentang Sistim Komando Penanganan Darurat
Bencana - SKPDB). Kebijakan dan strategi pada saat tanggap darurat juga harus ditetapkan
termasuk tata cara pemenuhan kebutuhan dasar yang meliputi:
Penetapan pemenuhan kebutuhan dasar termasuk manajemen logistik dan peralatan
Penetapan tugas secara cepat dan tepat yang menuntut pengambilan keputusan secara cepat
dan tepat pula untuk mencegah/ mengurangi jatuhnya korban jiwa serta meluasnya dampak
bencana
Terpenuhinya prinsip-prinsip pemenuhan kebutuhan dasar
Penetapan aktor-aktor yang bertanggungjawab di dalam keadaan darurat
Aspek penting dalam penetapan kebijakan dan strategi terkait dengan penentuan masa
penanganan darurat dan mekanisme operasi kedaruratan yang meliputi:
Status keadaan darurat bencana dimulai sejak status peringatan dini, siaga darurat, dan
tanggap darurat serta transisi darurat ke pemulihan beserta kegiatannya
Dasar penentuan status di dalam keadaan darurat
Pemicu dan jangka waktu masing-masing status dalam keadaan darurat untuk setiap skenario
dan jenis bencana
Mekanisme aktivasi rencana operasi penanganan darurat bencana.

Penetapan Tujuan Penangan Darurat Benacana


Penetapan tujuan diarahkan pada minimalisasi korban meninggal, pemenuhan kebutuhan
dasar secara realistis, penanganan skala prioritas tanpa diskriminasi, serta memberdayakan
segenap potensi. Kebijakan yang diambil meliputi:
Minimalisasi korban meninggal ( road tozero victim).
Penanganan bencana berbasiskan komunitas masyarakat (sister village).
Titik berat kegiatan penanganan bencana banyak dilakukan pada fase pra bencana
(pengurangan resiko bencana)
Memadukan mitigasi fisik dan mitigasi non fisik.
Memberikan perlindungan perhatian khususnya kelompok rentan dan disabilitas serta
memenuhi kebutuhan dasar secara realistis.
Memberikan penyelamatan dan perlindungan kepada masyarakat sesuai skala prioritas tanpa
diskriminasi
Memberdayakan segenap potensi yang ada dan menghindari terjadinya ego Klaster
Melakukan kerjasama dengan berbagai elemen masyarakat dan antar negara dalam
menggalang bantuan, dengan tetap memperhatikan etika kebangsaan
Strategi Penangan Darurat
Membentuk Posko Utama sebagai fungsi manajemen dan koordinasi penanganan bencana
(Kesbangpolpol dan PB).
Memenuhi pelayanan logistik dengan mendirikan posko-posko, tenda pengungsian
dilengkapi dapur umum dengan tetap memperhatikan kelompok rentan.
Memenuhi pelayanan kesehatan dengan menyelenggarakan posko kesehatan disetiap barak
pengungsian dan balai kesehatan lain.
Memenuhi pelayanan sarana-prasarana kehidupan (transport, tempat tinggal sementara,
sanitasi) di barak/tenda pengungsian (MCK, air bersih), dengan tetap memperhatikan
kelompok rentan.
Mengidentifkasi jenis-jenis bantuan, menghimpun bantuan serta mendistribuikannya
Memberikan informasi yang jelas kepada pihak yang membutuhkan
Memperhatikan nilai-nilai kearifan lokal dan nilai-nilai kebajikan dalam penanganan bencana
Evakuasi korban meninggal dunia dan yang masih hidup melalui relawan, tim SAR, LSM, dll
Penanganan Pengungsi (tenda, logistik, sarana dan prasarana lainnya), lembaga terkait
Mengidentifikasi negara-negara yang memungkinkan memberikan bantuan secara sukarela.

Dalam upaya pencegahan penyakit menular telah dilakukan, kegiatan penyemprotan


desinfektan di kota Padang dan dilanjutkan di 8 wilayah Padang Barat mencakup sekitar 320
titik, melakukan surveilans penyakit potensial wabah, melakukan sosialisasi penjernihan air
cepat di 3 lokasi pemukiman penduduk di Kota Padang, melakukan vaksinasi TT (Tetanus
Toxoid) kepada 119 relawan di 3 lokasi bencana.
Bantuan yang telah diberikan Depkes, berupa ;
Biaya operasional sebesar Rp. 200 juta
3 ton obat dan ATS 2.500 vial
1.200 buah kantong mayat .
15 ton MP-ASI .
350 veltbed
Bahan dan alat kesehatan untuk pelayanan medis terdiri dari : 1.000 buah Baju Steril
Dispossible, 3 set Orthopedic set, 1 set Orthopedic Battery - Driven Drill, 1 set Bor
Orthopedic Manual, 1 set Basic Mayor Surgery Set, 3 set Vena Sectio Set, 1 set Abdominal
Operation Instrumen Set, 1 unit Sterilisator, 1 koli Kertas Steril, 123 koli Gips, 100 roll
elastic verban 10 cm x 4,55 m, 100 roll elastic verban 15 cm x 4,55 m, 100 roll polygip 10 cm
x 2,7 m, 100 roll polygip 15 cm x 2,7 m, 550 unit External Fixator, 9 box Benang jahit 1.0, 9
box Benang jahit 2.0, 9 box Benang jahit 3.0, 50 roll Silk cassette 1.0, 25 box Silk 3.0
cutting, 25 box Silk 3.0 tapper, 50 Silk 2.0 cutting, 2 unit ventilator mobile, 2 unit suction
pump dan 302 set implant (plate).
Bahan dan alat untuk Penanggulangan Penyakit Menular dan kesehatan lingkungan yang
terdiri dari : 1.000 buah baju operasi disposibel, 2 unit tenda berikut genset, 2 buah mesin
fog, 500 buah kelambu, 2 drum seruni, 10 dus jentik, 2 dus PKD, 3 dus PKD 2 (infus set),
5.000 kantong ringer laktat, 5.000 bungkus oralit 200 ml, 400 set IV catheter, 100 set wing
needle anak, 200 buah dirigen, 10 drum kaporit, 300 liter lysol, 1.000 kg penjernih air tawas,
200 buah pot kaporit, 5.000 buah polybag sampah, 500 botol air rahmat, 4.000 buah masker.
Upaya pencarian dan penyelamatan korban merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan
sebelum status darurat bencana ditetapkan. Upaya ini dilaksanakan segera setelah tsunami
dinyatakan selesai oleh KODAL Peringatan Dini. Upaya pada tingkat provinsi terfokus
kepada memberikan arahan kepada Tim SAR yang sedang bertugas di lapangan pada
kabupaten/kota yang terkena bencana tsunami. Selain itu fokus kegiatan di tingkat provinsi
dilaksanakan dengan mengkoordinir relawan dari institusi terkait untuk diturunkan ke
lapangan. Kegiatan SAR difokuskan kepada :
Mencari korban bencana;
Memberikan pertolongan pertama kepada korban segera setelah ditemukan;
Pendataan terhadap korban yang ditemukan (baik hidup atau meninggal);
Mengirim korban bencana yang selamat ke rumah sakit atau puskesmas atau pos kesehatan
terdekat;
Melaksanakan pemilahan terhadap korban selamat oleh dokter lapangan atau rumah sakit;
Melaksanakan penanganan medis sesuai dengan hasil pemilahan;
Mengubur korban meninggal;
Melaksanakan fardhu Kifayah.

Penentuan Status Keadaan Darurat Bencana;


Pemberlakuan status darurat bencana dibutuhkan untuk memulai upaya penanganan darurat
bencana yang membutuhkan kemudahan akses bagi anggaran, penerimaan bantuan luar
negeri dan sebagainya. Penetapan status darurat bencana dilaksanakan oleh KODAL Aceh
berdasarkan rekomendasi dari KODAL Darurat Bencana yang bersumber dari hasil kajian
cepat. SAR Penentuan Status Darurat Bencana Dalam hal kejadian bencana tsunami, status
darurat yang diberlakukan adalah status darurat bencana tingkat provinsi.

Pemenuhan Kebutuhan Dasar


Pemenuhan kebutuhan dasar bagi korban bencana dilaksanakan secara bersama-sama
dibawah tanggung jawab pemerintah provinsi minimal meliputi :
Kebutuhan air bersih dan sanitasi;
Pangan;
Sandang;
Pelayanan kesehatan;
Pelayanan psikososial;
Penampungan tempat hunian.
Perlindungan Kelompok Rentan
Perlindungan kelompok rentan dilaksanakan dengan memberikan prioritas kepada kelompok
rentan berupa penyelamatan, evakuasi, pengamanan, pelayanan kesehatan, dan psikososial.
Kelompok rentan yang perlu diperhatikan minimal adalah :
Bayi, balita, dan anak-anak;
Ibu yang sedang mengandung atau menyusui;
Penyandang cacat;
Orang lanjut usia.

Pemulihan Fasilitas Kritis


Pemulihan fasilitas kritis dilaksanakan dengan :
Mendata kerusakan fasilitas kritis yang berada dalam lingkup tugasnya;
Menganalisis kebutuhan dan metode yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kerusakan
dan alternatif antisipasi kebutuhan fasilitas kritis masyarakat berdasarkan data dan
melaporkannya kepada KODAL Lapangan;
Memulihkan fasilitas kritis terkait pemenuhan kebutuhan dasar penduduk seperti fasilitas air
bersih, listrik, transportasi dan kesehatan serta perekonomian.

Anda mungkin juga menyukai