Dyah Rasminingsih
Dyah Rasminingsih
A
KHUSUSNYA Ny.Y DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
DASAR NUTRISI DAN AMAN NYAMAN (BEBAS NYERI) PADA
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: GASTRITIS DI
WILAYAH RT 010 RW 02 KELURAHAN UTAN PANJANG
KECAMATAN KEMAYORAN JAKARTA PUSAT
PADA TANGGAL 03 APRIL 2017-16 APRIL 2017
DISUSUN OLEH:
DYAH RASMININGSIH
2014750011
1
i
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
memberikan rahmat taufik dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini dengan judul “Asuhan keperawatan pada keluarga Tn.A
khususnya Ny.Y dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi dan aman
nyaman dengan Gastritis di RT 010 RW 02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan
Kemayoran Jakarta Pusat patologi sistem pencernaan”.
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini dalam rangka untuk melengkapi salah
satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan program D III Keperawatan di
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Dalam menyusun karya tulis ilmiah ini, penulis banyak mengalami hambatan
dan kesulitan. Namun berkat ridha dari Allah SWT dan dukungan dari keluarga,
saudara, kerabat, serta sahabat dan dosen penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini tepat pada waktunya.
Terimakasih atas bantuan serta bimbingan baik moril dan materil yang selalu
diberikan dari berbagai pihak yang telah banyak ikut ambil bagian dalam pembuatan
karya tulis ilmiah ini yang sangat membantu penulis dalam menyusun dan
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada yang terhormat:
i
3. Ibu Ns. Nurhayati, M.Kep.,Sp.Kom selaku wali akademik, penguji dan
pembimbing yang selalu setia memberi support, bantuan, dan saran-saran
yang membangun dan berguna dalam menyusun karya tulis ini dengan penuh
kesabaran dan ketulusan.
4. Bapak Drs. Dedi Muhdiana. M.Kes sebagai penguji.
5. Para dosen dan staff Pendidikan Akademi yang telah memberi dukungan
selama menyusun karya ilmiah ini.
6. Bapak Ketua RW 02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta
Pusat dan para kader-kadernya yang selalu membimbing selama praktek lahan
dan menyusun karya tulis ini.
7. Pembimbing Puskesmas Ibu Rospita, S.Kep dan staff Utan Panjang yang
selalu membimbing selama praktek lahan dan menyusun karya tulis ini.
8. Keluarga Ny.Y yang telah kooperatif dan bekerjasama dengam baik dalam
menyusun karya tulis ini.
9. Kedua orang tua Papa (Rasjo) dan Mama (Sukarmi) yang selalu memberikan
dukungan dan doa dari awal sampai akhir.
10. Adik (Dian Palupi) dan Tante (Istya) yang selalu memberikan support dan doa
kepada penulis.
11. Teman-teman yang mengambil karya tulis Keperawatan.Keluarga yang selalu
berusaha untuk memotivasi, memberikan dukungan dan doa satu sama lain.
12. Teman-teman seperjuangan angkatan 32 yang banyak memberi suka dan
dukanya selama 3 tahun.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangannya, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna
bagi pembaca dan tenaga keperawatan khususnya dalam meningkatkan mutu
pelayanan asuhan keperawatan.
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................6
1. Tujuan Umum.................................................................................6
2. Tujuan Khusus................................................................................6
C. Metode Penulisan..................................................................................7
D. Ruang Lingkup......................................................................................8
E. Sistematika Penulisan...........................................................................9
v
b. Faktor yang mempengaruhi pemenuhan nutrisi........................21
c. Macam-macam zat gizi.............................................................22
d. Diet/ Anjuran gizi untuk penderita gastritis..............................23
e. Masalah yang timbul dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi......25
2. Kebutuhan Rasa Nyaman (Bebas Nyeri)........................................26
a. Fisiologi Nyeri..........................................................................26
b. Jenis Nyeri................................................................................27
c. Bentuk Nyeri.............................................................................28
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri..................................30
e. Cara mengukur Intensitas nyeri................................................31
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga...............................................31
1. Konsep Keluarga.............................................................................31
a. Pengertian.................................................................................32
b. Jenis/Tipe keluarga...................................................................35
c. Struktur Keluarga......................................................................37
d. Peran Keluarga..........................................................................38
e. Fungsi Keluarga........................................................................39
f. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga...............................42
2. Konsep Proses Keperawatan Keluarga...........................................44
a. Pengkajian Keperawatan...........................................................44
b. Diagnosa Keperawatan.............................................................53
c. Perencanaan Keperawatan.......................................................57
d. Pelaksanaan Keperawatan.........................................................59
e. Evaluasi Keperawatan...............................................................60
A. Pengkajian Keperawatan.......................................................................61
1. Identitas Keluarga...........................................................................61
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga.................................64
3. Lingkungan Keluarga......................................................................66
v
4. Struktur Keluarga............................................................................68
5. Fungsi Keluarga..............................................................................69
6. Stress dan Koping Keluarga............................................................70
7. Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga.............................................72
8. Pengkajian Tahap II........................................................................74
9. Analisa Data....................................................................................75
B. Diagnosa Keperawatan.........................................................................83
C. Perencanaan Keperawatan....................................................................84
D. Pelaksanaan Keperawatan.....................................................................107
E. Evaluasi Keperawatan...........................................................................113
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan.......................................................................117
B. Diagnosa Keperawatan.........................................................................120
C. Perencanaan Keperawatan....................................................................121
D. Pelaksanaan Keperawatan.....................................................................122
E. Evaluasi Keperawatan...........................................................................123
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................124
B. Saran.....................................................................................................125
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Adapun gejala yang terjadi yaitu perut
terasa perih dan mulas. (Smelzer dalam Ardiansyah, 2012).
2
sehingga perlu adanya penanganan dan perhatian khusus dalam perawatan
maupun pencegahan untuk pemenuhan kebutuhan dasar pada penderita
gastritis. (Administrasi Puskesmas Utan Panjang, 2016.
3
jam sampai beberapa hari sampai gejala akut yang dirasakan hilang. Pada
keadaan tersebut terapi intravena diperlukan dan monitor secara
reguler.Secara bertahap penderita diberikan makanan cair, lembek, dan padat
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi oral sehingga secara bertahap akan
menurunkan kebutuhan terhadap terapi intravena dan meminimalkan iritasi
mukosa lambung (Smeltzer & Bare 1996 dikutip oleh Saroh,2011).
4
tidak lepas dari peran keluarga dalam membantu anggota keluarga yang
mengalami masalah.
5
Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin mengetahui lebih jauh
tentang pemenuhan kebutuhan dasar keluarga Tn.A khususnya Ny.Y dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan dasar Nutrisi dan aman nyaman dalam
gangguan sistem pencernaan gastritis di RT 010 RW 02 Kelurahan Utan
Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu mendapatkan pengalaman nyata dalam melakukan asuhan
keperawatan keluarga dengan masalah GASTRITIS
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi dan aman
nyaman “GASTRITIS” patologi sistem pencernaan.
b. Mampu mengidentifikasi masalah keperawatan pada keluarga Tn.A
khususnya Ny.Y dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar
nutrisi dan aman nyaman “GASTRITIS” patologi sistem pencernaan.
c. Mampu merumuskan rencana tindakan keperawatan pada keluarga
Tn.A khususnya Ny.Y dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar
nutrisi dan aman nyaman “GASTRITIS” patologi sistem pencernaan.
d. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada keluarga Tn.A
khususnya Ny.Y dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi
dan aman nyaman “GASTRITIS” patologi sistem pencernaan.
e. Mampu melakukan evaluasi pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi dan aman
nyaman “GASTRITIS” patologi sistem pencernaan.
f. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan asuhan keperawatan
keluarga pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi dan aman nyaman “GASTRITIS”
patologi sistem pencernaan.
6
g. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan
praktek.
h. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat serta
dapat mencari solusi.
C. Metode Penulisan
Metode yang penulis gunakan dalam menyusun makalah ilmiah adalah
metode deskriptif yaitu suatu metode yang mempelajari, menganalisa, dan
menarik kesimpulan dari pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan keluarga dan membandingkan dengan hasil studi
keperpustakaan.
Adapun data diperoleh dengan menggunakan teknik:
1. Studi kepustakaan
Suatu kegiatan untuk memperoleh dengan cara mempelajari buku-buku
dan literatur yang berhubungan dengan asuhan keperawatan keluarga dan
keperawatan sistem pencernaan: GASTRITIS
2. Studi kasus
a. Observasi
Observasi kasus melalui partisipasi aktif terhadap klien yang
bersangkutan mengenai penyakit, pengobatan, dan keperawatan serta
hasil tindakan yang dilakukan.
b. Wawancara
Yaitu dengan melakukan wawancara dengan keluarga memperoleh
data-data khususnya yang terkait dengan GASTRITIS dan tugas-tugas
kesehatan serta faktor kesehatan dalam keluarga sesuai dengan
masalah yang dihadapi.
c. Pemeriksaan fisik
Yaitu dilakukan pada seluruh anggota keluarga, akan tetapi difokuskan
pada anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
7
D. Ruang Lingkup
Mengingat banyaknya masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat terutama
pada sistem pencernaan, maka penulis membatasi makalah ini pada
pembahasan mengenai pemberian asuhan keperawatan keluarga pada keluarga
Tn.A khususnya Ny.Y dengan masalah Gastritis di RT 010 RW 02 kelurahan
Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat pada tanggal 03 April
2017-16 April 2017.
E. Sistematis Penulisan
Makalah ilmiah ini disusun secara sistematis yang terdiri dari lima bab yaitu:
BAB I : Pendahuluan
Meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, ruang lingkup,
dan sistematika penulisan.
BAB II: Tinjauan Teoritis
A. Konsep dasar terdiri dari : pengertian, etiologi,tanda gejela, patofisiologi,
klasifikasi, komplikasi, penatalaksanaan, pemeriksaan penunjang.
B. Asuhan keperawatan keluarga terdiri dari :
1. Konsep keluarga terdiri dari : pengertian, jenis/tipe keluarga, struktur
keluarga, peran keluarga, fungsi keluarga, tahap perkembangan dan
tugas perkembangan keluarga.
2. Konsep keperawatan keluarga terdiri dari : pengkajian, diagnosa
keperawatan, rencana keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan
evaluasi keperawatan.
BAB III: Tinjauan Kasus
Merupakan laporan hasil asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn.A
khususnya Ny.Y dengan gangguan sistem pencernaan gastritis, yang meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan
keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
8
BAB IV: Pembahasan
Membahas kesenjangan yang terjadi antara Bab II dan Bab III meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan
keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
BAB V: Penutup
A. Kesimpulan
Berisi uraian singkat mengenai asuhan keperawatan keluarga pada
keluarga Tn.A khususnya Ny.Y dengan gangguan sistem pencernaan
(GASTRITIS) mulai dari pengkajian,diagnosa keperawatan,rencana
keperawatan, pelaksanaan tindakan keperawatan dan evaluasi dari hasil
tindakan keperawatan.
B. Saran
Berisi tentang usulan-usulan mengenai hal-hal yang harus diperbaiki
dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn.A
khususnya Ny.Y dengan gangguan sistem pencernaan (GASTRITIS)
guna meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI
LAMPIRAN
9
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Klasifikasi Gastritis
Sampai saat ini tidak didapati sebuah klasifikasi gastritis yang diterima
secara luas. Salah satu klasifikasi gastritis yang digunakan oleh banyak
ahli adalah The Sydney System yang diperbaharui. Seperti pada table di
bawah ini:
1
Tabel 1. Klasifikasi Gastritis Menurut Sydney System yang
diperbaharui
Tipe Penyebab Istilah lain
Non Atrofi Helicobacter Pylori Superfisial
Gastritis antral difus
Gastritis antral kronis
Intestinal-folicural
Hiper-sekretori
Tipe B1
Atrofi Autoimunitas (reaksi Tipe A1
Autoimmune silang dengan H. pylori Difus Corporal
antigen )
Atrofi H. pylori,berhubungan Tipe B1, AB1
multifocal dengan diet, Lingkungan Metaplastik
lingkungan dan factor
penjamu
Bentuk Iritasi kimia Reaktif
khusus Empedu Reflux
Gastropati OAINS OAINS
kimia Zat atau agen lain Tipe C1
Radiasi Injuri akibat radiasi Varioliform ( endoskopi )
Limfositik Idiopatik, mekanisme Penyakit seliak
imun gluten
Non Penyakit Crohn Granulomatous terisolasai
infeksius Sarcoidosis
Granulomato Vaskulitis lain dan
us benda asing
Eosinofilik Sensitivitas makanan Alergi
Alergi yang lain
1
Infeksi yang Bakteri selain H.
lain pylory
Virus
Parasit
Jamur
Klasifikasi lain dari gastritis menurut (Wim de Jong et al. 2005 dikutip
Amin & Hardhi, 2015). Adalah:
1. Gastritis Akut
a. Gastritis akut tanpa pendarahan
b. Gastritis akut dengan perdarahan (gastritis hemoragik atau gastritis
erosive)
Gastritis akut berasal dari makanan terlalu banyak atau terlalu
cepat, makan-makanan yang terlalu berbumbu atau yang mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit, iritasi bahan semacan alcohol,
aspirin, NSAID, lisol, serta bahan korosif lain, refluks empedu atau
cairan pankreas.
2. Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna
atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H.
pylory).
3. Gastritis bacterial
Gastritis bacterial yang disebut juga gastritis infektiosa, disebabkan
oleh refluks dari duodenum.
3. Etiologi
a. Konsumsi obat-obatan kimia digitalis (asetaminofen/aspirin, steroid
kortikosteroid). Aseteminofen dan kostikosteroid dapat mengakibatkan
iritasi pada mukosa lambung, NSAIDS (nonsteroid anti inflamasi
drugs) dan kostikosteroid menghambat sintesis prostaglandin,
1
sehingga sekresi HCL meningkat dan menyebabkan suasana lambung
menjadi sangat asam dan menimbulkan iritasi mukosa lambung.
b. Konsumsi alcohol dapat menyebabkan kerusakan mukosa gaster.
c. Terapi radiasi, reflux empedu, zat-zat korosif (cuka, lada) dapat
menyebabkan kerusakan mukosa gaster dan menimbulkan edema serta
pendarahan.
d. Kondisi stress atau tertekan (trauma, luka bakar, kemoterapi, dan
kerusakan susunan saraf pusat) merangsang peningkatan produksi
HCL lambung.
e. Infeksi oleh bakteri, seperti Helicobacter pylory, Eschericia coli,
salmonella, dan lain-lain.
f. Penggunaan antibiotik, terutama untuk infeksi turut mempengaruhi
penularan kuman di komunitas, karena antibiotik tersebut mampu
mengeradikasi infeksi Helicobacter pylory, walaupun persentase
keberhasilannya sangat rendah.
g. Jamur dari spesies candida, seperti Histoplasma capsulaptum dan
Mukonaceace dapat menginfeksi mukosa gaster hanya pada pasien
immunocompromezed. Pada pasien yang sistem imunnya baik,
biasanya tidak dapat terinfeksi oleh jamur. Sama dengan jamur,
mukosa lambung bukan tempat yang mudah terkena infeksi parasite.
1
4. Patofisiologi Gastritis
Inflamasi dalam waktu lama pada lambung disebabkan baik oleh
bakteri H. phylori, Obat obatan (NSAID, aspirin, sulfanomida steroid,
digitalis) dan Kafein. Obat-obatan (NSAID, aspirin, sulfanomida steroid,
digitalis) dapat mengganggu pembentukan sawat mukosa lambung,
sedangkan H. phylori akan melekat pada epitel lambung yang berakibat
menghancurkan lapisan mukosa lambung sehingga menurunkan barrier
lambung terhadap asam dan pepsin. Salah satu yang menyebabkan
inflamasi dalam waktu lama adalah kafein, kafein dapat menurunkan
produksi bikarbonat yang dapat berakibat menurunkan kemampuan
protektif terhadap asam. (Joyce M.Black & Jane Hokanson Hawks, 2014)
1
5. Tanda dan gejala
Menurut Smelzer (Smelzer dikutip Ardiansyah, 2014) manifestasi
gastritis cukup bervariasi, mulai dari keluhan ringan hingga muncul
pendarahan pada saluran cerna bagian atas. Pada beberapa pasien,
gangguan ini tidak menimbulkan gejala yang khas. Manifestasi klinis
gastritis akut dan kronis hampir sama, yaitu diantaranya:
a. Manifestasi Klinis Gastritis Akut
Manifestasi klinis gastritis akut dan gejala-gejalanya adalah:
1) Anoreksia
2) Nyeri pada epigastrium
3) Mual dan muntah
4) Perdarahan saluran cerna (hematemesis melena)
5) Anemia (tanda lebih lanjut)
b. Manifestasi Klinis Gastritis Kronis
Manifestasi klinis gastritis kronis dan gejala-gejalanya adalah:
1) Mengeluh nyeri ulu hati
2) Anoreksia
3) Nausea
Adapun tanda dan gejala gastritis menurut Wim de Jong (Wim de Jong
dikutip Amin & Hardhi, 2015):
1
6. Komplikasi Gastritis
Menurut Smelzer (Smelzer dikutip Ardiansyah, 2014) komplikasi
yang dapat terjadi pada penderita gastritis dibedakan berdasarkan
klasifikasi dari gastritis yaitu;
a. Komplikasi Pada Gastritis Akut
Komplikasi yang timbul pada gastritis akut adalah pendarahan saluran
cerna bagian atas (SCBA), berupa hematemesis dan melena, yang
berakhir dengan shock hemoragik. Apabila prosesnya hebat, sering
juga terjadi ulkus, namun jarang terjadi perforasi.
7. Penatalaksanaan gastritis
a. Penatalaksanaan keperawatan pada pasien gastritis (Huda, A.,dan
Kusuma H. (2015))
1) Mengurangi Ansietas
a) Laksanakan tindakan darurat untuk kasus ingesti asam atau alkali.
b) Berikan terapi suportif kepada pasien dan keluarga selama terapi
dan setelah asam atau basa yang tertelan telah dinetralisasi atau
diencerkan.
c) Persiapkan pasien untuk menjalani pemeriksaan diagnostik
tambahan (endoskopi) atau pembedahan.
d) Dengarkan secara tenang dan jawab pertanyaan selengkap-
lengkapnya jelaskan semua prosedur dan terapi.
1
2) Meningkatkan Nutrisi yang Optimal
a) Bantu pasien menangani gejala (misalnya; mual, muntah, nyeri ulu
hati, dan keletihan).
b) Hindari makanan dan minuman per oral selama beberapa jam atau
beberapa hari sampai gejala akut reda.
c) Berikan kepingan es dan cairan jernih ketika gejala reda.
d) Anjurkan pasien untuk melaporkan setiap gejala yang
menunjukkan episode gastritis berulang ketika makanan
dimasukkan.
e) Cegah konsumsi minuman berkafein.
f) Rujuk pasien untuk menjalani konseling alkohol dan berhenti
merokok jika tepat.
4) Meredakan Nyeri
a) Instruksikan pasien untuk menghindari makanan dan minuman
ringan yang dapat mengiritasi mukosa lambung.
b) Ajarkan pasien cara penggunaan obat secara benar untuk
meredakan gastritis kronis.
c) Kaji nyeri dan kenyamanan yang dirasakan melalui penggunaan
medikasi dan menghindari zat-zat yang mengiritasi.
1
b. Penatalaksanaan medis yang bertujuan untuk pengobatan.
1) Gastritis Akut
Faktor utama adalah menghilangkan etiologinya, diet lambung
dengan porsi kecil dan sering. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur
sekresi asam lambung. Penatalaksanaan sebaiknya meliputi
pencegahan terhadap setiap pasien dengan resiko tinggi, pengobatan
terhadap penyakit yang mendasari dan menghentikan obat yang dapat
menjadi penyebab, serta dengan pengobatan supportif. Pencegahan
dapat dilakukan dengan pemberian antasida. Pencegahan ini terutama
bagi pasien yang menderita penyakit dengan keadaan klinis yang
berat. Untuk pengguna anti inflamasi nonsteroid pencegan terbaik
adalah dengan Misaprostol. Penatalaksanaan medikal untuk gastritis
akut dilakukan dengan menghindari alkohol dan makanan asam
ataupun pedas sampai gejala berkurang. Bila gejala menetap,
diperlukan cairan intravena. Bila terdapat perdarahan, penatalaksanaan
serupa dengan pada hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila
gastritis terjadi karena alkali kuat, gunakan jus karena adanya bahaya
perforasi.
2) Gastritis Kronik
Pengobatan gastritis kronis bervariasi, tergantung pada
penyakit yang dicurigai. Bila terdapat ulkus duodenum, dapat
diberikan antibiotic untuk membatasi Helicobacter Pylory. Namun
demikian lesi tidak selalu muncul dengan gastritis kronik. Alkohol
dan obat yang diketahui mengiritasi lambung harus dihindari. Bila
terjadi defisiensi besi (disebabkan oleh perdarahan kronis), maka
penyakit ini harus diobati. Gastritis kronis diatasi dengan
memodifikasi diet dan meningkatkan istirahat serta memulai
farmakoterapi. Helicobacter Pylory dapat diatasi dengan antibiotik.
1
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah. Tes ini digunakan untuk memeeriksa adanya antibodi
H. pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien
pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu
tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah juga
dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat perdarahan
lambung akibat gastritis.
b. Pemeriksaan pernafasan. Tes ini dapat menentukan apakah pasien
terinfeksi oleh bakteri H. pylori atau tidak.
c. Pemeriksaan feces. Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam
feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya
infeksi.
d. Pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian atas. Dengan tes ini dapat
terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang
mungkin tidak terlihat dari sinar-x.
e. Rontgen saluran cerna bagian atas. Tes ini akan melihat adanya tanda-
tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta
menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan rontgen. Cairan
ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di
rontgen.
1
seseorang untuk makan guna memenuhi kebutuhan biologis dan fisiologis
tubuh terutama kebutuhan nutrisi tubuh. Pola makan yang baik dan teratur
merupakan salah satu dari penatalaksanaan gastritis dan juga merupakan
tindakan preventif dalam mencegah kekambuhan gastritis. Penyembuhan
gastritis membutuhkan pengaturan makanan/ nutrisi sebagai upaya untuk
memperbaiki kondisi pencernaan (Muttaqin, 2012).
a. Pengertian Nutrisi
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan
oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam
aktivitas tubuh. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2012).
b. Faktor yang mempengaruhi nutrisi
1) Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi
kesalahan.
2) Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi
tinggi dapat mempengaruhi gizi seseorang.
3) Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap
makanan tertentu dapat mempengaruhi status gizi.
4) Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.
5) Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak
sedikit, oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian
2
yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi
keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi
perekonomian rendah.
6) Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah
dengan cepat hal ini sehubungan dengan factor pertumbuhan dan
perkembangan yang cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun
energy basal relative konstan.
7) Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di
bandingkan dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0
kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.
8) Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan
tubuh, semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar
pengeluaran panas sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh
juga menjadi lebih besar.
9) Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat. Anoreksia
(kurang nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek
samping obat.
10) Faktor psikologis serta stress dan ketegangan
Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan
persepsi individu tentang diet merupakan pengaruh yang
kuat.Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak
orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan daging
menyimbulkan kekuatan).
11) Alkohol dan obat
Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi
kontribusi pada defisiensi nutrisi karena uang mungkin
2
dibelajakan untuk alcohol daripada makanan.Alcohol yang
berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal. Obat-
obatan yang menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan zat
gizi esensial. Obat-obatan juga menghabiskan zat gizi yang
tersimpan dan mengurangi absorpsi zat gizi di dalam intestine.
2
sedangkan vitamin yang larut dalam air mempunyai beberapa
variasi mekanisme transport aktif.contohnya pada: minyak ikan,
hati, ayam, wortel, bayam (mengandung vitamin A), keju, hati,
telur, kentang (mengandung vitamin B2), jeruk, mangga, tomat
(mengandung vitamin C).
2
2) Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk
menerimanya.
3) Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang
ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
4) Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan
secara bertahap.
5) Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
6) Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik
secara termis, mekanis, maupun kimia (disesuaikan dengan daya
terima perorangan).
7) Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak
dianjurkan minum susu terlalu banyak.
8) Makan secara perlahan di lingkungan yang tenang.
9) Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-
48 jam untuk memberi istirahat pada lambung (Almatsier 2012).
2
Kemungkinan penyebab (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2012):
2
definisikan sebagai persaan tidak nyaman, baik mringan maupun berat
(Priharjo, 1992)
a. Fisiologi nyeri
1) Nosisepsi
Sistem saraf perifer terdiri atas saraf sensorik primer yang khusus
bertugas mendeteksi kerusakan jaringan dan membangkitkan
sensasi sentuhan, panas, dingin, nyeri, dan tekanan. Reseptor yang
bertugas merambatkan sensasi nyeri disebut nosiseptor. Proses
tersebut terdiri atas empat fase.
2) Transduksi
Pada fase transduksi, stimulus atau rangsangan yang
membahayakan (mis: bahan kimia, suhu, listrik atau mekanis)
memicu pelepasan mediator biokimia (mis: prostaglandin,
bradikinin, histamin, substansi P) yang mensensitisasi nosiseptor.
3) Transmisi.
Fase transmisi nyeri terdiri atas tiga bagian. Pada bagian pertama,
nyeri merambat dari serabut saraf prifer ke medulla spinalis.
4) Persepsi
Pada fase ini, inidividu mulai menyadari adanya nyeri. Tampaknya
persepsi nyeri tersebu terjadi di struktur korteks sehingga
memungkinkan munculnya berbagai setrategi perilaku-kognitif
untuk mengurangi komponen sensorik dan afektif nyeri
(McCaffery & Pasero, 1999).
5) Modulasi
Fase ini disebut juga “sistem desenden.” Pada fase ini, neuron
dibatang otak mengirimkan sinyal-sinyal kembali ke medula
spinalis. Serabut desenden tersebut melepaskan substansi seperi
opioid, serotonin, dan norepinefrin yang akan menghambat impuls
asenden yang membahayakan di bagian dorsal medula spinalis.
2
6) Teori Gate Control
Banyak teori yang menjelaskan fisiologi nyeri, namun yang paling
sederhana adalah teori Gate Control yang dikemukakan oleh
Melzack dan Well (1965). Dalam teorinya, kedua orang ahli ini
menjelaskan bahwa substansi gelatinosa (SG) pada medula spinalis
bekerja layaknya pintu gerbang yang memungkinkan atau
menghalangi masuknya impuls nyeri menuju otak.
b. Jenis nyeri
Ada tiga klasifikasi nyeri:
1) Nyeri perifer
Nyeri ini ada tiga macam: (1) nyeri superfisial, yakni rasa nyeri
muncul akibat rangsangan pada kulit dan mukosa; (2) nyeri viseral,
yakni rasa nyeri yang muncul akibat stimulasi pada reseptor nyeri
di rongga abdomen, kranium, dan toraks; (3) nyeri ahli, yakni
nyeri yang dirasakan pada daerah lain yang jauh dari jaringan
penyebab nyeri.
2) Nyeri sentral
Nyeri yang muncul akibat stimulasi pada medula spinalis, batang
otak, dan talamus.
3) Nyeri psikogenik
Nyeri yang tidak diketahui penyebab fisiknya. Dengan kata lain,
nyeri ini timbul akibat pikiran si penderita sendiri. Seringkali,
nyeri ini muncul karena faktor psikologis, bukan fisiologis.
c. Bentuk nyeri
Secara umum, bentuk nyeri terbagi atas nyeri akut dan nyeri kronis.
1) Nyeri Akut
Nyeri ini biasanya berlangsung tidak lebih dari enam bulan.
Awitan gejalanya mendadak, dan biasanya penyebab serta lokasi
nyeri sudah diketahui. Nyeri akut ditandai dengan peningkatan
2
tegangan otot dan kecemasan yang keduanya meningkatkan
persepsi nyeri.
2) Nyeri Kronis
Nyeri ini berlangsung lebih dari enam bulan. Sumber nyeri bisa
diketahui atau tidak. Nyeri cenderung hilang timbul dan biasanya
tidak dapat disembuhkan. Selain itu, penginderaan nyeri menjadi
lebih dalam sehingga penderita sukar untuk menunjukan lokasinya.
Dampak dari nyeri ini antara lain penderita menjadi mudah
tersinggung dan sering mengalami insomnia. Akibatnya, mereka
menjadi kurang perhatian, sering merasa putus asa, dan terisolir
dari kerabat dan keluarga. Nyeri kronis biasanya hilang timbul
dalam periode waktu tertentu. Ada kalanya penderita terbebas dari
rasa nyeri (mis, sakit kepala migran).
2
Walaupun ambang batas nyeri tidak berubah karena penuaan,
tetapi efek analgesik yang diberikan menurun karena perubahan
fisiologis yang terjadi.
3) Lingkungan dan individu pendukung
Lingkungan yang asing, tingkat kebisingan yang tinggi,
pencahayaan, dan aktivitas yang tinggi di lingkungan tersebut
dapat memperberatkan nyeri. Selain itu, dukungan dari keluarga
dan orang terdekat menjadi salah satu faktor penting yang
memengaruhi persepsi nyeri individu. Sebagai contoh, individu
yang sendirian, tanpa keluarga atau teman-teman yang
mendukungnya, cenderung merasakan nyeri yang lebih berat
dibandingkan mereka yang mendapat dukungan dari keluarga dan
orang-orang terdekat.
4) Pengalaman nyeri sebelumnya
Pengalaman masa lalu juga berpengaruh terhadap persepsi
nyeri individu dan kepekaannya terhadap nyeri. Individu yang
pernah mengalami nyeri atau menyaksikan penderitaan orang
terdekatnya saat mengalami nyeri cenderung merasa terancam
dengan peristiwa nyeri yang akan terjadi dibandingkan individu
lain yang belum pernah mengalaminya. Selain itu, keberhasilan
atau kegagalan metode penanganan nyeri sebelumnya juga
berpengaruh terhadap harapan individu terhadap penanganan nyeri
saat ini.
5) Ansietas dan steress
Ansietas sering kali menyertai peristiwa nyeri yang terjadi.
Ancaman yang tidak jelas asalnya dan tidak ketidakmampuan
mengontrol nyeri atau peristiwa di sekelilingnya dapat
memperberat persepsi nyeri. Sebaliknya, individu yang percaya
bahwa meraka mampu mengontrol nyeri yang meraka rasakan
2
akan mengalami penurunan rasa takut dan kecemasan yang akan
menurunkan persepsi nyeri mereka.
e. Cara mengukur intensitas nyeri
Hayward (1975) mengembangkan sebuah alat ukur nyeri
(painomenter) dengan skala longitudinal yang pada salah satu
ujungnya tercantum nilai 0 (untuk keadaan tanpa nyeri) dan ujung
lainnya naialai 10 (untuk kondisi nyeri paling hebat). Untuk
mengukurnya, penderita memilih salah satu bilangan yang menurutnya
paling menggambarkan pengalaman nyeri yang terakhir kali dirasakan,
dan nilai ini dapat dicatat pada sebuah sebuah grafik yang dibuat
menurut waktu. Intensitas nyeri ini sifatnya subjektif dan dipengaruhi
oleh banyak hal, seperti tingkat kesadaran, konsentrasi, jumlah
distraksi, tingkat aktivitas, dan harapan keluarga. Insensitas nyeri
dapat dijabarkan dalam sebuah skala nyeri dengan beberapa kategori.
3
C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
1. Konsep keluarga
a. Pengertian keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Menurut Departemen
Kesehatan RI, 1988 dikutip Sudiharto.S.kp M.Kes, 2007). Keluarga
adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual
dan materiil yang layak, bertaqwa kepada tuhan yang maha esa,
memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota
keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. (Menurut BKKBN,
1999 dikutip Sudiharto. S.kp, M.Kes, 2007).
3
Keluarga merupakan salah satu elemen terkecil dari
masyarakat. Keberadaan keluarga di masyarakat menentukan
perkembangan masyarakat. (Stanhope & Lancaster, 1996 dikutip Ns.
Tantut Susanto, M.Kep. Sp.Kep.Kom). Keluarga menjadi tempat
sentral bagi pertumbuhan dan perkembangan individu, sehingga
keluarga menjadi salah satu aspek terpenting dari keperawatan.
Keluarga bersama dengan individu, kelompok dan komunitas adalah
klien atau resipien keperawatan (Menurut Friedman,Bowden & Jones,
2003 dikutip Ns. Tantut Susanto, M.Kep, Sp.Kep.Kom).
b. Jenis/Tipe keluarga
Menurut Friedman, Bowden, & Jones, 2003 dikutip Ns. Tantut
Susanto, M.Kep, Sp.Kep.Kom, 2012 tipe/jenis keluarga terbagi atas :
1) Tipe Tradisional
Tipe tradisional ini terdiri dari beberapa jenis yaitu:
a) The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan
anak.
b) The dyad family
The dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan
istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
c) Keluarga usila
Keluarga usila adalah keluarga yang terdiri terdiri dari suami
dan istri yang sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan
diri.
3
d) The childless family
The childless family adalah keluarga tanpa anak karena
terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat
waktunya yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan
yang terjadi pada wanita.
e) The extended family
The extended family adalah keluarga terdiri dari tiga generasi
yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family
disertai paman, tante, orangtua (kakek-nenek), keponakan.
f) The single-parent family
Keluarga yang terdiri dari satu orangtua (ayah atau ibu) dengan
anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian,
kematian, atau karena ditinggalkan.
g) Commuter family
Kedua orangtua bekerja dikota yang berbeda, tetapi salah satu
kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orangtua yang bekerja
di luar kota bisa berkumpul dengan anggota keluarga pada saat
“weekends”atau pada waktu-waktu tertentu.
h) Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah.
i) Kin- network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau
saling bedekatan dan saling menggunakan barang-barang dan
pelayanan yang sama. Contoh: dapur, kamar mandi, televisi,
telepon, dan lain-lain.
j) Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali
dan membesarkan anak dari hasil perkawinan atau dari
perkawinan sebelumnya.
3
k) The single adult living alones/single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri
karena pilihannya atau perpisahan (sepasih) seperti: perceraian
atau ditinggal mati.
3
g) Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah
tangga bersama, yang saling merasa menikah satu sama lain,
berbagi sesuatu termasuk seksual dan membesarkan anaknya.
h) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh aturan/nilai-nilai, hidup
berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-
barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung
jawab membesarkan anaknya
i) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orangtua
anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan
kembali keluarga aslinya.
j) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan
yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan
dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
k) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal
dalam kehidupannya.
3
2) Keluarga berkomposisi
Keluarga berkomposisi adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama-sama.
3) Keluarga kabitas
Keluarga kabitas adalah keluarga yang terbentuk tanpa pernikahan.
c. Struktur keluarga
Keluarga adalah suatu sistem terbuka yang terdiri dari
beberapa komponen/subsistem yang selalu berinteraksi degan
lingkungan eksternal maupun internal. Struktur keluarga adalah
pengetahuan tentang cara keluarga mengorganisasikan subsistem yang
ada pada keluarga serta bagaimana komponen-komponen keluarga
tersebut berhubungan. Dimensi dasar struktur keluarga terdiri dari;
pola dan proses komunikasi, struktur kekuatan/kekuasaan, struktur
peran, serta struktur nilai keluarga. Keempat elemen ini memiliki
interrelast dan saling bergantung satu sama lain. Struktur ini akan
dievaluasi untuk mengetahui bagaimana keluarga mampu
melaksanakan fungsinya.
Struktur keluarga menggambarka bagaimana keluarga melaksanakan
fungsi keluarga dimasyarakat. Menurut Friedman, Bowden, & Jones,
2003 dikutip Ns. Tantut Susanto, M.Kep, Sp.Kep.Kom, 2012 struktur
keluarga dibagi menjadi empat elemen yaitu:
1) Pola Komunikasi Keluarga
2) Pola Peran Keluarga
3) Pola Norma dan Nilai Keluarga
4) Pola Kekuatan Keluarga
3
d. Peran keluarga
Peran meujuk kepada beberapa set perilaku yang kurag lebih bersifat
homogen, yang didefinisikan dan diharapkan secara normatif dari
seorang okupan dalam situasi sosial tertentu. Peran didasarkan pada
preskripsi dan harapan pera yang menerangkan apa yang individu-
individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat
memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain
menyangkut peran-peran tersebut (Nye, 1976). Menurut Andreson
Carter, ciri-ciri peran adalah: 1). Terorganisasi, yaitu adanya interaksi
dan interdenden, 2). Terdapat keterbatasan dalam menjalankan tugas
dan fungsi, 3). Terdapat perbedaan dan kekhususan.
Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing, antara lain
adalah:
1) Ayah
Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung/pengayom, pemberi rasa
aman bagi anggota keluarga dan juga sebagai anggota
masyarakat kelompok sosial tertentu.
2) Ibu
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik
anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah
tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat
kelompok sosial tertentu.
3) Anak
Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan
perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.
3
e. Tahap perkembangan keluarga
Sebagaimana tertulis dalam buku suprajitmo 2008 menurut: Duvall
(1985) keluarga dibagi menjadi delapan tahap perkembangan yaitu:
1. Keluarga baru (berganning family)
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak tugas
perkembangan keluarga tahap ini antara lain:
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Menetapkan tujuan bersama
c. Membina hubungan dengan keluarga lain teman dan
kelompok social
d. Mendiskusikan rencanamemiliki anak atau KB
e. Persiapan menjadi orangtua
f. Memahami prenatal care (pengertian, persalinan, dan
menjadi orangtua).
2. Keluarga dengan anak pertama <30 bulan
Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan
menimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan tahap ini
antara lain adalah:
a. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi,
seksual dan kegiatan)
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
pasangan
c. Membagi peran dan tanggung jawab
d. Bimbingan orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan
anak
e. Konseling KB postpartum 6 minggu
f. Menata ruang untuk anak
g. Biaya/dana child bearing
h. Memfasilitasi rol learing anggota keluarga
i. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
3
3. Keluarga dengan anak prasekolah
Tugas perkembangan adalah menyelesaikan pada kebutuhan
pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang proses
belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran
berikutnya.
a. Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga
b. Membantu anak bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak baru lahir
d. Mempertahankan hubungan didalam maupun diluar keluarga
e. Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak
f. Pembagian tanggung jawab
g. Merencanakan kegiatan waktu stimulasi tumbuh dan
kembang anak.
4. Keluarga dan anak dengan usia sekolah (6-13th)
Tugas perkembangan keluarga
a. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah,
sekolah, dan lingkungan lebih luas.
b. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual
c. Menyediakan aktifitas untuk anak.
d. Menyesuaikan pada aktifitas komuniti dengan mengikuti
sertakan anak.
e. Memenuhi dan kesehatan anggota keluarga .
5. Keluarga dengan anak remaja (13-20th) tugas perkembangan
keluarga pada saat ini adalah :
a. Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan
yang seimbang dan tanggung jawab mengingat remaja
adalah seorang yang dewasa mulai memiliki otonomi.
3
b. Memelihara komunikasi terbuka.
c. Memelihara hubungan intim keluarga
d. Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan
anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh
kembang anggota keluarga.
6. Keluarga dengan anak dewasa (anak 1 meninggalkan rumah)
a. Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk
hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya menata
kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarga
berperan sebagai suami,istri, kakek,nenek.
b. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
c. Memelihara keluarga intim dalam keluarga
d. Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan
anggota keluarga baru dimasyarakat
e. Mempersiapkan anak hidup mandiri dan menerima kepergian
anak.
f. Menata kembali fasilitas sumber yang ada pada keluarga.
g. Berperan suami istri kakek nenek
h. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh
bagi anak- anaknya.
7. Keluarga usia pertengahan (midle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:
a. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam
mengelolah minat sosial dan waktu santai.
b. Memulihkan hubungan antara generasi muda tua.
c. Keakrapan dengan pasangan
d. Memelihara hubungan/kontrak dengan anak keluarga.
e. Persiapan masa tua atau pensiun
4
8. Keluarga lanjut usia
Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah:
a. Penyelesaian tahap masa pensiun dengan cara merubah
cara hidup
b. Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan
kematian.
c. Mempertahankan keakrapan pasangan dan saling merawat
d. Melakukan life review masalah lalu
f. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur
keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarhga.
Terdapat bebrapa fungsi keluarga menurut Friedman (1998); Setiawan
& Dermawan (2005) yaitu:
1) Fungsi Afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi
kebutuhan pemeliharaan kepribadian dari anggota keluarga.
Merupakan respon dari keluarga terhadap kondisi dan situasi
yang dialami tiap anggota keluarga baik senang maupun sedih,
dengan melihat bagaimana cara keluarga mengeksperikan
kasih sayang.
2) Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi tercermin dalam melakukan pembinaan
sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan orma yang diyakini
anak, memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh
pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. Bagaimana
keluarga produktif terhadap sosial dan bagaimanakeluarga
memperkenalkan anak dengan dunia luar dengan belajar
disipli, mengenal budaya dan norma melalui hubugan interaksi
dalam keluarga sehingga mampu berperan dalam masyarakat.
4
3) Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi
keluaraga dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh
anggota keluarga seta menjami pemenuhan kebutuhan
perkembangan fisik, mental dan spiritual, dengan cara
memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali
kondisi sakit tiap anggota keluarga.
4) Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti
sandang, pangan dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan
sumber dana keluarga. Mencari sumber penghasilan guna
memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penghasilan
keluarga, meabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5) Fungsi Biologis
Fungsi biologis, bukan hanya ditunjukan untuk meneruskan
keturunan tetapi untuk memlihara dan membesarkan anak
untuk kelanjutan generasi selanjutnya.
6) Fungsi Psikologis
Fungsi psikologis, terlihat bagaimana keluarga memberikan
kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian diatara
anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota
keluarga dan memberikan identitas keluarga.
7) Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka
memberikan pengetahuan, keterampilan, membentuk perilaku
anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa, medidik
anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya.
4
2. Konsep Proses Keperawatan Keluarga
a. Pengkajian keluarga
Pengkajian adalah suatu tahapan di mana seorang perawat mengambil
informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang
dibinanya. Agar di peroleh data pengkajian yang akurat dan
sesuaidengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan
bahasa yang mudah dimegerti yaitu bahasa yang digunakan dalam
aktivitas keluarga sehari-hari.
Hal yang perlu dikaji sesuai dengan teori pengkajian keluarga
Friedman:
Pengkajian Tahap I
Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses perawatan,
mengingat pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk
mengidentifikasi data-data yang ada pada keluarga. (Setiawati Santun,
2008). Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut teori/model
Family Centre Nursing Friedman, meliputi 8 komponen pengkajian
yaitu:
1) Data Umum
a) Identitas kepala keluarga
(1) Nama Kepala Keluarga (KK) :
(2) Umur (KK) :
(3) Pekerjaan Kepala Keluarga (KK) :
(4) Pendidikan Kepala Keluarga (KK) :
(5) Alamat dan nomor telepon :
b) Komposisi anggota keluarga
Nam Umu Se Hubunga Pendidika Pekerjaa Keteranga
a r x n dengan n n n
KK
4
c) Genogram
Genogram harus menyangkut minimal 3 generasi, harus
tertera nama, umur, kondisi kesehatan tiap keterangan
gambar. Terdapat keterangan gambar dengan simbol
berbeda (Menurut Friedman, 1998 dikutip Setiawati
Santun, 2008) seperti:
Laki-laki:
Perempuan:
Meninggal dunia:
Kawin:
Cerai:
Anak adopsi:
Anak kembar
4
Aborsi/keguguran:
d) Tipe keluarga
e) Suku bangsa
(1) Asal suku bangsa keluarga
(2) Bahasa yang dipakai keluarga
(3) Kebiasaaan keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat
mempengaruhi kesehatan
f) Agama
(1) Agama yang dianut keluarga
(2) Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
g) Status sosial ekonomi keluarga
(1) Rata-rata penghasilan seluruh anggota keluarga
(2) Jenis pengeluaran keluarga tiap bulan
(3) Tabungan khusus kesehatan
(4) Barang (harta benda) yang dimiliki keluarga (perabot,
transportasi)
h) Aktifitas rekreasi keluarga
4
(1) Riwayat terbentuknya keluarga inti.
(2) Penyakit yang diderita keluarga orang tua (adanya
penyakit menular atau penyakit menular di keluarga)
4
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e) Perkumpulan/organisasi social yang diikuti oleh anggota
keluarga.
f) Sistem pendukung keluarga
g) Termasuk siapa saja yang terlibat bila keluarga mengalami
masalah
4) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi keluarga
(1) Cara dan jenis komunikasi yang dilakukan keluarga
(2) Cara keluarga memecahkan masalah
b) Struktur kekuatan keluarga
(1) Respon keluarga bila ada anggota keluarga yang
mengalami masalah
(2) Power yang dilakukan keluarga
c) Struktur peran (formal dan informal)
Peran seluruh anggota keluarga
d) Nilai dan norma keluarga
5) Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
(1) Bagaimana cara keluarga mengekspresikan perasaan
kasih sayang
(2) Perasaan saling memiliki
(3) Dukungan terhadap anggota keluarga
(4) Saling menghargai, kehangatan
b) Fungsi sosialisasi
(1) Bagaimana memperkenalkan anggota keluarga dengan
dunia luar
(2) Interaksi dan hubungan dalam keluarga
4
c) Fungsi perawatan kesehatan
(1) Kondisi perawatan kesehatan seluruh anggota keluarga
(bukan hanya kalau sakit diapakan tetapi bagaimana
prevensi/promosi).
(2) Bila ditemui data maladaptif, langsung lakukan
penjajakan tahap II (berdasar tugas keluarga seperti
Bagaimana keluarga mengenal masalah, Mengambil
keputusan, Merawat anggota keluarga, Memodifikasi
lingkungan dan Memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan).
6) Stress dan koping keluarga
a) Stressor jangkan panjang dan stressor jangka pendek serta
kekuatan keluarga
b) Respon keluarga terhadap stress
c) Strategi koping keluarga
d) Strategi adaptasi yang disfungsional: Adakah cara keluarga
mengatasi masalah secara maladaptive
7) Pemeriksaan fisik (head to toe)
a) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukanP
b) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota
keluarga
c) Aspek pemeriksaan fisik mulai vital sign, rambut,, kepala,
mata mulut, THT, Leher, Thorax, abdomen, ekstermitas
atas dan bawah, sistem genitalia.
d) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik.
8) Harapan keluarga
a) Terhadap masalah kesehatan keluarga
b) Terhadap petugas kesehatan yang ada
4
Pengkajian tahap II
4
5) Pengkajian terkait kemampuan keluarga menggunaan fasilitas
keluarga, meliputi:
a) Keberadaan fasilitas kesehatan
b) Keuntungan yang didapat
c) Kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan
d) Pengalaman keluarga yang kurang baik
e) Pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh keluarga
b. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga merupakan hasil dari analisis
data dari hasil pengkajian keluarga, dimana diagnosis yang diangkat
berdasarkan masalah-masalah pada fungsi-fungsi keluarga (afektif,
sosial, fungsi perawatan kesehatan), masalah pada struktur keluarga
(komunikasi, peran, kekuatan), masalah pada linkungan keluarga
(perumahan, resiko cedera, resiko penularan penyakit) dan masalah
koping keluarga (tidak efektif, tidak mampu).
5
penggunaan diagnosa NANDA dalam praktik keperawatan. Empat
keterbatasan tersebut adalah:
1) Diagnosa-diagnosa tersebut tidak bersifat teoritis, yang mana bisa
jadi merupakan kekuatan dan kelemahan, tergantung pada sudut
pandang seseorang.
2) Sebagian besar keperawatan yang berorientasi pada keluarga
bersifat sangat luas dan tidak cukup untuk mengarahkan intervensi.
Akan tetapi, dengan menspesifikan tanda dan gejala dari masalah
atau faktor etiologi atau penyebab, keterbatasan ini dapat dicegah .
3) Diagnosa-diagnosa tersebut lebih berorientasi pada penyakit
gastritis
a) Gangguan rasa nyaman nyeri
b) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
c) Intoleransi aktifitas
d) Ansietas
a. Analisa data
Analisa data dilakukan setelah pengkajian, selanjutnya data dianalisa
untuk dapat dilakukan perumusan diagnosa keperawatan.
Tahapan analisa data adalah:
1) Validasi data
2) Mengelompokkan data berdasarkan kebutuhan biopsiko-sosial dan
spiritual.
3) Membandingkan dengan standart.
4) Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang ditemukan.
5
b. Perumusan masalah
Perumusan masalah keperawatan dapat diarahkan kepada sasaran
individu dan atau keluarga. Komponen diagnosis keperawatan keluarga
meliputi problem, etiologi dan sign/simptom.
1) Masalah (Problem)
Daftar diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan NANDA 1995,
yang dikutip oleh Setiadi 2008 adalah sebagai berikut :
a) Masalah keperawatan actual
Masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan gejala yang
jelas mendukung bahwa masalah benar-benar terjadi:
(1) Nyeri akut
(2) Hambatan mobilitas
(3) Intoleransi aktifitas
(4) Gangguan pola tidur
b) Masalah keperawatan resiko tinggi
Masalah ini sudah ditunjang dengan data yang akan mengarahkan
pada timbulnya masalah kesehatan bisa tidak segera ditangani
seperti :
(1) Resiko cedera
(2) Resiko defisit perawatan diri
(3) Resiko injuri
c) Masalah keperawatan potensial atau sejahtera
Status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin meningkat
lebih optimal seperti:
(1) Potensial peningkatnya pemeliharaan kesehatan
(2) Potensial peningkatan proses keluarga
(3) Potensial meningkatkan koping keluarga
5
2) Menetapkan etiologi
Menentukan penyebab atau etiologi dalam perumusan diagnosa
keperawatan dengan model single diagnosis diangkat dari lima tugas
keluarga antara lain:
a) Ketidakmampuan keluarga mengenal mengenal msalah kesehatan
b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
d) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
e) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada.
Kemungkinan masalah 2
untuk diubah
Skala:
Mudah= 2
Sebagian= 1
Tidak dapat = 0
5
Potensial masalah untuk 1
dicegah
Skala:
Tinggi= 3
Cukup= 2
Rendah= 1
Menonjolnya masalah: 1
Skala:
Segera ditangani = 2
Masalah ada tapi tidak perlu
=1
Masalah tidak dirasakan =0
a. Sifat masalah
Pembenaran mengacu pada masalah yang sedang terjadi, baru
menunjukkan tanda dan gejala atau bahkan kondisi sehat.
b. Kemungkinan masalah untuk diubah
Pembenaran mengacu pada: masalah, sumber daya keluarga, sumber daya
perawat, dan sumber daya lingkungan.
c. Potensial masalah untuk dicegah
Pembenaran mengacu pada: berat ringannya masalah, jangka waktu
terjadinya masalah, tindakan yang akan dilakukan, kelompok tinggi yang
bisa dicegah.
d. Menonjolnya masalah
Pembenaran mengacu kepada: persepsi terhadap masalah
Skor atau angka tertinggi dikalikan bobot
Skor X BOBOT
Angka tertinggi
5
Jumlah skor
Skor tertinggi yang jadi masalah prioritas
c. Perencanaan keperawatan
1) Penyusunan tujuan
Pertama-tama perencanaan meliputi perumusan tujuan yang
berotientasi pada klien. Penyusunan bersama tujuan tersebut terdiri
atas kemungkinan sumber-sumber keluarga dalam perawatan
mandiri. Menggambarkan pendekatan- pendekatan alternatif dalam
pemecahan masalah. Menyeleksi intervensi-intervensi keperawatan
dan bersifat spesifik.Penyusunan tujuan bersama keluarga menjadi
penentu perencanaan yang efektif, hal ini sangat beralasan karena
diharapkan pada akhirnya klien mempuyai tanggung jawab akhir
dalam pemecahan masalah dan mengatur hidup mereka sendiri,
selain itu juga menghormati keyakinan keluarga. Penyusunan tujuan
bersama dengan keluarga akan lebih efektif. Alasan yang
mendasarinya adalah:
a) Proses penyusunan tujuan bersama memiliki efek positif terhadap
interaksi dengan keluarga
b) Orang nampaknya akan menentang bila diberitahu apa yang harus
dilakukan, tetapi akan bekerja bila memilih tujuan mereka
sendiri,
c) Orang akan membuat keputusan cenderung akan bertanggung
jawab terhadap keputusannya tersebut.
Ada beberapa tingkat tujuan. Tujuan dapat disusun dalam jangka
pendek (khusus) dan jangka panjang (umum). Tingkatan ini
digunakan untuk membedakan masalah yang dapat diselesaikan
sendiri oleh keluarga dan masalah yang harus diserahkan pada
tim keperawatan atau kolektif. Tujuan khusus/jangka pendek
sifatnya spesifik, dapat diukur, dapat dimotivasi/memberi
5
kepercayaan pada keluarga bahwa kemajuan sedang dalam
proses dan membimbing keluarga ke arah tujuan jangka
panjang/umum. Tujuan jangka panjang/umum merupakan tujuan
akhir yang menyatakan maksud-maksud luas yang diharpkan
oleh keluarga agar dapat tercapai.(Carpeniton, 1998, dikutip
Setiadi 2008)
5
bertentangan dengan konsep kesehatan. Perawat dapat meminta
bantuan orang lain yang mempunyai pengalaman terhadap
masalah yang sama untuk memberikan gambaran kepada
keluarga.(Setiadi,2008).
d. Pelaksanaan keperawatan
Tahap pelaksanaan intervensi ini diawali dengan peyelesaian
perencanaan perawatan. Implementasi dapat dilakukan oleh banyak
orang; klien(individu atau keluarga), perawat, dan anggota tim
perawatan kesehatan yang lain, keluarga luas dan orang-orang lain
dala jaringan kerja sosial keluarga. Adapun faktor penyulit dari
keluarga yang dapat menghambat minat keluarga untuk bekerjasama
melakukan tindakan kesehatan antara lain:
1) Keluarga kurang memperoleh informasi yang jelas atau
mendapatkan informasi yang salah.
2) Keluarga mendapatkan informasi yang tidak lengkap, sehingga
mereka melihat masalah sebagian.
3) Keluarga tidak dapat mengaitkan antara informasi yang diterima
dengan situasi yang dihadapi.
4) Keluarga tidak mau menghadapi situasi
5) Anggota keluarga tidak mau melawan tekanan dari keluarga atau
sosial.
6) Petugas cenderung menggunakan satu pola pendekatan atau
petugas kaku dan kurang fleksibel
7) Petugas kurang mampu dalam mengambil tindakan atau
menggunakan macam-macam teknik dalam mengatasi masalah
yang rumit.
8) Petugas kurang memberikan penghargaan atau perhatian terhadap
faktor sosial buaday. (Setiadi, 2008)
5
e. Evaluasi keperawatan
Evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya intervensi-
intervensi yang dilakukan oleh keluarga, perawat, dan yang lainnya.
Keefektifan ditentukan degan melihat respons keluarga dan hasil
(bagaimana keluarga memberika respons), bukan intervensi-intervensi
yang diimplementasikan. Dengan kata lain, evaluasi merupakan
tahapan penilaian untuk membandingkan kesehatan keluarga dengan
tujuan yang telah ditetapkan oleh perawat.
5
2) Penentuan Keputusan dalam Evaluasi
Terdapat 3 (tiga) kemungkinan keputusan pada tahap evaluasi ini,
yaitu:
a. Keluarga telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan
sehingga rencana mungkin dihentikan
b. Keluarga masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan
sehingga diperlukan penambahan waktu, resources, dan
intervensi sebelum tujuan berhasil
c. Keluarga tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan
sehingga perlu:
(1) Mengkaji ulang masalah atau respons yang lebih akurat
(2) Membuat outcome yang baru, mungkin outcome yang
pertama tidak realistis
(3) Evaluasi intervensi keperawatan dalam hal ketepatan untuk
mencapai tujuan.
a. Evaluasi proses
Evaluasi proses berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan untuk mencapai tujuan, evaluasi yang dilakukan selama
kegiatan berlangsung.
b. Evaluasi hasil
Evaluasi yang dibandingkan antara tujuan yang akan dicapai dan
merupakan hasil dari asuhan keperawatan. Evaluasi sesuai dengan
SOAP.
S : ungkapan subjektif dari pasien atau
keluarga O : hal-hal yang diterima secara
objektif
A : analisa dengan mengacu pada tujuan
P : perencanaan yang akan datang
5
BAB III
TIJAUAN KASUS
Dalam bab ini penulis menjelaskan laporan kasus Pemenuhan
Kebutuhan Dasar pada keluarga Tn.A khususnya pada Ny.Y dengan masalah
gastritis yang berada di wilayah Utan Panjang Rt 010 Rw 02 Kel: Utan Panjang
Kec: Kemayoran Jakarta Pusat. Kegiatan dilaksanakan selama 2 minggu mulai
tanggal 3 April 2017- 16 April 2017 dengan melakukan kunjungan rumah
sebanyak 10 kali pertemuan melalui pendekatan proses keperawatan dengan
langkah-langkah sebagai berikut : pengkajian, analisa data dan perumusan
masalah keperawatan, priorotas diagnose keperawatan dengan teknik skoring,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
A. Pengkajian keperawatan
I. Data Umum
1. Nama KK : Tn. A
2. Usia : 50 tahun
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : Satpam
5. Alamat : Jl. Utan panjang Rt 10 rw 02 kelurahan utan panjang
6.Komposisi anggota keluarga : 5 orang
6
Genogram
Ny.P
NyTn. B 70 thn Ny.Z Tn.P 69 thn 64 thn
67 thn
Kecelakaan
Keterangan:
Meninggal dunia ….Tinggal serumah
Laki-laki
Perempuan Klien
6
7. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn.A adalah keluarga inti dimana di dalam rumah hanya ada
Tn. A, Ny.Y dan 3 orang anaknya yaitu Tn. H, An. R dan An. I
8. Suku
Tn. A bersuku asli betawi dan Ny.Y bersuku asli Sumatra selatan
(Palembang) dan dalam berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa
Indonesia. Pola makan yang berhubungan dengan suku bangsa adalah Tn. A
dan Ny.Y suka makan pedas. Keluarga Tn. A tinggal di lingkungan
masyarakat yang mayoritas berasal dari suku jawa.
9. Agama
Agama yang dianut oleh keluarga Tn. A adalah agama islam dan semua
anggota keluarga Tn.A tidak pernah meninggalkan shalat wajib,
pemahaman keluarga Tn. A terhadap agama sangat cukup baik.
10. Status social ekonomi keluarga
Sumber penghasilan keluarga Tn. A berasal dari Tn. A yang bekerja sebagai
satpam dengan penghasilan kurang lebih Rp. 3.000.000 dan terkadang
dibantu anak pertama Tn. A yaitu Tn.H yang bekerja dengan penghasilan
kurang lebih Rp. 2.000.000, dari uang tersebut digunakan untuk membayar
keperluan bulanan seperti biaya Air, biaya listrik, dan juga digunakan untuk
membiayai sekolah anak Tn. A dan biaya kuliah anak pertama Tn. A serta
digunakan juga untuk biaya makan sehari-hari keluarga Tn. A
11. Aktivitas rekreasi
Keluarga Tn. A biasa berlibur bersama secara rutin pada saat hari raya idul
fitri dan Tn. A beserta keluarga biasa menghabiskan waktu bersama untuk
mengobrol sambil menonton televise
6
II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn.A saat ini adalah tahap perkembangan
anak usia dewasa awal karena anak pertama Tn.A berumur 21 tahun.
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
Tugas perkembangan ini belum terpenuhi dikarenakan anak pertama
Tn.A dan Ny.Y yaitu Tn. H belum menikah
b. Mempertahankan keintiman pasangan
Tn. A dan Ny.Y menikah dan sudah memiliki 3 orang anak laki-laki
dan Tn. A dan Ny.Y selalu menyempatkan mengobrol bersama bila
ada waktu luang dan Ny.Y juga selalu menyiapkan sarapan dan
keperluan Tn.A sebelum Tn. A berangkat kerja
c. Membantu orang tua memasuki masa tua
Anak pertana Tn.A dan Ny.Y yaitu Tn. H setiap bulannya membantu
Tn. A dan Ny.Y dengan cara memberikan uang bulanan dan memiliki
cita-cita ingin membrangkatkan haji Tn. A dan Ny.Y
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
Tn. A dan Ny.Y memberikan kebebasan dan tanggung jawab kepada
anak-anaknya seperti misalnya anak pertama Tn.A dan Ny.Y yaitu
Tn.H yang diberikan kebebasan untuk kuliah sambil bekerja.
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
Tugas perkembangan ini belum terpenuhi dikarenakan anak pertama
Tn.A dan Ny.Y yaitu Tn. H belum menikah dan masih tinggal bersama
dengan Tn.A dan Ny.Y
2. Tugas perkembangan keluarga yang sudah terpenuhi
a. Mempertahankan keintiman pasangan
Tn. A dan Ny.Y menikah dan sudah memiliki 3 orang anak laki-laki
dan Tn. A dan Ny.Y selalu menyempatkan mengobrol bersama bila
ada waktu luang dan Ny.Y juga selalu menyiapkan sarapan dan
keperluan Tn.A sebelum Tn. A berangkat kerja
6
b. Membantu orang tua memasuki masa tua
Anak pertana Tn.A dan Ny.Y yaitu Tn. H setiap bulannya membantu
Tn. A dan Ny.Y dengan cara memberikan uang bulanan dan memiliki
cita-cita ingin membrangkatkan haji Tn. A dan Ny.Y
c. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
Tn. A dan Ny.Y memberikan kebebasan dan tanggung jawab kepada
anak-anaknya seperti misalnya anak pertama Tn.A dan Ny.Y yaitu
Tn.H yang diberikan kebebasan untuk kuliah sambil bekerja.
3. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
Tugas perkembangan ini belum terpenuhi dikarenakan anak pertama
Tn.A dan Ny.Y yaitu Tn. H belum menikah.
b. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
Tugas perkembangan ini belum terpenuhi dikarenakan anak pertama
Tn.A dan Ny.Y yaitu Tn. H belum menikah dan masih tinggal bersama
dengan Tn.A dan Ny.Y
4. Riwayat keluarga inti
Tn. A berasal dari suku betawi dan Ny.Y berasal dari suku Palembang,
Tn. A dan Ny.Y pertama kali bertemu pada tahun 1992 di Jakarta.
Kemudian mereka berpacaran dan menikah pada tahun 1994 kemudian 1
tahun berselang mereka dikarunia anak pertama yang bernama Tn. H pada
tahun 1995 dan anak kedua yang berna An. R pada tahun 2000 dan anak
ketiga yaitu An. I pada tahun 2007. Tn.A dan Ny.Y tinggal di Rt 010 Rw
02 kelurahan utan panjang sudah 22 tahun lamanya dan kehidupan mereka
sangat harmonis dan saling menyayangi satu sama lain.
6
5. Riwayat keluarga sebelumnya
Di dalam keluarga Tn. A baik itu orang tua Tn.A ataupun saudara Tn. A
tidak ada yang memiliki riwayat penyakit apapun, dan dari keluarga Ny.Y
juga tidak memiliki riwayat penyakit apapun hanya ayah dari Ny.Y
meninggal akibat kecelaka.
III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah (termasuk denah rumah)
Keluarga Tn.A tinggal didaerah padat penduduk, rumah yang
ditinggali keluarga Tn.A adalah rumah permanen dengan ukuran
…x… dindingnya terbuat dari tembok dan atapnya terbuat dari
genteng, rumah keluarga Tn.A berlantai dua dimana lantai dasar
terdiri dari dapur,kamar mandi dan ruang tamu dan lantai dua terdiri
dari 3 kamar tidur. Secara keseluruhan kondisi rumah rapih dan
bersih, cahaya matahari dapat masuk karena ada ventilasi jendela di
ruang tamu.
Lantai 1 Lantai 2
Kamar
Kamar
Teras
Teras
6
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
Keluarga Tn. A selama tinggal di Rt 10 Rw 02 kelurahan utan
panjang tidak pernah memiliki masalah ataupun terlibat konflik
dengan tetangga di lingkungan tempat tinggalnya dan hubungan
dengan tentannga juga terjalin dengan baik , keluarga Tn. Bersikap
ramah dan baik dengan tetangga .begitu juga sikap tetangga terhadap
keluarga Tn.A juga ramah dan baik, tetangga-tetangga di lingkungan
rumah keluarga Tn.A ramah-ramah dan sopan-sopan.
3. Mobilitas geografis keluarga
Tn. A sebelum menikah tinggal di Jakarta bersama orang tuanya di
daerah utan panjang dan Ny.Y sebelum menikah tinggal bersama
orang tua nya di Palembang lalu Ny.Y pergi ke Jakarta dan tinggal
bersama kakanya. Kemudian setelah Tn. A dan Ny.Y menikah
mereka tinggal bersama di wilayah Rt 10 Rw 02 kelurahan utan
panjang sejak pertama kali menikah sampai dengan sekarang.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn.A biasa berkumpul bersama pada malam hari,
dikarenakan kesibukan masing-masing dan pada saat berkumpul
biasanya keluarga Tn. A selalu berbagi pengalaman tentang apa yang
terjadi pada masing-masing anggota keluarga. Interaksi satu sama
lain antara anggota keluarga terjalin dengan baik.
Keluarga Tn.A dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan
masyarakat sekitar juga baik seperti Tn.A yang sering mengikuti
kegiatan kerja bakti, lalu Ny.Y yang aktif mengikuti pengajian rutin
setiap 1 minggu atau 1 bulan sekali dan anak-anak Tn.A dan Ny.Y
yang suka bermain dengan teman sebaya di lingkungan sekitar
rumah.
5. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn.A mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa KJP
yang diterima oleh anak kedua dan ketiga Ny.y dan Tn.A. Dalam
6
memenuhi kebutuhan sehari-hari Tn.A dibantu oleh anak pertamanya
yang memberikan uang setiap bulannya. Dalam kehidupan sehari-hari
keluarga Tn.A selalu mendapatkan dukungan dari setiap anggota
keluarga baik dalam bentuk materi maupun dalam bentuk doa dan
keluarga Tn.A saling mendukung satu sama lain.
6
4. Nilai norma budaya
Tn. A bersuku asli betawi dan Ny.Y bersuku asli Palembang di dalam
kehidupan sehari-hari tidak ada salah satu suku yang dominan dikeluarga
Tn.A, dan tidak ada pula nilai-nilai atau kepercayaan di dalam keluarga
Tn.A yang dianut yang bertentangan dengan kesehatan.
V. Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif
Respon anggota keluarga bila ada salah satu anggota keluarga yang sakit
maka anggota keluarga yang lain akan merasakan sedih dan bila ada
anggota keluarga yang mendapatkan penghargaan maka anggota keluarga
yang lain akan ikut merasakan senang. Semua anggota keluarga Tn.A
saling menyayangi satu sama lain, dan bentuk kasih sayang mereka
ungkapkan dengan cara bila ada salah satu anggota keluarga yang sakit
maka anggota keluarga yang lain akan membantu merawatnya dan
memberikan dukungan dalam bentuk materi ataupun doa.
2. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Tn.A dan Ny.y selalu berinteraksi dengan tetangga dan
hubungan keluarga Tn.A dengan tetangga terjalin dengan baik dan
keluarga Tn.A tidak pernah memiliki masalah ataupun permusuhan
dengan tetangganya. Ny.Y selalu rutin mengikuti pengajian dan arisan
yang dilaksanakan setiap minggu ataupun setiap bulan. Keluarga Tn.A
selalu berkomunikasi dan bersosialisasi dengan sesama anggota keluarga
yang lain dan mereka selalu hidup dengan rukun dan saling membantu
satu sama lain.
3. Fungsi pemeliharaan kesehatan
a. Kebiasaan keluarga Tn.A jika ada anggota keluarga yang sakit selalu
membawanya ke klinik atau ke puskesmas yang ada di lingkungan
tempat tinggalnya.
6
b. Keluarga Tn.A dalam pengadaan makanan sehari-hari dengan cara
memasak sendiri. Baik itu dengan cara direbus, digoreng ataupun
dikukus.
c. Cara menyajikan makanan dalam keluarga Tn.A kadang-kadang
tertutup. Pantangan terhadap makanan dalam keluarga adalah makanan
asam dan pedas karena keluarga Tn.A khususnya Ny.Y memiliki
gastritis. Kebiasaan keluarga dalam mengolah air minum
menggunakan air minum isi ulang atau terkadang juga dimasak,
sedangkan mengelola makanan biasanya dipotong dahulu baru dicuci.
Kebiasaan makan keluarga Tn.A adalah sendiri-sendiri sesuai
keinginan.
d. Pemenuhan rekreasi dan latihan
Keluarga Tn.A tidak mempunyai waktu yang teratur untuk rekreasi.
Biasanya hanya saat libur dan malam hari bila ada waktu luang maka
keluarga Tn.A selalu menonton TV bersama.
e. Pemeliharaan kebutuhan kebersihan diri
Kebiasaan anggota keluarga Tn.A dalam pemeliharaan kebersihan diri
yaitu mandi 2x/hari, sikat gigi 2x/hari, serta cuci rambut 2x/hari.
Semua anggota keluarga Tn.A menggunakan bahan-bahan dalam
memenuhi kebutuhan kebersihan diri dengan sabun, pasta gigi, dan
lain-lain.
6
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Ny.Y mengatakan bila ada masalah di dalam keluarga maka anggota
keluarga yang lain saling membantu untuk menyelesaikan masalah dan
mendiskusikannya bersama-sama.
3. Strategi koping yang digunakan
Ny.Y mengatakan bila memiliki masalah maka Ny.y akan
menceritakannya kepada anggota keluarga yang lain atau kepada
orang yang dipercaya seperti anaknya dan jika tidak mampu
menyelesaikannya maka Ny.y akan meminta bantuan kepada saudara-
saudaranya yang lain untuk meminta saran dan pendapat.
4. Strategi adaptasi fungsional
Semua anggota keluarga Tn.A bila memiliki masalah tidak ada yang
menyelesaikannya dengan cara yang negative, karena selalu
dibicarakanbersama-sama
7
5. Pemeriksaan Fisik
7
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah kelenjar
bening bening bening bening getah bening
Dada dan Bentuk dada Bentuk dada Bentuk dada Bentuk dada Bentuk dada
paru-paru simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak simetris,
ada otot bantu ada otot bantu ada otot bantu ada otot bantu tidak ada
nafas, suara nafas, suara nafas, suara nafas, suara otot bantu
nafas nafas vesikuler nafas vesikuler nafas vesikuler nafas, suara
vesikuler nafas
vesikuler
Abdome Tidak ada Ny.y Tidak ada Tidak ada Tidak ada
n distensi mengeluh distensi distensi distensi
abdomen nyeri tekan abdomen abdomen abdomen
pada ulu hati
dan teraba
distensi
abdomen
Ekstermit Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
as keluhan dan keluhan dan keluhan dan keluhan dan keluhan dan
gangguan gangguan gangguan gangguan gangguan
pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan
TB 170 cm 153 cm 165 cm 160 cm 149 cm
BB 60 kg 64 kg 60 kg 57 kg 45 kg
Keadaan Coposmentis/ Coposmentis/b Coposmentis/ba Coposmentis/ba Coposmentis
umun baik aik ik ik /baik
7
TTV TD : 120/80 TD : 130/90 TD : 120/70 TD : 110/80 TD : 120/70
N : 84 N : 91 N : 86 N : 78 N :79
RR : 20 RR : 20 RR : 20 RR : 20 RR : 20
S : 36,5 S : 37 S : 37 S : 36,8 S :36.5
7
VII. Harapan keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga
Ny.Y dan keluarga berharap dengan adanya asuhan keperawatan keluarga
akan membuat mereka lebih mengetahui dan mengerti tentang penyakit
yang diderita dan cara pencegahannya.
Penjajakan II
a. Gastritis
1. Kemampuan keluarga mengenal masalah
a) Ny.Y mengatakan “Gastritis adalah penyakit maag “
b) Ny.Y mengatakan “penyebab gastritis adalah makan pedas dan stress”
c) Ny.Y mengatakan “Bila maagnya kambuh yang dirasakan adalah nyeri
perut dan pusing serta mual”
2. Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Keluarga Ny.Y mengatakan bila sakit Ny.Y kambuh keluarga menyuruh
Ny.Y istirahat dan minum obat.
3. Kemampuan keluarga merawat
Keluarga Ny.Y mengatakan “Bila Ny.Y sakit hanya menyuruhnya minum
obat dan istirahat karena keluarga tidak mengerti apa yang seharusnya
dilakukan.
4. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Keluarga Ny.Y mengatakan “tidak terlalu memperhatikan pola makan
Ny.Y, tetapi keluarga mengetahui maag Ny.Y akan kambuh bila Ny.Y
makan makanan asam dan pedas.
5. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
Keluarga Ny.Y mengatakan “Mengetahui bila ada puskesmas didekat
tempat tinggalnya tetapi tidak pernah control secara rutin ke puskesmas.
7
b. Rematik
1. Kemampuan keluarga mengenal masalah
a) Ny.Y mengatakan “rematik adalah penyakit nyeri pada kaki”
b) Ny.Y mengatakan “penyebab rematik adalah pola makan dan
kelelahan”
c) Ny.Y mengatakan “bila sakitnya muncul yang dirasakan oleh Ny.Y
adalah nyeri pada lutut dan kaki serta kaku “
2. Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Keluarga Ny.Y mengatakan bila sakit kaki Ny.Y kambuh keluarga
menyuruh Ny.Y istirahat dan membelikan obat nyeri di warung.
3. Kemampuan keluarga merawat
Keluarga Ny.Y mengatakan “bila Ny.Y sudah merasakan nyeri dikakinya
maka keluarga hanya memberikan obat gosok dikaki Ny.Y”
4. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Keluarga Ny.Y mengatakan “selalu membersihkan lantai dirumahnya agar
tidak licin, tetapi belum paham betul mengenai lingkungan yang baik bagi
penderita rematik”
5. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehtan
Keluarga Ny.Y mengatakan “Mengetahui bila ada puskesmas didekat
tempat tinggalnya tetapi tidak pernah control secara rutin ke puskesmas.
B. Analisa Data
Setelah data focus terkumpul maka data-data yang ada dimasukkan dalam
analisa data untuk mengetahui masalah kesehatan yang terjadi, adapun analisa
data yang disusun dalam tabel dibawah ini:
7
FORMAT ANALISA DATA KESEHATAN KELUARGA
7
Ny.Y mengatakan “jarang
mengikuti posyandu lansia dan
jarang melakukan kontrol ke
puskesmas “
Ny.Y mengatakan “nyeri yang
dirasakan bila maggnya kambuh
seperti ditusuk-tusuk dan sangat
sakit”
Ny.Y “mengatakan bila sakit
maagnya kambuh nyerinya bisa
muncul terus menerus dan
lamanya nyeri bisa sampai 10
menit tetapi hilang-timbul”
Do:
TD : 130/90 mmHg
N :91x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,5
Ny.Y tampak masih merasakan
nyeri pada perutnya
Perut Ny.Y teraba distensi pada
abdomen
2. Ds:
Ny.Y mengatakan “ penyakit
rematik/asam urat adalah penyakit
nyeri pada kaki “ Resiko gangguan
7
Ny.Y mengatakan “factor resiko mobilisasi pada keluarga
tingginya asam urat adalah karena Rematik Tn.A khususnya Ny.Y
kelelahan dan pola makan “ berhubungan dengan
Ny.Y mengatakan sudah 4 bulan ketidak mampuan
ini sering merasakan nyeri daerah keluarga merawat
kaki dan lutut “ anggota keluarga yang
Keluarga Ny. Y mengatakan “ sakit rematik
Bila kaki Ny.Y sakit hanya
diberikan obat warung saja dan
bila tidak sembuh maka dibawa
ke puskesmas “
Ny.Y mengatakan “ bila kakinya
sakit hanya diberikan obat
gosok saja “
Keluarga Ny.Y mengatakan “
kurang begitu paham tentang
lingkungan yang baik bagi Ny.Y
seperti apa dan makanan yang
boleh dimakan atau tidak oleh
Ny.Y “
Ny.Y mengatakan “ jarang
melakukan pemeriksaan di
puskesmas karena sibuk
mengurus rumah “
Ny.Y mengatakan “bila
rematiknya kambuh nyeri kakinya
terasa sangat nyeri dan bila diberi
angka maka nyerinya ada pada
angka 6”
7
Ny.Y mengatakan “bila
rematiknya kambuh Ny.Y dapat
merasakan nyeri sampai seharian
dan bisa membuat Ny.Y sulit
untuk berjalan”
Ny.Y mengatakan senang makan
jeroan dan kangkung.
Do:
TD :130/90 mmHg
N : 91x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,5
Asam urat : 6,5 mg/dl
C. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil analisa data dapat disusun diagnose keperawatan yang
muncul pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y. Terdapat 2 diagnosa
keperawatan yang muncul dari masalah kesehatan keluarganya, yaitu
meliputi:
1. Resiko terjadinya nyeri berulang pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit gastritis.
2. Resiko gangguan mobilisasi pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit rematik.
Prioritas Diagnosa Keperawatan / Skoring masalah keperawatan
7
Berdasarkan pada fokus asuhan keperawatan yang penulis lakukan pada
masalah gastritis, maka prioritas diagnosa keperawatan dengan teknik
skoring meliputi diagnosa keperawatan sebagai berikut.
8
menyuruh istirahat
dan bila tidak
sembuh langsung
dibawa ke
puskesmas.
8
Resiko gangguan mobilisasi pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y berhubungan
dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit rematik.
8
Rendah =1 dan resiko tinggi dari
penyakit rematik.
4. Menonjolnya masalah: 1 Ny.y mengatakan “
Skala: 1/2x1 =1/2 terkadang sering
Segera ditangani merasakan nyeri dan sakit
=2 pada kakinya dan itu tidak
Masalah ada tapi tidak perlu dirasakan setiap hari”
=1
Masalah tidak dirasakan
=0
2,82
8
D. Perencanaan Keperawatan
84
Menyebutkan 3 2. Diskusikan
dari 6 Penyebab dengan
gastritis : keluarga
b. Penyebab Respon o Makan penyebab
gastritis Verbal yang gastritis.
tidak
teratur 3. Beri
o Sering kesempatan
makan- keluarga
Makanan bertanya
yang
pedas dan 4. Motivasi
asam keluarga untuk
o Pemakaia mengungkapka
n obat n kembali
penghilan penyebab
g nyeri gastritis
o Alkohol
dan
Rokok
o Infeksi
Kuman
H.pylori
o Stress
85
Respon Menyebutkan 2 5. Gali pendapat
c. Tanda dan verbal dari 4 tanda keluarga
gejala gastritis dan gejala tentang tanda
gastritis : dan gejala
o Nyeri ulu gastritis yang
hati terjadi pada
o Mual dan keluarga.
muntah
o Hilangny 6. Motivasi
a nafsu keluarga untuk
makan mengungkapan
o Perut kembali tanda
terasa dan gejala
penuh gastritis.
2. Keluarga mampu Menyebutkan 1 7. Identifikasi
mengambil dari 2 akibat akibat gastritis
keputusan untuk gastritis bila yang lalu
mengatasi Respon tidak ditangani :
gastritis: Verbal o Ulkus 8. Motivasi
a. Menjelaskan peptikum keluarga untuk
akibat yang o Kanker mengungkapka
terjadi bila lambung n kembalu
gastritis tidak akibat dari
diatasi gastritis bila
tidak diatasi
86
Setelah dilakukan Keluarga
tindakan keperawatan mendemonstrasi
selama 1x60 menit kan kembali cara 9. Demonstrasika
kunjungan rumah teknik relaksasi n cara
diharapkan keluarga Respon otot progresif melakukan
mampu: psikom seperti yang teknik
3. Keluarga mampu otor dicontohkan oleh relaksasi otot
merawat anggota perawat. : progresif
keluarga yang a. Melatih
menderita gastritis: otot 10. Motivasi
tangan : keluarga untuk
a. Dapat melakukan 1. Genggam redemonstrasi
teknik relaksasi tangan
progresif kanan 11. Beri pujian
sambil positif atas
membuat upaya yang
kepalan sudah
2. Tekuk dilakukan
kedua keluarga
lengan ke
belakang
pda
pergelang
an tangan
b. Melatoh
otot
biseps :
3. Genggam
87
kedua
tangan
lalu
kepalkan
dan
letakan
diatas
pundak
c. Melatih
otot bahu
:
4. Angkat
kedua
bahu
setinggi-
tingginya
d. Melatih
otot-otot
wajah :
5. Kerutkan
dahi dan
alis
sampai
mengerip
ut
6. Tutup
mata
88
keras-
keras
7. Katupkan
rahang
dan
diikuti
dengan
menggigi
t gigi-
gigi
8. Bibir
dimencon
gkan
sekuat-
kuatnya
9. Letakkan
kepala
sehingga
bisa
beristirah
at, dan
tekankan
kepala
pada
permukaa
n
bantalan
kursi
10. Benamka
89
n dagu ke
dada
e. Melatih
otot
punggun
g:
11. Angkat
tubuh
dari
sandaran
kursi,
lalu
punggun
g
dilengku
ngkan
dan
busungka
n dada
12. Tarik
nafas
sebanyak
-
banyakny
a
f. Melatih
otot perut
90
:
13. Tarik
kuat-kuat
perut ke
dalam
lalu jadi
kencang
dank
eras, lalu
dilepaska
n bebas
14. Luruskan
kedua
telapak
kaki
b. Mampu Menyebutkan 2
menyebutkan Respon dari 5 cara 12. Diskusikan
pencegahan cara Verbal pencegahan dengan
gastritis gastritis : keluarga cara
1. Kompres pencegahan
dingin gastritis
pada
daerah
perut
yang
nyeri
2. Hindari
stress
3. Istirahat
91
yang
cukup
4. Hindari
makanan
yang
pedas dan
asam
5. Lakukan
teknik
relaksasi
92
k dengan
3 gelas
air
sampai
mendidih
o Biarkan
hingga
tersisa ½
gelas
o Kemudia
n saring
dan
setelah
dingin
minum
ramuan
o Minum
secara
rutin 3x
sehari
93
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan Respon Menyediakan
selama 1x60 menit Verbal makanan: 14. Diskusikan
kunjungan rumah yaitu makanan dengan
diharapkan keluarga yang sesuai keluarga cara
mampu: dengan penyajian
4. Memodifikasi penderita makanan yang
lingkungan untuk gastritis: yaitu baik bagi
perawatan gastritis makanan yang penderita
tidak pedas atau gastritis dan
asam. untuk
psikologisnya
Untuk anjurkan
psikologisnya : keluarga agar
Menghindari menciptakan
stress lingkungan
Melakukan hal- yang
hal yg menyenangkan
menyenangkan bagi
seperti dzikir penderita
atau menonton gastritis
TV dan
mengobrol
bersama
keluarga
94
Setelah dilakukan Manfaat fasilitas 15. Klarifikasi
tindakan keperawatan kesehatan adalah pengetahuan
selama 1x60 menit untuk keluarga
kunjungan rumah Respon mengontrol tentang
diharapka keluarga Verbal kesehatan, manfaat
mampu : mendapatkan fasilitas
5. Memanfaatkan pendidikan kesehatan
fasilitas kesehatan kesehatan yang
untuk mengatasi tepat dan segera
masalah bagi untuk mengatasi
penderita gastritis gastritis.
95
Tujuan Evaluasi
Diagnosa
No Intervensi
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
1. risiko gangguan selama 5x 1. Setelah 1x30 Respon Pengertian penyakit 1. Jelasskan kepada keluarga
mobilisasi pada kunjungan menit Verbal rematik adalah pengertian penyakit rematik
keluarga Tn.A rumah, kunjungan kelainan metabolik dengan menggunakan lembar
khususnya diharapkan rumah, keluarga yang disebabkan balik.
Ny.Y risiko mampu karena penumpukan 2. Tanyakan kembali pada
berhubungan gangguan mengenal purin atau eksresi keluarga tentang pengertian
dengan ketidak mobilisasi masalah rematik asam urat yang kurang penyakit rematik.
mampuan tidak pada anggota dari ginjal. 3. Beri pujian atas usaha yang
keluarga dalam terjadi keluarga, dilakukan keluarga
merawat dengan cara:
anggota a. Menyebutkan
keluarga yang pengertian
sakit rematik penyakit
rematik
96
b. Menyebutkan Respon Menyebutkan 3 dari 7 1. Diskusikan bersama keluarga
penyebab Verbal penyebab penyakit tentang penyebab penyakit
rematik asam urat: rematik dengan
1) Faktor genetik menggunakan lembar balik.
2) Usia 2. Motivasi keluarga untuk
3) Kegemukan menyebutkan kembali
4) Pola maka penyebab penyakit rematik.
5) Diet terlalu ketat
6) Sering 3. Beri reinforcement positif
mengkonsumsi atas usaha yang dilakukan
alcohol keluarga.
7) Stress Peningkatan
kadar asam urat
97
pinna telinga
Gangguan dalam
bergerak
98
b. Memutuskan Respon Keputusan keluarga 1. Diskusikan dengan keluarga
untuk merawat Verbal untuk merawat dan cara perawatan rematik
mengatasi penyakit dengan menggunakan lembar
rematik pada anggota balik.
keluarga. 2. Motivasi keluarga untuk
menyebutkan kembali
perawatan penyakit rematik.
Menyebutkan 5 dari 9 3. Beri reinforcement positif
perawatan penyakit atas usaha yang dilakukan
rematik: keluarga
1) Kompres dengan
air hangat bila
nyeri tanpa disertai
bengkak
2) Kompres dengan
air dingin bila ada
bengkak
3) Hindari penekanan
Respon 4) Istirahat yang
Verbal cukup
5) Hindari kerja berat
6) Jaga keamanan
lingkungan rumah.
99
3. Setelah 1x30 Psiko- Keluarga dapat 1. Demonstrasikan pada
menit motor mendemonstrasikan keluarga tentang cara
kunjungan cara melakukan melakukan senam rematik.
rumah, senam rematik 2. Beri reinforcement positif
keluarga a. Gerakan Duduk atas usaha keluarga.
mampu 1) Angkat kedua 3. Pastikan keluarga akan
merawat bahu keatas melakukan tindakan yang
anggota mendekati diajarkan jika diperlukan.
keluarga telinga, putar
dengan kedepan dan
reumatik. kebelakang.
a. Menyebutkan 2) Bungkukan
cara perawatan badan, kedua
rematik lengan meraih
ujung kaki lantai.
3) Angkat kedua
siku sejajar dada,
tarik kedepan
dada.
4) Angkat paha dan
lutut secara
bergantian, kedua
lengan menahan
tubuh.
5) Putar tubuh
bagian atas
kesamping kanan
dan kiri, kedua
lengan diatas
10
pinggang.
b. Gerakan Berbaring
Bentangkan
kedua lengan dan
tangan, ambil
nafas dalam-
dalam dan
hembuskan.
Kedua tangan
disamping, tekuk
siku dan tangan
mengepal.
Tangan luruskan
ke atas, lalu tepuk
tangan.
Tekuk sendi
panggul dan
tekuk lutut
dengan kedua
tangan tarik
sampai diatas
dada.
Pegang erat
kedua tangan
diatas perut, tarik
kebelakang
kepala dan
kebawah.
10
Angkat tungkai
bawah bergantian
dengan bantuan
kedua tangan.
b. dapat
membuat obat psikomo Cara pembuatan Mendemonstrasikan cara
tradisional : tor rebusan jahe : membuat obat tradisional :
rebusan jahe Kupas kulit jahe rebusan jahe dan rebusan seledri
dan rebusan terlebih dahulu
seledri lalu cuci hingga
bersih
Potong jahe
menjadi beberapa
bagian lalu rebus
hingga airnya
mendidih
Lalu saring dan
dinginkan air jahe
Setelah
didinginkan bisa
langsung
diminum secara
rutin
.
10
Cara pembuatan
rebusan seledri :
Siapkan biji
seledri sebanyak
2 gram kemudian
cuci bersih
Rebus biji seledri
dengan air 110 ml
hingga mendidih
atau selama 15
menit.
Saring air rebusan
biji seledri
Minum sebanyak
1 kali dalam
sehari
10
b. Protein: Ikan Laut
c. Sayur-sayuran
hijau dan kuning
kecuali bayam,
kacang-kacangan,
kembang kol,
kangkung, kacang
panjang.
d. Buah – Buahan
segar: Jeruk,
mangga, pepaya,
nangka, pisang.
10
Udang, Kerang,
Cumi, Kepiting.
e. Makanan Kaleng:
Kornet, sarden, dan
kaldu.
10
5. Setelah 1x 30 Respon Manfaat kunjungan ke 1. Menginformasikan mengenai
menit Verbal fasilitas kesehatan : pengobatan dan pendidikan
kunjungan Mendapatkan kesehatan yang dapat
rumah, keluarga pelayanan diperoleh keluarga di
mampu kesehatan pelayanan kesehatan.
memanfaatkan pengobatan 2. Motivasi keluarga untuk
pelayanan reumatik menyebutkan kembali hasil
kesehatan Mendapatkan diskusi
dengan cara: pendidikan 3. Beri reinforcement positif
a. Menyebutka kesehatan tentang atas hasil yang dicapai
n kembali reumatik keluarga.
manfaat
kunjungan ke
fasilitas
kesehatan.
10
E. Implementasi keperawatan
Hari/Tgl/ No. Implementasi Evaluasi Paraf
Jam Dx
Rabu,5 I 1. Mendiskusikan S : Keluarga khususnya Ny.Y
April TUK 1 dengan keluarga mengatakan “ Gastritis adalah
2017 tentang pengertian sakit lambung/maag “ Dyah
Jam: gastritis, mengajarkan Ny.Y mengatakan“ Penyebab dari
09.30- kembali keluarga gastritis adalah pola makan dan
10.30 untuk stress “
mengungkapkan Ny.Y mengatakan” Tanda dan
kembali pengertian gejala gastritis adalah nyeri perut
gastritis. dan pusing “
2. Mendiskusikan
dengan keluarga O: Ny.Ytampak memperhatikan
penyebab gastritis. dengan penuh antusis.
3. Memberikan
kesempatan keluarga
untuk bertanya.
4. Memotivasi kembali
keluarga untuk
mengungkapkan
kembali penyebab
gastritis.
5. Menggali pendapat
keluarga tentang
tanda dan gejala
gastritis yang ada
pada keluarga.
10
6. Motivasi keluarga
mengungkapkan
kembali tanda dan
gejala gastritis.
10
Sabtu, 8 I 1. Mendiskusikan S : Keluarga Ny.Y mengatakan ‘
April TUK dengan keluarga Tidak begitu memperhatikan pola Dyah
2017 4 tentang cara makan Ny.Y “
Jam: menyediakan
09.00- makanan dan juga O : Keluarga tampak
10.00 untuk psikologisnya memperhatikan dengan penuh
berupa lingkungan antusias.
yang tenang.
Senin, 10 I 1. Mengklarifikasi S : Keluarga Ny.Y mengatakan “
April TUK pengetahuan keluarga jarang pergi ke puskesmas untuk Dyah
2017 5 tentang manfaat melakukan control kesehatan
Jam: fasilitas kesehatan secara rutin “
13.30-
14.00 O : Keluarga tampak
mendengarkan dengan serius
10
pada keluarga tentang nyeri dibagian kiri “
pengertian penyakit
rematik O : Ny.Y tampak
5. Memotivasi keluarga memperhatikan apa yang
untuk menyebutkan dijelaskan
kembali factor resiko
penyakit rematik
6. Memotivasi keluarga
untuk memyebutkan
kembali tanda dan gejala
rematik
7. Memberikan
reinforcement positif
atas usaha yang
dilakukan keluarga
Rabu, 12 II 1. Menjelaskan kepada S : Ny.Y mengatakan “ Tidak
April TUK keluarga akibat lanjut begitu memahami akibat lanjut Dyah
2017 2 apabila penyakit rematik dari penyakit rematik dan yang
Jam : tidak diobati dia tahu hanya penyakit
10.00- 2. Memotivasi keluarga rematik dapat menyebabkan
11.00 untuk menyebutkan nyeri “
kembali akibat lanjut
dari penyakit rematik O : Ny.Y tampak
3. Memberikan memperhatikan dengan serius
reinforcement positif apa yang dijelaskan dan
atas jawaban yang sampaikan
diberikan oleh keluarga
11
Kamis, II 1. Mendemonstrasikan cara S : Ny.Y mengatakan “
13 April TUK senam rematik kepada Mengerti dan paham apa yang Dyah
2017 3 keluarga diajarkan dan akan mencoba
Jam: 2. Memberikan motivasi melakukannya secara rutin “
09.30- kepada keluarga untuk
10.30 mengulang kembali apa O : Ny.Y tampak antusias saat
yang telah diajarkan dilakukan demonstrasi
3. Memberikan
reinforcement positif
kepada keluarga
11
Sabtu, 15 II 1. Mengklarifikasi S : Keluarga Ny.Y mengatakan
April TUK pengetahuan keluarga “ mengetahui tentang Dyah
2017 5 tentang manfaat fasilitas puskesmas yang ada disekitar
Jam: kesehatan tempat tinggalnya tetpi jarang
09.00- melakukan control ke
10.00 puskesmas “
O : Keluarga Ny.Y sangat
kooperatif
11
F. Evaluasi keperawatan
NO.Dx Tanggal Jam EVALUASI ( SOAP ) Paraf
I Rabu,5 10.30 S : Ny.Y menyebutkan kembali pengertian gastritis “
TUK April Gastritis adalah peradangan yang terjadi pada
1 2017 dinding lambung “
Ny.Y menyebutkan kembali penyebab gastritis “ Dyah
Penyebab gastritis adalah factor stress, pola makan
seperti makanan pedas, kopi, dan makanan asam “
Ny.Y menyebutkan kembali tanda dan gejala
gastritis diantaranya “ Nyeri ulu hati, mual, dan
perut terasa penuh “
11
I Jum’at,7 16.00 S : Ny.Y mengatakan “ Sudah mengerti dan paham
TUK April serta akan mempraktekkannya apabila nyeri timbul “ Dyah
3 2017 O : Ny.Y tampak mampu mengulangi gerakan yang
diajarkan
A : TUK 3 tercapai sesuai rencana
P : Evaluasi kembali TUK 3
Lanjut TUK 4 tentang penyajian makanan yang baik
bagi penderita gastritis
I Sabtu,8 10.00 S : Keluarga Ny.y mengatakan “ sudah mengerti
TUK April tentang makanan yang baik bagi penderita gastritis Dyah
4 2017 dan akan lebih memperhatikan pola makan Ny.Y “
O : Keluarga tampak mendengarkan dengan baik
apa yang disampaikan dan sudah mengerti
A : TUK 4 tercapai sesuai rencana
P : Evaluasi kembali TUK 4
Lanjut TUK 5 tentang manfaat fasilitas kesehatan
I Senin,10 14.00 S : Ny.Y mengatakan sudah lebih mengerti lagi
TUK April manfaat fasilitas kesehatan yang ada disekitar Dyah
5 2017 rumahnya
O : Keluarga Ny.Y tampak sudah mengerti
A : TUK 5 tercapai sesuai rencana
P : Evaluasi kembali TUk 1-5
11
No.Dx Tanggal Jam SOAP Paraf
II Selasa,11 14.00 S : Ny.Y mampu menyebutkan kembali pengertian penyakit
TUK April 2017 rematik adalah kelainan metabolic yang disebabkan karena Dyah
1 penumpukan purin Ny.Y mampu menyebutkan kembali
penyebab penyakit rematik adalah pola makan, obesitas,stress,
dan tingginya kadar purin “
Ny.Y mampu menyebutkan kembali tanda dan gejala rematik
adalah nyeri tulang sendi,ngilu,dan gangguan pergerakan”
O : Ny.Y tampak sudah mengerti apa yang sudah dijelaskan
dan mampu menyebutkannya kembali
A : TUK 1 tercapai sesuai rencana
P : Evaluasi kembali TUK 1
Lanjut TUK 2 mengenai akibat lanjut dari penyakit rematik
bila tidak diobati, agar keluarga mampu mengambil
keputusan.
11
II Kamis,13 10.30 S : Ny.Y mengatakan “ sudah mengerti dan akan
TUK April 2017 mempraktekkan gerakan yang diajarka “ Dyah
3 O : Ny.Y tampak sudah mengerti dan mampu mengulang
kembali gerakan yang sudah diajarkan
A : TUK 3 tercapai sesuai rencana
P : Evaluasi kembali TUK 3
Lanjut TUK 4 tentang modifikasi lingkungan bagi penderita
rematik
II Jum’at,14 12.00 S : Keluarga Ny.Y mengatakan “ Lingkungan yang baik bagi
TUK April 2017 penderita rematik adalah lantai yang tidak licin, penerangan Dyah
4 yang cukup dan barang-barang yang tertata rapi “
O : Keluarga tampak memperhatikan dengan baik apa yang
dijelaskan
A : TUK 4 tercapai sesuai rencana
P : Evaluasi kembali TUK 4
Lanjut TUK 5 mengenai manfaat fasilitas kesehatan
II Sabtu,15 10.00 S : Ny.Y mengatakan “ menjadi lebih mengerti tentang
TUK April 2017 manfaat fasilitas kesehatan “ Dyah
5 O : Keluarga Ny.Y tampak memperhatikan penjelasan tentang
manfaat fasilitas kesehatan
A : TUK 5 tercapai sesuai rencana
P : Evaluasi kembali TUK 5
11
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan pembahasan antara tinjauan teoritis
dengan laporan kasus penelitian. Dalam pembahasan ini penulis mencoba
membandingkan antara tinjauan teoritis dan laporan kasus tentang pemenuhan
kebutuhan dasar pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y dengan Gastritis yang
beralamat di Jalan Utan Panjang RT 010 RW 02 Kel. Sumur Batu Kec.Kemayoran
Jakarta Pusat.dengan mengikuti tahap-tahap proses keperawatan mulai dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
A. Pengkajian Keperawatan
Pada tahap ini penulis mengacu pada konsep pemenuhan kebutuhan.
Dalam pengkajian penulis tidak mendapatkan kendala yang berarti karena
sikap klien dan keluarga yang kooperatif serta didukung oleh format
pengkajian sehingga memudahkan penulis untuk mengumpulkan data. Tetapi
terdapat beberapa kendala dalam mencari sumber di perpustakaan karena
kurang lengkapnya buku-buku edisi terbaru tentang pemenuhan kebutuhan
dengan Gastritis.
Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan oleh penulis pada tanggal
03 April 2017 dalam pengkajian penulis melakukan pengumpulan data. Data
diperoleh dengan menggunakan format pengkajian dan teknik pengumpulan
data dengan wawancara dengan klien maupun keluarga, observasi dan
pemeriksaan fisik. Setelah penulis melakukan pendekatan untuk menjalin
hubungan saling percaya, keluarga Ny. Y dapat menerima kedatangan
penulis.dalam pengkajian tidak ditemukan kesulitan dikarenakan keluarga
Ny.Y yang kooperatif keluarga Ny.Y menjawab semua pertanyaan yang
diajukan oleh penulis sehingga mempermudah mendapatkan informasi. Selain
itu penulis terbantu dengan adanya format pengkajian.
Dari hasil pengkajian didapatkan data sebagai berikut bahwa tipe
keluarga Tn.A adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan 3 orang
11
anak. Tahap perkembangan keluarga Tn.A saat ini adalah tahap
perkembangan keluarga anak usia dewasa awal karena anak pertama Tn.A
berumur 21 tahun. Keluarga Tn.A sudah melakukan tugasnya sesuai dengan
teori menurut (Duvall,1985 dikutip Setiadi, 2008) pada tahap perkembangan
keluarga usia dewasa awal yaitu : Memperluas keluarga inti menjadi keluarga
besar :
Tugas perkembangan ini belum terpenuhi dikarenakan anak pertama Tn. A
dan Ny.Y yaitu Tn. H belum menikah, Mempertahankan keintiman pasangan:
Tn. A dan Ny.Y menikah dan sudah memiliki 3 orang anak laki-laki dan Tn.
A dan Ny Y selalu menyempatkan mengobrol bersama bila ada waktu luang
dan Ny.Y juga selalu menyiapkan sarapan dan keperluan Tn. A sebelum Tn.
A berangkat kerja, Membantu orang tua memasuki masa tua: Anak pertana
Tn. A dan Ny.Y yaitu Tn. H setiap bulannya membantu Tn. A dan Ny.Y
dengan cara memberikan uang bulanan dan memiliki cita-cita ingin
membrangkatkan haji Tn. A dan Ny.Y, Membantu anak untuk mandiri di
masyarakat: Tn. A dan Ny.Y memberikan kebebasan dan tanggung jawab
kepada anak-anaknya seperti misalnya anak pertama Tn. A dan Ny.Y yaitu
Tn. H yang diberikan kebebasan untuk kuliah sambil bekerja, Penataan
kembali peran dan kegiatan rumah tangga: Tugas perkembangan ini belum
terpenuhi dikarenakan anak pertama Tn. A dan Ny.Y yaitu Tn. H belum
menikah dan masih tinggal bersama dengan Tn. A dan Ny.Y
Dalam teori tugas perkenbangan, perkembangan yang ditempuh
keluarga Tn.A didapatkan kesenjangan dengan kasus di lapangan, dimana
tugas perkembangan pada tahap perkembangan keluarga usia dewasa awal
yang belum terpenuhi adalah memperluas keluarga inti menjadi keluarga
besar dan penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga. Faktor
penghambat dari tugas perkembangan yang belum terpenuhi tersebut
dikarenakan anak pertama Tn.A dan Ny.Y belum menikah dikarenakan masih
ingin membantu membiayai kehidupan keluarganya dengan cara kuliah
sambil bekerja.
11
Peran dalam keluarga Tn.A tidak terdapat kesenjangan dengan teori karena
didalam teori dijelaskan bahwa peran:
1. Ayah
Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung/pengayom, pemberi rasa aman bagi
anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok
sosial tertentu.
2. Ibu
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-
anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan
keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial
tertentu.
3. Anak
Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan
perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.
Dan didalam keluarga Tn.A semua anggota berperan sesuai dengan
perannya seperti Tn.A berperan sebagai kepala keluarga dan ayah, Ny.Y
berperan sebagai ibu rumah tangga dan seorang ibu dan Tn.H, An.R dan An.I
berperan sebagai anak.
Fungsi perawatan keluarga didalam keluarga Tn.A terdapat
kesenjangan dengan teori dikarenakan Ny.Y dalam memasak makanan selalu
menyediakannya sendiri tetapi tidak dipisahkan makanan bagi yang menderita
sakit dengan anggota keluarga yang sehat.
Sumber ekonomi keluarga Tn.A diperoleh dari hasil pekerjaan Tn.A
sebagai sekuriti. Dalam teori (Setiadi, 2008) salah satu fungsi ekonomi yaitu
menabung untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa
yang akan datang. Oleh karena itu untuk memenuhi fungsi ekonomi keluarga
Tn.A diperoleh penghasilan tambahan yang didapat dari anak pertamanya
yang kuliah sambil bekerja.
11
Dari hasil pengkajian didapatkan data penyebab dari gastritis Ny.Y
adalah stress, telat makan, atapun makan-makanan yang asam dan pedas.
Penyebab ini terdapatkesenjangan antara teori dan pembahasan. Menurut teori
(Sudoyo, dkk 2009) etiologi dari gastritis adalah Konsumsi obat-obatan kimia
NSAIDS (nonsteroid anti inflamasi drugs),konsumsi alcohol, Terapi radiasi,
Kondisi stress, Infeksi oleh bakteri, seperti Helicobacter pylory, Eschericia
coli,Penggunaan antibiotic, jamur dari spesies candida, seperti Histoplasma
capsulaptum dan Mukonaceace.
Dari hasil pengkajian didapatkan data tanda dan gejala dari gastritis
Ny.Y adalah nyeri dan merasa pusing dan juga mual. Tanda dan gejala ini
terdapat kesenjangan antara teori dan pembahasan menurut Wim de Jong
(Wim de Jong dikutip Amin & Hardhi, 2015) tanda dan gejala gastritis adalah
Gastritis Akut: nyeri epigastrium, mual, muntah, dan perdarahan terselubung
maupun nyata. Dengan endoskopi terlihat mukosa lambung hyperemia dan
udem, mungkin juga ditemukan erosi dan perdarahan aktif. Gastritis Kronik:
kebanyakan gastritis asimptomatik, keluhan lebih berkaitan dengan
komplikasi gastritis atrofik, seperti tukak lambung, defisiensi zat besi, anemia
pernisiosa, dan karsinoma lambung. Karena saat dilakukan pengkajian hanya
nyeri, pusing dan mual yang dirasakan oleh Ny.Y.
B. Diagnosa Keperawatan
12
Dalam menentukan diagnosa dan membuat prioritas masalah penulis
tidak mengalami kesulitan karena keluarga kooperatif dan mengerti skoring
setelah diarahkan oleh penulis. Pada tinjauan kasus penulis mendapatkan 2
masalah keperawatan keluarga sebagai berikut:
12
dibandingkan dengan diagnosa kedua, selain itu masalah tersebut akan
berakibat munculnya masalah-masalah baru bila tidak segera ditangani.
Didalam membuat diagnosa dan membuat prioritas masalah penulis tidak
mengalami kesulitan karena keluarga kooperatif dan mengerti skoring setelah
diarahkan oleh penulis. Pada diagnosa pertama yaitu Resiko terjadinya nyeri
berulang pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y b.d ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang mempunyai penyakit gastritis. Penulis
bersama keluarga merencanakan untuk melakukan penyuluhan kesehatan
tentang gastritis mulai dari pengertian sampai cara pencegahan dan
perawatannya serta psikomotornya yaitu melakukan teknik relaksasi otot
progresif dan cara pembuatan obat tradisional air rebusan temulawak.
D. Pelaksanaan Keperawatan
Dalam kasus ini penulis melaksanakan tindakan sesuai dengan TUK 1-5
tentang GASTRITIS mulai dari pengertian, tanda dan gejala, akibat dan cara
perawatan GASTRITIS. Kemudian melakukan kegiatan psikomotor berupa
12
teknik relaksasi otot progresif, memodifikasi lingkungan dengan cara menjaga
pola makan dan menghindari makan-makanan yang pedas dan asam serta
menghindari stress, dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada seperti
puskesmas ataupun klinik umum.
E. Evaluasi Keperawatan
12
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
12
pembuatan rebusan temulawak, membantu keluarga modifikasi
lingkungan, dan memotivasi keluarga menggunakan fasilitas
kesehatan.
5. Evaluasi yang dilakukan dibuat berdasarkan SOAP yang dilakukan
setiap harinya sampai tanggal 16 April 2017. Evaluasi yang diperoleh
adalah Ny.Y yang dapat menyebutkan kembali pengertian, tanda dan
gejala, serta pencegahan dan perawatan gastritis. Ny.Y dan keluarga
dapat melakukan dengan baik teknik relaksasi otot progresif dan cara
pembuatan obat tradisional. Tindak lanjut dari penulis menyarankan
kepada keluarga Ny.Y selalu menjaga kesehatan pada seluruh anggota
keluarga serta menyarankan kepada keluarga Ny.Y untuk tetap
menerapkan apa yang telah disampaikanoleh penulis.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan dari seluruh proses asuhan keperawatan
keluarga yang tertara diatas, maka penulis ingin menyampaikan saran-saran
untuk memperbaiki serta meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan
pada keluarga dengan Gastritis:
1. Bagi penulis: Mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan keluarga
secara teori maupun mandiri dari penulis mampu menyusun strategi agar
data tentang keluarga dapat terkumpul sesuai dengan teori serta mampu
meningkatkan derajat kesehatan terhadap keluarga binaan karena pada bab
sebelumnya masih terdapat masalah yang belum teratasi.
2. Kepada petugas puskesmas: diharapkan mampu melakukan kunjungan
rutin secara terjadwal untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga di
wilayah Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Kemayoran khususnya di RW
02 terutama pada penyakit Gastritis.
3. Institusi pendidikan
Untuk institusi diharapka kepada institusi pendidikan agar dapat
melengkapi buku-buku sebagai referensi dengan terbitan tahun terbaru
12
yang berkaitan dengan masalah-masalah asuhan keperawatan keluarga,
sehingga dapat mempermudah mahasiswa dalam menyusun karya tulis
ilmiah yang berikutnya.
4. Klien dan keluarga
Untuk klien beserta keluarganya diharapkan dapat menjaga pola hidup
yang sehat guna mencegah terjadinya kekambuhan gastritis sera
menghindari stress, dan jangan lupa agar selalu menjaga pola makan
dengan baik. Mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terjangkau
dan ekonomis seperti puskesmas ataupun klinik.
12
DAFTAR PUSTAKA
Black J.M., dan Hawks JH. (2014). Buku keperawatan medikal bedah: manajemen
Hidayat A. (2012). Pengantar kebutuhan dasar manusia aplikasi konsep dan proses
Vol.2.Jakarta:EGC
Ns. Tantut Susanto, M. Kep. Sp. Kep. Kom. (2012). Buku ajar keperawatan
TIM.
Potter, Patricia A. dan Perry, Anne G. (2010). Fundamental Of Metal Edisi Tiga
Prasetyo S. (2010). Konsep dan proses keperawatan nyeri. Yogyakarta: Graha Ilmu.
1
Setiadi. (2008). Konsep dan proses keperawatan keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setiawati S., dan Citra A. (2008). Penuntun praktis asuhan keperawatan keluarga.
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/peta-
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/5277/4790. 17/4/2017.
17:57.
1
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Rematik
TOPIK : Rematik
SUB POKOK BAHASAN :
1. Pengertian rematik
2. Faktor resiko timbulnya penyakit
3. Tanda dan gejala
4. Hal yang bisa dilakukan agar rematik tidak kambuh
5. Makanan yang harus dihindari
6. Kegiatan yang tidak boleh dilakukan
7. Cara mengatur lingkungan
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Umum
Diharapkan setelah mendapatkan penyuluhan selama 1x60 menit, keluarga
Ny.Y mampu memahami tentang rematik dan cara menghindari rematik.
2. Tujuan Pembelajaran Khusus
Diharapkan setelah mendapatkan penyuluhan, masyarakat yang hadir
dapat:
a. Menjelaskan pengertian rematik
b. Menyebutkan faktor resiko timbulnya penyakit
c. Menyebutkan tanda dan gejala
d. Menyebutkan hal yang bisa dilakukan agar rematik tidak kambuh
e. Menyebutkan makanan yang harus dihindari
f. Menyebutkan kegiatan yang tidak boleh dilakukan
1
g. Menyebutkan cara mengatur lingkungan
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Materi
a. Pengertian rematik
b. Faktor resiko timbulnya penyakit
c. Tanda dan gejala
d. Hal yang bisa dilakukan agar rematik tidak kambuh
e. Makanan yang harus dihindari
f. Kegiatan yang tidak boleh dilakukan
g. Cara mengatur lingkungan
2. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
C. SASARAN
Keluarga Ny.Y
D. Media Penyuluhan
a. Leaflet
b. Lembar balik
E. Setting Tempat
MEJA
1
F. KEGIATAN PENYULUHAN
Membuka Penyuluhan
Memberikan Salam Pembuka Menjawab Salam
Kepada keluarga
Memperkenalkan Diri Menyimak dan Memperhatikan
Menjelaskan Maksud dan
Tujuan Penyuluhan Mengetahui
Melakukan Apersepsi
1
dilakukan agar rematik tidak
kambuh
Menyebutkan makanan yang
harus dihindari
Menyebutkan kegiatan yang
tidak boleh dilakukan
Menyebutkan cara mengatur
lingkungan
Evaluasi Peserta menyebutkan kembali
Penutup Sasaran dan penyuluhan materi yang sudah di jelaskan
(5 menit) menyimpulkan bersama-sama Peserta berdiskusi
mengenai materi penyuluhan Peserta menjawab salam
Tanya Jawab
Salam penutup
G. EVALUASI
1. Ny.Y memperhatikan dan mendengarkan materi dengan baik
2. Ny.Y memahami dan mengerti tentang penyakit Rematik
3. Ny.Y mampu menjawab pertanyaan yang diberikan dengan benar
1
LAMPIRAN
Rematik
A. Pengertian Rematik
Penyakit kelainan pada sendi yang menimbulkan nyeri dan kekakuan terutama
pada sendi-sendi.
1
daya tahan sambil menjaga berat badan dari sendi tubuh bagian bawah.
Berjalan kaki, berenang, bersepeda dan berkebun juga merupakan
aktivitas yang menyenangkan dan dapat membantu meringankan nyeri di
sendi.
2. Lindungi Sendi
Pelajari mekanika tubuh yang tepat, ini berguna untuk mengurangi stres
pada sendi. Hindari gerakan-gerakan yang kiranya dapat membahayakan
sendi, karena sendi akan lebih renta terhadap kerusakan ketika bengkak
dan sakit. Hindari pula meletakkan sendi pada posisi yang sama dalam
jangka waktu lama. Bangun dan bergeraklah agar sendi tidak kaku.
Istirahatlah sebelum kita merasa lelah atau sakit.
3. Menjaga Berat Badan
Jagalah berat badan agar tidak melebihi batas ideal. Berat badan tidak
hanya membantu membuat penampilan kita lebih baik, tetapi juga
membantu sendi merasa lebih baik. Mengurangi berat badan dapat
membantu mengurangi stres sendi dan rasa sakit. Selain itu, menjaga berat
badan juga menghindarkan dari penyakit serius seperti penyakit jantung
dan diabetes.
4. Atur Pola Makan
Makan makanan yang bervariasi dengan perbanyak buah-buahan dan
sayuran, protein tanpa lemak, juga susu tanpa lemak. Pastikan kita
mendapatkan cukup vitamin C, vitamin D dan kalsium. Lemak ikan yang
banyak mengandung asam lemak omega 3 juga dapat mengurangi
peradangan di sendi.
5. Berhenti Merokok
Tidak hanya membuat kita merasa lebih baik, berhenti merokok juga akan
mengurangi risiko komplikasi rematik. Selain itu, berhenti merokok juga
mengurangi risiko terkena kanker paru-paru, emphysema, dan masalah
pernapasan lainnya serta penyakit jantung.
1
6. Mandi Air Hangat
Jika kita merasa lelah dan pegal, mandi air hangat sebelum tidur dapat
membantu membuat rileks dan merasa lebih baik. Pijat ringan juga dapat
membantu meningkatkan energi dan fleksibilitas. Selain melakukan hal-
hal tersebut, kita juga bisa mencoba beberapa jenis makanan dan minuman
yang efektif untuk membantu penyembuhan sakit akibat radang sendi.
Alpukat. Kita tidak akan menderita rematik atau arthritis selama
rajin mengonsumsi alpukat matang secara teratur. Lemak yang
dikandungnya mampu memberikan lubrikasi secara alami
persendian tulang seperti leher, siku, pergelangan tangan, pinggul,
lutut, pergelangan kaki.-Jus apel. Minum jul apel yang diragikan
(fermentasi) setengah cangkir, dua kali sehari akan membantu
penyembuhan sakit radang sendi.
Asparagus. Bisa untuk mengobati rematik. Stroberi atau buah beri
lain. Buah beri baik untuk penyembuhan rematik. Bisa dikonsumsi
sebagai buah atau jus.
Jus semangka. Untuk arthritis karena kelebihan asam urat. Segelas
jus semangka (tanpa biji) pagi dan malam akan membantu
mendorong keluar kelebihan akumulasi asam urat
E. Makanan yang harus dihindari
1. Tomat
Biji tomat mengandung banyak asam urat. Nah, akumulasi asam
urat dalam sendi dapat menyebabkan gejala arthritis.
2. Daging merah
Hindari daging merah, jika Anda memiliki rematik. Anda sebaiknya
mengurangi konsumsi makanan yang mengandung fosfor seperti daging
merah. Hal ini dikarenakan semakin banyak fosfor yang Anda miliki
dalam tubuh, semakin banyak pula kalsium yang hilang dari tulang.
1
3. Susu
Susu mengandung banyak purin yang berkontribusi dalam kenaikan
jumlah asam urat dalam tubuh.
4. Ikan bertempurung
Ikan bertempurung, seperti kepiting atau udang, sangat kaya akan purin
yang bisa berubah menjadi asam urat ketika Anda memakannya.
5. Minyak sayur
Hindari minyak nabati seperti minyak kedelai atau bunga matahari.
Minyak jenis ini mengandung banyak asam lemak omega-6. Lemak ini
dapat meningkatkan peradangan.
6. Gula
Hindari makanan atau minuman manis yang dapat memperburuk nyeri
sendi. Selain itu, penambahan berat badan juga memberi tekanan lebih
pada sendi Anda.
F. Cara mengatur lingkungan
1. Hindari lantai yang licin
2. Penerangan yang cukup
3. WC dibuat duduk
1
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) GASTRITIS
Satuan Acara Penyuluhan pada Ny.Y yang menderita Gastritis (Maag) yang
dilakukan di rumah Ny.Y di Rt 010 Rw 02 Kelurahan Utan Panjang. Adapula alasan
dilakukan penyuluhan pada Ny.Y, agar Ny.Y menyadari akan penyakit yang
dideritanya. Ny.Y bisa menerapkan pola hidup sehat dengan makan-makanan yang
sehat, agar tidak terjadi maag berulang.
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan Ny.Y dan keluarga dapat
memahami dan mengerti tentang konsep gastritis.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang gastritis, keluarga Ny.Y diharapkan
dapat:
1. Menjelaskan pengertian gastritis
2. Menjelaskan penyebab gastritis
3. Menjelaskan tanda dan gejala gastritis
4. Menjelaskan cara pencegahan gastritis
5. Menjelaskan penatalaksanaan gastritis
6. Menjelaskan jenis-jenis makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi
penderita gastritis
137
C. Materi Penyuluhan
1. Pengertian penyakit gastritis
2. Penyebab penyakit gastritis
3. Tanda dan gejala penyakit gastritis
4. Cara pencegahan penyakit gastritis
5. Cara penatalaksanaan penyakit gastritis
6. Jenis-jenis makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi penderita gastritis
D. Metode Penyuluhan
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
E. Media Penyuluhan
a. Leaflet
b. Lembar balik
F. Setting Tempat
Ny.Y An.R
Meja
Penyuluh
1
G. Kegiatan Penyuluhan
Tahap
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran
Pengkajian
1 Pembukaan 2 Menit Membuka acara dengan Menjawab salam dan
mengucapkan salam dan mendengarkan perkenalan.
perkenalan Mendengarkan
Menyampaikan topik dan penyampaian topik dan
tujuan Penyuluhan kepada tujuan
sasaran Menyetujui kesepakatan
Kontrak waktu untuk pelaksanaan Penkes
kesepakatan penyuluhan
dengan sasaran
1
gejala Gastritis
Menanyakan sasaran
apakah mengerti atau tidak
Memberikan kesempatan
kepada sasaran untuk
bertanya
Menjelaskan tentang hal-hal
yang belum dipahami sasaran
Menjelaskan cara pencegahan
Gastritis
Menjelaskan cara
penatalaksanaan Gastritis
Menjelaskan makanan yang
dianjurkan dan tidak
dianjurkan bagi pasien
dengan penyakit Gastritis
Menanyakan sasaran apakah
mengerti atau tidak
Memberikan kesempatan
kepada sasaran untuk
menanyakan hal – hal yang
belum dipahami
Menjelaskan tentang hal-hal
yang belum dipahami.
1
3 Evaluasi / 8 Menit Memberikan pertanyaan . Menjawab pertanyaan
Penutup s n tentang materi .
kepada asara Mendengarkan
yang telah disampaikan oleh kesimpulan
penyuluh . Menjawab salam
Memberikan reinforcement
positif
Menyimpulkan materi
Menutup acara dengan
mengucapkan salam
H. Evaluasi
1. Ny.Y memperhatikan dan mendengarkan materi dengan baik
2. Ny.Y memahami dan mengerti tentang penyakit gastritis
3. Ny.Y mampu menjawab pertanyaan yang diberikan dengan benar
141
LAMPIRAN
GASTRITIS
A. Pengertian Gastritis
Gastritis yang biasanya orang awam mengatakannya maag adalah peradangan
yang terjadi dilambung akibat meningkatnya sekresi asam lambung mengakibatkan
iritasi/perlukaan pada lambung.
Secara alami lambung akan terus memproduksi asam lambung setiap waktu
dalam jumlah yang kecil, setelah 4-6 jam sesudah makan biasanya kadar glukosa
dalam darah telah banyak terserap dan terpakai sehingga tubuh akan merasakan lapar
dan pada saat itu jumlah asam lambung terstimulasi. Bila seseorang telat makan
sampai 2-3 jam, maka asam yang menumpuk dalam lambung akan semakin banyak
dan berlebih. Hal ini dapat menyebabkan luka atau iritasi pada dinding lambung
sehingga timbul rasa perih.
B. Penyebab Gastritis
1. Stress
2. Usia
3. Pola makan yang tidak baik. Misalnya terlambat makan, makan makanan yang
pedas, asam yang dapat merangsang asam lambung contoh cabe, cuka, sambal,
ketan dan lain-lain. Makan terlalu banyak atau cepat, dan makanan yang terinfeksi
oleh bakteri helicobakter phylory.
4. Merokok
5. Mengkonsumsi alcohol atau minuman berkafein
1
6. Mengkonsumsi obat-obatan dalam dosis yang tinggi. Contohnya aspirin dan
antalgin. (aspirin dalam dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa
lambung)
7. Keracunan makanan
C. Tanda dan Gejala
1. Mual dan muntah
2. Kembung
3. Nyeri seperti terbakar pada perut bagian atas
4. Nafsu makan menurun secara drastis, wajah pucat, suhu badan naik, keluar keringat
dingin
5. Sering sendawa terutama bila dalam keadaan lapar
6. Terkadang disertai sakit kepala
7. Bila gastritis sudah parah, makan akan terjadi luka pada lambung sehingga
menyebabkan perdarahan. Gejala yang timbul saat lambung sudah terdapat luka
adalah muntah darah atau terdapat darah pada feses
D. Cara Pencegahan
1. Jaga pola makan secara baik dan teratur. Hindari menunda waktu makan karena
akan mengakibatkan produksi asam lambung meningkat
2. Makan makanan yang bersih, sehat dan bergizi. Hindari makanan yang
merangsang kerja lambung. Contohnya makanan pedas, asam, dan kopi
3. Hindari stress yang berlebihan. Anda dapat mengalihkan rasa stress dengan
berolahraga yang baik bagi tubuh
4. Tidak merokok
5. Tidak mengkonsumsi alcohol
6. Hindari penggunaan obat-obatan terutama yang mengiritasi lambung misalnya
aspirin
E. Penatalaksanaan
Jika anda mengalami atau mempunyai riwayat gastritis, hal-hal yang dapat anda
lakukan antara lain adalah:
1
1. Makan dengan porsi kecil tapi sering. Contoh makanan adalah snack atau
makanan ringan.
2. Makan teratur dan tepat waktu
3. Dianjurkan minum air hangat jika terjadi mual dan muntah
4. Minumlah obat antasida (obat maag) jika gastritis kambuh
5. Istirahat yang cukup
6. Kalau merokok, hentikan merokok
7. Segera periksakan ke dokter jika nyeri tidak kunjung hilang
144
145
146
147
148
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Email : Dyah_rhizom@yahoo.co.id
DATA PENDIDIKAN
149