Anda di halaman 1dari 5

TEKNIK PENGUJIAN MASA DORMANSI BENIH PADI (Oryza sativa L.

Ade Santika1

D ormansi biji atau benih padi penting untuk diketahui.


Dengan adanya dormansi, benih tidak akan berkecam-
bah di lapangan sebelum dipanen terutama untuk varietas
Dormansi benih dapat ditinjau dari beberapa segi
(UPLB-IRRI 1970), antara lain lama dormansi, intensitas
dormansi, dan persentase biji yang dapat berkecambah.
yang ditanam pada musim hujan. Dormansi pada benih dapat Lama dormansi adalah lamanya (minggu atau bulan) suatu
bersifat positif karena akan meningkatkan daya simpan. biji berada dalam keadaan dorman dihitung sejak dipanen.
Benih dari varietas padi yang tidak memiliki masa dormansi Intensitas dormansi adalah ketahanan biji terhadap pema-
dapat langsung ditanam setelah panen, namun dapat ber- nasan pada suhu 50ºC selama 4 hari. Berdasarkan persentase
dampak negatif karena benih akan berkecambah di lapangan biji yang dapat berkecambah, dormansi benih padi digolong-
sebelum dipanen. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan kan ke dalam tiga kategori, yaitu: (1) biji tidak dorman, bila
terjadinya deteriorasi prapanen (Nugraha 1992). persentase berkecambah 67-100% setelah benih disimpan 7-
28 hari setelah panen, (2) biji dorman sedang, bila persentase
Agar benih dapat berkecambah secara normal, diperlu-
biji berkecambah 34-66%, dan (3) biji dorman lama, bila
kan kondisi lingkungan tumbuh yang sesuai, yaitu ter-
persentase biji berkecambah < 33%.
sedianya air, suhu, cahaya, dan komposisi udara yang
optimal. Namun, ada kalanya benih tidak dapat berkecambah Biji yang telah masak, waktu dikecambahkan ada yang
walaupun kondisi lingkungan perkecambahan cukup optimal. tidak dapat berkecambah meskipun berada dalam lingkungan
Benih atau biji yang demikian disebut sedang tidur atau dalam yang baik. Takahashi (1975) dalam Silitonga (1977) menyata-
keadaan dorman (Silitonga 1977). kan bahwa terhalangnya perkecambahan biji disebabkan
faktor genetik dan lingkungan. Ketebalan sekam lemma dan
Dormansi adalah ketidakmampuan benih yang sudah
palea pada benih padi diduga dapat menghambat per-
matang untuk berkecambah walaupun dalam kondisi ling-
kecambahan. Dengan mengupas kulit biji, masa dormansi
kungan yang optimal (UPLB-IRRI 1970). Benih dalam keadaan
dapat dipatahkan (UPLB-IRRI 1970).
dorman bukan berarti mati, karena benih tersebut dapat
dirangsang untuk berkecambah dengan berbagai perlakuan. Lama dormansi dipengaruhi oleh iklim pada saat pem-
bentukan gabah hingga gabah tersebut dipanen. Biji yang
Benih yang dorman dan benih yang mati dapat diketahui
dipanen pada musim kering memiliki masa dormansi lebih
melalui uji perkecambahan. Bila volume benih pada akhir
pendek dibanding yang dipanen pada musim hujan. Hal ini
perkecambahan sama dengan keadaan sebelum dikecam-
diduga karena pada musim kering, penguapan kulit biji lebih
bahkan maka benih dalam keadaan dorman. Sebaliknya, bila
cepat dibanding pada musim hujan.
volume benih menunjukkan perubahan, misalnya mengecil,
ditumbuhi cendawan dan atau bila dipijat terasa lembek, Hingga kini informasi mengenai masa dormansi vari-
berarti benih tersebut mati (Saenong et al. 1989). etas-varietas padi yang telah dilepas masih terbatas. Perco-
baan ini bertujuan untuk mengetahui sifat dormansi beberapa
Menurut Siregar (1981), umur panen padi terbagi
varietas unggul padi yang dihasilkan oleh Pusat Penelitian
menjadi tiga golongan, yaitu umur genjah (100-115 hari),
dan Pengembangan Tanaman Pangan. Hasil pengujian
umur sedang (115-125 hari), dan umur dalam (125-150 hari).
diharapkan bermanfaat bagi pengguna varietas unggul padi.
Ada pendapat yang menyatakan bahwa varietas padi yang
berumur pendek mempunyai periode dormansi yang pendek,
dan varietas yang berumur panjang mempunyai dormansi BAHAN DAN METODE
yang panjang. Namun, ada pula yang mengemukakan bahwa
varietas padi yang berumur pendek tidak selalu memiliki Pengujian masa dormansi benih padi dilaksanakan di labo-
periode dormansi yang pendek (UPLB-IRRI 1970). ratorium Kelompok Peneliti Pemuliaan Kebun Percobaan
Muara, Bogor pada bulan Desember 2004 hingga April 2005.
1
Lokasi pertanaman terletak pada ketinggian 264 m dpl. Jenis
Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan pada Kebun Percobaan Muara,
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Jalan Astana Gede No. 25C
tanah Latosol dengan klasifikasi iklim termasuk tipe iklim A
Muara, Bogor 16119, Telp. (0251) 322064, Faks. (0251) 322064 (Schmidt-Ferguson).

Buletin Teknik Pertanian Vol. 11 No. 2, 2006 67


Bahan yang digunakan adalah benih padi dari 46 varietas penghitung dan dikumpulkan pada bak plastik. Hasil peng-
dan galur, yang meliputi 25 varietas padi sawah, 14 padi gogo, amatan dicatat pada buku catatan data, diakumulasi hingga
dan 7 padi pasang surut. Benih diperoleh dari pertanaman hari ketujuh, kemudian dibuat nilai rata-ratanya.
perbanyakan benih dan demonstrasi plot yang ditanam secara
Pengujian pada minggu berikutnya dilakukan tepat pada
sawah di Kebun Percobaan Muara, Bogor. Bahan lainnya
hari ketujuh setelah pengamatan terakhir, dengan cara me-
adalah kantong kertas simpson (sejenis kertas semen). Alat
nyiapkan kembali benih yang diambil dari sampel benih yang
yang digunakan adalah etiket, tali rafia, spidol, mesin perontok
tersisa masing-masing 100 butir, dengan tiga ulangan untuk
padi, pinggan petri, kertas merang, gunting, botol air, pinset,
tiap varietas dan galur. Benih dikecambahkan pada pinggan
pensil, mistar, buku catatan data, bak plastik, alat penghitung
petri yang beralaskan kertas merang. Pada bagian atas ping-
(counter), dan germinator model ”IPB73-2A/B”. Prosedur kerja
gan petri diberi nomor urut varietas dan galur sesuai dengan
meliputi pengambilan sampel, pengujian, dan pengamatan.
buku catatan data. Setelah diberi air secukupnya, benih
disimpan dalam germinator. Pengamatan daya kecambah
Pengambilan Sampel
mulai dilakukan pada hari ketiga hingga ketujuh. Data yang
Pengambilan sampel benih padi untuk pengujian dilakukan diperoleh dicatat, diakumulasi, dan kemudian dibuat rata-rata-
pada saat padi masak fisiologis, yaitu biji mengisi penuh dan nya. Demikian seterusnya untuk pengujian minggu-minggu
telah berwarna kuning. Setiap varietas dan galur diambil berikutnya. Pengujian dihentikan satu minggu setelah
secara acak sekitar 50 malai terbaik, atau minimal 5.000 butir varietas atau galur mencapai titik perkecambahan tertinggi.
benih bernas. Malai dari tiap varietas diikat dengan tali rafia
yang telah diberi etiket identitas varietas. Selanjutnya, malai HASIL DAN PEMBAHASAN
dibawa ke laboratorium untuk dirontok dengan menggunakan
mesin perontok. Seluruh benih tidak memperoleh perlakuan. Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat perbedaan masa
dormansi dari setiap varietas dan galur yang diuji. Perbedaan
Pengujian tersebut mencerminkan adanya keragaman genetik sifat
dormansi dari setiap varietas dan galur (Tabel 1).
Pengujian dilakukan tiga ulangan dan tanpa perlakuan. Benih
yang telah dirontok dari setiap varietas dan galur dihitung Pada kelompok padi sawah, data dari 25 varietas dan
masing-masing 100 butir, lalu disimpan pada pinggan petri galur yang diuji menunjukkan bahwa lima varietas dormansi-
yang telah diberi alas kertas merang. Pada bagian atas ping- nya patah sempurna pada minggu keempat, yaitu IR65600-
gan petri diberi nomor urut varietas dan galur yang sesuai 127-1-2, Semeru, Cipunegara, Cikapundung, dan Bahbolon,
dengan buku catatan data. Setelah diberi air secukupnya, dan empat varietas dormansinya patah sempurna pada minggu
benih disimpan di atas nampan yang terbuat dari kawat kelima, yaitu PB54, Cisadane, Progo, dan Citanduy. Varietas
aluminium. Cimandiri dan IR74 dormansinya patah sempurna pada
minggu keenam serta varietas Asahan, PB46, Batang Gadis,
Setiap satu ulangan sampel benih yang diuji (46 varietas
Cisokan, Ciapus, IR71218, Gilirang, Fatmawati, Sintanur, dan
dan galur) diletakkan pada satu nampan. Selanjutnya, nam-
PB52 pada minggu ketujuh. Tiga varietas yaitu Bahbutong,
pan disimpan pada rak-rak dalam germinator pada suhu 32-
Angke, dan IR64 dormansinya patah sempurna pada minggu
34ºC. Untuk menjaga stabilitas suhu dalam germinator, bak air
kedelapan dan varietas Ciherang pada minggu kesembilan.
yang ada dalam germinator diberi air secukupnya. Sisa benih
yang telah dirontok disimpan dalam kantong kertas simpson Harahap (1967) menggolongkan tiga kategori dormansi,
pada ruang terbuka dengan suhu udara 26-33ºC. yaitu (1) biji tidak dorman, apabila persentase berkecambah
67-100% setelah disimpan selama 7-28 hari setelah panen, (2)
biji dorman sedang, apabila persentase biji berkecambah 34-
Pengamatan Daya Kecambah
66%, dan (3) biji dorman lama, apabila persentase biji ber-
Pengamatan daya berkecambah benih masing-masing kecambah < 33%. Mengacu kepada pendapat tersebut maka
varietas/galur dari tiap ulangan dilakukan pada hari ketiga varietas dan galur yang termasuk kategori tidak dorman
hingga ketujuh setelah pengecambahan, dengan cara meng- adalah IR65600-127-1-2, Semeru, Cipunegara, Cikapundung,
hitung benih yang berkecambah. Menurut Manurung dan Bahbolon, PB54, Cisadane, Progo, Citanduy, Cisokan, IR71218
Ismunadji (1988), benih dikatakan berkecambah bila radikula dan Gilirang. Varietas Cimandiri, Asahan, Ciapus, dan
telah tampak keluar menembus koleorhiza diikuti munculnya Fatmawati tergolong dorman sedang, dan IR74, PB46, Batang
koleoptil yang membungkus daun. Dengan menggunakan Gadis, Sintanur, PB52, Bahbutong, Angke, IR64, dan Ciherang
pinset, benih diambil sambil dihitung menggunakan alat termasuk kategori dorman lama.

68 Buletin Teknik Pertanian Vol. 11 No. 2, 2006


Tabel 1. Daya berkecambah 46 varietas dan galur padi sawah, padi gogo, dan padi pasang surut pada pengujian masa dormansi benih padi, KP Muara, Bogor, Desember 2004-April
2005

Daya kecambah benih (%) pada minggu ke Umur


Varietas/galur tanaman Bentuk gabah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 (hari)

Padi sawah
IR65600-127-1-2 18,00 87,33 95,00 99,00 98,00 - - - - - - - - 130 Bulat
Semeru 10,66 29,00 92,33 99,66 95,66 - - - - - - - - 135 Ramping
Cipunegara 9,00 22,33 79,66 99,33 92,33 - - - - - - - - 135 Ramping besar
Cikapundung 9,00 26,33 68,00 99,00 94,66 - - - - - - - - 120 Agak bulat
Bahbolon 2,00 10,66 60,33 99,33 95,33 - - - - - - - - 125 Ramping
PB54 2,00 4,33 16,00 95,66 99,66 91,66 - - - - - - - 125 Ramping
Cisadane 0,33 1,66 30,66 94,00 99,33 96,66 - - - - - - - 135 Agak bulat
Progo 3,00 7,33 28,66 90,00 99,33 95,00 - - - - - - - 125 Ramping besar
Citanduy 0,66 2,33 10,66 85,33 99,66 93,33 - - - - - - - 115 Ramping sedang
Cimandiri - - 9,66 46,33 98,00 99,33 92,66 - - - - - - 135 Ramping sedang

Buletin Teknik Pertanian Vol. 11 No. 2, 2006


IR74 - 1,00 11,00 13,33 77,66 99,33 92,66 - - - - - - 115 Ramping
Asahan - 0,33 2,33 37,33 90,33 98,66 99,33 95,33 - - - - - 120 Ramping sedang
PB46 - - 1,66 22,00 67,00 98,00 100,00 93,66 - - - - - 130 Ramping
Batang Gadis - 0,66 2,00 10,33 52,00 96,00 100,00 98,00 - - - - - 110 Ramping kecil
Cisokan 3,00 7,66 17,66 87,00 94,33 95,33 99,33 94,66 - - - - - 120 Ramping kecil
Ciapus 11,66 29,33 49,33 63,33 72,66 94,00 99,00 98,66 - - - - - 120 Ramping sedang
IR71218 16,00 38,00 59,33 80,33 91,33 93,33 99,33 98,00 - - - - - 120 Bulat
Gilirang 2,66 11,66 47,00 77,33 83,00 89,66 99,66 99,33 - - - - - 120 Ramping besar
Fatmawati 2,66 12,66 44,66 54,33 84,66 85,66 99,00 98,66 - - - - - 125 Ramping besar
Sintanur 0,33 2,33 6,66 23,33 59,33 85,00 99,00 97,66 - - - - - 120 Agak bulat
PB52 0,33 1,00 7,00 29,00 66,33 84,66 98,66 92,33 - - - - - 115 Ramping kecil
Bahbutong - - - 0,33 12,33 54,00 96,00 99,66 93,33 - - - - 120 Agak bulat
Angke 0,33 1,00 2,66 10,00 32,33 70,66 85,00 99,00 98,33 - - - - 115 Ramping
IR64 0,33 0,66 1,66 4,33 9,66 54,33 72,66 98,66 97,00 - - - - 115 Ramping
Ciherang 0,33 0,66 1,00 4,00 10,66 25,66 63,33 80,33 98,66 98,00 - - - 120 Ramping
Padi gogo
Sentani 32,33 100,00 97,66 - - - - - - - - - - 110 Ramping
Arias 6,00 34,00 90,66 99,00 94,66 - - - - - - - - 135 Ramping sedang
Way Rarem 9,00 15,33 53,66 59,66 99,66 96,00 - - - - - - - 105 Agak bulat
To n d a n o 0,33 0,66 20,66 56,33 69,00 99,33 94,00 - - - - - - 114 Agak bulat
Singkarak 5,33 9,00 52,33 63,66 99,00 100,00 98,33 - - - - - - 110 Ramping
Danau Tempe - - 10,33 50,00 96,33 100,00 97,66 - - - - - - 120 Agak bulat
Danau Atas 3,33 4,66 29,00 65,66 94,33 100,00 95,33 - - - - - - 115 Agak bulat
Klemas 0,33 3,00 12,33 76,66 95,33 98,33 99,00 94,00 - - - - - 120 Ramping
Batur - - 47,00 55,33 94,00 97,33 100,00 93,66 - - - - - 115 Agak bulat
Dodokan - - 2,00 4,33 14,33 26,66 72,33 94,66 89,33 - - - - 105 Ramping
BP1153-C-8-60 - 0,33 1,33 14,33 30,00 53,00 83,33 92,33 99,00 98,00 - - - 120 Ramping sedang
C22 - - 0,33 1,00 5,33 11,33 30,66 48,33 99,66 94,33 - - - 135 Ramping sedang
BP606F-18-6-1-1-2 0 , 3 3 2,00 4,00 12,66 26,00 58,00 69,00 87,33 93,00 99,33 97,66 - - 115 Ramping
Laut Tawar - - - 0,33 3,33 14,33 54,00 56,33 78,33 100,00 94,33 - - 110 Ramping

69
Tabel 1. (Lanjutan)

70
Daya kecambah benih (%) pada minggu ke Umur
Varietas/galur tanaman Bentuk gabah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 (hari)

Padi pasang surut


Kapuas 36,66 60,33 100,00 93,66 - - - - - - - - - 127 Agak bulat
Bondoyudo 6,33 23,66 41,66 60,66 85,00 96,66 98,66 98,33 - - - - - 115 Ramping
Kalimas - - - 4,33 44,66 85,66 99,33 98,33 - - - - - 125 Ramping
Barito 12,33 1,00 5,33 22,66 51,00 64,33 99,66 92,33 - - - - - 145 Ramping besar
Mahakam - - - 1,00 7,33 27,66 65,66 90,00 99,66 93,33 - - - 140 Agak bulat
Tapus - - - 0,33 2,33 26,00 33,33 35,00 87,33 99,33 94,66 - - 130 Ramping
Nagara - - - - 1,00 4,00 12,66 18,33 36,66 49,66 92,33 100,00 92,66 155 Ramping
Keterangan: Angka dengan garis bawah menunjukkan patah masa dormansi

Buletin Teknik Pertanian Vol. 11 No. 2, 2006


Pada kelompok padi gogo, varietas dan galur yang hari, dormansinya patah sempurna berturut-turut pada
dormansinya patah sempurna pada minggu kedua adalah minggu kelima dan kedelapan. Varietas Singkarak, Batang
Sentani. Varietas Arias dormansinya patah sempurna pada Gadis, dan Laut Tawar, yang masing-masing berumur 110
minggu keempat, varietas Way Rarem pada minggu kelima, hari, berturut-turut dormansinya patah sempurna pada
varietas Tondano, Singkarak, Danau Tempe, dan Danau Atas minggu keenam, ketujuh, dan kesepuluh. Patahnya dormansi
pada minggu keenam, varietas Klemas dan Batur pada minggu benih padi bervariasi, yaitu mulai dari minggu kedua hingga
ketujuh, serta varietas Dodokan pada minggu kedelapan. ke-12. Hal ini mengindikasikan adanya keragaman genetik
Galur BP1153C-8-60 dan C22 dormansinya patah sempurna sifat dormansi pada varietas dan galur padi sawah, padi gogo
pada minggu kesembilan, serta galur BP606F-18-6-1-1-2 dan maupun padi pasang surut.
Laut Tawar pada minggu kesepuluh.
Berdasarkan jumlah varietas yang dormansinya patah
Berdasarkan persentase benih berkecambah pada masa sempurna, minggu ketujuh merupakan titik kulminasi
simpan < 28 hari setelah panen, varietas Sentani dan Arias tertinggi pematahan dormansi benih padi. Dengan demikian,
tergolong tidak dorman. Varietas Way Rarem, Tondano, padi golongan indica (cere) yang banyak ditanam dan
Singkarak, Danau Tempe, Danau Atas, Klemas, dan Batur dikembangkan di daerah tropis tergolong dorman sedang.
tergolong dorman sedang, sedangkan varietas Dodokan, Dormansi benih dipengaruhi oleh faktor genetik, sedangkan
BP1153C-8-60, C22, BP606F-18-6-1-1-2, dan Laut Tawar lamanya dormansi dipengaruhi iklim pada saat pembentukan
tergolong dorman lama. gabah hingga panen.
Pada kelompok padi pasang surut, varietas Kapuas Benih varietas unggul padi yang tidak memiliki masa
dormansinya patah sempurna pada minggu ketiga, sedang- dormansi disarankan tidak ditanam pada musim hujan, karena
kan varietas Bondoyudo, Kalimas, Barito pada minggu ke- benih dikhawatirkan dapat berkecambah di lapangan sebelum
tujuh dan varietas Mahakam pada minggu kesembilan. dipanen. Untuk varietas padi yang memiliki masa dormansi,
Varietas Tapus dormansinya patah sempurna pada minggu benih hendaknya diberi perlakuan terlebih dahulu sebelum
kesepuluh, dan varietas Nagara pada minggu ke-12. ditanam sehingga benih dapat digunakan tepat waktu dan
tepat jumlah sesuai kebutuhan.
Berdasarkan persentase benih berkecambah pada masa
simpan < 28 hari setelah panen, varietas Kapuas tergolong
tidak dorman. Varietas Bondoyudo tergolong dorman se- DAFTAR PUSTAKA
dang, dan varietas Kalimas, Barito, Mahakam, Tapus, dan
Nagara tergolong dorman lama. Harahap, Z. 1967. Breeding behaviour of grain dormancy in Oryza
sativa L. Thesis, University of the Philippines at Los Banos. p. 37.
Seluruh varietas dan galur padi yang diuji menunjukkan
Manurung, S.O. dan M. Ismunadji. 1988. Morfologi dan fisiologi padi.
masa patah dormansi benih yang bervariasi, yaitu mulai dari
hlm. 72-73. Dalam M. Ismunadji, S. Partorahardjono, M.
minggu kedua hingga ke-12. Dari 25 varietas dan galur padi Syam, dan A. Widjono (Ed.). Padi. Buku 1. Pusat Penelitian
sawah yang diuji, 10 varietas patah dormansinya secara dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.
sempurna pada minggu ketujuh. Untuk 14 varietas dan galur
Nugraha, U.S. 1992. Prosedur penelitian dalam konteks teknologi
padi gogo yang diuji, empat varietas dormansinya patah benih. Seminar Sehari Peran Litbang (R&D) dalam Bisnis Benih.
sempurna pada minggu keenam. Pada kelompok padi pasang Keluarga Benih, Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih,
surut, dari tujuh varietas dan galur yang diuji, tiga varietas Institut Pertanian Bogor. hlm. 11-12.
patah dormansinya secara sempurna pada minggu ketujuh. Saenong, S., E. Murniati, dan F.A. Bahar. 1989. Dormansi benih
Dengan demikian, minggu keenam dan ketujuh merupakan padi. hlm. 403-412. Dalam M. Ismunadji, M. Syam, dan
puncak patahnya dormansi benih padi. Hasil percobaan ini Yuswadi (Ed.). Padi. Buku 2. Pusat Penelitian dan Pengembangan
sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang mengemu- Tanaman Pangan, Bogor.
kakan bahwa masa dormansi padi cukup beragam yakni 0-11 Silitonga, S.T. 1977. Dormansi pada biji padi. Makalah pada
minggu sejak dipanen (Vieira 1975 dalam Saenong et al. 1989). Seminar Bagian Agronomi. Subbagian Pemuliaan Padi. Lembaga
Pusat Penelitian Pertanian, Bogor. hlm. 3-8.
Siregar, H. 1981. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Sastra
KESIMPULAN DAN SARAN Hudaya, Jakarta. 317 hlm.
UPLB-IRRI. 1970. Seed dormancy in rice. Rice Production Manual.
Varietas padi yang berumur pendek atau genjah (100-115 hari) University of the Philippines at Los Banos (UPLB) and the
tidak selalu memiliki periode dormansi yang pendek. Varietas International Rice Research Institute (IRRI), Laguna, Philip-
Way Rarem dan Dodokan yang masing-masing berumur 105 pines. p. 49-52.

Buletin Teknik Pertanian Vol. 11 No. 2, 2006 71

Anda mungkin juga menyukai