Anda di halaman 1dari 2

memperbanyak syukur

َّ ‫ي َو َعلَى َوالِ َد‬


‫ي‬ َ ‫ك الَّتِي َأ ْن َع ْم‬
َّ َ‫ت َعل‬ َ َ‫َربِّ َأ ْو ِز ْعنِي َأ ْن َأ ْش ُك َر نِ ْع َمت‬
Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah
Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku

Ketika memasuki usia 40 tahun, Allah menuntun kita untuk mulai berdoa
dengan doa dalam Surat Al-Ahqaf ayat 15 yang dimulai dengan meminta ilham,
taufik, petunjuk, dan bimbingan. Agar apa? Agar bersyukur kepada Allah atas
nikmat-nikmat yang telah Dia anugerahkan kepada kita dan kepada orang tua
kita.

Usia 40 tahun adalah saat menginsafi begitu banyak nikmat Ilahi. Sebagaimana
penjelasan para mufassirin bahwa usia ini adalah usia kematangan kedewasaan,
di antara tanda kematangan kedewasaan adalah banyak bersyukur, bukan
banyak mengeluh. Menjadi lebih bijaksana dengan mensyukuri apa yang ada,
bukan menuruti ego dengan merisaukan apa yang hilang atau tiada.

2. Memperbanyak amal shalih


َ ‫َوَأ ْن َأ ْع َم َل‬
َ ْ‫صالِحًا تَر‬
ُ‫ضاه‬
dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai;

Usia 40 tahun adalah masa memperbanyak amal shalih. Maka Allah menuntun
kita untuk meminta taufik agar bisa beramal shalih yang Dia ridhai. Ridha Allah
adalah puncak tujuan seorang hamba dan ketika usia kita memasuki 40 tahun,
ia harus menjadi prioritas utama.

“Aku telah meninggalkan kemaksiatan dan dosa selama 40 tahun karena malu
kepada manusia, kemudian aku meninggalkanya (sesudah itu) karena malu
kepada Allah,” kata Al-Hajjaj bin Abdullah Al-Hakami.

3. Orientasi masa depan anak dan generasi


berikutnya
‫َوَأصْ لِحْ لِي فِي ُذرِّ يَّتِي‬

dan berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak


cucuku.

Pada usia 40 tahun, kita harus memiliki perhatian lebih besar terhadap anak.
Berharap dan mengikhtiarkan kebaikan mereka. Memikirkan masa depan
mereka. Masa depan di akhirat, ketika menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sebagaimana pertanyaan Nabi Ya’qub, maa ta’buduuna min ba’di, apa yang
kamu sembah sesudahku? Tidak pernah menanyakan maa ta’kuluuna min ba’di,
apa yang kamu makan sesudahku?

Berita viral pekan ini tentang seorang anak SD yang dipaksa berhubungan
dengan kucing dan direkam oleh teman-temannya lalu mengalami trauma hebat
hingga meninggal cukuplah menjadi kerisauan kita. Betapa kerasnya tantangan
generasi saat ini dan generasi mendatang di era digital. Betapa pentingnya
membekali anak-anak dengan iman dan akhlak, ilmu dan adab, agar mereka
tidak terjerembab. Selalu mendoakan mereka adalah kunci, sebab Allah-lah
pemilik hati.

4. Bersegera bertaubat
َ ‫ْت ِإلَ ْي‬
‫ك‬ ُ ‫ِإنِّي تُب‬

Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau

Ketika menafsirkan penggalan doa ini, Ibnu Katsir mengatakan, “Di sini
terkandung petunjuk bagi orang yang telah mencapai usia 40 tahun agar
memperbarui taubat kepada Allah dan bertekad teguh atas pertaubatannya.”

Konon, usia 40 adalah dimulainya fase kehidupan baru. Life began at forty.


Seperti apa kebiasaan seseorang di usia 40 tahun, biasanya begitulah ia hingga
akhir hayatnya. Karena taubat menjadi pintu perubahan dan banyak
memperbarui taubat adalah ‘jalan ninja’ untuk meng-upgrade kualitas kita.

5. Banyak berserah diri


َ ‫َوِإنِّي ِم َن ْال ُم ْسلِ ِم‬
‫ين‬

dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.

Memasuki usia 40 tahun, kita harus lebih komitmen berserah diri kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Baik secara umum lebih komitmen sebagai seorang
muslim dengan berserah diri mengikuti syariat-Nya maupun secara khusus lebih
banyak tawakal dan menerima segala ketentuan-Nya.

Betapa banyak masalah rumit yang hanya bisa diselesaikan dengan sebuah
penerimaan. Betapa banyak problematika  besar yang solusinya adalah tawakal.
Tentu bukan berarti meninggalkan ikhtiar.

Anda mungkin juga menyukai