Anda di halaman 1dari 3

Misteri Usia 40 Tahun

Apa Yang Sudah Engkau Persiapan dan Akan Engkau Lakukan?

Perjalanan hidup manusia tidak ada yang tahu, setiap manusia memiliki jalannya masing-
masing yang sudah ditetapkan oleh Sang Khaliq. Apa yang akan terjadi besok atau lusa,
semuanya masih misteri. Hanya usaha, ikhtiar dan kesungguhan yang bisa dilakukan.
Saat di dalam kandungan, saat ruh ditiupkan, pada saat itulah digariskan empat ketetapan
pada manusia meliputi rizkinya, ajalnya, amalnya dan apakah ia termasuk dalam kategori
celaka atau orang yang berbahagia (dalam Terjemah Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi
dalam bab takut kepada Allah). Sejak saat itulah proses kehidupan dimulai, sekian bulan
dalam kandungan, lalu lahir, beranjak menjadi anak-anak, remaja, lalu berkeluarga, tambah
dewasa menua dan akhirnya menanti ajal tiba.
Saat manusia lahir ke dunia, mereka diberikan durasi waktu yang berbeda-beda, semuanya
berjalan berdasarakan ketetapan yang sudah ditentukan. Dalam perjalanan kehidupan
manusia terdapatlah fase yang bisa dikatakan menjadi fase yang cukup krusial. Fase ini
berada disaat manusia telah memasuki usia 40 tahun. Fase kematangan secara intelektual,
emosional, fisik atau yang lain. Namun tak jarang manusia melewatinya begitu saja, tanpa
makna dan tanpa rencana.
Usia 40 tahun dalam Islam sangatlah istimewa. Allah SWT menyebutkan dalam Al-Qur'an
bahwa usia 40 tahun adalah usia di mana manusia mencapai puncak kehidupannya baik dari
segi fisik, intelektual, emosi maupun spiritualnya. Usia 40 tahun dalam Islam adalah puncak
kedewasaan, kebijaksanaan dan kematangan seseorang dalam menapaki hidup di dunia.
Usia 40 tahun dalam khazanah islam, memiliki makna dan kedudukan tersendiri. Jika kita
membaca Sirah Nabawiyah,maka kita akan mengingat bahwa pada usia 40 tahun Nabi
Muhammad SAW diangkat atau diutus oleh Allah menjadi rosul, membawa misi atau risalah
kenabian. Dijelaskan dalam beberapa kitab tafsir bahwa para nabi dan rosul Allah SWT
mayoritas diangkat oleh Allah menjadi rosulnya diusia 40 tahun. Para mufassir berkata :
"Allah tidak pernah mengutus seorang nabi pun kecuali setelah berusia empat puluh tahun”
(terjemah Fathul Qodir,jilid 10, Imam Asy-Syaukani).
Mengenai misteri usia 40 tahun ini, Allah SWT telah berfirman dalam al-Qur’an surat al-
Ahqaf ayat 15.

َ‫صلُهۥُ ثَ ٰلَثُونَ َش ْهرًا ۚ َحتَّ ٰ ٓى ِإ َذا بَلَ َغ َأ ُش َّدهۥُ َوبَلَ َغ َأرْ بَ ِعين‬
َ ٰ ِ‫ض َع ْتهُ ُكرْ هًا ۖ َو َح ْملُهۥُ َوف‬ َ ‫ص ْينَا ٱِإْل ن ٰ َسنَ بِ ٰ َولِ َد ْي ِه ِإحْ ٰ َسنًا ۖ َح َملَ ْتهُ ُأ ُّمهۥُ ُكرْ هًا َو َو‬
َّ ‫َو َو‬
‫ض ٰىهُ َوَأصْ لِحْ لِى فِى ُذرِّ يَّتِ ٓى ۖ ِإنِّى‬ َ ْ‫صلِحًا تَر‬َ ٰ ‫ى َوَأ ْن َأ ْع َم َل‬ َّ َ‫ك ٱلَّتِ ٓى َأ ْن َع ْمتَ َعل‬
َّ ‫ى َو َعلَ ٰى ٰ َولِ َد‬ َ َ‫َسنَةً قَا َل َربِّ َأوْ ِز ْعنِ ٓى َأ ْن َأ ْش ُك َر نِ ْع َمت‬
َ‫ْت ِإلَ ْيكَ َوِإنِّى ِمنَ ْٱل ُم ْسلِ ِمين‬ ُ ‫تُب‬

Artinya: “Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya.
Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah
payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga
apabila dia (anak itu) telah dewasa dan usianya mencapai empat puluh tahun ia berdoa:
"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan
kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang
Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak
cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri".
Dalam Tafsir Munir karya Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili berkenaan dengan surat al-Ahqaf ayat
15 di atas , Beliau menjelaskan bahwa saat manusia genap berusia empat puluh tahun. Pada
saat itulah usia puncak kedewasaan, fase dimana fisik, akal, pemahaman dan kebijaksanaan
telah mencapai batas kesempurnaan. (terjemah Tafsir al-Munir, jilid 13).
Masih berkenan dengan usia 40 tahun, di dalam Tafsir al-Qurtubi dalam penjelasan surat al-
Fatir ayat 37,dijelaskan bahwa Malik berkata: "Aku pemah melihat orang alim di negeri
kami, mereka sibuk dengan dunia dan ilmu serta berbaur dengan manusia lain, sampai
salah seorang dari mereka hampir berusia 40 tahun. Apabila hampir sampai pada usia itu
mereka kemudian mengasingkan diri, dan sibuk dengan persiapan hari akhir sampai ajal
menjemputnya." (terjemah Tafsir al-Qurtubi, jilid 14).
Betapa pentingnya dengan usia 40 tahun, Imam Ghazali dalam kitab Ayyuhal Walad
menyebutkan bahwa :“Tanda berpalingnya Allah Ta’ala dari seorang hamba adalah dia
menyibukkan diri dengan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya. Sesungguhnya seseorang
yang sesaat dari umurnya berlalu, yang dia gunakan untuk selain tujuan dia diciptakan
(ibadah), maka pantaslah untuk menyesal selamanya. Barang siapa yang telah melampaui
usia empat puluh tahun tetapi kebaikannya tidak bisa mengungguli keburukannya,
hendaknya dia bersiap-siap menuju neraka” (terjemah Ayyuhal Walad).
Selanjutnya senada dengan penjelasan imam al Ghazali, menurut imam Nawawi dalam kitab
Riyadhus shalihin yang dijelaskan dalam bab khusus [anjuran menambah amal kebaikan di
usia senja] diuraian bahwa: “penduduk Madinah apabila salah seorang dari mereka
mencapai usia 40 tahun ia mengkhususkan diri untuk ibadah”
Berpijak pada realitas itulah, usia 40 tahun memiliki misteri dan makna tersendiri dalam
perjalanan hidup manusia sampai ajal tiba. Usia 40 tahun adalah alarm bagi setiap manusia
akan segera datangnya tamu (malaikat maut), usia 40 tahun adalah alarm bagi kita untuk
lebih mendekatkan diri kepada allah SWT dengan meningkatkan kualitas ibadah, guna
mengharap ridho Allah SWT sebagai bekal untuk menuju kehidupanan yang sebenarnya.
Karena bagaimanapun juga kehidupan dunia ini, sebagaimana yang diibaratkan oleh Allah
SWT hanyalah “permainan dan senda gurau”. Dan kehidupan akherat adalah sebenar-
benarnya kehidupan. Hal tersebut sebagaimana yang tercantum dalam beberapa ayat al-
Qur’an salah satunya termaktub dalam surat al-Ankabut ayat 64 yang artinya : “Dan
tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya
akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”.
Sungguh merugilah kita semua, jika dalam mengarungi kehidupan dunia yang singkat ini
tidak diisi dengan amal saleh. Karena seiring dengan bertambahnya usia, tanpa disadari
kondisi fisik akan semakin menurun. Uban pun mulai tumbuh, penglihatan, pendengaran,
daya ingat, dan kemampuan berpikir mulai jauh berkurang.
Oleh karena itu, ketika usia kita telah memasui atau menuju usia 40 tahun atau sudah
berusia 40 an tahun, ajaran agama islam telah memberikan tuntunan kepada kita semua
agar mengisinya dengan sesuatu yang dapat mendekatkan diri kita kepada Sang Khaliq.
Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan:
Pertama, memperbanyak doa sebagaimana yang termaktub dalam surat al-Ahqaf ayat 15.
Kedua, selalu mensykuri segala kenikmatan yang Allah anugrahkan kepada kita. Ketiga,
mengingatkan kepada kita dan anak keturunan kita, bahwa setiap kita akan mengalami
tahapan yang sama, mulai dalam kandungan, lahir, bayi, anak-anak, remaja, dewasa
berkeluarga dan masuk usia tua. Menyadari hal tersebut, maka rasa cinta dan bakti kita
kepada kedua orang tua harus semakin meningkat dan tak lupa untuk selalu mengirimkan
do’a kepada keduanya. Keempat, memperbanyak amal kebaikan dan kebajikan dengan
selalu mengharap ridho allah SWT. Kelima, banyak meluangkan waktu dengan keluarga
ditengah-tengah kesibukan yang kita alami dan peran-peran yang kita lakoni. Keenam,
segera bertobat atas segala kesalahan dan kekhilafan yang pernah dilakukan. Ketujuh,
memperbanyak pergaulan dengan orang-orang shaleh. Orang-orang yang senantiasa
memancarkan atau mentransmisikan energi dan nilai-nilai positif, sehingga mampu
menumbuhkan kesadaran pada diri kita untuk selalu berusaha meningkatkan kualitas diri.
Kedelapan, berserah diri kepada Allah SWT dengan terus berusaha meningkatkan kulitas
ubudiyah dan bertaqarrub kepada-Nya
Begitulah pentingnya usia 40 tahun yang akan dilalui oleh setiap manusia dan perjalanan
kehidupan manusia akan dimulai kembali setelah usia mencapai 40 tahun (Life began at
forty). Dan hidup yang sesungguhnya ialah apa saja yang diniatkan, diprioritaskan dan
diperjungkan untuk mendapatkan ridha Allah SWT. Wallahu a’lam bishawab

Anda mungkin juga menyukai