Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL

PENGARUH PENERAPAN MODEL PAKEM ( PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF,


EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN ) TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X DI SMAN 1 SIGI

MATA KULIAH : PENELITIAN PENDIDIKAN SEJARAH

Disusun Oleh:

Nama : Nuranisa

Kelas : A

Nim : A 311 19 046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang diberi kelebihan oleh Allah SWT dengan suatu
bentuk akal. Untuk mengelola akal pikirannya diperlukan adanya suatu pola pendidikan
melalui suatu pembelajaran

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilaksanakan berupa bimbingan atau pimpinan
bagi anak didik agar ia dapat berkembang kearah kedewasaan yang dicita-citakan.
Pendidikan sifatnya mempengaruhi anak dalam rangka membentuk sikap kepribadian anak
yang sesuai dengan keinginan pendidik, yang di dalamnya harus mengandung nilai-nilai
atau norma yang baik, setelah anak mengetahui dan mempunyai keterampilan ia juga harus
dapat menerapkannya dalam kehidupan.

Menurut Mertinis Yamin, pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang


hidup dan selalu berubah lantaran mengikuti perkembangan zaman, teknologi dan budaya
masyarakat.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan seorang guru atau tenaga pendidik harus
memiliki kemampuan dan keterampilan dalam mengajar terutama dalam menyampaikan
materi ajar kepada peserta didiknya, sehingga seorang guru dituntut mampu menggunakan
metode dan model pembelajaran. Seorang guru atau tenaga pendidik perlu mengembangkan
model pembelajaran yang menarik dan interaktif agar siswa dapat tertarik atau lebih
antusias dalam mengikuti suatu proses belajar mengajar.

Menurut Jihad (2010:25) model pembelajaran adalah “ Suatu rencana atau pola
yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi siswa, dan memberi
petunjuk kepada pengajar dikelas dan dalam rencana pengajaran”.Sedangkan menurut
Prawiradilaga (2007:86) model pembelajaran merupakan “Teknik penyajian yang dipilih
dan ditetapkan secara kombinasi, seperti gabungan antara diskusi tim, belajar mandiri,
model proyek, model belajar berbasis masalah pada proses pembelajaran”. Selanjutnya
menurut Syarifudin (2010:2) model pembelajaran adalah “Kombinasi yang tersusun dari
sebagian atau komponen untuk mencapai tujuan belajar mengajar yang terdiri unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk
mencapai tujuan belajar mengajar”.

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan model pembelajaran merupakan suatu
prosedur perencanaan pembelajaran yang digunakan dalam menyusun kurikulum untuk
mengatur materi siswa dan memberikan petunjuk dalam suatu rencana pembelajaran.

Sejarah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sebagai
makhluk hidup yang paling sempurna dalam bentuk dan tingkahlaku. Perilaku manusia
menciptakan masalalu dan masa yang akan datang, bahkan kehidupan sekarang merupakan
putaran dari kehidupan sebelumnya.

Pada hakikatnya, sejarah merupakan mata pelajaran yang menekankan pada


pengembangan konsep serta struktur peristiwa. Namun kadangkala“Pembelajaran sejarah
sering diidentikkan dengan menghafal tanggal, tahun, tempat,tokoh dan rentetan peristiwa
masalalu”(Aman, 2011:39). Hal tersebut terjadi disebabkan karena metode pembelajaran
yang digunakan guru kurang bervariatif sehingga pemahaman mengenai hakikat dibalik
peristiwa sejarah kurang dapat dipahami siswa. Oleh karena itu, pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan(PAKEM)
dapat di lihat jalannya pembelajaran dapat membuat aktif,bukan saja aktif secara fisik tetapi
juga psikisnya dan saling berinteraksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, serta
siswa dengan sumber belajar
Pembelajaran aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik bertanya, mempertanyakan
dan mengemukakan gagasan. Pembelajaran kreatif dimaksudkan guru menciptakan
kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan peserta
didik, juga siswa dapat menjadi kreatif dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran
efektif adalah pembelajaran yang berhasil mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan.
Sedangkan pembelajaran yang menyenangkan adalah suatu pembelajaran yang mempunyai
suasana yang mengasikkan sehingga perhatian peserta didik terpusat secara penuh pada
pelajaran sehingga waktu curah perhatiannya tinggi sehingga pencapaian tujuan yang ada
dalam pembelajaran tercapai dengan baik.

Menurut Asmani (2014: 61) PAKEM merupakan strategi pembelajaran untuk


mengembangkan ketrampilan dan pemahaman siswa, dengan penekanan pada belajar
sambil bekerja (learning by doing). Dalam PAKEM, faktor utamanya adalah guru dan
siswa, keduanya ada dalam interaksi yang dinamis dan kontekstual. Oleh karena itu, guru
perlu mewujudkan situasi pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa untuk berperan aktif
dalam proses pembelajaran, memicu kreatifitas siswa, serta berusaha menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan, sehingga pembelajaran menjadi efektif.

Pada dasarnya guru banyak yang mengetahui hal tersebut, tetapi dalam
penerapannya masih banyak kendala. Disinilah dibutuhkan kemauan dan motivasi yang
kuat dari guru untuk menerapkan PAKEM dikelasnya. Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh penerapan model
pakem (pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan) terhadap minat belajar siswa pada
mata pelajaran sejarah kelas x di SMA Negeru 1 Sigi.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan Model PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif, dan


Menyenangkan.) pada mata pelajaran sejarah kelas X DI SMA Negeri 1 Sigi ?
2. Apa saja Kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan model PAKEM
(Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.) pada mata pelajaran
sejarah ?
3. Bagaimana pengaruh penerapan model PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan.) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas
kelas X DI SMA Negeri 1 Sigi ?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan Rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui :
1. Penerapan Model PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan.) pada mata pelajaran sejarah kelas X DI SMA Negeri 1 Sigi.
2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan model PAKEM (Pembelajaran
Aktif, Kreatif,Efektif dan Menyenangkan.) pada mata pelajaran sejarah kelas X DI
SMA Negeri 1 Sigi.
3. pengaruh penerapan model PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif,Efektif dan
Menyenangkan.) terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas
kelas X DI SMA Negeri 1 Sigi.

1.4 Manfaat

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang


pengaruh penerapan model PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan)
terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran sejarah dan menjawab permasalahan yang
terjadi proses pembelajaran serta minat belajar siswa pada mata pelajaran sejarah.

b. Manfaat Praktis

1). Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan dan mengembangkan model PAKEM


dalam proses pembelajaran. Dan Sebagai acuan untuk memperbaiki praktik-praktik
pembelajaran guru agar menjadi lebih efektif dan efisien sehingga kualitas pembelajaran
dan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran sejarah meningkat.

2). Bagi guru

Manfaat penelitian ini bagi guru yaitu dapat membantu memecahkan permasalahan
dalam proses belajar mengajar dan menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan
interaktif, termasuk cara belajar kelompok. Serta guru berperan sebagai fasilitator yang
dinamis dan kreatif.

3).Bagi siswa

Mamfaat penilitian ini bagi siswa yaitu mendorong perkembangan intelektual siswa
dan penerapan model pembelajaran Akif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)
memperoleh suasana dan pengalaman belajar yang menyenangkan sehingga tidak merasa
jenuh saat mengikuti pembelajaran.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 PENELITIAN

NAMA JUDUL PERBEDAAN PERSAMAAN


NO
1 2 3 4

Upaya Meningkatkan Prestasi


Belajar Siswa Melalui Model
Marni -Kuantitatif
Pembelajaran Pakem (
Arrazak,Rudi,
1. Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Abdillah -Sejarah
Efektif, dan Menyenangkan) Pada
Muhammad.
Mata Pelajaran Sejarah Kelas X
SMA Negeri 1 Pulokulon Tahun
Pelajaran 2008/2009

Khusnul Penerapan PAKEM Untuk -Kuantitatif


2. khatima, Meningktakan Hasil Belajar Siswa
Rafiq,Dwi Pada Mata Pelajaran Biologi Di -Biologi KUANTITATIF
astute Kelas V Min Piyeung Aceh Besar

Strategi Model PAKEM Untuk


-Kualitatif
Darlin Meningkatkan Hasil Belajar IPS
3.
Tuweno Kelas X B Di SMP Negeri 1
-Ips
Dampal Selatan

Pengaruh Penerapan Model


PAKEM
-Kuantitatif
( Pembelajaran Aktif, Kreatif,
4. Nuranisa
Efektif, dan Menyenangkan )
-Sejarah
Terhadap Minat Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas
X Di SMA Negeri 1 Sigi
2.2. KAJIAN TEORI

2.2.1. Pengertian pengaruh, model pembelajaran, minat belajar.

a. Pengertian pengaruh

Pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang
maupun benda serta segala sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada
disekitarnya (Yosin, 2012:1).

Pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari sesuatu benda atau orang dan juga gejala
dalam yang dapat memberikan perubahan yang dapat membentuk kepercayaan atau perubahan
(surakhmad, 2012: 1).

Dapat disimpulkan pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang dapat timbul dari
sesuatu, baik itu watak,orang, benda, kepercayaan dan perbuatan seseorang yang dapat
mempengaruhi lingkungan yang ada di sekitarnya.

b. Pengertian model pembelajaran

Model pembelajaran adalah sebagai suatu desain yang menggambarkan proses rincian
dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi
perubahan atau perkembangan pada diri siswa”. Model pembelajaran adalah suatu pola atau
langkahlangkah pembelajaran tertentu yang diterapkan dan dilaksanakan agar tujuan atau
kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dicapai dengan lebih efektif dan
efisien. Jika hal ini berhasil berarti model pembelajaran tersebut berhasil mengubah dan
meningkatkan kualitas belajar siswa tersebut (Sugiono, 2018).

c. Pengertian minat belajar

1. Pengertian minat

Minat adalah sikap jiwa orang seorang termasuk ketiga fungsi jiwanya (kognisi, konasi, dan
emosi), yang tertuju pada sesuatu dan dalam hubungan itu unsur perasaan yang kuat ( Ahmadi,
2009: 148 ).
Menurut Slameto, (2003:180) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Sedangkan menurut Djaali, (2008: 121) minat adalah rasa lebih
suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian minat
adalah rasa ketertarikan, perhatian, keinginan lebih yang dimiliki seseorang terhadap suatu hal,
tanpa ada dorongan

2. Pengertian belajar

menurut walgito, (2010: 185) belajar merupakan perubahan perilaku yang mengakibatkan
adanya perubahan perilaku ( change in behavior or performance). Sedangkan menurut Whittaker,
(dalam Djamarah 2011:12) merumuskan bahwa “belajar sebagai proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”. Demikian pula menurut Djamarah,
(2011: 13) belajar adalah “serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasi dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor”. Demikian pula menurut Khodijah, (2014; 50)
belajar adalah sebuah proses yang memungkinkan seseorang memperoleh dan membentuk
kompetensi, ketrampilan, dan sikap yang baru melibatkan proses-proses mental internal yang
mengakibatkan perubahan perilaku dan sifatnya relative permanen. Dengan demikian dapat
ditarik kesimpulan bahwa pengertian belajar adalah perubahan dalam diri pelajarnya yang
berupa, pengetahuan, ketrampilan dan tingkah laku akibat dari interaksi dengan lingkungannya.

Dapat disimpulkan bahwa pengertian minat belajar adalah kecenderungan individu untuk
memiliki rasa senang tanpa ada paksaan sehingga dapat menyebabkan perubahan pengetahuan,
ketrampilan dan tingkah laku .

2.2.2. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)

a. Pengertian PAKEM

Menurut (Kurniawan, 2014) Rusman Menyatakan bahwa pengertian “PAKEM adalah


pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses
berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran
dikelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan
pemahaman dan kompetensinya”.

PAKEM adalah sebuah pendekatan yang memungkinkan peserta didik mengerjakan


kegiatan beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap, dan pemahamannya dengan
penekanan belajar sambil bekerja. Sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu
belajar, termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan
dan efektif (Asmani, 2014: 59-60).

Pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) adalah


sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan yang
beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahaman berbagai sumber dan alat
bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik,
menyenangkan, dan efektif.

b. Karakterisitik dan prinsip PAKEM

Karakterisitik PAKEM, meliputi:

1. Aktif: pembelajaran ini memungkinkan peserta didik berinteraksi secara aktif dengan
lingkungan, memanipulasi obyek-obyek yang ada di dalamnya, dalam hal ini guru terlibat secara
aktif, baik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran.

2. Kreatif: Pembelajaran membangun kreatifitas peserta didik dalam berinteraksi dengan


lingkungan, bahan ajar dan sesama peserta didik, utamanya dalam menghadapi tantangan atau
tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam pembelajaran. Guru dituntut untuk kreatif, yaitu
merancang dan melaksanakan PAKEM.

3. Efektif: Efektifitas pembelajaran akan mendongkrak kualitas hasil bekajar peseta didik.

4. Menyenangkan: Pembelajaran diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang


menyenangkan, dengan didukung lingkungan aman, bahan ajar relevan, menjamin bahwa belajar
secara emosional adalah positif, yang pada umunya hal itu terjadi ketika dilakukan bersama
dengan orang lain sebagai dorongan dan selingan humor serta istirahat dan jeda secara teratur.
Selain itu, pembelajaran akan menyenangkan manakala secara sadar pikiran otak kiri dan kanan
sadar, menantang peserta didik berekspresi dan berfikir jauh ke depan, serta mengonsolidasikan
bahan yang sudah dipelajari dengan meninjau ulang dalam periode-periode yang relaks
(Suparlan, 2008: 70-71).

Ciri-ciri atau karakteristik PAKEM adalah: Pembelajarannya mengaktifkan peserta didik,


mendorong kreativitas peserta didik dan guru, pembelajarannya efektif, pembelajarannya
menyenangkan utamanya bagi peserta didik. Dan prinsip PAKEM antara lain:

1. Mengalami: peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun emosional
2. Komunikasi: kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komunikasi antara guru dan
peserta diidik
3. Interaksi: kegiatan pembelajarannyaa memungkinkan terjadinya interaksi multi arah
4. Refleksi: kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta didik memikirkan kembali apa
yang telah dilakukan (Ismail, 2008: 46-47).

Langkah-langkah Penerapan PAKEM

Dalam melaksanakan model PAKEM dalam pembelajaran sebelum-nya perlu diketahui


tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksana-kan PAKEM. Hal-hal tersebut telah
diungkap oleh Sudrajat (2009) sebagai berikut:

a. Memahami sifat yang dimiliki anak,

b. Mengenal anak secara perorangan,

c. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar,

d. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan kemampuan memecahkan masalah,

e. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.

f. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar,

g. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar,

h. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental.


Dengan ini, diharapkan guru mampu melaksanakan model PAKEM dengan tepat dan
sesuai.

Adapun langkah-langkah penerapan PAKEM adalah sebagai berikut:

1. Persiapan dan Memotivasi Belajar Siswa Langkah awal yaitu menciptakan kondisi belajar
siswa dengan PAKEM yaitu pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Motivasi bertujuan untuk mengaktifkan kekuatan mental siswa menjadi penggerak belajar.

2. Tahap Pelaksanaan dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Salah satu upaya


mengoptimalkan perubahan pengetahuan keterampilan dan sikap ilmiah yang ada pada diri
siswa adalah menggunakan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), dimana panutan
pembelajaran mengarah kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual dan emosional
siswa terhadapa materi pembelajaran. Dengan CBSA siswa diharapkan akan lebih mampu
mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimilikinya secara penuh.
Selain itu siswa diharapakan lebih terlatih berprakarsa berpikir secara teratur, krtitis, dan
dapa menyelesaikan masalah IPA sehari-hari serta lebih terampil.

3. Memilih Media Pembelajaran Media yang digunakan dalam pembelajaran dapat menyalur
pesan kepada peneriam, sehingga dapat merancang pikiran, perasaan, dan minat serta
perhatian siswa sedemikian rupa, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar
mengajar. Dengan demikian siswa akan senang dan tidak jenuh selama proses belajar
mengajar berlangsung

4. Evaluasi Tahap terakhir yaitu evaluasi, yaitu mengadakan penilaian terhadap pemahaman
siswa melalui tes.

2.2.3. Mata Pelajaran Sejarah

Mata pelajaran sejarah adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan atau peristiwa-
peristiwa penting dimasa lampau dan memiliki pengaruh besar dalam kehidupan sosial, politik,
ekonomi, dan sendi-sendi kehidupan lainnya dalam masyarakat. Mata pelajaran sejarah
merupakan cabang ilmu tersendiri karena mempunyai arti yang sangat strategis dalam
pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia
indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air (Hartono Kasmadi, 2001:16).
Tujuan mempelajari sejarah bagi peserta didik adalah agar peserta didik mempunyai
kemampuan berfikir historis dan pemahaman sejarah. Melalui pengajaran sejarah pesrta didik
mampu mengembangkan kompetensi untuk berfikir secara kronologis dan mengetahui
pengetahuan tentang masa lampau yang dapat digunakan untuk menjelaskan proses
perkembangan dan perubahan masyarakat serta keseragaman sosial dan budaya.

Menurut Hartono Kasmadi, (2001:16) sejarah merupakan satu bagian dari kelompok ilmu
yang berdiri sendiri. Tujuan yang luhur dari sejarah untuk diajarkan pada semua jenjang sekolah
adalah: “menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air, bangsa dan negara serta sadar untuk
menjawab untuk apa ia dilahirkan”.

Pelajaran sejarah merupakan salah satu unsur utama dalam pendidikan politik bangsa.
Lebih jauh lagi pengajaran sejarah merupakan sumber inspirasi terhadap hubungan antarbangsa
dan negara. Dan siswa dapat memahami bahwa ia merupakan bagian dari masyarakat, negara,
dan dunia. Melihat sedemikian pentingnya mata pelajaran sejarah, maka seorang guru harus bisa
mengembangkan dan melakukan inovatif terhadap pembelajaran sejarah, yang terkesan oleh
peserta didik membosankan. Dalam pengajaran sejarah, metode dan pendekatan serta model
yang telah dipilih dan merupakan alat komunikasi yang baik antara pengajar dan siswa, sehingga
setiap pengajaran dan setiap uraian sejarah yang disajikan dapat memberikan motivasi belajar.

Peran guru dalam pembelajaran sejarah sangat penting terutama dalam menerapkan model
pembelajaran yang bervariasi dan yang menarik dapat menggugah minat belajar peserta didik
pada mata pelajaran sejarah .

2.2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa

Dalam pengertian sederhana, minat adalah keinginan terhadap sesuatu tanpa ada paksaan.
Dalam minat belajar seorang siswa memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
yang berbeda-beda. Menurut Syah, (2003: 132) membedakannya menjadi tiga macam, yaitu:

1. Faktor internal Adalah faktor dari dalam diri siswa yang meliputi dua aspek, yakni:
a) aspek fisiologis

Kondisi jasmani dan tegangan otot (tonus) yang menandai tingkat kebugaran tubuh siswa,
hal ini dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam pembelajaran.
b) Aspek psikologis

Aspek psikologis merupakan aspek dari dalam diri siswa yang terdiri dari, intelegensi,
bakat siswa, sikap siswa, minat siswa, motivasi siswa.

2. Faktor Eksternal Siswa

Faktor eksternal terdiri dari dua macam, yaitu faktor lingkungan social dan faktor
lingkungan nonsosial

a) Lingkungan Sosial

Lingkungan social terdiri dari sekolah, keluarga, masyarakat dan teman sekelas

b) Lingkungan Non sosial

Lingkungan Non social terdiri dari gedung sekolah dan letaknya, faktor materi pelajaran,
waktu belajar, keadaan rumah tempat tinggal, alat-alat belajar.

3. Faktor Pendekatan

Belajar Faktor pendekatan belajar yaitu segala cara atau strategi yang digunakan siswa
dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi tertentu maupun di
lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
2.2.5. Kerangka Pikir

Untuk meningkatkan minat belajar siswa, khususnya mata pelajaran Sejarah, berbagai
metode dan model belajar telah dilakukan guru dengan penerapan model PAKEM, diharapkan
hasil penerapan model PAkEM dapat berpengaruh meningkatkan minat belajar siswa. Bagan
kerangka berfikir model PAKEM sebagai berikut:

Masalah
Minat belajar
siswa pada
Guru Model SISWA HASIL
mata
PAKEM
pelajaran
sejarah

1. Everyone is teacher here


2. Index Card Match
3. Teka-teki Sejarah

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir

Berdasarkan kerangka berfikir di atas, guru di dalam proses belajar mengajar


menggunakan model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM).
Penggunaan model pembelajaran PAKEM disampaikan secara fleksibel sesuai dengan waktu
yang digunakan.
2.2.5 Indikator Sikap

A. Sikap Spiritual

1) Beriman Kepada Tuhan Yang Maha Esa

2) Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa

3) Bersyukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa

B. Sikap Sosial

1) Jujur

2) Disiplin

3) Tanggung Jawab

4) Peduli

5) Toleransi

6) Gotong Royong

7) Santun dan Sopan

8) Percaya Diri ( Kemdikbud, 2014)


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

a. Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif adalah sebuah penyelidikan tentang masalah sosial berdasarkan pada
pengujian sebuah teori yang terdiri dari variabel-variabel, diukur dengan angka, dan dianalisis
dengan prosedur statistik untuk menentukan apakah generalisasi prediktif teori tersebut benar.
(Creswell,1944).
Penelitian kuantitatif adalah penelitian empiris di mana data-datanya dalam bentuk sesuatu
yang dapat dihitung. Penelitian kuantitatif mengamati pengumpulan dan analisis data dalam
bentuk numerik. (Pukulan,1988).
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang didasarkan pada asumsi, kemudian ditentukan
variabel, dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode-metode penelitian yang valid,
dalam penelitian kuantitatif. (Nana Sudjana dan Ibrahim,2001).

Karakeristik Penelitian Kuantitatif


Menurut (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2001: 6-7; Suharsimi Arikunto, 2002 : 11; Johnson,
2005; dan Kasiram, 2008: 149-150) karakteristik penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan pola berpikir deduktif (rasional – empiris atau top-down ), yang berusaha
memahami suatu fenomena dengan cara menggunakan konsep-konsep yang umum untuk
menjelaskan fenomena-fenomena yang bersifat khusus.
2. Logika yang dipakai adalah logika positivistik dan menghindari hal-hal yang bersifat subjektif.
3. Proses penelitian mengikuti prosedur yang telah direncanakan.
4.Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk menyusun ilmu nomotetik yaitu ilmu yang
berupaya membuat hokum-hukum dari generalisasinya.
5. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, dan sumber data yang dibutuhkan, serta alat
pengumpul data yang dipakai sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
6. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan alat yang objektif dan
baku.
7. Melibatkan penghitungan angka atau kuantifikasi data.
8. Peneliti menempatkan diri secara terpisah dengan objek penelitian, dalam arti dirinya tidak
terlibat secara emosional dengan subjek penelitian.
9. Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul.
10. Dalam analisis data, peneliti memahami teknik-teknik statistik.
11. Hasil penelitian berupa generalisasi dan prediksi, lepas dari konteks waktu dan situasi.
12. Penelitian jenis kuantitatif disebut juga penelitian ilmiah

Tipe-tipe Penelitian Kuantitatif


Dalam melakukan penelitian, peneliti dapat menggunakan metoda dan rancangan
(design) tertentu dengan mempertimbangkan tujuan penelitian dan sifat masalah yang dihadapi.
Berdasarkan sifat-sifat permasalahannya, penelitian kuantitatif adalah dapat dibedakan menjadi
beberapa tipe sebagai berikut (Suryabrata, 2000 : 15 dan Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 69
– 78). Jenis-jenis Penelitian Kuantitatif Adalah:

1. Penelitian deskriptif
2. Penelitian korelasional
3. Penelitian kausal komparatif
4. Penelitian tindakan
5. Penelitian perkembangan
6. Penelitian eksperimen.

3.2. Lokasi dan Waktu


3.2.1. Lokasi
SMAN Negeri 1 Sigi adalah salah satu satuan pendidikan dengan jenjang SMA di Lolu,
Kec. Sigibiromaru, Kab. Sigi, Sulawesi Tengah. Dengan pokok pikiran bahwa di SMA Negeri 1
sigi tersebut efektif untuk melakukan penerapan model PAKEM pada mata pelajaran sejarah dan
dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan.
3.2.2 Waktu

N
Nama Kegiatan Oktober November Desember
O
Kegiatan awal

1. Pengajuan Judul
A
2. Persetujuan Judul
3. Observasi
Kegiatan Penelitian
1. Penyusunan instrument
B 2. Pengujicobaan Instrumen
3 Analisis Hasil Penelitian
4. Bimbingan
kegiatan Akhir
1. Pengumpulan Data
C 2. Pengolahan Data
3. Analisi Data
4. Pengambilan keputusan
5. Laporan Akhir

3.3. Variabel dan Definisi Operasional

3.3.1 Variabel

Variabel kuantitatif, yaitu variabel yang sinambung, yang memiliki nilai berhubungan
atau ada dalam beberapa tingkatan (degree) yang sinambung dari “kurang kepada lebih)” serta
dapat menerapkan angka (numeral) terhadap individu atau objek yang berbeda untuk
menunjukkan berapa banyak variabel yang mereka miliki. Variabel ini sekurang-kurangnya
mempunyai nilai tata jenjang, serta dapat dinyatakan dalam pecahan. Dengan demikian peneliti
mengkategorikan kelas X yang terlibat pada model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan ( PAKEM) pada sekolah SMA Negeri 1 Sigi. Berdasarkan judul “pengaruh
penerapan model pakem ( pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan ) terhadap
minat belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas x di sman 1 sigi.”
Untuk memudahkan pemahaman tentang status variabel yang di kaji maka identifikasi
variabel dalam penelitian adalah pengaruh penerapan model PAKEM Terhadap minat belajar
siswa, sikap siswa, implementasi.

3.3.2. Definisi Variabel


3.2.4 Operasional Variabel penelitian
a. pengaruh penerapan model PAKEM Terhadap minat belajar siswa
Budimansyah, (2008:71) menjelaskan bahwa secara garis besar PAKEM dapat dijelaskan
keterlibatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran yaitu (1) Siswa terlibat dalam berbagai
kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanaan pada
belajar melalui berbuat (learning by doing). (2) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan
cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar
untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa, (3) Guru
mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan
menyediakan “pojok baca”, dan (3) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan
interaktif.
Di sekolah siswa biasanya ada yang malas dalam belajar dan mengikuti pembelajaran
serta terkadang siswa hanya cenderung diam di dalam kelas. Nah melalui Penerapan model
Pembelajaran Aktif. Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) salahsatu cara guru untuk
melibatkan siswa dalam pembelajaran yang terlibat dalam kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan siswa serta siswa aktif dalam pembelajaran tidk hanya itu tapi
pembelajaran yang tidak menoton yaitu dengan Guru menggunakan berbagai alat bantu dan
cara membangkitkan semangat siswa dalam belajar sehingga diharapkan melalui penerapan
PAKEM dapat meningkatkan minat belajar siswa.

b. Sikap
Baron dan Byrne, (2002) mendifinisikan sikap sebagai penilaian subjektif seseorang
terhadap suatu objek. Sikap adalah respons evaluatif yang diarahkan seseorang terhadap orang,
benda, peristiwa dan perilaku sebagai objek sikap Sikap melibatkan kecenderungan respon
yang bersifat prefensal Sikap sebagai respons evaluatif menunjukan ekspresi suka atau tidak
suka, setuju atau tidak setuju, mendekati atau menghindari dan tertank atau tidak tertank
terhadap objek sikap.
Sikap merupakan suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau
objek sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan gejala kejiwaan yang lain
(Notoatmodjo, 2012).

c. Implementasi
Menurut Mulyadi, (2015:12) implementasi mengacu pada tindakan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan. Tindakan ini berusaha untuk
mengubah keputusan-keputusan tersebut menjadi pola-pola operasional serta berusaha
mencapai perubahanperubahan besar atau kecil sebagaimana yang telah diputuskan
sebelumnya. Implementasi pada hakikatnya juga merupakan upaya pemahaman apa yang
seharusnya terjadi setelah program dilaksanakan.
Implementasi menurut teori Jones (Mulyadi, 2015:45): “Those Activities directed toward
putting a program into effect” (proses mewujudkan program hingga memperlihatkan hasilnya),
sedangkan menurut Horn dan Meter: “Those actions by public and private individual (or
group) that are achievement or objectives set forth in prior policy” (tindakan yang dilakukan
pemerintah). Jadi implementasi adalah tindakan yang dilakukan setelah suatu kebijakan
ditetapkan. Implementasi merupakan cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya.
3.4 Indikator Variabel

No Variabel Indikator
1. Model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Menyiapkan model PAKEM yaitu :
Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM). 1. everyone is a teacher here (Setiap Murid
sebagai guru)
2. indeks card match (Mencari Jodoh Kartu
Tanya jawab)
3. TTS (Teka Teki Sejarah).

2. Sikap A. Sikap Spiritual


1) Beriman Kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
3) Bersyukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa
B. Sikap Sosial
1) Jujur
2) Disiplin
3) Tanggung Jawab
4) Peduli
5) Toleransi
6) Gotong Royong
7) Santun dan Sopan
8) Percaya Diri ( Kemdikbud, 2014)

3. Implementasi 1. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)


2. Media pembelajaran
3. Implementasi
3.5 Pengumpulan Data

Pengumpulan Data Efektivitas suatu penelitian sangat ditentukan atau dibuktikan melalui
validitas dan objektivitas instrumen penelitiannya. Instrumen tersebut akan menjangkau semua
variabel penelitian dan berupaya untuk melacak sumber-sumber data secara akurat. Agar tujuan
pelaksanaan penelitian terwujud, maka instrumen penelitian harns difungsikan semaksimal
mungkin untuk memperoleh jenis data dan tingkat kepercayaan terhadap data itu. Oleh karena
itu, untuk memudahkan peneliti dalam pengumpulan data, maka penulis menggunakan beberapa
instrumen sebagai alat pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Pedoman Angket

Angket ini tertuang pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk memperoleh
informasi tentang Penerapan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan pada
mata pelajaran pendidikan agama Islam. Jenis angket yang digunakan oleh peneliti adalah
angket campuran bentuk campuran dari angket tertutup dan angket terbuka. Jadi peneliti bisa
menggunakan alternatif jawaban terbuka, agar responden leluasa dalam menjawab. Tetapi juga
terdapat angket tertutup yang mana responden sudah diberikan pilihan jawabannya yaitu
pertanyaan yang menuntut kepada responden untuk menjawab dengan memilih jawaban yang
telah disediakan.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan sejumlah data pelengkap tentang
penerapan PAKEM pada mata pelajaran sejarah dan wawancara ini dilakukan langsung oleh
peneliti dengan guru SMA Negeri 1 Sigi. Adapun jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti
38 adalah wawancara terstruktur yaitu wawancara yang dilakukan dengan membawa sederetan
pertanyaan lengkap dan terperinci.
3.6 Analisis Data

Setelah data yang diperlukan telah rampung, penulis mengelolahnya dengan


menggunakan metode pengolahan data menurut sifat data. Data yang bersifat kuantitatif diolah
dengan analisis deskriptif dengan menggunakan rumus persentase yaitu :

= 100%

Keterangan:

F : Frekwensi yang sedang dicari persentasenya

N : Number of coses (jumlah frekwensi/banyaknya individu)

P : Angka persentase

3.7 Instrumen
3.7.1 Indikator Variabel
A. Langkah-Langkah penerapan model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
(PAKEM).
1. Menyiapkan model PAKEM everyone s a teacher here (Setiap Murid sebagai guru)
kemudian membagikan secarik kertas kepada seluruh peserta didik. Minta mereka untuk
menuliskan satu soal tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari dalam kelas. sebuah
topik yang didiskusikan diKumpulkan kertas, acak kertas tersebut kemudian bagikan kepada
setiap peserta didik. Pastikan bahwa tidak ada peserta didik yang menerima soal yang ditulis
sendiri. Minta mereka untuk membaca dalam hati soal dalam kertas tersebut kemudian
memikirkan jawabannya. Minta peserta didik secara sukarela untuk membacakan soal
tersebut dan menjawabnya. Setelah jawaban diberikan, mintalah perserta didik lainnya untuk
menambahkan.Lanjutkan dengan sukarelawan berikutnya.
2. Menyiapkan model PAKEM indeks card match (Mencari Jodoh Kartu Tanya jawab) dengan
hal ini peneliti membuat potongan kartu sejumlah siswa dalam kelas dan kartu tersebut
dibagi menjadi dua kelompok.kemudian menulis pertanyaan tentang materi yang telah
diberikan sebelumnya yang telah dipersiapkan. Setiap kartu satu pertanyaan dan
jawaban. Kocok semua kartu sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban. bagi setiap
siswa satu kartu sebagian siswa akan mendapatkan soal dan jawaban.Minta siswa untuk
mencari pasangannya. Jika sudah ada yang menemukan pasangannya, mintalah siswa untuk
duduk berdekatan. Setelah siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, minta setiap
pasangan secara bergantian membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras kepada
temannya. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya.
3. TTS (Teka Teki Sejarah). mengaplikasikan teka-teki silang sebagai media pembelajaran
yaitu pertama-tama mendemonstrasikan permainan tersebut, penulis membuat teka-teki
silang sesuai bahan yang akan di ajarkan. Cara penulis menyiapkan bahan yang akan
diajarkan, setelah bahan dipersiapkan guru membuat sebuah pertanyaan dan jawaban yang
singkat saja. Kemudian penulis membuat ruang-ruang kosong atau kotak-kotak untuk
mengisi huruf-huruf yang sesuai yang terdiri dari ruang mendatar dan menurun. Semua siswa
harus mengerjakannya kemudian diberi batas waktu 30 menit. Setelah waktu menjawab
selesai pekerjaan ditukar dengan teman beda bangku untuk diperiksa dan hasilnya
disampaikan oleh pengajar.
B. Sikap

A. Sikap Spiritual

1) Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa

 Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan setiap perbuatan.


 Menerima semua pemberian dan keputusan Tuhan Yang Maha Esa dengan ikhlas.
 Berusaha semaksimal mungkin untuk meraih hasil atau prestasi yang diharapkan
(ikhtiar).
 Berserah diri (tawakal) kepada Tuhan Yang Maha Esa setelah selesai melakukan usaha
maksimal (ikhtiar).

2) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

 Menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.


 Memberi salam pada saat awal dan akhir pembelajaran.
 Menjaga lingkungan hidup di sekitar rumah tempat tinggal, sekolah, dan masyarakat.
 Memelihara hubungan baik dengan sesama makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
 Menghormati orang lain dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.

3) Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

 Mengucapkan kalimat pujian kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan karunia-
Nya.
 Memanfaatkan kesempatan belajar dengan sebaik-baiknya untuk meraih kesuksesan
dalam pendidikan.
 Mensyukuri kekayaan alam Indonesia dengan memanfaatkannya semaksimal mungkin.

B. Sikap Sosial

1) Jujur

 Tidak menyontek dalam ujian/ulangan.


 Tidak mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumbernya.
 Mengungkapkan perasaan apa adanya
 Menyerahkan barang yang ditemukan kepada yang berhak
 Membuat laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya
 Mengakui setiap kesalahan yang diperbuat
 Mengakui kekurangan yang dimiliki
 Menyampaikan informasi sesuai dengan fakta yang ada.

2) Disiplin

 Datang ke sekolah dan pulang dari sekolah tepat waktu


 Patuh pada tata tertib atau aturan sekolah
 Mengerjakan setiap tugas yang diberikan
 Mengumpulkan tugas tepat waktu
 Mengikuti kaidah berbahasa yang baik dan benar
 Memakai seragam sesuai dengan ketentuan yang berlaku
 Membawa perlengkapan belajar sesuai dengan mata pelajaran
3) Tanggung Jawab

 Melaksanakan setiap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.


 Melaksanakan tugas individu dengan baik
 Menerima resiko dari setiap tindakan yang dilakukan
 Tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat
 Mengembalikan barang yang dipinjam
 Membayar semua barang yang dibeli
 Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
 Menepati janji

4) Peduli

 Membantu orang yang membutuhkan


 Tidak melakukan aktivitas yang mengganggu dan merugikan orang lain
 Melakukan aktivitas sosial untuk membantu orang-orang yang membutuhkan
 Memelihara lingkungan sekolah
 Membuang sampah pada tempatnya
 Mematikan kran air yang mengucurkan air
 Mematikan lampu yang tidak digunakan
 Tidak merusak tanaman di lingkungan sekolah

5) Toleransi

 Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat


 Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya
 Dapat menerima kekurangan orang lain
 Dapat memaafkan kesalahan orang lain
 Mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki keberagaman latar
belakang, pandangan, dan keyakinan
 Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan pada orang lain
 Menerima perbedaan dengan orang lain dalam hal sikap, perilaku, tradisi, suku, bahasa,
dan agama.
6) Gotong Royong

 Terlibat aktif dalam bekerja bakti membersihkan kelas atau sekolah


 Bersedia melakukan tugas sesuai kesepakatan bersama
 Bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalan
 Aktif dalam kerja kelompok
 Memusatkan perhatian pada tujuan kelompok
 Tidak mendahulukan kepentingan pribadi
 Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat/pikiran antara diri sendiri dengan
orang lain

7) Santun atau Sopan

 Menghormati orang yang lebih tua.


 Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan tidak menyakitkan.
 Tidak meludah di sembarang tempat.
 Tidak menyela pembicaraan orang lain pada waktu yang tidak tepat
 Mengucapkan terima kasih kepada orang yang membantunya
 Bersikap 3S (salam, senyum, sapa)
 Meminta ijin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan barang milik
orang lain
 Memperlakukan orang lain sebagaimana memperlakukan dirinya sendiri.

8. Percaya Diri

 Berpendapat atau melakukan tindakan tanpa ragu-ragu.


 Mampu membuat keputusan dengan cepat
 Berani presentasi di depan kelas
 Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan di hadapan guru dan teman-
temannya (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018)
C. Implementasi
 Pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) di buat tiga kali
 Media pembelajaran yang digunakan di buat tiga kali dan berbeda beda setiap pertemuan
tetapi medianya dibuat sesuai dengan pelaksanaan Pembelaaran Aktif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan (PAKEM).
 Implementasi model Pembelaaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM )
di lakukan tiga kali dan melakukan pengamatan terhadap hasil pengarauh dari model
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Sugiono, 2018. “ Pengertian PAKEM”, Jurnal Kurikulum dan Pembelajaran (online), http//Sri
Melda Mentali. Wordpress. Com, diakses 16 Agustus 2011.

Sayono, Joko. 2013. “Pembelajaran Sejarah Di Sekolah: Dari Pragmatis Ke Idealis.” Jurnal
Sejarah Dan Budaya 7(1): 9–17.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijhe%0APENGARUH.

Maaruf, Z, Implementasi Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)


untuk Pendidikan Sains, Jurnal Geliga 3, 2009, 2.
Indrawati ( pembelajaran-aktif- kreatif-efektif-dan.Menyenangkan Januari 26. 2011
Sudrajat, Ahmad. 2 0 1 1 . “Konsep PAKEM”, Jurnal Kurikulum dan Pembelajaran (online).
http//Ahmadsudrajat. Wordpress. Com, diakses 16 Agustus 2011

Bruno, L. Model Pembelajaran PAKEM dan Berpikir Induktif. J. Chem. Inf. Model. 53, 1689–
1699 (2019).

Rahmat Pupu Saeful.2009. Penelitian Kualitatif. Equilibirium, 5 (9): 1-8

F. A. Huda, “Pengertian dan Langkah-langkah Model Pembelajaran PAKEM (Pembelajaran,


Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan),” 2018. http://fatkhan.web.id/pengertian-
danlangkah-langkah-model-pembelajaran-pakem-pembelajaran-aktif-kreatif-
efektifmenyenangkan/#:~:text=PAKEM adalah sebuah model pembelajaran,belajar
termasuk pemanfaatan lingkungan supaya (accessed Nov. 12, 2020).

Depdiknas, (2008). Model Pembelajaran. Jakarta. Dirjen Pendasmen Direktorat Pendidikan TK


dan SD

Ma’mur Asmani, Jamal, 7 Tips Aplikasi PAKEM ( Pembelajaran Aktif, kreatif Efektif dan
Menyenangkan) ,Yogyakrta : DIVA Press, 2011.

Budimansyah, Dasim, Suparlan & Meirawan Danny. PAKEM, Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif Dan Menyenagkan, Bandung : PT Genesindo, 2009.
Khoiru Ahmadi, Lif & Amri, Sofan. PAIKEM GEMBROT, Mengembangkan Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira dan Berbobot. Jakarta : Prestasi
Pustaka, 2011.

Ahmad Sudrajat, “Konsep PAKEM”, Jurnal Kurikulum dan Pembelajaran (online),


http//Ahmadsudrajat. Wordpress. Com, diakses 16 Agustus 2011

Sri Melda Mentali, “Pengertian PAKEM”, Jurnal Kurikulum dan Pembelajaran (online), http//Sri
Melda Mentali. Wordpress. Com, diakses 16 Agustus 2011.

Bambang Presetyo. Metedologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo, 2005.

Zulfahmi, Indikator Pembelajaran Aktif dalam Konteks Pengimplementasian Pendekatan


Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM), Jurnal Al-Ta’lim, Jilid
I, Nomor 4, 2013

Anda mungkin juga menyukai