Disusun Oleh:
Nama : Nuranisa
Kelas : A
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk yang diberi kelebihan oleh Allah SWT dengan suatu
bentuk akal. Untuk mengelola akal pikirannya diperlukan adanya suatu pola pendidikan
melalui suatu pembelajaran
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilaksanakan berupa bimbingan atau pimpinan
bagi anak didik agar ia dapat berkembang kearah kedewasaan yang dicita-citakan.
Pendidikan sifatnya mempengaruhi anak dalam rangka membentuk sikap kepribadian anak
yang sesuai dengan keinginan pendidik, yang di dalamnya harus mengandung nilai-nilai
atau norma yang baik, setelah anak mengetahui dan mempunyai keterampilan ia juga harus
dapat menerapkannya dalam kehidupan.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan seorang guru atau tenaga pendidik harus
memiliki kemampuan dan keterampilan dalam mengajar terutama dalam menyampaikan
materi ajar kepada peserta didiknya, sehingga seorang guru dituntut mampu menggunakan
metode dan model pembelajaran. Seorang guru atau tenaga pendidik perlu mengembangkan
model pembelajaran yang menarik dan interaktif agar siswa dapat tertarik atau lebih
antusias dalam mengikuti suatu proses belajar mengajar.
Menurut Jihad (2010:25) model pembelajaran adalah “ Suatu rencana atau pola
yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi siswa, dan memberi
petunjuk kepada pengajar dikelas dan dalam rencana pengajaran”.Sedangkan menurut
Prawiradilaga (2007:86) model pembelajaran merupakan “Teknik penyajian yang dipilih
dan ditetapkan secara kombinasi, seperti gabungan antara diskusi tim, belajar mandiri,
model proyek, model belajar berbasis masalah pada proses pembelajaran”. Selanjutnya
menurut Syarifudin (2010:2) model pembelajaran adalah “Kombinasi yang tersusun dari
sebagian atau komponen untuk mencapai tujuan belajar mengajar yang terdiri unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk
mencapai tujuan belajar mengajar”.
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan model pembelajaran merupakan suatu
prosedur perencanaan pembelajaran yang digunakan dalam menyusun kurikulum untuk
mengatur materi siswa dan memberikan petunjuk dalam suatu rencana pembelajaran.
Sejarah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sebagai
makhluk hidup yang paling sempurna dalam bentuk dan tingkahlaku. Perilaku manusia
menciptakan masalalu dan masa yang akan datang, bahkan kehidupan sekarang merupakan
putaran dari kehidupan sebelumnya.
Pada dasarnya guru banyak yang mengetahui hal tersebut, tetapi dalam
penerapannya masih banyak kendala. Disinilah dibutuhkan kemauan dan motivasi yang
kuat dari guru untuk menerapkan PAKEM dikelasnya. Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh penerapan model
pakem (pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan) terhadap minat belajar siswa pada
mata pelajaran sejarah kelas x di SMA Negeru 1 Sigi.
1.2 Rumusan Masalah
1.4 Manfaat
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
Manfaat penelitian ini bagi guru yaitu dapat membantu memecahkan permasalahan
dalam proses belajar mengajar dan menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan
interaktif, termasuk cara belajar kelompok. Serta guru berperan sebagai fasilitator yang
dinamis dan kreatif.
3).Bagi siswa
Mamfaat penilitian ini bagi siswa yaitu mendorong perkembangan intelektual siswa
dan penerapan model pembelajaran Akif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)
memperoleh suasana dan pengalaman belajar yang menyenangkan sehingga tidak merasa
jenuh saat mengikuti pembelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 PENELITIAN
a. Pengertian pengaruh
Pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang
maupun benda serta segala sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada
disekitarnya (Yosin, 2012:1).
Pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari sesuatu benda atau orang dan juga gejala
dalam yang dapat memberikan perubahan yang dapat membentuk kepercayaan atau perubahan
(surakhmad, 2012: 1).
Dapat disimpulkan pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang dapat timbul dari
sesuatu, baik itu watak,orang, benda, kepercayaan dan perbuatan seseorang yang dapat
mempengaruhi lingkungan yang ada di sekitarnya.
Model pembelajaran adalah sebagai suatu desain yang menggambarkan proses rincian
dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi
perubahan atau perkembangan pada diri siswa”. Model pembelajaran adalah suatu pola atau
langkahlangkah pembelajaran tertentu yang diterapkan dan dilaksanakan agar tujuan atau
kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dicapai dengan lebih efektif dan
efisien. Jika hal ini berhasil berarti model pembelajaran tersebut berhasil mengubah dan
meningkatkan kualitas belajar siswa tersebut (Sugiono, 2018).
1. Pengertian minat
Minat adalah sikap jiwa orang seorang termasuk ketiga fungsi jiwanya (kognisi, konasi, dan
emosi), yang tertuju pada sesuatu dan dalam hubungan itu unsur perasaan yang kuat ( Ahmadi,
2009: 148 ).
Menurut Slameto, (2003:180) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Sedangkan menurut Djaali, (2008: 121) minat adalah rasa lebih
suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian minat
adalah rasa ketertarikan, perhatian, keinginan lebih yang dimiliki seseorang terhadap suatu hal,
tanpa ada dorongan
2. Pengertian belajar
menurut walgito, (2010: 185) belajar merupakan perubahan perilaku yang mengakibatkan
adanya perubahan perilaku ( change in behavior or performance). Sedangkan menurut Whittaker,
(dalam Djamarah 2011:12) merumuskan bahwa “belajar sebagai proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”. Demikian pula menurut Djamarah,
(2011: 13) belajar adalah “serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasi dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor”. Demikian pula menurut Khodijah, (2014; 50)
belajar adalah sebuah proses yang memungkinkan seseorang memperoleh dan membentuk
kompetensi, ketrampilan, dan sikap yang baru melibatkan proses-proses mental internal yang
mengakibatkan perubahan perilaku dan sifatnya relative permanen. Dengan demikian dapat
ditarik kesimpulan bahwa pengertian belajar adalah perubahan dalam diri pelajarnya yang
berupa, pengetahuan, ketrampilan dan tingkah laku akibat dari interaksi dengan lingkungannya.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian minat belajar adalah kecenderungan individu untuk
memiliki rasa senang tanpa ada paksaan sehingga dapat menyebabkan perubahan pengetahuan,
ketrampilan dan tingkah laku .
a. Pengertian PAKEM
1. Aktif: pembelajaran ini memungkinkan peserta didik berinteraksi secara aktif dengan
lingkungan, memanipulasi obyek-obyek yang ada di dalamnya, dalam hal ini guru terlibat secara
aktif, baik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran.
3. Efektif: Efektifitas pembelajaran akan mendongkrak kualitas hasil bekajar peseta didik.
1. Mengalami: peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun emosional
2. Komunikasi: kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komunikasi antara guru dan
peserta diidik
3. Interaksi: kegiatan pembelajarannyaa memungkinkan terjadinya interaksi multi arah
4. Refleksi: kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta didik memikirkan kembali apa
yang telah dilakukan (Ismail, 2008: 46-47).
1. Persiapan dan Memotivasi Belajar Siswa Langkah awal yaitu menciptakan kondisi belajar
siswa dengan PAKEM yaitu pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Motivasi bertujuan untuk mengaktifkan kekuatan mental siswa menjadi penggerak belajar.
3. Memilih Media Pembelajaran Media yang digunakan dalam pembelajaran dapat menyalur
pesan kepada peneriam, sehingga dapat merancang pikiran, perasaan, dan minat serta
perhatian siswa sedemikian rupa, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar
mengajar. Dengan demikian siswa akan senang dan tidak jenuh selama proses belajar
mengajar berlangsung
4. Evaluasi Tahap terakhir yaitu evaluasi, yaitu mengadakan penilaian terhadap pemahaman
siswa melalui tes.
Mata pelajaran sejarah adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan atau peristiwa-
peristiwa penting dimasa lampau dan memiliki pengaruh besar dalam kehidupan sosial, politik,
ekonomi, dan sendi-sendi kehidupan lainnya dalam masyarakat. Mata pelajaran sejarah
merupakan cabang ilmu tersendiri karena mempunyai arti yang sangat strategis dalam
pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia
indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air (Hartono Kasmadi, 2001:16).
Tujuan mempelajari sejarah bagi peserta didik adalah agar peserta didik mempunyai
kemampuan berfikir historis dan pemahaman sejarah. Melalui pengajaran sejarah pesrta didik
mampu mengembangkan kompetensi untuk berfikir secara kronologis dan mengetahui
pengetahuan tentang masa lampau yang dapat digunakan untuk menjelaskan proses
perkembangan dan perubahan masyarakat serta keseragaman sosial dan budaya.
Menurut Hartono Kasmadi, (2001:16) sejarah merupakan satu bagian dari kelompok ilmu
yang berdiri sendiri. Tujuan yang luhur dari sejarah untuk diajarkan pada semua jenjang sekolah
adalah: “menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air, bangsa dan negara serta sadar untuk
menjawab untuk apa ia dilahirkan”.
Pelajaran sejarah merupakan salah satu unsur utama dalam pendidikan politik bangsa.
Lebih jauh lagi pengajaran sejarah merupakan sumber inspirasi terhadap hubungan antarbangsa
dan negara. Dan siswa dapat memahami bahwa ia merupakan bagian dari masyarakat, negara,
dan dunia. Melihat sedemikian pentingnya mata pelajaran sejarah, maka seorang guru harus bisa
mengembangkan dan melakukan inovatif terhadap pembelajaran sejarah, yang terkesan oleh
peserta didik membosankan. Dalam pengajaran sejarah, metode dan pendekatan serta model
yang telah dipilih dan merupakan alat komunikasi yang baik antara pengajar dan siswa, sehingga
setiap pengajaran dan setiap uraian sejarah yang disajikan dapat memberikan motivasi belajar.
Peran guru dalam pembelajaran sejarah sangat penting terutama dalam menerapkan model
pembelajaran yang bervariasi dan yang menarik dapat menggugah minat belajar peserta didik
pada mata pelajaran sejarah .
Dalam pengertian sederhana, minat adalah keinginan terhadap sesuatu tanpa ada paksaan.
Dalam minat belajar seorang siswa memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
yang berbeda-beda. Menurut Syah, (2003: 132) membedakannya menjadi tiga macam, yaitu:
1. Faktor internal Adalah faktor dari dalam diri siswa yang meliputi dua aspek, yakni:
a) aspek fisiologis
Kondisi jasmani dan tegangan otot (tonus) yang menandai tingkat kebugaran tubuh siswa,
hal ini dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam pembelajaran.
b) Aspek psikologis
Aspek psikologis merupakan aspek dari dalam diri siswa yang terdiri dari, intelegensi,
bakat siswa, sikap siswa, minat siswa, motivasi siswa.
Faktor eksternal terdiri dari dua macam, yaitu faktor lingkungan social dan faktor
lingkungan nonsosial
a) Lingkungan Sosial
Lingkungan social terdiri dari sekolah, keluarga, masyarakat dan teman sekelas
Lingkungan Non social terdiri dari gedung sekolah dan letaknya, faktor materi pelajaran,
waktu belajar, keadaan rumah tempat tinggal, alat-alat belajar.
3. Faktor Pendekatan
Belajar Faktor pendekatan belajar yaitu segala cara atau strategi yang digunakan siswa
dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi tertentu maupun di
lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
2.2.5. Kerangka Pikir
Untuk meningkatkan minat belajar siswa, khususnya mata pelajaran Sejarah, berbagai
metode dan model belajar telah dilakukan guru dengan penerapan model PAKEM, diharapkan
hasil penerapan model PAkEM dapat berpengaruh meningkatkan minat belajar siswa. Bagan
kerangka berfikir model PAKEM sebagai berikut:
Masalah
Minat belajar
siswa pada
Guru Model SISWA HASIL
mata
PAKEM
pelajaran
sejarah
A. Sikap Spiritual
B. Sikap Sosial
1) Jujur
2) Disiplin
3) Tanggung Jawab
4) Peduli
5) Toleransi
6) Gotong Royong
METODE PENELITIAN
a. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah sebuah penyelidikan tentang masalah sosial berdasarkan pada
pengujian sebuah teori yang terdiri dari variabel-variabel, diukur dengan angka, dan dianalisis
dengan prosedur statistik untuk menentukan apakah generalisasi prediktif teori tersebut benar.
(Creswell,1944).
Penelitian kuantitatif adalah penelitian empiris di mana data-datanya dalam bentuk sesuatu
yang dapat dihitung. Penelitian kuantitatif mengamati pengumpulan dan analisis data dalam
bentuk numerik. (Pukulan,1988).
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang didasarkan pada asumsi, kemudian ditentukan
variabel, dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode-metode penelitian yang valid,
dalam penelitian kuantitatif. (Nana Sudjana dan Ibrahim,2001).
1. Penelitian deskriptif
2. Penelitian korelasional
3. Penelitian kausal komparatif
4. Penelitian tindakan
5. Penelitian perkembangan
6. Penelitian eksperimen.
N
Nama Kegiatan Oktober November Desember
O
Kegiatan awal
1. Pengajuan Judul
A
2. Persetujuan Judul
3. Observasi
Kegiatan Penelitian
1. Penyusunan instrument
B 2. Pengujicobaan Instrumen
3 Analisis Hasil Penelitian
4. Bimbingan
kegiatan Akhir
1. Pengumpulan Data
C 2. Pengolahan Data
3. Analisi Data
4. Pengambilan keputusan
5. Laporan Akhir
3.3.1 Variabel
Variabel kuantitatif, yaitu variabel yang sinambung, yang memiliki nilai berhubungan
atau ada dalam beberapa tingkatan (degree) yang sinambung dari “kurang kepada lebih)” serta
dapat menerapkan angka (numeral) terhadap individu atau objek yang berbeda untuk
menunjukkan berapa banyak variabel yang mereka miliki. Variabel ini sekurang-kurangnya
mempunyai nilai tata jenjang, serta dapat dinyatakan dalam pecahan. Dengan demikian peneliti
mengkategorikan kelas X yang terlibat pada model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan ( PAKEM) pada sekolah SMA Negeri 1 Sigi. Berdasarkan judul “pengaruh
penerapan model pakem ( pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan ) terhadap
minat belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas x di sman 1 sigi.”
Untuk memudahkan pemahaman tentang status variabel yang di kaji maka identifikasi
variabel dalam penelitian adalah pengaruh penerapan model PAKEM Terhadap minat belajar
siswa, sikap siswa, implementasi.
b. Sikap
Baron dan Byrne, (2002) mendifinisikan sikap sebagai penilaian subjektif seseorang
terhadap suatu objek. Sikap adalah respons evaluatif yang diarahkan seseorang terhadap orang,
benda, peristiwa dan perilaku sebagai objek sikap Sikap melibatkan kecenderungan respon
yang bersifat prefensal Sikap sebagai respons evaluatif menunjukan ekspresi suka atau tidak
suka, setuju atau tidak setuju, mendekati atau menghindari dan tertank atau tidak tertank
terhadap objek sikap.
Sikap merupakan suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau
objek sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan gejala kejiwaan yang lain
(Notoatmodjo, 2012).
c. Implementasi
Menurut Mulyadi, (2015:12) implementasi mengacu pada tindakan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan. Tindakan ini berusaha untuk
mengubah keputusan-keputusan tersebut menjadi pola-pola operasional serta berusaha
mencapai perubahanperubahan besar atau kecil sebagaimana yang telah diputuskan
sebelumnya. Implementasi pada hakikatnya juga merupakan upaya pemahaman apa yang
seharusnya terjadi setelah program dilaksanakan.
Implementasi menurut teori Jones (Mulyadi, 2015:45): “Those Activities directed toward
putting a program into effect” (proses mewujudkan program hingga memperlihatkan hasilnya),
sedangkan menurut Horn dan Meter: “Those actions by public and private individual (or
group) that are achievement or objectives set forth in prior policy” (tindakan yang dilakukan
pemerintah). Jadi implementasi adalah tindakan yang dilakukan setelah suatu kebijakan
ditetapkan. Implementasi merupakan cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya.
3.4 Indikator Variabel
No Variabel Indikator
1. Model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Menyiapkan model PAKEM yaitu :
Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM). 1. everyone is a teacher here (Setiap Murid
sebagai guru)
2. indeks card match (Mencari Jodoh Kartu
Tanya jawab)
3. TTS (Teka Teki Sejarah).
Pengumpulan Data Efektivitas suatu penelitian sangat ditentukan atau dibuktikan melalui
validitas dan objektivitas instrumen penelitiannya. Instrumen tersebut akan menjangkau semua
variabel penelitian dan berupaya untuk melacak sumber-sumber data secara akurat. Agar tujuan
pelaksanaan penelitian terwujud, maka instrumen penelitian harns difungsikan semaksimal
mungkin untuk memperoleh jenis data dan tingkat kepercayaan terhadap data itu. Oleh karena
itu, untuk memudahkan peneliti dalam pengumpulan data, maka penulis menggunakan beberapa
instrumen sebagai alat pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Pedoman Angket
Angket ini tertuang pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk memperoleh
informasi tentang Penerapan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan pada
mata pelajaran pendidikan agama Islam. Jenis angket yang digunakan oleh peneliti adalah
angket campuran bentuk campuran dari angket tertutup dan angket terbuka. Jadi peneliti bisa
menggunakan alternatif jawaban terbuka, agar responden leluasa dalam menjawab. Tetapi juga
terdapat angket tertutup yang mana responden sudah diberikan pilihan jawabannya yaitu
pertanyaan yang menuntut kepada responden untuk menjawab dengan memilih jawaban yang
telah disediakan.
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan sejumlah data pelengkap tentang
penerapan PAKEM pada mata pelajaran sejarah dan wawancara ini dilakukan langsung oleh
peneliti dengan guru SMA Negeri 1 Sigi. Adapun jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti
38 adalah wawancara terstruktur yaitu wawancara yang dilakukan dengan membawa sederetan
pertanyaan lengkap dan terperinci.
3.6 Analisis Data
= 100%
Keterangan:
P : Angka persentase
3.7 Instrumen
3.7.1 Indikator Variabel
A. Langkah-Langkah penerapan model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
(PAKEM).
1. Menyiapkan model PAKEM everyone s a teacher here (Setiap Murid sebagai guru)
kemudian membagikan secarik kertas kepada seluruh peserta didik. Minta mereka untuk
menuliskan satu soal tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari dalam kelas. sebuah
topik yang didiskusikan diKumpulkan kertas, acak kertas tersebut kemudian bagikan kepada
setiap peserta didik. Pastikan bahwa tidak ada peserta didik yang menerima soal yang ditulis
sendiri. Minta mereka untuk membaca dalam hati soal dalam kertas tersebut kemudian
memikirkan jawabannya. Minta peserta didik secara sukarela untuk membacakan soal
tersebut dan menjawabnya. Setelah jawaban diberikan, mintalah perserta didik lainnya untuk
menambahkan.Lanjutkan dengan sukarelawan berikutnya.
2. Menyiapkan model PAKEM indeks card match (Mencari Jodoh Kartu Tanya jawab) dengan
hal ini peneliti membuat potongan kartu sejumlah siswa dalam kelas dan kartu tersebut
dibagi menjadi dua kelompok.kemudian menulis pertanyaan tentang materi yang telah
diberikan sebelumnya yang telah dipersiapkan. Setiap kartu satu pertanyaan dan
jawaban. Kocok semua kartu sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban. bagi setiap
siswa satu kartu sebagian siswa akan mendapatkan soal dan jawaban.Minta siswa untuk
mencari pasangannya. Jika sudah ada yang menemukan pasangannya, mintalah siswa untuk
duduk berdekatan. Setelah siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, minta setiap
pasangan secara bergantian membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras kepada
temannya. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya.
3. TTS (Teka Teki Sejarah). mengaplikasikan teka-teki silang sebagai media pembelajaran
yaitu pertama-tama mendemonstrasikan permainan tersebut, penulis membuat teka-teki
silang sesuai bahan yang akan di ajarkan. Cara penulis menyiapkan bahan yang akan
diajarkan, setelah bahan dipersiapkan guru membuat sebuah pertanyaan dan jawaban yang
singkat saja. Kemudian penulis membuat ruang-ruang kosong atau kotak-kotak untuk
mengisi huruf-huruf yang sesuai yang terdiri dari ruang mendatar dan menurun. Semua siswa
harus mengerjakannya kemudian diberi batas waktu 30 menit. Setelah waktu menjawab
selesai pekerjaan ditukar dengan teman beda bangku untuk diperiksa dan hasilnya
disampaikan oleh pengajar.
B. Sikap
A. Sikap Spiritual
Mengucapkan kalimat pujian kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan karunia-
Nya.
Memanfaatkan kesempatan belajar dengan sebaik-baiknya untuk meraih kesuksesan
dalam pendidikan.
Mensyukuri kekayaan alam Indonesia dengan memanfaatkannya semaksimal mungkin.
B. Sikap Sosial
1) Jujur
2) Disiplin
4) Peduli
5) Toleransi
8. Percaya Diri
Sugiono, 2018. “ Pengertian PAKEM”, Jurnal Kurikulum dan Pembelajaran (online), http//Sri
Melda Mentali. Wordpress. Com, diakses 16 Agustus 2011.
Sayono, Joko. 2013. “Pembelajaran Sejarah Di Sekolah: Dari Pragmatis Ke Idealis.” Jurnal
Sejarah Dan Budaya 7(1): 9–17.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijhe%0APENGARUH.
Bruno, L. Model Pembelajaran PAKEM dan Berpikir Induktif. J. Chem. Inf. Model. 53, 1689–
1699 (2019).
Ma’mur Asmani, Jamal, 7 Tips Aplikasi PAKEM ( Pembelajaran Aktif, kreatif Efektif dan
Menyenangkan) ,Yogyakrta : DIVA Press, 2011.
Budimansyah, Dasim, Suparlan & Meirawan Danny. PAKEM, Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif Dan Menyenagkan, Bandung : PT Genesindo, 2009.
Khoiru Ahmadi, Lif & Amri, Sofan. PAIKEM GEMBROT, Mengembangkan Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira dan Berbobot. Jakarta : Prestasi
Pustaka, 2011.
Sri Melda Mentali, “Pengertian PAKEM”, Jurnal Kurikulum dan Pembelajaran (online), http//Sri
Melda Mentali. Wordpress. Com, diakses 16 Agustus 2011.