Anda di halaman 1dari 14

TAT TWAM ASI DAN SOLUSI MASALAH STUDY

CHANDOGYA UPANISAD

Putu Dian Tika


Jalan Ratna, Gg.Werkudara, N0.7, Denpasar
Email : putudiantika98@gmail.com

Abstract:
Mahavakya tat twam asi is contained in the chandogya upanisad 6.8.7 “which means: you are
it; You are all that; All beings are You. You are the beginning of jiwatman (spirit) and substance
(prakrti) of all beings. Therefore my soul and your soul are single with the soul of all beings, and you
are my source and the source of all beings. Therefore I am you, and vice versa. There are still a few
Hindus who understand the meaning of Tat Twam Asi. Even though Tat Twam Asi is the Teachings
of the similarity of Human Dignity or the Teachings of the Brotherhood. True, indeed all humans
are brothers and sisters as a big family of the world, because the Atman of every human being is the
same, namely the spark of the divine light of the Almighty God. Therefore there is also interpreting
Tat Twam Asi as my Atman is your Atman, on the contrary your Atman is my Atman but there are also
those who interpret Tat Twam Asi as the Doctrine of Compassion, where a large number of human
beings must love one another, help each other and sharpen each other, love each other and fostering
each other, so that life and human life become harmonious, safe, peaceful and peaceful.
Keywords: tat tvam asi, Chandogya Upanisad, solution, problem

Abstrak:

Mahavakya tat twam asi termuat dalam chandogya upanisad 6.8.7 ” yang berarti: Dikaulah itu;
Dikaulah semua itu; Semua makhluk adalah Engkau. Engkau awal mula jiwatman (roh) dan zat
(prakrti) semua makhluk. Aku ini adalah makhluk yang berasal dari Mu. Oleh karena itu jiwatmaku
dan prakrtiku tunggal dengan jiwatman semua makhluk, dan Dikau sebagai sumberku dan sumber
semua makhluk. Oleh karena itu aku adalah Engkau, begitupun sebaliknya. Umat Hindu masih
sedikit yang mengerti makna Tat Twam Asi. Padahal Tat Twam Asi merupakan Ajaran Kesamaan
Martabat manusia atau Ajaran Persaudaraan. Benar, memang semua manusia adalah bersaudara,
bersaudara sebagai keluarga besar dunia, karena Atman setiap manusia adalah sama, yaitu percikan
sinar suci Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena itu ada juga memaknai Tat Twam Asi sebagai Atmanku
adalah Atmanmu, sebaliknya Atmanmu adalah Atmanku tetapi ada juga yang mengartikan Tat
Twam Asi sebagai Ajaran Kasih Sayang, dimana umat manusia yang jumlahnya banyak sekali harus
saling mengasihi,saling menolong dan saling asah, saling asih dan saling asuh, sehingga hidup dan
kehidupan manusia menjadi harmonis, aman, tentram, dan damai.

Kata Kunci: tat tvam asi, Chandogya Upanisad, solusi, masalah

I. Pendahuluan dan “Asi” mempunyai arti “adalah”. Dengan


Secara etimologi, Tat Twam Asi berasal demikian, Tat Twam Asi dapat diartikan sebagai
dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari tiga kata, itu adalah engkau, atau sering disebut juga sebagai
yakni Tat, Twam, dan Asi. “Tat” merupakan aku adalah engkau. Menurut Sudharta dalam
kata penunjuk, “itu”. “Twam” artinya “engkau”, (Karda, I Made dkk, 2007:18) menyebutkan bahwa

YOGA DAN KESEHATAN Volume 2, No.1,Juni 2019 85


: Tat Twam Asi adalah kata-kata filsafat dalam memang semua manusia adalah bersaudara,
agama Hindu yang mengajarkan kesosialan yang bersaudara sebagai keluarga besar dunia, karena
tanpa batas karena diketahui bahwa “ia adalah Atman setiap manusia adalah sama, yaitu percikan
kamu” saya adalah kamu dan segala makhluk sinar suci Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena itu ada
adalah sama sehingga menolong orang lain berarti juga memaknai Tat Twam Asi sebagai Atmanku
menolong diri sendiri dan menyakiti orang lain adalah Atmanmu, sebaliknya Atmanmu adalah
berarti menyakiti diri sendiri. Sementara menurut Atmanku tetapi ada juga yang mengartikan Tat
Sukartha dkk. (2002:67), Tat Twam Asi berasal Twam Asi sebagai Ajaran Kasih Sayang, dimana
dari bahasa Sansekerta yang tertuang dalam umat manusia yang jumlahnya banyak sekali
Chandogya Upanisad. Dijelaskan bahwa kata Tat harus saling mengasihi,saling menolong dan
berarti “Itu” atau “Dia” Twam Berarti “Engkau” saling asah,saling asih dan saling asuh, sehingga
atau “Kamu” dan Asi berarti “Adalah” jadi tat hidup dan kehidupan manusia menjadi harmonis,
Twam Asi diartikan menjadi Dia Adalah Kamu. aman, tentram, dan damai. (shaakuntala:2015)
Konsep Tat Twam Asi sendiri tersurat Tetapi kenyataan tidaklah demikian.
dalam Chandogya Upanisad 6.8.7, yang mana Bahkan banyak sekali warga masyarakat yang
mengisahkan bahwa ada seorang anak bernama berselisih paham, menghadapi silang sengkata
Svetaketu yang merupakan murid sekaligus yang tidak kunjung padam, bahkan sampai tibul
putra dari Uddalaka yang merasa sombong dan percekcokan Pertengkaran bahkan perkelahian
menganggap dirinya paling hebat karena telah dan peperangan. Itu disebabkan diri kita sendiri,
membaca Veda dan merasa telah mengenal Tuhan. sampai sejauh mana kita memahami, mengkhayati
Pada akhirnya, Svetaketu disadarkan oleh ayahnya dan mengamalkan Ajaran Tat Twam Asi itu.
bahwa realitas tersebut tunggal adanya dan tidak Memang manusia banyak sekali perbedaanya,
terpecah-pecah. Begitu pula dengan manusia baik Ras, Profesi, Agama, Wangsa dan lain - lain.
dan alam yang juga merupakan satu kesatuan Namun perbedaan itu semestinya dapat direndam
dengan Tuhan. Tat Twam Asi merupakan intisari sedemikian rupa, sehingga kita semua dapat
dari 888iajaran Upanisad yang menjelaskan dijauhkan dari perselisihan dan perpecahan yang
bahwa manusia bukanlah suatu entitas yang tidak perlu. Kesulitanya adalah pada pengendalian
terpisah dengan Tuhan dan alam semesta, namun diri dan egoisme pribadi.
merupakan satu kesatuan. Hal ini sangatlah jelas
karena antara Brahman (Paramātman) dan Atman II. PEMBAHASAN
perseorangan (Jivātman) sesungguhnya sama.
Tat TvamAsi Dalam Candoghya Upanishad
Seperti yang kita ketahui bahwa Atman merupakan
percikan dari Brahman yang juga mempunyai Uddalaka memiliki seorang putra bernama
unsur serta kualitas yang sama dengan Brahman, Shvetaketu. Ketika dia berumur dua belas tahun,
hanya saja ada yang membedakan, yakni ketika ayahnya berkata kepadanya, ‘Inilah saatnya bagi
Atman tersebut lahir ke dunia karena Atman Anda untuk menemukan seorang guru spiritual.
yang telah lahir ke dunia telah diliputi oleh Guna Semua orang di keluarga ini telah mempelajari
(Sattwam, Rajas, Tamas) dan terpengaruh oleh kitab suci dan jalan spiritual. ‘ Jadi Shvetaketu
maya. . (Nataldevi,2015) pergi ke seorang guru dan mempelajari tulisan
Umat Hindu masih sedikit yang suci selama dua belas tahun. Dia kembali ke
mengerti makna Tat Twam Asi. Padahal Tat rumah dengan sangat bangga dengan pengetahuan
Twam Asi merupakan Ajaran Kesamaan Martabat intelektualnya. Ayahnya mengamatinya dan
manusia atau Ajaran Persaudaraan. Benar, berkata, ‘Anakku, kamu tampaknya memiliki

86 YOGA DAN KESEHATAN Volume 2, No.1,Juni 2019


pendapat yang tinggi tentang dirimu sendiri; tempat berpijak akan beristirahat pada nafas,sebab
Anda bangga dengan pembelajaran Anda. Tetapi pikiran anakku terikat pada nafas, Semua makhluk
apakah Anda bertanya kepada guru Anda untuk memiliki sumbernya dalam Keberadaan itu.
pengetahuan spiritual yang memungkinkan Anda Dia adalah rumah mereka; Dia adalah kekuatan
untuk mendengar yang tidak didengar, berpikir mereka. ‘Ketika seorang pria sedang sekarat,
yang tidak terpikirkan dan mengetahui yang tidak ucapan terlipat ke dalam pikiran, pikiran melipat
diketahui? ‘ ‘Apa pengetahuan itu, Ayah?’ tanya ke dalam kehidupan, kehidupan larut menjadi
Svetaketu. Sama seperti mengetahui segumpal cahaya, dan cahayanya menyatu menjadi Yang
tanah liat, segala sesuatu yang terbuat dari tanah itu. Makhluk itu adalah benih, kebenaran, Diri,
liat dapat diketahui, karena setiap perbedaan dan Anda, Shvetaketu, Anda adalah itu! ‘ “Tolong
hanyalah kata-kata, dan realitas esensial adalah ceritakan lebih banyak, Ayah.” ‘Putraku, lebah
tanah liat. Dengan cara yang sama dengan membuat madu dengan mengumpulkan nektar
mengetahui sepotong emas, semua yang terbuat dari banyak bunga untuk membuat madu mereka,
dari emas dapat diketahui, karena setiap perbedaan jadi tidak ada satu tetes madu pun yang dapat
hanyalah kata-kata, dan kenyataannya hanya mengatakan bahwa itu berasal dari satu bunga
emas. ‘ Uddalaka menjawab, ‘Para guru saya tertentu. Anda tidak dapat mengidentifikasi jus
pasti tidak mengetahui hal ini atau mereka akan dari satu bunga tertentu di dalam madu. Demikian
mengajarkannya kepada saya. Ayah, tolong ajari juga dengan makhluk-makhluk seperti kita yang
aku pengetahuan ini. ‘ “Aku akan melakukannya,” bergabung dengan Makhluk itu, baik dalam
jawab ayahnya. ‘Pada awalnya hanya ada Being. tidur maupun mati. ‘Dan seperti sungai yang
Beberapa orang mengklaim bahwa pada mulanya mengalir dari timur ke barat bergabung di laut
tidak ada apa-apa dan bahwa semuanya telah dan menjadi satu dengan itu, lupa bahwa mereka
keluar dari ketiadaan. Tapi bagaimana ini bisa pernah menjadi sungai yang terpisah, sehingga
benar? Bagaimana bisa itu, datang dari yang semua makhluk kehilangan keterpisahan mereka
tidak ada? Pada mulanya hanya ada satu Wujud, ketika mereka bergabung menjadi Wujud murni.
dan Wujud itu berpikir, “Saya ingin menjadi Makhluk apa pun itu - harimau, singa, serigala,
banyak sehingga saya akan menciptakan.” Dari babi hutan, nyamuk, cacing - hanya menjadi sadar
ciptaan ini datanglah kosmos. Tidak ada apa pun akan kehidupan tertentu ketika dilahirkan atau
di dalam kosmos yang tidak berasal dari Yang terjaga. ‘Jika kamu menyerang pada akar pohon,
Berada itu. Dari semua yang ada, Keberadaan itu akan berdarah tetapi masih hidup. Jika Anda
ini adalah Diri terdalam. Dia adalah kebenaran, menyerang di batang pohon, getahnya merembes,
Diri Tertinggi. Dan Anda, Shvetaketu, Anda tetapi pohon itu hidup. Diri sebagai hidup mengisi
adalah itu! ‘ Shvetaketu bertanya, ‘Tolong ajari pohon dan mendukungnya; itu berkembang dalam
aku lebih banyak tentang Diri, Ayah.’ ‘Mari kita kebahagiaan mengumpulkan makanan melalui
mulai dengan tidur. Apa yang terjadi ketika kita akarnya. Namun, jika kehidupan berangkat dari
tidur? Ketika seseorang diserap dalam tidur tanpa satu cabang, cabang itu layu, dan ketika kehidupan
mimpi, dia adalah satu dengan Diri meskipun dia meninggalkan seluruh pohon, seluruh pohon
tidak mengetahuinya. Kami mengatakan dia tidur layu. Ingat anakku, tubuhmu mati, tetapi dirimu
tetapi kami berarti dia tidur di Self. Seperti seekor tidak. ‘ Uddalaka memberi tahu Shvetaketu untuk
burung yang kakinya diikat tali dan sesudah membawakannya buah dari pohon beringin di
terbang dari segala penjuru tanpa menemukan dekatnya dan membukanya. Shvetaketu melakukan
tempat beristirahat akhirnya akan bertengger di dan berkata, ‘Ada biji di dalam, semuanya sangat
tempat dia terikat . Demikian juga pikiran setelah kecil.’ ‘Sekarang, pecahkan salah satu biji dan
terbang dari segala penjuru tanpa menemukan beri tahu saya apa yang Anda lihat.’ “Tidak ada

YOGA DAN KESEHATAN Volume 2, No.1,Juni 2019 87


apa-apa, Ayah.” Uddalaka berkata, ‘Putraku, Artinya:Janganlah menyakiti makhluk hidup,
pohon beringin besar ini tumbuh dari biji yang janganlah tidak menaruh belas kasihan terhadap
begitu kecil sehingga kau tidak bisa melihatnya. orang miskin atau orang yang ditimpa kemalangan.
Percayalah, esensi yang tidak terlihat dan halus Cinta kasih sejati ditandai dengan cinta kepada
adalah Roh seluruh alam semesta. ‘Sekarang, kebenaran dan kebaikan, maka menjadi kewaijban
ambil garam ini dan taruh di air dan bawakan setiap orang untuk berbuat baik dan benar. Bhakti
ke saya besok pagi.’ Pagi berikutnya Shvetaketu adalah perwujudan hati nurani yang ditunjukkan
mencari garam tetapi tidak dapat menemukannya kepada orang tua, guru, bangsa, dan negara serta
karena sudah larut. Uddalaka meminta putranya Hyang Widhi.
untuk mencicipi air. “Asin,” katanya, sambil Tat Twam Asi adalah ajaran moral yang
menambahkan, ‘garam akan selalu ada di air.’ bernafaskan agama Hindu. Wujud nyata dari
“Betul. Garam menembus air, sama seperti Diri. ajaran ini dapat kita cermati dalam kehidupan dan
Meskipun kita tidak dapat melihatnya, Diri ada prilaku keseharian dari umat manusia . Manusia
dalam segala hal dan tidak ada yang tidak datang dalam hidupnya memiliki berbagai macam
dari-Nya. “Esensi yang tidak terlihat dan halus ini kebutuhan hidup yang dimotifasi oleh keinginan
adalah Roh seluruh alam semesta. Itu kenyataan. manusia yang bersangkutan. Sebutan manusia
Itu kebenaran. Dan Anda, Shvetaketu, anda adalah sebagai makhluk hidup itu banyak jenis, sifat
itu! Dalam Chandogya Upanishad ini dikatakan dan ragamnya, seperti manusia sebagai makhluk
bahwa konsep “Tat twam asi” yang berarti: individu, social, religius, ekonomis, budaya, dan
Dikaulah itu; Dikaulah semua itu; Semua makhluk yang lainnya. Semua itu harus dapat dipenuhi
adalah Engkau. Engkau awal mula jiwatman (roh) oleh manusia secara menyeluruh dan bersamaan
dan zat (prakrti) semua makhluk. Aku ini adalah tanpa memperhitungkan situasi dan kondisi
makhluk yang berasal dari Mu. Oleh karena itu serta keterbatasan yang dimilikinya. Disinilah
jiwatmaku dan prakrtiku tunggal dengan jiwatman manusia perlu mengenal dan melaksanakan
semua makhluk, dan Dikau sebagai sumberku rasa kebersamaan, sehingga seberapa berat
dan sumber semua makhluk. Oleh karena itu aku masalah yang dihadapi akan terasa ringan.
adalah Engkau,begitupun sebaliknya. Dengan memahami dan mengamalkan ajaran
Di dalam filsafat Hindu, dijelaskan bahwa Tat Twam Asi, manusia akan dapat merasakan
Tat twam asi adalah ajaran kesusilaan yang tanpa berat dan ringan dalam hidup dan kehidupan
batas, yang identik dengan perikemanusiaan ini berdampingan adanya dan sulit dipisahkan
dalam pancasila. Konsepsi sila perikemanusiaan keberadaannya. Dengan demikian maka dalam
dalam pancasila, apabila kita cermati sungguh hidup ini kita hendaknya selalu saling tolong
sungguh adalah merupakan realisasi ajaran Tat menolong, merasa senasib dan sepenanggungan.
twam asi yang terdapat dalam pustaka suci Weda. Prilaku sebagai implementasi ajaran Tat
Kalimat Tat twam asi mengandung makna bahwa Twam Asi jika diperinci ada tiga bentuk antara
manusia wajib dan harus mengasihi orang lain lain :
sebagaimana menyayangi diri kita sendiri. Inilah
1) Hormat dan Kasih kepada Keluarga
dasar utama untuk mewujudkan masyarakat yang
Santhi (damai). Tat twam asi selalu mengamalkan - Hormat kepada Ibu Bapak
cinta kasih, bakthi, dan rela beryadnya (berkorban).
Didalam keluarga ada orang tua dan
Dalam kitab suci dikatakan demikian: Hyang
keluarga. Kepada semua itulah harus hidup saling
amati - mati wang tan padosa, haywa anglarani
menghormati, sehingga tidak ada permusuhan
sarwa prani, haywa kita tan masih ring wang nista.
satu sama lain. Semua pihak harus menjalankan

88 YOGA DAN KESEHATAN Volume 2, No.1,Juni 2019


kesusilaan yang dilandasi dengan Tat Twam Asi. persahabatan itu dengan baik, hindari permusuhan,
Hormat kepada orang tua itu seperti mendengarkan dengan saling mencintai, saling mengasihi, saling
nasehatnya, saling menyayangi dan sebagainya. menolong, saling tenggang rasa persahabatan
- Cinta kepada saudara. menjadi kekal. Persahabatan yang kekal akan
banyak memberi manfaat dalam kehidupan ini.
Bangunlah sikap Tat Twam Asi diantara
saudara. Ini penting supaya tercipta suasana 2) Cinta Kasih kepada Lingkungan ( Binatang,
Tumbuh-tumbuhan, Alam sekitar).
damai diantara saudara. Bila ada masalah supaya
diselesaikan dengan musyawarah, masing-masing Disamping lingkungan harus bersih, juga
pihak harus mampu mengendalikan diri, tidak harus menyayangi binatang piaraan dengan
terbius oleh kama negatif seperti Sad Ripu dan memberi makan dan minum. Lingkungan harus
sebagainya. Waspadai pihak ketiga yang mencoba bersih baik di rumah maupun di sekolah karena
menggoda kerukunan bersaudara. sangat berpengaruh terhadap kesehatan kita.
1) Hormat kepada Guru dan Teman sekelas. Tumbuh-tumbuhan mesti ditata agar dapat
membuat keindahan dan kesejukan. Perhatikan
- Hormat kepada Guru.
kelestarian lingkungan, karena lingkungan yang
Murid atau siswa harus hormat kepada orang lestari dapat memberikan keindahan. Cintailah
tua (Guru Rupaka) juga kepada Guru Pengajian, lingkungan karena banyak memberi manfaat
karena merekalah yang mendidiknya agar dapat kepada diri sendiri.
berkembang menjadi dewasa dalam berpikir, Bila ajaran Tat Twam Asi dapat
mengembangkan intelektualnya, memiliki rasa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari
tanggung jawab, bermoral serta dapat berguna kepada umat manusia secara menyeluruh dan
bagi nusa dan bangsa. Betapa hutang budhi yang sungguh-sungguh, dalam sifat dan prilaku kita
dimiliki siswa yang tak mungkin bisa dibayar. maka kehidupan ini akan menjadi harmonis. Satu
Jasa Guru Pengajian amatlah besar, oleh karena dengan yang lainnya diantara kita dapat hidup
itu rasa hormat kepada Guru sampai kapanpun saling menghormati, mengasihi dan damai.
perlu dipupuk. Tak dapat dibayangkan bagaimana
Seperti disebutkan dalam tata susila Hindu
jadinya seseorang jika tak berpendidikan. Oleh
bahwa yang menjadi dasar dan pedoman ajaran
karena itu patuhi nasehat guru, rajin belajar dan
Tat Twam Asi diantaranya adalah :
jangan lupa segala bimbingannya.
1. Memandang semua manusia sama
- Cinta kasih kepada teman.
Didalam diri manusia ada dua sifat yang
Seseorang tidak bisa huidup dalam
antagonis dan sangat kontradiktif yakni sifat
kesendiriannya, ia butuh teman dari seseorang.
kedewataan (daiwi sampat) yaitu sifat-sifat
Untuk itu seseorang perlu mencari teman. Dengan
yang baik dan sifat-sfat keraksasaan, keangkara
berteman seseorang akan dapat menjadi orang.
murkaan (asuri sampat) yaitu sifat-sifat buruk.
Ada ungkapan bahwa teman yang baik adalah
Jika dalam kehidupan manusia ingin mendapatkan
teman yang ingat pada saat dirinya mengalami
kedamaian hidup, maka usahakanlah terus untuk
kesusahan. Pada saat bahagia datang atau tidak,
menumbuh kembangkan sifat-sifat kedewataan.
tak menjadi masalah. Tapi saat menderita teman
itu perlu ditengok. Bila perlu dibantu. Kapan lagi Didalam kitab Yajur Weda 40.7 disebutkan :
membantu kalau tidak saat kesusahan. Itulah tanda Seseorang yang menganggap seluruh umat
persahabatan yang baik. Oleh karena itu pupuklah manusia memiliki atman yang sama dan dapat

YOGA DAN KESEHATAN Volume 2, No.1,Juni 2019 89


melihat semua manusia sebgai saudaranya, orang a) Tiga macam berdasarkan pikiran
tersebut tidak terikat dalam ikatan dan bebas
b) Empat macam berdasarkan perkataan
dari kesedihan. Adapun yang tersirat dari mantra
tersebut yaitu : c) Tiga macam berdasarkan perbuatan/prilaku
Atman di dalam diri manusia adalah sama. Tiga macam yang berdasarkan pikiran yaitu :
Atman adalah percikan terkecil dari Brahman dan
- Tidak menginginkan dan tidak dengki terhadap
Atman adalah bagian dari Brahman. Atma dan milik orang lain.
Brahman adalah satu kesatuan (Atman Brahman
Aikyam). Dengan kata lain, bila dipandang atau Perbuatan ini dapat menimbulkan
dipahami dari sudut Atman, maka Aku adalah kecendrungan yang negatif, seperti rasa iri. Hidup
Atma, semua umat manusia adalah Atma. Atman dalam keadaan iri akan membuat kita menderita.
itu satu, maka Aku satu dengan semua umat Sifat iri ini timbul karena kurang tumbuhnya
manusia. Jadi yang membedakan manusia satu rasa kasih sayang terhadap sesama. Pikiran akan
dengan yang lain karena pikiran (manah) manusia. menjadi suci (ning) bila tidak menginginkan milik
orang lain serta tidak membenci milik orang lain.
- Umat manusia di seluruh dunia ini adalah
sebuah keluarga besar yang mempunyai keinginan - Tidak berpikiran buruk terhadap orang lain
hidup berdampingan secara damai di muka bumi. dan makhluk lain.
Semua makhluk hidup berasal dari atma
2. Melaksanakan Tri Kaya parisudha (tiga
perilaku yang disucikan) yang sama, yaitu Ida Sang Hyang Widhi. Beliau
menakdirkan, ada makhluk yang bernasib baik
Tri artinya tiga, Kaya artinya gerak, usaha dan ada yang bernasib buruk sesuai karmanya
dan Parisudha artinya suci atau kesucian. Jadi masing-masing. Orang yang hidup sehat dan
Tri Kaya Parisudha artinya tiga gerak perbuatan berumur panjang salah satu penyebabnya karena
dan tingkah laku manusia yang harus disucikan ia menumbuhkan rasa cinta kasih kepada semua
dengan sebaik-baiknya, yaitu : makhluk.
1) Manacika : berpikir / pikiran yang baik
dan suci. - Tidak mengingkari adanya hukum karmaphala

2) Wacika : berkata / perkataan yang Hal ini sangat penting untuk dipahami dan
baik dan benar dihayati, siapa yang berbuat baik akan mendapat
pahala yang baik dan siapa yang berbuat buruk
3) Kayika : berbuat / laksana yang baik sudah dapat dipastikan akan mendapatkan
dan jujur
hasil yang buruk. Harus kita yakini benar
Dengan adanya pikiran yang baik dan suci kesungguhan hukum Tuhan tersebut. Meskipun
akan timbul perkataan yang baik. Dengan adanya kita melihat orang berbuat buruk pada saat ini
pikiran dan perkataan yang baik dan suci akan dan kenyataannya ia bernasib baik, itupun karena
terwujudlah perbuatan yang baik dan benar juga. hukum karmaphala juga. Nasib baik yang ia terima
saat ini pasti karena perbuatan baik sebelumnya
Maka dari itulah kita harus memupuk
yang ia lakukan. Sedangkan perbuatan buruk yang
persatuan dan kesatuan pikiran, perkataan dan
dilakukan saat ini sudah pasti akibatnya akan
perbuatan yang baik dan suci berethika (bersusila).
diterima kelak, entah kapan. Orang yang selalu
Dari Tri Kaya Parisudha timbullah sepuluh berusaha mengendalikan pikiran dan diarahkan
macam pengendalian diri yang disebut Karma pada niat suci akan jarang mendapat persoalan
Patha, yaitu terdiri dari : sulit dalam kehidupannya di masyarakat.

90 YOGA DAN KESEHATAN Volume 2, No.1,Juni 2019


Memang telah menjadi kenyataan apabila - Tidak memfitnah (Rajapisuna).
perhatian benar-benar segala perbuatan manusia
Ada pepatah mengatakan fitnah itu lebih
di dunia ini berpangkal pada pikiran. Pikiranlah
kejam dari pembunuhan. Dalam persaingan hidup,
yang merupakan pangkal segala perbuatan. Pikiran
orang sering melakukan persaingan dengan cara
yang baik akan menimbulkan perbuatan baik dan
memfitnah agar lawan dengan mudah dikalahkan.
pikiran yang tak baik akan menimbulkan perbuatan
Kalau tidak mampu berbuat lebih dari kenyataan
yang tak baik pula. Oleh karena itu kita wajib
maka fitnahpun akan untuk senjata agar kelihatan
berusaha selalu mengontrol dan mengendalikan
lebih dari yang lain. Cegahlah lidah agar tidak
jalan pikiran kita agar tidak bergerak kearah yang
mengucapkan kata-kata fitnah.
tidak baik. Kalau sifat dengki, loba, irihati, marah
dan nafsu-nafsu yang rendah timbul dari pikiran - Tidak ingkar pada janji dan ucapan.
yang tak terkontrol dan tidak terkendalikan.
Seperti disebutkan dalam kitab Sarasamuscaya Berbohong sering dilakukan untuk menutupi
seperti berikut ini : kekurangan diri. Agar kelihatan lebih dari
“Apan ikang manah ngaranya ya ika witning orang lain berbohongpun sering dilakukan.
indriya, Menghilangkan kebiasaan berbohong ini haruslah
maprawreti ta ya ring Çubhãçubha karma, dibiasakan untuk rela menerima apa adanya sesuai
matangnyan ikang manah juga prihen dengan karma kita.
kakretannya sakareng”
Demikianlah empat hal yang harus dibiasakan
(Sarasamuscaya,VII,86).
agar tidak keluar dari lidah kita kata-kata yang
Maksudnya :
tidak baik atau menyakitkan. Kata-kata ibarat pisau
Oleh karena pikiran itu merupakan asal bermata dua, di satu pihak bisa mendatangkan
nafsu dan asal mulanya perbuatan yang baik kebahagiaan dan di lain pihak bisa mendatangkan
maupun yang buruk, maka dari itu usahakanlah penderitaan bahkan kematian, seperti termuat
pengendalian pikiran itu dari sekarang juga. Jadi dalam kitab Nitisastra berikut ini :
singkatnya pengendalian pikiran dan nafsu itulah
“Wasita nimitanta manemu laksmi,
factor terpenting didalam kehidupan manusia.
Wasita nimitanta pati kapangguh,
Empat macam berdasarkan perkataan, yaitu : Wasita nimitanta manemu duhka,
Wasita nimitanta manemu mitra”
- Tidak suka mencaci maki / berkata jahat
(Ujar ahala).
(Nitiswastra,V.3)
Mencaci maki atau berkata jahat yang terucap Maksudnya :
akan dapat mencemarkan vibrasi kesucian. Karena Oleh perkataan engkau akan mendapatkan
dalam kata-kata yang jahat terdapat gelombang bahagia,
Oleh perkataan engkau akan menemui
yang mengganggu keseimbangan vibrasi kesucian. ajalmu,
Oleh perkataan engkau akan mendapatkan
- Tidak berkata kasar (Ujar aprgas). kesusahan, dan
Oleh perkataan engkau akan mendapatkan
Kata-kata kasar sangat menyakitkan bagi yang sahabat.
mendengarkan. Perlu diperhatikan, meskipun niat
baik, jika diucapkan dengan kata-kata yang kasar Tiga macam pengendalian yang berdasarkan
maka niat baik itu akan turun nilainya/menjadi perbuatan, yaitu :
tidak baik. Bagi yang mempunyai kebiasaan - Tidak menyakiti atau tidak membunuh
berkata kasar, berjuanglah untuk merubahnya. makhluk lain (Ahimsa).

YOGA DAN KESEHATAN Volume 2, No.1,Juni 2019 91


Pada umumnya ahimsa diartikan tidak boleh niat yang baik, itikad yang baik, maka seseorang
membunuh atau tidak menyakiti secara fisik, tetapi akan mampu mengendali-kan indrianya dan akan
bila segala prilaku itumenyebabkan orang lain sakit menyebabkan orang lain senang dan bahagia,
hatinya juga tergolong perbuatan himsa. Ahimsa
seperti diuraikan dalam kitab Sarasamuscaya,
tergolong sifat-sifat kedewataan (Daiwi Sampad).
Orang yang berhasil menumbuhkembangkan berikut ini :
sifat-sifat kedewataan akan lebih mudah meraih “Nihan yan tan ulahakena, syamatimati
karunia dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dengan mangahalahal, siparadara,
terpeliharanya ajaran ahimsa berarti tidak ada
kekerasan dalam kehidupan bersama di dunia ini. nahan tan telu ulahakena ring asing ring
Hakikat dari manusia hidup di dunia ini adalah parihasa, ring apatkala,
bersaudara.
ri pangipyan tuwi singgahana jugeka.”
- Tidak mencuri, merampok, mengambil hak (Sarasamuscaya,76).
orang lain secara tidak sah.
Maksudnya :
Intinya seseorang tidak terlalu terikat oleh
benda-benda duniawi, serta senang melakukan Inilah yang tidak patut dilakukan : membunuh,
amal. Jika kesucian perbuatan tidak dijaga mencuri, berbuat zinah, ketiganya itu jangan
akan berakibat terjadinya pemaksaan terhadap hendaknya dilakukan terhadap siapapun, baik
oaring lain yang berimbas kepada tidak adanya secara berolok-olok, bersendagurau, baik
hubungan yang harmonis sehingga tidak akan dalam keadaan dirundung malang, keadaan
tercapai kedamaian di hati, kedamaian di bumi darurat dalam khayalan sekalipun, hendaknya
dan kedamaian di akhirat. dihindari saja ketiganya itu.

Didalam ajaran agama Hindu ditandaskan


- Tidak berzinah.
bahwa segala perbuatan baik ataupun buruk yang
Berzinah merupakan perbuatan yang sangat dilakukan oleh manusia walaupun hanya baru
hina dan terkutuk. Perbuatan ini harus dikendalikan dalam angan-angan saja, pasti akan berpahala.
karena bisa menimbulkan kemerosotan moral. Dalam pribahasa dikatakan : “Ala ulah, ala
Berzinah artinya sikap suka memperkosa wanita
tinemu, ayu kinardi, ayu pinanggih.”
atau istri orang lain. Larangan melakukan zinah
itu memang wajar, karena jika dibiarkan maka Yang artinya apapun yang kita perbuat
kemerosotan moral akan makin memuncak. begitulah hasilnya. Buruk dibuat buruk hasilnya.
Banyak terjadi pelacuran atau tuna susila maka Baik dibuat pasti baik hasilnya. Sebagaimana
kehidupan kita sebagai manusia yang menjunjung
halnya kita menanam bibit padi pastilah padi
tinggi budaya dan agama menjadi hancur. Adapun
yang termasuk perbuatan berzinah (paradara) (beras) hasilnya tidak mungkin orang menanam
adalah : bibit padi akan menghasilkan jagung atau ketela.
Mengadakan hubungan kelamin dengan Demikianlah, maka kesimpulannya bahwa
suami/istri orang lain barang siapa yang menjunjung tinggi dan
melaksanakan ajaran Tri Kaya Parisudha dengan
Mengadakan hubungan kelamin (sex) antara
pria dan wanita dengan jalan tidak sah sungguh-sungguh akhirnya ia pasti akan berhasil
mencapai kesempurnaan yang tertinggi.
Mengadakan hubungan kelamin dengan
paksa artinya tidak atas dasar cinta sama cinta 3. Merasakan penderitaan orang lain
(perkosaan)
Ukuran rasa kemanusiaan seseorang adalah
· Hal ini sangat ditentukan oleh proses berpikir apabila dia dapat merasakan penderitaan orang
seseorang. Artinya bila pikirannya dilandasi oleh
lain sebagai penderitaannya. Karena dirasakan

92 YOGA DAN KESEHATAN Volume 2, No.1,Juni 2019


sebagai penderitaannya maka ia sendiri akan Antara saya dan kamu sesungguhnya
ikut aktif menanggulangi penderitaan orang lain. bersaudara. Hakikat atman yang menjadikan
Ikut serta menanggulangi penderitaan orang lain hidup diantara saya dan kamu berasal dari satu
adalah sesuai dengan kemampuan dan swadharma sumber yaitu Tuhan. Atman yang menghidupkan
masing-masing. Dalam system kehidupan yang tubuh makhluk hidup merupakan percikan terkecil
modern dewasa ini sesungguhnya banyak pihak dari Tuhan. Kita sama-sama makhluk ciptaan
yang mendapat kesempatan untuk mengamalkan Tuhan. Sesungguhnya filsafat “Tat twam asi” ini
rasa kemanusiaannya. Sayang kebanyakan
mengandung makna yang sangat dalam. Tatwam
orang tidak menggunakan kesempatan ini untuk
asi mengajarkan agar kita senantiasa mengasihi
mengamalkan rasa kemanusiaannya. Justru
orang lain atau menyayangi makhluk lainnya.
penderitaan orang lain sering dijadikan ajang
Bila diri kita sendiri tidak merasa senang disakiti
untuk mencari keuntungan guna memperkaya diri
sendiri. Sebuah ajaran tentang refleksi cinta kasih, apa bedanya dengan orang lain. Maka dari itu
tidak hanya kepada sesama manusia tetapi juga janganlah sekali-kali menyakiti hati orang lain.
kepada semua makhluk. Dan sebaliknya bantulah orang lain sedapat
mungkin kamu membantunya, karena sebenarnya
Dengan menyadari bahwa manusia dapat
semua tindakan kita juga untuk kita sendiri. Bila
melihat dirinya pada makhluk lain, diajarkan
untuk menjauhkan diri dari sifat ego. Dengan dihayati dan diamalkan dengnan baik, maka
menyadari orang lain adalah bagian dari diri, akan terwujud suatu kerukunan. Dalam upanisad
maka seseorang tidak akan mudah melakukan dikatakan: “Brahma atma aikhyam”, yang artinya
tindakan-tindakan yang dapat menyakiti orang Brahman (Tuhan) dan atman sama. Sistem
lain karena menyakiti orang lain berarti menyakiti kekeluargaan dan kekerabatan adalah sebuah
diri sendiri. Melalui kesadaran tersebut sehingga ciri yang melekat pada seluruh kebudayaan di
diharapkan yang akan tumbuh dalam diri kita Indonesia. Tidak terkecuali pada masyarakat
adalah sikap saling mengasihi antar sesama dan Hindu di Bali. Sistem tersebut menjadi hukum
mahkluk hidup lainnya. Sebagai makhluk sosial adat bagi terciptanya hubungan antara manusia
umat Hindu tidak semata-semata rukun dengan dengan manusia.Hubungan antar manusia dalam
sesama manusia. Tetapi juga harus harmonis secara ajaran Hindu di Bali tertuang dalam filosofi “Tat
vertical dan horizontal. Secara vertikal (ke atas) twam asi” sebagai dasar hukum. Sesuai dengan
dekat dengan Tuhan sebagai Raja Alam Semesta pengertiannya tat twam asi “ia adalah kamu”. Saya
(Prajapati), horizontal (kebawah) menanamkan
adalah kamu dan segala mahkluk adalah sama.
rasa kasih sayang pada semua makhluk secara
Ini berarti menolong orang lain berarti menolong
horizontal mengembangkan kerukunan dengan
diri sendiri. Dan menyakiti orang lain berarti pula
sesama manusia. Dalam ajaran Kitab suci Veda,
menyakiti diri sendiri. Prinsip dasar Tat twam asi
agar terciptanya kehidupan yang Kreta Jagadhita
dijelaskan secara gamblang dalam ajaran “Tat ini dalam kehidupan adat Bali diberi pengertian ke
twam asi”. Ajaran “Tat twam asi” merupakan dalam asas-asas sebagai berikut.
ajaran sosial tanpa batas. Saya adalah kamu, dan a. Asas suka duka, artinya dalam suka dan duka
sebaliknya kamu adalah saya, dan segala makhluk dirasakan bersama-sama.
adalah sama sehingga menolong orang lain berarti
menolong diri sendiri dan menyakiti orang lain b. Asas paras paros, artinya orang lain adalah
berarti pula menyakiti diri sendiri (Upadesa, 2002: bagian dari diri sendiri dan diri sendiri adalah
42). bagian dari orang lain.

YOGA DAN KESEHATAN Volume 2, No.1,Juni 2019 93


c. Asas salunglung sabayantaka, artinya baik tidak boleh, apalagi mau ngaben. Dari contoh ini
buruk, mati hidup ditanggung bersama. dapat kita lihat, apabila ajaran Tat twam asi tidak
bisa kita terapkan tentunya hanya akan berdampak
d. Asas saling asah, saling asih, saling asuh,
buruk bagi kehidupan bermasyarakat, Kehidupan
artinya saling menyayangi atau mencintai,
sosial masyarakat tentunya tidak terlepas
saling memberi dan mengoreksi, serta saling
dengan perkembangan kehidupan beragama.
tolong menolong antar sesama hidup.
Hal ini menjadi satu kesatuan yang tidak dapat
Ajaran tat twam asi mengajak setiap orang dipisahkan satu dengan yang lain. Agama menjadi
penganut agama untuk turut merasakan apa yang keyakinan setiap individu sehingga melekat di
sedang dirasakan orang lain. Seseorang bila dalam diri, bahkan ketika mereka hidup dalam
menyakiti orang lain sebenarnya ia telah bertindak sosial masyarakat yang beragam. Khususnya
menyakiti atau menyiksa dirinya sendiri, dan Agama Hindu, perkembanganya tidak akan
sebaliknya bila telah membuat orang lain menjadi pernah meninggalkan sisi kehidupan pribadi,
senang dan bahagia, maka sesungguhnya dirinya sosial, ekonomi, pengetahuan, pemahaman serta
sendirilah yang ikut merasakan kebahagiaan itu pola pikir individu yang menganut keyakinan
juga. Tat twam asi merupakan kata kunci untuk Hindu itu sendiri.Penganut umat Hindu pun
dapat membina agar terjalinnya hubungan yang beragam dari latar belakang suku yang berbeda,
serasi atas dasar “asah, asih, dan asuh” di antara misalnya: Suku Jawa, Bali, Batak, Dayak, Banjar,
sesama hidup. Dalam Sarasamuscaya: 317, sunda, dll. Di Indonesia, umat Hindu mayoritas
menyatakan: dianut oleh keturunan suku Bali, sisanya Jawa
dan suku-suku lain yang masih memegang teguh
“Orang arif bijaksana melihat semuanya
ajaran dharma ini. Berdasarkan satu sisi penganut
sama, baik kepada brahmana budiman yang
saja Hindu sudah jelas sekali mengajarkan adanya
rendah hati, maupun terhadap makhluk hidup
kebegaraman.
lainnya, orang yang hina papa sekalipun,
walaupun perbuatan jahat yang dilakukan orang Umat Hindu etnis Bali yang mampu hidup
terhadap dirimu, perbuatan seperti orang sadhu berdampingan di seluruh pelosok Nusantara
hendaknya sebagai balasanmu. Janganlah sekali- sampai saat ini. Ciri khas umat Hindu adalah
kali membalas dengan perbuatan jahat, sebab damai, cinta, kasih, tidak menyakiti, dan beragam
orang yang berhasrat berbuat kejahatan itu pada sehingga mampu menciptakan kehidupan sosial
hakekatnya akan menghancurkan dirinya sendiri” yang harmonis. Hal ini menandakan bahwa Umat
Hindu sebagian besar telah mampu menjabarkan
Dalam kehidupan, apabila konsep Tat twam
arti dari keberagaman melalui ajarannya
asi tidak diterapkan, kesejahteraan tidak akan
dan perilaku kesehariannya. Namun, belum
pernah tercapai, karena egoisme yang tinggi
keseluruhan umat Hindu mampu menjabarkan
akan memengaruhi setiap individu. Adapun
konsep keberagaman ini dengan baik dalam
contoh konsep Tat twam asi‖ tidak diterapkan,
kehidupan sehari-hari. Seperti halnya umat Hindu
yaitu adanya konflik antar desa atau antar banjar
yang ada di daerah-daerah pelosok ataupun
menjadi bukti nyata. Ketika Tat twam asi tidak
daerah transmigrasi yang jauh sekali dengan
bisa dijadikan acuan, konflik akan makin melebar.
sentuhan pembainaan mental maupun spiritual.
Dampaknya akan ada kasepekang (pengucilan).
Walaupun secara ekonomi mampu dan mencukupi
Kalau sudah kasepekang, sembahyang ke pura pun
namun terkadang kebutuhan mental dan spiritual

94 YOGA DAN KESEHATAN Volume 2, No.1,Juni 2019


belum tercukupi dengan baik. Hal ini yang lain sangat cemas dan ragu menerima hembusan
kemudian menyebabkan sikap-sikap eksklusif angin pluralisme, sebab mereka amat takut jika
dalam bermasyarakat. kebanyakan hanya dilihat kepercayaannya tidak lagi dianggap sebagai suatu
darimana dia berasal, suku apa, agamanya apa, kebenaran utama. Namun harus diingat pluralisme
kaya atau miskin. dalam Hindu bukan berarti menyamakan ratakan
Hindu tidak pernah tampil sebagai sosok yang Hindu dengan yang lain, tapi dalam artian
arogan. Doktrin Hinduisme yang pluralisme itu bahwa Hindu tidak pernah menyatakan konsep
sangat menghargai berbagai theisme atau paham kepercayaan yang lain sebagai suatu yang salah
ketuhanan. Doktrin Hinduisme yang pluralis atau sesat.
itu tidak pernah mengklaim suatu kebenaran Berdasarkan arti dari kata tat twam asi tersebut
sebagai kebenaran yang hanya menjadi milikinya dapat diartikan bahwa umat Hindu menganggap
sendiri. Hinduisme tidak pernah mengadili atau bahwa kita semua pada dasarnya adalah sama
menghina kebenaran lain. Hinduisme tidak pernah bersumber dari satu Tuhan, dari pengertian itu juga
melihat orang yang berada di luarnya sebagai umat Hindu sangat menghargai sesama manusia
orang yang dipandang sebelah mata oleh Tuhan. dan semua makhluk ciptaan Tuhan. Berkaitan
Hinduisme berpandangan bahwa setiap orang dan dengan pluralisme dalam ajaran agama Hindu
kelompok orang bergerak maju dari kebenaran juga mempunyai slogan yang dikutip dari sastra
yang sederhana menuju kebenaran yang lebih suci yang berbuyi “Vasu Daiva Kutumbakam”
tinggi hingga kebenaran tertinggi. Untuk sampai yang berarti, “Kita Semua Bersaudara”, jadi umat
pada anak tangga yang teratas seseorang mesti hindu menganggap bahwa kita semua adalah
menginjakkan kakinya terlebih dahulu pada anak saudara tanpa membeda-bedakan suku, ras, antar
tangga pertama. Mustahil bagi seseorang untuk golongan maupun agama. Dalam Bhagavadgita
sampai pada tangga teratas tanpa melalui anak IX.29, dijelaskan:
tangga pertama. Setiap orang akan memperoleh
kesempatan yang sama dalam waktu yang “samo haṁ sarva-bhūteṣu na me dveṣyo sti na
priyah ye bhajanti tu māṁ bhaktyā mayi te teṣu
berbedabeda sesuai dengan karma wesana yang
cāpy aham”
nantinya akan menentukan tingkat kemampuan
mereka dalam mencari kebenaran. Demikian juga Artinya :
setiap orang akan memiliki kesempatan yang sama
dalam waktu yang berbeda-beda untuk sampai Aku tidak pernah iri dan selalu bersikap adil
pada anak tangga teratas dari sebuah kebenaran. terhadap semua makhluk. BagiKu tidak ada
Oleh sebab itu antara kebenaran-kebenaran itu yang paling Ku-benci dan tidak ada yang paling
tidak harus saling intervensi, sebab kebenaran itu Aku kasihi. Tetapi yang berbakti kepada-Ku,
selalu bergerak maju dari yang sederhana (rendah) dengan penuh pengabdian, mereka berada
ke yang lebih tinggi. Oleh sebab itu pula Hinduisme pada-Ku dan Aku bersamanya pula.
tak pernah, cemas, gelisah, atau berburuk sangka
Melalui satra suci Bhagavadgita, Tuhan telah
terhadap berbagai wacana ataupun penampilan
mengajarkan sebuah laku yang mulia dan penuh
dari berbagai macam keyakinan. Hinduisme
dengan kebijaksanaan, tentang hakikat terlahir,
sebagai kepercayaan spiritual yang paling tua
hidup, serta berkarma dan membawa sang Jiwa
di dunia dan sangat dewasa dalam melihat
yang bersemayam di dalam badan untuk tidak
pluralisme kebenaran. Lain halnya dengan yang

YOGA DAN KESEHATAN Volume 2, No.1,Juni 2019 95


membedakan mana yang lebih dikasihi ataupun satu masalah. Satu pandangan agama pluralistik
yang dibenci, hanya saja bagaimana sang ciptaan menerima bahwa ada banyak jalan. Agama yang
mampu menempatkan diri serta, melakukan apa berbeda jalan atau cara-cara ini mempunyai
yang seharusnya dilakukan sebagai ciptaan. berbagai derajat perbedaan-perbedaan di antara
Dengan keberagaman agama yang ada di mereka, beberapa mungkin kecil, beberapa
Indonesia yang terdiri dari Islam, Katolik, Kristen, mungkin besar. Jalan yang berbeda akan
Hindu, Budha, Konghuchu, sampai saat ini menarik bagi individu-individu yang berbeda
mampu berjalan harmonis dan senantiasa saling sesuai dengan berbagai temperamen atau derajat
menghormati. Panasnya suasana politik akhir- dari perkembangan mereka, yang akan sangat
akhir ini, mencerminkan betapa kita perlu kembali berbeda dan selalu berubah. Beberapa dari jalan
ke dalam diri melalui keyakinan atau agama kita. atau caracara ini mungkin baik atau mulia, atau
Tentunya masing-masing agama mengajarkan mungkin menjijikkan. Beberapa mungkin menarik
untuk saling menjaga diri, berperilaku yang baik, untuk temperamen agama yang rendah, yang lain
tidak saling menyalahkan, saling menghargai, mungkin menarik bagi satu level realisasi spiritual.
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan tentunya Agama-agama harus membangun
melakukan keyakinan dengan baik. Inilah kemanusiaan, inilah Bhineka Tunggal Ika dalam
pentingnya pengetahuan dan pemahaman dalam beragama. Pluralisme mengatakan bahwa adalah
hidup ber-Pancasila dan Ber-Bhineka Tunggal baik bagi kita untuk mempunyai perbedaaan.
Ika, jangan sampai karena perbedaan pandangan Dengan kata lain agama-agama harus membangun
politik, keadaan ekonomi yang sulit, pergaulan, kemanusiaan yang telah nyata tercermin
kita sebagai umat Hindu yang memegang teguh dalam ajaran Hindu. Spirit “Tat twam asi”, dan
spirit pluralisme salah menempatkan diri serta “Vasudaiwa Kutum Bakam” harus menjadi dasar
ikut larut dalam suasana yang menghancurkan kuat menjalankan Dharma Agama dan Dharma
kedaulatan. Kita sebagai umat Hindu seharusnya Negara. Kemajemukan dalam umat beragama
mampu membawa angin segar kemajemukan dan hendaknya senantiasa diawasi dan selalu didukung
keBhinekaan. Apa yang sesungguhnya diajarkan oleh semua lini baik dari pemerintah, tokoh-tokoh
oleh agama Hindu adalah pluralisme agama, agama serta masyarakat itu sendiri. pembinaan
bukan keperluan untuk membuat semua agama di masing-masing agama harus lebih intensif
sama, yang adalah intoleran terhadap perbedaan- terutama pemahaman mengenai perbedaan
perbedaan agama yang sering sama sekali tidak serta kemajemukan dan pluralisme agama yang
kecil atau tidak penting. Pluralisme agama, pada memang harus terjadi di Indonesia.
sisi lain, adalah toleran atas perbedaanperbedaan
Ajaran “Tat tvam asi” dapat dijadikan
agama. Ia tidak mereduksi semua agama ke
acuan dan solusi dari masalah yg terjadi dalam
dalam satu model bersama. Ia membiarkan
lingkungan kehidupan manusia masyarakat yang
perbedaan-perbedaan mereka kelihatan dengan
berselisih paham, menghadapi silang sengkata
jelas sebagaimana mereka adanya dan tidak
yang tidak kunjung padam, bahkan sampai tibul
berupaya menutupinya dengan satu kerudung
percekcokan Pertengkaran bahkan perkelahian
kesatuan. Pluralisme mengatakan bahwa adalah
dan peperangan.karna ajaran ini mengandung
baik bagi kita untuk mempunyai perbedaaan atau
nilai yang memandang setiap makhluk hakikatnya
bahkan pandangan-pandangan yang bertentangan
sama, karena ada atma yang menghidupkan
mengenai agama dan ini tidak harus menjadi
setiap makhluk dan memahami bahwa semua

96 YOGA DAN KESEHATAN Volume 2, No.1,Juni 2019


makhluk adalah bersaudara, bagaikan sebuah bersangkutan. Disinilah manusia perlu mengenal
keluarga sehingga semestinya ada kesetaraan dan dan melaksanakan rasa kebersamaan, sehingga
penghargaan terhadap hak-hak setiap orang. Spirit seberapa berat masalah yang dihadapinya
toleransi dan penghargaan atas perbedaan inilah akan terasa ringan. Dengan memahami serta
yang dijaga oleh masyarakat Hindu Bali agar nilai mengamalkan ajaran Tat twam asi, manusia akan
kearifan lokal dalam ajaran agama Hindu tetap dapat merasakan berat dan ringan dalam hidup
bisa mewujudkan keharmonisan dalam hidup dan kehidupan ini. Bila ajaran Tat twam asi dapat
beragama. Bali sendiri tidak bisa membendung diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari
pendatang yang berbeda latar budaya, agama, oleh masyarakat secara menyeluruh dan sungguh-
untuk datang dan mendiami Bali. Bukan perbedaan sungguh, dalam sifat dan prilaku kita maka
ini lantas menjadikan kita ingin terus berdebat, kehidupan ini akan menjadi sangat harmonis.
menguasai, melakukan gerakan-gerakan intoleran. Satu dengan yang lainnya diantara dapat hidup
Tat twam asi menjadi simbol budaya yang bisa saling menghormati, mengisi dan damai. Makna
mengekang semua keinginan intoleran tersebut. mendasar yang dapat dipetik dari Tat twam asi
Sebab, tat twam asi memberikan kita pemahaman tersebut adalah bagaimana menyayangi diri
bahwa ketika seseorang menyakiti orang lain, sendiri demikian juga menyayangi orang lain
menyinggung, bahkan mengamcam keberdaan bahkan lingkungan sekalipun. Atas dasar itu maka
orang lain, maka suatu saat kondisi yang demikian tindakan hormat menghormati sangat diperlukan
pula akan datang pada diri seseorang tersebut. bahkan harus dilakukan dalam kehidupan sehari-
Untuk itulah, senantiasa manusia diajarkan hari baik dalam kehidupan bermasyarakat,
untuk tidak melakukan amcaman kejahatan berbangsa, dan bernegara. Ajaran Tat twam asi
kepada orang lain, karena dirinya sendiri tidak sangat selaras dengan ideologi Negara Indonesia
menginginkan hal yang serupa terjadi padanya. yaitu pancasila. Dengan demikian setiap warga
Konsep nilai tat twam asi ini sangat sederhana. Negara mempunyai hak untuk mengaktualisasikan
Namun, implementasi dalam hidup harus benar- ajarannya ditengah – tengah masyarakat sepanjang
benar diaplikasikan secara sungguh-sungguh dan tidak bertentangan dengan tatanan yang berlaku
bermakna. di masyarakat tersebut serta tetap mengutamakan
rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
Wujud nyata dari ajaran Tat twam asi ini
dapat dicermati dalam kehidupan dan perilaku III. Simpulan
keseharian dari umat manusia. Manusia dalam
Mahavakya tat twam asi termuat dalam
hidupnya memiliki berbagai macam kebutuhan
chandogya upanisad ” yang berarti: Dikaulah
yang dimotivasi oleh keinginan (kama) setiap
itu; Dikaulah semua itu; Semua makhluk adalah
manusia. Sebutan manusia sebagai makhluk
Engkau. Engkau awal mula jiwatman (roh) dan
hidup itu banyak jenis, sifat, dan ragamnya
zat (prakrti) semua makhluk. Aku ini adalah
seperti: manusia sebagai makhluk individu,
makhluk yang berasal dari Mu. Oleh karena itu
sosial, religius, ekonomis, budaya dan lain –
jiwatmaku dan prakrtiku tunggal dengan jiwatman
lainnya. Apabila semua itu harus dapat dipenuhi
semua makhluk, dan Dikau sebagai sumberku
oleh manusia secara menyeluruh dan bersamaan
dan sumber semua makhluk. Oleh karena itu aku
tanpa memperhitungkan situasi dan kondisinya
adalah Engkau,begitupun sebaliknya. Ajaran tat
serta keterbatasan yang dimiliknya, betapa susah
twam asi mengajak setiap orang penganut agama
dan payah yang dirasakan oleh individu yang

YOGA DAN KESEHATAN Volume 2, No.1,Juni 2019 97


untuk turut merasakan apa yang sedang dirasakan DAFTAR PUSTAKA
orang lain. Seseorang bila menyakiti orang lain
sebenarnya ia telah bertindak menyakiti atau Radhakrishnan.S, 2008. Upanisad Upanisad
menyiksa dirinya sendiri, dan sebaliknya bila telah Utama. Terjemahan Oleh Agung S Mantik.
membuat orang lain menjadi senang dan bahagia, Surabaya: Paramita.
maka sesungguhnya dirinya sendirilah yang ikut Natal,devi. 2015. tat-twam-asi. Diunduh:
merasakan kebahagiaan itu juga. Ajaran “Tat tvam 29/10/2018 http://nataldevi.blogspot.
asi” dapat dijadikan acuan dan solusi dari segala com/2015/04/tat- twam-asi.html.
masalah yg terjadi dalam lingkungan kehidupan Kusumohamidjojo, Budiono. 1999.
manusia karna ajaran ini mengandung nilai yang Kebhinekaan Masyarakat Indonesia, Suatu
memandang setiap makhluk hakikatnya sama, Problematik Filsafat Kebudayaan. Jakarta:
karena ada atma yang menghidupkan setiap Gramedia.
makhluk dan memahami bahwa semua makhluk Pidarta, I Made. 2000. Hindu Untuk Masyarakat
adalah bersaudara, bagaikan sebuah keluarga Umum Pada Zaman Pasca Modern.
sehingga semestinya ada kesetaraan dan Surabaya: Paramita.
penghargaan terhadap hak-hak setiap orang. Spirit Subagiasta, I Ketut. 2006. Teologi, Filsafat,
toleransi dan penghargaan atas perbedaan inilah Etika dan Ritual dalam Suastra Hindu.
yang dijaga oleh masyarakat Hindu Bali agar nilai Surabaya: Paramita
kearifan lokal dalam ajaran agama Hindu tetap bisa Pascasarjana IHDN Denpasar. Suhardana,
mewujudkan keharmonisan dalam hidup beragama. Komang. 2010. Tat twam asi. Ajaran
Bali sendiri tidak bisa membendung pendatang yang Kesamaan Martabat Manusia. Surabaya:
berbeda latar budaya, agama, untuk datang dan Paramita.
mendiami Bali. Bukan perbedaan ini lantas
menjadikan kita ingin terus berdebat, menguasai,
melakukan gerakan-gerakan intoleran. Tat twam asi
menjadi simbol budaya yang bisa mengekang
semua keinginan intoleran tersebut. Sebab, tat twam
asi memberikan kita pemahaman bahwa ketika
seseorang menyakiti orang lain, menyinggung,
bahkan mengamcam keberdaan orang lain, maka
suatu saat kondisi yang demikian pula akan datang
pada diri seseorang tersebut. Untuk itulah,
senantiasa manusia diajarkan untuk tidak
melakukan amcaman kejahatan kepada orang lain,
karena dirinya sendiri tidak menginginkan hal yang
serupa terjadi padanya. Konsep nilai tat twam asi ini
sangat sederhana. Namun, implementasi dalam
hidup harus benar- benar diaplikasikan secara
sungguh-sungguh dan bermakna.

98 YOGA DAN KESEHATAN Volume 2, No.1,Juni 2019

Anda mungkin juga menyukai