Anda di halaman 1dari 51

MODUL AJAR

SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN

Identitas Penulis Modul


Penulis Modul : Bahtiyar Wahyu H
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Sale
Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas / Fase :X/E
Tahun Pelajaran : 2022 / 2023
Materi Pokok : Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan
Alokasi Waktu : 18 JP (18 X 45 Menit)

Kompetensi Awal
Memahami pengetahuan dasar Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berfungsi mengkaji
gejala sosial di masyarakat dan Menalar suatu gejala sosial di lingkungan sekitar dengan menggunakan
pengetahuan sosiologis

Profil Pelajar Pancasila


 Pelajar menjadi pribadi yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan lebih
bersyukur
 Mandiri (Memiliki inisiatif dan bekerja secara mandiri dalam melaksanakan keterampilan
proses, percaya diri, mengembangkan kendali dan disiplin diri)
 Bernalar kritis (Mampu memproses informasi, ide dan gagasan, melakukan evaluasi terhadap
prosedur yang dilakukan, mengevaluasi dan merefleksikan pemikiran)
 Kreatif (Menghasilkan ide, gagasan atau pendapat yang mampu dikemukakan secara runtut
dalam pembelajaran)
 Bergotong royong (Berkolarborasi dalam menyelesaikan project sederhana, serta melakukan
komunikasi secara berkala untuk mencapai tujuan bersama)

Sarana & Prasarana


Komputer/ Laptop, LCD Proyektor, Jaringan Internet, Peta Konsep, Gambar-gambar serta
kutipan berita dari majalah, koran atau media lain, Learning Management System yang mendukung
pembelajaran, Papan Tulis, Spidol, dan sarana lain yang menjadi pendukung pembelajaran

Target Peserta Didik


1. Siswa Reguler / Tipikal

2. Peserta didik dengan hambatan belajar


3. Peserta didik cerdas istimewa berbakat
Model Pembelajaran
Tatap Muka
Pembelajaran Jarak Jauh Dalam Jaringan
Pembelajaran Jarak Jauh Luar Jaringan
Blended Learning

Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran Discovery learning peserta didik mampu berfikir secara kritis dan kreatif
dalam memahami konsep dasar ilmu sosiologi, sejarah kemunculan ilmu sosiologi, pengertian
sosiologi dan ciri-ciri ilmu sosiologi dengan mengembangkan azas kerja sama (gotong royong),
menjujung tinggi tanggung jawab yang diberikan dan secara aktif berkala mampu mengungkapkan ide,
pendapat atau temuan kepada teman sekelas serta membuat laporan observasi sederhana tentang
contoh penerapan ilmu sosiologi serta menyajikan hasil observasinya secara mandiri

Pemahaman Bermakna
1. Manusia berorganisasi untuk memecahkan masalah
2. Manusia berkelompok untuk memenuhi kebutuhan
3. Sosiologi mempelajari manusia sebagai makhluk bernaluri untuk hidup bersama

Pertanyaan Pemantik
1. Menurutmu, apa sosiologi itu?
2. Seberapa penting manfaat belajar sosiologi?
3. Bagaimana kaitan sosiologi dengan kehidupan manusia?

Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Tahap Kegiatan Alokasi Waktu
- Berdo’a bersama, menyiapkan dan mengecek kehadiran peserta didik
- Apersepsi: gambar pengantar tentang fenomena sosial
Pendahuluan 15 menit
- Penyampaian tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan teknik
penilaian
- Memberi stimulus: guru memberikan gambar terkait fenomena sosial
- Mengidentifikasi masalah: peserta didik mengajukan permasalahan
terkait konsep sosiologi sebagai ilmu sosial, munculnya ilmu
sosiologi, pengertian ilmu sosiologi, dan ciri-ciri ilmu sosiologi
Inti 60 menit
- Mengumpulkan data: membagi kelompok dan tugas kelompok serta
membimbing peserta didik mencari jawaban permasalahan
- Mengolah data: diskusi kelompok hasil pencarian jawaban
- Memverifikasi: verifikasi jawaban-jawaban hasil diskusi melalui
presentasi dan tanya jawab
- Menyimpulkan: membimbing peserta didik menarik kesimpulan
- Refleksi dan umpan balik
Penutup - Informasi tentang kegiatan pembelajaran yang akan datang dan 15 menit
berdoa

Pertemuan 2
Tahap Kegiatan Alokasi Waktu
- Berdo’a bersama, menyiapkan dan mengecek kehadiran peserta didik
- Apersepsi: gambar pengantar tentang fenomena sosial
Pembukaan 15 menit
- Penyampaian tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan tehnik
penilaian
- Memberi stimulus: guru merefleksi materi sebelumnya
- Mengidentifikasi masalah: peserta didik mengajukan permasalahan
terkait konsep sosiologi sebagai ilmu sosial, munculnya ilmu
sosiologi, pengertian ilmu sosiologi, dan ciri-ciri ilmu sosiologi
- Mengumpulkan data: membagi kelompok dan tugas kelompok serta
Inti 60 menit
membimbing peserta didik mencari jawaban permasalahan
- Mengolah data: diskusi kelompok hasil pencarian jawaban
- Memverifikasi: verifikasi jawaban-jawaban hasil diskusi melalui
presentasi dan tanya jawab
- Menyimpulkan : membimbing peserta didik menarik kesimpulan
- Refleksi dan umpan balik
Penutup - Informasi tentang kegiatan pembelajaran yang akan datang dan 15 menit
berdoa

Pertemuan 3
Tahap Kegiatan Alokasi Waktu
- Berdo’a bersama, menyiapkan dan mengecek kehadiran peserta didik
- Apersepsi: gambar pengantar tentang fenomena sosial
Pembukaan 15 menit
- Penyampaian tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan tehnik
penilaian
- Memberi stimulus: guru merefleksi materi sebelumnya
- Mengidentifikasi masalah: peserta didik mengajukan permasalahan
terkait konsep sosiologi sebagai ilmu sosial, munculnya ilmu
Inti sosiologi, pengertian ilmu sosiologi, dan ciri – ciri ilmu sosiologi 60 menit
- Mengumpulkan data: membagi kelompok dan tugas kelompok serta
membimbing peserta didik mencari jawaban permasalahan
- Mengolah data: diskusi kelompok hasil pencarian jawaban
- Memverifikasi: verifikasi jawaban-jawaban hasil diskusi melalui
presentasi dan tanya jawab
- Menyimpulkan : membimbing peserta didik menarik kesimpulan
- Refleksi dan umpan balik
Penutup - Informasi tentang kegiatan pembelajaran yang akan datang dan 15 menit
berdoa

Pertemuan 4
Tahap Kegiatan Alokasi Waktu
- Berdo’a bersama, menyiapkan dan mengecek kehadiran peserta
didik
Pembukaan - Apersepsi: video pengantar tentang tokoh sosiologi 15 menit
- Penyampaian tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan tehnik
penilaian
- Memberi stimulus: guru memberikan contoh deskripsi terkait video
tokoh sosiologi
- Mengidentifikasi masalah: peserta didik mengajukan permasalahan
terkait hakekat, tokoh dan teori sosiologi serta manfaat ilmu
sosiologi
Inti - Mengumpulkan data: membagi kelompok dan tugas kelompok serta 60 menit
membimbing peserta didik mencari jawaban permasalahan
- Mengolah data: diskusi kelompok hasil pencarian jawaban
- Memverifikasi: verifikasi jawaban-jawaban hasil diskusi melalui
presentasi dan tanya jawab
- Menyimpulkan: membimbing peserta didik menarik kesimpulan
- Refleksi dan umpan balik
Penutup - Informasi tentang kegiatan pembelajaran yang akan datang dan 15 menit
berdoa

Pertemuan 5
Tahap Kegiatan Alokasi Waktu
- Berdo’a bersama, menyiapkan dan mengecek kehadiran peserta
didik
Pembukaan - Apersepsi: video pengantar tentang tokoh sosiologi 15 menit
- Penyampaian tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan tehnik
penilaian
- Memberi stimulus: guru memberikan contoh deskripsi terkait video
Inti tokoh sosiologi 60 menit
- Mengidentifikasi masalah: peserta didik mengajukan permasalahan
terkait hakekat, tokoh dan teori sosiologi serta manfaat ilmu
sosiologi
- Mengumpulkan data: membagi kelompok dan tugas kelompok serta
membimbing peserta didik mencari jawaban permasalahan
- Mengolah data: diskusi kelompok hasil pencarian jawaban
- Memverifikasi: verifikasi jawaban-jawaban hasil diskusi melalui
presentasi dan tanya jawab
- Menyimpulkan: membimbing peserta didik menarik kesimpulan
- Refleksi dan umpan balik
Penutup - Informasi tentang kegiatan pembelajaran yang akan datang dan 15 menit
berdoa

Pertemuan 6
Tahap Kegiatan Alokasi Waktu
- Berdo’a bersama, menyiapkan dan mengecek kehadiran peserta
didik
Pembukaan - Apersepsi: video pengantar tentang tokoh sosiologi 15 menit
- Penyampaian tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan tehnik
penilaian
- Memberi stimulus: guru memberikan contoh deskripsi terkait video
tokoh sosiologi
- Mengidentifikasi masalah: peserta didik mengajukan permasalahan
terkait hakekat, tokoh dan teori sosiologi serta manfaat ilmu
sosiologi
Inti - Mengumpulkan data: membagi kelompok dan tugas kelompok serta 60 menit
membimbing peserta didik mencari jawaban permasalahan
- Mengolah data: diskusi kelompok hasil pencarian jawaban
- Memverifikasi: verifikasi jawaban-jawaban hasil diskusi melalui
presentasi dan tanya jawab
- Menyimpulkan : membimbing peserta didik menarik kesimpulan
- Refleksi dan umpan balik
Penutup - Informasi tentang kegiatan pembelajaran yang akan datang dan 15 menit
berdoa
Asesmen
Asesmen Sebelum Pembelajaran (Diagnostik). Misal Penilaian Sikap
Format Penilaian Diagnostik.
Unsur Penilaian
No Nama Bernalar Gotong Jumlah Skor Kode
Beriman Mandiri Kreatif
Kritis Royong
1 Azka 80 80 80 80 80 400 80 B
2 …….. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ……….

Asesmen Selama Pembelajaran (Formatif). Misal Penilaian Presentasi, Pameran Hasil Karya, Dsb
Silahkan buat mind mapping / peta konsep tentang materi ‘Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan’
Unsur Yang Dinilai
No Nama Jumlah Skor Kode
Desain Hierarki Penjelasan Contoh
1 Azka 80 80 80 80 400 80 B
2 …….. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ……….

Asesmen Setelah Pembelajaran (Sumatif). Misal Tes, Essay, Pilihan Ganda, Dan Sebagainya
1. Ilmu sosiologi adalah...
2. Apa yang dimaksud revolusi industri dan revolusi perancis!
3. Sebutkan ciri-ciri ilmu sosiologi!

Pengayaan & Remidial


Pembelajaran Remidial (tutor sebaya) dan Pengayaan (kerja kelompok menulis contoh persitiwa
lingkungan sekitar yang berkaitan dengan teori sosiologi)

Lembar Kerja Peserta Didik


Cocokkanlah tokoh-tokoh berikut dengan namanya dan cari serta jelasakanlah pendapat atau teorinya
tentang sosiologi
No Nama Tokoh Foto / Gambar Teori
1 Auguste Comte

2 Karl Marx

3 Emile Durkheim

4 Max Weber
5 Herbert Spencer

Bahan Bacaan Guru & Peserta Didik


Sejarah Perkembangan Sosiologi
Sebelum kemunculannya, Sosiologi masih berupa ilmu yang menjadi pemikiran para ilmuwan.
Mereka memikirkan cara-cara yang bisa dilakukan agar ilmu pengetahuan mampu mengakomodasi
masyarakat dan juga menjelaskan fenomena- fenomena yang terjadi di dalamnya. Pada dasarnya, latar
belakang yang akhirnya menjadi tujuan utama Sosiologi bisa dibentuk adalah agar bisa mengetahui
pola perilaku masyarakat sehingga mampu mewujudkan interaksi masyarakat yang berhasil. Hal
tersebut juga selaras dengan pengertian Sosiologi yang mengatakan jika ilmunya mengatur tentang
kehidupan masyarakat.
Istilah Sosiologi ini pertama kali diperkenalkan oleh August Comte yang kemudian dikenal
sebagai bapak Sosiologi dunia. August Comte mengatakan jika Sosiologi merupakan ilmu yang
menggunakan masyarakat sebagai objeknya. Sebenarnya, sebelum August Comte menggagas tentang
Sosiologi, Ibnu Khaldun yang merupakan tokoh pemikir Islam telah memperkenalkan kajian tentang
masyarakat sekitar tahun 1332. Namun, memang kajian tentang Sosiologi secara umum dan lengkap
dibahas oleh August Comte.

Awal Perkembangan
Awal perkembangannya, Sosiologi lahir akibat adanya gejolak sosial efek revolusi industri.
Akibat revolusi tersebut banyak terjadi eksploitasi tenaga kerja dan urbanisasi yang sangat besar. Hal
ini tentunya menjadikan dunia menjadi bergejolak dan banyak konflik-konflik baru muncul. Dari
sinilah, peran ilmu pengetahuan dibutuhkan untuk memberikan pengamatan serta pengalaman kepada
masyarakat yang kemudian dikemas dalam rancangan ilmu Sosiologi.
Pada abad ke-19 muncul banyak sekali konflik di dunia yang mengakibatkan perubahan sosial
terjadi secara besar-besaran. Terlebih pada tahun 1798 terjadi revolusi industri di Prancis yang
menimbulkan banyak kekhawatiran di tengah- tengah masyarakat. Atas dasar tersebut, Auguste Comte
merancang instrument penelitian yang digunakan untuk mempelajari pola perilaku masyarakat.
Penelitian sosial yang dilakukan secara ilmiah tersebut kemudian pada awal abad ke-19 dikenal
sebagai Sosiologi.

Konsep Dasar Sosiologi


Istilah sosiologi secara etimologis berasal dari kata Latin socius yang berarti teman, kawan',
dan logos yang berarti 'ilmu'. Jadi apakah yang dimaksud sosiologi? Merujuk pada arti dua kata
tersebut, maka sosiologi berarti ilmu tentang teman. Dalam arti yang lebih luas, sosiologi diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari interaksi manusia di dalam masyarakat. Sosiologi bermaksud untuk
mengkaji kejadian-kejadian dalam masyarakat, yaitu persekutuan manusia yang selanjutnya berusaha
untuk mendatangkan perbaikan dalam kehidupan bersama. Sosiologi sebagai ilmu mulai dikenal sejak
abad ke-19 dengan melepaskan diri dari filsafat.
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan menyelidiki
ikatan-ikatan antarmanusia dalam kehidupan. Sosiologi mencoba mengerti sifat dan maksud
hidup bersama, cara terbentuk, tumbuh, dan berubahnya kumpulan-kumpulan manusia yang
hidup bersama itu, serta kepercayaan, keyakinan yang memberi sifat tersendiri kepada cara hidup
bersama itu dalam tiap persekutuan hidup manusia. Singkatnya, sosiologi merupakan ilmu masyarakat
atau ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau masyarakat
(tidak sebagai individu yang terlepas dari golongan atau masyarakat), serta ikatan-ikatan adat,
kebiasaan, kepercayaan atau agama, tingkah laku, dan kesenian atau kebudayaan masyarakat tersebut.
Beberapa konsep dasar sosiologi menurut Para Sosiolog adalah :
 Auguste Comte. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk
yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya.
 Emile Durkheim. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial. Fakta sosial merupakan
cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu, serta mempunyai
kekuatan memaksa dan mengendalikan.
 Max Weber. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tindakan sosial. Tindakan sosial adalah
tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan dan berorientasi pada perilaku orang lain.
 Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi. Sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang
mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
Seperti yang sudah disinggung di atas, orang pertama yang menggunakan istilah sosiologi
adalah Auguste Comte, oleh sebab itu dia dikenal dengan bapak sosiologi dunia. Bagi para akademisi,
Comte lebih dikenal sebagai filsuf dibanding sosiolog. Awalnya ia mengembangkan suatu disiplin
ilmu yang disebut fisika sosial (Ritzer, 2012), yang kemudian dikenal dengan nama sosiologi.
Sosiologi disebut fisika sosial karena mencoba mengadopsi ilmu alam ke dalam ranah sosial.
Pemikiran Comte yang terkenal adalah mengenai hukum tiga tahap pemikiran manusia, yaitu tahap
teologis menekankan kepercayaan terhadap kekuatan supranatural, kemudian tahap metafisik
menekankan pada kekuatan-kekuatan abstrak, misalnya alam, dan tahap positivistic kepercayaan
kepada ilmu pengetahuan. berkewaranegaraan Jerman. Marx bukan hanya sekedar sosiolog belaka,
melainkan ia juga dikenal sebagai filsuf dan ekonom. Kajian sosiologi yang terkenal dari Marx adalah
konflik sosial antara majikan dengan buruh. Golongan majikan atau pemilik modal dikenal dengan
istilah borjuis, sedangkan buruh dikenal dengan istilah proletar. Konflik ini terjadi karena adanya
perbedaan kepentingan dan kesenjangan, serta adanya eksploitasi yang dilakukan borjuis terhadap
proletar. Marx juga dikenal dengan pemikirannya yang kontroversial tentang keadaan masyarakat
komunis, yaitu konsep masyarakat tanpa kelas.
Pemikir besar lainnya adalah Emile Durkheim. Emile Durkheim merupaka orang yang lahir di
Perancis. Pemikiran yang paling dikenal dari Durkheim adalah fakta sosial. Fakta sosial adalah suatu
struktur yang berada di luar individu (eksternal), dan bersifat memaksa. Selain fakta sosial, konsep
Durkheim yang terkenal adalah pembagian kerja (division of labor) yang merupakan bagian dari
perubahan sosial masyarakat mekanik ke masyarakat organik. Masyarakat mekanik ditandai dengan
kehidupan yang masih tradisional, kebersamaan masih kuat, dan pembagian kerja masih rendah,
misalnya berburu dan bertani. Masyarakat organik ditandai dengan kehidupan yang lebih modern,
individualitas lebih tinggi, dan pembagian kerja lebih kompleks (pekerjaan lebih beragam). Pemikiran
Durkheim ini cukup dipengaruhi oleh Comte, sehingga ia dikenal juga sebagai ilmuan positifisik, yang
mengadopsi ilmu alam misalnya statistic dalam membangun suatu teori.
Tokoh berikutnya adalah Max Weber. Sama seperti Karl Marx, Weber adalah seorang
berkewarganegaraan Jerman. Kajian sosiologis yang terkenal dari Weber adalah tindakan sosial.
Weber menjelaskan bahwa terdapat empat tipe tindakan sosial yaitu:
1. Tindakan tradisional, yaitu tindakan yang dilakukan karena kebiasaan
2. Tindakan afektif, yaitu tindakan yang dilandasi oleh perasaan atau emosional
3. Tindakan berorientasi pada nilai, yaitu tindakan yang dilakukan berdasarkan pada suatu
keyakinan
4. Tindakan rasional instrumental, yaitu menggunakan alat atau cara tertentu dalam mencapai
suatu tujuan.

Hakikat Sosiologi
Sosiologi merupakan Ilmu Sosial, Bukan Ilmu Pengetahuan Alam, juga bukan Ilmu
Kerohanian. Perbedaan Sosiologi dengan ilmu diatas adalah pada isinya, Sosiologi berisi tentang
kemasyarakatan, berbeda dengan biologi tentang tumbuhan, astronomi tentang ruang angkasa, dan
tentu berbeda dengan ilmu lainnya.
Sosiologi Termasuk ilmu Pengetahuan yang Kategoris, bukan normatif. Artinya sosiologi
membatasi pembahasan pada apa yang sedang terjadi, bukan pada apa yang akan terjadi, juga
bukan pada sesuatu yang seharusnya terjadi. Sosiologi merupakan ilmu bebas nilai, karena tidak
mempertimbangkan baik buruknya suatu fakta.
Sosiologi Adalah Ilmu Pengetahuan Murni (Pure Science), Bukan Ilmu pengetahuan terapan
(applied Science). Artinya Sosiologi merupakan suatu ilmu yang bertujuan untuk mengembangkan
dan meningkatkan mutunya tanpa dipergunakan dalam masyarakat. Dalam Penerapannya, Ilmu
Pengetahuan terbagi menjadi dua, yaitu Murni dan Terapan. Ilmu Pengetahuan murni adalah ilmu
pengetahuan yang bertujuan untuk mengembangkan dan membentuk ilmu pengetahuan secara abstrak
dengan mempertinggi mutunya tanpa digunakan secara langsung dalam kehidupan. Sedangkan Ilmu
Pengetahuan Terapan adalah Ilmu yang bertujuan untuk diterapkan dan dipergunakan dalam
kehidupan.

Objek Kajian dan Pokok Kajian Sosiologi


Objek kajian sosiologi adalah manusia. Ilmu pengetahuan yang objek kajiannya adalah
manusia bukan hanya sosiologi semata, namun letak perbedaan sosiologi dengan ilmu lain yang
mempelajari manusia juga adalah sosiologi mempelajari aspek sosial dari manusia, atau lebih sering
disebut dengan masyarakat.

Ciri-ciri Sosiologi
Sosiologi sebagai suatu disiplin ilmu tentulah memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang ilmiah.
Berikut adalah empat ciri-ciri sosiologi sebagai ilmu:
1. Sosiologi bersifat empiris, artinya sosiologi sebagai ilmu dilandasi pada observasi
kenyataan dan tidak bersifat spekulatif atau mengira-ngira suatu kebenaran. Jadi kebenaran
yang diuji haruslah berdasar penelitian ilmiah.
2. Sosiologi bersifat teortitis, artinya ilmu pengetahuan dibangun menjadi sebuah teori (abstraksi)
yang disusun secara logis untuk tujuan mencari sebab akibat dari suatu fenomena sosial.
3. Sosiologi bersifat kumulatif, artinya disusun berdasarkan teori-teori yang sudah ada
sebelumnya. Sebagai ilmu pengetahuan yang dinamis, sosiologi berkembang dari teori yang
sudah ada, yang kemudian dikritisi, diperbaiki, agar teori-teori tersebut dapat lebih relevan
mengikuti perkembangan jaman.
4. Sosiologi bersifat nonetis, artinya sosiologi mempersoalkan fakta yang terjadi di masyarakat,
bukan tentang baik dan buruknya fakta.

Fungsi / Kegunaan Sosiologi


1. Fungsi Sosiologi dalam Perencanaan Sosial
Perencanaan sosial merupakan kegiatan untuk mempersiapkan masa depan individu di
masyarakat. Tujuannya untuk mengatasi kemungkinan munculnya masalah-masalah saat terjadinya
perubahan. Perencanaan sosial bersifat antisipatif, maksudnya: bersifat mencegah, mempersiapkan
untuk sesuatu yang mungkin terjadi.
Fungsi Sosiologi dalam Perencanaan Sosial:
1. Perencanaan sosial merupakan alat untuk mengetahui perubahan yang terjadi di masyarakat
2. Perencanaan disusun atas dasar kenyataan yang factual
3. Perencanaan sosial digunakan untuk mengantisipasi berbagai masalah yang timbul di
masyarakat
4. Perencanaan sosial sebagai alat untuk mengetahui perkembangan masyarakat, sehingga dapat
meng- himpun kekuatan sosial di masyarakat
5. Sosiologi memahami perkembangan masyarakat, baik desa maupun kota, sehingga proses
penyusunan perencanaan sosial dapat dilakukan.
2. Fungsi Sosiologi dalam Penelitian
Penelitian merupakan suatu usaha untuk meningkatkan ilmu. Dalam sosiologi, penelitian
berguna untuk memberikan gambaran mengenai kehidupan masyarakat. Kegiatan penelitian dalam
sosiologi, biasanya mengkaji berbagai gejala yang ada di masyarakat. Dengan penelitian, akan
diperoleh suatu rencana penyelesaian masalah sosial yang baik. Dari data yang dihasilkan dari
penelitian sosiologis, pengambil keputusan dapat menyusun rencana penyelesaian suatu masalah
sosial, seperti cara untuk mencegah kenakalan remaja dan mengatasi masalah pengangguran, maupun
meningkatkan rasa solidaritas antarwarga yang semakin memudar.
Fungsi Sosiologi dalam penelitian sosial:
1. Untuk mempertimbangkan berbagai gejala sosial yang timbul dalam kehidupan masyarakat
2. Untuk memahami pola tingkah laku manusia di masyarakat
3. Untuk bersikap hati-hati dan selalu berpikir rasional
4. Untuk dapat melihat perubahan tingkah laku anggota masyarakat
5. Untuk dapat memahami simbol, kode, dan berbagai istilah yang menjadi obyek penelitian.

3. Fungsi Sosiologi dalam Pembangunan


Pembangunan adalah perubahan yang dilakukan dengan terencana dan terarah. Proses
pembangunan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik secara spiritual maupun
material. Dalam pembangunan, Sosiologi berfungsi untuk memberikan data sosial yang diperlukan
pada tahap perencanaan pelaksanaan, maupun penilaian pembangunan. Tahap-tahap dalam
Pembangunan:
1. Tahap Perencanaan : untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, sehingga memerlukan
data-data yang relatif lengkap, yang meliputi: Pola interaksi sosial, kelompok sosial, lembaga
sosial, stratifikasi sosial
2. Tahap Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan perlu diadakan pengawasan terhadap kekuatan
sosial dan perubahan sosial di masyarakat. Caranya adalah dengan mengadakan penelitian
terhadap pola kekuasaan dan wewenang yang ada di masyarakat dan melakukan pengamatan
terhadap perubahan yang terjadi.
3. Tahap Evaluasi. Dalam tahap ini, dilakukan analisis dampak sosial pembangunan.
Keberhasilan pembangunan hanya dapat dinilai melalui evaluasi. Dalam tahap ini juga dapat
diidentifikasikan terjadinya kekurangan dan kemunduran. Melalui evaluasi dapat dilakukan
perbaikan, penambahan, dan peningkatan ke arah yang lebih baik.

Fungsi Sosiologi dalam Pemecahan Masalah Sosial


Masalah merupakan keadaan yang dianggap sebagai suatu kesulitan yang perlu diselesaikan.
Masalah muncul karena ada kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Masalah sosial yang ada di
masyarakat berkaitan dengan nilai-nilai dan lembaga kemasyarakatan. Disebut masalah sosial karena
dapat mengganggu keharmonisan di masyarakat. Oleh karena itu masalah sosial harus ada
pemecahannya agar tercipta kestabilan dan keharmonisan di masyarakat. Metode pemecahan masalah
sosial ada 3 (tiga):
1. Metode antisipatif: tindakan yang sifatnya mencegah, serta mempersiapkan untuk sesuatu yang
mungkin terjadi.
2. Metode Represif: tindakan agar membuat jera pelaku pelanggaran.
3. Metode Restitusif: tindakan yang berupa pemberian penghargaan/reward
4. kepada seseorang yang menaati hukum

Peran Sosiologi
1. Sosiolog sebagai ahli riset. Para sosiolog melakukan riset ilmiah. Tujuannya adalah mencari
data kehidupan sosial masyarakat.
2. Sosiolog sebagai konsultan kebijakan. Prediksi sosiologi dapat membantu memperkirakan
pengaruh kebijakan sosial yang mungkin terjadi.
3. Sosiolog sebagai praktisi. Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan masyarakat.
4. Sosiolog sebagai guru atau pendidik.

Pengertian Gejala Sosial


Gejala Sosial adalah masalah sosial yang memengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku manusia
dalam kehidupan bermasyarakat. Gejala sosial juga dapat diartian sebagai fenomena sosial. Munculnya
fenomena sosial tersebut berawal dari adanya perubahan sosial. Perubahan sosial tidak bisa kita hindari
namun kita perlu mengantisipasi. Pengertian gejala sosial juga dapat kita artikan sebagai sebuah
peristiwa yang sering terjadi pada lapisan masyarakat baik masyarakat tradisional maupun masyarakat
modern.

Faktor Penyebab Gejala Sosial


1. Faktor kultural, Faktor ini merupakan nilai yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan
masyarakat atau komunitas. Berikut beberapa contoh gejala sosial berdasarkan faktor kultural
diantaranya kemiskinan, kerja bakti, perilaku menyimpang dan lain sebagainya.
2. Faktor struktural, ini merupakan sebuah keadaan yang memengaruhi stuktur yang disusun oleh
pola tertentu. Faktor struktural bisa dilihat dari pola hubungan antar individu dan
kelompokyang terjalin dalam lingkungan masyarakat. Contoh gejala sosial yang dipengaruhi
faktor struktural diantaranya seperti penyuluhan sosial, interaksi antar individu dan lain
sebagainnya.

Sale, Juni 2023


Guru Mata Pelajaran

Bahtiyar Wahyu H, S. Pd
NIP. 19940129 202221 1 008
Glosarium
 Masyarakat : satu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat istiadat,
konvensi dan aturan hukum tertentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh perasaan
bersama.
 Hubungan sosial : kegiatan interaksi sosial masyarakat yang melakukan tindakan untuk
memberi informasi dan mempengaruhi satu sama lainnya, hubungan ini bisa bisa setabil jika
dilakukan dengan kesadaran serta tolerasi akan tetapi jika dilakukan dengan penyimpangan
sosial maka yang timbul dari hubungan masyarakat ialah adanya dinamika kelompok sosial,
seperti peperangam konflik sosial dan bentuk lainnya.
 Gejala sosial : suatu fenomena yang ditandai dengan timbulnya permasalahan sosial yang
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh tingkah laku setiap individu di dalam lingkungan
kehidupannya. Dengan kata lain, setiap gejala ini menjadi dampak sekaligus penyebab dari
gejala sosial lainnya.
 Tindakan sosial : tindakan yang bersifat subjektif dalam segala perilaku manusia. Ciri utama
dari perilaku dalam tindakan sosial adalah pemaknaan yang bersifat subjektif, mampu
mempengaruhi orang lain dan menerima pengaruh dari orang lain.
 Lembaga sosial : seperangkat aturan yang mengatur rangkaian tata cara dan prosedur dalam
melakukan hubungan antar manusia saat mereka menjalani kehidupan bermasyarakat dengan
tujuan mendapatkan keteraturan hidup
 Masyarakat multikutural : masyarakat yang terdiri dari berbagai macam suku yang masing-
masing punya struktur budaya yang berbeda-beda. Mereka dapat hidup bersama berdampingan
satu sama lain yang sederajat dan saling berinterseksi dalam suatu tatanan kesatuan sosial
politik.
 Keteraturan sosial : kondisi kehidupan yang aman, tentram, dan tertib dari perilaku yang
merugikan masyarakat. Untuk mewujudkan kondisi tersebut, maka dibuat nilai dan norma yang
berfungsi untuk mengontrol perilaku masyarakat.
 Tertib sosial : kondisi kehidupan masyarakat yang aman, dinamis, dan teratur, sebagai hasil
hubungan yang selaras antara tindakan, nilai, dan norma dalam interaksi sosial
 Konteks : bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan
makna situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian. Ada beberapa jenis konteks.
 Eksplorasi : penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak
(tentang keadaan) dan fakta sosial yang sesungguhnya.
 Metodologi ilmiah : suatu prosedur atau tata cara sistematis yang digunakan para ilmuan untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
 Identitas diri : kesadaran individu untuk menempatkan diri dan memberi arti pada dirinya
sebagai seorang pribadi yang unik, memiliki keyakinan yang relatif stabil, serta memiliki
peran penting dalam konteks kehidupan bermasyarakat.
 Penelitian sosial : penyelidikan-penyelidikan yang dirancang untuk menambah khazanah ilmu
pengetahuan sosial, hubungan antara dua atau lebih gejala sosial, atau praktik-praktik sosial
dengan cara metodologi ilmiah.
 Entitas : sesuatu yang memiliki keberadaan yang unik dan berbeda, walaupun tidak harus
dalam bentuk fisik.
Daftar Pustaka
Dhohiri, Taufiq Rahman, dkk. 2007. Sosiologi Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat. Jakarta;
Yudhistira.
Jones, P. (2010). Pengantar Teori-Teori Sosial dari Fungsionalisme hingga Post Modernisme. Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2014. Sosiologi 1: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta.
Esis Erlangga
Murdiyatmoko, Janu. 2007. Sosiologi Kelas X. Bandung: Grafindo Media Pratama. Muin, Idianto.
2013. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga Murdiyatmoko, Janu. 2007. Sosiologi
Kelas X. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto. 2005. Sosisologi Teks Pengantar dan Terapan.Jakarta:
Kencana.
Ritzer, G. (2011). Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern
(Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rufikasari, Lia Chandra. 2013. Sosiologi untuk SMA/MA. Surakarta: Mediatama
Ritzer, G. (2011). Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern
(Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Setiadi, Elly M dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Setiadi, E., & Kolip, U. (2011). Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Prenadamedia Group.
Soekanto, Soerjono dan Budi Sulistyowati. 2015. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
MODUL AJAR
INDIVIDU, KELOMPOK DAN HUBUNGAN SOSIAL

Identitas Penulis Modul


Penulis Modul : Bahtiyar Wahyu H
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Sale
Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas / Fase :X/E
Tahun Pelajaran : 2022 / 2023
Materi Pokok : Individu, Kelompok dan Hubungan Sosial
Alokasi Waktu : 9 JP (9 X 45 Menit)

Kompetensi Awal
Mengenali dan mengidentifikasi realitas individu, kelompok dan hubungan sosial di
masyarakat dan Mengolah realitas individu, kelompok dan hubungan sosial sehingga mandiri dalam
memposisikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat

Profil Pelajar Pancasila


 Pelajar menjadi pribadi yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan lebih
bersyukur
 Mandiri (Memiliki inisiatif dan bekerja secara mandiri dalam melaksanakan keterampilan
proses, percaya diri, mengembangkan kendali dan disiplin diri)
 Bernalar kritis (Mampu memproses informasi, ide dan gagasan, melakukan evaluasi terhadap
prosedur yang dilakukan, mengevaluasi dan merefleksikan pemikiran)
 Kreatif (Menghasilkan ide, gagasan atau pendapat yang mampu dikemukakan secara runtut
dalam pembelajaran)
 Bergotong royong (Berkolarborasi dalam menyelesaikan project sederhana, serta melakukan
komunikasi secara berkala untuk mencapai tujuan bersama)

Sarana & Prasarana


Komputer/ Laptop, LCD Proyektor, Jaringan Internet, Peta Konsep, Gambar-gambar serta
kutipan berita dari majalah, koran atau media lain, Learning Management System yang mendukung
pembelajaran, Papan Tulis, Spidol, dan sarana lain yang menjadi pendukung pembelajaran

Target Peserta Didik


1. Siswa Reguler / Tipikal

2. Peserta didik dengan hambatan belajar


3. Peserta didik cerdas istimewa berbakat
Model Pembelajaran
Tatap Muka
Pembelajaran Jarak Jauh Dalam Jaringan
Pembelajaran Jarak Jauh Luar Jaringan
Blended Learning

Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran Discovery Learning peserta didik mampu menganalisis sosialisasi dalam
pembentukan kepribadian individu dan kelompok, interaksi sosial beserta faktor, bentuk dan
syarakatnya dalam bentuk tulisan dengan mengembangkan kerja sama (gotong royong) serta
menjujung tinggi tanggung jawab yang diberikan (kemandirian) dan secara aktif berkala mampu
mengungkapkan ide, pendapat atau temuan kepada teman sekelas serta membuat laporan observasi
sederhana tentang hubungan sosial serta menyajikan hasil observasinya secara mandiri

Pemahaman Bermakna
1. Individu mempunyai kecenderungan untuk berinteraksi
2. Berbagai macam tindakan bisa di klasifikasikan

Pertanyaan Pemantik
1. Menurutmu, pentingkah kita belajar berinteraksi?
2. Menurutmu, apa realitas itu?
3. Kemukakan pendapatmu mengenai tindakan?

Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Tahap Kegiatan Alokasi Waktu
- Berdo’a bersama, menyiapkan dan mengabsen kehadiran peserta
didik
Pembukaan - Apersepsi : video pengantar tentang perkembangan sosialisasi anak 15 menit
- Penyampaian tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan tehnik
penilaian
- Memberi stimulus : guru memberikan gambar dan deskripsi terkait
video perkembangan sosialisasi anak
- Mengidentifikasi masalah : peserta didik mengajukan permasalahan
terkait sosialisasi dalam pembentukan kperibadian individu dan
Inti 60 menit
kelompok
- Mengumpulkan data : membagi kelompok dan tugas kelompok
serta membimbing peserta didik mencari jawaban permasalahan
- Mengolah data : diskusi kelompok hasil pencarian jawaban
- Memverifikasi : verifikasi jawaban-jawaban hasil diskusi melalui
presentasi dan tanya jawab
- Menyimpulkan : membimbing peserta didik menarik kesimpulan
- Refleksi dan umpan balik
Penutup - Informasi tentang kegiatan pembelajaran yang akan datang dan 15 menit
berdoa

Pertemuan 2
Tahap Kegiatan Alokasi Waktu
- Berdo’a bersama, menyiapkan dan mengabsen kehadiran
peserta didik
Pembukaan - Apersepsi: menanyakan materi pertemuan sebelumnya 15 menit
- Penyampaian tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan tehnik
penilaian
- Memberi stimulus: guru memberikan gambar-gambar
- Mengidentifikasi masalah: peserta didik mengajukan
permasalahan terkait tahapan sosialiasi dalam masyarakat
- Mengumpulkan data: membagi kelompok dan tugas kelompok
serta membimbing peserta didik mencari jawaban permasalahan
Inti 60 menit
- Mengolah data: diskusi kelompok hasil pencarian jawaban
- Memverifikasi: verifikasi jawaban-jawaban hasil diskusi
melalui presentasi dan tanya jawab
- Menyimpulkan: membimbing peserta didik menarik
kesimpulan
- Refleksi dan umpan balik
Penutup - Informasi tentang kegiatan pembelajaran yang akan datang dan 15 menit
berdoa

Pertemuan 3
Tahap Kegiatan Alokasi Waktu
- Berdo’a bersama, menyiapkan dan mengabsen kehadiran
peserta didik
Pembukaan - Apersepsi: menanyakan materi pertemuan sebelumnya 15 menit
- Penyampaian tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan tehnik
penilaian
- Memberi stimulus: guru memberikan gambar-gambar
- Mengidentifikasi masalah: peserta didik mengajukan
Inti 60 menit
permasalahan terkait tahapan sosialisasi dalam masyarakat
- Mengumpulkan data: membagi kelompok dan tugas kelompok
serta membimbing peserta didik mencari jawaban permasalahan
- Mengolah data: diskusi kelompok hasil pencarian jawaban
- Memverifikasi: verifikasi jawaban-jawaban hasil diskusi
melalui presentasi dan tanya jawab
- Menyimpulkan: membimbing peserta didik menarik
kesimpulan
- Refleksi dan umpan balik
Penutup - Informasi tentang kegiatan pembelajaran yang akan datang dan 15 menit
berdoa

Pertemuan 4
Tahap Kegiatan Alokasi Waktu
- Berdo’a bersama, menyiapkan dan mengabsen kehadiran
peserta didik
Pembukaan - Apersepsi : menanyakan materi pertemuan sebelumnya 15 menit
- Penyampaian tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan tehnik
penilaian
- Memberi stimulus : guru memberikan gambar-gambar contoh
mind mapping interaksi sosial
- Mengidentifikasi masalah: peserta didik mengajukan
permasalahan terkait pembuatan mind mapping dari materi
interaksi sosial
- Mengumpulkan data: membagi kelompok dan tugas kelompok
Inti serta membimbing peserta didik mencari jawaban permasalahan 60 menit
- Mengolah data: diskusi kelompok hasil pencarian jawaban
sebagai pembuatan mind mapping
- Memverifikasi: verifikasi jawaban-jawaban hasil diskusi
melalui presentasi dan tanya jawab
- Menyimpulkan: membimbing peserta didik menarik
kesimpulan
- Refleksi dan umpan balik
Penutup - Informasi tentang kegiatan pembelajaran yang akan datang dan 15 menit
berdoa

Pertemuan 5
Tahap Kegiatan Alokasi Waktu
- Berdo’a bersama, menyiapkan dan mengabsen kehadiran
Pembukaan peserta didik 15 menit
- Apersepsi : menanyakan materi pertemuan sebelumnya
- Penyampaian tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan tehnik
penilaian
- Memberi stimulus : guru memberikan gambar-gambar contoh
mind mapping interaksi sosial
- Mengidentifikasi masalah : peserta didik mengajukan
permasalahan terkait keseluruhan materi interaksi sosial
- Mengumpulkan data : membagi kelompok dan tugas kelompok
Inti serta membimbing peserta didik mencari jawaban permasalahan 60 menit
- Mengolah data : diskusi kelompok hasil pencarian jawaban
- Memverifikasi : verifikasi jawaban-jawaban hasil diskusi
melalui presentasi hasil mind mapping dan tanya jawab
- Menyimpulkan : membimbing peserta didik menarik
kesimpulan
- Refleksi dan umpan balik
Penutup - Informasi tentang kegiatan pembelajaran yang akan datang dan 15 menit
berdoa

Pertemuan 6
Tahap Kegiatan Alokasi Waktu
- Berdo’a bersama, menyiapkan dan mengabsen kehadiran
peserta didik
Pembukaan - Apersepsi : menanyakan materi pertemuan sebelumnya 15 menit
- Penyampaian tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan
tehnik penilaian
- Memberi stimulus : guru memberikan gambar-gambar hasil
presentasi seluruh kelompok
- Mengidentifikasi masalah : peserta didik mengajukan
permasalahan terkait hasil presentasi
- Mengumpulkan data : membagi kelompok dan tugas kelompok
Inti serta membimbing peserta didik mencari jawaban 60 menit
permasalahan
- Mengolah data : diskusi kelompok hasil pencarian jawaban
- Memverifikasi : verifikasi jawaban-jawaban hasil diskusi
melalui presentasi dan tanya jawab
- Menyimpulkan : membimbing peserta didik menarik
kesimpulan
- Refleksi dan umpan balik
Penutup - Informasi tentang kegiatan pembelajaran yang akan datang dan 15 menit
berdoa
Pertemuan 7
Tahap Kegiatan Alokasi Waktu
- Berdo’a bersama, menyiapkan dan mengabsen kehadiran
peserta didik
Pembukaan - Apersepsi : menanyakan materi pertemuan sebelumnya 15 menit
- Penyampaian tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan tehnik
penilaian
- Memberi stimulus : guru memberikan gambar-gambar hasil
presentasi seluruh kelompok
- Mengidentifikasi masalah : peserta didik mengajukan
permasalahan terkait hasil presentasi
- Mengumpulkan data : membagi kelompok dan tugas kelompok
Inti serta membimbing peserta didik mencari jawaban permasalahan 60 menit
- Mengolah data : diskusi kelompok hasil pencarian jawaban
- Memverifikasi : verifikasi jawaban-jawaban hasil diskusi
melalui presentasi dan tanya jawab
- Menyimpulkan : membimbing peserta didik menarik
kesimpulan
- Refleksi dan umpan balik
Penutup - Informasi tentang kegiatan pembelajaran yang akan datang dan 15 menit
berdoa

Pertemuan 8
Tahap Kegiatan Alokasi Waktu
- Berdo’a bersama, menyiapkan dan mengabsen kehadiran
peserta didik
Pembukaan - Apersepsi : menanyakan materi pertemuan sebelumnya 15 menit
- Penyampaian tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan tehnik
penilaian
- Memberi stimulus : guru memberikan gambar-gambar hasil
presentasi seluruh kelompok
- Mengidentifikasi masalah : peserta didik mengajukan
permasalahan terkait hasil presentasi
- Mengumpulkan data : membagi kelompok dan tugas kelompok
Inti 60 menit
serta membimbing peserta didik mencari jawaban permasalahan
- Mengolah data : diskusi kelompok hasil pencarian jawaban
- Memverifikasi : verifikasi jawaban-jawaban hasil diskusi
melalui presentasi dan tanya jawab
- Menyimpulkan : membimbing peserta didik menarik
kesimpulan
- Refleksi dan umpan balik
Penutup - Informasi tentang kegiatan pembelajaran yang akan datang dan 15 menit
berdoa

Pertemuan 9
Tahap Kegiatan Alokasi Waktu
- Berdo’a bersama, menyiapkan dan mengabsen kehadiran
peserta didik
Pembukaan - Apersepsi : menanyakan materi pertemuan sebelumnya 15 menit
- Penyampaian tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan tehnik
penilaian
- Memberi stimulus : guru memberikan gambar-gambar hasil
presentasi keseluruhan materi
- Mengidentifikasi masalah : peserta didik mengajukan
permasalahan terkait hasil presentasi
- Mengumpulkan data : membagi kelompok dan tugas kelompok
Inti serta membimbing peserta didik mencari jawaban permasalahan 60 menit
- Mengolah data : diskusi kelompok hasil pencarian jawaban
- Memverifikasi : verifikasi jawaban-jawaban hasil diskusi
melalui presentasi dan tanya jawab
- Menyimpulkan : membimbing peserta didik menarik
kesimpulan
- Refleksi dan umpan balik
Penutup - Informasi tentang kegiatan pembelajaran yang akan datang dan 15 menit
berdoa

Asesmen
Asesmen Sebelum Pembelajaran (Diagnostik). Misal Penilaian Sikap
Format Penilaian Diagnostik.
Unsur Penilaian
No Nama Bernalar Gotong Jumlah Skor Kode
Beriman Mandiri Kreatif
Kritis Royong
1 Azka 80 80 80 80 80 400 80 B
2 …….. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ……….

Asesmen Selama Pembelajaran (Formatif). Misal Penilaian Presentasi, Pameran Hasil Karya, Dsb
Silahkan buat mind mapping / peta konsep tentang materi ‘Hubungan Sosial’
No Nama Unsur Yang Dinilai Jumlah Skor Kode
Desain Hierarki Penjelasan Contoh
1 Azka 80 80 80 80 400 80 B
2 …….. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ……….

Asesmen Setelah Pembelajaran (Sumatif). Misal Tes, Essay, Pilihan Ganda, Dan Sebagainya
1. Tindakan sosial adalah...
2. Berikan penjelasanmu mengenai tindakan rasional afektif !
3. Jelaskan pendapatmu tentang fenomena ‘mudik’ !

Pengayaan & Remidial


Pembelajaran Remidial (tutor sebaya) dan Pengayaan (kerja kelompok menulis contoh persitiwa
lingkungan sekitar yang berkaitan dengan tindakan-tindakan sosial)
Lembar Kerja Peserta Didik
No Jenis Tindakan Sosial Contoh Tindakan Sosial Kesimpulan

1 Tindakan Rasional Instrumental

2 Tindakan Rasional Nilai

3 Tindakan Rasional Afektif

4 Tindakan Rasional Tradisional

Bahan Bacaan Guru & Peserta Didik


1. Tindakan Sosial
Hal terpenting dari interaksi sosial adalah konsep tindakan atau perilaku manusia. Adanya
hubungan antar manusia melahirkan tindakan-tindakan yang akan menunjukkan variasi hubungan
dengan proses berpikir, tujuan yang akan dicapai, dan cara bagaimana mencapai tujuan itu. Sebagai
makhluk sosial, tindakan manusia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan sosial. Adanya
pengaruh timbal balik itu dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga atau yang lebih luas lagi di
masyarakat. Itulah sebabnya tindakan yang dilakukan oleh manusia disebut tindakan sosial.
Menurut Max Weber, tindakan sosial adalah tindakan yang mempunyai makna, tindakan yang
dilakukan dengan memperhitungkan keberadaan orang lain atau tindakan individu yang dapat
mempengaruhi individu lain dalam masyarakat. Hal itu perlu diperhatikan mengingat tindakan sosial
menjadi perwujudan dari hubungan atau interaksi sosial. Jadi tindakan sosial adalah tindakan atau
perilaku manusia yang mempunyai maksud subjektif bagi dirinya, untuk mencapai tujuan tertentu dan
juga merupakan perwujudan dari pola pikir individu yang bersangkutan.
Tindakan Rasional Instrumental. Tindakan rasional instrumental merupakan tindakan yang
dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dan tujuan yang akan
dicapai. Artinya, tindakan ini didasari oleh tujuan yang telah matang. Misalnya, Ketika seorang peserta
didik akan mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi memutuskan untuk memilih jurusan tertentu pada
perguruan tinggi tersebut. Keputusan yang diambil peserta didik tersebut tentu dilakukan dengan
berbagai pertimbangan,seperti kemungkinan untuk diterima dengan kemampuan yang dimilikinya,
persaingan yang mengambil jurusan itu, juga peminat pada perguruan tinggi tersebut.
Tindakan Rasional Berorientasi Nilai Tindakan rasional berorientasi nilai dilakukan
dengan memperhitungkan manfaatnya, tetapi tujuan yang ingin dicapai tidak terlalu
dipertimbangkan. Tindakan seperti ini menyangkut kriteria baik dan benar menurut penilaian
masyarakat. Tercapai atau tidaknya tujuan bukan persoalan dalam tindakan sosial tipe ini. Yang
penting adalah kesesuaian dengan nilai-nilai dasar yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.
Contoh tindakan ini adalah pelaksanaan kegiatan solidaritas atau pemberian bantuan secara sukarela
terhadap korban bencana alam. Tujuan akhir dari kegiatan tersebut pada umumnya tidak terlalu
dpikirkan karena tolong- menolong merupakan nilai yang baik di mata masyarakat.

Tindakan rasionalitas berorientasi nilai dapat mengarahkan seseorang menghargai dan


menghormati orang lain. Dalam tindakan ini diharapkan muncul sikap yang berorientasi kepada
kebersamaan dan penghargaan terhadap nila-nilai yang dianut orang lain. Hal ini dapat memunculkan
pemahaman bahwa manusia terlahir sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang diciptkan sebagai mahluk
sosial yang tidak dapat hidup sendiri.

Tindakan Tradisional. Tindakan tradisional adalah tindakan yang dilakukan semata-mata


mengikuti tradisi atau kebiasaan yang sudah baku. Seandaianya kita bertanya kepada orang yang
melakukan perbuatan tersebut pada umumnya mereka hanya akan menjawab sudah merupakan
kebiasaan yang dilakukan dan diturunkan secara terus menerus dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Contoh dari tindakan tersebut adalah kebiasaan mudik orang-orang yang merantau pada
saat -saat tertentu (hari raya,natal atau tahun baru). Tindakan tradisional yang memiliki nilai baik tetap
harus dipertahankan,seperti mudik.
Mudik adalah fenomena masyarakat untuk tetap menjalin silaturahmi dengan kaum kerabatnya
sehingga orang tetap mengenal lingkungan budaya sendiri dan dapat berperan untuk tetap
melestarikannya.

Tindakan afektif adalah tindakan yang sebagian besar dikuasai oleh perasaan ataupun emosi,
tanpa pertimbangan yang matang. Tindakan ini muncul karena luapan emosi, seperti adanya cinta,
amarah, gembira, atau sedih muncul begitu saja sebagai ungkapan langsung terhadap keadaan
tertentu. Itulah sebabnya tindakan sosial ini lebih berupa reaksi spontan. Tindakan ini sering muncul
sebagai ungkapan yang memunculkan perasaan gembira, sedih, emosional dan sebagainya. Misalnya,
ungkapan kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya dengan memeluk atau menciumnya.
2. Interaksi Sosial
Interaksi Sosial adalah Hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok, maupun kelompok satu dengan kelompok lainnya Interaksi sosial dapat terjadi
dalam suasana persahabatan maupun permusuhan, bisa dengan kata-kata,jabat tangan dan bahasa
isyarat. Interaksi sosial akan terjadi apabila memenuhi dua syarat, yaitu Kontak dan Komunikasi.
Interaksi sosial dapat terjadi antara individu degan individu, individu dengan kelompok dan
antara kelompok dengan kelompok
Ciri-ciri Interaksi Sosial
 Pelakunya lebih dari satu orang.
 Ada komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial.
 Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut
dengan yang diperkirakan pelaku.
 Ada dimensi waktu (masa lampau, masa kini, dan masa datang) yang akan menentukan sikap
aksi yang sedang berlangsung.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Interaksi Sosial
 Imitasi
 Identifikasi
 Sugesti
 Simpati
 Empati
 Motivasi
Bentuk – Bentuk Interaksi Asosiatif
Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial positif yang mengarah pada kesatuan
dan kerjasama. Yang termasuk jenis interaksi sosial asosiatif adalah kerjasama, akomodasi, akulturasi,
dan asimilasi. Selain asosiatif ada juga Interaksi sosial disosiatif, yaitu bentuk interaksi yang lebih
mengarah kepada konflik dan perpecahan, baik individu maupun kelompok. Yang termasuk jenis
interaksi sosial disosiatif adalah kontravensi, kompetisi dan konflik

3. Masyarakat
Pengertian realitas sosial (social reality) adalah kenyataan fakta yang terjadi dalam masyarakat
berkaitan dengan kestabilan dalam keadaan normal atau tidak normalnya pola hubungan masyarakat.
Pengertian realitas sosial dalam sosiologi adalah hal yang dianggap nyata dalam kehidupan sosial dan
merupakan hasil konstruksi sosial, selain itu juga diartikan sebagai isi dasar yang dapat menjelaskan
kenyataan dalam kehidupan sosial masyarakat yang saling melakukan kontak sosial dan juga
komunikasi sosial.

Realitas sosial juga diartikan sebagai bentuk kegiatan, perubahan, dan kejadian nyata dalam
masyarakat yang saling berhubungan. Peristiwa tersebut tercipta akibat proses interaksi yang
berlangsung dalam masyarakat yang sering menjadi penyebab dalam dinamika kelompok sosial
masyarakat. Secara sederhana,dapat dikemukakan contoh- contoh realitas sosial yaitu masyarakat dan
keluarga
Masyarakat merupakan salah satu hal yang dikaji dalam ilmu pengetahuan sosiologi namun
dalam sosiologi sendiri, istilah masyarakat mendapat penafsiran
yang beragam di antara para ahli, diantaranya:
 Koentjaraningrat (1985). Menjelaskan bahwa masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia
yang melakukan interaksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu dimana memiliki sifat
kontinu serta terikat oleh rasa identitas bersama.
 Ralph Linton. Seperti yang dikutip oleh Soerjono Soekanto (1989) menafsirkan bahwa
masyarakat merupakan kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama
sehingga mereka mampu mengorganisasikan dirinya sebagai sebuah kesatuan dengan batas-
batas tertentu.
 Paul B. Horton. Berpendapat bahwa masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang secara
relatif hidup mandiri bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, mendiami suatu wilayah
tertentu, berkebudayaan yang sama serta melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok
itu.
Nah, dari pendapat tiga ahli tersebut, ada beberapa unsur pokok dalam masyarakat yang bisa
kita ambil yaitu:
1. Harus ada kelompok atau manusia yang hidup bersama,
2. Adanya pergaulan yang sudah terjalin dalam waktu yang lama,
3. Adanya aturan yang mengatur kelompok tersebut,
4. Adanya kesadaran di kelompok tersebut bahwa mereka merupakan satu kesatuan,
5. Terciptanya sebuah kebudayaan,
6. Mendiami wilayah tertentu.

4. Keluarga
Keluarga yaitu suatu kesatuan sosial yang disatukan oleh ikatan perkawinan, hubungan darah,
atau adopsi terdiri dari suami, istri dan anak. Ciri atau karakteristik keluarga, diantaranya yaitu:
 Disatukan oleh suatu ikatan perkawinan, hubungan darah atau adopsi.
 Umumnya anggota keluarga hidup dalam satu rumah tangga.
 Berinteraksi dan berkomunikasi.
 Mempertahankan juga menciptakan kebudayaan bersama.
Ada dua bentuk keluarga, yaitu :
 Keluarga inti (keluarga batih), yakni bentuk keluarga berdasarkan perkawinan tunggal yang
terdiri dari suami, istri dan anaknya.
 Keluarga besar, yakni bentuk keluarga baik tunggal maupun berdasarkan bentuk perkawinan
jamak (poligami) yang terdiri dari seorang ayah dan beberapa orang ibu atau sebaliknya, atau
ditarik dari satu keturunan dengan semua keturunannya.
Adapun tugas keluarga, antara lain:
 Tugas sosial biologis, yaitu sebagai pemenuhann kebutuhann biologisn untuk meneruskan
keturunan dan memberikan kasih sayang.
 Tugas sosial ekonomi, yakni sebagai alat pemenuhan kebutuhan hidup.
 Tugas sosial kultural, yakni sebagai alat pewarisan budaya.
 Tugas sosial religius, yakni sebagai bagian dari kehidupan sosial beragama.

Sale, Juni 2023


Guru Mata Pelajaran

Bahtiyar Wahyu H, S. Pd
NIP. 19940129 202221 1 008
Glosarium
 Akulturasi: Proses perpaduan dua kebudayaan tanpa menghilangkan salah satu unsur
kebudayaan yang ada dalam masyarakat.
 Competition: Persaingan sebagai suatu proses sosial yang bersifat saling berlawanan dengan
tujuan mengalahkan antar seseorang dengan orang yang berbeda.
 Imitasi: Peniruan terhadap bentuk lain.
 Joint venture: Bentuk kerja sama dua pihak atau lebih.
 Koersi: Pemaksaan pihak yang kuat terhadap yang lebih lemah
 Kontravensi: Proses sosial yang ditandai adanya ketidakpuasan, ketidakpastian, keraguan,
penolakan, dan penyangkalan terhadap kepribadian seseorang atau kelompok yang tidak
diungkapkan secara terbuka.
 Kooptasi: Penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan dan pelaksanaan politik
organisasi sebagai satu-satunya cara untuk menghindari konflik yang bisa mengguncang
organisasi.
 Sosialiasasi: Proses seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya untuk belajar
pola-pola tindakan berinteraksi dengan segala macam individu di sekelilingnya yang
menduduki beraneka macam peranan sosial yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
 Stalemate: Bentuk akomodasi yang terjadi saat kelompok yang terlibat pertentangan memiliki
kekuatan seimbang, sehingga konflik akan berhenti dengan sendirinya.
 Toleransi: Bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan resmi karena tanpa disadari dan
direncanakan, adanya keinginan untuk menghindarkan diri dari perselisihan yang saling
merugikan
 Tindakan Afektif: suatu tindakan yang sebagian besar tindakan dikuasai oleh perasaan ataupun
emosi, pertimbangan yang matang.
Daftar Pustaka
Dhohiri, Taufiq Rahman, dkk. 2007. Sosiologi Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat. Jakarta;
Yudhistira.
Jones, P. (2010). Pengantar Teori-Teori Sosial dari Fungsionalisme hingga Post
Modernisme. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2014. Sosiologi 1: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta.
Esis Erlangga
Murdiyatmoko, Janu. 2007. Sosiologi Kelas X. Bandung: Grafindo Media Pratama. Muin, Idianto.
2013. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto. 2005. Sosisologi Teks Pengantar dan
Terapan.Jakarta: Kencana.
Ritzer, G. (2011). Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern
(Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rufikasari, Lia Chandra. 2013. Sosiologi untuk SMA/MA. Surakarta: Mediatama Soekanto, Soerjono.
2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Setiadi, E., & Kolip, U. (2011).
Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Prenadamedia Group.
Setiadi, Elly M dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Soekanto, Soerjono dan Budi Sulistyowati. 2015. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
MODUL AJAR
RAGAM GEJALA SOSIAL DALAM KEHIDUPAN
MASYARAKAT

Identitas Penulis Modul


Penulis Modul : Bahtiyar Wahyu H
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Sale
Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas / Fase :X/E
Tahun Pelajaran : 2022 / 2023
Materi Pokok : Ragam Gejala Sosial Dalam Kehidupan Masyarakat
Alokasi Waktu : 7 JP (7 X 45 Menit)

Kompetensi Awal
Menerapkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami ragam gejala sosial di
masyarakat dan Mengkaitkan realitas sosial dengan menggunakan konsep-konsep dasar Sosiologi
untuk mengenali berbagai gejala sosial di masyarakat.

Profil Pelajar Pancasila


 Pelajar menjadi pribadi yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan lebih
bersyukur
 Mandiri (Memiliki inisiatif dan bekerja secara mandiri dalam melaksanakan keterampilan
proses, percaya diri, mengembangkan kendali dan disiplin diri)
 Bernalar kritis (Mampu memproses informasi, ide dan gagasan, melakukan evaluasi terhadap
prosedur yang dilakukan, mengevaluasi dan merefleksikan pemikiran)
 Kreatif (Menghasilkan ide, gagasan atau pendapat yang mampu dikemukakan secara runtut
dalam pembelajaran)
 Bergotong royong (Berkolarborasi dalam menyelesaikan project sederhana, serta melakukan
komunikasi secara berkala untuk mencapai tujuan bersama)

Sarana & Prasarana


Komputer/ Laptop, LCD Proyektor, Jaringan Internet, Peta Konsep, Gambar-gambar serta
kutipan berita dari majalah, koran atau media lain, Learning Management System yang mendukung
pembelajaran, Papan Tulis, Spidol, dan sarana lain yang menjadi pendukung pembelajaran

Target Peserta Didik


1. Siswa Reguler / Tipikal

2. Peserta didik dengan hambatan belajar


3. Peserta didik cerdas istimewa berbakat
Model Pembelajaran
Tatap Muka
Pembelajaran Jarak Jauh Dalam Jaringan
Pembelajaran Jarak Jauh Luar Jaringan
Blended Learning

Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran Discovery Learning peserta didik mampu menganalisis heterogenitas
sosial dalam masyarakat, mengidentifikasi perbedaan stratifikasi sosial dan diferensiasi sosial,
mengidentifikasi gejala sosial berkaitan dengan penyimpangan sosial dengan mengembangkan kerja
sama (gotong royong) serta menjujung tinggi tanggung jawab yang diberikan (kemandirian) dan secara
aktif berkala mampu mengungkapkan ide, pendapat atau temuan kepada teman sekelas serta membuat
laporan observasi sederhana tentang keragaman gejala sosial serta menyajikan hasil observasinya
secara mandiri

Pemahaman Bermakna
Nilai merupakan suatu hal yang dianggap baik atau buruk
Keluarga menjadi ‘sekolah’ paling awal untuk individu

Pertanyaan Pemantik
Menurutmu, pentingkah kita belajar gejala sosial?
Menurutmu, apa perbedaan sosialisasi dan internalisasi ?
Kemukakan pendapatmu mengenai pembelajaran yang dilakukan keluarga pada sorang individu?

Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Tahap Kegiatan Alokasi Waktu
- Berdo’a bersama, menyiapkan dan mengabsen kehadiran peserta
didik
Pembukaan - Apersepsi : video pengantar tentang heterogenitas masyarakat 15 menit
- Penyampaian tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan tehnik
penilaian
- Memberi stimulus : guru memberikan gambar dan deskripsi
terkait video heterogenitas masyarakat
- Mengidentifikasi masalah : peserta didik mengajukan
Inti permasalahan terkait stratifikasi sosial 60 menit
- Mengumpulkan data : membagi kelompok dan tugas kelompok
serta membimbing peserta didik mencari jawaban permasalahan
- Mengolah data : diskusi kelompok hasil pencarian jawaban
- Memverifikasi : verifikasi jawaban-jawaban hasil diskusi
melalui presentasi dan tanya jawab
- Menyimpulkan : membimbing peserta didik menarik kesimpulan
- Refleksi dan umpan balik
Penutup - Informasi tentang kegiatan pembelajaran yang akan datang dan 15 menit
berdoa

Pertemuan 2
Tahap Kegiatan Alokasi Waktu
- Berdo’a bersama, menyiapkan dan mengabsen kehadiran peserta
didik
Pembukaan - Apersepsi : menanyakan materi pertemuan sebelumnya 15 menit
- Penyampaian tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan tehnik
penilaian
- Memberi stimulus : guru memberikan gambar-gambar
- Mengidentifikasi masalah : peserta didik mengajukan
permasalahan terkait bentuk stratifikasi sosial masyarakat
Indonesia
- Mengumpulkan data : membagi kelompok dan tugas kelompok
Inti 60 menit
serta membimbing peserta didik mencari jawaban permasalahan
- Mengolah data : diskusi kelompok hasil pencarian jawaban
- Memverifikasi : verifikasi jawaban-jawaban hasil diskusi
melalui presentasi dan tanya jawab
- Menyimpulkan : membimbing peserta didik menarik kesimpulan
- Refleksi dan umpan balik
Penutup - Informasi tentang kegiatan pembelajaran yang akan datang dan 15 menit
berdoa

Pertemuan 3
Tahap Kegiatan Alokasi Waktu
- Berdo’a bersama, menyiapkan dan mengabsen kehadiran peserta
didik
Pembukaan - Apersepsi : merefleksi materi pertemuan sebelumnya 15 menit
- Penyampaian tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan tehnik
penilaian
- Memberi stimulus : guru memberikan gambar-gambar
Mengidentifikasi masalah : peserta didik mengajukan
Inti 60 menit
permasalahan terkait bentuk stratifikasi sosial masyarakat
Indonesia
- Mengumpulkan data : membagi kelompok dan tugas kelompok
serta membimbing peserta didik mencari jawaban permasalahan
- Mengolah data : diskusi kelompok hasil pencarian jawaban
- Memverifikasi : verifikasi jawaban-jawaban hasil diskusi
melalui presentasi dan tanya jawab
- Menyimpulkan : membimbing peserta didik menarik kesimpulan
- Refleksi dan umpan balik
Penutup - Informasi tentang kegiatan pembelajaran yang akan datang dan 15 menit
berdoa

Pertemuan 4
Tahap Kegiatan Alokasi Waktu
- Berdo’a bersama, menyiapkan dan mengabsen kehadiran peserta
didik
Pembukaan - Apersepsi : menanyakan materi pertemuan sebelumnya 15 menit
- Penyampaian tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan tehnik
penilaian
- Memberi stimulus : guru memberikan gambar-gambar
Mengidentifikasi masalah : peserta didik mengajukan
permasalahan terkait bentuk stratifikasi sosial masyarakat
Indonesia
- Mengumpulkan data : membagi kelompok dan tugas kelompok
Inti 60 menit
serta membimbing peserta didik mencari jawaban permasalahan
- Mengolah data : diskusi kelompok hasil pencarian jawaban
- Memverifikasi : verifikasi jawaban-jawaban hasil diskusi
melalui presentasi dan tanya jawab
- Menyimpulkan : membimbing peserta didik menarik kesimpulan
- Refleksi dan umpan balik
Penutup - Informasi tentang kegiatan pembelajaran yang akan datang dan 15 menit
berdoa

Pertemuan 5
Tahap Kegiatan Alokasi Waktu
- Berdo’a bersama, menyiapkan dan mengabsen kehadiran peserta
didik
Pembukaan - Apersepsi : menanyakan materi pertemuan sebelumnya 15 menit
- Penyampaian tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan tehnik
penilaian
Inti - Memberi stimulus : guru memberikan gambar berbagai 60 menit
keyakinan masyarakat Indonesia
- Mengidentifikasi masalah : peserta didik mengajukan
permasalahan terkait diferensiasi sosial
- Mengumpulkan data : membagi kelompok dan tugas kelompok
serta membimbing peserta didik mencari jawaban permasalahan
- Mengolah data : diskusi kelompok hasil pencarian jawaban
- Memverifikasi : verifikasi jawaban-jawaban hasil diskusi
melalui presentasi dan tanya jawab
- Menyimpulkan : membimbing peserta didik menarik kesimpulan
- Refleksi dan umpan balik
Penutup - Informasi tentang kegiatan pembelajaran yang akan datang dan 15 menit
berdoa

Pertemuan 6
Tahap Kegiatan Alokasi Waktu
- Berdo’a bersama, menyiapkan dan mengabsen kehadiran peserta
didik
Pembukaan - Apersepsi : menanyakan materi pertemuan sebelumnya 15 menit
- Penyampaian tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan tehnik
penilaian
- Memberi stimulus : guru memberikan gambar-gambar
Mengidentifikasi masalah : peserta didik mengajukan
permasalahan terkait perbedaan suku bangsa dan ras masyarakat
Indonesia
- Mengumpulkan data : membagi kelompok dan tugas kelompok
Inti 60 menit
serta membimbing peserta didik mencari jawaban permasalahan
- Mengolah data : diskusi kelompok hasil pencarian jawaban
- Memverifikasi : verifikasi jawaban-jawaban hasil diskusi
melalui presentasi dan tanya jawab
- Menyimpulkan : membimbing peserta didik menarik kesimpulan
- Refleksi dan umpan balik
Penutup - Informasi tentang kegiatan pembelajaran yang akan datang dan 15 menit
berdoa

Pertemuan 7
Tahap Kegiatan Alokasi Waktu
- Berdo’a bersama, menyiapkan dan mengabsen kehadiran peserta
Pembukaan didik 15 menit
- Apersepsi : menanyakan materi pertemuan sebelumnya
- Penyampaian tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan tehnik
penilaian
- Memberi stimulus : guru memberikan gambar-gambar
Mengidentifikasi masalah : peserta didik mengajukan
permasalahan gejala sosial berkaitan penyimpangan sosial dalam
masyarakat
- Mengumpulkan data : membagi kelompok dan tugas kelompok
Inti 60 menit
serta membimbing peserta didik mencari jawaban permasalahan
- Mengolah data : diskusi kelompok hasil pencarian jawaban
- Memverifikasi : verifikasi jawaban-jawaban hasil diskusi
melalui presentasi dan tanya jawab
- Menyimpulkan : membimbing peserta didik menarik kesimpulan
- Refleksi dan umpan balik
Penutup - Informasi tentang kegiatan pembelajaran yang akan datang dan 15 menit
berdoa

Asesmen
Asesmen Sebelum Pembelajaran (Diagnostik). Misal Penilaian Sikap
Format Penilaian Diagnostik.
Unsur Penilaian
No Nama Bernalar Gotong Jumlah Skor Kode
Beriman Mandiri Kreatif
Kritis Royong
1 Azka 80 80 80 80 80 400 80 B
2 …….. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ……….

Asesmen Selama Pembelajaran (Formatif). Misal Penilaian Presentasi, Pameran Hasil Karya, Dsb
Silahkan buat mind mapping / peta konsep tentang materi ‘Ragam Gejala Sosial’
Unsur Yang Dinilai
No Nama Jumlah Skor Kode
Desain Hierarki Penjelasan Contoh
1 Azka 80 80 80 80 400 80 B
2 …….. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ……….

Asesmen Setelah Pembelajaran (Sumatif). Misal Tes, Essay, Pilihan Ganda, Dan Sebagainya
1. Norma adalah...
2. Berikan penjelasanmu mengenai penyimpangan positif !
3. Jelaskan pendapatmu tentang fenomena ‘Narkoba di Kalangan Pelajar’ !
Pengayaan & Remidial
Pembelajaran Remidial (tutor sebaya) dan Pengayaan (kerja kelompok menulis contoh persitiwa
lingkungan sekitar yang berkaitan dengan berbagai penyimpangan sosial positif)

Lembar Kerja Peserta Didik


No Contoh Penyimpangan Kategori (Primer / Sekunder) Sanksi

Bahan Bacaan Guru & Peserta Didik


1. Nilai dan Norma Sosial
Nilai adalah segala sesuatu yang dianggap baik dan buruk di dalam masyarakat. Nilai dapat
dijadikan dasar pertimbangan setiap individu dalam menentukan sikap serta mengambil keputusan.
Menurut Clyde Kluckhohn, nilai sosial dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakat itu sendiri. Hal inilah
yang menyebabkan adanya perbedaan tata nilai di antara kelompok masyarakat. Nilai sosial nggak
berbentuk, alias abstrak. Soalnya, nilai sosial itu ada di dalam pikiran, pandangan, ide, atau gagasan
setiap manusia. Contohnya, kamu nggak pernah buka galeri atau media sosial temanmu tanpa seizin
mereka, karena kamu meyakini bahwa itu adalah privasi. Selain itu, kamu juga takut dicap nggak
sopan sama temanmu. Itu tandanya, kamu memiliki nilai yang kamu yakini dan kamu jaga. Nilai juga
nggak punya sanksi atau hukuman kalo dilanggar, nih. Kenapa? Balik lagi, karena nilai sosial itu
sesuatu yang diyakini dalam diri manusia aja, dan nggak diwujudkan dalam aturan hukum yang
formal. Menurut Notonagoro, nilai sosial dibagi menjadi tiga, yaitu:
Nilai material. Nilai material merupakan segala sesuatu yang berguna bagi tubuh manusia.
Contohnya, barang-barang kebutuhan pokok, pakaian, obat-obatan, dsb. Nilai vital. Nilai vital
merupakan segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk melaksanakan aktivitasnya. Contohnya,
buku dan perlengkapan alat tulis bagi pelajar, komputer bagi orang yang bekerja di bidang IT, barang-
barang perkakas untuk orang pekerja bangunan, dsb. Nilai kerohanian. Nilai kerohanian merupakan
segala sesuatu yang berguna bagi batin (rohani) manusia. Nilai ini terbagi menjadi beberapa macam,
yaitu:
 Nilai kebenaran yang bersumber dari akal manusia dan diikuti dengan fakta-fakta yang telah
terjadi.
 Nilai keindahan yang berhubungan dengan ekspresi (perasaan) seseorang mengenai keindahan
suatu hal, seperti karya seni.
 Nilai moral yang bersumber dari perilaku baik dan buruknya seseorang.
 Nilai religius yang bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
Norma adalah seperangkat aturan berupa perintah atau larangan yang ditetapkan berdasarkan
kesepakatan bersama. Bedanya dengan nilai, norma bersifat nyata, tegas, dan jelas. Pelanggar norma
akan diberi hukuman (sanksi) tertentu. Norma yang ada di masyarakat merupakan bentuk penerapan
dari nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tersebut. Contohnya seperti kasus pada pembukaan artikel
di atas, nih. Di tempat-tempat tertentu, biasanya terdapat norma yang melarang untuk membuang
sampah sembarangan. Nah, norma ini dibuat oleh masyarakat yang peduli terhadap nilai keindahan
dan kebersihan. Masyarakat yang menginginkan lingkungan yang bersih, indah, dan sehat, kemudian
membuat aturan untuk menjaga lingkungan. Oleh karena itu, jika ada orang yang buang sampah
sembarangan akan menerima sanksi berupa teguran.
Nilai merupakan dasar dari terbentuknya norma. Ingat ya, nilai itu merupakan sesuatu yang
diyakini setiap orang, dan bisa berbeda antara satu orang dengan yang lainnya. Karena norma
bergantung dengan nilai yang diyakini, jadi nggak heran kalo norma yang ada di suatu wilayah bisa
berbeda dengan wilayah lainnya. Dengan kata lain, norma ini nggak berlaku secara umum, ya. Contoh
simpelnya gini deh, di beberapa sekolah, mengharuskan siswa perempuan menggunakan rok rample
dengan panjang rok tidak boleh melebihi atas mata kaki. Jika ada yang melanggar, akan dikenakan
sanksi yang cukup berat. Tapi, ada juga beberapa sekolah yang membebaskan siswa perempuannya
menggunakan rok rample maupun span. Itu berarti nilai-nilai yang mendasari norma tiap sekolah
berbeda-beda. Ciri-Ciri Norma Sosial :
 Umumnya tidak tertulis
 Hasil kesepakatan bersama
 Bisa mengalami perubahan
 Ditaati bersama
 Memiliki hukuman/sanksi
Macam-macam norma sosial dikelompokkan menjadi dua, yaitu berdasarkan tingkatan sanksinya
dan berdasarkan sumbernya.
Berdasarkan Tingkatan Hukuman/Sanksi
 Cara (usage), merupakan perbuatan atau perilaku yang dilakukan seseorang dalam sebuah
kelompok masyarakat, tetapi tidak dilakukan secara terus menerus. Contohnya, cara berpakaian
yang baik dan sopan. Seseorang yang berpakaian kurang pantas pada kondisi tertentu akan
mendapat sanksi berupa teguran.
 Kebiasaan (folkways), merupakan perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dan
memiliki tujuan jelas yang dianggap baik (benar). Kebiasaan ini apabila dilakukan oleh
sekelompok masyarakat, maka dapat disebut sebagai tradisi dan menjadi ciri dari kelompok
masyarakat tersebut. Contohnya, kebiasaan menghormati dan menaati perintah orang tua,
kebiasaan menggunakan tangan kanan saat makan dan minum, dsb. Orang yang melanggar,
akan mendapat hukuman berupa teguran.
 Tata Kelakuan (mores), merupakan aturan-aturan yang telah diterima oleh masyarakat.
Biasanya, tata kelakuan berhubungan dengan kepercayaan atau keyakinan agama. Sanksi orang
yang melanggar norma ini akan jauh lebih berat tingkatannya. Contohnya, larangan untuk
mencuri, larangan untuk membunuh, dsb.
 Adat Istiadat (custom), merupakan kumpulan tata kelakuan yang bersifat kekal dan menyatu
sangat kuat dengan masyarakat yang menganutnya. Adat istiadat merupakan norma yang
memiliki sanksi cukup berat bagi para pelanggarnya. Contohnya, seseorang yang melanggar
pelaksanaan upacara adat akan dijatuhi hukuman berupa pengucilan dari kelompoknya.
Berdasarkan Sumber
 Norma Agama, bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa, sehingga sifatnya mutlak dan harus
ditaati oleh setiap pemeluk agama. Contohnya, melaksanakan ibadah yang diperintahkan oleh
Tuhan sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
 Norma Kesusilaan (Norma Moral), bersumber dari hati nurani manusia untuk menentukan
mana perbuatan yang baik dan buruk. Norma ini akan membentuk akhlak atau budi pekerti
seseorang. Contohnya, bersikap jujur, tidak suka mengambil barang orang lain, dsb.
 Norma Kesopanan, bersumber dari pergaulan seseorang di masyarakat. Norma ini didasari dari
kebiasaan, kepatutan, dan kepantasan yang berlaku di masyarakat. Contohnya, sikap hormat
kepada orang tua, sopan dan santun kepada semua orang, dsb.
 Norma Hukum, norma yang didasarkan pada undang-undang tertulis yang dibuat secara resmi
oleh badan negara dengan tujuan mengatur kehidupan manusia dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Sifatnya memaksa serta bertujuan untuk melindungi dan menjaga
tata tertib masyarakat. Contohnya, tidak melakukan tindakan kriminal, tertib berlalu lintas,
wajib membayar pajak, dsb.
 Norma Kebiasaan (Norma Kelaziman), bersumber dari tradisi budaya masyarakat. Contoh:
mencuci tangan sebelum makan adalah kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat umum demi
menjaga kesehatan dan kebersihan diri.

2. Perilaku Menyimpang
Pendapat dari para ahli sosiologi yang mengemukakan tentang pengertian dari perilaku
menyimpang, antara lain:
 Menurut James Vender Zender. Perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap sebagai hal
tercela dan diluar batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang.
 Menurut Bruce J.Cohen. Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil
menyesuaikan diri dengan kelompok masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.
 Menurut Robert M.Z. Lawang. Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang
dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka
yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku tersebut.
 Menurut Paul B. Horton. Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai
pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.
Nah Pahamifren, dari berbagai pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perilaku
menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat.
Penyebab Terjadinya Perilaku Menyimpang
Menurut Kartono Kartini dalam buku Patologi Sosial 2: Kenakalan Remaja (2014), perilaku
menyimpang yang terjadi di masyarakat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
 Faktor Internal. Faktor ini terjadi dari dalam individu itu sendiri, misalnya gangguan emosional,
gangguan jiwa, hingga tingkat religiusitas yang rendah. Orang dengan tingkat pengendalian
emosi yang rendah umumnya tidak dapat menentukan tindakan terbaik dari masalah yang
dihadapinya. Hal ini juga terjadi pada individu dengan tingkat religiusitas yang kurang, mereka
cenderung tidak mengindahkan aturan dan norma yang berlaku tanpa memikirkan akibatnya.
 Faktor Eksternal. Faktor eksternal berasal dari luar individu, satu di antara fenomena pemicu
penyimpangan sosial yang paling sering ditemui adalah anak yang mengalami broken home,
pendidikan yang kurang tepat sasaran, atau kondisi lingkungan yang buruk. Misalnya seseorang
yang hidup dalam keluarga broken home. Seseorang dengan latar belakang seperti ini, cenderung
memiliki perangai yang negatif, perilaku yang kasar dan sering melanggar aturan. Hal ini
dilakukan demi melupakan atau melampiaskan permasalahan yang sedang dihadapinya.

3. Sikap Anti Sosial


Sikap Anti Sosial adalah sikap atau perilaku seseorang yang secara sadar atau tidak sadar tidak
dapat menyesuaikan diri dengan norma dan nilai sosial dalam masyarakat. Contoh Sikap Anti Sosial :
Di masyarakat Sikap Anti Sosial memiliki konotasi yang negatif dalam pengaruhnya terhadap
stabilitas dan ketertiban hidup bermasyarakat. Berikut adalah contoh sikap anti sosial yang sederhana
yang sering terjadi di tengah masyarakat:
 Melanggar aturan lalu lintas.
 Membuang sampah sembarangan.
 Vandalisme.
 Penyalahgunaan narkoba.
 Perilaku yang kasar.
Dari contoh diatas, jelas bahwa seseorang yang memiliki sikap anti sosial dalam melakukan
tindakannya tidak mempertimbangkan penilaian dan keberadaaan orang lain maupun masyarakat
secara umum. Mereka seringkali mengabaikan norma dan aturan yang berlaku di masyarakat.

4. Pengendalian Sosial
Pahamifren, dengan meningkatnya fenomena perilaku menyimpang yang semakin meluas ke
seluruh lapisan masyarakat tentunya hal tersebut tidak bisa dibiarkan terus menerus terjadi karena akan
semakin meresahkan masyarakat dan mengganggu ketentraman serta ketertiban dalam masyarakat.
Untuk mengatasi perilaku menyimpang dan sikap anti sosial di masyarakat tidak merebak luas dan
tidak semakin berkembang dibutuhkan pengendalian sosial dalam masyarakat. Pengendalian sosial
adalah upaya yang bisa dijadikan alternatif untuk mencegah terjadinya penyimpangan sosial.
Pengendalian sosial merupakan suatu mekanisme untuk mengarahkan anggota masyarakat dalam
menjalankan nilai dan norma sosial yang berlaku. Pengendalian sosial tersebut bertujuan agar
masyarakat dapat mengurangi terjadinya perilaku menyimpang dan sikap anti sosial bahkan untuk
menghilangkan penyimpangan sosial. Cara Melakukan Pengendalian Sosial :
 Cara Persuasif. Cara ini merupakan cara yang dilakukan tanpa kekerasan tapi dengan cara
menasehati, menghimbau atau membimbing agar tidak melakukan penyimpangan dalam
masyarakat. Contohnya: melalui seminar, konseling, poster atau iklan layanan masyarakat.
 Cara Koersif. Cara ini dilakukan dengan kasar, paksaan atau kekerasan baik secara fisik atau
psikis. Cara ini merupakan cara terakhir setelah beberapa cara yang dilakukan tidak berhasil.
Biasanya cara ini menimbulkan reaksi negatif dari berbagai pihak. Contohnya: penertiban oleh
dinas terkait, razia lalu lintas dan sidak.
 Cara Sosialisasi. Cara sosialisasi merupakan pengendalian sosial yang dilakukan dengan
menciptakan kebiasaan dan menata nilai dan norma sejak dini.
 Melalui Penekanan Sosial. Cara ini dipakai untuk mengendalikan tingkah laku anggota
masyarakat. Ini dilakukan agar setiap orang berperilaku yang sama di masyarakat.

Sale, Juni 2023


Guru Mata Pelajaran

Bahtiyar Wahyu H, S. Pd
NIP. 19940129 202221 1 008
Glosarium
 Kepribadian: Gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh
seseorang
 Nilai: Konsepsi-konsepsi abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa
yang dianggap buruk, indah atau tidak indah, dan benar atau salah.
 Norma agama: Norma yang berdasarkan arahan atau kaidah ajaran agama.
 Nilai religius: Nilai yang berasal dari ajaran-ajaran di dalam agama
 Norma hukum: Himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan yang mengatur tata tertib
dalam suatu masyarakat.
 Norma kebiasaan: Hasil dari perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk
yang sama.
 Norma kesopanan: Peraturan sosial yang mengarah pada hal-hal yang berkenaan dengan
bagaimana seseorang harus bertingkah laku yang wajar dalam kehidupan bermasyarakat.
 Norma kesusilaan: Peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang menghasilkan akhlak,
sehingga seseorang dapat membedakan apa yang dianggap baik dan apa pula yang dianggap
buruk.
 Norma: Aturan sosial, patokan perilaku yang pantas; tingkah laku rata-rata yang diabstraksikan
 Penyimpangan primer: Perbuatan menyimpang yang dilakukan seseorang, namun si pelaku
masih dapat diterima secara sosial.
 Penyimpangan sekunder: Perbuatan yang dilakukan seseorang yang secara umum dikenal
sebagai perbuatan atau perilaku menyimpang
 Perilaku menyimpang negatif: Penyimpangan di mana pelaku bertindak ke arah nilai-nilai
sosial yang dipandang rendah oleh masyarakat berakibat buruk, serta mengganggu sistem
sosial.
 Perilaku menyimpang positif: Perilaku menyimpang yang menimbulkan dampak positif pada
masyarakat. Perilaku menyimpang dapat menjadi positif karena sesuai dengan perkembangan
zaman.
 Perilaku menyimpang: Perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada di dalam
masyarakat.
 Sosialisasi: Sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari
generasi satu ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
Daftar Pustaka
Soerjono, Soekanto. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Ihromi. 2004.
Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Basrowi, M, S. 2005. Pengantar
Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia
Muin, Idianto. 2004. Sosiologi (untuk SMA kelas X). Jakarta: Erlangga. Malihah, E & Kolip, U. 2011.
Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana
Sadli, Saparinah. 1977. Persepsi Sosial Mengenai Perilaku Menyimpang. Jakarta: Bulan Bintang.
MODUL AJAR
METODE PENELITIAN SOSIAL

Identitas Penulis Modul


Penulis Modul : Bahtiyar Wahyu H
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Sale
Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas / Fase :X/E
Tahun Pelajaran : 2022 / 2023
Materi Pokok : Metode Penelitian Sosial
Alokasi Waktu : 3 JP (3 X 45 Menit)

Kompetensi Awal
Memahami berbagai metode penelitian sosial yang sederhana untuk mengenali gejala sosial di
masyarakat dan Melakukan penelitian sosial yang sederhana untuk mengenali ragam gejala sosial &
hubungan sosial di masyarakat.

Profil Pelajar Pancasila


 Pelajar menjadi pribadi yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan lebih
bersyukur
 Mandiri (Memiliki inisiatif dan bekerja secara mandiri dalam melaksanakan keterampilan
proses, percaya diri, mengembangkan kendali dan disiplin diri)
 Bernalar kritis (Mampu memproses informasi, ide dan gagasan, melakukan evaluasi terhadap
prosedur yang dilakukan, mengevaluasi dan merefleksikan pemikiran)
 Kreatif (Menghasilkan ide, gagasan atau pendapat yang mampu dikemukakan secara runtut
dalam pembelajaran)
 Bergotong royong (Berkolarborasi dalam menyelesaikan project sederhana, serta melakukan
komunikasi secara berkala untuk mencapai tujuan bersama)

Sarana & Prasarana


Komputer/ Laptop, LCD Proyektor, Jaringan Internet, Peta Konsep, Gambar-gambar serta
kutipan berita dari majalah, koran atau media lain, Learning Management System yang mendukung
pembelajaran, Papan Tulis, Spidol, dan sarana lain yang menjadi pendukung pembelajaran

Target Peserta Didik


1. Siswa Reguler / Tipikal

2. Peserta didik dengan hambatan belajar


3. Peserta didik cerdas istimewa berbakat
Model Pembelajaran
Tatap Muka
Pembelajaran Jarak Jauh Dalam Jaringan
Pembelajaran Jarak Jauh Luar Jaringan
Blended Learning

Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran Inquiry Learning peserta didik mampu menganalisis penelitian sosial,
sikap dan cara berpikir peneliti, jenis-jenis penelitian, funsi dan manfaat penelitian serta
mengemukakannya dalam bentuk tulisan dengan mengembangkan kerja sama (gotong royong) serta
menjujung tinggi tanggung jawab yang diberikan (kemandirian) dan secara aktif berkala mampu
mengungkapkan ide, pendapat atau temuan kepada teman sekelas serta membuat laporan observasi
sederhana tentang suatu fenomena sosial

Pemahaman Bermakna
Fenomena sosial bisa dikaji dalam suatu penelitian
Objek kajian penelitian sosiologi adalah masyarakat

Pertanyaan Pemantik
Menurutmu, pentingkah kita mencari tahu suatu fenomena sosial?
Ungkapkan pendapatmu mengenai penelitian ?
Kemukakan pendapatmu mengenai penelitian sosial?

Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Tahap Kegiatan Alokasi Waktu
- Berdo’a bersama, menyiapkan dan mengabsen kehadiran peserta
didik
Pembukaan - Apersepsi: video pengantar contoh penelitian sosial 15 menit
- Penyampaian tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan tehnik
penilaian
- Memberi stimulus: guru memberikan gambar dan deskripsi
terkait video penelitian sosial
- Mengidentifikasi masalah: peserta didik mengajukan
permasalahan sikap dan cara berpikir peneliti
Inti 60 menit
- Mengumpulkan data: membagi kelompok dan tugas kelompok
serta membimbing peserta didik mencari jawaban permasalahan
- Mengolah data: diskusi kelompok hasil pencarian jawaban
- Memverifikasi: verifikasi jawaban-jawaban hasil diskusi melalui
presentasi dan tanya jawab
- Menyimpulkan : membimbing peserta didik menarik kesimpulan
- Refleksi dan umpan balik
Penutup - Informasi tentang kegiatan pembelajaran yang akan datang dan 15 menit
berdoa

Pertemuan 2
Tahap Kegiatan Alokasi Waktu
- Berdo’a bersama, menyiapkan dan mengabsen kehadiran peserta
didik
Pembukaan - Apersepsi: merefleksi materi pertemuan sebelumnya 15 menit
- Penyampaian tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan tehnik
penilaian
- Memberi stimulus: guru memberikan gambar-gambar
- Mengidentifikasi masalah: peserta didik mengajukan
permasalahan terkait bentuk metode penelitian kualitatif dan
metode penelitian kuantitatif
- Mengumpulkan data: membagi kelompok dan tugas kelompok
Inti 60 menit
serta membimbing peserta didik mencari jawaban permasalahan
- Mengolah data: diskusi kelompok hasil pencarian jawaban
- Memverifikasi: verifikasi jawaban-jawaban hasil diskusi melalui
presentasi dan tanya jawab
- Menyimpulkan: membimbing peserta didik menarik kesimpulan
- Refleksi dan umpan balik
Penutup - Informasi tentang kegiatan pembelajaran yang akan datang dan 15 menit
berdoa

Pertemuan 3
Tahap Kegiatan Alokasi Waktu
- Berdo’a bersama, menyiapkan dan mengabsen kehadiran peserta
didik
Pembukaan - Apersepsi: merefleksi materi pertemuan sebelumnya 15 menit
- Penyampaian tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan tehnik
penilaian
- Memberi stimulus: guru memberikan gambar-gambar
Mengidentifikasi masalah: peserta didik mengajukan
Inti permasalahan terkait fungsi dan manfaat penelitian 60 menit
- Mengumpulkan data: membagi kelompok dan tugas kelompok
serta membimbing peserta didik mencari jawaban permasalahan
- Mengolah data: diskusi kelompok hasil pencarian jawaban
- Memverifikasi: verifikasi jawaban-jawaban hasil diskusi melalui
presentasi dan tanya jawab
- Menyimpulkan: membimbing peserta didik menarik kesimpulan
- Refleksi dan umpan balik
Penutup - Informasi tentang kegiatan pembelajaran yang akan datang dan 15 menit
berdoa

Asesmen
Asesmen Sebelum Pembelajaran (Diagnostik). Misal Penilaian Sikap
Format Penilaian Diagnostik.
Unsur Penilaian
No Nama Bernalar Gotong Jumlah Skor Kode
Beriman Mandiri Kreatif
Kritis Royong
1 Azka 80 80 80 80 80 400 80 B
2 …….. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ……….

Asesmen Selama Pembelajaran (Formatif). Misal Penilaian Presentasi, Pameran Hasil Karya, Dsb
Silahkan buat mind mapping / peta konsep tentang materi ‘Metode Penelitian Sosial’
Unsur Yang Dinilai
No Nama Jumlah Skor Kode
Desain Hierarki Penjelasan Contoh
1 Azka 80 80 80 80 400 80 B
2 …….. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ……….

Asesmen Setelah Pembelajaran (Sumatif). Misal Tes, Essay, Pilihan Ganda, Dan Sebagainya
1. Observasi adalah...
2. Apa yang dimaksud data primer dan data sekunder !
3. Kemukakan pendapatmu mengenai ‘Hal Apa Saja Yang Layak Diteliti Dalam Penelitian
Sosial’ !

Pengayaan & Remidial


Pembelajaran Remidial (tutor sebaya) dan Pengayaan (buatlah kelompok kecil, amatilah kegiatan
orang-orang di pasar terdekat tempat kalian tinggal kemudian buatlah laporannya)

Lembar Kerja Peserta Didik


Amatilah berbagai macam kelompok siswa yang ada di sekolahmu. Catatlah semua informasi yang
kamu perolah selama kurang lebih seminggu pengamatan. Lalu diskusikan dengan teman-temanmu
mengenai :
1. Jenis data apa yang kamu peroleh ?
2. Jenis penelitian apa yang telah kamu lakukan ?

Bahan Bacaan Guru & Peserta Didik


1. Penelitian Sosial
Penelitian Sosial didefinisikan sebagai suatu upaya ilmiah yang bertujuan untuk menganalisa
dan mempelajari gejala/realitas/fenomena sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Dalam setiap
masyarakat tentunya selalu terdapat permasalahan, dalam hal ini, penelitian sosial berperan sebagai
alat untuk menjawab permasalahan yang ditemukan dalam masyarakat melalui pendekatan empiris –
suatu proses pengumpulan dan penyusunan data lapangan yang berguna dalam menjawab masalah
yang ada. Penelitian sosial disusun secara sistematis dengan runtutan yang jelas. Penelitian sosial
merupakan instrumen dasar yang digunakan oleh para Sosiolog untuk mengembangkan teori dan
konsep Sosiologi sebagaimana yang telah kita pelajari sebelum-sebelumnya.

2. Manfaat Penelitian Sosial


 Sebagai sarana/alat dalam mengembangkan dan menyempurnakan ilmu pengetahuan;
 Memberikan penjelasan ilmiah terhadap suatu fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat;
 Menjawab permasalahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Fungsi Penelitian Sosial


 Verifikatif (pengujian) penelitian sosial berfungsi untuk membuktikan kebenaran serta
menguji kembali temuan pengetahuan yang telah ada sebelumnya;
 Eksploratif (penjajagan) penelitian sosial berfungsi untuk mengisi kekosongan pengetahuan
yang belum ada sebelumnya;
 Pengembangan penelitian sosial berfungsi untuk mengembangkan secara lebih rinci serta
menyempurnakan pengetahuan yang telah ada sebelumnya.

4. Jenis Penelitian Sosial


 Penelitian Deskriptif. Merupakan jenis penelitian yang berfokus dalam memberikan penjabaran
detail mengenai suatu fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat. Penelitian jenis ini
berupaya menjawab bagaimana fenomena sosial dapat terjadi sehingga penelitian deskriptif
identik dengan kata tanya “bagaimana”.
 Penelitian Eksploratif. Merupakan jenis penelitian yang berfokus dalam menjelaskan fenomena
sosial yang belum pernah diteliti sebelumnya. Pertanyaan penelitian eksploratif sangat identik
dengan kata tanya “apa”.
 Penelitian Prediksi. Merupakan kjenis penelitian yang berfokus dalam menjelaskan fenomena
sosial yang akan terjadi dimasa depan.
 Penelitian Eksplanasi. Merupakan jenis penelitian yang berfokus dalam menjawab hipotesa
penelitian serta mencari keterkaitan hubungan antar dua variabel atau konsep yang diteliti.
Penelitian eksplanasi identik dengan kata tanya “mengapa”.
5. Metode Penelitian Sosial
Metode penelitian sosial merupakan seperangkat cara/prosedur yang ditempuh guna
mendapatkan penjelasan atas suatu gejala sosial dalam masyarakat. Terdapat dua metode penelitian,
yaitu:
 Penelitian Kuantitatif penelitian yang mengandalkan data numerik (angka, table, grafik)
 Penelitian Kualitatif penelitian yang mengandalkan data deskriptif (hasil wawancara lisan,
gambar, tulisan)

6. Rancangan Penelitian Sosial


Sebuah penelitian sosial disusun secara sistematis guna dapat menjelaskan fenomena sosial
secara lebih rinci dan menyeluruh. Dalam rangka menyusun penelitian sosial, diperlukan rancangan
penelitian yang berguna dalam memandu proses penyelesasan penelitian.
 Topik Penelitian. Topik penelitian merupakan fokus masalah utama yang menjadi inti dari
sebuah penelitian. Topik penelitian didapatkan melalui pengamatan langsung pada kehidupan
masyarakat sekitar kita atau melalui sumber-sumber litaratur. Hal penting yang perlu
diperhatikan dalam menentukan topik penelitian yaitu spesifik. Topik tidak boleh bersifat
umum dan terlalu luas cakupannya.
 Rumusan Masalah. Rumusan masalah merupakan seperangkat pertanyaan yang ingin dicari
jawabannya melalui temuan data dan hasil analisa mendalam. Penyusunan rumusan masalah
harus disesuaikan dengan fokus dari topik penelitian serta jenis penelitian – deskriptif,
eksploratif, prediksi dan eksplanasi.
 Tujuan dan Manfaat Penelitian. Tujuan dari suatu penelitian yaitu untuk menjawab pertanyaan
penelitian yang ada, tujuan penelitian harus selaras dengan rumusan masalah. Adapun, manfaat
penelitian merupakan signifikansi hasil penelitian terhadap ilmu pengetahuan (manfaat teoritis)
serta terhadap kehidupan bermasyarakat (manfaat praktis).
 Studi Kepustakaan. Studi kepustakaan merupakan upaya memperdalam fokus atau masalah
penelitian melalui sumber-sumber tertulis, seperti buku, hasil penelitian orang lain, media cetak
dan lain sebagainya. Studi kepustakaan bertujuan untuk menjadi landasan berpikir dalam
menjawab rumusan masalah penelitian
 Hipotesis. Hipotesis didefinisikan sebagai suatu asumsi yang belum diuji kebenarannya.
Hipotesis digunakan dalam penelitian kuantitatif. Ciri-ciri hipotesis yang baik adalah dapat
diuji kebenarannya dan merumuskan hubungan antar dua macam variabel atau lebih. Hipotesis
induktif merupakan hipotesis yang didasarkan atas temuan yang terjadi di lapangan, sedangkan
hipotesis deduktif merupakan hipotesis yang didasarkan atas teori/konsep yang telah ada.
 Subjek Penelitian. Subjek penelitian merupakan objek yang menjadi fokus dari penelitian.
Dalam memilih subjek penelitian maka dibutuhkan sampel penelitian guna mewakili populasi
subjek penelitian yang terlampau besar. Hal yang perlu diperhatikan adalah proses penyusunan
karakteristik subjek penelitian dan metode pengambilan sampel: tetap, terbatas, berstrata dan
cluster.
 Jenis Data. Dalam suatu penelitian, data terbagi kedalam dua macam yaitu data primer – data
yang diperoleh langsung dari subjek penelitian – dan data sekunder – data yang diperoleh dari
studi kepustakaan. Dalam ilmu statistik, jenis data dibagi kedalam empat macam, yaitu data
diskrit (angka utuh), data kontinu (angka pecahan), data intern (data yang diperoleh oleh
peneliti sendiri), dan data ekstern (data yang diperoleh oleh orang lain).
 Pendekatan Penelitian. Terdapat tiga macam pendekatan penelitian, yaitu kuantitatif, kualitatif
dan pendekatan gabungan kuantitatif-kualitatif. Pendekatan kuantitatif mengandalkan data
numerik (angka, tabel, grafik) sedangkan penelitian kualitatif mengandalkan data deskriptif
(hasil wawancara lisan, gambar, tulisan).

Sale, Juni 2023


Guru Mata Pelajaran

Bahtiyar Wahyu H, S. Pd
NIP. 19940129 202221 1 008
Glosarium
 Analisis: Peneliti harus selalu menganalisis setiap pernyataan atau persoalan yang
dihadapi.
 Asumsi: Sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyidik
 Deduksi: Berpikir dari pola yang umum menuju yang khusus atau menarik kesimpulan
berdasarkan alasan-alasan tertentu.
 Developmental: Penelitian berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan yang sudah ada.
 Eksploratif: Penelitian berfungsi untuk menemukan sesuatu yang baru, sehingga hasil-hasil
penelitian dapat mengisi kekosongan atau kekurangan ilmu.
 Induksi: Pola pikir yang berangkat dari hal-hal yang bersifat khusus untuk menentukan atau
mengambil kesimpulan secara umum.
 Kritis: Peneliti harus selalu mendasrkan pikiran dan pendapatnya pada logika dan menimbang
berbagai hal atau masalah secara objektif berdasarkan data dan analisis akal sehat.
 Kuantitatif: Penelitian dengan menggunakan data yang berupa angka atau menekankan pada
jumlah data yang dikumpulkan.
 Kualitatif: Penelitian dengan data yang dinyatakan dalam bentuk tanggapan dan perasaan serta
opini . atau menekankan pada kedalaman data/kualitas data penelitian.
 Penelitian Sosial: Kegiatan mengumpulkan, mengelola menganalisis, dan menyajikan sejumlah
data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau
menguji hipotesis ihwal kemasyarakatan (sosial)
 Skeptis: Seorang peneliti harus senantiasa menanyakan bukti atau fakta- fakta yang dapat
mendukung suatu pernyataan.
 Verikatif: Penelitian yang berfungsi untuk mneguji kebenaran suatu pengetahuan yang
sudah ada.
Daftar Pustaka
Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2014. Sosiologi untuk SMAKelas X: Kelompok Peminatan
Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta. Esis Erlangga.
Triyono, Slamet dan Hermanto.2017. Sosiologi untuk SMA Kelas X: Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu
Sosial. Bandung. Srikandi Empat.
Lia, Candra R dan Subiyantoro, Slamet.2014. Sosiologi untuk SMA Kelas X: Kelompok Peminatan
Ilmu-ilmu Sosial. Surakarta. Mediatama
Andreas, Soeroso dan Suwardi.2014. Sosiologi untuk SMA Kelas X: Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu
Sosial. Jakarta. Quadra
Rufikasari, Lia Chandra. 2013. Sosiologi untuk SMA/MA. Surakarta: Mediatama

Anda mungkin juga menyukai