Anda di halaman 1dari 8

PEDAGOGIK

Pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru dan dosen sebagai
modal utama dalam menjalankan profesinya. Mudahnya, konsep dasar pedagogi
atau pedagogic terkadang disebut pedagogika pula merupakan pengetahuan dan
kemampuan untuk mendidik dan menyelenggarakan pembelajaran. Lalu apa dan seperti apa
pedagogik sebagai ilmu pengetahuan dan sebagai kompetensi yang harus dimiliki oleh
pendidik? Berikut adalah pemaparannya.

Pengertian Pedagogik
Definisi pedagogik telah tertuang dalam undang-undang No.14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen yang mengemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah “kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik”. Secara yuridis definisi pedagogi tampaklah cukup jelas dan
singkat. Namun, mengelola pembelajaran itu sangatlah kompleks dan tidak mengenai
kegiatan pengajaran dan belajar semata.
Menurut Payong (2011, hlm. 28-20) pedagogi berarti segala usaha yang dilakukan oleh
pendidik untuk membimbing anak muda menjadi manusia yang dewasa dan matang. Di sini
tampak jelas bahwa ternyata pedagogik justru lebih mengutamakan pembimbingan karakter
anak untuk menjadi lebih dewasa.

Etimologi Pedagogik
Lalu sebetulnya apa itu pedagogik? Istilah pedagogik (bahasa Inggris: pedagogy) berasal dari
dua kata dalam bahasa Yunani kuno, yaitu paedos yang berarti “anak” dan agogos yang
berarti “mengantar”, “membimbing” atau “memimpin”.
Dari dua kata tersebut terbentuk beberapa istilah yang masing-masing memiliki arti tertentu.
Istilah-istilah yang dimaksud yakni paedagogos, pedagogos (paedagoog atau pedagogue),
paedagogia, pedagogi (paedagogie), dan paedagogik yang berarti membimbing anak-anak.
Pedagogik juga dapat digunakan secara spesifik untuk target anak atau yang lebih muda dari
pendidik. Karena terdapat pendekatan lain yakni andragogik sebagai
pendekatan pendidikan terhadap sejawat atau bahkan yang lebih tua dari penidik.

Pedagogik Sebagai Ilmu Pengetahuan


Menurut Langeveld (Kurniasih, 2017, hlm. 8) pendidikan dalam arti yang hakiki ialah proses
pemberian bimbingan dan bantuan rohani kepada orang yang belum dewasa dan mendidik
adalah tindakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan sendiri
berarti memberikan perubahan (transformative) agar peserta didik dapat memaksimalkan
potensi diri baik secara kognitif maupun karakter.
Di sinilah titik di mana pengelolaan pendidikan menjadi hal yang tidak sesederhana itu.
Sehingga kompetensi pedagogi tidak hanya melibatkan keprofesionalan guru dalam
menyelenggarakan kegiatan pendidikan saja. Tetapi ikut terlibat dalam pembangunan mental,
karakter, dan perilaku dari peserta didik itu sendiri.
Seperti yang diungkapkan Sadulloh (2018, hlm. 1-2) bahwa pedagogik adalah ilmu yang
mempelajari masalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu agar mampu mandiri untuk
menyelesaikan masalah dalam hidupnya atau dalam kata lain mengembangkan
kepribadiannya sebagai salah satu tugas besar guru selain menyampaikan dan
mentransformasikan pengetahuan dalam pembelajaran.
Sehingga dapat diartikan bahwa membimbing anak didik layaknya seperti orang tuanya
sendiri merupakan salah satu kemampuan yang dibutuhkan oleh seorang guru. Membimbing
dan mendidik di sini bukan berarti guru harus menggurui anak didiknya. Justru pendekatan
pembelajaran sekarang lebih menengahkan murid sebagai pusat utama dalam pembelajaran,
termasuk dalam ranah pedagogis.
Selain itu, pendekatan pedagogi hari ini lebih fokus terhadap bagaimana cara untuk
menyampaikan berbagai bimbingan tersebut lewat berbagai aktivitas yang lebih efektif dan
efisien dibandingkan dengan hanya sekedar ceramah atau menasihati.
Karena dalam masalah kepribadian yang menyangkut perilaku, omongan semata terkadang
tidak akan cukup. Apalagi jika anak didik telah memiliki keterbatasan sendiri di rumahnya;
tidak semua anak memiliki keluarga yang ideal.
Dapat disimpulkan bahwa pedagogik adalah segala usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk
membimbing peserta didik yang lebih muda untuk memaksimalkan potensi diri baik secara
kognitif atau kemampuan nalar dan ilmu pengetahuan, maupun dari sisi karakter agar menjadi
pribadi yang lebih baik. Usaha tersebut termasuk pengelolaan pembelajaran, bahasa atau
cara menyampaikan materi supaya mudah dipahami dan diserap oleh peserta didik,
penguasaan kelas, dsb.

Kompetensi Pedagogik
Menurut Wahyudi (2012, hlm. 22) kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru
dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik. Pengelolaan proses pembelajaran
tentunya mencakup pelaksanaan, evaluasi, serta pengembangan karakter peserta didik.
Pengertian di atas senada dengan pendapat Situmorang dan Winarno (2008, hlm. 23) yang
menyatakan bahwa secara substantif, kompetensi pedagogik mencakup kemampuan
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil belajar, serta pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
Lalu apa saja kemampuan atau kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh seorang
tenaga pendidik? Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Pasal 3 Ayat 4
dalam Aqib (2009, hlm. 60) kompetensi pedagogik sebagaimana dimaksud pada ayat 2
merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-
kurangnya meliputi:
1. pemahaman wawasan atau landasan kependidikan,
2. pemahaman terhadap peserta didik,
3. pengembangan kurikulum atau silabus,
4. perancangan pembelajaran,
5. pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis,
6. pemanfaatan teknologi pembelajaran,
7. evaluasi hasil belajar,
8. pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
10 Kompetensi Pedagogik Guru
Sementara itu, 10 kompetensi pedagogik guru yang harus dikuasai dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 akan dipaparkan melalui tabel di bawah ini.
No
Kompetensi Inti Guru Indikator
.

1.1. Memahami karakteristik peserta didik yang


berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-
emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial-
Menguasai karakteristik
budaya.
peserta didik dari aspek fisik,
1.2. Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam
1. moral, spiritual, sosial,
mata pelajaran yang diampu.
kultural, emosional, dan
1.3. Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik
intelektual.
dalam mata pelajaran yang diampu.
1.4. Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik
dalam mata pelajaran yang diampu.

2.1. Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-


prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan
Menguasai teori belajar dan
mata pelajaran yang diampu.
2. prinsip-prinsip pembelajaran
2.2. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi,
yang mendidik.
metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik
secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu.

3.1.  Memahami prinsip-prinsip pengembangan


kurikulum.
3.2.  Menentukan tujuan pembelajaran yang diampu.
3.3.  Menentukan pengalaman belajar yang sesuai
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diampu.
Mengembangkan kurikulum 3.4.  Memilih materi pembelajaran yang diampu yang
3. yang terkait dengan mata terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan
pelajaran yang diampu. pembelajaran.
3.5.  Menata materi pembelajaran secara benar
sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan
karakteristik peserta didik.
3.6.  Mengembangkan indikator dan instrumen
penilaian.

4. Menyelenggarakan 4.1. Memahami prinsip-prinsip perancangan


pembelajaran yang pembelajaran yang mendidik.
mendidik. 4.2. Mengembangkan komponen-komponen ran-
cangan pembelajaran.
4.3. Menyusun rancangan pembelajaran yang
lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas,
laboratorium, maupun lapangan.
4.4. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di
kelas, di laboratorium, dan di lapangan dengan
memperhatikan standar keamanan yang
No
Kompetensi Inti Guru Indikator
.

dipersyaratkan.
4.5. Menggunakan media pembelajaran dan sumber
belajar yang relevan dengan karakteristik peserta
didik dan mata pelajaran yang diampu untuk
mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.
4.6. Mengambil keputusan transaksional dalam
pembelajaran yang diampu sesuai dengan situasi
yang berkembang.

Memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi 5.1. Memanfaatkan teknologi informasi dan
5.
untuk kepentingan komunikasi dalam pembelajaran yang diampu.
pembelajaran.

Memfasilitasi 6.1.  Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran


pengembangan potensi untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi
peserta didik untuk secara optimal.
6.
mengaktualisasikan 6.2.  Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran
berbagai potensi yang untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik,
dimiliki. termasuk kreativitasnya.

7.1.  Memahami berbagai strategi berkomunikasi


yang efektif, empatik, dan santun, secara lisan,
tulisan, dan/atau bentuk lain.
7.2.  Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan
santun dengan peserta didik dengan bahasa yang
Berkomunikasi secara khas dalam interaksi kegiatan/permainan yang
7. efektif, empatik, dan santun mendidik yang terbangun secara siklikal dari (a)
dengan peserta didik. penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk
ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan
contoh, (b) ajakan kepada peserta didik untuk ambil
bagian, (c) respons peserta didik terhadap ajakan
guru, dan (d) reaksi guru terhadap respons peserta
didik, dan seterusnya.

8. Menyelenggarakan penilaian 8.1.  Memahami prinsip-prinsip penilaian dan


dan evaluasi proses dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan
hasil belajar. karakteristik mata pelajaran yang diampu.
8.2.  Menentukan aspek-aspek proses dan hasil
belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi
sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang
diampu.
8.3.  Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi
proses dan hasil belajar
8.4.  Mengembangkan instrumen penilaian dan
No
Kompetensi Inti Guru Indikator
.

evaluasi proses dan hasil belajar.


8.5.  Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil
belajar secara berkesinambungan dengan
mengunakan berbagai instrumen.
8.6.  Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil
belajar untuk berbagai tujuan.
8.7.  Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.

9.1.  Menggunakan informasi hasil penilaian dan


evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar
9.2.  Menggunakan informasi hasil penilaian dan
evaluasi untuk merancang program remedial dan
Memanfaatkan hasil
pengayaan.
9. penilaian dan evaluasi untuk
9.3.  Mengkomunikasikan hasil penilaian dan
kepentingan pembelajaran.
evaluasi kepada pemangku kepentingan.
9.4.  Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan
evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.

10.1.  Melakukan refleksi terhadap pembelajaran


yang telah dilaksanakan.
10.2.  Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan
Melakukan tindakan reflektif
dan pengembangan pembelajaran dalam mata
10. untuk peningkatan kualitas
pelajaran yang diampu.
pembelajaran.
10.3.  Melakukan penelitian tindakan kelas untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata
pelajaran yang diampu.
 
Fungsi pedagogi
Adapun fungsi pedagogik menurut Kurniasih (2017, hlm. 20) adalah sebagai berikut.
1. Untuk memahami fenomena pendidikan (situasi pendidikan) secara sistematis.
2. Memberikan petunjuk tentang apa yang seharusnya dilaksanakan oleh pendidik .
3. Menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan dalam praktik mendidik anak, yaitu
kesalahan konseptual, teknis dan kekeliruan yang bersumber dari kepribadian pendidik.
4. Mengenal diri sendiri dan melakukan koreksi. Dari penjelasan di atas pedagogik
berfungsi untuk melakukan langkah-langkah yang bertujuan meningkatkan pedagogik.

Manfaat Pedagogik
Menurut Kurniasih (2017, hlm. 20) manfaat pedagogik adalah sebagai berikut.
1. Manusiakan manusia, menjadikan seorang dewasa demi kebahagiaan dalam menjalani
kehidupan.
2. Agar anak atau peserta didik di kemudian hari mampu memahami dan menjalani
kehidupan dan kelak dapat menghidupi diri mereka sendiri, dapat hidup secara
bermakna dan dapat turut memuliakan kehidupan.
3. Membantu peserta didik mempertanyakan dan menantang dominasi serta keyakinan
dan praktek-praktek yang mendominasi.
4. Mengembangkan kepribadian siswa yang sehat.

Tujuan pedagogik
Untuk mendapatkan hasil positif sebagaimana diharapkan, perlu memperhatikan bahwa
pedagogik mempunyai tujuan pula. Menurut Kurniasih (2017, hlm. 15) tujuan pedagogik
adalah memanusiakan manusia, dan menjadikan seseorang menjadi dewasa untuk
kebahagiaannya dalam menjalani kehidupan dimasa yang akan datang dan menjadikan
seseorang menjalani hidup dengan bahagia. Dengan kata lain, tujuan pedagogik masih
berbarengan dengan hakikat pendidikan sendiri sebagai pengubah yang diharapkan mampu
membuat peserta didik mengembangkan potensi diri.

Kompetensi Pedagogik
merupakan salah satu jenis kompetensi yang mutlak perlu dikuasai guru. Kompetensi
Pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta
didik. Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru
dengan profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil
pembelajaran peserta didiknya.
Kompetensi ini tidak diperoleh secara tiba-tiba tetapi melalui upaya belajar secara terus
menerus dan sistematis, baik pada masa pra jabatan (pendidikan calon guru) maupun selama
dalam jabatan, yang didukung oleh bakat, minat dan potensi keguruan lainnya dari masing-
masing individu yang bersangkutan.

Berkaitan dengan kegiatan Penilaian Kinerja Guru terdapat 7 (tujuh) aspek dan 45 (empat


puluh lima) indikator yang berkenaan penguasaan  kompetensi pedagogik. Berikut ini disajikan
ketujuh aspek kompetensi pedagogik beserta indikatornya:
A. Menguasai karakteristik peserta didik
Guru mampu mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik peserta
didik untuk membantu proses pembelajaran. Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik,
intelektual, sosial, emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya:
1. Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di
kelasnya,
2. Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang
sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran,
3. Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama
pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang
berbeda,
4. Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik
untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya,
5. Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan peserta
didik,
6. Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat
mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak
termarjinalkan (tersisihkan, diolok‐olok, minder, dsb).
B. Menguasasi teori belajar dan prinsip‐prinsip pembelajaran yang mendidik
Guru mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran
yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi guru. Guru mampu
menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan
memotivasi mereka untuk belajar:
1. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai materi
pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan
proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi,
2. Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi
pembelajaran tertentu dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnya
berdasarkan tingkat pemahaman tersebut,
3. Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang
dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana, terkait
keberhasilan pembelajaran,
4. Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi kemauan belajar
peserta didik,
5. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain,
dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta
didik,
6. Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang memahami
materi pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki
rancangan pembelajaran berikutnya.
C. Pengembangan kurikulum
Guru mampu  menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting kurikulum dan
menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran. Guru  mampu
memilih, menyusun, dan menata materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik:

1. Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum,


2. Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk
membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi
dasar yang ditetapkan,
3. Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan
pembelajaran,
4. Guru memilih materi pembelajaran yang: (1) sesuai dengan tujuan
pembelajaran, (2) tepat dan mutakhir, (3) sesuai dengan usia dan tingkat
kemampuan belajar peserta didik, (4) dapat dilaksanakan di kelas dan (5)
sesuai dengan konteks kehidupan sehari‐hari peserta didik.
D. Kegiatan pembelajaran yang mendidik
Guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang mendidik secara
lengkap. Guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik. Guru mampu menyusun dan  menggunakan berbagai materi pembelajaran dan
sumber belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik. Jika relevan, guru memanfaatkan
teknologi informasi komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran:

1. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang


telah disusun secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut
mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang tujuannya,
2. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk membantu
proses belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga membuat peserta
didik merasa tertekan,
3. Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan) sesuai
dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik,
4. Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan
proses pembelajaran, bukan semata‐mata kesalahan yang harus dikoreksi.
Misalnya: dengan mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang
setuju/tidak setuju dengan jawaban tersebut, sebelum memberikan penjelasan
tentang jawaban yamg benar,
5. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan
mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari‐hari peserta didik,
6. Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang
cukup untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat
kemampuan belajar dan mempertahankan perhatian peserta didik,
7. Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk dengan
kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta dapat termanfaatkan secara
produktif,
8. Guru mampu memanfaatkan audio‐visual (termasuk TIK) untuk meningkatkan
motivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang dirancang dengan kondisi kelas,
9. Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya,
mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain,
10. Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis untuk
membantu proses belajar peserta didik. Sebagai contoh: guru menambah
informasi baru setelah mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap
materi sebelumnya, dan
11. Guru menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audio‐visual (termasuk tik)
untuk meningkatkan motivasi belajar pesertadidik dalam mencapai tujuan
pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai