16 04/05/IRIGASI/2017
LAPORAN AKHIR
DESEMBER, 2017
Laporan Akhir
KATA PENGANTAR
SMOPI bertujuan untuk mendukung teknologi irigasi hemat air dalam menunjang
program pemerintah terkait kedaulatan pangan.
Laporan Akhir disusun oleh Susi Hidayah, ST., MT. dan tim pelaksana dibawah
koordinasi Segel Ginting, S.Si., MPSDA. selaku Kepala Seksi Penyelenggara
Teknis Balai Litbang Irigasi.
Ucapan terima kasih ditujukan kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan Laporan Akhir.
Bekasi, Desember 2017
Kepala Satker Balai Litbang Irigasi
LEMBAR EVALUASI
TIM PELAKSANA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
LEMBAR EVALUASI ............................................................................................. ii
LEMBAR SUSUNAN TIM PELAKSANA .............................................................. iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... viii
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1-1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1-1
1.2 Tujuan Kegiatan ...................................................................................... 1-2
1.3 Sasaran Kegiatan.................................................................................... 1-2
1.3.1 Sasaran Keluaran (Komponen Output) ........................................ 1-2
1.3.2 Sasaran Mutu ............................................................................... 1-2
1.4 Penerima Manfaat ................................................................................... 1-2
1.5 Lokasi Kegiatan ...................................................................................... 1-2
BAB 2. TAHAPAN DAN METODE PELAKSANAAN KEGIATAN.................... 2-4
2.1 Tahapan dan Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan ..................................... 2-4
2.2 Metode Pelaksanaan .............................................................................. 2-6
2.3 Jadwal Pelaksanaan ............................................................................... 2-7
BAB 3. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN ............................................ 3-1
3.1 Hasil Kegiatan ......................................................................................... 3-1
3.2 Pembahasan ......................................................................................... 3-32
BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 4-1
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 4-1
4.2 Saran ...................................................................................................... 4-2
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1.
PENDAHULUAN
Lokasi penerapan kajian aplikasi berbasis teknologi informasi untuk operasi dan
pemeliharaan jaringan irigasi dipilih di Jawa Timur, karena lokasi tersebut
berdasarkan hasil assessment pada tahun sebelumnya memiliki tingkat
keberterimaan teknologi yang baik serta memiliki kesiapan pengetahuan dasar
tentang SMOPI yang cukup. Selain itu kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan
uji coba SMOI berbasis LPR-FPR sesuai dengan masukan Direktorat Bina OP
Irigasi dan Rawa.
BAB 2.
TAHAPAN DAN METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
1) Tahapan persiapan:
a) Penyusunan Tim Pelaksana dan Narasumber
b) Penyusunan Rencana Mutu Pelaksanaan (RMP)
2) Tahapan Pelaksanaan:
a) Identifikasi Pengelolaan Daerah Irigasi
b) Pengadaan Hardware Pendukung Aplikasi
c) Pelatihan Teknis Penggunaan Aplikasi
d) Pendampingan Berkala Penggunaan Aplikasi
e) Evaluasi Kesesuaian Basis Pelaporan OP dari Pengguna
f) Analisa Keberterimaan Aplikasi
3) Tahapan Pelaporan:
a) Penyusunan Laporan Awal
b) Penyusunan Laporan Interim
c) Penyusunan Konsep Laporan Akhir dan Konsep Output Kegiatan
d) Penyusunan Laporan Akhir dan Output Kegiatan
Bagan alir tahapan pelaksanaan kegiatan disajikan dalam Gambar 2.1. berikut.
Mulai
Persiapan
1. Menyusun Tim Pelaksana dan RMP
Narasumber
2. Menyusun RMP Kegiatan
Evaluasi
Selesai
I Persiapan
Keterangan :
: Rencana Kegiatan
: Realisasi Kegiatan
BAB 3.
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
Daerah irigasi merupakan kesatuan lahan yang mendapat air dari satu
jaringan irigasi (Permen PU No 12, 2015). Daerah Irigasi (DI) menurut
kewenangannya terbagi atas kewenangan pusat (lebih dari 3000 Ha),
kewenangan provinsi (1000 Ha sampai 3000 Ha) serta kewenangan
kabupaten (kurang dari 1000 Ha). Di lapangan terdapat beberapa DI yang
Pada tahun 2017, uji coba aplikasi SMOPI juga dilaksanakan di DI Bondoyudo
dengan tambahan blangko Pemeliharaan di dalamnya. Blangko Operasi
dalam aplikasi SMOI telah diisi rutin oleh pengelola irigasi di DI Bondoyudo,
dengan adanya penambahan blangko Pemeliharaan diharapkan pelaporan di
DI Bondoyudo lebih tertib lagi.
Kegiatan uji coba aplikasi SMOPI didahului dengan updating data pengelola
irigasi di DI Bondoyudo. Updating ini diperlukan karena adanya perombakan
struktur organisasi di Kabupaten Jember serta adanya beberapa pengelola
irigasi di kedua kabupaten yang telah purna tugas dan digantikan oleh
Hardware pendukung aplikasi SMOPI Versi 5.0 Tahun 2017 ini terdiri atas
USB modem, Tab dan Komputer PC. Aplikasi SMOPI dapat dibuka melalui
SMOPI diakses dengan alamat sama seperti SMOI versi sebelumnya yaitu
smoi.pusair-pu.go.id atau di alamat smoi.irigasi.net. Tampilan awal aplikasi
SMOPI seperti dalam gambar berikut.
Pengembangan pada aplikasi SMOI merupakan pengaruh dari hasil uji coba
SMOI versi sebelumnya di lokasi penerapan. Hasil uji coba ini memberikan
masukkan pengembangan SMOI lebih lanjut agar diharapkan dapat
digunakan secara nasional. Permasalahan yang mencolok dalam aplikasi
versi sebelumnya adalah terkait jika ada petugas irigasi yang purna tugas.
Petugas/ pengelola irigasi yang purna tugas harus digantikan dengan
pengelola irigasi yang baru, penggantian petugas ini menimbulkan
permasalahan adanya 2 akun yang bertugas di wilayah yang sama. Solusi
pertama yang dilakukan untuk masalah tersebut adalah dengan menerapkan
sistem TMT (terhitung mulai tanggal) dan penentuan aktif atau nonaktifkan
akun user. Namun solusi tersebut dirasa kurang efektif menangani
permasalahan yang ada karena dengan menginput pengelola yang baru
masih dibutuhkan assignment serta pengaturan kewenangan bangunan. Hal
tersebut menurut pengguna aplikasi SMOI membuat pengguna menjadi
kesulitan dalam penggunaan aplikasi SMOI. Untuk itu solusi yang dirasa
paling tepat adalah dengan merubah logika awal aplikasi yang tadinya
berbasis pada personal user nya menjadi berbasis wilayahnya. Sehingga data
dari petugas/pengelola irigasi sebelumnya dapat dibuka oleh
petugas/pengelola irigasi yang baru serta tidak membutuhkan assignment
yang rumit untuk menugaskan user baru.
juru/mantri serta petugas bendung. Sedangkan versi terbaru ini SMOI versi
mobile juga dapat digunakan oleh user ranting/pengamat, Kasi Operasi Irigasi
Kabupaten serta Kasi UPTD Provinsi. Dengan adanya pengembangan ini
diharapkan pengguna aplikasi menjadi lebih mudah dalam menginput data
pada aplikasi SMOI karena dapat dilakukan melalui handphone atau
smartphone masing-masing. SMOI Versi mobile untuk user mantri/juru
terdapat dalam Gambar 3.5., untuk user petugas bendung terdapat dalam
Gambar 3.6., untuk user ranting/pengamat terdapat dalam Gambar 3.7., untuk
user Kasi Operasi ditunjukkan dalam Gambar 3.8 dan untuk kasi UPTD
Provinsi ditunjukkan dalam Gambar 3.9 berikut ini.
SMOI v.1 SMOI v.2 SMOI v.3 SMOI v.4 SMOI v.5
No Uraian
(2012) (2013) (2014) (2016) (2017)
Pilihan
7, 10, dan 15
1 periode 7 hari
hari
pelaporan
Jawa Barat,
Jawa
Cakupan Tengah,
2 Jawa Barat
propinsi Jawa Timur,
DIY, dan
Banten
Penambahan Versi web
Web mobile mobile dapat
Standar PC khusus untuk digunakan
3 Tampilan untuk semua pemakai untuk semua
modul mantri dan user
petugas
bendung
Penambahan Penambahan
4 user public Tidak ada fitur user
(umum) public
Dapat
dilakukan
5 Fasilitas Print Terbatas
pada semua
blangko
koneksi AWS Penambahan
ke aplikasi perhitungan
SMOI satuan
Berdasarkan Berdasarkan
Perhitungan sebagai input kebutuhan
input nilai input nilai
6 satuan data dalam untuk Jawa
satuan satuan
kebutuhan air menghitung Timur yang
kebutuhan air kebutuhan air
satuan menggunaka
kebutuhan air n metode
irigasi LPR-FPR.
Mulai Dilengkapi
Hanya
dilakukan blangko
Blangko mencakup
7 pengembang pemeliharaan
pelaporan blangko
an blangko
operasi
pemeliharaan
Tampilan menu pada SMOI dan SMPI versi PC atau desktop juga mengalami
beberapa perubahan. Perubahan ini merupakan akibat dari pengembangan
yang cukup signifikan dalam aplikasi SMOI. Dalam aplikasi SMOI penetapan
Sedangkan tampilan SMPI untuk mantri tersaji dalam gambar di bawah ini.
a) Blangko 01-P
Blangko ini wajib diisi 2 kali dalam satu bulan (per 10 harian maupun 15
harian) dan dikumpulkan ke ranting setiap akhir bulan. Pelaksanaan
pemeliharaan yang dapat dilakukan pada tahun berjalan dan tidak
membutuhkan anggaran untuk tenaga tukang (dapat dikerjakan oleh
P3A atau pekarya) dapat langsung dikerjakan (pemeliharaan bersifat
rutin) dilaporkan di blangko 06-P di tahun yang sama. Untuk kegiatan
pemeliharaan yang membutuhkan tenaga tukang dan anggaran yang
besar pelaporan diteruskan ke blangko 02-P untuk dilakukan
penelusuran oleh ranting. Kerusakan yang dilaporkan tidak hanya di
jaringan saja namun termasuk juga sarana dan prasarana
pelengkapnya seperti papan operasi, rumah PPA, patok Hm dan Km,
serta seluruh aset pendukungnya.
b) Blangko 02-P
Blangko 02-P diisi berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan oleh
ranting bersama juru dan P3A. Hasil penelusuran ini dilakukan untuk
kegiatan pemeliharaan pada tahun selanjutnya. Dilakukan setahun 2
kali dan harus dilengkapi dengan dokumentasi serta gambar teknik
bangunan. Blangko 02-P ini dijadikan dasar pembuatan AKNOP untuk
pengajuan anggaran pemeliharaan.
c) Blangko 03-P
Blangko 03-P diisi oleh ranting untuk pelaporan kerusakan akibat
bencana. Blangko ini dilengkapi dengan lampiran yang merupakan
surat yang ditujukan untuk Dinas Kabupaten yang berwenang untuk
kegiatan pemeliharaannya
d) Buku Catatan Pemeliharaan (BCP)
BCP dilaksanakan setahun sekali. Ada dua macam BCP yang harus
diisi yaitu BCP Perencanaan dan BCP Pelaksaan, bentuk kedua
blangko tersebut sama, hanya saja untuk BCP Perencanaan dilakukan
sebelum kegiatan dilaksanakan dan BCP Pelaksanaan dilaksanakan
setelah kegiatan pemeliharaan selesai dikerjakan. BCP digunakan
untuk merekap kegiatan dari blangko 02-P dan 03-P yang akan
dikerjakan di tahun selanjutnya. Dari BCP ini dipilih kegiatan mana yang
akan dilanjutkan ke kegiatan pemeliharaan berkala (Blangko 07-P),
Swakelola (Blangko 04-P) dan Kontraktual (Blangko 05-P).
e) Blangko 04-P
Pekerjaan yang masuk ke dalam blangko 04-P merupakan program
definitif (sudah pasti akan dikerjakan) untuk kegiatan swakelola.
Kegiatan ini diambil dari blangko BCP tahun sebelumnya. Pelaporan
progres kegiatan swakelola selanjutnya akan dilaporkan setiap bulan
dalam blangko 08-P.
f) Blangko 05-P
Pekerjaan yang masuk ke dalam blangko 05-P merupakan program
definitif (sudah pasti akan dikerjakan) untuk kegiatan kontraktual.
Kegiatan ini diambil dari blangko BCP tahun sebelumnya. Pelaporan
progres kegiatan kontraktual selanjutnya akan dilaporkan setiap bulan
dalam blangko 09-P.
g) Blangko 06-P
Blangko 06 merupakan rincian biaya dan bahan yang diperlukan untuk
pekerjaan swakelola yang dikerjakan sendiri oleh pekarya/PPA rutin
setiap bulan, sehingga tidak diperlukan perhitungan tenaga kerja.
Contohnya mencabuti rumput dan melumuri pintu dengan oli. Kegiatan
ini langsung diambil dari blangko 01-P. Selanjutnya rekap pekerjaan
akan dimasukkan ke dalam blangko 10-P (Laporan Tahunan : Realisasi
Pekerjaan Pemeliharaan).
h) Blangko 07-P
Blangko 07 merupakan rincian biaya bahan dan tenaga kerja yang
diperlukan untuk pekerjaan pemeliharaan berkala yang dikerjakan oleh
tenaga tukang secara berkala antara 2 sampai 3 bulan sekali sehingga
diperlukan perhitungan tenaga kerja. Contohnya pengecatan, perbaikan
saluran dengan semen dan lain-lain. Pekerjaan ini diambil dari blangko
BCP tahun sebelumnya. Selanjutnya rekap pekerjaan akan dimasukkan
ke dalam blangko 10-P (Laporan Tahunan : Realisasi Pekerjaan
Pemeliharaan).
i) Blangko 08-P
Blangko 08 merupakan progress pekerjaan swakelola setiap bulannya.
Blangko ini dilaporkan untuk masing-masing DI dan masing-masing
paket pekerjaan. Perlu ditanda tangani oleh juru jika juru terlibat
kerjasama dalam pekerjaan tersebut. Selanjutnya rekap pekerjaan akan
dimasukkan ke dalam blangko 10-P (Laporan Tahunan : Realisasi
Pekerjaan Pemeliharaan).
j) Blangko 09-P
Blangko 09 merupakan progress pekerjaan kontraktual setiap bulannya.
Blangko ini dilaporkan untuk masing-masing Dinas/Balai (bisa terdiri
dari beberapa paket pekerjaan). Selanjutnya rekap pekerjaan akan
dimasukkan ke dalam blangko 10-P (Laporan Tahunan : Realisasi
Pekerjaan Pemeliharaan).
k) Blangko 10-P
Blangko ini merupakan rekap dari pekerjaan pemeliharaan rutin (06-P),
pemeliharaan berkala (07-P), swakelola (08-P) dan kontraktual (09-P).
Untuk pekerjaan kontraktual pada kolom biaya dicantumkan termin
pembayaran yang dilakukan dan pada kolom nomor dan tanggal surat
penugasan ditulis tanggal surat kontrak.
Gambar 3.17. Pelatihan Penggunaan Aplikasi SMOPI di Dinas Bina Marga dan
Sumber Daya Air Kabupaten Jember
Pelatihan teknis ini perlu dilakukan karena SMOI telah dikembangkan menjadi
SMOI Versi 5.0 dengan penambahan blangko Pemeliharaan (SMPI Versi 1.0).
Pelatihan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan pengembangan yang
dilakukan pada aplikasi SMOI serta aplikasi SMPI. Peserta pada pelatihan
tahun sebelumnya sebagian besar sudah purna tugas sehingga diharapkan
pengguna aplikasi yang bertugas saat ini mampu menerapkan aplikasi SMOPI
secara mandiri dan berkelanjutan. Kriteria pengguna SMOPI yaitu pengelola
irigasi yang secara aktif melakukan pelaporan blangko O dan P. Untuk syarat
usia tidak dibatasi namun pengguna SMOPI harus dapat menggunakan
hardware pengolah data (PC maupun Tab). Hal tersebut bertujuan agar
pelaporan operasi menggunakan aplikasi SMOPI dapat berjalan seterusnya.
Syarat pendidikan untuk pengguna aplikasi ini untuk mantri rata-rata
merupakan lulusan SMA atau sederajat, sedangkan ranting lulusan D3 atau
S1. Syarat pendidikan ini diinputkan ke dalam data user di aplikasi SMOPI
juga, sehingga jika dilakukan input ranting misalnya user yang muncul hanya
Pembagian debit air seperti pada blangko 07-O di atas didasari dari
penentuan faktor K yang dilakukan pada blangko 09-O. Contoh pengisian
blangko 09-O dapat dilihat dalam gambar berikut ini:
a) Variabel Kemudahan
(2) Menu yang ada pada Sistem Manajemen Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi (SMOPI) mudah dipahami
b) Variabel Manfaat
c) Variabel Sikap
(2) Menurut saya, akan lebih baik jika adanya layanan / menu dalam
Sistem Manajemen Operasi dan Pemeliharaan Irigasi (SMOPI) untuk
memberikan saran dan kritik
Data yang didapat dari hasil kuesioner kemudian diolah menggunakan SPSS.
Pengolahan ini bertujuan untuk mengetahui apakah pertanyaan yang diajukan
dalam kuesioner dapat dipakai sebagai acuan atau tidak. Adapun flowchart
pengolahan data dengan analisis ini ditunjukkan pada gambar dibawah ini:
Pengujian yang dilakukan diantaranya uji Validitas dan Reliabilitas. Dari hasil
uji validitas terhadap data kuesioner didapat hasil seperti pada tabel di bawah
ini:
Q1 Pearson Correlation 1 .293 .349 .410* .410* .497* .529** .363 .077 -.049 .300 .539** .438*
Sig. (1-tailed) .099 .060 .033 .033 .011 .007 .053 .369 .417 .093 .006 .023
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Q2 Pearson Correlation .293 1 .326 .500* .286 .447* .674** .270 -.047 .299 .135 .299 .234
Sig. (1-tailed) .099 .074 .010 .105 .021 .000 .119 .419 .094 .280 .094 .154
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Q3 Pearson Correlation .349 .326 1 .233 .233 .626** .503* .503* .308 -.195 .421* .390* .109
Sig. (1-tailed) .060 .074 .155 .155 .001 .010 .010 .087 .198 .029 .040 .319
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Q4 Pearson Correlation .410* .500* .233 1 .571** .447* .539** .337 .189 .418* .270 .418* .468*
Sig. (1-tailed) .033 .010 .155 .003 .021 .006 .068 .206 .030 .119 .030 .016
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Q5 Pearson Correlation .410* .286 .233 .571** 1 .224 .337 .337 .331 .239 .270 .598** .468*
Sig. (1-tailed) .033 .105 .155 .003 .165 .068 .068 .072 .148 .119 .002 .016
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Q6 Pearson Correlation .497* .447* .626** .447* .224 1 .663** .663** .296 .187 .392* .561** .419*
Sig. (1-tailed) .011 .021 .001 .021 .165 .001 .001 .096 .208 .039 .004 .029
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Q7 Pearson Correlation .529** .674** .503* .539** .337 .663** 1 .618** .178 .226 .527** .564** .631**
Sig. (1-tailed) .007 .000 .010 .006 .068 .001 .001 .220 .163 .007 .004 .001
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Sig. (1-tailed) .053 .119 .010 .068 .068 .001 .001 .000 .038 .007 .000 .001
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Q9 Pearson Correlation .077 -.047 .308 .189 .331 .296 .178 .714** 1 .553** .491* .553** .503*
Sig. (1-tailed) .369 .419 .087 .206 .072 .096 .220 .000 .005 .012 .005 .010
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Q10 Pearson Correlation -.049 .299 -.195 .418* .239 .187 .226 .395* .553** 1 .282 .400* .490*
Sig. (1-tailed) .417 .094 .198 .030 .148 .208 .163 .038 .005 .108 .036 .012
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Q11 Pearson Correlation .300 .135 .421* .270 .270 .392* .527** .527** .491* .282 1 .451* .529**
Sig. (1-tailed) .093 .280 .029 .119 .119 .039 .007 .007 .012 .108 .020 .007
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Q12 Pearson Correlation .539** .299 .390* .418* .598** .561** .564** .733** .553** .400* .451* 1 .783**
Sig. (1-tailed) .006 .094 .040 .030 .002 .004 .004 .000 .005 .036 .020 .000
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Q13 Pearson Correlation .438* .234 .109 .468* .468* .419* .631** .631** .503* .490* .529** .783** 1
Sig. (1-tailed) .023 .154 .319 .016 .016 .029 .001 .001 .010 .012 .007 .000
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Berdasarkan hasil uji validitas di atas, diketahui bahwa data uji valid dengan
signifikasi sebesar 5%. Setelah uji validitas dilakukan maka perlu dilakukan uji
r untuk mengetahui ke validan data. Uji Reliabilitas bertujuan untuk
menunjukkan sejauh mana tingkat kekonsistensian pengukuran dari suatu
responden ke responden yang lain atau dengan kata lain sejauh mana
pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak menyebabkan beda interpretasi
dalam pemahaman pertanyaan tersebut. Hasil dari uji reliabilitas terdapat
pada tabel berikut:
.889 13
Jika nilai Cronbach's Alpha> 0,5 dapat dikatakan bahwa instrument yang
digunakan untuk mengukur variabel kemudahan, manfaat, dan sikap tersebut
dinyatakan memiliki reliabilitas yang tinggi. Berdasarkan tabel di atas nilai
Cronbach's Alpha sebesar 0,889 dan dikatakan nilai tersebut lebih besar dari
persyaratan sebesar 0,5. Nilai alpha yang didapat sebesar 0,889 (disebut r
alpha) sedangkan dari tabel signifikasi 5% nilai alpha yang dipersyaratkan
untuk jumlah variabel/pertanyaan 13 (n=13) adalah sebesar 0,5529 (r tabel). R
alpha lebih besar daripada r tabel, maka data dinyatakan reliable atau
terpercaya. Maka instrument dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi.
Selanjutnya uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
pada variabel X1 (kemudahan), X2 (manfaat) dan Y (sikap) berdistribusi
normal atau tidak. Jika nilai signifikansi > 5%(alpha) maka data itu terdistribusi
normal. dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara
signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis
korelasi atau regresi linear. Nilai signifikansi menunjukkan bahwa alpha >5%,
data lengkapnya tersaji dalam tabel berikut:
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Item Deleted
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Item Deleted
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain
pada model regresi, syaratnya jika du<d<4-du maka tidak terjadi autokorelasi.
Hasil uji autokorelasi antar variabel ditunjukkan pada tabel 3.9 untuk variabel
kemudahan terhadap sikap, tabel 3.10 untuk variabel manfaat terhadap sikap
sebagai berikut:
3.2 Pembahasan
Pengembangan Sistem Manajemen Operasi dan Pemeliharaan Irigasi dimulai
dengan pengembangan SMOI pada tahun 2016 dan penambahan unsur blangko
Pemeliharaan ke dalam aplikasi SMOI sehingga aplikasi ini disebut Sistem
Manajemen Operasi dan Pemeliharaan Irigasi (SMOPI).
Kegiatan penerapan terbatas aplikasi SMOPI tahun 2017 ini juga terdapat
beberapa pengembangan pada aplikasi SMOPI. Pengembangan ini bertujuan
agar aplikasi dapat sesuai dengan kondisi-kondisi di lapangan. Aplikasi SMOPI
dibagi menjadi 2 sub bagian yaitu untuk pengisian blangko operasi dengan
aplikasi SMOI dan pengisian blangko pemeliharaan dengan aplikasi SMPI.
Dengan digunakannya aplikasi ini diharapkan kegiatan pembagian air dan
pemeliharaan jaringan irigasi dapat tepat jumlah.
Output dari kegiatan ini adalah 1 (satu) unit Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot
Project) Sarana OP Berbasis Teknologi Informasi. Aplikasi ini diharapkan dapat
membantu pelaporan operasi dan pemeliharaan secara real time dan dapat
dipantau oleh pengelola irigasi di tingkat yang lebih tinggi. Dengan pemanfaatan
aplikasi ini pengelola irigasi menjadi terbantu karena kegiatan distribusi blangko
tidak lagi memakan banyak waktu. Pembagian air juga dapat dilakukan dengan
tepat jumlah sesuai dengan kebutuhannya.
BAB 4.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dalam kegiatan Penerapan Sistem Manajemen Operasi
dan Pemeliharaan Irigasi (SMOPI) adalah sebagai berikut:
4.2 Saran
Saran yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan
SMOPI antara lain:
DAFTAR PUSTAKA
Balai Irigasi. 2011. Laporan Akhir Kegiatan Pengkajian Efisiensi Penggunaan Air
Irigasi Air Tanah. Balai Irigasi, Puslitbang SDA, Balitbang, Kementerian
PU
Balai Irigasi. 2011. Laporan Akhir Kegiatan Pengkajian Efisiensi Penggunaan Air
Irigasi Permukaan (Otomatisasi Irigasi). Balai Irigasi, Puslitbang SDA,
Balitbang, Kementerian PU
Balai Irigasi. 2011. Laporan Laporan Akhir Kegiatan Optimasi Jaringan Irigasi.
Balai Irigasi, Puslitbang SDA, Balitbang, Kementerian PU.
Hornbuckle et. al., 2009. Irrisatsms- irrigation water management by satellite and
sms - a utilisation framework. Science Report 04/09,CSIRO Land &
Water, CSIRO Land and Water, Griffith, NSW, Australia.
Kraatz, D.B., I.K. Mahajan. 1975. Small Hydraulic Structures – Volume I. Food and
Agriculture Organization of The United Nations, Rome.
Murty. V.V.N. 1997. Need, scope and potential for modernization of irrigation
system in Asia. Dalam Modernization of irrigation scheme : past
experiences and future options. Water report 12. FAO. Rome.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 12 Tahun 2015
tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi. Jakarta :
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
LAMPIRAN
Keuangan
Judul Kegiatan : Penerapan Sistem Manajemen Operasi dan Pemeliharaan Irigasi (SMOPI)
Balai/Bidang/Bagian : Balai Litbang Irigasi
Jenis Pelaporan : Laporan Akhir
Sampai Dengan Bulan : Desember 2017
Deviasi
Bobot
Keuangan Fisik (%) Waktu Output/
No. URAIAN KEGIATAN PAGU
Pelaksanaan Hasil
(Rp) Keu Fisik Rencana Realisasi Rencana Realisasi
Keu Fisik
% % (Rp) % (Rp) % % %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
I PERSIAPAN 23.103.000
A Penyusunan Tim Pelaksana 3.761.500 0,73% 0,67% 3.761.500 0,726% 3.761.500 0,726% 0,670% 0,670% 0,000% 0,000% Januari 2017 SK Tim Kegiatan
Penyusunan Rencana Mutu
B 19.341.500 3,73% 2,90% 19.341.500 3,735% 19.341.500 3,735% 2,90% 2,90% 0,000% 0,000% Januari 2017 RMP Kegiatan
Pelaksanaan (RMP)
II PELAKSANAAN 446.703.400
Laporan Identifikasi
Identifikasi Pengelolaan Daerah
1 36.713.500 7,09% 7,85% 36.713.500 7,090% 36.713.500 7,09% 7,848% 7,848% 0,000% 0,000% Februari 2017 Pengelolaan
Irigasi Daerah Irigasi
Spesifikasi
Pengadaan Hardware
2 149.796.700 28,93% 38,52% 149.796.700 28,926% 149.796.700 28,93% 38,524% 38,52% 0,000% 0,00% Maret-April 2017 Hardware
Pendukung Aplikasi Pendukung Aplikasi
Pelatihan Teknis Penggunaan Blangko O&P yang
3 92.336.500 17,83% 18,96% 92.336.500 17,831% 66.890.500 12,92% 18,964% 18,96% -4,914% 0,000% Mei 2017
telah terisi
Aplikasi
Laporan
Pendampingan Berkala Pengembangan
4 92.446.700 17,85% 9,18% 92.446.700 17,852% 71.750.800 13,86% 9,181% 9,18% -3,996% 0,000% November 2017
Aplikasi Pasca
Penggunaan Aplikasi
Pelatihan Teknis
Evaluasi kesesuaian basis Laporan Evaluasi
5 pelaporan operasi dan 23.041.700 4,45% 4,47% 23.041.700 4,449% 21.786.700 4,21% 4,469% 4,47% -0,242% 0,000% November 2018 Kesesuaian
pemeliharaan dari pengguna Pelaporan OP
Laporan Hasil
Analisis
Keberteriaan
6 Analisis Keberterimaan Aplikasi 52.368.300 10,11% 11,09% 52.368.300 10,113% 50.948.567 9,84% 11,088% 11,09% -0,274% 0,000% November 2019
Aplikasi
Menggunakan
Kuesioner
III PELAPORAN 48.050.000
Laporan Awal
A Laporan Awal 18.202.500 3,51% 1,96% 18.202.500 3,515% 18.202.500 3,515% 1,957% 1,957% 0,000% 0,000% Februari 2017
Kegiatan
B Laporan Interim 9.387.500 1,81% 1,50% 9.387.500 1,813% 9.387.500 1,813% 1,501% 1,501% 0,000% 0,000% Juni 2017 Laporan Interim
Konsep Laporan Akhir, Konsep
Output , Konsep Executive Konsep Laporan
C 9.387.500 1,81% 1,50% 9.387.500 1,81% 9.387.500 1,81% 1,50% 1,501% 0,000% 0,000% November 2017
summary , Konsep Leaflet dan Akhir
Poster
Kurva S Page 1
Laporan Akhir
Narasumber
KESIMPULAN RAPAT
1. Penyusunan story line dokumentasi hasil penerapan terbatas SMOPI harus disusun
sebelum dilakukan pengambilan rangkaian gambar untuk bahan dokumentasi.
2. Pemilahan dan pemilihan materi penting dilakukan untuk mendapatkan hasil
dokumentasi SMOPI yang runut dan baik.
3. Penekanan pada testimoni dari pengguna terhadap aplikasi SMOPI perlu diakomodir
di video dokumentasi.
4. Permasalahan O&P secara spesifik dari pelaporan dan koordinasi antar pengelola
antar wilayah juga perlu diakomodir di video dokumentasi.
Target
No. Masalah/Isu Uraian Tindak Lanjut
Penyelesaian
1 Penyusunan story line − Penyusunan story line − Diacu sebagai dasar Desember
dokumentasi hasil merupakan hal penting membuat story line 2017
penerapan terbatas yang harus dilakukan dokumentasi pilot
SMOPI sebelum menyusun/ project SMOPI
membuat video
dokumentasi teknologi ini.
− Story line sebenarnya
telah disusun sebelum tim
dokumentasi berangkat
ke lapangan untuk
pengambilan data primer,
maun masih terdapat
beberapa materi yang
dianggap masih sangat
terlalu panjang jika
dibandingkan dengan
target durasi waktu yang
tersedia.
− Penyusunan story line
juga mengutamakan
efisien dalam pengisian
(F-04/DSM/PUSAR/PP/26 Rev.: 01)
Target
No. Masalah/Isu Uraian Tindak Lanjut
Penyelesaian
“voice” sehingga video
dokumentasi teknologi
dapat tersampaikan
secara keseluruhan
secara runut, namun tidak
terlalu panjang dan
membosankan.
2 Pemilahan materi − Bahan yang sudah − Diacu sebagai dasar Desember
yang sudah diambil di didapatkan di lapangan membuat story line 2017
lapangan dan dari di dipilah dan dipilih sesuai dokumentasi pilot
Balai Litbang Irigasi dengan kebutuhan di project SMOPI
story line. Pemenuhan
materi juga dipenuhi dari
bahan yang sudah ada di
Balai Litbang Irigasi agar
hasil yang didapatkan
lebih komprehensif.
3 Penekanan pada − Aplikasi baru yang − Diacu sebagai dasar Desember
testimoni dari dikembangkan tentu membuat story line 2017
pengguna terhadap memiliki kelebihan dan dokumentasi pilot
aplikasi SMOPI kekurangan. Sisi hardware project SMOPI
maupun software aplikasi
sendiri tentu harus terus
digunakan dan dicoba agar
diketahui kehandalan
maupun kelemahan
aplikasi ini.
− Pengguna yang utama
melakukan input aplikasi ini
adalah juru dan petugas di
UPT, sehingga
testimoninya sangat perlu
dicantumkan/dimuat dalam
video dokumentasi.
4 Permasalahan O&P − Sebenarnya permasalahan − Diacu sebagai dasar Desember
secara spesifik dari pelaporan juga merupakan membuat story line 2017
pelaporan dan bagian dari langkah dokumentasi pilot
koordinasi antar mewujudkan manajemen project SMOPI
pengelola antar O&P irigasi yang lebih
wilayah terstruktur, sehingga perlu
mendapatkan perhatian
juga dalam video
dokumentasi.
Notulis : Maryanto
KESIMPULAN RAPAT
1. Monitoring dan Evaluasi O&P DI Kewenangan Pusat oleh Direktorat Bina Operasi dan
Pemeliharaan memerlukan tools agar monev dapat dilakukan secara mudah, dan aplikasi
SMOPI diharapkan mengisi muatan monev pelaporan O&P.
2. Penempatan server SMOPI nasional khususnya untuk DI kewenangan pusat dapat
direncanakan dengan migrasi server dari Balai Litbang Irigasi ke Pusdatin.
3. Perlu dilakukan koordinasi dan kesepahaman antara Puslitbang SDA dengan Direktorat
Bina OP terkait dengan langkah-langkah penilaian kelayakan, dan proses pemanfataan
aplikasi SMOPI ini.
Target
No. Masalah/Isu Uraian Tindak Lanjut
Penyelesaian
1 Jumlah Daerah − Jumlah Daerah Irigasi (DI) di − Sebagai
Irigasi seluruh Indonesia sebanyak 48.027 catatan dan
Kewenangan DI 48.028 dengan luas 7.145.168 informasi
Pusat hektar (sesuai Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 14 Tahun 2015).
− 32% merupakan Daerah irigasi
kewenangan pemerintah pusat
2 Monitoring dan − Penanganan O&P yang dilakukan − Akan dilakukan Rencana
Evaluasi O&P DI harus dilakukan monitoring dan penambahan Penerapan
Kewenangan evaluasi dengan menggunakan modul pada Teknologi 2018
Pusat oleh tools yang sudah ada untuk aplikasi guna
Direktorat Bina mengetahui kinerja DI terkait. memuat
Operasi dan − Saat ini belum ada aplikasi yang informasi
Pemeliharaan secara langsung memuat semua keaktifan
(F-04/DSM/PUSAR/PP/26 Rev.: 01)
Target
No. Masalah/Isu Uraian Tindak Lanjut
Penyelesaian
parameter yang terdapat dalam pengelola di
lembar MONEV tersebut. daerah dalam
− Aplikasi SMOPI diharapkan dapat pelaporan O&P
mengisi celah pemantauan dari sisi Daerah Irigasi
pelaporan O&P tersebut secara
online, sehingga memudahkan
pihak pengelola di pusat melihat
perkembangan dan keaktifan
pengelola di daerah dalam
melakukan O&P irigasi.
3 Penempatan − Saat ini server berada di Balai − Akan Rencana
server SMOPI Litbang Irigasi di Bekasi dengan ditindaklanjuti Penerapan
nasional alamat smoi.pusair-pu.go.id dan dengan migrasi Teknologi 2018
khususnya untuk smoi.irigasi.net, karena masih tahap server dari
DI kewenangan development. Balai Litbang
pusat − Jika sudah direncanakan untuk Irigasi ke
diterapkan secara nasional maka server
server harus dipindahkan ke server Pusdatin pada
pusat Kementerian PUPR yaitu di Rencana
Pusat Data dan Informasi. Penerapan
− Jika sudah ada jaringan terpasang Teknologi 2018
maka proses untuk setting menjadi
lebih cepat. Setting server dan
jaringan, dibantu oleh tenaga IT
Jaringan, efektif 2 hari kerja.
4 Payung hukum − Perlu dilakukan kesepahaman − Akan Rencana
penerapan antara Puslitbang SDA dengan ditindaklanjuti Penerapan
aplikasi SMOPI Direktorat Bina OP terkait dengan dengan Teknologi 2018
secara nasional pemanfataan aplikasi ini, langkah- koordinasi
langkah yang harus ditempuh, antara Balai
penilaian kelayakan penerapan Litbang Irigasi,
aplikasi ini secara nasional, Puslitbang
pengambilan sampel Daerah Irigasi SDA ke
yang menjadi pilot project, dsb. Direktorat Bina
OP.
KESIMPULAN RAPAT
1. Pada prinsipnya tranfer antar server sangat bisa dilakukan untuk SIPOPI dari
SMOPI, data apa saja yang diambil harus fix, tidak berubah, sehingga memastikan
apa yang ada di SMOPI sudah teruji dan sepakat dinyatakan sesuai.
2. Menetapkan beberapa parameter yang akan diambil dari SMOPI untuk mengisi
beberapa field di SPDI dan SIPOPI.
3. Penggunaan data digital dari data irigasi yang dimasukkan ke aplikasi akan sangat
bagus jika dibandingkan dengan data fisik yang harus dinterpretasikan ulang.
Target
No. Masalah/Isu Uraian Tindak Lanjut
Penyelesaian
1 Rencana − Data apa saja yang mau − Teknis Minggu pertama
pengambilan diambil, harus diolah pengambilan/im Desember 2017
beberapa data OP dahulu. por data
dari server SMOPI − Pada prinsipnya tranfer disepakati pada
oleh SIPOPI (Subdit antar server sangat bisa Minggu Pertama
OP Irigasi Rawa) dilakukan, data apa saja Desember
yang diambil harus fix, tidak
berubah.
− Pengolahan dapat
dilakukan terlebih dahulu
jika data yang diambil
belum sesuai strukturnya
dengan keinginan field
SIPOPI.
− Misalnya saja data operasi
yang akan diambil adalah
data faktor K, maka secara
time series dapat
ditampilkan melalui grafik
(F-04/DSM/PUSAR/PP/26 Rev.: 01)
Target
No. Masalah/Isu Uraian Tindak Lanjut
Penyelesaian
atau tabulasi di SIPOPI
− Ketika harus meng-copy
atau transfer file dari satu
server ke server lain
biasanya menggunakan
FTP. Namun bagaimana
jika data yang di transfer
sangat banyak dan besar
ukurannya maka
bagi admin server dengan
login SSH, bisa
menggunakan 2 metode
yang lebih simple yang
berikut. Yaitu transfer file
antar server dengan SCP
dan transfer file antar
server dengan RSYNC.
2 Pengertian beberapa − Facet adalah bagian dari − Memutuskan Perbaikan SPDI
field yang harus diisi asset, misalnya ada field ini memang 2018
dalam SPDI bendung maka ada sayap harus diinput
bendung, mercu, dsb. dari SMOPI
Tidak seharusnya bukan
diinputkan di SPDI. merupakan input
− Data facet ini seharusnya dari SPDI.
ada di dalam formulir
pemeliharaan idealnya,
namun belum sama sekali
terisi karena di form P
belum ada yang mengisi
secara lengkap perbaikan
seluruh aset, yang
dimasukkan adalah
pemeliharaan di jaringan
saja pada saluran, dan
pintu terutama.
3 Struktur DI yang ada − Melengkapi struktur DI − Menelusur data Perbaikan SPDI
di SPDI masih blank. yang masih kosong, karena base SPDI 2018
terjadi perubahan kode darikemudian
data DI 2012 ke 2014. mencuplik
− Diperlukan metode untuk beberapa data
mencocokkan kembali DI beserta
nama DI dan kode lama kodenya dan
perlu dicari sumber data dicocokkan
digitalnya. dengan
kodefikasi yang
baru
4 Istilah luas baku, luas − Luas yang dipakai di − Tidak ada tindak
fungsional, dan luas SMOPI adalah data luas lanjut, format
potensial dalam SPDI fungsional atau sawah pada aplikasi
dan hubungannya yang terairi. Sedangkan SMOPI sudah
dengan penggunaan untuk pengembangan asset sesuai.
di SMOPI menggunakan data luas
(F-04/DSM/PUSAR/PP/26 Rev.: 01)
Target
No. Masalah/Isu Uraian Tindak Lanjut
Penyelesaian
baku.
− Tidak diperlukan
mencantumkan nama/field
luas fungsional dalam
SMOPI, sebab jika diubah
maka field yang lain akan
berubah juga.
5 Bentuk data luasan − Data luasan sebaiknya − Mendapatkan Minggu pertama
dan data DI lainnya berupa data digital, bukan data digital dari Desember 2017
berupa data fisik akan Pusdatin
banyak mengalami maupun
kesalahan interpretasi Direktorat terkait
melalui OCR misalnya.
− OCR memungkinkan
komputer untuk mengenali
karakter lewat interpretasi
visual sehingga komputer
dapat mengenali karakter
secara otomatis tanpa ada
interaksi dengan manusia.
7 Tata cara − RDBMS data master dan − Dicatat untuk Perbaikan SPDI
menempatkan data data transaksi tidak boleh menjadi 2018
pada data base dicampur/digabung. perhatian
− Data yang sifatnya dinamis programmer
atau cepat sekali berubah
tidak boleh digabungkan
dengan data fix.
Pencampura data yang
tidak menganut hal ini akan
sangat menyulitkan
pemilahan data dan
pengolahannya.
(F-04/DSM/PUSAR/PP/26 Rev.: 01)
Target
No. Masalah/Isu Uraian Tindak Lanjut
Penyelesaian
8 Struktur penempatan − Foreign control tidak bisa − Dicatat untuk Perbaikan SPDI
server connect jika beda server. menjadi 2018
− SPDI harus link ke SMOI perhatian
untuk beberapa table yang programmer
banyak diupdate oleh
petugas. Misalnya data
bangunan dan kewenangan
bangunan.
KESIMPULAN RAPAT
1. Blangko 01-P dan 02-P memiliki hubungan subset dari juru/mantri ke pengelola di
atasnya yaitu UPT/Ranting, dan dapat disimpulkan prioritas penanganannya.
2. Diperlukan ujicoba pengisian blangko OP ke dalam aplikasi SMPI secara intensif
untuk megetahui kehandalannya.
Target
No. Masalah/Isu Uraian Tindak Lanjut
Penyelesaian
1 Apakah blangko Berdasarkan petunjuk pengisian − Dilanjutkan Minggu kedua
02-P dibuat per dari Lampiran Permen 12 tahun dengan Juni 2017
juru ataukah total 2015 tentang eksploitasi dan perbaikan
semua pemeliharaan irigasi, coding blangko
ditunjukkan bahwa blangko 02- 01-P dan 02-P
P memuat semua hasil catatan
kerusakan hasil inspeksi
berkala.
2 Proses dari 01-P Blangko 02 masih merupakan − Dilanjutkan Minggu kedua
misalnya terdiri rincian kerusakan di titik tertentu dengan Juni 2017
dari kerusakan yang dirujuk pada Hm tertentu, perbaikan
a,b,c,d di ruas A dan belum menentukan jenis coding blangko
pada tanggal pekerjaan yang terpilih. Proses 01-P dan 02-P
inspeksi 1; penentuan/pemilihan pekerjaan
kemudian tanggal yang menjadi prioritas
inspeksi 2 di ruas ditentukan dalam blangko 04-P
B terdapat 3 jenis untuk pekerjaan swakelola dan
kerusakan e,f,g. 05-P untuk pekerjaan
Maka pada bulan kontraktual.
mei terdiri dari 5
jenis kerusakan
a,b,c,f,g dengan
prioritas 1 dan
(F-04/DSM/PUSAR/PP/26 Rev.: 01) Hal 1 dari 6
Target
No. Masalah/Isu Uraian Tindak Lanjut
Penyelesaian
biaya perkiraan
10 juta. Apakah
logika berpikir ini
sudah tepat.
3 Cara entri yang Cara entri yang benar untuk hal − Dilanjutkan Minggu kedua
benar untuk ini tidak dinyatakan dalam dengan Juni 2017
penulisan lokasi aplikasi. Notifikasi hanya perbaikan
kerusakan mengingatkan bahwa cara coding blangko
misalnya Hm. pengisian Hm salah, namun 01-P dan 02-P
01+20 tidak diberikan notifikasi yang
benar.
4 Permasalahan − Dikarenakan kode DI − Dilanjutkan Minggu kedua
pada SMOI v.5 Bondoyudo untuk dengan Juni 2017
Kabupaten Jember perbaikan
diubah ke kode DI coding pada
Bondoyudo yang SMOI v.5
kewenangan pusat
(Kabupaten Lumajang)
mengakibatkan semua
ranting yang harusnya
bertugas di Kabupaten
Jember menjadi pindah
ke Kabupaten Lumajang.
− Seluruh blangko yang
ada keterangan nama
kabupaten menjadi
Kabupaten Lumajang.
− Daftar ranting di bawah
Kasi O.Irigasi Kabupaten
Lumajang ada pada
gambar di bawah,
seharusnya hanya ada 1
ranting di kabupaten
Lumajang yaitu
Satuwanto dengan
wilayah kerja Jatiroto.
Untuk user Imam Gozali
dengan wilayah kerja
Jatiroto sudah pension,
pada SMOI versi
sebelumnya nama Imam
Gozali sudah digantikan
dngan ranting baru
namun pada SMOI versi
baru nama Imam Gozali
muncul kembali.
− Penugasan mantri yang
ada di Wilayah
(F-04/DSM/PUSAR/PP/26 Rev.: 01) Hal 2 dari 6
Target
No. Masalah/Isu Uraian Tindak Lanjut
Penyelesaian
Gumukmas dengan user
ranting yono pada SMOI
versi sebelumnya sudah
tidak dobel lagi karena
adanya beberapa mantri
yang pensiun. Namun di
SMOI Versi terbaru
mantri yang sudah
pensiun muncul kembali,
yg mengakibatkan
blangko 05 menjadi dobel
untuk beberapa wilayah.
➔ Hasil pengisian pada blangko 01 masih tergabung untuk smua wilayah yang telah diisi
blangko nya
Yang dilingkari merah adalah data mantri Jawa Timur(Jember, user : lamik), yg hijau
mantri Banyumas (user : djaedi) data blangko 01 P masih tercampur di data milik mantri
Banyumas
➔ Saran saja pak, untuk kotak pilihan tanggal inspeksi letaknya jangan di bagian kanan
seperti ini, karena fokus kita lebih ke bagian kiri tampilan jadi sering terlewatkan dalam
penentuan tanggal inspeksi
KESIMPULAN RAPAT
1. Pendugaan umur layanan bahan polimer bisa didekati dengan pengujian Q-UV
dengan nilai global rerata untuk wilayah Indonesia pada rentang waktu tertentu,
kemudian ditarik mundur untuk discaling up intensitasnya pada waktu yang
ditetapkan memungkinkan untuk dilakukan di laboratorium
2. Diperlukan uji laboratorium lanjutan dengan menguji pada beberapa waktu dan titik
yang ditentukan untuk dapat melakukan ekstrapolasi umur layanan tersebut
3. Dukungan publikasi ilmiah terkait dengan umur layanan teknis produk berbahan
polimer ini masih sangat minim.
Target
No. Masalah/Isu Uraian Tindak Lanjut
Penyelesaian
1 Syarat perubahan − Material yang menyerap air − Menggali Minggu kedua Mei
volume untuk produk adalah Unsaturated informasi lebih 2017
berbahan komposit Poliester (standar BKI) lanjut tentang
fiberglass syaratnya maksimal 70 mg resin penyusun
setelah 168 jam, berlaku fiberglass pada
umum termasuk jika di- material yang
scaling up. diuji
− Untuk mengetahui umur
harus diekstrapolasi
beberapa titik pengujian
pengujian.
− CSM – makin banyak
jumlah lapisan makin
banyak celah maka main
banyak air yang bisa
masuk.
− Kunci salah satu sampel
saja untuk bisa
memprediksi umur layanan
bahan.
(F-04/DSM/PUSAR/PP/26 Rev.: 01)
Target
No. Masalah/Isu Uraian Tindak Lanjut
Penyelesaian
− Pada hasil pengujian pada
Bahan UP yang berbeda
kondisi molekulnya
berbeda sehingga
memungkinkan untuk hasil
kekuatan mekanisnya naik
setelah diberikan perlakuan
UV dan perendaman.
Penambahan anti UV pada
lapisan coating paling atas,
dan akan bekerja setelah
terkena UV dan kemudian
melindungi bagian/lapisan
di bawahnya.
− Kemungkinannya adalah
fiber konten yang berbeda,
biasanya proses hand lay-
up menempatkan jumlah
fiber yang berbeda, dan
kemungkinannya pada
sambungan.
− Xenon tes misalnya dengan
perlakuan 550 watt/tahun,
untuk 10 tahun menjadi
5000 watt, maka perlakuan
eradiance dan kondisi
cuaca lain yang dibuat
ekstrim untuk mencapai
kondisi tersebut.
− Uji xenon 2000 jam cukup
mahal, belum uji fleksural
dsb.
− Sinar matahari banyak jenis
sinar yang ada di situ, dan
yang paling berpengaruh
pada produk polimer
adalah UV.
− Global UV di Indonesia
diambil kemudian dihitung
untuk simulasi pengujian
labnya.
2 Syarat defleksi pada − Defleksi seharusnya bisa − Pengujian ulang Minggu kedua Mei
pintu air sesuai KP dikeluarkan pada alat UTM, jika teknik 2017
adalah 1/600 bentang namun tidak diminta pada pendekatan
saat permintaan pengujian. dengan
perhitungan
tidak dapat
dilakukan
3 Perawatan produk − Perawatan: misalnya sudah − Dapat dijadikan Output kegiatan
berbahan polimer ada crack maka bisa sebagai bahan pada November
komposit fiberglass ditambal dengan campuran menyusun 2017
epoxy perbandingan 1:1 pemeliharaan
(F-04/DSM/PUSAR/PP/26 Rev.: 01)
Target
No. Masalah/Isu Uraian Tindak Lanjut
Penyelesaian
kemudian ditambhakan produk
fiberglass.
− Gel coat memiliki ikatan
yang lebih kuat dengan
lapisan polimer karena
diaplikasikan dengan
produk sebelum cure.
Kalau cat biasa
diaplikasikan setelah
produk jadi.
KESIMPULAN RAPAT
1. Pada prinsipnya tranfer antar server sangat bisa dilakukan untuk SIPOPI dari
SMOPI, data apa saja yang diambil harus fix, tidak berubah, sehingga memastikan
apa yang ada di SMOPI sudah teruji dan sepakat dinyatakan sesuai.
2. Menetapkan beberapa parameter yang akan diambil dari SMOPI untuk mengisi
beberapa field di SPDI dan SIPOPI.
3. Penggunaan data digital dari data irigasi yang dimasukkan ke aplikasi akan sangat
bagus jika dibandingkan dengan data fisik yang harus dinterpretasikan ulang.
Target
No. Masalah/Isu Uraian Tindak Lanjut
Penyelesaian
1 Pengertian Faktor K − Faktor K adalah − Sebagai catatan
perbandingan antara dan
ketersediaan air dengan pengetahuan
jumlah kebutuhan air
irigasi.
− Faktor K dijadikan sebagai
dasar dalam menentukan
pembagian air irigasi,
apakah menerus, giliran,
golongan atau intermittent.
− Jika persediaan air cukup
maka faktor K = 1
sedangkan pada
persediaan air kurang
maka faktor K<1.
− Untuk mengetahui
kebutuhan air irigasi untuk
tanaman dan debit andalan
yang tersedia di intake
maka dibuat neraca air
(F-04/DSM/PUSAR/PP/26 Rev.: 01)
Target
No. Masalah/Isu Uraian Tindak Lanjut
Penyelesaian
untuk satu daerah irigasi.
Sehingga kekurangan dan
kelebihan air dapat
dipantau atau dievaluasi
pada perencanaan
selanjutnya.