Anda di halaman 1dari 24

PERAWATAN SISTEM PELUMASAN PADA

MESIN INDUK DI KM. …. DI PELABUHAN


PERIKANAN SAMUDERA (PPS) KABUPATEN
....

PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN


(PKL 1) PROGRAM STUDI MEKANISASI
PERIKANAN

Oleh :

YAUMUL FARDHI
NIT : 21.2.11.047

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN


PERIKANAN BADAN RISET DAN SDM
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN
BITUNG
2023
PERAWATAN SISTEM PELUMASAN PADA
MESIN INDUK DI KM…. DI PELABUHAN
PERIKANAN SAMUDERA (PPS) KABUPATEN
....

Oleh:

YAUMUL FARDHI
NIT : 21.2.11.047

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN


PERIKANAN BADAN RISET DAN SDM
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN
BITUNG
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Perawatan Sistem Pelumasan Pada Mesin Induk di KM…


di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kabupaten
.....
Nama : Yaumul fardhi
NIT : 21.2.11.047

Proposal Praktik kerja lapangan Ini


Disusun Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Mengikuti Praktik kerja lapangan
Program Studi Mekanisasi Perikanan
Pada Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung

Menyetujui :

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Raman GTH Simanjuntak, Ikhwan Wahidin S.S,S.,Pd.,M.Pd.


A.Pi,SE,M. NIP : NIP : 19830818 200912 1 003
196107301985031 004

Mengetahui :
Ketua Program
Studi

Marinus S. Tappy., A.Pi., M.Si.


NIP : 1960122719680310
i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha


Esa atas segala karunia-Nya sehingga Proposal Kerja Praktik Akhir
dengan judul “Perawatan Sistem Pelumasan Pada Mesin Induk Pada
KM. … di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kabupaten ... ”
Kerja Praktik Akhir ini dilaksanakan pada tanggal 15 Mei sampai
dengan 15 juni 2023 di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)
Kabupaten .... Dengan tersusunnya Proposal Kerja Praktik Akhir
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Daniel H. Ndahwali, S.Pi., M.Si., selaku Direktur
Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung;
2. Bapak Henry Iskandar M, A.Pi, M.Si., selaku Wakil
Koordinator Politeknik Kelautan dan Perikanan yang telah
menugaskan penulis mengikuti Kerja Peraktik Akhir;
3. Bapak Marinus S. Tappy., A.Pi., M.Si., selaku Ketua Prodi
Mekanisasi Perikanan;
4. Bapak Raman Simanjuntak, A.Pi., SE., M,Si., sebagai
pembimbing utama atas bimbingan dan arahan yang sudah di
berikan dalam penyusunan Proposal Kerja Praktik Akhir dan;
5. Bapak Ikhwan Wahidin, S.S, S.Pd, M.Pd. sebagai
pembimbing pendamping atas bimbingan dan arahan yang
sudah di berikan dalam penyusunan Proposal Kerja Praktik
Akhir ini;
Penulis menyadari bahwa Proposal Kerja Praktik Akhir ini sangat
penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan proposal ini.

Aceh Besar, 15 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................iii
DAFTAR TABEL...........................................................................iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................vi
BAB 1.......................................................................................... 1
PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang...................................................................1
1.2 Tujuan..............................................................................2
1.3 Manfaat............................................................................2
BAB II......................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................3
2.1 Kapal Purse seine...............................................................3
2.2 Mesin Induk......................................................................4
2.3 Komponen komponen system pelumas..................................5
2.4 Sistem Pelumasan pada mesin induk....................................6
2.5 Pelumas mesin...................................................................7
2.6 Minyak Lumas....................................................................8
2.7 Sistem Pendinginan Minyak Lumas........................................9
2.8 Proses Perawatan Sistem Pelumasaan Mesin Diesel................10
BAB III...................................................................................... 11
METODE PRAKTIK........................................................................11
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan.........................11
3.2 Alat dan Bahan Praktik...................................................11
3.3 Metode Pengumpulan Data................................................11
3.4 Metode Pengolahan Data................................................12
3.5 Rencana Kegiatan.............................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................14
LAMPIRAN.................................................................................16

iii
DAFTAR TABEL
Tabel halaman

Tabel 1 Rencana Kegiatan Kerja Peraktik Akhir.............................13

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1 Kapal Purse saine........................................................3
Gambar 2 Mesin Induk................................................................4
Gambar 3 Sirkulasi Minyak Pelumas..............................................9

v
DAFTAR LAMPIRAN

vi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan makin berkembangnya transportasi laut dimana


makin banyaknya kapal yang beroperasi sehingga keberadaan
mesin diesel sebagai penggerak utama memegang peranan
penting dalam sistem permesinan, Mesin diesel penggerak
utama kapal harus bekerja terus menerus saat dioperasikan
(Aditria, 2022).
Untuk mendukung kerja mesin tersebut harus ditunjang
beberapa bagian yang begitu penting, bagian-bagian tersebut
antara lain sistem pelumasan dan sistem pedinginan yang
berfungsi untuk menghilangkan panas dari mesin (Taufik,
2015). pelumasan adalah melapisi dua bagian yang
sedang bergesekan dengan tujuan utama menjaga agar mesin
awet dan tahan lama. Perawatan pelumasan yang tepat pada
semua bagian-bagian yang bergerak merupakan suatu hal yang
penting sekali dari sebuah mesin. Fungsi dari pada pelumasan
adalah untuk menurunkan atau mengurangi terjadinya keausan
antara bagian-bagian yang saling bergesekan,
sehingga dapat meningkatkan tenaga dari
mesin. Apabila mesin pelumasannya kurang baik, maka akan
mengakibatkan keausan yang hebat dengan akibat-akibat
yang luar biasa yang dapat merugikan.
(Novan, 2019).

1
1.2 Tujuan

Adapun manfaat dari pelaksanaan praktik ini


adalah:

1. Dapat Mengindentifikasi Komponen Sistem Pelumasan KM…


2. Dapat Mengetahui Sistem Kerja Pelumasan KM………
3. Dapat Mengetahui Cara perawatan Sistem Pelumas KM…

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari pelaksanaan praktik ini


adalah:

1. Dapat Mengindentifikasi Komponen Sistem Pelumasan KM…..


2. Dapat Mengetahui Sistem Kerja Pelumasan KM………
3. Dapat Mengetahui Cara perawatan Sistem Pelumas KM…

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kapal Purse seine

Kapal Purse seine termasuk jenis kapal encircling dan


merupakan kapal yang digunakan untuk membawa alat tangkap
purse seine yang menangkap ikan yang bersifat schooling fish. Oleh
karena itu kapal harus memiliki kapasitas dukung yang besar dan
sebagai kapal yang membawa alat tangkap yang diperasikan dengan
cara dilingkari maka kestabilan sangat penting. bahwa purse seine
umumnya memilik hasil tangkapan dalam jumlah bnyak sehingga
perlu dirancang agar memiliki kapasitas daya muat yang tinggi ( Azis,
2017).

Gambar 1 Kapal Purse saine

3
2.2 Mesin Induk

Mesin Induk diesel adalah jenis motor pembakaran dalam dengan


karakteristik utama yang berbeda dari motor bakar yang lain yaitu
terletak pada metode pembakaran bahan bakarnya. dalam buku
Mesin diesel penggerak utama kapal. menyatakan bahwa Mesin diesel
adalah satu pesawat yang mengubah energi potensial panas langsung
menjadi energi mekanik, atau disebut juga combustion engine
sistem. Torak (piston) yang bergerak secara translasi/bolak-balik
didalam silinder mengkompresikan udara sehingga menaikan
temperatur dan tekanan, kemudian bahan bakar dikabutkan kedalam
ruang bakar, karena suhu dan tekanan yang sangat tinggi
menyebabkan bahan bakar yang dikabutkan oleh nozzel akan
terbakar dengan sendirinya. (Riko, 2021).

Gambar 2 Mesin Induk

4
2.3 Komponen komponen system pelumas

1. Oil pan/Carter

Oil pan atau biasa juga dosebut carter adalah komponen


berbentuk bak yang diletakan dibagian bawah mesin tepat pada
ruang engkol. Fungsi oil pan adalah untuk menyimpan oli mesin.

2. Pompa Oli

Oil pump merupakan sebuah pompa hidrolis yang digunakan


untuk memompa oli mesin untuk dinaikan ke seluruh komponen
mesin. Pompa ini, bekerja secara rotary yang inputnya berasal dari
poros engkol mesin.

3. Filter Oli

Filter oli agar kerak dan kotoran didalam aliran oli tidak
memasuki oil feed yang memiliki diameter saluran kecil.

4. Oli Pressure Sensor

Sensor yang terletak pada saluran oli setelah pompa ini


bertujuan untuk mendeteksi tekanan oli mesin yang keluar dari
pompa. Sensor ini bisa menandakan dua hal, yakni kesehatan
pompa dan volume oli mesin.

5. Oli Feed

Fungsi oil feed sebenarnya hanya sebagai jalur oli. Jalur ini
secara default sudah terbentuk saat pembuatan blok mesin
bersama water jacket.

5
6. Oli jed

fungsinya sebagai jalur oli, oil jet berfungsi menyemprotkan oli


dari dalam saluran oli.

7. PCV Valve

PCV atau Positive crankcase ventilation fungsinya untuk


menyalurkan uap oli dari dalam mesin ke dalam saluran intake
tanpa terjadinya kebocoran oli.

8. Oli atau lubricant

oil atau lubricant sebagai media pelumas. Oli mesin haruslah


memiliki daya lekat serta memiliki sifat yang licin. Selain itu oli
mesin juga harus memiliki ukuran partikel kecil dan tidak mudah
menguap. Karena oli harus bisa masuk ke celah-celah kecil untuk
melapisi komponen mesin.( Rabiman, 2017).

2.4 Sistem Pelumasan pada mesin induk

Sistem pelumasan pada Pada sistem carter kering, minyak


lumas setelah melumasi mesin jatuh ke carter kemudian dialirkan ke
tangki endap (sump tank) dan dipompa ke filter untuk menyaring
minyak lumas tersebut dari kotoran-kotoran, pecahan-pecahan bahan
atau partikel-pertikel logam.

6
Setelah minyak lumas disaring dengan melewati filter, minyak
lumas tersebut dialirkan ke pendingin minyak lumas (oil cooler) yang
berfungsi untuk mendinginkan minyak lumas, karena minyak lumas
setelah melumasi dengan menggunakan sistem kombinasi, minyak
lumas dialirkan dengan menggunakan pompa roda gigi, yang dibuat
saluran-saluran kecil sebagai jalan aliran minyak pelumas (Prasetyo,
2022).

2.5 Pelumas mesin

Dalam sebuah mesin terdapat banyak bagian yang mengalami


gesekan seperti metal, roda gigi, torak yang dikenakan gaya gesek
yang mengganggu gerakannya. Karena gaya ini, bagian yang
bergerak menjadi aus sehingga kedudukannya longga atau malah
melekat sehingga tidak dapat bergerak lagi. (Aditria, 2022)

a. Sistem carter basah


Pada sistem ini di bagian bawah dari pada piringan atau pun
yang juga merupakan tangki supli dan ada kalanya juga merupakan
alat pendingin dari pada pelumas. Minyak lumas yang jatuh menetes
dari silinder-silinder dan bantalan-bantalan kembali ke dalam tempat
ini, untuk selanjutnya dialirkan kembali dengan sebuah pompa
minyak lumas kedalam sistem pelumasannya tadi. Sistem sump tank
basah ini banyak digunakan pada mesin- mesin kecil. (Aditria, 2022).

7
b. Sistem Carter Kering
Minyak lumas yang jatuh ke dalam sump tank selanjutnya di
alirkan dengan sebuah pompa minyak lumas melalui sebuah filter dan
dikembalikan lagi ke dalam tangki supli. Tangki supli ditempatkan di
luar mesinnya, pompa ini mempunyai kapasitas yang besar sehingga
dapat mengosongkan sama sekali sump tanknya atau tangkinya.
(Hendrawan, 2021).

2.6 Minyak Lumas

1) Minyak lumas cair


Jenis yang banyak terdapat dan sering digunakan adanya
minyak lumas mineral yang disuling dari minyak bumi dan
dimurnikan. Penggunaannya untuk melumasi bagian- bagian yang
bergerak seperti poros engkol, silinder dan lainnya.

2) Minyak lumas setengah padat


Yang paling popular adalah lemak yang dihasilkan oleh
penambahan sabun kalsium atau sabun soda ke minyak lumas.
Dipakai untuk melumasi bagian-bagian yang bergerak lambat dan
cepat, seperti transmisi, poros engkol.

3) Minyak lumas padat


Grafik berbentuk serbuk dan digunakan sebagai campuran
dengan lemak atau minyak lumas. Dipakai untuk melumasi bagian-
bagian yang bersuhu tinggi. ( Mustain, 2019)

8
2.7 Sistem Pendinginan Minyak Lumas

Dalam sistem pendinginan minyak lumas tertutup ini air dipompa


dimasukan ke dalam pendingin minyak lumas (oil cooler) untuk
mendinginkan minyak lumas yang berasal dari tangki endap
kemudian air laut tersebut dialirkan ke pendingin air tawar (water
cooler) untuk mendinginkan air tawar tersebut, air laut tersebut
dikeluarkan melalui lambung kapal. Sedangkan air tawar dan minyak
lumas yang telah didinginkan oleh air laut dialirkan ke mesin induk
untuk mendinginkan dan melumasi mesin tersebut. Sirkulasi minyak
pelumas ditunjukkan pada gambar 3. ( Danil, 2022).

Filter Oil Pompa Oil

L.O
Carte Cooler
r

Engine block Turbo


Main charger
Engin
Filter Oil
e

Gambar 3 Sirkulasi Minyak Pelumas

9
2.8 Proses Perawatan Sistem Pelumasaan Mesin Diesel

Sistem pelumasan merupakan sistem yang sangat berpengaruh


besar terhadap kinerja mesin. Untuk itu kita harus selalu
merawat/memelihara sistem ini, apabila sistem ini diabaikan dapat
merusak mesin itu sendiri penggantian minyak pelumas selalu
dilakukan setelah 1200 jam kerja. Dengan cara minyak pelumas
bekas dipompa dari tangki endap (sumptank). Setelah tangki endap
kosong kemudian disemprot dengan udara bertekanan untuk
membersihkan kotoran-kotoran, pecahan-pecahan bahan yang
mengendap di tangki endap tersebut. Mengukur kapasitas minyak
pelumas dengan menggunakan alat ukur (sounding type), tambahkan
minyak pelumas (bila perlu) sesuai dengan buku pedoman
servicenya, dan perhatikan juga kondisi (viskositas) dari minyak
pelumas tersebut. (Mustain, 2019).

Selain mengganti atau membersihkan filter periksa juga minyak


lumas, pipa-pipa saluran minyak lumas pun harus diperhatikan
karena apabila terjadi kebocoran pada pipa-pipa saluran tersebut
maka akan mengakibatkan borosnya minyak lumas dan tekanan pun
akan mengalami penurunan. Untuk memeriksa pipa-pipa saluran
minyak lumas mesin harus dihidupkan dengan begitu akan diketahui
apakah ada atau tidaknya kebocoran-kebocoran pipa-pipa saluran
tersebut. Perhatikan juga pada sambungan-pambungan dan packing-
packingnya. Pada sistem pendinginnya pun harus mendapat
perhatian dengan selalu memperhatikan pada alat ukur berapa
temperature yang keluar dari pendingin minyak lumas ini dan selalu
memperhatikan pipa- pipa air lautnya ( Brian, 2022).

10
BAB III
METODE PRAKTIK

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Kerja Praktik Akhir ini dilaksanakan pada tanggal 06 Maret sampai
dengan 06 Mei 2023 di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)
Kabupaten Sibolga.

3.2 Alat dan Bahan Praktik


Alat dan bahan yang digunakan untuk pengumpulan data pada Kerja
Praktik Akhir adalah sebagai berikut :
1. Alat tulis
2. Alat Dokumentasi (HP)
3. Transportasi (Boot Dan Sepeda Motor)
4. Surat izin praktik
5. Buku panduan Praktik Buku panduan Praktik Modul

3.3 Metode Pengumpulan Data


Dalam Praktik Kerja Lapangan ini kami menggunakan metode:

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu


dilihat dari sudut pandang yang lain. Wawancara adalah bentuk
komunikasi langsung antara peneliti dan responden.
2. Observasi
Observasi dilakukan secara melihat langsung dan mengamati
kehidupan para nelayan tujuannya adalah mencari informasi tentang
kegiatan yang berlangsung untuk kemudian dijadikan objek kajian
penelitian.

11
3.4 Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan yang di gunakan dalam penyusunan


laporan ini antara lain dengan menggunakan data primer dan data
sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah yang langsung diperoleh pada saat


melaksanakan prkatek kerja lapangan. Data primer menggunakan
beberapa teknik pengolahan data

a. Pengamatan (observasi)

Data yang di peroleh melalui pengamatan dan ikut terlibat


dalam melaksanakan praktik akhir. Data yang di kumpulkan
antara lain merupakan data yang mempunyai kerterkaitan dengan
tujuan seperti, sistem pendingin.

b. Wawancara

Suatu metode pengumpulan data untuk memperoleh


keterangan untuktujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka pewawancara dengan narasumber tanpa
menggunakan pedoman wawancara. Percakapan itu di lakukan oleh
dua pihak atau lebih. Pada metode ini di lakukan wawancara kepada
KKM (Kepala Kamar Mesin) dan masinis, serta cara memelihara
mesin induk baik di laut maupun di darat.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data secara


visual dengan cara menggambil gambar mesin induk, cara merawat
mesin induk di kapal purse seine. Penulisan melakukam
dokumentasi yang

12
berupa foto mesin induk di kapal dan kegiatan perawatan maupun
perbaikan di atas kapal menggunakan kamera.

2. Data Sekunder

Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau


Proposal historis yang telah tersusun dalam arsip yang di
publikasikan dan yang tidak di publikasikan dalam Proposal ini
data sekunder di dapat dari lembanga maupun perusahaan atau
pihak-pihak yang berkaitan dengan Propsal ini.

3.5 Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan penulis selama pelaksanaan Kerja Peraktik


Akhir dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 1 Rencana Kegiatan Peraktik Kerja


Lapangan:

Mei Juni
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembukaan KPA di PPN
Kabupaten
Silboga

Berkunjung ke tempat
bengkel kapal
Naik ke Kapal

Turun dari kapal

Penutupan KPA di PPN


Kabupaten
Silboga dan Membuat
Laporan

13
DAFTAR PUSTAKA

Aditria, A. (2022). perawatan sistem pelumasan pada mesin induk


yanmar di kapal tunda selat legundi di pt. jasa armada indonesia
v. karya tulis.
Azis, M. A., Iskandar, B. H., & Novita, Y. (2017). Kajian desain kapal
purse seine tradisional di Kabupaten Pinrang (study kasus KM.
Cahaya Arafah). albacore Jurnal Penelitian Perikanan Laut,
1(1), 69-76
Brian, l. (2022). pengoperasian dan perawatan kompresor udara dua
tingkat di kapal mv. tanto nusantara. politeknik transportasi
sungai, danau, dan penyeberangan palembang.
Danil, A. (2022). modul pembelajaran desain sistem iv (perancangan
layout kamar mesin & kelistrikan kapal).
Hendrawan, A., siswadi, s., supari, s., & al khomsi, r. a. a. (2021).
penyebab kerusakan electro motor oil max pump pada mesin
induk di km. dharma kartika ix. saintara: jurnal ilmiah ilmu-ilmu
maritim, 5(2), 28–35.
Mustain, i., & hidayat,T. (2019). metode perawatan sistem
pelumasan untuk menunjang kinerja motor induk di atas kapal
km. djo pada pt. dharma bahari riau. jurnal sains teknologi
transportasi maritim, 1(1), 19–26.
Novan, A. (2019). sistem pelumasan mesin induk di km. mutiara
barat pt. atosim lampung pelayaran jakarta. karya tulis.
Prasetyo, D. (2022). pengaruh turunnya tekanan minyak lumas
terhadap kinerja mesin induk di mv. armada serasi. politeknik
ilmu pelayaran semarang.

14
Rabiman, M. P. (2017). pengetahuan dasar teknik otomotif.
Riko, A. S. (2021). penyebab mesin induk mtu 4000m93 tidak
berputar ketika udara pejalan sudah di supply di kapal kn.
alugara p. 114 kplp tanjung priok. karya tulis.
TAUFIK, N. S. (2015). upaya perawatan kompresor udara untuk
mempertahankan kemampuan kompresor di km. bukit
raya (doctoral dissertation, politeknik ilmu pelayaran semarang).

15
LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai