Perbedaan Kandungan Albumin Ikan Gabus P
Perbedaan Kandungan Albumin Ikan Gabus P
OLEH
MUHAMMAD ASFAR
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hidup di air tawar dan sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Ikan
gabus berkembang biak dan hidup di daerah sungai, sawah, empang dan
panjang dan bulat, kepalanya seperti kepala ular, jenis ikan ini dapat
hidup dalam air yang kotor dengan kadar oksigen yang rendah, bahkan
mencapai 100 cm dan hidup di muara-muara sungai serta danau. Ikan ini
jarang di jual di pasar dan dianggap oleh masyarakat ikan jenis ini suka
memakan kotoran dan bangkai hewan serta bentuknya yang seperti ular.
Namun akhir-akhir ini banyak masyarakat yang mulai menyukai ikan
dalam ikan gabus sangat tinggi dan banyak faedahnya. Hal ini diketahui
yang menyusun ikan terdiri dari air 60,0 – 84,0 %, protein 18,0 – 30 %,
menurut Vaas (1956) dalam Tahir (1997), komposisi kimia ikan gabus
terdiri dari air 77,0 %, protein 11,0%, lemak 1,5 %, karbohidrat 0,2 %
penelitian Abu Bakar, dkk. Bahwa kandungan tepung ikan gabus memiliki
gabus ini memiliki manfaat bagi kesehatan, Tim peneliti dari Universitas
umum dalam tiga bentuk pengolahan yaitu diolah dengan cara dimasak,
fungsional. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk menguji kadar
albumin ikan gabus dari pengolahan yang sering dilakukan secara umum
gabus adalah bersifat protein yang mudah terdenaturasi dan larut air
pada ikan gabus dengan cara pengolahan yang umum dilakukan oleh
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Klas : Pisces
Ordo : Labyrinthychy
Family : Channidae
Genus : Channa
berwarna gelap dan bercorak kombinasi warna hitam dan kuning tua,
kadang terdapat di air payau berkadar garam rendah. Ikan ini hidup di
muara-muara sungai, danau dan dapat pula hidup di air kotor dengan
berkualitas tinggi. Protein dalam ikan tersusun dari asam amino yang
(Irawan, 1997)
Afrianto dan Liviawati (1989), menjelaskan bahwa komponen kimia
utama yang menyusun ikan terdiri dari air 60,0 % - 84%, Protein 18,0-
komposisi kimia ikan gabus terdiri dari air 77,0 %, protein 11,0%, lemak
unsur kimiawi organik ikan adalah 75% oksigen, 10% hidrogen, 9,5%
dibutuhkan oleh tubuh, dan ada beberapa jenis ikan yang memiliki
B. Albumin
cairan yang normal pada pembulu darah dan lingkungan sel (Anonim,
2005)
(1) sebagai pengangkut ion-ion Ca+, asam lemak, empedu, bilirubin dan
Dalton, terdiri dari rantai polipeptida tunggal dari 585 residu asam
1,5 g/dl merupakan suatu tingkat kritis, dibawah nilai inilah akan terjadi
Selain mengobati luka bakar dan luka pasca oprasi, albumin bisa
Salah satu sumber daya hayati yang banyak melimpah dan kaya
Baru-baru ini telah diteliti oleh Eddy Suprayitno yang merupakan guru
besar pertama untuk Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya, bahwa
asam amino assential yang sangat lengkap. Namun ikan gabus tersebut
saringan. Air yang keluar dari ikan itulah ekstraknya (Anonimous, 2003).
dilaporkan.
supplement tepung ikan gabus yang kaya akan protein albumin adalah
segera setelah diolah tanpa ada tenggang waktu tunggu. Buah dan
sayur segar akan kehilangan vitamin yang bernilai tinggi jika disimpan
singkat.
Mengkonsumsi bahan segar menurut para ahli gizi jauh lebih baik
antaranya kurang lezat jika tidak dimasak terlebih dahulu, bahkan ada
Pati kentang yang mentah tidak dapat dicerna oleh tubuh. Kacang
kacang yang telah dimasak akan menjadi makanan yang sehat karena
toksin yang tidak tahan panas pada kacang akan rusak selama proses
(provitamin A) pada wortel dapat terserap oleh tubuh secara lebih baik
merah menjadi berwarna coklat, sayuran hijau jika dimasak terlalu lama
akan berubah menjadi pucat, mentega atau margarine yang berwarna
1. Pemasakan
elastis, aroma dan citarasa akan terbentuk, bahan pangan akan lebih
sehingga bentuk aslinya tidak lagi nampak. Cara pemasakan yang keliru
befubah menjadi putih dan padat saat suhu panas telah tercapai. Jika
telur dimasak atau digoreng terlalu lama atau suhu terlalu tinggi akan
menjadi terlalu keras dan liat. Hal yang sama terjadi pada pemasakan
daging. Setelah suhu lebih dari 80°C daging akan menjadi lunak. Di
bawah pengaruh panas kering (60° - 65°C) kolagen akan menyusut dan
sebesar 20% karena otot terperas. Pada suhu 80° - 90° C kolagen mulai
air dan tidak tahan panas daripada hewan yang lebih tua. Ketika
hewan yang tua, kolagen menjadi tahan panas sehingga tidak pecah
pada saat pemasakan, akibatnya daging akan keras. Otot yang banyak
1996).
2. Dibakar
Selain itu bahan pangan dapat terlebih dahulu dibungkus dengan daun
terjadinya penetesan cairan lemak dari bahan ke atas bara api. Reaksi
antara tetesan lemak dengan bara api akan menghasilkan asap yang
(benzo(a)piren)
suhu dapat diatur pada 200°C, hal tersebut tidak perlu dirisaukan.
Berbeda jika pada panas yang tinggi hingga 500°C, maka pembentukan
produk daging dan ikan asap, kandungan benzopiren tidak boleh lebih
3. Digoreng
B. Metode Penelitian
A. Pengolahan
sebagai berikut :
Dimasak
di beri bumbu
matang.
Dibakar
mol/L
hari).
digunakan.
(BSA)
0,3, 0,4, 0,6, 0,7, 0,8 dan 1 ml protein standar. Tambah air
penambahan.
Persiapan Sampel
pengenceran.
Penetapan Sampel
A. Hasil
Kurva standar
Kurva Standar
0.15
Absorbansi (A)
0.1
y = 0,0005x + 0,015
0.05 R² = 0,944
0
0 50 100 150 200 250 300
Konsentrasi (ppm)
Hasil Pengukuran
perlakuan ikan gabus masak yaitu 3,705 gram/ 100 ml sendangkan kadar
gram/100 ml.
Hasil analisa sidik ragam terhadap kadar albumin ikan gabus dari
taraf 5 % dan 1 %. Hal ini berarti terdapat perbedaan namun tidak nyata
terhadap perlakuan yang satu dengan yang lain dari kadar albumin yang
dihasilkan.
1. Ika n Goreng
0,0005 x + 0,015 sehingga diperoleh 286 ppm dan 342 ppm kemudian
albumin bahan yaitu 4,71 g/100ml. Kadar albumin ikan gabus segar
per 100 cc ikan gabus adalah 6,224 gram. Hal ini dikarenakan selama
dilakukan pengolahan berupa penggorengan, memungkinkan
pengirisan.
2. Ikan Masak
diperoleh konsentrasi yaitu 262 ppm dan 323 ppm. Setelah konsentrasi
kadar albumin bahan 3,705 g/100ml. Nilai ini jauh dari kadar albumin
kandungan albumin per 100ml ikan gabus adalah 6,224 gram dan
adalah tingginya kadar protein (25,5%) dan albumin (6,2%) yang dapat
kadar albumin ini dimungkinkan terjadi pada saat preparasi sampel dan
pada saat pemasakan. Karena albumin adalah protein larut air sehingga
dapat hilang pada saat pencucian dan larut dalam air pada saat
dimasak.
3. Ikan Bakar
0,0005x + 0,015 sehingga diperoleh 476 ppm dan 220 ppm kemudian
albumin bahan yaitu 5,22 g/100ml. Kadar albumin ini lebih tinggi
ikan goreng. Namun masih lebih rendah dari kadar albumin ikan gabus
albumin per 100 ml ikan gabus adalah 6,224 gram. Hal ini dikarenakan
A. Kesimpulan
B. Saran
seperti biskuit ikan gabus, bakso ikan gabus, otak-otak ikan gabus dan
lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Crespo, J.C., Gonvales, A.L., Elisabeth, S., Grellet, A.P.Y. Lopes 2000.
Albumin Purification From Human Placenta. Biotechnology Appl
Biochem. 31,1001-006.
Johanes, Capallo. 1998. Studi Profil Asam Amino Albumin dan Mineral Zn
pada Ikan Gabus (Ophichepalus striatus) dan Ikan Tomang. Fakultas
Perikanan Unibraw. Malang.
Makfoed, Djarir., Djagal W.M., Pudji Hastuti, Sri Anggrahini, Sri Raharjo,
Sudarmanto Sastrosuwignyo, Suhardi, Soeharsono M., Suwedo
Hadiwiyoto dan Tranggono, 2002, Kamus Istilah Pangan dan Gizi.
Kanisius, Yogyakarta.
Mizer, David A., Mary Porter, Beth Sonier, Karen Eich Drummond, 2000.
Food Preparation For The Profesional, 3rd ed. John Wiley & Sons, Inc.
New York.
Tahir, M., 1997. Studi Pembuatan abon Ikan Gabus. Teknologi Pertanian
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Schwedt, George., 2005. Taschenatlas der Lebensmittelchemie. WILEY-VCH
Verlag, Weinheim., di dalam Mahendradatta, M., 2007. Pangan Aman
dan Sehat, LEPHAS
Vieira, Ernst. R., 1996. Elementary Food Science. 4th Edition, Chapman and
Hall, New York.
Weber dan Beaufort (1922), direvolusi oleh Ng dan Li di dalam Kottelat et al.,
(1993), di dalam Bijaksana (2004)
LAMPIRAN
1 2
27,27
Lampiran 2. Tabel Analisa Sidik Ragam Terhadap Kadar albumin ikan gabus
SK db JK KT F hit F 5% F 1%
Total 4
tn
: berbeda tidak nyata pada taraf 5 % dan 1%