Anda di halaman 1dari 18

MAGISTER BIOMEDIK

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

UJIAN AKHIR SEMESTER


METODOLOGI RISET
ENDANG LESTARI, M.Med.Ed. PhD.
Nama : Metalia
MBK : MBK2219010290

1. Untuk mengatasi masalah sulitnya menemukan alat spirometer di daerah terpencil maka
Seorang peneliti ingin mengetahui beberapa factor yang dapat dipergunakan sebagai
predictor kapasitas vital paru. Beberapa factor yang diteliti sebagai predictor vital paru
tersebut adalah: usia, rentang lengan dan lingkar dada. Penelitian dilakukan pada
mahasiswa laki-laki FK Unissula angkatan 2010.
No. Usia rentang lengan lingkar dada vital paru
1 21 181 83 3.48
2 21 185 78.5 2.69
3 21 184 84 3.1
4 20 176 83 3.2
5 20 173 84 3.2
6 20 177 80 3.33
7 21 180.5 80 3.26
8 21 177.5 95 3.9
9 20 173 76 2.97
10 21 168 92 4
11 19 175 77.5 2.25
12 20 167 92.5 3.78
13 20 176.5 85.5 2.68
14 20 180 86 2.73
15 20 168 77.5 2.75
16 19 196.5 94 4.2
17 20 173 79 2.72
18 20 167 86 3.2
19 20 174.5 72 2.57
20 20 171.5 78.5 2.51
21 19 172 87 3.75
22 19 175 92 4.17
23 19 176.5 78 2.75 Data yang
24 19 174 75.5 2.12 terkumpul
dari 25 19 175 79 2.78 45
26 19 176.5 91 3.9 responden,
27 21 167 79 2.8 ditampilkan
28 19 172 77 2.7 pada table
di 29 19 178 82 3.35 atas.
 30 20 167 86 3.2 Tentukan
31 20 174.5 72 2.57 desain
32 20 171.5 78.5 2.51 penelitian
33 19 172 87 3.75 yang dapat
34 19 175 92 4.17
35 19 176.5 78 2.75
36 19 174 75.5 2.12
37 19 175 79 2.78
38 21 184 84 3.1
39 20 176 83 3.2
40 20 173 84 3.2
41 20 168 77.5 2.75
42 19 196.5 94 4.2
43 20 173 79 2.72
44 20 167 86 3.2
45 21 168 88 3.1
dipergunakan oleh peneliti. Jelaskan justifikasi pemilihan desain tersebut. Desain
penelitiannya adalah desain penelitian observasional dengan jenis penelitian Analitik
dan menggunakan pendekatan studi cross sectional.
Penelitian analitik adalah penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan antara
variable, dilakukan analisis terhadap data yang telah terkumpul sehingga perlu dibuat
hipotesis. Pada penelitian ini Seorang peneliti ingin mengetahui beberapa factor yang
dapat dipergunakan sebagai predictor kapasitas vital paru. Beberapa factor yang
diteliti sebagai predictor vital paru tersebut adalah: usia, rentang lengan dan lingkar
dada.

 Tentukan teknik sampling yang tepat. Jelaskan justifikasi terhadap teknik sampling
pilihan Anda tersebut.
Teknik random sampling . Random sampling adalah jenis pengumpulan sampel
probabilitas yang mana setiap orang di semua populasi target mempunyai hak
kesempatan yang sama dalam memilih. Sampel ini nantinya dipilih secara acak agar
representasi hasilnya tidak bias dari total populasi yang ada.

 Hitunglah factor apa sajakah yang berpengaruh terhadap kapasitas vital paru ?

ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 10.913 3 3.638 47.004 .000b
Residual 3.173 41 .077
Total 14.086 44
a. Dependent Variable: vitalparu
b. Predictors: (Constant), lingkardada, usia, rentanglengan
Tabel ANOVA menunjukkan bahwa nilai F hitung =47,004 dan nilai signifikansi 0,000 artinya <
0,05, menunjukkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak. Yang artinya koefisien regresi nya
SIGNIFIKAN

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -4.029 1.685 -2.391 .021
Usia -.032 .057 -.042 -.568 .573
rentanglengan .007 .007 .077 1.008 .319
lingkardada .080 .007 .859 11.257 .000
a. Dependent Variable: vitalparu
Dari data diatas dapat diketahui, bahwa factor usia memiliki nilai signifikansi 0,573. Faktor
rentang lengan memiliki nilai signifikansi 0,319 dan factor lingkar dada nilai signifikansi nya
0,000 terhadap kapasitas vital paru.

 Factor apakah yang menjadi predictor dominan terhadap vital paru?

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -4.029 1.685 -2.391 .021
Usia -.032 .057 -.042 -.568 .573
rentanglengan .007 .007 .077 1.008 .319
lingkardada .080 .007 .859 11.257 .000
a. Dependent Variable: vitalparu
Dari hasil diatas diketahui bahwa hanya variable LINGKAR DADA saja yang memiliki p < 0,05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa variable LINGKAR DADA merupakan predictor yang
DOMINAN berpengaruh terhadap kapasitas vital paru.
2. Lakukan Rapid critical appraisal terhadap artikel publikasi yang terdapat dalam file pdf
di folder ini. Gunakan lembar Rapid Critical Appraisal ini untuk menilai artikel tersebut:

LEMBAR RAPID CRITICAL APPRAISAL

ARTIKEL TERAPI

a. Apakah tujuan penelitiannya?


Jawaban : untuk menguji rosuvastatin dalam mencegah peristiwa vasculer pada pria
dan wanita dengan protein C-reaktif yang ditinggikan.
b. Apakah desain penelitiannya?
Jawaban : Desain penelitiannya Jupiter
c. Apakah populasi dan sampel penelitiannya?
Jawaban :
Populasinya adalah 17.802 pria dan wanita yang tampak sehat dengan kadar
kolestrol low-density lipoprotein (LDL).
Sampelnya adalah pria berusia 50 th atau lebih dan wanita berusia 60 th atau lebih.
d. Bagaimanakah cara pengumpulan datanya?
Jawaban : Tes Uji Coba Acak
e. Apakah uji statistik yang dipergunakan?
Jawaban : Analisis statistik JUPITER
A. menilai internal validity
1. apakah kelompok perlakuan dan kelompok kontrol terwakili
(representative) dan sebanding?
a. Apakah pemilihan subjek dilakukan secara random?
Yang terbaik adalah Dimana Informasi ini dapat
ditemukan

Seharusnya, subjek dipilih secara random Bagian ’Methods’ harus berisi


dari populasi target. Jika metode mengenai bagaimana pasien dipilih
pengambilan sampel yang lain selain sebagai sampel dan bagaimana
random sampling dipergunakan, maka sampel dialokasikan/ dibagi dalam
perlu dipertimbangkan. Kriteria inklusi group serta apakah randomisasi
dan eksklusi juga harus ditetapkan dengan dilakukan.
jelas. Jumlah subjek harus besar, sehingga
sampel dapat representative

Pembagian subjek ke dalam kelompok juga


harus dilakukan secara random
Bagaiman penilaian terhadap penelitian ini? YA TIDAK TIDAK JELAS

Comentar anda: iya pada jurnal ini sudah sesuai karena subjek dipilih secara
random ( test uji coba acak ) dari populasi target. Jumlah populasinya ada 17.802
terdiri dari pria & wanita. Dan sample yang diambil hanya pria berusia 50 tahun
atau lebih dan wanita berusia 60 tahun atau lebih yang memenuhi syarat untuk uji
coba.

b. Apakah kedua kelompok tersebut sama dan sebanding sejak awal


penelitian?
Yang terbaik adalah Dimana informasi ini dapat
ditemukan

Jika proses randomisasi dilakukan dengan Pada bagian ’HASIL’ harus terdapat
baik, maka kedua kelompok akan memiliki tabel karakteristik umum dari subjek
karakter yang sama. Jika kedua kelompok yang menggambarkan usia, gender,
berbeda, artikel harus menjelaskan bahwa dan fakor risiko lain dari ke dua
keduanya secara statistik homogen. kelompok subjek. Jika tidak, harus
ada deskripsi karakter subjek pada
teks.

Bagaiman penilaian terhadap penelitian ini? YA TIDAK TIDAK JELAS


Comentar anda:

Ya, karena di dalam artikel dijelaskan bahwa kedua kelompok secara statistik
homogen dan terdapat tabel karakteristik umum dari subjek yang menggambarkan
usia, gender, dan fakor risiko lain dari ke dua kelompok subjek

c. Apakah kedua kelompok mendapatkan perlakuan yang sama (diluar


perlakuan eksperimen yang akan dibandingkan?)
What is best? Where do I find the information?

Subjek harus mendapat perlakuan yang Pada bagian ’METHOD’ harus


sama, di luar perlakuan eksperimen. menjelaskan perlakuan umum untuk
seluruh kelompok dan perlakuan
khusus untuk kelompok eksperimen.

Bagaiman penilaian terhadap penelitian ini? YA TIDAK TIDAK JELAS

Comentar anda:

Ya, Subjek mendapat perlakuan yang sama, di luar perlakuan eksperimen. Selain
itu, pada bagian ’METHOD’ dijelaskan perlakuan umum untuk seluruh kelompok
dan perlakuan khusus untuk kelompok eksperimen

d. Apakah keseluruhan subjek yang ikut dalam penelitian dihitung hingga


akhir penelitian dan dilaporkan keberadaannya?
What is best? Where do I find the information?

Losses to follow up (jumlah yang Bagian RESULT harus menunjukkan


tereliminasi selama proses penelitian berapa subjek yang dirandomisasi,
berlangsung) harus minim (biasanya dan berapa yang dianalisis, berapa
kurang dari 20%). Subjek harus dianalisis yang dropp out dan alasan dropp out
di dalam kelompok dimana dia atau loss to follow up.
dirandomisasikan (intention to treat
analysis)

Bagaiman penilaian terhadap penelitian ini? YA TIDAK TIDAK JELAS

Comentar anda:

Ya, karena keseluruhan subjek yang ikut dalam penelitian dihitung hingga akhir
penelitian dan dilaporkan keberadaannya.

2. Apakah pengukurannya akurat


a. Apakah menggunakan single blind atau double blind (baik subjek dan
investigator tidak mengetahui treatment yang diberikan kepad tiap
subjek?
What is best? Where do I find the information

Jika baik subjek maupun investigator tidak Bagian METHODE akan menjelaskan
menyadari treatment yang diberikan apakah subjek dan investigator
(double blind). Blinding tidak terlalu menyadari treatment yang diberikan,
penting jika outcome penelitiannya dan bagaimana outcome penelitian
objektif (misal: kematian) dari pada jika dikumpulkan oleh investigator.
bersifat subjektif (seperti symptom atau
fungsi)

Bagaiman penilaian terhadap penelitian ini? YA TIDAK TIDAK JELAS

Comentar anda:

Ya, karena baik subjek maupun investigator tidak menyadari treatment yang
diberikan (double blind). Blinding tidak terlalu penting karena outcome
penelitiannya objektif (kematian).

b. Apakah outcome penelitian diukur dengan cara yang sama pada seluruh
kelompok?
What is best? Where do I find the information

Baik outcome (data yang diambil dari Bagian METODE harus menjelaskan
subjek) harus diukur dengan cara yang bagaimana outcome diukur atau
sama baik pada kelompok perlakuan bagaimana data dikumpulkan. Bagian
maupun kelompok kontrol harus HASIL harus menjelaskan
penggunaan outcome/data tersebut

Bagaiman penilaian terhadap penelitian ini? YA TIDAK TIDAK JELAS

Comentar anda:

Ya, karena outcome penelitian diukur dengan cara yang sama pada seluruh
kelompok dan di bagian metode menjelaskan bagaimana outcome diukur atau
bagaimana data dikumpulkan. bagian hasil menjelaskan penggunaan outcome/data
tersebut.

3. Apakah kelompok kontrol memperoleh placebo?


What is best? Where do I find the information?

Kelompok kontrol harus memperoleh Bagian METODE harus menjelaskan


placebo treatmen yang diberikan kepada
kelompok perlakuan (eksperimental
group) dan pada kelompok kontrol.

Bagaiman penilaian terhadap penelitian ini? YA TIDAK TIDAK JELAS

Comentar anda:

Ya, karena pada penelitian ini ada kelompok kontrol yang memperoleh plasebo. Yang
dibuktikan dengan tabel dibawah ini.
B. Apakah hasilnya karena faktor peluang?

1. Apakah pengukuran yang dipergunakan dan bagaimana pengaruh dari


perlakuan?
Hitung RR, ARR, RRR, NNT kemudian simpulkan

YA TIDAK Total
Rosuvastatin 8.901 8.901 17.802
Plasebo 8.901 8.901 17.802
Total 17.802 17.802

RR= A/A+B : C/C+D = (8.901 / 17.802) : (8.901 / 17.802) = 0,5 : 0,5= 1

ARR= C/C+D – A/A+B = (8.901 / 17.802) : (8.901 / 17.802) = 0,5– 0,5 = 0

RRR = ARR / CER = 0 /0,5 = 0

NNT = 1/ARR = 1/0 = 0

2. Apakah terjadinya efek disebabkan karena faktor peluang atau karena faktor
perlakuan?
Nilai p<0,001 untuk semua perbandingan antar kelompok kecuali kolestrol,
HDL pada 36 bulan (p=0,003) dan pada 48 bulan (p=0,34). Perbedaan rata-
rata kadar kolestrol LDL antar kedua kelompok pada 12 bulan adalah 47 mg
per desiliter (1,2 mmol per liter). Untuk mengubah nilai kolestrol menjadi
milimol per liter, kalikan dengan 0,02586. Untuk mengonversi nilai
trigliserida ke milimol per liter, kalikan dengan 0,01129.

Confidence interval (CI)

Rosuvastatin juga dikaitkan dengan penurunan yang signifikan dalam tingkat


komponen individu dari titik akhir percobaan primer. Untuk titik akhir infark
miokard fatal atau nonfatal, tingkat kejadian adalah 0,17 dan 0,37 per 100
orang-tahun masa tindak lanjut pada kelompok rosuvastatin dan plasebo,
masing-masing (rasio bahaya untuk rosuvastatin, 0,46; 95% CI, 0,30 hingga
0,70; P= 0,0002). Angka yang sesuai adalah 0,18 dan 0,34 untuk stroke fatal
atau tidak fatal (rasio bahaya, 0,52; 95% CI, 0,34 hingga 0,79; P=0,002),
0,41 dan 0,77 untuk revaskularisasi arteri atau angina tidak stabil (rasio
bahaya, 0,53; 95% CI, 0,40 hingga 0,70; P<0,00001), dan 0,45 dan 0,85
untuk titik akhir gabungan infark miokard nonfatal, stroke nonfatal, atau
kematian akibat penyebab kardiovaskular (rasio bahaya, 0,53; 95% CI, 0,40
hingga 0,69; P<0,00001).Selain itu, tingkat kematian dari penyebab apapun
adalah 1,00 dan 1,25 per 100 orang-tahun masa tindak lanjut pada kelompok
rosuvastatin dan plasebo, masing-masing.

Kesimpulan:

Kesimpulannya, dalam uji coba secara acak terhadap pria dan wanita yang tampaknya sehat
yang tidak memiliki hiperlipidemia tetapi memiliki peningkatan kadar protein C-reaktif
sensitivitas tinggi, tingkat kejadian kardiovaskular dan kematian akibat penyebab apa pun
berkurang secara signifikan di antara peserta yang menerima rosuvastatin dibandingkan
dengan mereka yang menerima plasebo.
Validitas internal:

Jumlah total efek samping serius yang dilaporkan serupa pada kelompok rosuvastatin dan
plasebo (masing-masing 1352 dan 1377; P=0,60) (Tabel 4). Sembilan belas kejadian
miopati dilaporkan (dalam 10 subjek yang menerima rosuvastatin dan 9 yang menerima
plasebo, P=0,82). Setelah penutupan percobaan, satu kasus rhabdomyolysis nonfatal
dilaporkan pada peserta berusia 90 tahun dengan influenza demam, pneumonia, dan miopati
akibat trauma yang termasuk dalam kelompok rosuvastatin.

Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok studi dalam hal kelemahan
otot, kanker yang baru didiagnosis, atau gangguan sistem hematologi, gastrointestinal, hati,
atau ginjal. Berkenaan dengan langkah-langkah keamanan langsung, tingkat elevasi tingkat
alanin aminotransferase lebih dari tiga kali batas atas kisaran normal serupa pada kedua
kelompok. Laju filtrasi glomerulus rata-rata pada 12 bulan adalah 66,8 dan 66,6 ml per
menit per 1,73 m2luas permukaan tubuh masing-masing pada kelompok rosuvastatin dan
plasebo (P=0,02). Pengukuran yang ditentukan protokol menunjukkan tidak ada perbedaan
yang signifikan antara kelompok studi selama masa tindak lanjut sehubungan dengan kadar
glukosa darah puasa (98 mg per desiliter [5,4 mmol per liter] pada kedua kelompok, P =
0,12) atau glikosuria yang baru didiagnosis ( pada 36 subjek pada kelompok rosuvastatin
dan 32 pada kelompok plasebo, P=0,64; ada perbedaan minimal dalam nilai median
hemoglobin terglikasi (5,9% dan 5,8%, masing-masing; P=0,001). Namun demikian,
diabetes yang dilaporkan dokter lebih sering terjadi pada kelompok rosuvastatin (270
laporan diabetes, vs 216 pada kelompok plasebo; P=0,01); acara ini tidak diputuskan oleh
komite titik akhir. Berbeda dengan temuan dalam penelitian sebelumnya tentang terapi
statin dosis tinggi,23kami tidak menemukan perbedaan yang signifikan antara kelompok
dalam jumlah subjek dengan perdarahan intrakranial (enam pada kelompok rosuvastatin
dan sembilan pada kelompok plasebo, P=0,44).

Hasil:

Percobaan dihentikan setelah median tindak lanjut 1,9 tahun (maksimum, 5,0).
Rosuvastatin mengurangi kadar kolesterol LDL sebesar 50% dan tingkat protein C-reaktif
sensitivitas tinggi sebesar 37%. Tingkat titik akhir primer adalah 0,77 dan 1,36 per 100
orang-tahun masa tindak lanjut pada kelompok rosuvastatin dan plasebo, masing-masing
(rasio bahaya untuk rosuvastatin, 0,56; interval kepercayaan 95% [CI], 0,46 hingga 0,69;
P< 0,00001), dengan tingkat yang sesuai sebesar 0,17 dan 0,37 untuk infark miokard (rasio
bahaya, 0,46; 95% CI, 0,30 hingga 0,70; P=0,0002), 0,18 dan 0,34 untuk stroke (rasio
bahaya, 0,52; 95% CI, 0,34 hingga 0,79 ; P=0,002), 0,41 dan 0,77 untuk revaskularisasi
atau angina tidak stabil (rasio hazard, 0,53; 95% CI, 0,40 hingga 0,70; P<0,00001), 0,45
dan 0,85 untuk titik akhir gabungan infark miokard, stroke, atau kematian akibat penyebab
kardiovaskular (rasio bahaya, 0,53; 95% CI, 0,40 hingga 0,69; P<0,00001), dan 1,00 dan
1,25 untuk kematian karena sebab apa pun (rasio bahaya, 0,80; 95% CI, 0,67 hingga 0,97;
P=0,02). Efek yang konsisten diamati pada semua subkelompok yang dievaluasi. Kelompok
rosuvastatin tidak mengalami peningkatan miopati atau kanker yang signifikan tetapi
memiliki insiden diabetes yang dilaporkan oleh dokter lebih tinggi

Anda mungkin juga menyukai